MTcy ODhj ZGU1 NDDM MTYw N2 MZ MGEz OTM3 Yz A5 ZDM0 ZJ Uz MGFL MM U0 YQ
MTcy ODhj ZGU1 NDDM MTYw N2 MZ MGEz OTM3 Yz A5 ZDM0 ZJ Uz MGFL MM U0 YQ
D111 13 529
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik program studi
menyelesaikan tugas akhir ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
1. Bapak Prof. H. Dr. Muh. Wihardi Tjaronge, S.T., M.Eng selaku Ketua Departemen
Teknik Sipil yang telah memberikan izin dalam penulisan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Ir. H. Rusdi Usman Latief, M.T. selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.
i
4. Bapak Dr. M. Asad Abdurahman,ST.,M.Eng.PM. selaku dosen Pembimbing II yang
selalu memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir
ini.
5. Bapak Dr.Eng. Irwan Ridwan Rahim, S.T.,M.T. selaku dosen Penguji yang
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama perbaikan tugas akhir ini.
6. Ibu Dr. Evi Apriannti, ST.MT. selaku dosen penguji yang selalu memberikan waktu,
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis, serta Seluruh Staf Jurusan Teknik Sipil yang telah membantu pengurusan
8. Terkhusus kedua orang tua penulis Ayah M. Nur Yusuf dan Mama Asmiati tercinta
serta adik tersayang Dewi Masita atas seluruh dukungan, pengorbanan, dan Doa
kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan Ex c, dan Big5is Azka, Sri, Mis
ii
10. Sahabat-sahabat saya (Jeany, Arty, Poppy Dan Tari).Terutama untuk partner Abdul
Wahid yang tidak henti memberikan doa dan dukungannya selama penyelesaian
tugas akhir.
11. Teman-Teman Seperjuangan Teknik Sipil 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam tugas akhir ini masih
banyak terdapat kesalahan maupun segala bentuk kekurangan. Maka dari itu penulis
memohon maaf dan meminta sekiranya ada kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis sendiri maupun bagi semua
pihak yang berkenaan untuk membaca dan mempelajarinya. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan rahmat serta karuniaNya kepada
iii
PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PENYELESAIAN
GEDUNG PERAWATAN OBSGYN DAN ANAK (DUA LANTAI)
(Study Kasus : RSUD Kolonedale Kabupaten Morowali Utara)
ABSTRAK
Pada masa pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian antara
jadwal rencana dan realisasi di lapangan yang dapat mengakibatkan pertambahan
waktu pelaksanaan dan pembengkakan biaya pelaksanaaan sehingga penyelesaian
proyek menjadi terhambat. Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat
pengaruh faktor cuaca, kurang memadainya kebutuhan pekerja, material ataupun
peralatan, kesalahan perencana atau spesifikasi. Keterlambatan dalam pelaksanaan
proyek konstruksi dapat diatasi dengan melakukan percepatan dalam pelaksanaannya
agar dapat mencapai target rencana. Namun dalam pengambilan tentu harus
memperhatikan faktor pembiayaan sehingga hasil yang diharapkan yaitu biaya
minimum tanpa mengabaikan mutu sesuai standar yang diinginkan. Salah satu metode
percepatan durasi yang dapat digunakan adalah metode pertukaran waktu dan biaya
atau time cost trade off. Tujuan dari metode ini adalah mempercepat waktu pelaksanaan
proyek dan menganalisis pengaruh waktu dapat dipersingkat dengan penambahan
biaya sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya yang
paling minimum.Perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis dan kemudian
dilakukan crashing untuk mendapatkan cost slope. Selanjutnya penekan durasi dimulai
dari aktivitas yang memiliki cost slope terendah.Dari hasil kedua pemambahan jam
lembur tersebut, penambahan 4 (empat) jam lembur lebih menguntungkan dari segi
biaya dan waktu karena hanya terjadi peningkatan total biaya dalam jumlah yang relatif
kecil dan efisiensi waktu yang dihasilkan lebih tinggi dibanding pada penambahan 7
(tujuh) jam lembur.
Kata kunci : penambahan jam lembur, time cost trade off, lintasan kritis, cost slope.
iv
COST CONTROL and TIME of COMPLETION of the BUILDING
PROJECT at OBSGYN and CHILD CARE (two floors)
(Case Study: Regional General Hospital Morowali Regency Kolonedale
North)
ABSTRACT
At the time of the execution of the construction project are frequent
discrepancies between a sign and a schedule of realization in the field that can lead to
an implementation time and swelling she cost so that the actions of the project becomes
obstructed. The cause of the delays that often occurs is the fish changes the situation
on the project, the design changes, the influence of weather factors, inadequate his
superbly worker, material or equipment, or planner error specification. The delay in the
implementation of the construction project could be addressed by conducting an
acceleration in its implementation in order to achieve the targets of the plan. However
in decision-making to accelerate the implementation of the work certainly should pay
attention to factors of financing so that the expected results are valid minimal cost
without neglecting the quality standards that you want. One method of acceleration
duration that can be used this way is a method of exchanging time and costs or time
cost trade off. The purpose of this method is to speed up the implementation of the
project and analyze the effect of time can be shortened by the addition of costs so as to
note the most maximum acceleration and the most minimal. The calculation starts with
the search for critical path and then going to get charged slammed into do the slopes.
