Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PRENATAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing:
Inggrid Dirgahayu, S.Kp., M.KM

Shanti Ariani
211FK04024

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2022
2.1 Konsep Teori Kehamilan
1. Kehamilan Normal
a. Pengertian kehamilan
Menurut federasi obstetri Ginekologi Internasional dalam
ilmu kebidanan, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan atau sembilan bulan menurut kalender internasional
(Prawirohardjo, 2010).
b. Lama kehamilan
Menurut Mochtar (2011), lamanya kehamilan yaitu 280 hari
atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan (trimester), yaitu:
1) Kehamilan triwulan I antara minggu 0-12
2) Kehamilan triwulan II antara minggu 12-28
3) Kehamilan triwulan III antara minggu 28-40
c. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Sulistyawati (2011) tanda kehamilan di bagi
menjadi dua, yaitu:
1) Tanda pasti hamil
a) Terdengar detak jantung janin (DJJ)
 Didengar dengan stetoskop –monoaural laennec
 Dicatat dan didengar dengan alat dopler
 Dicatat dengan feto-elektrokardiogram
(Mochtar, 2011:38)
b) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong
kehamilan, adanya gambaran embrio
c) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.
d) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
(Mochtar, 2011:38)
2) Tanda tidak pasti hamil
Menurut Mochtar (2011), tanda-tanda kemngkinan hamil
antara lain sebagai berikut:
a) Rahim membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
rahim.

b) Tanda hegar

Ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada


pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6
minggu.
c) Tanda chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks,
vagina dan vulva
d) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu
arah sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.
d. Dugaan Hamil (Presumptive)
Menurut Mochtar (2011) dugaan kehamilan ada beberapa, yaitu:
1) Amenore (tidak mendapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HT) supaya dapat di taksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP), yang di hitung dengan rumus dar
Naegele:
TTP = (Hari HT +7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1)
2) Mual muntah (nausea dan vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari,
disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan
muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis
gravidarum.
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga
tidak tahan suatu bau-bauan.
4) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
kemudian nafsu makan akan timbul kembali.
5) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, di sebabkan
pengaruh estrogen dan progresteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara.
6) Miksi / sering buang air kecil, karena kandung kemh tertekan
oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan menghilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala
tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
7) Konstipasi / Obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun
oleh pengaruh hormon steroid.

8)
2. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis dalam Kehamilan
pada trimester I, II dan III
Menurut Astuti (2012), perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis
dalam kehamilan pada trimester I, II dan III adalah sebagai berikut
1) Sistem Reproduksi
a. Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi
sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada
vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan
warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda
Chadwick (Kumalasari, 2015:3)
b. Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak
(Soft) yang disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warna menjadi livid yang disebut dengan tanda
Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam Dewi dkk, 2011:91)
a) Uterus
 Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus
adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan
endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura
TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut
ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab pembesaran
uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi,
perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4).

Tabel 2.2 Penambahan Ukuran TFU


Usia kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus
(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus
(px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)
 Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram
menjadi 1000 gram pada akhir bulan (Sulistyawati,
2010:60).
1. Posisi rahim dalam kehamilan
 Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi
atau retrofleksi
 Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam
rongga pelvis
 Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati
 Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi
rongga abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60)
b) Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal


kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum
dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta terbentuk
korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum
mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron
(Kumalasari, 2015:5)
2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat
sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh
karena diagfragma makin naik selama kehamilan jantung digeser
ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama organ ini
agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan
apeks jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan
tidak hamil normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung
yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk, 2011:93).
3) Perubahan pada sistem Pernafasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini
disebabkan karena uterus yang tertekan kea rah diagfragma akibat
pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara yang
diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal
ini dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga
toraks sehingga O2 dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5)
4) Perubahan Pada Ginjal
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau
lebih, yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi
miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung
kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir kehamilan
gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke
rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari,
2015:5).
5) Perubahan Sistem Endokrin
Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai
menghasilkan estrogen dan progesterone dan setelah plasenta
terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone tersebut. Kelenjar
tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar
(palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati.
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat karena kebutuhan
kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35. Pada pankreas
sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)
6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan
elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat
serta ketidakseimbangan persendian. Pada kehamilan trimester II
dan III Hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat
dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir
kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk
mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa
wanita (Dewi dkk, 2011:103).
7) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan
usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita
hamil sering mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan
sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
mengalir kembali ke kerongkongan (Kumalasari, 2015:7)

