Anda di halaman 1dari 25

ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN)

Dosen Pengampu : Darinda Sofia Tanjung, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Dewi Pardede

NPM : 190910176

Kelas : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

MEDAN

2020
Asean
ASEAN singkatan dari Association East Asion Nation, atau disebut juga PERBARA,
singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan di Bangkok pada
tanggal 8 Agustus 1976 atas prakarsa lima orang menteri luar negeri, yaitu :

1. Adam Malik : dari Indonesia


2. Tuh Abdul Razak : dari Malaysia
3. Thanat Koman : dari Thailand
4. Narsisko Ramos : dsri Filipina
5. S. Rajaratnam : dari Singapura

ASEAN berkerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Sifat ASEAN
nonpolitik dan nonmiliter. Gedung Sekretariat ASEAN terletak di Jakarta. Negara keenam yang
masuk menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 ialah Brunnei Darussalam. Negara
ketujuh adalah Vietnam (menjadi anggota tanggal 28 juli 1995. Negara kedelapan dan
kesembilan ialah Myanmar dan Laos (pada tanggal 23 Juli 1997). Sedangkan anggota kesepuluh
ialah Kamboja yang menjadi anggota ASEAN sejak tanggal 16 Desember 1998.

A. Tujuan Pokok ASEAN


1. Menjalin pengertian dan hubungan persaudaraan anatarnegara Asia Tenggara.
2. Memajukan kerjasama ekonomi dan jalan membentuk pasaran bersama dan membuat
proyek bersama, serta bekerjasama dengan perdagangan karet dan timah.
3. Memajukan kerjasama dalam bidang sosiokultural dengan jalan tukar-menukar
kebudayaan.
4. Meningkatkan kerjasama dalam bidang pariwisata.
5. Menanggulangi masalah narkotika secara bersama-sama.
6. Melaksanakan ekstradisi antar anggota ASEAN.

B. Negara-negara Anggota ASEAN.


1. Malaysia
 Sejarah Malaysia
Sejarah Malaysia adalah sejarah masa lalu yang pernah dialami oleh negara
Malaysia. Rujukan paling awal diketahui sejak orang-orang penjelajah Yunani
menamakannya sebagai Semenanjung Emas atau "Golden Khorsenese" oleh
Cladius Ptolemy dalam bukunya Geographia pada tahun 150 M. Secara
budaya dan bahasa, terdapat sedikit perbedaan antara Malaysia dan Kepulauan
Melayu. Kini Kepulauan Melayu terbagi menjadi enam negara yaitu Malaysia,
Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei dan Timor Leste.
 Sejarah Awal
Banyak kerajaan awal yang berdiri pada abad ke-4 berasal dari
pelabuhan, termasuk Langkasuka dan Lembah Bujangkau di Kedah,
Beruas dan Gangga Negara di Perak, dan Pan Pan di Kelantan. Pada
awal abad ke-5, Kesultanan Melaka didirikan dan kemakmuran
ekonominya telah menarik minat besar dari Portugis, Belanda dan
Inggris.
 Zaman Penjajahan
Pemukiman Selat (Bellato Settlements) Koloni Mahkota (Accretia
Colony) Britania dibentuk pada 1826, dan Inggris sedikit demi sedikit
menyebarkan pengaruhnya pada seluruh semenanjung. Pemukiman
Selat termasuk Pulau Pinang, Singapura dan Melaka.
Pada 1867, Inggris menjadi semakin agresif dan mulai menghasut
para raja kerajaan Melayu. Akibat perang saudara dan gangguan
persatuan antara China, Inggris dipilih untuk menyelesaikan masalah-
masalah penduduk Negeri Selat. Akhirnya, Perjanjian Pangkor
ditandatangani dan mengakibatkan perluasan kekuasaan Inggris ke
negeri-negeri Melayu (yaitu Perak, Pahang, Selangor dan Negeri
Sembilan yang juga dikenal sebagai Negeri-negeri Bersekutu). Negeri-
negeri lain yang dikenali sebagai Negeri-Negeri Tidak Bersekutu lagi
ialah Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu yang berada di bawah
kekuasaan Thailand.
 Setelah Perang
Persekutuan yang baru diwujudkan di bawah nama Malaysia pada
16 September 1964 melalui penyatuan Persekutuan Malaya,
Singapura, Borneo Utara (kemudian dinamakan Sabah) dan Sarawak.
Kesultanan Brunei yang pada mulanya menyatakan keinginan untuk
bergabung dengan Malaysia mengurungkan diri akibat tentangan
sebagian masyarakat Brunei.
Pada awal terbentuknya Malaysia, banyak masalah yang terjadi.
Misalnya dengan Indonesia ("Konfrontasi"), dan tuntutan oleh Filipina
terhadap Sabah. Selain itu, pada 1965, Singapura melepaskan diri dari
Malaysia dan kemudian terjadinya kerusuhan etnis pada 1969
 Kepala Negara : Sultan Yang Dipertuan Agung
 Kepala Pemerintahaan : Perdana Menteri
 Ibukota : Kuala Lumpur
 Suku Bangsa : Melayu (asli), Cina India
 Bahasa : Melayu
 Agama : Islam, Budha, Hindu, Kristen, dan Kong Hu Cu
 Lagu Kebangsaan : Negaraku
 Mata Uang : Dollar Malaysia (MS)-sen
 Hasil Pertanian : Karet, beras, kelapa sawit, kayu
 Sumber Alam : Timah, minyak, tembaga