Next suppressor duration starts from the activity that has the lowest cost.From the
results of both the addition of overtime hours, the addition of 4 (four) hours of overtime
are more advantageous in terms of costs and time because the total cost of the guardian
only happens in relatively small amounts and the resulting time efficiency is higher
than additions to the 7 (seven) overtime hours.
Key words: addition of overtime hours, time cost trade off, critical path, cost slope.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... iv
1.3.Tujuan .................................................................................................... 4
vi
2.2.2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) .................................11
2.5. Analisa Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off) ........... 23
Method (PDM)..................................................................................... 32
vii
4.4. Perhitungan Crashing Program .......................................................... 42
4.5. Analisa Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off) .......... 54
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 66
viii
DAFTAR GAMBAR
Lembur...............................................................................................19
Gambar 2.3 Grafik hubungan biaya total, biaya tidak langsung, biaya
Gambar 4.3 Grafik Percepatan Biaya Langsung dan biaya total terhadap
Gambar 4.5 Grafik Percepatan Biaya Langsung dan biaya total terhadap
ix
DAFTAR TABEL
Method (PDM).....................................................................................35
Tabel 4.7 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur
per hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap
Tabel 4.10 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur
per hari (7 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap
x
kegiatan kritis .................................................................................... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
karena setiap aspek dalam proyek konstruksi saling mempengaruhi antara satu dengan
yang lainnya. Pada masa pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian
adalah akibat perubahan situasi di proyek, perubahan desain, pengaruh faktor cuaca,
tentu harus memperhatikan faktor pembiayaan sehingga hasil yang diharapkan yaitu
biaya minimum tanpa mengabaikan mutu sesuai standar yang diinginkan. Banyak hal
yang dapat dilakukan dalam mengatasi keterlambatan waktu proyek yaitu dengan
1
kerja, ataupun penggunaan alat bantu yang lebih produktif. Hal yang terkait dalam
mengatasi keterlambatan proyek tersebut adalah waktu penyelesaian proyek dan biaya-
biaya pekerja pada proyek dan aktivitas pendukungnya mempunyai hubungan yang
proyek yang tidak boleh terlambat dan tidak bisa ditunda. Sehingga produk akhir
proyek tersebut dapat segera digunakan sesuai dengan kebutuhan. Meskipun dalam
perayaan event tertentu, perbaikan jalan atau pembuatan jalan menjelang Hari
Raya/Tahun Baru.
memperpendek waktu pelaksanaan proyek, akan tetapi disisi lain biaya pelaksanaan
proyek akan meningkat. Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja maka alternatif yang
biasa digunakan untuk menunjang percepatan aktivitas adalah dengan penambahan jam
kerja dan penambahan tenaga kerja sehingga berpengaruh pada biaya total proyek.
Untuk mengetahui hal ini perlu dipelajari tentang jaringan kerja yang ada serta
hubungan antara waktu dan biaya. Hal tersebut disebut sebagai analisis pertukaran
waktu dan biaya (time cost trade off analysis) (Rani, 2014, p.2).
2
Pada skripsi ini, penulis melakukan studi kasus pada proyek Penyelesaian
Gedung Perawatan Obsgyn Dan Anak (Dua Lantai). Permasalahan pada proyek
Metode analisis yang akan digunakan yaitu metode pertukaran waktu dan biaya (time
cost trade off). Tujuan dari metode ini adalah mempercepat waktu pelaksanaan proyek
pelaksanaannya sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya
Sehubung dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus untuk
mengetahui hasil analisa Time Cost Trade Off pada proyek tersebut. Berdasarkan hal
proyek, menganalisis waktu yang dihasilkan akibat percepatan durasi proyek serta
pelaksanaan konstruksi.
membutuhkan.
4
5. Memberikan alternatif pertimbangan bagi penyedia jasa konstruksi pada masa
1. Penelitian ini dilakukan pada proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Obsgyn Dan
6. Perhitungan harga bahan dan upah pekerja menggunakan harga bahan dan upah
5
1.6 Sistematika Penulisan
susunan dari bab-bab yang merupakan pokok-pokok uraian dari skripsi ini, maka
dibawah ini kami menguraikan secara singkat uraian masalah dalam setiap bab
(sistematis penulisan)
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan
penulisan.
