Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN

Dosen pengampu : HJ.Erna Lestari, S.KP.MpH

Disusun oleh :
Jumiyati
2B
88011900005

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2020-2021

KONSEP TEORI

KEHAMILAN KALA 1
A. Definisi

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran. Proses ini dimulai
dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan kemudian
menjadi janin.

Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu:

 Trimester pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode ini.
 Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat
merasakan pergerakan pertama bayi.
 Trimester ketiga (27-40 minggu): bayi berkembang seutuhnya.

B. Macam-macam Kehamilan
1.Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik atau yang disebut sebagai kehamilan yang terjadi diluar
kandungan atau rahim merupakan salah satu kehamilan abnormal yang sering banyak
terjadi dan banyak dialami oleh wanita. Terjadinya kehamilan ektopik ini karena
adanya masalah pada proses kehamilan yaitu sel telur yang sudah dibuahi tidak berada
pada tempat yang semestinya, sel telur yang telah dibuahi ini tidak menempel pada di
dinding rahim akan tetapi sel telur tersebut berada di saluran tuba fallopi

2. Mola Hidatidosa
Kehamilan Mola Hidatidosa adalah kehamilan yang terjadi dengan plasenta yang tidak
normal yang disebabkan karena adanya sel sperma dan sel telur yang dibuahi tidak sempurna
dan hanya membentuk jaringan abnormal didalam rahim. Janin atau jaringan abnormal ini
membentuk gelembung-gelembung yang mirip dengan anggur yang berwarna putih.
Sehingga dengan adanya gelembung yang memiliki diameter 1 mm sampai 2 cm ini,
kehamilan Mola Hidatidosa juga disebut sebagai kehamilan anggur.

3. Kehamilan Kista
Kehamilan kista terjadi bersamaan dengan kehamilan normal. Kehamilan kista ini muncul
didalam indung telur dengan memiliki ukuran tertentu dan bisa memiliki ukuran besar yang
hampir sama dengan besar ukuran janin. Umumnya kehamilan kista ditandai dengan adanya
rasa nyeri atau tidak nyaman dibagian perut bawah, vagina, pelvis atau punggung bawah.
Kehamilan kista juga bisa menyebabkan terjadinya perdarahan

C. Penyebab Terjadinya Kehamilan

Beberapa teori yang kompleks yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian kehamilan,
yaitu faktor Kehamilan terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sperma lalu tertanam di dalam
lapisan rahim dan kemudian menjadi janin. Janin berkembang selama sekitar 40
minggu. Kehamilan dimulai dari pertemuan antara sperma dan sel telur ketika pria dan wanita
berhubungan intim. Ada juga beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab terjadinya
kehamilan :

1. Hubungan seks

Pada saat berhubungan intim, pria yang ejakulasi akan mengeluarkan air mani yang
mengandung sperma di dalam vagina.Setelah masuk, sperma mulai berenang menyusuri leher
rahim wanita sampai ke dalam rahim untuk mencari sel telur yang siap dibuahi sehingga
terjadi kehamilan atau pembuahan.Sel telur wanita dihasilkan oleh indung telur alias
ovarium. Ketika usianya sudah cukup matang, sel telur akan keluar dari ovarium dan berjalan
turun ke rahim melewati saluran tuba falopi. Ini adalah bagian dari proses ovulasi.

2. Pembuahan Sperma yang mampu berenang sangat cepat dapat bertemu dengan sel telur
dalam waktu 45 menit hingga 12 jam. Namun, pada tahap ini kehamilan belum tentu ada
karena proses kehamilan belum sepenuhnya terjadi.Satu sel telur bisa saja didekati oleh
ratusan hingga ribuan sperma sekaligus, tapi hanya sperma yang paling kuatlah yang bisa
menembus dinding terluar sel telur.Jika sperma sudah berhasil masuk sampai inti sel telur,
selanjutnya sel telur akan membuat benteng untuk mencegah sperma lain masuk.Sementara
itu, sperma “pemenang” dan sel telur kemudian bergabung menjadi satu. Prosesini
dinamakan sebagai pembuahan atau konsepsi. Pembuahan atau kehamilan juga akan
menggabungkan warisan genetik dari pria dan dari wanita.Hasil penggabungannya nanti
akan menentukan jenis kelamin calon bayi Anda. Apabila sperma membawa kromosom Y,
maka bayi berjenis kelamin laki-laki. Jika sperma membawa kromosom X, jenis kelamin bayi
adalah perempuan.