2. Thailand (Muangthai)
 Sejarah Thailand
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan
yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238.
Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada
pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai.
Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.
Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16
namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan
sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh
negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan,
mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak
kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya
monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini
mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya,
setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang
Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat
Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa
kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, tetapi Thailand
mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.
 Kepala Negara : Raja
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
 Ibukota : Bangkok
 Suku Bangsa : Thai, Cina, Melayu
 Agama : Budha, Islam, Kristen
 Lagu Kebangsaan : Pieng Chard
 Mata Uang : Bath-Stang
 Hasil Pertanian : Beras, karet, jagung, tapioca, gula, rami, kelapa
 Sumber Alam : Antimonium, timah, besi, mangaan

3. Filipina
 Sejarah Filipina
Sejarah Filipina dipercaya telah dimulai dengan kedatangan manusia
pertama lewat jembatan darat paling tidak 30.000 tahun yang lalu. Kedatangan
pertama orang-orang Barat yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand
Magellan di Pulau Homonhon, di tenggara Samar pada 16 Maret 1521.
Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang
menjelajahi pulau-pulau Filipina, tetapi mereka kemudian digantikan oleh
orang-orang Austronesia. Kelompok-kelompok tersebut dapat digolongkan
menjadi suku pemburu dan peramu, masyarakat kesatria, plutokrasi kecil, dan
kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan, konfederasi dan
kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu,
Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri Mai, dan
kesultanan Sulu serta Maguindanao. Negara-negara kecil ini berkembang
paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun kerajaan-kerajaan ini mencapai
tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan perdagangan dengan
daerah-daerah yang sekarang menjadi Tiongkok, India, Jepang, Thailand,
Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil menyatukan kepulauan yang
sekarang menjadi Filipina pada abad ke-20.
Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan kedatangan ekspedisi
Miguel López de Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San
Miguel di pulau Cebu, danlebih banyak lagi pemukiman ke utara, mencapai
teluk Manila di pulau Luzon pada tahun 1571. Di Manila, mereka mendirikan
kota baru dan dengan demikian memulai era penjajahan imperium Spanyol,
yang berlangsung lebih dari tiga abad.
Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh
kepulauan, yang sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas
merdeka, tetapi tidak berhasil. Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad ke-
20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi Eropa Barat, dan kalender
Gregorian, dan juga cacar, penyakit kelamin, lepra, perang dengan senjata api.
Hindia Timur Spanyol diperintah dan diadministrasi sebagai bagian
Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821, dan
diadministrasi langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai akhir Perang
Spanyol-Amerika pada tahun 1898, kecuali pada selang singkat pendudukan
Britania di Filipina (1762-1764). Orang-orang Tionghoa, Britania, Portugis,
Belanda, Jepang dan pedagang pribumi mengeluh bahwa Spanyol menekan
perdagangan dengan pemberlakuan monopoli Spanyol. Misionaris Spanyol
mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses di dataran rendah
utara dan tengah, pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah, universitas, dan
rumah sakit, terutama di Manila dan pemukiman benteng-benteng Spanyol.
Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April 1896, yang
berpuncak di dua tahun kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan
pendirian Republik Pertama Filipina. Namun Traktat Paris, pada akhir perang
Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina kepada Amerika
Serikat. Perjanjian ini tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2 Juni
1899, menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Perang Filipina-Amerika
yang kemudian terjadi berakibat korban dalam jumlah besar. Presiden Filipina
Emilio Aguinaldo ditangkap pada tahun 1901 dan pemerintah Amerika
Serikat (AS) menyatakan konflik berakhir secara resmi pada tahun 1902. Para
pemimpin Filipina pada umumnya menerima bahwa AS telah menang, tetapi
permusuhan terus berlanjut dan baru mulai berkurang tahun 1913.
Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan otonomi lokal sangat
terbatas. Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan pada tahun 1935,
dengan kemerdekaan penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946. Persiapan
untuk negara yang berdaulat sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan
Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.
Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an,
Filipina pada akhir 1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan
aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil terhadap kediktatoran Presiden
Ferdinand Marcos yang memberlakukan hukum militer pada tahun 1972.
Karena ikatan yang dekat antara AS dan Presiden Marcos, pemerintah AS
terus mendukung Marcos meskipun pemerintahannya dikenal sangat korup
dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara meluas. Namun revolusi
"People Power" pada tahun 1986 telah memakzulkan Marcos dan membawa
kembali demokrasi di negara tersebut. Periode setelah itu ditandai oleh
ketidakstabilan politik dan terganggunya produktivitas ekonomi
 Kepala Negara : Presiden
 Kepala Pemerintahan : Presiden
 Ibukota : Manila
 Suku Bangsa : Filipina, Mostis, Moro, Negrito
 Bahasa : Filipino (dari Tagalog), Inggris, Spanyol
 Agama : Khatolik, Islam, Anglipayan, Protestan
 Lagu Kebangsaan : Lupang Hinirang
 Mata Uang : Peso
 Hasil Pertanian : Rami, kopra, gula, beras, nanas
 Sumber Alam : Chomium, kobalt, tembaga, emas, nikel, sulfur,
seng, besi, dan lain-lain