Pada bab ini memberikan uraian mengenai teori yang menjadi landasan
hasil dalam system pengendalian biaya dan waktu. Dan juga memberikan
Pada bab ini membahas tentang penguraian gambaran umum tentang proyek,
6
BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
bab ini merupakan aplikasi dari bab ketiga yang merupakan inti dari
actual dengan analisa konsep nilai hasil, analisa cost dan schedule
variance,analisa pelaksanaan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan
penulisan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat sementara yang sudah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waku selesainya. Menurut Nurhayati (2010), sebuah
proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh
(skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas-aktivitas proyek untuk
aplikasi dan integrasi tahapan proses manajemen proyek yaitu initiating, planning,
proyek tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-
kendala yang sifatnya saling mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project
constraint yaitu biaya, waktu dan mutu. Di mana keseimbangan ketiga konstrain
tersebut akan menentukan kualitas suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih faktor
tersebut akan mempengaruhinya setidaknya satu faktor lainnya. Untuk itu diperlukan
8
suatu pengaturan yang baik sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang
Manajemen proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan
d. Diterima customer
yang tersedia. Sehingga dalam pelaksananaanya dapat sesuai dengan jadwal, waktu,
9
2.2. Biaya Proyek
Selama masa konstruksi, suatu proyek memerlukan berbagai jenis sumber daya
(4M) antara lain tenaga kerja (man), material, metode (method) dan peralatan
masalah biaya dan pendapatan proyek. Biaya yang digunakan pada proyek adalah biaya
total. Total biaya untuk setiap durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan biaya
tidak langsung.
berhubungan erat dengan aktivitas proyek yang sedang berjalan. Biaya langsung akan
bersifat sebagai biaya normal apabila dilakukan dengan metode yang efisien dan dalam
waktu normal proyek. Biaya untuk durasi waktu yang dibebankan (imposed duration
date) akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal sehingga
pengurangan waktu akan menambah biaya dari kegiatan proyek. Total waktu dari
semua paket kegiatan dalam proyek menunjukkan total biaya langsung untuk
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan dan material yang akan
digunakan. Biaya material di suatu tempat mungkin akan berbeda dengan tempat
10
lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh kelangkaan material, biaya transportasi dan stok
material.
Biaya upah tenaga kerja relatif bervariasi dan tergantung terhadap keahlian dan
standar gaji dimana proyek tersebut berada. Upah pekerja ini termasuk jaminan
c. Biaya Alat
sebelumnya untuk menyewa atau membeli alat tersebut. Karena dengan suatu analisa
d. Biaya Sub-Kontraktor.Biaya yang akan dikeluarkan bila ada bagian pekerjaan yang
Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan
proyek tetapi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dan
dihitung pada awal proyek sampai akhir proyek konstruksi. Bila pelaksanaan akhir
proyek mundur dari waktu yang sudah direncanakan maka biaya tidak langsung ini
11
akan menjadi besar, sehingga keuntungan kontrakor akan berkurang bahkan pada
kondisi tertentu akan mengalami kerugian. Menurut Widyatmoko (2008), biaya tidak
a. Biaya Overhead
pekerjaan selama proyek berlangsung. Biaya ini dikeluarkan untuk fasilitas sementara,
c. Keuntungan
umumnya 10%. Selain itu juga tergantung pada besarnya resiko pekerjaan tersebut,
semakin besar resikonya maka akan semakin besar pula keuntungan yang ditetapkan.
Bagi kontraktor, keuntungan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar efesiensi yang
spesifikasi dan waktu pelaksanaan proyek. Total biaya pada proyek penelitian
merupakan penjumlahan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya untuk durasi
12
waktu yang dibebankan akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal,
sehingga pengurangan waktu akan menambah biaya dari kegiatan proyek. Biaya tidak
langsung bersifat kontinu selama proyek, sehingga pengurangan durasi proyek berarti
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Penjadwalan atau
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil
2011).
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tayor dalam bentuk bagan
balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Diagram
batang terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup
proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, dan bulan
13
b. Kurva S atau Hannum Curve
kegiatan proyek. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot
%) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Untuk
persentase berdasarkan biaya setiap item pekerjaan dibagi nilai anggaran (Husen,
2011).
penggambaran kurva S rencana dengan kombinasi Barchart dapat dilihat pada Gambar
2.1.
proyek yang harus dilaksanakan, urutan kegiatan yang logis, ketergantungan antar
Dalam metode networking ada metode awal yang paling sering digunakan yaitu CPM
(Critical Path Method) dan PDM (Precedence Diagram Method). Dimna CPM (Critical
Path Method) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang
pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan
digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM (Critical Path Method) atau
Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek
yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara bagian kritis atas
jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON. Dalam metode ini, kegiatan dituliskan
dalam node yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya sebagai
PDM ini dapat menumpah-tindihkan suatu kegiatan tanpa memerlukan garis dummy
15
yang rumit. Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segiempat.
Pada penelitian ini, penulis juga menggunakan Microsoft Office Project 2010
untuk membuat network planning dan menentukan lintasan kritis pada aktivitas
kegiatan proyek konstruksi. Dimulai dari pengaturan pada calender kemudian input
durasi dan prodessor tiap kegiatan, barulah dapat diketahui lintasan kritis yang
nantinya akan diidentifikasi dalam perhitungan kenaikan biaya akibat percepatan (cost
1. Task adalah jenis item atau kegiatan atau pekerjaan dalam proyek.
yang lain.