3.Implantasi Setelah sperma dan sel telur bersatu, materi ini akan bergerak dari tuba falopi
menuju rahim sembari membelah diri menjadi banyak. Selama perjalanannya, materi tersebut
akan membentuk sebuah bola kecil bernama blastokista yang berisi kurang lebih 100 sel
berbeda.Blastokista umumnya akan sampai ke rahim sekitar 3-4 hari setelah pembuahan.
Namun, blastokista juga bisa mengapung dulu di rahim selama 2-3 hari sebelum akhirnya
menemukan dinding rahim untuk ditempel.Ketika blastokista sudah menempel di dinding
rahim, proses ini dinamakan sebagai implantasi Di sinilah proses kehamilan secara resmi
dimulai. Namun, Anda belum bisa resmi dikatakan sebagai ibu hamil pada tahap ini.

4. Pembentukan embrioSetelah mantap menempel di rahim, blastokista akan mulai


berkembang menjadi embrio dan plasenta. Embrio adalah bakal janin dalam
kehamilan.Sementara plasenta alias ari-ari adalah organ berbentuk kantong yang akan
menjadi “rumah” bagi embrio untuk bertumbuh kembang selama 9 bulan ke depan.Pada
tahap ini, Anda sudah bisa dinyatakan sebagai ibu hamil meski tanda-tandanya belum jelas
terlihat.

D. Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan


1. Faktor Fisik
a. . Status Kesehatan Janin
1.Penyakit atau komplikasi akibat langsung dari kehamilan, seperti hypereesis
gravidarum, preeklamsi, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
kelainan plasenta, atau selaput janin, pendarahan antepartum, dan gamelli.

2.Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat
hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan, contohnya: Penyakit kelainan bagian kandungan seperti varises vulva, kelainan
bawaan, hematoma vulva, peradangan, gonorea, DM, kista bartholini, fistula vagina, kista

vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, tumor uteri. Beberapa pengaruh
penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra uterin fetal death, anemia berat,
infeksi tranplasental, dismaturitas, shock, pendarahan.

b. .Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor
gizi sangat dipengaruhi terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Keterbatasan gizi selama hamil sering
berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang dapat
meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil.Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

c. .Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada masyarakat baik
masyarakat yang bersifat positif meupun kebiasaan bersifat negatif yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Pengaruh gaya hidup yang mempengaruhi kehamilan
seperti kebiasaan minum jamu, aktivitas seksual, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
yang terlalu berat, senam hamil, konsumsi alkohol, merokok, dan kehamilan yang
tidak diharapkan.

2.Faktor Psikologi
Faktor psikologi muncul karena ketidakmatangan di dalam perkembangan emosional
dalam kesanggupan seseoraang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu
termasuk kehamilan. Faktor psikologi ini mempunyai beberapa faktor yang
mempengaruhi kehamilan, antara lain stressor, dukungan keluarga, subtance abuse,
partner abuse.
3.Faktor ekonomi
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan. Kehidupan berlangsung di
lingkup keluarga maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari nampak berbagai
kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, terdapat
faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kehamilan antara lain:1.Ekonomi rendah
menyebabkan gangguan emosi ibu hamil 2.Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang
disebabkan gangguan makanan 3.Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah
anak
E. TANDA GEJALA KEHAMILAN
1. Tanda dugaan kehamilan
a). Amenore(tidak dapat haid)Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
haid dengan diketahuinya tanggal hari pertama menstruasi terakhir adalah penanda untuk
menentukan tanggal taksiran persalinan.
b). Mual dan muntahBiasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir trimester
pertama. Sering terjadi pada pagi hari atau sering disebut “morning sickness”.
c). Mengidam (ingin makanan khusus)Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan
tetapi akan menghilang dengan semakin tuanya usia kehamilan.
d).Anoreksia(tidak ada selera makan)Hanya berlangsung ada triwulan pertama tetapi akan
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.
2. Tanda Kemungkinan hamil
a. Perut membesar Perut membesar dapat dijadikan kemungkinan kehamilan bila usia
kehamilan sudah memasuki lebih dari 14 minggu karena sudah adanya massa.
b.Uterus membesarUterus membesar karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya semakin lama akan semakin membesar
c.Tanda Hegar Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak terutama daerah
isthmus. Pada minggu-minggu pertama,isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus
uteri.Hipertrofi isthmus pada triwulan pertama mengakibatkan isthmus menjadi panjang dan
lebih lunak