4. Singapura
 Sejarah Singapura
Singapura memainkan peranan yang kecil di dalam perkembangan sejarah
Asia Tenggara sampai Sir Stamford Raffles mendirikan sebuah pelabuhan
Inggris di situ. Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, Singapura telah
berubah menjadi pelabuhan yang amat strategis mengingat letaknya yang ada
di tengah-tengah jalur perdagangan di antara India dan Cina yang akhirnya
menjadi antara pelabuhan yang terpenting di dunia sampai hari ini. Semasa
Perang Dunia II, Singapura telah diduduki oleh tentara Jepang dari tahun 1942
hingga tahun 1945.
Selepas perang, penduduk setempat dibenarkan menjalankan
pemerintahan sendiri tetapi masih belum mencapai kemerdekaan. Seterusnya
pada tahun 1963 Singapura telah bergabung dengan Tanah Melayu bersama-
sama dengan Sabah dan Sarawak untuk membentuk Malaysia. Tetapi
Singapura dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah republik pada 9
Agustus 1965.
 Sejarah Silam
Pada masa silam, sekitar abad ke-14, Pulau Singapura merupakan
sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek (yang
berarti “Kota Laut").
Dipercaya bahwa Singapura merupakan pusat pemerintahan
Kerajaan Melayu sebelum diduduki oleh Sir Stamford Raffles, seorang
gubernur jenderal Imperium Britania. Berdasarkan tulisan Abdullah
bin Abdul Kadir Munsyi yang menyatakan ketika Singapura
dibersihkan, bukit yang terdapat di situ telah dikenali sebagai ”bukit
larangan”, dan terdapat banyak pohon buah yang ditanam di situ. Ini
menunjukkan terdapat sebuah pusat administrasi.
Selain itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi turut menyatakan
ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran tulisan
yang tidak dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu
menunjukkan Singapura telah menjadi sebuah pusat administrasi sejak
silam lama sebelum tibanya pihak Inggris.
Malangnya prasasti itu telah dimusnahkan tidak lama selepas
tibanya Inggris oleh seorang insinyur Inggris. Namun, terdapat nota
mengenai sebuah salinan tulisan tersebut yang telah diantarkan ke
London, tetapi gagal ditafsirkan. Sekiranya catatan salinan tulisan itu
dapat dijumpai kembali, ia bisa memberikan perkiraan kapan prasasti
itu diukir melalui terjemahan ataupun sekiranya masih gagal
diterjemahkan, melalui jenis tulisan yang digunakan.
 Kepala Negara : Presiden
 Kepala Pemerintahan : Presiden
 Ibukota : Singapura
 Suku Bangsa : Cina, Melayu, India, Pakistan
 Bahasa : Inggris, Melayu, Cina
 Agama : Budha, Hindu, Kristen, Islam, Kong Hu Cu
 Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura
 Mata Uang : Dollar Singapura
 Hasil Pertanian : Buah-buahan, anggrek

