Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Maternitas

Dosen pembimbing :
Inggrid Dirgahayu, S.Kep., M.KM

Di susun oleh :
SHANTI ARIANI
211FK04024

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat
atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
(Indah & Firdayanti, 2019).
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan
mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan
persalinan pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi
dengan berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan
psikologis yang dapat mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan
perubahanperubahan saat hamil sekarang ibu mulai dihadapkan dengan
proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang baru pertama kali
hamil mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat persalinan
terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan berbagai
kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep teori pada intranatal?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana konsep teori pada intranatal

1.4 Manfaat
Diharapkan laporan pendahuluan ini dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran mahasiswa keperawatan khususnya keperawatan maternitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Intranatal
Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan kala II
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan pengeluaran bayi.
Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3x/menit
lamanya 60- 90 detik (Ilmiah, 2015).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat
atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
(Indah & Firdayanti, 2019).
Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks dan
turunnya janin ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin secara alamiah yang kehamilannya sudah cukup bulan (37-
42minggu), lahir spontan tanpa komplikasi pada ibu maupun janin (Dwi Asri
H & Cristine Clervo P, 2010).

B. Fisiologis Proses Persalinan


Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot rahim
sensitif sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otototot rahim yang memicu
terjadinya kontraksi sehingga terdapat tandatanda persalinan.Otot rahim
mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas
tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Bila dindingnya
teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya.(Th. Endang Purwoastuti, S. Pd, APP & Elisabeth Siwi Walyani, Amd.
Keb., 2015).

C. Perubahan Fisiologis Persalinan Kala II


Adapaun perubahan fisiologis dan psikologis pada persalinan Kala II menurut
(Buda & Fajrin, 2011) sebagai berikut:
a) Tekanan Darah meningkat selama proses persalinan : Kenaikan sistole
15 (10-20) mmhg, kenaikan diastole 5-10 mmhg.
b) Metabolisme, metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob meningkat
secara perlahan, terjadi akibat aktivitas otot rangka dan kecemasan ibu
yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu badan ibu, nadi, dan
pernafasan.
c) Suhu, meningkat 0,5-1 C disebabkan peningkatan metabolisme tubuh
d) Pernafasan, meningkat karena peningkatan metabolisme
e) Perubahan Renal, poliuria sering terjadi, disebabkan kenaikan angka
filtrasi glomerula serta peningkatan aliran plasma ginjal
Perubahan Hematologi, Hb akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2
gr % dan akan kembali pada masa pra persalinan pada hari pertama pasca
kelahiran. Peningkatan leukosit secara progresif pada awal kala II hingga
mencapai ukuran jumlah maksimal.

D. Perubahan Psikologis Kala II


1. Persepsi terhadap rasa sakit
2. Takut dan cemas
3. Kepribadian
4. Kelelahan
5. Pengharapan

E. Jenis-Jenis Persalinan
1. Menurut cara persalinan
a. Persalinan spontan.
Adalah Proses persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir, yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Persalinan buatan.
Adalah Persalinan pervaginam dengan bantuan tenaga dari luar,seperti
vakum ekstraksi atau melalui dinding perut dengan operasi sectio
caesaria.
c. Persalinan anjuran
Adalah Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan, ditimbulkan dari luar
(rangsangan) seperti tindakan induksi/pemberian prostaglandin.
2. Menurut usia kehamilan
a. Abortus : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau
bayi dengan berat badan kurang dari 500 g.
b. Partus imaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg - 28 mg atau
bayi dengan berat badan antara 500 - 999 gram.
c. Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg - 36mg atau
dengan berat badan 1000 - 2499 gram.
d. Partus maturus / aterm (cukup bulan) : Pengeluaran buah kehamilan antara
37 mg - 40 mg atau bayi dengan BB 2500 gram atau lebih.
e. Partus post maturus / serotinus : Pengeluaran buah kehamilan setelah 42
mg, atau persalinan yang terjadi 2 Minggu atau lebih dari waktu partus
yang diperkirakan.