F. Pebagian kehamilan
1) Pembagian trimester berdasarkan pra
trimester ditentukan sesuai dengan sebuah pedoman umum ini. Rata-rata
kehamilan akan berlangsung selama 40 minggu atau sekitar 280 hari. Hitungan ini
dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Melalui metode tersebut, trimester
ditentukan dengan 40 minggu dibagi tiga.
2.Pembagian trimester berdasarkan konsepsi
Metode ini jarang digunakan karena sulitnya menentukan tanggal pembuahan yang
sebenarnya, kecuali pada program IVF. Umumnya, perempuan hanya mengetahui
kapan menstruasi terakhir mereka dimulai. Itulah sebabnya kebanyakan dokter
akan menggunakan metode pra konsepsi dibanding metode ini.
Metode ini menggunakan pedoman bahwa usia bayi di dalam kandungan adalah 38
minggu setelah terjadinya konsepsi. Dalam metode ini, perhitungan konsepsi
biasanya terjadi 14 hingga 16 hari setelah hari pertama dari siklus menstruasi
terakhir.
Dengan demikian, trimester kedua dimulai pada 14 minggu 5 hari dan trimester
ketiga pada 27 minggu 3 hari.Jadi secara teknis, trimester pertama adalah 1-13
minggu. Trimester kedua dimulai pada minggu ke-14 dan berakhir di usia
kandungan 27 minggu. Sedangkan, trimester ketiga dimulai pada 28 minggu sampai
kehamilan minggu ke-41 atau waktu melahirkan.
a. Tugas Penolong kehamilan
 Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarga selama proses
kehamilan
 Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam pro dan
setelah persalinan? menilai adanya faktor resiko? melakukan
defekasi dini terhadap komplikasi kehamilan yang mungkin muncul
 Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti melakukan
amniontomy? episiotomy pada kasus gawat janin, melakukan
penatalaksaan pada kehamilan dengan asfiksia ringan

KASUS FIKTIF

Seorang perempuan usia 22 th datang memeriksakan kehamilan ke puskesmas. Pasien


tersebut mengeluhkan mual dan muntah terutama pada pagi hari sebanyak 3x setiap hari,
sehingga nafsu makan jadi menurun dan mudah capek turgor kulit kering Hasil pemeriksaan
menunjukan pasien dengan hamil 10 minggu anak pertama , berat badan sebelum hamil 45
kg, berat badan saat ini 44 kg, tinggi badan 160 cm, konjungtiva anemis., lidah kotor
pemeriksaan Hb 10 mgr %.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KALA I (SATU)

1. PENGKAJIAN
A. Biodata Pasien
Nama : NY. T
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Komplek Curug, Kec. Salawi Kab. Pandeglang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : sunda
Pendidikan : Tamat Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Penanggung Jawab
Nama : TN. P
Umur : 25 tahun
Alamat : Komplek Curug, Kec. Salawi Kab. Pandeglang
Hubungan dengan Pasien : Suami
2. KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh mual dan muntah terutama pada pagi hari sebanyak 3 kali sehari
secara berturut – turut.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda-tanda vital : tekanan darah :120/70 Nadi:76x/menit , Respirasi 28x/menit


