Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang
dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah
ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk
yang berbeda-beda.

Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit China


sekitar abad ke 2 – 3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan
juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang. Di Indonesia, sepak bola
pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda, perkembangannya pun
menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi pada saat itu.

Kelahiran sepak bola modern memang lahir dari Inggris. Keberadaannya pun
digunakan sebagai olah raga “perang”. Saat itu ada semacam kepentingan
pelampiasan antara Inggris dan Scotland. Satu bola diperebutkan dua kampung.
Permainannya pun cenderung kasar dan brutal. Gak heran kalau akhirnya
banyak makan korban. Ada kisah yang menyeramkan pula. Bahwa sepak bola
kuno di timur Inggris bukan menggunakan bola, melainkan kepala musuh prajurit
perang lawan. Dengan cara dan pola permainan seperti itu, maka sepak bola
akhirnya dilarang oleh pemerintahan Inggris.

King Edward III tahun 1331 mengeluarkan aturan untuk menghentikan


permainan brutal ini. Sementara di Scotland, King James 1 pada tahun 1424
memproklamirkan kepada semua pria untuk tidak main bola – “That na man play
at the Fute-ball”. Begitu pun seterusnya.

Sayangnya, sepak bola sudah sangat populer hingga tidak ada yang bisa
menghentikan permainan ini di masyarakat. Pada tahun 1815 sebuah kampus
ternama di Inggris, Eton College mencoba membuat aturan permainan sepak
bola. Aturan ini berkembang dan diterapkan di banyak perguruan tinggi,
dimodifikasi hingga dikenal dengan nama Cambridge Rules tahun 1848. Namun
pada perkembangannya pun aturan ini terpilah menjadi dua aturan besar, yaitu
aturan Rugby School dan aturan Cambridge. Yang membedakannya saat itu
adalah bola yang boleh dipegang dan dibawa berlari.

Pada tanggal 26 October 1863, sebelas klub dan sekolah London mengirimkan
perwakilannya untuk sebuah pertemuan di Freemanson’s Tavern untuk
mengkukuhkan satu peraturan mendasar untuk aturan permainan yang akan
mereka mainkan. Dari pertemuan ini lah lahir The Football Association. Kekuatan
kelompok ini makin solid hingga membuat gerah penggemar Rugby. Pada
tanggal 8 Desember 1863 para rugger (sebutan untuk rugby) memutuskan untuk
berpisah. Kini ada Rugby School dan The Football Association.

Pada tahun 1869, para anggota The Football Association (sering disebut
Asscociation) mulai mengkukuhkan larangan memegang bola saat bermain. Ini
adalah awal aturan hands-ball.

Charles Wreford Brown adalah pemainrugger handal, rugger adalah sebutan


rugby muncul dari istilah slang mahasiswa di Oxford yang gemar memendekkan
sebutan lalu diberi imbuhan di akhir “er” – rug + er = rugger. Suatu ketika Charles
ditawarkan apakan dirinya ingin bermain rugger? Namun dirinya menolak
dengan menyebukan bahwa dirinya lebih suka SOCCER (slang dari kata
AsSOCiation). Sejak itulah sebutan soccer mulai sering dipakai.

Tahun 1888, William McGregor – pengurus klub Aston Villa mendekati 12 klub
soccer yang ada untuk melakukan tanding rutin yang kemudian diberi nama
English Football League. Kedua belas klub itu adalah :
Accrington (Old Reds)
 Aston Villa
 Blackburn Rovers
 Bolton Wanderers
 Burnley
 Derby County
 Everton
 Notts County
 Preston North End
 Stoke City
 West Bromwich Albion
 Wolverhampton Wanderers

Kick-off pertama kalinya dimulai tanggal 8 September 1888

Sejak itu, saya baru menyadari bahwa FOOTBALL adalah sebutan resmi,
sementara SOCCER digunakan sebagai sebutan in-formal.
BAB II ISI

MASUKNYA SEPAK BOLA DI INDONESIA 

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau Sepakbola sering kali


digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore
hari. Sebenarnya selain Sepakbola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga
memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis,
dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan
Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil Sepakbola paling disukai karena tidak
memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.

Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang


Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan
tienkam (dasa lomba). Khusus untuk Sepakbola, serdadu di tangsi-tangsi
militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak
bola atau perkumpulan Sepakbola.

Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya
serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-
bond serupa. Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch
Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi
Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU
sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan
pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China
menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun
bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya
Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat
dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah
dibentuk Persatuan Sepakbola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19
April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat
itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.

Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola


berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond
(NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal
Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond
(HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh
Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia.

Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta


dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China
dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933,
VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.

Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan


Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU
(Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola
Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang
diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama
tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya
kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan
menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond Sepakbola dipaksa masuk Tai Iku Koi
bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam,
menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga
permainan kembali semarak.

Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional)


diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga
yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya
sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan
berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Di tahun 1960-1970-an,
pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual
sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan
sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko
olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan Sepakbola.

Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya


istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas
bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar
manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut
berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga
1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja
Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari
klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an.
PERATURAN, PELANGGARAN, TEKNIK DASAR, FASILITAS
PENDUKUNG DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

A. Peraturan

1. Peraturan tentang lapangan permainan

a Permukaan lapangan rata.


.

b Bentuk lapangan empat persegi panjang, panjang garis samping


. 100-110 meter dan garis gawang 64-75 meter.

c. Tanda-tanda perbatasan setebal 12 cm.

d Daerah gawang, panjang ke sebelah kanan dan kiri tiang gawang 5,5
. meter dan lebar 5,5 meter.

e Daerah hukuman, panjang ke sebelah kanan dan kiri tiang gawang


. 16,5 meter dan lebar 6,5 meter.

f. Busur lingkaran dan lingkaran tengah, jari-jarinya 9,15 meter.

g Daerah sudut, jari-jarinya 1 meter dan tiang bendera sudut minimum


. 1,5 meter.

h Titik penalti, jaraknya sejauh 11 meter dari titik tengah tiang gawang.
.

i. Gawang-gawang, tinggi gawang 2,44 meter, lebar mistar gawang


7,32 meter dan garis tengah tiang dan mistar gawang 12 meter.

2 Peraturan tentang bola


.

a. Bentuk bola bulat.

b. Lingkaran bola 68-71 cm.

c. Bahan bola terbuat dari karet, kulit, atau bahan lain yang sejenis dan
tidak membahayakan.

d. Berat bola 396-453 gram.

e. Tekanan udara bola 0,60-0,70 atmosfer.

f. Warna bola jelas terlihat.

g. Dalam pertandingan resmi, bola yang digunakan adalah bola panitia


yang telah memenuhi standar.

h. Jika bola hilang atau kempes, maka akan diganti dengan bola
cadangan dari panitia pada saat bola keluar lapangan.

3 Peraturan tentang jumlah pemain


.

Jumlah pemain dari tiap-tiap regu maksimal 11 orang dan minimal 7


orang yang salah satunya penjaga gawang. Selama pertandingan
berlangsung, pemain tidak diperkenankan meninggalkan lapangan
kecuali seizin wasit. Pergantian pemain selama permainan sebanyak 3
kali dari lima orang pemain cadangan yang terdaftar.

4 Peraturan tentang lama permainan


.

Permainan dilakukan dua babak, tiap babak lama waktunya 45 menit.


Waktu istirahat di antara kedua babak selama 5-10 menit. Pada babak
tambahan lama waktunya 2x15 menit. Tambahan waktu terjadi karena
adanya waktu terbuang oleh insiden yang terjadi pada saat permainan.
Lamanya tambahan waktu ini ditentukan oleh wasit. Sesaat waktu
permainan akan berakhir dan terjadi tendangan, maka tendangan itu
tetap dilakukan. Jika pada babak pertama waktunya kurang dari 45 menit,
sisa waktunya akan dilanjutkan sesudah istirahat sebelum babak kedua
dengan posisi gawang tetap sama.