F. Etiologi
Penyebab sari persalinan belum diketahui secara pasti,hanya saja terdapat
teori- teori yang cukup kompleks. Antara lain dikemukakan faktor-faktor
humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh pada penekanan syaraf, dan
rutrisi.
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan Progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim,otot rahim akan relaksasi. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah,
tctepi pada akhir kehamilan kadar progesterone dan estrogen menurun
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga hal ini
akan menimbulkan his.
2. Teori oksitosin.
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin meningkat, Oleh karena itu timbul
kontraksi otot - otot rahim.
3. Teori placenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin.
a) Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak usia hamil 15 minggu yang
dihasilkan oleh sel desidua.
b) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim.
5. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

G. Manifestasi Klinis
1. Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu
bawah panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan
bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik
berikut yang dialami ibu: ibu jadi sering berkemih, karena kandug kemih
ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang, perasaan
tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat
ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu
perlu dikeluarkan, kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan
bagian presentasi pada syaraf yang menjalar melalui foramen ischiadikum
mayor dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).
2. Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot uterus
bersiap untuk persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi
pada interval tertentu. Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak nyeri
kontraksi tersebut juga disebut persalinan palsu. Kontraksi persalinan
palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen. Kontraksi persalinan palsu
terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya tidak bertambah
secara bermakna dari waktu kewaktu. Persalinan palsu dapat mengganggu
kontraksi tersebut datang dan pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas
dapat meredakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan
sejati kontraksi uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara
teratur, semakin kuat dari waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan
yang sebenarnya. Kontraksi tersebut terjadi jarak sekita 20 sampai 30
menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit. Kontraksi persalinan sejatinya
biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan durasinya meningkat
seiring kemajuan persalinan.
3. Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada persalinan akan
menyebabkan rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan penyebab
terjadinya nyeri saat kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang
sedang berkontraksi, peritoneum yang berada diatas fundus mengalami
peregangan, peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks.
setiap kontraksi serabut otot uterus menegang saat kontraksi berakhir dan
uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit lebih pendek dibanding pada awal
kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat proses ini terus
berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang memendek menarik
titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan kemudian dilatasi
serviks. Penekanan dari kantung ketuban yang menegang atau bagian
presentasi janin membantu mempertahankan dilatasi serviks. Setiap
kontraksi persalinan memiliki tiga fase:
a) Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat
menuju kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi
dua fase lain.
b) Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada
intensitas maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan
persalinan.
c) Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase
istirahat dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski,
Buku Ajar Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru
Lahir, Edisi 10, 2012)
4. Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum
awitan persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam
5. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) dengan
his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis
lepas, kapiler pembuluh pecah, yang menjadi pendarahan sedikit (Ai
Nurasiah & dkk, 2012).Sumbatan mukus yang menyekat serviks selama
kehamilan tepat sebelum persalinan, serviks membuka secara perlahan
dan sumbatan tersebut lepas. Pada saat bersamaan beberapa kapiler
serviks rupture membuat mukus yanglengket menjadi warna merah muda.
Proses ini disebutshow atau bloody show dan mengindikasikan bahwa
persalinan akan segara terjadi (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T.
Kowalski, 2014).
6. Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih
24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan
minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga
pada suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita
merasa enerjik melakukan sbelum kedatangan bayi, selama beberapa jam
sehingga mereka semangat melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya
tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka memasuki masa
persalinan dalam keadaan letih (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).
7. Pollakisuria : Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya
dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
8. Perubahan cervix : Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix
menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang
lunak namun menjadi: lebih lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi
pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing
ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
9. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-
tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.
Tanda-tanda persalinan kala I :
1. Timbulnya his persalinan, ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut:
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan
b) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya
c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
2. Bloody show (Lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran
dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
capillair darah terputus
3. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dari
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek.
Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun
demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air
ketuban keluar.
Tanda-tanda persalinan Kala II :
1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datangnya
tiap 2- 3 menit. \
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuning - kuningan dan banyak.
3. Pasien mulai mengejan.
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi
waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini
disebut: “Kepala membuka pintu”.
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga
tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan
subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala keluar pintu”.
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi
dan mulut pada commissura posterior.
8. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir
depannya karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut.
9. Setelah kepala lahir dilanjut dengan putaran paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir
sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.
10. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul
seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir.
11. Sesudah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar
waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah.
12. Lama kala II pada primi ± 50 menit pada multi ± 20 menit.
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar). Power pertama pada
persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi otot rahim yang
terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
a) His (kontraksi otot rahim pada persalinan).
b) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB
namun lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul
suatu reflek pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot
perutnya dan menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila
pembukaan sudah lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
2. Passage (jalan lahir). Meliputi jalan lahir keras (rongga pelvis) dan jalan
lahir lunak (serviks dan vagina).
3. Passanger (janin). Letak janin yaitu hubungan antara sumbu panjang ibu
dan sumbu panjang janin, dimana janin bisa melintang atau memanjang.
Presentasi yaitu bagian terendah janin yang berada di pintu atas panggul
yang dapat berupa kepala, bokong, bahu atau muka.
4. Psikologi. Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu
akan mengalami kondisi yang tidak baik, karena saat stress dapat
menyebabkan disekresinya epineprin yang dapat menghambat aktifitas
miometrial sehingga mengakibatkan tidak terkoordinasinya aktivitas
uterus. Agar tidak terjadi hal tersebut sang calon ibu harus diberikan
support dan dukungan, karena berdasarkan penelitian bahwa support
emosional dan fisik mempunyai hubungan signifikan dalam mempercepat
persalinan.