Suhu .36,5◦c

HiS : Frekuensi 2x Interval :5-10 Menit, Durasi :10-30 detik

DJJ : 132x/menit

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Klien mengatakan tidak ada penyakit apapun sebelumnya

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti DM, Hipertensi dsb
6. RIWAYAT POLA REPRODUKSI

Menarche : 15 tahun

Siklus haid :28 hari teratur

Lamanya : 4-6 hari

Sifat dari haid : Cair

Bau /warna : Amis/merah darah

Gangguan : Tidak ada

7. RIWAYAT KEHAMILAN NIFAS YANG LALU

Yan Kehamilan Persalinan nifas ket


g ke Umur Umur Keadaan Tempat Penolon Jenis Perlangs Laman Mak
kehamil anak ibu partus g partus persalin ungan ya anan
an an menyu tamb
sui ahan
1 - - - - - - - - - -

8. RIWAYAT KB

Pasien tidak pernah menggunakan KB

9. ASPEK BIOLOGIS
A. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
a. Penampilan umum
Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan tertatih tatih.
b. Berat badan
75 Kg
c. Tinggi badan
152 Cm
d. Tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg , N: 76 kali/menit, R: 28 kali/menit, S: 36,5℃
2. Rambut dan Kulit Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada keluhan.
3. Wajah
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak sembab, tidak ada cloasma
gravidarum.
4. Mata
Conjungtiva anemis, sclera an-ikterik, fungsi penglihatan klien baik terbukti
klien dapat membaca papan nama yang mengkaji dalam jarak ± 30 cm.
5. Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, pernafasan cuping hidung (-), fungsi
penciuman baik terbukti klien dapat mencium aroma kayu putih.
6. Leher
Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada
peningkatan tyroid.
7. Dada
Bentuk simetris, bunyi jantung reguler, tidak terdapat bunyi ronchi maupun
wheezing, mamae simetris tidak ada benjolan, puting susu menonjol, sudah
ada pengeluaran colostrum.
8. Abdomen
Ibu mengatakan perut terasa sakit dari bawah perut sampai ke belakang
9. Genetalia
Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk bergerak dan
duduk, nyeri tajam, perih, lokasi pada daerah perineum, nyeri sedang skala 6.
Ibu menyatakan sudah buang air kecil 1 kali.

B. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
pasien makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari, selama hamil muda
merasa mual muntah tapi semakin bertambah usia kehamilan gejala semakin
hilang.

2. Istirahat /tidur
Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur siang selama 2 jam dan
malam tidur jam 21.00 WIB dan bangun pagi jam 04.30 WIB. Semalam
pasien tidak dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru setelah bayi lahir
dan ibu dimandikan dapat tidur sebentar.
3. Personal hygiene
Pasien mengatakan mandi dua kali sehari, cuci rambut tiga kali seminggu,
gosok gigi dua kali sehari, dan ganti pakaian 2kali sehari.
4. Eliminasi
Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak dan bak 6-8 kali
sehari selama hamil. Setelah melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali tadi
pagi.
C. Aspek fisiologis
1. Persepsi pasien terhadap kehamilan
Pasien merasa takut dan khawatir akan kelahirannya tidak lancar dan takut
anaknya terjadi apa-apa.
2. Persepsi keluarga terhadap kehamilan.
Keluarga pasien merasa takut dan khawatir akan kelahiran pasien tidak lancar
dan takut anaknya pasien terjadi apa-apa.
3. Konsep diri
Pasien berharap tidak dilakukan operasi dan keadaan bayinya baik-baik saja.
D. Aspek social
Hubungan pasien dengan lingkungan rumahnya dan rumah sakit baik. Klien
kooperatif dengan petugas kesehatan rumah sakit.
E. Aspek spiritual
Klien beragama islam. Klien menjalankan ibadah selama berada di rumah
sakit.klien juga selalu berdoa agar proses operasi sesarnya berjalan dengan baik.
F. Pemeriksaan Lab dan Diagnostic
a. Pemeriksaan Lab
Tanggal dan Jenis Hasil pemeriksaan dan Interpretasi
Pemeriksaan Nilai Normal
Tanggal 10-11-2020
Lab. Darah :
        HB 9,9 (11,5-16,5) Turun
        AL 13,3 (4-11) Naik
        AE 4.35 (3,8-5,8) Normal