16
6. Resources adalah sumber daya yang terlibat dalam proyek, baik sumber daya
8. Gannt Chart adalah bentuk tampilan dari hasil kerja microsoft project dalam
9. Pert Chart adalah grafik pekerjaan dalam bentuk kotak atau biasa disebut node.
Dalam node ini akan ditampilkan keterangan nama pekerjaan, start, finish, serta
11. Tracking adalah peninjauan hasil kerja proyek di lapangan dengan rencana
menyelesaikan proyek konstruksi dengan durasi waktu yang lebih cepat dari jadwal
yang telah ditentukan sebelumnya (crashing). Crashing adalah suatu proses yang
disengaja, sistematis, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua
kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur
17
Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk
menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi
Terdapat beberapa alasan perlu dilakukan percepatan durasi proyek antara lain
merupakan keputusan dan disetujui manajemen atau owner dengan suatu alasan
tertentu.
toleransi tertentu dan dinilai oleh manajemen atau owner akan sangat
keseluruhan.
pada suatu aktivitas yaitu meliputi penjadwalan penambahan jam kerja (lembur),
penambahan jumlah tenaga kerja, penggunaan peralatan berat dan pengubahan metode
18
2.4.1. Pelaksanaan Percepatan Durasi
Kerja lembur dapat dilakukan dengan menambah jam kerja setiap hari dengan
sumber daya yang sama tanpa menambah tenaga kerja. Penambahan jam kerja
bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu
aktivitas akan lebih cepat. Pada saat melakukan penambahan jam kerja perlu
produktivitas orang tersebut menurun karena terlalu lelah. Adapun nilai penurunan
produktivias khususnya untuk kerja lembur dengan sumber daya manusia yang sama
Gambar 2.2. Grafik indikasi penurunan produktivitas karena kerja lembur (Soeharto,
1999, p.135)
19
Gambar 2.2 menunjukkan indikasi penurunan produktivitas, bila jam per hari
dan hari per minggu bertambah. Penurunan produktivitas untuk kerja lembur ini
disebabkan karena kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, dan
kegiatan. Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak
langsung yang dikeluarkan proyek tersebut. Besarnya biaya total sangat tergantung
oleh lamanya waktu pelaksanaan proyek. Keduanya akan berubah sesuai dengan waktu
dan kemajuan proyek walaupun tidak dapat dihitung dengan rumus tertentu, akan tetapi
umumnya semakin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak
langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat
20
Gambar 2.3. Grafik hubungan biaya total, biaya tidak langsung, biaya langsung
dengan waktu (Soeharto, 1999)
Dengan menggunakan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh lebih besar
dibandingkan dengan normal schedule. Dalam crash schedule akan dipilih kegiatan-
Gambar 2.4. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu
21
Untuk mengetahui hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan dapat
dilihat pada Gambar 2.4. Titik A menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B
suatu kegiatan, maka dapat mengetahui berapa slope atau sudut kemiringannya,
sehingga bisa menghitung berapa besar biaya untuk mempersingkat waktu satu hari.
Penambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas per satuan
waktu disebut cost slope. Perumusan cost slope sebagai berikut (Husen, 2011) :
Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktivitas dalam suatu
a. Normal Duration
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau kegiatan dengan
sumber daya normal yang ada tanpa adanya tambahan biaya lain dalam sebuah
proyek.
22
b. Crash Duration
Waktu yang dibutuhkan oleh satu proyek dalam usahanya untuk mempersingkat
c. Normal Cost
Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan
d. Crash Cost
Biaya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut dalam jangka waktu
sebesar durasi percepatannya. Biaya ini memacu pekerjaan lebih cepat selesai.
Biaya crash akan menjadi lebih besar dari biaya normal semula, hal ini diakibatkan
waktu yang menjadi lebih cepat dari waktu normalnya. Pada akhirnya, pelaksanaaan
2.5. Analisa Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off )
Time cost trade off merupakan kompresi jadwal untuk mendapatkan proyek
yang lebih menguntungkan dari segi waku (durasi), biaya, dan pendapatan. Tujuannya
23
adalah memampatkan proyek dengan durasi yang dapat diterima dan meminimalisasi
biaya total proyek. Pengurangan durasi proyek dilakukan dengan memilih aktivitas
tertentu.
Ervianto (2004) mengatakan pengertian time cost trade off adalah suatu proses
yang disengaja, sistematik, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua
kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur
kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai dari lintasan kritis yang mempunyai
berikut:
5. Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai
24
6. Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru, maka
8. Membuat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan hubungkan titik
normal (biaya dan waktu normal), titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat
9. Hitung biaya tidak langsung proyek dan gambarkan pada grafik di atas.
10.Jumlahkan biaya langsung dan biaya tak langsung untuk mencari biaya total
11. Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal yaitu kurun waktu
adalah biaya langsung, karena biaya inilah yang akan bertambah apabila dilakukan
25
BAB III
Perumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
RAB, Kurva S, Time Schedule
Kegiatan kritis
Crashing Program:
Penambahan Jam Kerja (lembur)
4 (empat) jam kerja (lembur)
7 (tujuh) jam kerja (lembur)
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
26
3.2 DATA UMUM PROYEK
Proyek pembangunan Rumah Sakit ini dibangun untuk membantu masyarakat dalam
Ribu Rupiah )
Utara
Utara
27
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
28
D. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & PENUTUP GEDUNG
1 Pemasangan Lantai Keramik ukuran 60 x 60 cm Ex Happy House m² 1.192,517 1.192,517 329.825,47 393.322.475,524
2 Pemasangan lantai keramik ukuran 20 x 25 cm ( Km/Wc ) m² 87,364 87,364 200.225,47 17.492.497,633
3 Pemasangan Dinding keramik 60 x 60 cm Ex Happy House m² 1.142,065 800,397 329.825,47 263.991.313,702
4 Pemasangan Dinding keramik ukuran 20 x 25 cm ( Km/Wc ) m² 346,705 346,705 200.225,47 69.419.170,273
744.225.457,132
E. PEKERJAAN PLAFOND
1 Pekerjaan Pemasangan rangka hollow + plafond gypsum m² 1.434,103 1.434,103 212.627,43 304.929.628,07
2 Pemasangan List langit langit gypsum m² 1.061,188 1.061,188 31.794,93 33.740.392,87
338.670.020,95
F. PEKERJAAN KUNCI & KACA
1 pemasangan kunci tanam bh 56,000 56,000 188.586,00 10.560.816,000
2 Pemasangan Kunci kamar mandi bh 11,000 11,000 115.127,50 1.266.402,500
3 Pemasangan engsel pintu bh 261,000 261,000 135.722,30 35.423.520,300
4 Pemasangan engsel jendela ( jendela & ventilasi ) bh 56,000 56,000 59.322,30 3.322.048,800
5 Pemasangan kunci slot ( pintu ) bh 65,000 65,000 34.222,30 2.224.449,500
6 Pemasangan spring knip ( jendela ) bh 91,000 91,000 46.722,30 4.251.729,300
7 Pemasangan Kait angin ( jendela & ventilasi ) bh 73,000 73,000 72.622,30 5.301.427,900
8 Pemasangan kaca reyben tebal 5 mm m² 141,914 141,914 337.914,30 47.954.769,970
9 Pemasangan kaca temper & aksesories untuk pintu utama unit 2,000 2,000 562.214,30 1.124.428,600
111.429.592,870
G. PEKERJAAN PENGECATAN
1 Pengecatan tembok ex. Mowilex m² 2.097,200 2.097,200 48.437,05 101.582.181,260
2 Pengecatan plafond ex. Mowilex m² 1.434,103 1.434,103 55.235,03 79.212.715,058
2 Pengecatan Listplank ex. SEIV m² 51,655 51,655 58.888,75 3.041.898,381
183.836.794,699
H. PEKERJAAN SANITASI GEDUNG
1 Pemasangan closet duduk/monoblok bh 28,000 28,000 1.974.405,00 55.283.340,00
2 Pemasangan wastafel ex TOTO bh 22,000 22,000 1.598.597,00 35.169.134,00
3 Pemasangan Bak cuci piring stainlessteel bh 2,000 2,000 1.535.573,40 3.071.146,80
4 Pemasangan Floor drain bh 28,000 28,000 34.797,00 974.316,00
5 Pemasangan bak kontrol pasangan bata 60 x 60 cm T.65 cm bh 14,000 14,000 879.665,90 12.315.322,60
6 Pemasangan pipa galvanis ø½" m1 6,500 6,500 70.456,80 457.969,20
7 Pemasangan pipa galvanis ø½" atau ¾" m1 5,000 5,000 70.456,80 352.284,00
8 Pemasangan pipa galvanis ø¾" m1 59,260 59,260 100.423,47 5.951.094,63
9 Pembuatan septik tank ukuran L.1,5 x P.2,75 x T.2,00 bh 4,000 4,000 -
10 Pembuatan peresapan septick tank ukuran L.1,20 x P.1,40 x T.1,25 bh 4,000 4,000 -
11 Pembuatan saluran keliling bangunan m1 86,420 86,420 28.000,00 2.419.760,00
115.994.367,23
29
H. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Pemasangan Box MCB bh 2,000 2,000 211.790,00 423.580,00
2 Pemasangan MCB bh 8,000 8,000 313.162,50 2.505.300,00
3 Pemasangan Titik lampu titik 127,000 127,000 292.177,50 37.106.542,50
4 Pemasangan Lampu TL 2 x 20 watt Philips + kap tanam bh 28,000 28,000 234.070,00 6.553.960,00
5 Pemasangan Lampu SL 18 watt + Down light ø 4" ex. Philips bh 50,000 50,000 178.470,00 8.923.500,00
6 Pemasangan 10 watt + fitting bh 36,000 36,000 123.300,00 4.438.800,00
7 Pemasangan saklar tunggal bh 21,000 21,000 223.612,50 4.695.862,50
8 Pemasangan saklar ganda bh 27,000 27,000 269.082,50 7.265.227,50
9 Pemasangan Stop kontak bh 13,000 13,000 261.362,50 3.397.712,50
10 Pemasangan Instalasi penangkal petir ls 1,000 1,000 14.834.001,30 14.834.001,30
90.144.486,30
I. PEKERJAAN AKHIR
1 Pembuatan laporan & dokumentasi ls 1,000 1,000 2.000.000,00 2.000.000,00
2 Pembuatan As building Drawing ls 1,000 1,000 5.000.000,00 5.000.000,00
3 Pekerjaan finishing akhir ls 1,000 1,000 3.000.000,00 3.000.000,00
10.000.000,00
30
b. Pertambahan Pajak Nilai (PPN)
Berdasarkan surat perjanjian pemborongan (kontrak), Pertambahan Pajak Nilai
(PPN) sebesar 10% dari real cost ditanggung oleh kontraktor.