5. Indonesia
 Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang
dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang
berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi
menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha danIslam di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan yang terutama
mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa
(terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol) yang menginginkan rempah-
rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad
antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; Era Kemerdekaan
Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya
Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto
(1966–1998); serta Orde Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
 Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan,
selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga
lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia,
dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan
Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es
setelah berakhirnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia
Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang
menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia
Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa
"manusia Flores" (Homo floresiensis) di Liang Bua, Flores, membuka
kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es
terakhir.
Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak
100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat,
dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu telah mencapai
Pulau Papua dan Australia. Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan
rambut ikal rapat, menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia
(termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong
(Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan
kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari
Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung
persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian
dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri
Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke
arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan
menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang
ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam
padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak
kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-
praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-
benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk
permukiman-permukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat
mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat
hubungan perniagaan.
 Kepala Negara : Presiden
 Kepala Pemerintahan : Presiden
 Ibukota : Jakarta Suku Bangsa : Jakarta Suku Bangsa : Jawa,
Sunda, Batak, Madura, Bugis, Dayak Asmat, Banjar, dll
 Bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah
 Agama : Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha
 Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
 Mata Uang : Rupiah
 Hasil Pertanian : Beras, jagung, kedelai, gula, kopra, karet, dll
 Sumber Alam : Besi, tembaga, emas, perak, nikel, mangaan,
yodium, dll.
 Provinsi-provinsi di Indonesia
 Pulau Sumatera:
Provinsi Aceh Ibukotanya di Banda Aceh
Provinsi Sumatera Utara Beribukota di Medan
Provinsi Sumatera Barat Beribukota di Padang
Provinsi Riau Beribukota di Pekan Baru
Provinsi Kepulauan Riau Beribukota di Tanjung Pinang
Provinsi Jambi Beribukota di Jambi
Provinsi Sumatera Selatan Beribukota di Palembang
Provinsi Bangka Belitung Beribukota di Pangkal Pinang
Provinsi Bengkulu Beribukota di Bengkulu
Provinsi Lampung Beribukota di Bandar Lampung
 Pulau Jawa dan Bali:
Provinsi DKI Jakarta Beribukota di Jakarta
Provinsi Jawa Barat Beribukota di Bandung
Provinsi Banten Beribukota di Serang
Provinsi Jawa Tengah Beribukota di Semarang
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Beribukota di Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur Beribukota di Surabaya
Provinsi Bali Beribukota di Denpasar
 Pulau Nusa Tenggara:
Provinsi Nusa Tenggara Barat Beribukota di Mataram
Provinsi Nusa Tenggara Timur Beribukota di Kupang
 Pulau Kalimantan:
Provinsi Kalimantan Utara Beribukota di Tanjung Selor
Provinsi Kalimantan Barat Beribukota di Pontianak
Provinsi Kalimantan Tengah Beribukota di Palangkaraya
Provinsi Kalimantan Selatan Beribukota di Banjarmasin
Provinsi Kalimantan Timur Beribukota di Samarinda
 Pulau Sulawesi:
Provinsi Sulawesi Utara Beribukota di Manado
Provinsi Sulawesi Barat Beribukota di Kota Mamuju
Provinsi Sulawesi Tengah Beribukota di Palu
Provinsi Sulawesi Tenggara Beribukota di Kendari
Provinsi Sulawesi Selatan Beribukota di Makassar
Provinsi Gorontalo Beribukota di Gorontalo
 Pulau Papua dan Kepulauan Maluku:
Provinsi Maluku Beribukota di Ambon
Provinsi Maluku Utara Beribukota di Ternate
Provinsi Papua Barat Beribukota di Kota Manokwari
Provinsi Papua Beribukota di Jayapura

6. Brunei Darussalam
 Sejarah Brunei Darussalam
Catatan-catatan dari Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa kesultanan
Brunei telah ada sejak setidaknya abad VII atau VIII Masehi. Kesultanan awal
ini kemudian ditaklukkan oleh Sriwijaya pada awal abad IX dan kemudian
menguasai Kalimantan utara dan Filipina. Setelah itu mereka dikalahkan oleh
Majapahit, tetapi setelah itu berhasil memerdekakan diri dan menjadi negara
yang maju.
Kesultanan Brunei mencapai masa kejayaan dari abad XV sampai XVII,
ketika daerah kekuasaannya mencapai seluruh pulau Kalimantan dan
kepulauan Filipina. Brunei terutama paling kuat dalam masa pemerintahan
sultan kelima, Bolkiah (1473-1521), yang terkenal karena perjalanan-
perjalanannya di samudera dan menaklukkan Manila; dan pada masa
pemerintahan sultan kesembilan, Hassan (1605-1619), yang mengembangkan
sistem pengadilan kerajaan, yang unsur-unsurnya masih terdapat sampai hari
ini.
Setelah Sultan Hassan, kejayaan Brunei memudar karena perebutan
kekuasaan dan juga bertumbuhnya pengaruh kekuasaan kolonial Eropa di
daerah itu yang, antara lain, mengacaukan jalur-jalur perdagangan tradisional,
menghancurkan dasar ekonomi Brunei dan banyak kesultanan Asia Tenggara
lainnya. Pada 1839, petualang Inggris James Brooke sampai ke Kalimantan
dan menolong Sultan Brunei menumpas sebuah pemberontakan. Sebagai
imbalannya, ia menjadi gubernur dan kemudian "Rajah Putih" dari Sarawak di
Kalimantan barat laut dan kemudian mengembangkan daerah kekuasaan di
bawah pemerintahannya. Brooke tidak pernah mengambil alih kekuasaan di
Brunei, walaupun ia mencoba untuk melakukan hal itu. Ia bertanya kepada
pemerintah Britania apakah ia boleh mengakui Brunei sebagai miliknya, tetapi
ditolak. Walaupun Brunei diperintah dengan kurang baik, ia memiliki
perasaan dan identitas nasional, dan karena itu tidak dapat direbut oleh
Brooke.
Sementara itu, British North Borneo Company memperluas kekuasaannya
di daerah Kalimantan timur laut. Pada 1888, Brunei menjadi negara lindungan
pemerintah Britania Raya, dan walaupun tetap memegang otonomi namun di
bawah kekuasaan Britania dalam hubungan luar negeri. Pada 1906, Brunei
lebih erat lagi dikuasai Britania ketika kekuasaan eksekutif dialihkan kepada
seorang Residen yang mengatur semua hal kecuali adat dan agama lokal.
Pada 1959, sebuah undang-undang dasar baru ditulis dan mencanangkan
Brunei sebagai negara yang memerintah diri sendiri, walaupun hubungan luar
negeri, keamanan dan pertahanan tetap dipegang oleh Britania Raya, sekarang
diwakili oleh seorang Komisioner Tinggi. Sebuah usaha pada 1962 untuk
memperkenalkan sebuah badan legislatif yang sebagian anggotanya dipilih
dan memiliki kekuasaan terbatas dibatalkan setelah partai politik oposisi
Partai Rakyat Brunei meluncurkan pemberontakan bersenjata, yang
ditaklukkan pemerintah dengan bantuan tentara Britania. Pada akhir 1950-an
dan awal 1960-an, pemerintah juga menolak untuk bergabung dengan Sabah
dan Sarawak di negara Malaysia yang baru terbentuk. Sultan Brunei kemudian
memutuskan bahwa Brunei akan menjadi negara yang terpisah.
Pada 1967, Omar Ali Saifuddin turun tahta untuk anak laki-lakinya yang
kedua, Hassanal Bolkiah, yang menjadi penguasa ke-29. Sang mantan sultan
tetap menjadi menteri pertahanan dan mengambil gelar Seri Begawan. Pada
1970, ibu kota Brunei Town diganti namanya menjadi Bandar Seri Begawan
untuk menghormatinya. Seri Begawan wafat pada 1986.
Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya menandatangani sebuah
perjanjian persahabatan dan kerjasama baru. Pada 1 Januari 1984, Brunei
Darussalam menjadi negara merdeka.
 Kepala Negara : Sultan
 Kepala Pemerintahaan : Perdana Menteri
 Ibukota : Bandar Seri Begawan
 Suku Bangsa : Melayu, Cina, dll.
 Bahasa : Melayu, Inggris
 Agama : Islam
 Lagu Kebangsaan : Allah Peliharakan Sultan
 Mata Uang : Dollar Brunei
 Hasil Pertanian : Karet, beras, rempah-rempah
 Sumber Alam : Minyak, gas alam, kayu