        AT 152 (150-450) Normal


        HCT 30 (37-47) Turun
Golongan Darah AB

b. Vagina taucher
Dilakukan oleh bidan pukul 17:55
Pembukaan serviks : 3-4 cm
Presentase janin : lrtak belakang kepala
Keadaan portio : lunak
Keadaan ketuban : (+) / ada
Keadaan jalan lahir : baik
c. Perlangsungan persalinan
1. Kala 1
Perkiraan kala 1 mulai jam 17 : 55
His : Frekuensi 2x Interval :5-10 Menit, Durasi :10-30
detik
Pelepasan : Cairan plasenta
Keadaan ketuban : Pada jam 15:00 ,pecah spontan
Keadaan DJJ : Teratur 12-12-12 :144x/ mnt
Vesika urinarium : 50 cc
Keadaan fisik ibu : Cemas,gelisah dan tegang
Pukul 20:00 dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,ketuban (-),H-
IV,ibu ingin mengedan
I. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


.

1. Ds: Kehamilan Gangguan rasa

- Klien mengatakan nyaman


tidak nyaman
- Klien mengatakan
sulit tidur
Kontaksi

Do:

- Klien terlihat
gelisah
Nyeri

Gelisahan

Gangguan rasa nyaman

2. Ds: Proses melahirkan Nyeri akut

- Klien mengatakan
nyeri

Do:

- Klien terlihat Kontraksi


menahan nyeri
disertai ekspresi
wajah meringgis
N : 90x/menit
S : 36,4℃
RR : 22x/menit
TD : 80/60 mmHg Dilatasi serviks

Pengeluaran janin
Nyeri akut

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan ditandai
dengan ketidak nyamanan
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses melahirkan

III. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

1. Gangguan rasa Setelah dilakukan A. Manajemen Nyeri


nyaman berhubungan tindakan keperawatan
dengan gangguan  Observasi
adaptasi kehamilan selama 2x24 jam
1. Identifikasikan
ditandai dengan Status kenyamanan lokasi,karakteristik,
ketidak nyamanan meningkat dalam kurun durasi,frekuensi,
waktu 2x24jam dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Indentifikasi skala nyeri
Ds:
1. Rileks  Terapeutik
- Klien
meningkat 1. Kontrol lingkungan yang
mengatakan
2. Gelisah memperberat rasa nyeri
tidak
menurun (mis. Suhu ruangan,
nyaman
3. Pola tidur pencahayaan,kebisingan)
- Klien
mengatakan membaik
sulit tidur Pola hidup membaik  Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
Do: nyeri
2. Jelaskan strategi
- Klien terlihat meredakan nyeri
gelisah 3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
B. Pengaturan Posisi

 Observasi
1. Monitor status
oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi

 Terapeutik
1. Tempatkan pada matras
atau tempat tidur
terapeutik yang tepat
2. Atur posisi yang disukai,
jika tidak kontraindikasi
3. Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi

 Edukasi
1. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi

 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
C. Terapi Relaksasi

 Observasi
1. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
2. Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
3. Monitor respons
terhadap terapi relaksasi

 Terapeutik
1. Gunakan pakaian
longgar
2. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruangan nyaman jika
memungkinkan
3. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi

