PERSALINAN NORMAL
oleh:
Yoga Rosi Susanto, S.Kep.
NIM 212311101106
e. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.
Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan
SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan serviks. Proses dilanjutkan
dengan terjadinya penurunan kepala bayi yang akan menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5- 10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dengan pelepasan plasenta
maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan,
sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
f. Tahapan persalinan
Dalam Kurniarum (2016), Terdapat 4 kala atau 4 tahapan dalam
persalinan normal, antara lain:
1. Kala I
2. Kala II
3. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsungnya kala III tidak
lebih dari 30 menit. Kala III juga disebut dengan kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Berikut fisiologi pada saat kala III:
a) Segera setelah bayi dan air ketuban tidak berada dalam uterus,
kontraksi terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil
b) Ukuran tempat melekatnya plasenta juga mengecil, plasenta menjadi
tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus
c) Sebagian pembuluh darah yang kecil robek saat plasenta lepas.
Tempat melekatnya plasenta akan berdarah terus hingga uterus
seluruhnya berkontraksi (kehilangan darah 350-360 cc/menit)
d) Setelah plasenta lahir, dinding uterus berkontraksi dan menekan
semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan menghentikan
perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut.
Manajemen aktif kala III (MAK III) yang dapat dilakukan adalah
(Karjatin, 2016) :
a) Pemberian suntikan oksitosin 10 unit yang diberikan IntraMuskuler
dalam 1 menit setelah bayi lahir
b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) sampai muncul
tanda pelepasan plasenta yaitu :
- Perubahan ukuran dan bentuk uterus
- Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba tiba
c) Masase fundus uteri
Pemantauan Kala III dapat dilakukan dengan cara;
a) Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika
ada maka tunggu sampai bayi kedua lahir
b) Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak
rawat bayi segera
4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Kala IV merupakan kala paling kritis karena proses perdarahan yang
berlangsung. Kala IV merupakan masa 1 jam setelah plasenta lahir.
Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30
menit pada jam kedua setelahpersalinan, jika kondisi ibu tidak stabil,
perlu dipantau lebih sering. Observasiintensif karena perdarahan yang
terjadi pada masa ini. Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah :
a) Tingkat kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda vital
c) Kontraksi uterus
d) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400- 500cc
Fisiologi kala IV yaitu setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri
kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Otot-otot uterus berkontraksi,
pembuluh darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan
terjepit. Proses ini akanmenghentikan perdarahan setelah plasenta
dilahirkan.
Terdapat Tujuh (7) langkah pemantauan yang dilakukan pada kala IV
a) Kontraksi rahim: Kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah
plasenta lahir dilakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang perlu dilakukan adalah
mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus. Kontraksi uterus
yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Jika
tidak terjadi kontraksi dalam waktu 15 menit setelah dilakukan
pemijatan uterus akan terjadi atonia uteri.
b) Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa
c) Kandung kencing: Kandung kencing harus kosong, kalau penuh ibu
diminta untuk kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateterisasi.
Kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan
menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
d) Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak Evaluasi
laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai
perluasan laserasi perineum. Derajat laserasi perineum terbagi atas:
- Derajat I Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan kulit
perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan,
kecuali jika terjadi perdarahan
- Derajat II Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada derajat II dilakukan penjahitan
dengan teknik jelujur
- Derajat III Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
- Derajat IV Derajat III ditambah dinding rectum anterior
Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini
memerlukan teknik dan prosedur khusus
e) Uri dan selaput ketuban harus lengkap
f) Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakit
- Keadaan Umun Ibu
1) Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan
setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan jika kondisi
itu tidak stabil pantau lebih sering
2) Apakah ibu membutuhkan minum
3) Apakah ibu akan memegang bayinya
4) Pemeriksaan tanda vital
5) Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri:
6) Rasakan apakah fundus uteri berkontraksi kuat dan berada
dibawahumbilicus. Periksa fundus : 2-3 kali dalam 10 menit
pertama, Setiap15 menit pada jam pertama setelah persalinan,
Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, Masage
fundus (jika perlu)untuk menimbulkan kontraksi
g) Bayi dalam kondisi baik
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine protein (albumin) untuk mengetahui adanya risiko
pada keadaan preeklamsimaupun adanya gangguan pada ginjal yang
dilakukan pada trimester II dan III. Dilakukan juga pemeriksaan urin
gula dan pemeriksaan darah.
