Document1.docx Winda
Document1.docx Winda
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Drs.H.Syaifuddin hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang
pertama,mempunyai dua lubang (kavum nasi),dipisahkan oleh sekat hidung(septum nasi).Di
dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara ,debu dan kotoran yang
masuk ke dalam lubang hidung.Bagian-bagian dari hidung adalah sebagai berikut:
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat lipat yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis),yang berjumlah 3 buah:
a. Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah)
b. Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah)
c. Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Di antara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu:
a. Meatus superior (lekukan bagian atas)
b. Meatus medialis (lekukan bagian tengah)
c. Meatus inferior (lekukan bagian bawah).
Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan ,sebelah dalam terdapat
lubang yang berhubungan tekak,lubang ini di sebut kaona.
Fungsi dari hindung yaitu sebagai berikut:
1. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
2. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
3. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
4. Membunuh kuman yang masuk ,bersama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat
dalam selapu lendir (mukosa) atau hidung. (Drs.H.Syaifuddin,2006)
2.2 Definisi
1.Definisi Hidung menurut Syaifuddin
Hidung adalah saluran udara yang pertama mempunyai dua lubang (kavum nasi),dipisahkan
oleh sekat hidung(septum nasi) (Syaifuddin,2006).
2. Definisi Polip menurut Subhan
Polip adalah masa lunak,berwarna putih atau keabu-abuan (Subhan, S.Kep.,2003).
3. Definisi polip hidung Subhan
Polip adalah masa lunak,berwarna putih atau keabu-abuan (Subhan, S.Kep.,2003).
2.3 Etiologi
a) Faktor Herediter
Seperti :Rhinitis alergika,Asma serta Sinusitis kronis
b) Faktor Non Herediter
Seperti karena: peradangan mukosa hidung , edema, iritasi,reaksi hipersensitifitas.
2.6 Patofisiologi
Polip berasal dari pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas cairan interseluler
dan kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dan gaya berat. Polip dapat timbul dari
bagian mukosa hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral. Polip hidung paling
sering berasal dari sinus maksila (antrum) dapat keluar melalui ostium sinus maksilla dan
masuk ke ronga hidung dan membesar di koana dan nasopharing. Polip ini disebut polip
koana.
Secara makroskopik polip terlihat sebagai massa yang lunak berwarna putih atau
keabu-abuan. Sedangkan secara mikroskopik tampak submukosa hipertropi dan sembab. Sel
tidak bertambah banyak dan terutama terdiri dari sel eosinofil, limfosit dan sel plasma
sedangkan letaknya berjauhan dipisahkan oleh cairan interseluler. Pembuluh darah, syaraf
dan kelenjar sangat sedikit dalam polip dan dilapisi oleh epitel throrak berlapis semu.
2.7 Pohon Masalah
Faktor Non Herediter
Proses Infeksi/ Inflamasi
Pelepasan medioator kimiawi bradikinin dan histamin
Nyeri waktu menelan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan mekanisme umpan balik / keinginan makan
Penurunan berat badan
Ketidakseimbangan saraf vasomotor
Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif
Faktor Herediter
Gen
Kelainan pada kromosom dan autosom yang mungkin menurun
Proses autoimun
Penyakit Rhinitis alergika
Polip HIdung
Peningkatan permeabilitas kapiler
Gangguan regulasi vaskuler yang menyebabkan dilepasnya sitokin-sitokin dari sel mast
Mukosa yang sembab
Gangguan pernafasan/ Dipnea
Edema
Peradangan mukosa hidung
2.8 Insiden di dunia
Di Amerika insiden polip nasi pada anak adalah 0,1%, namun insiden ini meningkat
pada anak-anak dengan fibrosis kistik yaitu 6-48%. Insiden pada orang dewasa adalah 1-4%
dengan rentang 0,2-28%. Insiden di seluruh dunia tidak jauh berbeda dengan insiden di
Amerika Polip nasi terjadi pada semua ras dan kelas ekonomi. Walaupun ratio pried an
wanita pada dewasa 2-4: 1, ratio pada anak – anak tidak dilaporkan. Dilaporkan
prevalensinya sebanding dengan pasien dengan asma.
Angka mortalitas polip nasi tidaklah signifikan, namun polip nasi dihubungkan
dengan turunnya kualitas hidup seseorang. Tidak ada perbedaan insiden polip nasi yang nyata
diantara bangsa-bangsa di dunia dan diantara jenis kelamin. Polip multipel yang jinak
biasanya timbul setelah usia 20 tahun dan lebih sering pada usia diatas 40 tahun. Polip nasi
jarang ditemukan pada anak usia dibawah 10 tahun.
2.11 Penatalaksanaan
1. Medis
a. Bila polip masih kecil dapat diobati secara konservatif dengan kortikosteroid sistemik atau
oral ,missalnya prednisone 50 mg/hari atau deksametason selama 10 hari kemudian
diturunkan perlahan.
b. Secara local dapat disuntikan ke dalam polip,misalnya triasinolon asetenoid atau prednisolon
0,5 ml tiap 5-7 hari sekali sampai hilang.
c. Dapat memaki obat secara topical sebagai semprot hidung misalnya beklometason
dipropinoat.
d. Tindakan operasi diambil jika polip tidak bisa diobati dan terus membesar serta menganggu
jalannya pernafasan yaitu operasi polipektomi atau juga bisa operasi etmoidektomi.