 Edukasi
1. Jelaskan tujuan,manfaat,
batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
(mis. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi
otot progresif
2. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
3. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Nafas dalam,
peregangan atau
imajinasi terbimbing)
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan keperawatan
 Observasi
dilatasi serviks selama 2x24 jam, 1. Identifikasikan
lokasi,karakteristik,
ditandai dengan nyeri pada pasien durasi,frekuensi,
nyeri dapat berkurang kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi pengetahuan
dengan kriteria hasil: dan keyakinan tentang
Ds:
nyeri
- Klien 1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi skala nyeri
mengatakan menurun
nyeri 2. Kemampuan  Terapeutik
menuntaskan 1. Kontrol lingkungan yang
aktivitas memperberat rasa nyeri
Do: menurun (mis. Suhu ruangan,
Kegelisahan menurun pencahayaan,kebisingan)
- Klien terlihat
menahan  Edukasi
nyeri disertai 1. Jelaskan strategi
ekspresi meredakan nyeri
wajah 2. Anjarkan memonitor
meringgis nyeri secara mandiri
N: 3. Ajarkan teknik
90x/menit nonfarmakologis untuk
S : 36,4℃ mengurangi rasa nyeri
RR :
 Kolaborasi
22x/menit
1. Kolaborasi pemberian
TD : 80/60
analgetik, jika perlu
mmHg

B. Pengaturan Posisi

 Observasi
1. Memonitor status
oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi

 Terapeutik
1. Atur posisi untuk
mengurangi sesak (mis.
Semi-Fowler
2. Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri

 Edukasi
1. Informasikan saat akan
melakukan perubahan
posisi
2. Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan mekanika
tubuh yang baik selama
melakukan perubahan
posisi

 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No.

Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi

1. Nyeri akut A. Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri S : Pasien mengatakan


berhubungan rasa nyerinya berkurang
dengan  Observasi Observasi setelah melakukan
1. Identifikasikan
dilatasi serviks - Mengidentifikas teknik meredakan nyeri
lokasi,karakteristik,dura
ditandai si,frekuensi, kualitas, ikan lokasi, (masase)
dengan nyeri intensitas nyeri karakteristik,dur
asi,frekuensi, O : Pasien terlihat lebih
2. Identifikasi
pengetahuan dan kualitas, tenang
keyakinan tentang nyeri intensitas nyeri
3. Identifikasi skala nyeri - Mengidentifikas A : Masalah teratasi
ikan
pengetahuan P : Pertahankan
 Terapeutik tentang nyeri intervensi melakukan
1. Kontrol lingkungan yang - Mengidentifikas teknik meredakan nyeri
memperberat rasa nyeri ikan skala nyeri (masase)
(mis. Suhu ruangan, klien
pencahayaan,kebisingan Terapeutik
)
- Memonitor
lingkungan yang
 Edukasi memperberat
1. Jelaskan strategi rasa nyeri
meredakan nyeri seperti
2. Anjarkan memonitor pencahayaan
nyeri secara mandiri ruangan
3. Ajarkan teknik Edukasi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri - Menjelaskan
cara meredakan
nyeri
 Kolaborasi - Mengajarkan
1. Kolaborasi pemberian klien
analgetik, jika perlu memonitor
nyeri secara
mandiri
B. Pengaturan Posisi - Mengajarkan
teknik
 Observasi nonfarmakologi
1. Monitor status s untuk
oksigenasi sebelum dan mengurangi
sesudah mengubah rasa nyeri
posisi Kolaborasi

- Berkolaborasi
 Terapeutik dengan dokter
1. Atur posisi untuk mengenai
mengurangi sesak (mis. pemberian obat
Semi-Fowler analgetik
2. Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri Pengaturan Posisi

Observasi
 Edukasi
1. Informasikan saat akan - Memonitor
melakukan perubahan status
posisi oksigenasi
2. Ajarkan cara sebelum dan
menggunakan postur sesudah
yang baik dan mekanika menggubah
tubuh yang baik selama posisi
melakukan perubahan Terapeutik
posisi
- Mengatur posisi
semi-fowler
 Kolaborasi untuk
1. Kolaborasi pemberian mengurangi
premedikasi sebelum sesak
mengubah posisi, jika Edukasi
perlu
- Menginformasik
an pada saat
melakukan
perubahan
posisi
- Mengajarkan
cara
menggunakan
postur yang
baik selama
melakukan
perubahan
posisi
Kolaborasi