7. Vietnam
 Sejarah Vietnam
Perancis menjajah Vietnam sejak pertengahan abad 19. Pada tahun 1940
Perancis dikalahkan oleh Jepang. Pada tahun 1945, setelah Jepang setuju
tanpa syarat, di Vietnam bagian utara menetapkan rezim nasionalis-komunis
oleh Ho Chi Min dan di Vietnam bagian selatan Perancis kembali melakukan
penjajahannya. Perang meletus antara dua pihak pada tahun 1946. Baru pada
tahun 1956 Perancis dapat dikalahkan dan untuk sementara waktu Vietnam
dibagi menjadi dua bagian, menunggu hasil pemilihan umum yang disetujui.
Pemilihan umum ini tidak dilakukan karena ditolak oleh Vietnam bagian
selatan, yang takut Vietnam bagian utara akan menang. Vietnam salah
menjadi perang yang dahsyat, salah satu bagian dari Perang Dingin (perang
antara blok komunis dan blok kapitalis). Vietnam bagian utara diterima oleh
China dan Uni Soviet, Vietnam bagian selatan diterima oleh AS. Dua pihak
mengalami kerugian dan korban jiwa yang luar biasa (sekitar 3 juta orang).
Pada tahun 1975 AS keluar dari politik internasional dan rakyatnya sendiri
yang kehilangan sanak saudara yang ikut menjadi prajurit.
Setelah 30 tahun kemenangannya, Vietnam Utara menghasilkan penyatuan
dan perdamaian dua bagian Vietnam di bawah pemerintahan komunis. Perang
menghancurkan ekonomi dan pertanian Vietnam. Alam, sawah dan ladang
dimusnahkan dengan bomput. Saat mengakuisisi kekuatan, pemerintah
menciptakan ekonomi terencana, mirip apa yang dilakukan Indonesia di
zaman Orde Baru melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun. Kolektivisasi
pertanian, pabrik-pabrik dan modal yang diterapkan, dan jutaan orang yang
berhasil dalam program-program pemerintah.
Dalam beberapa putaran yang baru lewat, ekonomi Vietnam terganggu
oleh ketidakefisienan dan korupsi. Kualitas dan target produksi di bawah
standar sambil melaksanakan kegiatan keuangan dan perdagangan terjadi.
Perekonomian Vietnam juga berdampak pada embargo perdagangan oleh
Amerika Serikat dan negara-Eropa setelah Perang Dingin.
Pada tahun 1986, Kongres Partai Keenam memperkenalkan reformasi
ekonomi dengan elemen-elemen ekonomi-pasar sebagai bagian dari paket
reformasi ekonomi. Kepemilikan swasta digenjot dalam bidang industri,
perdagangan dan pertanian.
 Kepala Negara : Sultan
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
 Ibukota : Hochiminh
 Suku Bangsa : Vietnam, Cina, Khmer
 Bahasa : Vietnam
 Agama : Budha, Katholik, Islam
 Lagu Kebangsaan : Forward Soldier
 Mata Uang : Dong
 Hasil Pertanian : Karet, beras, kelapa sawit, kayu
 Sumber Alam : Timah, minyak tembaga