Perhitungan besarnya profit adalah :
Total biaya langsung = Rp 3.515.510.559,23
Profit (10% dari total biaya langsung) = Rp 351.551.055,92 +
Real Cost = Rp 3.867.061.615,15
Keseluruhan biaya tidak langsung dalam proyek ini tersaji dalam Tabel 4.2.
31
4.2 Work Breakdown Structure (WBS) dan Precedence Diagram Method (PDM)
pekerjaan menjdi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek
struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang
Adapun defenisi dari WBS secara umum adalah sebuah kumpulan deliverable-
terkait pada elemen pekerjaan satu sama lain hingga menghasilkan produk aktif dengan
lengkap. Setelah didapatkan WBS kita dapat menganalisa uraian tiap item pekerjaan
dengan Precedence Diagram Method (PDM) hal ini untuk membantu kita mengetahui
Jadi WBS dan PDM pada proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Penyakit
Obsgyn Dan – Anak (Dua Lantai) adalah seperti tersaji dalam Gambar 4.1 dan Gambar
4.2.
32
Gedung Perawatan Penyakit Obsgyn dan
Anak
33
Gambar 4.2 Diagram Precedence Diagram Method (PDM)
34
Tabel 4.4 Keterangan Item Pekerjaan Diagram Precedence Diagram Method (PDM)
Pemasangan rangka besi hollo 1 x
A.1 Pengadaan listrik kerja B.6
40.40.2 mm, modul 60 x 60 cm
Durasi 18 Hari Durasi 84 Hari
Biaya Rp 1.500.000,00 Biaya Rp 275.148,43
35
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal Pekerjaan Pemasangan rangka hollow
C.4 E.1
20 mm (Kolom beton) + plafond gypsum
Durasi 42 Hari Durasi 48 Hari
Biaya Rp 76.325,02 Biaya Rp 212.627,43
C.5 Pemasangan Acian (kolom beton) E.2 Pemasangan List langit langit gypsum
Durasi 42 Hari Durasi 48 Hari
Biaya Rp 41.168,50 Biaya Rp 31.794,93
36
Pemasangan Kait angin ( jendela &
F.7 H.3 Pemasangan Bak cuci piring stainlessteel
ventilasi )
Durasi 48 Hari Durasi 36 Hari
Biaya Rp 72.622,30 Biaya Rp 1.535.573,40
Pemasangan kaca temper & aksesories Pemasangan bak kontrol pasangan bata
F.9 H.5
untuk pintu utama 60 x 60 cm T.65 cm
Durasi - Durasi 36 Hari
Biaya Rp 562.214,30 Biaya Rp 879.665,90
G.1 Pengecatan tembok ex. Mowilex H.6 Pemasangan pipa galvanis ø½"
Durasi 60 Hari Durasi -
Biaya Rp 48.437,05 Biaya Rp 70.456,80
G.2 Pengecatan plafond ex. Mowilex H.7 Pemasangan pipa galvanis ø½" atau ¾"
Durasi 60 Hari Durasi -
Biaya Rp 55.235,03 Biaya Rp 70.456,80
G.3 Pengecatan Listplank ex. SEIV H.8 Pemasangan pipa galvanis ø¾"
Durasi 60 Hari Durasi -
Biaya Rp 58.888,75 Biaya Rp 100.423,47
38
4.3. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas
Hubungan keterkaitan antar aktivitas didapat dari hasil pengolahan data
perusahaan, seperti yang disusun dalam Tabel 4.5 di bawah ini. Dengan bantuan
Microsoft Project, hubungan keterkaitan ini dibentuk dalam jaringan kerja untuk
mengidentifikasi kegiatan kritis.
39
40
Kegiatan-kegiatan kritis yang diperoleh adalah sebagai berikut :
41
4.4. Perhitungan Crashing Program
Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek, maka diadakan percepatan
pekerjaan pada kegiatan-kegiatan kritis. Pada tugas akhir ini dilakukan percepatan
durasi proyek dengan menggunakan penambahan jam kerja (lembur) ,dengan dua shif
yaitu 4 jam kerja (lembur) dan 7 jam keja (lembur).