8) Perubahan Sistem Integumen


Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone
Melanophore Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34).
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi
peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit
muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis
yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat
menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99).
Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan
ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus.
Pada Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan
ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34). Striae Gravidarum yaitu
renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut elastic dari
lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan
pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6).
Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-
retak, warna agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae
(timbul karena hormone yang berlebihan dan ada
pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan perdarahan
pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan
timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua
kehamilan setelah partus berubah menjadi putih disebut striae
albikans (biasanya terdapat pada payudara, perut, dan paha)
(Kamariyah dkk, 2014:34)

9) Perubahan Psiologis Selama Kehamilan


 Trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa
penentuan. Penentuan untuk menerima kenyataan bahwa ibu
sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar hormon
progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah,lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan sering kali membenci kehamilannya (Kamariyah
dkk, 2014:39)
 Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran
kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy serta
pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2015:8)
 Trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena
akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga
dan bidan (Dewi dkk, 2011:110)
c. Umur Kehamilan
1) HPTP (Hari pertam haid terakir)
HPHT adalah hari pertama haid terakir seorang wanita
sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah dengan
melakukan anamnesis pada ibu secara tepat karena apabila
terjadi kesalahan, maka penentuan usia kehamilan juga
menjadi tida tepat. Haid terakir tersebut harus normal, baik
dari lamanya maupun dari banyaknya. Jadi beberapa
pertanyaan yang bisa diajukan adalah sebagai berikut: kapan
ibu mengeluarkan haid terakir sebelum haid, apakah pada
tanggal tersebut sudah bersih atau masih baru keluar darah
haidnya, berapa lama menstruasinya, berapa banyak
menstruasinya (jika hanya sedikit maka kemungkinan sudah
terjadi nidasi. Dihitung secara rinci hari-hari yang sudah dilalui
dimulai dari HPHT sampai tanggal waktu perhitungan.
2) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Perkiraan TFU ini merupakan perkiraan yang harus
diketahui oleh bidan. Perkiraan dengan TFU akan lebih tepat
pada kehamilan pertama, tetapi kurang tepat pada kehamilan
berikutnya.
d. Pemeriksaan 10T
1) Pengukuran Tinggi Badan dan penimbangan Berat Badan (T1)

Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada saat


ANC ini dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul ibu
hamil. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan
dengan keadaan rongga panggul.