8. Burma (Myanmar)
 Sejarah Myanmar
Sejarah Myanmar atau Sejarah Birma meliputi kurun waktu sejak
berdirinya pemukiman-pemukiman pertama manusia yang telah diketahui
pada 13.000 tahun yang lampau sampai sekarang. Menurut catatan sejarah,
para pemukim pertama di negeri ini adalah orang-orang Pyu, suku bangsa
penutur bahasa Tibeto-Birma dan pemeluk agama Buddha Theravada yang
mendirikan sejumlah negara kota sampai jauh ke Pyay di kawasan selatan
Birma.
Suku bangsa lain, yakni orang Bamar, memasuki daerah hulu Sungai
Irawadi pada permulaan abad ke-9. Kelompok ini kelak mendirikan Kerajaan
Pagan (1044–1287) yang pertama kali mempersatukan kawasan Lembah
Sungai Irawadi dan sekitarnya. Selama kurun waktu ini, bahasa Birma dan
budaya Bamar lambat laun menggantikan bahasa dan budaya Pyu. Seusai
invasi Monggol pertama atas Birma pada 1287, sejumlah kerajaan kecil
bermunculan di negeri ini, yang paling menonjol di antaranya adalah Kerajaan
Awa, Kerajaan Hanthawadi, Kerajaan Mrauk U, dan negara-negara orang
Shan. Kerajaan-kerajaan kecil ini tak henti-hentinya bergonta-ganti sekutu dan
saling memerangi.
Pada paruh kedua abad ke-16, raja-raja wangsa Taungu (1510–1752)
mempersatukan kembali negeri ini, dan membangun kemaharajaan terbesar
dalam sejarah Asia Tenggara yang berdiri selama kurun waktu yang singkat.
Raja-raja wangsa Taungu memprakarsai pembaharuan-pembaharuan penting
di bidang administrasi dan perekonomian yang menghasilkan sebuah kerajaan
yang lebih kecil namun lebih tenteram dan makmur pada abad ke-17 dan
permulaan abad ke-18. Pada paruh kedua abad ke-18, raja-raja wangsa
Konbaung (1752–1885) memulihkan kebesaran kerajaan ini, serta
melanjutkan karya pembaharuan raja-raja wangsa Taungu yang membuat
kerajaan ini menjadi pusat mandala kekuasaan bagi negeri-negeri di
sekitarnya dan menjadi salah satu negara yang paling melek aksara di Asia.
Raja-raja wangsa Konbaung juga berperang melawan semua negara
tetangganya. Perang Inggris-Birma (1824–1885) akhirnya menundukkan
negeri ini di bawah penjajahan Britania.
Penjajahan Britania menimbulkan sejumlah perubahan mendalam di
bidang sosial, ekonomi, budaya, dan administrasi yang sepenuhnya
mentransformasi masyarakat yang mula-mula bersifat agraris ini. Selain itu,
pemerintah penjajah Britania menonjol-nonjolkan perbedaan-perbedaan
antarsuku bangsa yang sangat beragam di Birma. Sejak merdeka pada 1948,
Birma harus berkutat dengan salah satu perang saudara terlama yang tak
kunjung terselesaikan. Negara ini dikuasai pemerintahan militer dalam
berbagai samarannya sejak 1962 sampai 2010, dan sepanjang kurun waktu itu
lambat laun merosot menjadi salah satu negara terbelakang di dunia.
 Kepala Negara : Presiden
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
 Ibukota : Rangoon
 Suku Bangsa : Tibet Burma, Shan, Karen, Rakhin, Mon, dan
Kachin
 Bahasa : Burma (resmi), Inggris
 Agama : Budha, Islam, Hindu, Kristen
 Lagu Kebangsaan : Our Free Homeland
 Mata Uang : Kyat
 Hasil : Padi, kayu jati, gandum, jagung dan kepala.