- Berkolaborasi
dengan dokter
mengenai
pemberian
premedikasi
sebelum
mengubah
posisi
2. Gangguan A. Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri S : Pasien mengatakan
rasa nyaman sudah tidak terasa nyeri
 Observasi Observasi
berhubungan dan sudah bisa tidur
1. Identifikasikan
dengan - Mengidentifikas dengan tepat waktu
lokasi,karakteristik,
gangguan durasi,frekuensi, i nyeri serta terasa lebih
adaptasi kualitas, intensitas nyeri Terapeutik nyaman setelah
kehamilan 2. Identifikasi skala nyeri melakukan posisi
ditandai - Memonitor nyaman dan
lingkungan yang
dengan menciptakan lingkungan
mempeberat
ketidak rasa nyeri yang tenang
nyamanan seperti suhu
 Terapeutik O : pasien terlihat lebih
ruangan,
1. Kontrol lingkungan yang pencahayaan tenang dan kondisi
memperberat rasa nyeri membaik
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan Edukasi A : masalah teratasi
)
- Menjelaskan P : intervensi dihentikan
 Edukasi penyebab
1. Jelaskan penyebab, pemicu nyeri
periode dan pemicu - Menjelaskan
nyeri cara meredakan
2. Jelaskan strategi nyeri
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk Kolaborasi
mengurangi rasa nyeri
- Berkolaborasi
dengan dokter
 Kolaborasi mengenai
1. Kolaborasi pemberian pemberian obat
analgetik, jika perlu analgetik
B. Pengaturan Posisi

 Observasi Pengaturan Posisi


1. Monitor status
oksigenasi sebelum dan Observasi
sesudah mengubah
posisi - Memonitor
oksigenasi
 Terapeutik sebelum dan
1. Tempatkan pada matras sesudah
atau tempat tidur mengubah
terapeutik yang tepat posisi klien
2. Atur posisi yang disukai, Terapeutik
jika tidak kontraindikasi
3. Jadwalkan secara - Menempatkan
tertulis untuk klien pada
perubahan posisi matras atau
tempat tidur
 Edukasi - Mengatur posisi
1. Informasikan saat akan klien senyaman
dilakukan perubahan mungkin
posisi
Edukasi
 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian - Menginformasik
premedikasi sebelum an jika ingin
mengubah posisi, jika dilakukan
perlu perubahan
C. Terapi Relaksasi posisi
Kolaborasi
 Observasi
1. Periksa ketegangan - Berkolaborasi
otot, frekuensi nadi, dengan dokter
tekanan darah, dan mengenai
suhu sebelum dan pemberian
sesudah latihan prediksi
2. Identifikasi teknik sebelum
relaksasi yang pernah mengubah
efektif digunakan posisi
3. Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi

 Terapeutik Terapi Relaksasi


1. Gunakan pakaian
longgar Observasi
2. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa - Memeriksa
gangguan dengan ketegangan
pencahayaan dan suhu otot,frekuensi
ruangan nyaman jika nadi,TD dan
memungkinkan suhu sebelum
3. Berikan informasi dan sesudah
tertulis tentang latihan
persiapan dan prosedur - Memonitor
teknik relaksasi respons
terhadap terapi
relaksasi
 Edukasi
Terapeutik
1. Jelaskan
tujuan,manfaat, batasan
- Menggunakan
dan jenis relaksasi yang pakaian longgar
tersedia (mis. Musik,
meditasi, nafas dalam, - Menciptakan
relaksasi otot progresif lingkungan
2. Anjurkan mengambil tenang
posisi nyaman - Memberikan
3. Demonstrasikan dan informasi
latih teknik relaksasi tentang teknik
(mis. Nafas dalam, relaksasi
peregangan atau
imajinasi terbimbing)
Edukasi

- Menjelaskan
tujuan dan
manfaat
relaksasi
- Menganjurkan
mengambil
posisi nyaman
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI:
Jakarta
PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI:
Jakarta
PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta

Marilyn E. Doenges. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, Jakarta EGC. 2001

https://www.academia.edu/18749967/ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN

Anda mungkin juga menyukai