B. Pelanggaran

1 Menerjang lawan secara kasar.


.

2 Menerjang lawan dari belakang, kecuali jika lawan itu menghalang-


. halanginya.

3 Memukul atau mencoba memukul lawan.


.

4 Melompati pada lawan.


.

5 Menendang atau mencoba menendang lawan.


.

6 Menjatuhkan lawan, yaitu menjatuhkannya dengan kaki atau dengan


. melakukan sliding dari depan atau dari belakang lawan itu.

7 Memegang lawan dengan bagian lain dari tangan.


.

8 Mendorong lawan dengan tangan atau bagian dari lengan.


.

9 Memainkan bola dengan tangan atau lengan seperti membawa,


. memukul, dan mendorong bola. Pelanggaran terhadap ini
mengakibatkan hukuman satu tendangan penalti, tetapi hal ini tidak
berlaku bagi penjaga gawang, selama ia berada dalam daerah gawang.
Adapun jika melakukan pelanggaran seperti berikut, maka ia
memberikan kesempatan pada lawan untuk melakukan tendangan
bebas tidak langsung di tempat pelanggaran terjadi.

Jenis pelanggaran yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1 Memainkan permainan yang membahayakan, misalnya menendang bola


. yang sedang dipegang oleh penjaga gawang.

2 Menerjang dengan cara yang tidak jujur.


.

3 Sengaja menghalangi lawan saat tidak memainkan bola, misalnya berdiri


. diantara bola dan lawan.

4 Menerjang penjaga gawang, kecuali jika penjaga gawang itu:


.

a) keluar dari daerah gawangnya;

b) menghalang-halangi seorang lawan; atau

c) hendak memegang bola.

5 Jika penjaga gawang membawa bola berjalan lebih dari empat langkah
. sambil memegang bola dengan idak memantulkan bola ke tanah.

C. Teknik Dasar

1. Teknik tanpa bola, yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri


dari :

a. Lari cepat dan mengubah arah.

b. Melompat dan meloncat.


c. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan.

d. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.

2. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola,


terdiri dari :

a. Mengenal bola.

b. Menendang bola (shooting).

c. Menerima bola : menghentikan bola dan mengontrol bola.

d. Menggiring bola (dribbling).

e. Menyundul bola (heading).

f. Melempar bola (throwing).

g. Gerak tipu dengan bola.

h. Merampas atau merebut bola.

D. Fasilitas Pendukung Permainan Sepak Bola

Fasilitas dan Perlengkapan Permainan

- Lapangan

- Tanda Batas

- Daerah Gawang

- Daerah Tendangan Hukuman

- Gawang

- Bola

- Perlengkapan Pribadi

1. Sepatu dan kaos kaki


2. Baju/kaos tim sepak bola (untuk penjaga gawang
berbeda)

3. Pelindung tulang kering

4. Kaos tangan (khususnya untuk penjaga gawang)


BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum
Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring
bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga
dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan
menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan
Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930
dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo,
organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia.[15] Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin
sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan
atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk
dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono
X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia
semakin gencar.

SARAN 

Diharapkan sepak bola Indonesia menjadi sepakbola sebagai sebuah


industri yang menjanjikan dengan ditopang infrastruktur yang mumpuni.
Yang memperhatikan pembinaan usia dini untuk dapat menjadi
pesepakbola profesional. Selain itu, diharapkan kualitas sumber daya
manusia terutama pelatih dan wasit sebagai bagian dari suksesnya
pelaksanaan sebuah pertandingan. Semoga kompetisi sepakbola
indonesia bersih sehingga dunia internasional tidak akan memandang
sebelah mata terhadap kompetisi Indonesia.

Dengan kompetisi yang terlaksana dengan baik, Saya pun berharap hal
tersebut memiliki imbas terhadap prestasi tim nasional Indonesia. “muara
kompetisi adalah tim nasional. Dan filosofi timnas adalah akan kuat di
masa depan jika pembinaan dini itu benar dari sekarang.

Anda mungkin juga menyukai