9. Laos
 Sejarah Laos
Sejarah Laos pada awalnya didominasi oleh Kerajaan Nanzhao, yang
diteruskan pada abad ke-14 oleh kerajaan lokal Lan Xang yang berlangsung
hingga abad ke-18, setelah Thailand menguasai kerajaan tersebut. Kemudian
Prancis menguasai wilayah ini pada abad ke-19 dan menggabungkannya ke
dalam Indochina Prancis pada 1893. Setelah penjajahan Jepang selama Perang
Dunia II, negara ini memerdekakan diri pada 1949 dengan nama Kerajaan
Laos di bawah pemerintahan Raja Sisavang Vong.
Keguncangan politik di negara tetangganya Vietnam membuat Laos
menghadapi Perang Indochina Kedua yang lebih besar (disebut juga Perang
Rahasia) yang menjadi faktor ketidakstabilan yang memicu lahirnya perang
saudara dan beberapa kali kudeta. Pada 1975 kaum komunis Pathet Lao yang
didukung Uni Soviet dan komunis Vietnam menendang pemerintahan Raja
Savang Vatthana dukungan Amerika Serikat dan Prancis. Setelah mengambil
alih negara ini, mereka mengganti namanya menjadi Republik Demokratik
Rakyat Laos yang masih berdiri hingga saat ini. Laos mempererat
hubungannya dengan Vietnam dan mengendurkan larangan ekonominya pada
akhir dekade 1980an dan dimasukkan ke dalam ASEAN pada 1997.
 Sejarah Awal
Penghuni asli Laos adalah orang-orang Austroasiatik, yang hidup
dari berburu dan meramu sebelum datangnya masa pertanian. Para
pedagang Laos, yang cekatan dalam mengarungi sungai menggunakan
kano, menggunakan jalur yang menembus pegunungan terutama
sungai-sungai. Rute sungai yang paling penting adalah Mekong karena
banyak anak sungainya memungkinkan para pedagang menembus jauh
ke pedalaman, tempat mereka membeli hasil bumi seperti kapulaga,
kapur barus, sticklac dan banyak makanan lainnya.
 Kepala Negara : Presiden
 Kepala Pemerintahaan : Perdana Menteri
 Ibukota : Thai, Khmer, Cina
 Suku Bangsa : Thai, Khmer, Cina
 Bahasa : Laos (Resmi), Perancis, dan Inggris
 Agama : Budha, Kristen, Animisme
 Lagu Kebangsaan : Sad Lao Tang Te Deum Ma’khun Su Lin
 Mata Uang : New Kip (KN)
 Hasil Pertanian : Getah dammar, padi

10. Kamboja
 Sejarah Kamboja
Sejarah Kamboja, sebuah negara di daratan utama Asia Tenggara, bermula
pada sekitar milenium ke-5 SM. Catatan mendetail dari struktur politik di
wilayah yang sekarang merupakan Kamboja mula-mula muncul dalam
catatan-catatan Tiongkok dalam rujukan untuk Funan, sebuah negara yang
berada di bagian paling selatan semenanjung Indochina pada abad ke-1
sampai ke-2. Berpusat di hilir Mekong, Funan dikenal sebagai budaya Hindu
regional tertua, yang menjalin hubungan sosial-ekonomi dengan mitra-mitra
dagang maritim Indosfer di bagian barat. Pada abad ke-6, sebuah sipilisasi
yang disebut Chenla atau Zhenla dalam catatan-catatan Tiongkok,
menggantikan Funan, sebagai negara yang menguasai wilayah yang lebih
besar dan memiliki lebih dari satu pusat kekuasaan.
Kekaisaran Khmer berdiri pada awal abad ke-9. Sumber-sumber menyebut
inisasi mistik dan upacara konsekrasi untuk mengklaim pengesahan politik
oleh pendirinya Jayawarman II di Gunung Kulen (Gunung Mahendra) pada
802 Masehi. Sebuah suksesi kedaulatan berpengaruh, yang melanjutkan tradisi
kultus dewaraja Hindu, memerintah sepanjang era klasik sipilisasi Khmer
sampai abad ke-11. Sebuah dinasti baru yang berasal dari tingkat provinsi
memperkenalkan agama Buddha, yang menurut beberapa cendekiawan
mengakibatkan penghancuran umum dan ketidaklanjutan agama kerajaan.
Kronologi kerajaan berakhir pada abad ke-12. Prestasi-prestasi besarnya
dalam administrasi, pertanian, arsitektur, hidrologi, logistik, perencanaan tata
kota dan seni rupa merupakan testimoni pada sipilisasi kreatif dan progresif -
dalam kompleksitas batu pijakan warisan kebudayaan Asia Tenggara.
Penghancuran berlanjut melalui periode trasisional selama sekitar 100
tahun yang disusul oleh Periode Pertengahan sejarah Kamboja, yang disebut
Zaman Kegelapan Kamboja, yang dimulai pada pertengahan abad ke-15.
Meskipun seluruh kultus Hindu tergantikan, sebuah situs monumen di ibu
kota lama masih menjadi pusat spiritual penting. Sejak pertengahan abad ke-
15, populasi besar berpindah ke timur dan - dengan beberapa pengecualian -
bermukim pada tepian sungai Mekong dan Tonle di Chaktomuk, Longvek dan
Oudong.
Perdagangan maritim adalah dasar paling berpengaruh pada abad ke-16.
Namun, para pendatang - Muslim Melayu dan Cham, para misionaris dan para
penjelajah Eropa Kristen - makin mengganggu dan mempengaruhi urusan
pemerintahan. Keberuntungan yang ambisius, sebuah ekonomi satu tangan
dan budaya yang mengganggu dan ikut campur kerajaan pada bidang lainnya
membuat wilayah tersebut memasukki era Longvek.
Pada abad ke-15, suku-suku tetangga tradisional Khmer, suku Mon di
bagian barat dan suku Cham di bagian timur secara bertahap tergerogoti dan
tergantikan masing-masing oleh Siam/Thai dan Annam/Vietnam.
 Kepala Negara : Raja
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
 Ibukota : Phnom Penh
 Suku Bangsa : Khmer, Cina, Vietnam
 Bahasa : Khmer (Resmi), dan Perancis
 Agama : Budha, Islam
 Lagu Kebangsaan : Our Country
 Mata Uang : Riel Kamboja
 Hasil Pertanian : Padi, jagung dan karet