2. Usg (Ultrasonografi)
Digunakan untuk melihat gambaran janin, plasenta dan uterus
3. Memakai alat kardiotokografi
Alat ini digunakan untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynometer untuk mendeteksi kontraksi uterus yang kemudian
kudanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran
keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama
h. Persiapan persalinan
Beberapa hal yang harus disiapkan untuk persalinan diantaranya :
1) Ibu
a) Baju tidur, 3 buah
b) Underware secukupnya
c) Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
d) Pembalut khusus, 1 bungkus
e) Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2) Bayi
a) Popok dan gurita bayi, 1-2 buah.
b) Baju bayi, 1-2 buah
c) Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
d) Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e) Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3) Penolong
a) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas
kaki, celemek.
b) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
c) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi : pastikan bahwa
rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC), pencahayaan cukup
dan bebas dari tiupan angin.
d) Alat, Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
1. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat
4. Kateter nelaton
5. Gunting episiotomy
6. Alat pemecah selaput ketuban
7. 2 pasang sarung tangan
8. Kasa atau kain kecil
9. Gulungan kapas basah
10.Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali
pakai 11.Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
12.4 kain bersih
13.3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
e) Bahan
1. Partograf
2. Termometer
3. Pita pengukur
4. Feteskop/ dopler
5. Jam tangan detik
6. Stetoskop
7. Tensi meter
8. Sarung tangan bersih
4) Obat-obatan
a) Ibu
1. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml.
2. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
epinefrin.
3. 3 botol RL
4. 2 Ampul metal ergometrin maleat (disimpan dalam suhu 280C)
b) Bayi
1. Salep mata tetrasiklin
2. Vit K 1 mg
3. Pohon Masalah
4. Konsep asuhan keperawatan dan data yang perlu dikaji
KALA I
A. Fase Laten
Riwayat Kesehatan : meliputi riwayat kesehatan sekarang dan mulai
his, ketuban, perdarahan pervaginam bila ada. Riwayat kesehatan saat
kehamilan ini, meliputi riwayat ANC, keluhan selama hamil, penyakit
selama hamil. Riwayat kesehatan masa lalu bila ada
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas.
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan.
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir. Kontraksi uterus, Pembentukan segmen
atas reham dan segmen bawah Rahim, Penarikan serviks Pada akhir
kehamilan, Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri
eksterna, Pembukaan serviks Pembukaan, Pemecahan kantong
ketuban
d) Nutrisi dan metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.
Kegiatan metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan
suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak output dan kehilangan
cairan. Lambung yang penuh akan menimbulkan ketidaknyamanan,
oleh sebab itu ibutidak dianjurkan untuk makan atau minum terlalu
berlebihan, tetapi makan dan minum yang cukup untuk
mempertahankan energi dan menghindari dehidrasi.
e) Eliminasi
Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh
kardiak output yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi
glomelurus serta aliran plasma ke renal. Kandung kemih harus selalu
dikontrol (setiap 2 jam) yang bertujuan agar tidak menghambat
penurunan bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih
serta menghindari retensi uri selama melahirka
f) Tanda-tanda vital
Tekanan darah meningkat selama kontraksi dengan kenaikan sistolik
rata-rata 10-20 mmHg dan diastolic 5-10 mmHg. Perubahan suhu,
Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1 o C. Suhu
badan yang naik sedikit merupakan keadaan yang wajar, namun bila
keadaan iniberlangsung lama, kenaikan suhu ini mengindikasikan
adanya dehidrasi. Parameter lainnya harus dilakukan antara lain
selaput ketuban sudah pecah atau belum, karena hal ini bisa
merupakan tanda infeksi. Denyut jantung, Denyut jantung yang
sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal
perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi adanya
infeksi. Pernafasan, peningkatan pernafasan ini desebabkan karena
adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan tekhnik
pernafasan yang tidak benar.
2) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik ibu meliputi, keadaan umum,
pemeriksaan head to toe, vaginal toucher.
3) Pemeriksaan janin. Kesejahteraan janin diperiksa DJJ (denyut jantung
janin)meliputi frekuensi, irama, dan intesitas.
4) Pencatatan Partograf
Alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam
proses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil
keputusan klinik khususnya pada persalinan kala satu, dan mendeteksi
apakah prosespersalinan berjalan secara normal.
Bagian-bagian partograf
a) Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks: dinilai dengan angka 0-10 dengan memberikan
tanda (X) pada tepi kolom kiri lembar patograf. Turunnya bagian
terendah dan kepala janin: dinilai dengan skala 0-5, hal ini juga
memnunjukkan seberapa jauh penurunan kepala janin ke dalam
panggul. Kontraksi uterus: pencatatan kontraksi uterus segaris
dengan pembukaan pada serviks
b) Kondisi Janin
Denyut jantung janin: dinilai setiap 30 menit dengan kisaran normal
DJJ 120-160 x/menit. Warna dan volume air ketuban. Nilai air
ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan
menggunakan lambang sebagai berikut: U (Jika ketuban Utuh belum
pecah), J (Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih), M (Jika
ketuban sudah pecah dan airketuban bercampur dengan Mekoneum),
D (Jika ketuban sudah pecahdan air ketuban bercampur dengan
Darah), K (Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering).
Moulase kepala janin, Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai
penyusupan kepala janin dengan menggunakan lambang sebagai
berikut: 0 (Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat diraba), 1 (Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan), 2 (Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih,
tetapi masih dapat dipisahkan), 3 (Tulang-tulang kepala janin
tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan)
c) Kondisi ibu.
Tekanan darah, nadi dan suhu badan, Volume urine, Obat dan cairan
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks
b) Inkontinensia Stres b.d peningkatan tekanan intraabdomen
c) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
d) Koping tidak efektif b.d ketidakadekuatan sistem pendukung.
e) Deficit pengetahuan b.d kurang mengingat informasi yang
diberikan,kesalahan interpretasi informasi terkait persalinan.
f) Resiko cedera pada janin b.d persalinan lama kala I,II, III
g) Risiko infeksi b.d pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi
fekal
B. Fase Aktif
1) Pengkajian
a) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
c) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
e) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/
jam padaprimipara).
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri persalinan b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
b) Resiko cedera pada janin b.d persalinan lama kala I,II, III
c) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b.d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
KALA II
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan.
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/
teknik relaksasi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f) Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan
g) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm).
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri melahirkan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b) Resiko cedera pada janin
c) Keletihan b.d kondisi fisiologis
KALA III
1) Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembalinormal dengan cepat.
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi.
- Nadi
melambat
c) Makan dan
cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml.
d) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan.
b) Resiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum (atonia uteri, retensio
plasenta)
c) Kerusakan integritas jaringan b.d luka episiotomi
KALA IV
1) Pengkajian
a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
c) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e) Makanan/cairan
f) Mengeluh haus, lapar atau mual
g) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal.
h) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
i) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh.
j) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum selama
persalinandan kelahiran
b) Resiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum (atonia uteri, retensio
plasenta)
c) Resiko infeksi b.d luka perinium
5. Rencana Tindakan Keperawatan
Kurniarum, A. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Edisi
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Media.
Palmer, L. L. dan G. H. Coats. 2017. Safe Maternity & Pediatric Nursing Care.
Sudarmin. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Masa Kerja Dengan Sikap Bidan
Tentang Partograf Di Puskesmas Poli-Polia Kecamatan Poli-Polia
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018. Skripsi. Politeknik Kesehatan
Kendari