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
42
b. Menghitung produktifitas per jam
Di mana :
Jam kerja normal harian = 8 jam
c. Menghitung produktifitas lembur
Di mana :
Jam kerja lembur per hari = 4 jam
Koefisien produktifitas = 60%
d. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash
43
Tabel 4.6 Produktifitas harian, Produktifitas per jam, Produktifitas harian setelah di-
crash dan Crash Duration tiap kegiatan kritis
VOLUME
Uraian Pekerjaan Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Per Jam Prod. Lembur Prod. Crash Crash Duration
44
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Obsgyn Dan
Anak (Dua Lantai) di kabupaten Morowali Utara:
Mandor : Rp 97.600,00 /OH
Kepala Tukang : Rp 117.100,00 /OH
Tukang (kayu/besi/batu/cat/listrik/pipa) : Rp 97.600,00 /OH
Pekerja : Rp 87.800,00 /OH
Langkah-langkah dalam menghitung Crash Cost:
a. Menghitung upah kerja harian normal
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan
upah kerja
b. Menghitung upah kerja per jam normal
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan
upah kerja
c. Menghitung upah kerja lembur per hari (4 jam kerja)
Upah kerja lembur per hari (4 jam)
= (1,5 x upah sejam normal) + 3 x (2 x upah
sejam normal)
d. Menghitung Crash Cost tenaga kerja per hari
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja
lembur per hari
e. Menghitung Crash cost total
Crash cost total = Crash cost per hari x crash
duration
45
Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja per jam normal, upah
lembur per hari (4 jam kerja), crash cost per hari dan crash cost total untuktiap kegiatan
kritis disajikan dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur per
hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap kegiatan kritis
Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Upah Per Jam Normal (Rp) Upah Lembur (Rp) Crash Cost Harian (Rp) Crash Cost Total (Rp)
46
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :
Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.8 di bawah ini.
Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
47
4.4.2. Penambahan 7 Jam Kerja (Lembur)
Rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah
pekerjaan dengan
alternatif penambahan jam kerja (lembur) adalah :
1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam
istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja
normal selama 7 jam per hari (18.30 – 01.30). Dalam seminggu hanya dilakukan 6
hari kerja, yaitu Senin – Sabtu.
2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 (Anonim, 2004) diperhitungkan sebagai
berikut :
a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur sebesar
1,5 kali upah sejam.
b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur sebesar 2
kali upah sejam.
3. Produktifitas untuk 7 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 30% dari
produktifitas normal (Soeharto, Iman, 1999).
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
48
Di mana :
Jam kerja normal harian = 8 jam
c. Menghitung produktifitas lembur
Di mana :
Jam kerja lembur per hari = 7 jam
Koefisien produktifitas = 30%
49
Tabel 4.9 Produktifitas harian, Produktifitas per jam, Produktifitas harian setelah di-
crash dan Crash Duration tiap kegiatan kritis
VOLUME
Uraian Pekerjaan Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Per Jam Prod. Lembur Prod. Crash Crash Duration
50
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Obsgyn Dan
Anak (Dua Lantai) di kabupaten Morowali Utara:
Mandor : Rp 97.600,00 /OH
Kepala Tukang : Rp 117.100,00 /OH
Tukang (kayu/besi/batu/cat/listrik/pipa) : Rp 97.600,00 /OH
Pekerja : Rp 87.800,00 /OH
Langkah-langkah dalam menghitung Crash Cost:
f. Menghitung upah kerja harian normal
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan
upah kerja
g. Menghitung upah kerja per jam normal
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan
upah kerja
h. Menghitung upah kerja lembur per hari (7 jam kerja)
Upah kerja lembur per hari (7 jam)
= (1,5 x upah sejam normal) + 6 x (2 x upah
sejam normal)
i. Menghitung Crash Cost tenaga kerja per hari
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja
lembur per hari
j. Menghitung Crash cost total
Crash cost total = Crash cost per hari x crash
duration
51
Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja per jam normal, upah
lembur per hari (4 jam kerja), crash cost per hari dan crash cost total untuktiap kegiatan
kritis disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur per
hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap kegiatan kritis
Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Upah Per Jam Normal (Rp) Upah Lembur (Rp) Crash Cost Harian (Rp) Crash Cost Total (Rp)
52
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :
Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.11 di bawah ini.
Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
53
4.5. Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Setelah didapatkan nilai cost slope dari masing-masing aktifitas, maka
penekanan (kompresi) durasi proyek dilakukan pada semua aktifitas yang berada pada
lintasan kritis dan dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah.
54
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi setelah percepatan
proyek. Total durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.13.