I. Patofisiologi
Proses persalinan terdiri dari 4 kala :
1. Kala I (pembukaan serviks). Pada kala ini pada primigravida terjadi
pendataran serviks (effacement) terlebih dulu baru terjadi pembukaan
(dilatasi), sedangkan pada multigravida pendataran serviks dan
pembukaan dapat terjadi bersamaan (Cunningham, 2006). Kala 1 terdapat
2 fase : 1).
a) Fase laten. Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada
pembukaan leher rahim. His mulai teratur, muncul rasa sakit yang
perlahan makin nyeri dan sering serta makin lama, sejak pembukaan
0cm–3cm umumnya berjalan lambat. Fase laten terjadi ± 8 jam pada
primigravida dan ± 5 jam pada multigravida. Pencatatan kondisi
selama fase laten (JNPK-KR, 2007) :
1) Denyut jantung janin setiap ½ jam
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam.
3) Nadi setiap ½ jam.
4) Pembukaan serviks setiap 4 jam.
5) Tekanan darah dan suhu setiap 4 jam
b) Fase aktif
Pada fase ini tahap awal pembukaan 4 cm – 10 cm. Terjadi ± 5 jam
pada primigravida. Pada fase ini bagian terendah bayi (biasanya
kepala) mulai turun kepanggul dan ibu mulai merasakan desakan
untuk mengejan. Fase ini dibagi menjadi 3 sub fase:
1) Fase akseleratif (pembukaan menjadi 4 cm).
2) Fase dilatasi maksimal (pembukaan menjadi 9 cm).
3) Fase deselerasi (pembukaan menjadi 10 cm).
2. Kala II (Pengeluaran janin)
Pada kala ini his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama ± 2 – 3 menit
sekali. Kepala janin mulai turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot–otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum ibu merasa
seperti mau BAB dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Pada ibu
primigravida dianjurkan melakukan episiotomi agar tidak terjadi robekan
(rupture uteri). Dengan his mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida terjadi selama
± 1½ - 2 jam, sedangkan pada multigravida ± ½ - 1 jam.
3. Kala III (Pengeluaran plasenta)
Pada kala ini uterus akan teraba keras dengan tinggi fundus uteri setinggi
pusat. 5 – 30 menit setelah bayi lahir rahim akan berkotraksi dan ibu akan
merasakan sakit, rasa sakit ini menandakan lepasnya plasenta dari
perlekatanya dirahim. Dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan keluar dengan spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis pubis atau fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100 – 200 cc. Setelah itu
plasenta akan diperiksa guna memastikan apakah plasenta sudah lengkap
(jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim dapat
terjadi perdarahan). Pada primigravida kala III terjadi ±½ jam, pada
multigravida ±¼ jam.
4. Kala IV (Pengawasan)
Dilakukan selama 1 – 2 jam setelah persalinan dan pengeluaran plasenta.
Tujuanya adalah untuk mengawasi kondisi ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum. Lama proses persalinan pada primigravida 14,5
jam, sedangkan pada multigravida 7,5 jam.
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Rekaman kardiotogravi. Pemantauan secara berkala denyut jantung janin
dengan stetoskop leance atau doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk
mendenganr denyut jantung janin. Dilakukan pada kala 1 untuk
mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta kemajuan
persalinan.
2. Partograf. Adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan
dan membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi
data ibu, janin dan proses persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan
mulut rahim 4 cm (fase aktif).
3. Ultrasonografi (USG). Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi
janin dalam kandungan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan kala II
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan pengeluaran bayi.
Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3x/menit
lamanya 60- 90 detik (Ilmiah, 2015).
Penyebab sari persalinan belum diketahui secara pasti,hanya saja terdapat
teori- teori yang cukup kompleks. Antara lain dikemukakan faktor-faktor
humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh pada penekanan syaraf,
dan rutrisi.

3.2 Saran
Diharapkan laporan pendahuluan ini dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran mahasiswa keperawatan khususnya keperawatan maternitas.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta.

Bobak. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta.

Cunningham. (2009). Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta.

Manuaba. (2009a). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Manuaba. (2009b). Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri dan Giinekologi.


Jakarat.

Anda mungkin juga menyukai