2. Keperawatan
a. Vocational Rehabilitation
Rehabilitasi yang dilakukan untuk memberikan pendidikan pasca operasi karena akan ada
bekas luka dalam hidung sehingga harus diajari cara membuang ingus yang tidak membuat
pasien kesakitan.
b. Social Rehabilitation
Rehabilitasi yang bertujuan untuk adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti
dengan partisipasi dalam aktivitas perawatan diri dan interaksi positif dengan orang lain
bertujuan untuk tidak menarik diri dari kontak social.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji/awasi prekuensi pernapasan, kedalaman, Perubahan (seperti takipnea,
irama. Perhatikan laporan dispnea dan/atau dispnea, penggunaan otot
penggunaan otot bantu pernapasan cuping aksesori) dapat
hidung, gangguan pengembangan dada . mengindikasikan berlanjutnya
keterlibatan/ pengaruh
pernapasan yang
membutuhkan upaya
intervensi.
Beri posisi dan bantu ubah posisi secara Meningkatkan aerasi semua
periodik segmen paru dan
memobilisasikaan sekresi
Anjurkan/bantu dengan tehnik napas dalam Membantu meningkatkan
dan/atau pernapasan bibiratau difusi gas dan ekspansi jalan
napas kecil, memberikan
pernapasan diagfragmatik abdomen bila pasien beberapa kontrol
diindikasikan terhadap pernapasan,
membantu menurunkan
ansietas
Awasi/evaluasi warna kulit, perhatikan pucat, Proliferasi SDP dapat
terjadinya sianosis (khususnya pada dasar menurunkan kapasitas
kulit, daun telinga,dan bibir) pembawa oksigen darah,
menimbulkan hipoksemia.
Kaji respon pernapasan terhadap aktivitas. Penurunan oksigen seluler
Perhatikan keluhan dispnea/lapar udara menurunkan toleransi
meningkatkan kelelahan. Jadwalkaan periode aktivitas. Istirahat menurunkan
istirahat antara aktivitas. kebutuhan oksigen dan
mencegah kelelahandan
dispnea
Identifikasi/dorong tehnik penghematan Membantu menurunkan
energi mis : periode istirahat sebelum dan kelelahan dan dispnea dan
setelah makan, gunakan mandi dengan kursi, menyimpan energi untuk
duduk sebelum perawatan regenerasi selulerdan fungsi
pernapasan
Memburuknya keterlibatan
Tingkatkan tirah baring dan berikan pernapasan/ hipoksia dapat
perawatan sesuai indikasi selama eksaserbasi mengindikasikan penghentian
akut/panjang aktivitas untuk mencegah
pengaruh pernapasan lebih
serius
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai Membantu klien untuk mengembalikan nafsu
atau tidak disukai makan
Awasi masukan dan pengeluaran dan berat Berguna dalam pemenuhan nutrisi dan
badan secara periodik. pengembalian berat badan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidung adalah saluran udara yang pertama mempunyai dua lubang (kavum nasi),
dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi) ( Drs.H.Syaifuddin,2006).
Polip adalah masa lunak,berwarna putih atau keabu-abuan (Subhan, S.Kep.,2003). Jadi
polip hidung adalah pembengkakan mukosa hidung yang terisi cairan interselular yang
terdorng ke dalam rongga hidung oleh gaya berat (R. Pracy,1983).
Penyebab: polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat hipersensitifitas atau reaksi
alergi pada mukosa hidung, polip biasanya di temukan pada orang dewasa dan jarang terjadi
pada anak – anak (Subhan,S.Kep.,2003).
Penatalaksanaan:polip yang masih kecil dapat diobati kortikosteroid baik local maupun
sistemik. Tapi,Pada pasien dengan polip yang cukup besar dan persisten baru akan di lakukan
tindakan operatif berupa pengangkatan polip (polippectomy). Jadi, untuk penatalaksanaan
pada pasien harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi agar penangannya bisa tepat.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami sebaiknya untuk penanganan pada pasien dengan polip hidung
harus dilakukan secara tepat. Karena, penatalaksanaan tindakan untuk setiap pasien yang
menderita penyakit polip hidung berbeda-beda tergantung dengan tingkat keparahan penyakit
polipnya. polip yang masih kecil dapat diobati kortikosteroid baik local maupun sistemik.
Tapi, Pada pasien dengan polip yang cukup besar dan persisten baru akan di lakukan tindakan
operatif berupa pengangkatan polip (polippectomy). Jadi, untuk penatalaksanaan pada pasien
harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi agar penangannya bisa tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Pracy R dkk. 1989. Pelajaran Singkat Telinga,Hidung Dan Tenggorok. Jakarta: Gramedia.
Subhan. 2006. ASKEP: Pasien dengan Polip Hidung. Surabaya: UNAIR Press.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.
Polip hidung ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga
hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa (Efiaty, dkk,
2007). Menurut Nurbaiti, 2010, Polip nasi (polip hidung) ialah bentuk selaput lendir yang
turun (biasanya akibat radang kronik), licin, berwarna abu – abu atau merah muda dan
biasanya bilateral. Sedangkan menurut Erbek 2007, Polip nasi adalah suatu proses inflamasi
kronis pada mukosa hidung dan sinus paranasi yang ditandai dengan adanya massa yang
edema pada rongga hidung (dikutip dari http :
//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31926 diakses pada tanggal 23 februari 2015).
Polip hidung adalah massa lunak, berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat
dalam rongga hidung. Paling sering berasal dari sinus etmoid, multipel dan bilateral. Polip
koana adalah polip hidung yang berasal dari sinus maksila yang keluar melalui rongga hidung
dan membesar di koana dan nasofaring. (Mansjoer, arif. 2001)