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total Durasi Proyek
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pemasangan Box MCB 84 65 19 147
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan Kunci kamar mandi 48 37 11 147
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pemasangan MCB 84 65 19 147
Pemasangan Stop kontak 84 65 19 147
PEKERJAAN KUNCI & KACA
Pemasangan kunci slot ( pintu ) 48 37 11 147
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pemasangan 10 watt + fitting 84 65 19 147
Pemasangan saklar tunggal 84 65 19 147
Pemasangan Lampu TL 2 x 20 watt Philips + kap tanam 84 65 19 147
Pemasangan saklar ganda 84 65 19 147
Pemasangan Lampu SL 18 watt + Down light ø 4" ex. Philips 84 65 19 147
PEKERJAAN KUNCI & KACA
pemasangan kunci tanam 48 37 11 147
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan pintu kaca rangka aluminium (daun pintu) 84 65 19 147
Pemasangan pintu alluminium strip lebar 8 mm 84 65 19 128
PEKERJAAN KUNCI & KACA
Pemasangan engsel pintu 48 37 11 128
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (dinding) 42 32 10 118
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (Kolom beton) 42 32 10 118
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan Kusen pintu alluminium (kusen pintu) 84 65 19 118
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok ex. Mowilex 60 46 14 104
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Acian (dinding) 42 32 10 94
Biaya Langsung
Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 3.515.510.559,23
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration
56
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung)
Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan pintu alluminium strip lebar 8 mm Rp 1.568.228,76 84 65 19 128 Rp 29.796.346,50 Rp 29.796.346,50 Rp 3.545.306.905,73
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (dinding) Rp 2.048.336,73 42 32 10 118 Rp 20.483.367,26 Rp 50.279.713,76 Rp 3.565.790.272,99
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok ex. Mowilex Rp 3.597.702,25 60 46 14 104 Rp 50.367.831,54 Rp 100.647.545,30 Rp 3.616.158.104,53
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Acian (dinding) Rp 4.368.320,92 42 32 10 94 Rp 43.683.209,21 Rp 144.330.754,51 Rp 3.659.841.313,74
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan pintu alluminium strip lebar 8 mm 84 65 19 128 Rp 3.545.306.905,73 Rp 738.257.217,43 Rp 4.283.564.123,16
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (dinding) 42 32 10 118 Rp 3.565.790.272,99 Rp 738.257.217,43 Rp 4.304.047.490,42
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok ex. Mowilex 60 46 14 104 Rp 3.616.158.104,53 Rp 738.257.217,43 Rp 4.354.415.321,96
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Acian (dinding) 42 32 10 94 Rp 3.659.841.313,74 Rp 738.257.217,43 Rp 4.398.098.531,17
57
Grafik Percepatan Biaya
Rp4.600.000.000,00
Rp4.400.000.000,00 4.354.415.321,96
4.283.564.123,16
4.398.098.531,17
Rp4.200.000.000,00 4.304.047.490,42
Biaya (Rp)
Rp4.000.000.000,00
Rp3.800.000.000,00
3.616.158.104,53
3.545.306.905,73
Rp3.600.000.000,00
3.659.841.313,74
3.565.790.272,99
Rp3.400.000.000,00
Rp3.200.000.000,00
128 118 104 94
Percepatan (Hari)
Gambar 4.3 Grafik Percepatan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu
untuk Penambahan 4 Jam Kerja (Lembur)
58
Dari gambar 4.1 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 94 HK
b. Total biaya Optimum = Rp4.398.098.531,17
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu
b. Efisiensi Biaya
60
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi setelah percepatan
proyek. Total durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.17.
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total Durasi Proyek
Biaya Langsung
Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 3.515.510.559,23
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration
62
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung)
Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan pintu alluminium strip lebar 8 mm Rp 3.820.973,30 84 67 17 130 Rp 64.956.546,16 Rp 64.956.546,16 Rp 3.580.467.105,39
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (dinding) Rp 5.232.725,75 42 33 9 121 Rp 47.094.531,78 Rp 112.051.077,95 Rp 3.627.561.637,18
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok ex. Mowilex Rp 9.190.768,78 60 48 12 109 Rp 110.289.225,37 Rp 222.340.303,32 Rp 3.737.850.862,55
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Acian (dinding) Rp 11.159.408,07 42 33 9 100 Rp 100.434.672,60 Rp 322.774.975,92 Rp 3.838.285.535,15
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
PEKERJAAN BESI & ALUMINIUM
Pemasangan pintu alluminium strip lebar 8 mm 84 67 17 130 Rp 3.580.467.105,39 Rp 738.257.217,43 Rp 4.318.724.322,82
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 20 mm (dinding) 42 33 9 121 Rp 3.627.561.637,18 Rp 738.257.217,43 Rp 4.365.818.854,61
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok ex. Mowilex 60 48 12 109 Rp 3.737.850.862,55 Rp 738.257.217,43 Rp 4.476.108.079,98
PEKERJAAN PLESTERAN
Pemasangan Acian (dinding) 42 33 9 100 Rp 3.838.285.535,15 Rp 738.257.217,43 Rp 4.576.542.752,58
63
Grafik Percepatan Biaya
Rp4.600.000.000,00
4.476.108.079,98
4.576.542.7522,58
Rp4.400.000.000,00 4.318.724.332,82
4.365.818.854,61
Rp4.200.000.000,00
Biaya (Rp)
Rp4.000.000.000,00
Rp3.800.000.000,00 3.737.850.862,55
3.838.285.535,15
3.580.467.105,39
Rp3.600.000.000,00
3.627.561.637,18
Rp3.400.000.000,00
Rp3.200.000.000,00
130 121 109 100
Percepatan (Hari)
Gambar 4.5 Grafik Percepatan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu
untuk Penambahan 7 Jam Kerja (Lembur)
64
Dari gambar 4.2 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 100 HK
b. Total biaya Optimum = Rp4.576.542.752,58
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu
b. Efisiensi Biaya
65
DAFTAR PUSTAKA
Ardika, O.P. (2014). Analisis time cost trade off dengan penambahan jam kerja pada
proyek konstruksi: studi kasus proyek pembangunan jalan tol Bogor Ring
:Graha Ilmu.
66
Gulo, Jernih Putri, 2014, Analisa Percepatan Durasi Proyek dengan Metode Pertukaran
Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) pada Proyek Perumahan Cemara
Jakarta : Erlangga.
Wati, M. N. (2015). Analisis percepatan proyek menggunakan metode time cost trade
Sebelas Maret.
67