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali pada saat


melakukan kunjungan ANC. Ini dilakukan untuk mengetahui
faktor resiko dari kelebihan berat badan pada saat kehamilan
dapat meningkatkan resiko komplikasi selama hamil dan saat
persalinan seperti tekanan darah tinggi saat hamil (hipertensi
gestasional), (diabetes gestasional) bayi besar, dan kelahiran
cesar adapun ibu hamil dengan berat badan kurang selama
kehamilan dapat meningkatkan resiko bayi lahir prematur
(kelahiran kurang dari 37 minggu) dan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), oleh karena itu usahakan berat badan berada
pada kisaran normal selama kehamilan (Mandriwati, 2011).
2) Pengukuran Tekanan Darah (T2)
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali
melakukan kunjungan dengan normal 120/80 mmHg. Hal ini
dilakukan untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau
tidak, tekanan darah yang tinggi yang mencapai 180/100
mmHg dapat membuat ibu mengalami keracunan kehamilan,
baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang- kejang.
Sementara tekanan darah yang rendah juga menyebabkan
pusing dan lemah (Mandriwati, 2011).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILa) (T3)
Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan cukup sekali
diawal kunjungan ANC ini dilakukan untuk mengetahui status
gizi ibu hamil (skrining KEK) dengan normal 23 cm, jika
didapati kurang dari 23,5 cm cm maka perlu perhatian khusus
tentang asupan gizi selama kehamilan. Bila ibu hamil kurang
gizi maka daya tahan tubuh untuk melawan kuman akan
melemah dan mudah sakit maupun infeksi, keadaan ini tidak
baik bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya dan juga
dapat menyebabkan anemia yang berakibat buruk pada proses
persalinan yang akan memicu terjadinya perdarahan
(Mandriwati, 2011).
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) (T4)
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan pada
saat usia kehamilan masuk 22-24 minggu dengan
menggunakan alat ukur capiler, dan bisa juga menggunakan
pita ukur, ini dilakukan bertujuan mengetahui usia kehamilan
dan tafsiran berat badan janin dan agar terhindar dari resiko
persalinan lewat waktu yang berakibat pada gawat janin
(Mandriwati, 2009).
5) Pengukuran Persentasi Janin dan Detak Jantung Janin (DJJ)
(T5)
Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir trimester
III untuk menentukan pada bagian terbawah janin kepala, atau
kepala janin belum masuk panggul berarti ada kelainan letak
panggul sempit atau ada masalah lain. Pengukuran detak
jantung janin dilakukan menggunakan stetoskop monoaural
atau doppler sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu
dan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim
dengan detak jantung janin yang normal nya 120x / menit
dilakukan pada ibu hamil pada akhir minggu ke 20
(Mandriwati, 2011).
6) Melakukan Skrining TT (Tetanus Toksoid) (T6)
Skrining TT (Tetanus Toksoid) menanyakan kepada ibu
hamil jumlah vaksin yang telah diperoleh dan sejauh mana ibu
sudah mendapatkan imunisasi TT, secara idealnya WUS
(Wanita Usia Subur) mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5
kali (long life) mulai dari TT1 sampai TT5. Dengan selang
waktu meliputu :
Lama
Antigen Interval % perlindungan
Perlindungan
Pada kunjungan
TT 1 antenatal pertama - -
4 minggu setelah
TT 2 3 tahun 80%
TT 1
6 bulan serelah
TT 3 5 tahun 95%
TT 2
1 tahun setelah
TT 4 10 tahun 99%
TT 3
1 tahun setelah 25 tahun / seumur
TT 5 99%
TT 4 hidup
Dengan mengetahui status imunisasi TT bagi wanita usia
subur diharapkan dapat membantu program imunisasi dalam
penurunan kasus penyakit Tetanus khususnya bagi bayi yang
baru lahir.

Cara pemberian :

Imunisasi TT disuntikan secara intramuscular atau sub kutan


dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml
Pemberian imunisasi 5 dosis melalui program imunisasi
dasar dan bulan imnisasi anak sekolah (BIAS)

Program Jenis Waktu Status TT

imuniasi Imunisasi Pemberian


Bayi DPT 1 Umur 2 bulan TT 0
DPT 2 Umur 3 bulan TT 1
DPT 3 Umur 4 bulan TT 2
Bias DT Kelas 1 SD TT 3
TT Kelas 2 SD TT 4
TT Kelas 3 SD TT 5

Untuk imunisasi TT WUS :

1. Jika memiliki kartu TT berikan dosis sesuai dengan jadwal


pemberian TT nsional.
2. Jika tidak memiliki kartu TT tanyakan apakah ia pernah
mendapatkan dosis TT di masa lalu
3. Jika tidak berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali
sesuai jadwal pemberian TT nasional
4. Jika ya berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya
dan berikan dosis brikutnya secara berurutan
5. Jika ia tidak bidsa mengingat atau tidak tahu sebaiknya
berikan dosis kedua kepadanya dan anjurkan untuk datang
lagi untuk menerima dosis berikutnya.