 Timor Leste
Negara yang dekat dengan Indonesia tetapi tidak masuk dalam anggota ASEAN
 Sejarah Timor Leste
Sejarah Timor Leste berawal dengan kedatangan orang Australoid dan
Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal
abad ke-15 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi
beberapa bentrokan dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana
Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Timur dari
1942 sampai 1945, tetapi setelah mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal
kembali menguasainya.
Pada tahun 1975, ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur
terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari
Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste
yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk
menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk
mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu
FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste
sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975.
Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika
terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September, Oktober
dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000
penduduk sipil (sebagian besarnya adalah pendukung faksi integrasi dengan
Indonesia). Dalam sebuah wawancara pada tanggal 5 April 1977 dengan Sydney
Morning Herald, Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik mengatakan bahwa
"jumlah korban tewas berjumlah 50.000 orang atau mungkin 80.000". Tak lama
kemudian, kelompok pro-integrasi mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia
pada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia untuk
mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis.
Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7
Desember 1975, FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke
daerah pegunungan untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang
dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena pengeboman dari udara oleh
militer Indonesia serta ada yang mati karena penyakit dan kelaparan. Banyak juga
yang mati di kota setelah menyerahkan diri ke tentara Indonesia, tetapi Tim
Palang Merah International yang menangani orang-orang ini tidak mampu
menyelamatkan semuanya.
Selain terjadinya korban penduduk sipil di hutan, terjadi juga pembantaian
oleh kelompok radikal FRETILIN di hutan terhadap kelompok yang lebih
moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh FRETILIN yang dibunuh oleh
sesama FRETILIN selama di Hutan. Semua cerita ini dikisahkan kembali oleh
orang-orang seperti Francisco Xavier do Amaral, Presiden Pertama Timor Leste
yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1975. Seandainya
Jenderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak menyelamatkan Xavier di lubang
tempat dia dipenjarakan oleh FRETILIN di hutan, maka mungkin Xavier tidak
bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste Sekarang.
Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles
yang dinyatakan hilang di hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok
radikal FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di Baucau dan masih
terus menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang
kendali di sektor Timur pada waktu itu tentang keberadaan suaminya.
Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurun waktu 3 bulan
(September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun
(1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang
secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya
mati ditangan Indonesia saat dan sesudah invasi dan adapula yang mati kelaparan
atau penyakit. Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia
karena keracunan bahan kimia dari bom-bom napalm, serta mortir-mortir.
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi
ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires
melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi
perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis
dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun
meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik.
Amerika Serikat dan Australia "merestui" tindakan Indonesia karena takut
Timor Leste menjadi kantong komunisme terutama karena kekuatan utama di
perang saudara Timor Leste adalah Fretilin yang beraliran Marxis-Komunis. AS
dan Australia khawatir akan efek domino meluasnya pengaruh komunisme di
Asia Tenggara setelah AS lari terbirit-birit dari Vietnam dengan jatuhnya Saigon
atau Ho Chi Minh City.
Namun PBB tidak menyetujui tindakan Indonesia. Setelah referendum
yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999, di bawah perjanjian yang
disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor
Leste memilih merdeka dari Indonesia. Antara waktu referendum sampai
kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-
kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan
besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi
ke Timor barat. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi, air,
sekolah dan listrik hancur. Pada 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian
International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada
20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka
dengan nama Timor Leste dengan sokongan luar biasa dari PBB. Ekonomi
berubah total setelah PBB mengurangi misinya secara drastis.
Semenjak hari kemerdekaan itu, pemerintah Timor Leste berusaha
memutuskan segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi
Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan mendatangkan bahan-bahan kebutuhan
pokok dari Australia sebagai "balas budi" atas campur tangan Australia menjelang
dan pada saat referendum. Selain itu pemerintah Timor Leste mengubah nama
resminya dari Timor Leste menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan
mengadopsi mata uang dolar AS sebagai mata uang resmi yang mengakibatkan
rakyat Timor Leste menjadi lebih krisis lagi dalam hal ekonomi.
 Kepala Negara : Presiden
 Bentuk Pemerintahan : Republik Semi Presidensial
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
 Lagu kebangsaan : Patria (Fatherland)
 Ibukota : Dili
 Bahasa : Tetum dan Portugis
 Agama : Katolik Roma
 Suku Bangsa : Austronesian (Malayopolynesian) dan Papua
 Mata Uang : Dolar Amerika Serikat (USD)
 Hasil Pertanian : Kopi, jagung, dan kentang.

Anda mungkin juga menyukai