Pertanyaan skrining :

1. Tanyakan umur WUS / kelahiran jika kelahiran 1997 loncat


kepertanyaan ke 4.
2. Pendidikan SD,lulus smapai kelas 6

3. Apakah mendapat imunisasi atau suntikan di waktu SD ?


waktu kelas berapa dan berapa kali
4. Pernah mendapatkan imunisasi waktu caten? Berapa kali ?
dan beapa jarak pemberiannya?
5. Sudah hamil berapa kali?

6. Apakah saa hamil mendapatkan imunisasi ? berapa kali ?


dan berapa jarak pemberian dengan imunisasi sebelumnya?
Sensitivitas vaksin :

Vaksin TT merupakan vaksin yang sensitive terhadap


pembekuan sebaiknya disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius.
Imunisasi Tetanus toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan infeksi dengan vaksin
yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Melindungi
bayi baru lahir dari tetanus neonaturum yang disebabkan oleh
clostridium tetani yaitu kuman yang menyerang sistem saraf
pusat dan melidungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka (Depkes RI, 2010).
7) Pemberian Tablet Fe (T7)
Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah
dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia
atau kurang darah selama kehamilan.Pemberian tablet besi atau
Tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil
sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari berturu-turut selama 90
hari selama masa kehamilan, sebaiknya memasuki bulan kelima
kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan
60 ml besi elemental dan 0,25 mg asam folat baik diminum
dengan air jeruk yang mengandung vitamin C untuk
mempermudah penyerapan (Depkes RI, 2010).
8) Pemeriksaan Laboratorium (rutin dan khusus) (T8)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan intuk mencegah hal-hal
buruk yang bisa mengancam janin. Hal ini bertujuan untuk
skrining/mendeteksi jika terdapat kelainan yang perlu dilakukan
lebih lanjut berikut bentuk pemeriksaannya :
a) Pemeriksaan golongan darah,

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya


untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga
untukmempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui ibu hamil tersebutmenderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisianemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin
dalamkandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan
pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan
ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu
hamil. Proteinuriamerupakan salah satu indikator terjadinya
pre- eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga terutama
ada akhir trimester ketiga.
e) Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada
kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan
Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko
tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita
HIV. Tes HIV pada Ibu hamil disertai dengan konseling
sebelum dan sesudah tes serta menanda tangani informed
consent
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang menderita
batuk berdahaklebih dari 2 minggu (dicurigai menderita
Tuberkulosis) sebagai upayapenapisan infeksi TB
9) Tatalaksana atau penanaganan khusus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, atau setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar
kewenangan tenaga kesehatan.Kasus- kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10) Temu wicara (Konseling) (T10)
Menurut Depkes (2013) Temu wicara atau konseling
dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi :
 Kesehatan ibu hamil, dengan beristirahat yang cukup
selama kehamilanya (sekitar 9-10 jam per har) dan tidak
bekerja berat.
 Prilaku hidup bersih dan sehat, dengan menjaga kebersihan
badan selama kehamilanya misalnya mencucu tangan
sebelum makan, mandi dua kali sehari menggukakan sabun
dan menjaga personal hygiene agar tetap bersih dan
terhindar dari suasana lembab serta melakukan olah raga
ringan.
 Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan dengan memberi dukungan mental serta
menyiapkan biaya persalinan dan kebutuhan bayi lainya
serta transportasi rujukan dan donor darah.

e. GPA
 Gravida yaitu jumlah kehamilan yang dialami wanita. Di
ikuti dengan jumlah seluruh kehamilan ini.
 Para yaitu jumlah kehamilan yang diakiri dengan kelahiran
janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan
(28 minggu atau 1000 gram)
 Abortus yaitu jumlah kelahiran yang diakiri dengan aborsi
spontan atau terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20
minggu atau memiliki berat kurang dari 500 gram.

Anda mungkin juga menyukai