Anda di halaman 1dari 13

VOMEK

Vol. 2, No.2, Mei 2020


e-ISSN: 2656-1697  73

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARANTERHADAP HASIL BELAJAR


MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIKKELAS X JURUSAN TEKNIK PEMESINAN
DI SMK NEGERI 1 PADANG

INFLUENCE OF USE OF LEARNING MODULETOWARDS LEARNING OUTCOMES


PICTURE LEARNINGX CLASS MACHINE ENGINEERING DEPARTMENT
IN VOCATIONAL HIGHSCHOOL 1 PADANG

Alvien Khardin(1), Suparno(2), Primawati (3) Arwizet K(4), Refdinal(5), dan Yufrizal(6)
(1), (2),(3), (4), (5), (6)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Kampus Air Tawar, Padang 25131, Indonesia
alvienkhardin59@gmail.com
suparno121251@gmail.com
primafazma@gmail.com
arwizet@yahoo.com
refmoein@gmail.com
yufrizal_y@yahoo.com

Abstrak
Guru memiliki keterbatasan dalam menyampaikan meteri menggunakan metode ceramah untuk materi yang
memerlukan ilustrasi yang jelas seperti mata pelajaran Gambar Teknik. Sehingga kurangnya perhatian dan
antusias siswa dalam proses pembelajaran Gambar Teknik. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan media
pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran. salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan
adalah modul Gambar Teknik. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul
pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R
& D) yang menggunakan model pengembangan dari Plomp (2013) yang terdiri dari tahapan-tahapan: (1) tahap
investigasi awal (preliminary research); (2) tahap pembuatan prototipe (development or prototyping phase); (3)
tahap penilaian (assesment phase). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 padang. Subjek penelitian adalah
siswa kelas X jurusan teknik pemesinan SMK Negeri 1 Padang. Penelitian ini menghasilkan produk berupa modul
Gambar Teknik untuk siswa kelas X jurusan Teknik Mesin SMK/MAK. Penilaian modul pembelajaran meliputi
validitas ahli materi, validitas ahli media, uji one to one, uji kelompok kecil (small group), uji praktikalitas oleh
guru, uji praktikalitas oleh 32 siswa, uji pemakaian oleh 32 siswa. Validasi ahli materi mendapatkan pesentase
80,71% dengan kategori sangat layak, validasi ahli media mendapatkan persentase 84,38% dengan kategori sangat
layak, uji one to one mendapatkan persentase 100 % dengan kategori sangat praktis. Uji small group mendapatkan
persentase 100% dengan kategori sangat praktis, uji praktikalitas oleh guru mendapatkan persentase 95 % dengan
kategori sangat praktis, uji praktikalitas oleh 32 siswa mendapatkan persentase 90,63 % dengan kategori sangat
layak, dan uji pemakaian oleh 32 siswa menunjukkan ada peningkatan hasil belajar setelah menggunakan modul
Gambar Teknik.
Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Hasil Belajar, Gambar Teknik, Kelas X, Teknik Mesin

Abstrak
The teacher has limitations in conveying material using the lecture method for material that requires clear
illustrations such as Technical Drawing subjects. So the lack of attention and enthusiasm of students in the process
of learning Technical Drawing. To overcome these problems learning media is needed that can help the learning
process. one of the learning media that can be used is the Engineering Drawing module. The purpose of this
research is to develop a valid, practical and effective learning module. This research is a Research and
Development (R & D) study that uses a development model from Plomp (2013) which consists of stages: (1)
preliminary research stage (preliminary research); (2) the stage of making a prototype (development or prototyping
phase); (3) assessment phase (assessment phase). This research was carried out in Padang 1 Vocational School.
The subjects were grade X students majoring in machining engineering at SMK Negeri 1 Padang. This research
produced a product in the form of Engineering Drawing module for class X students majoring in Mechanical
Engineering SMK / MAK. The learning module assessment includes the validity of the subject matter expert, the
validity of the media expert, the one to one test, the small group test, the practicality test by the teacher, the

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


74 Vol.2, No.2, Mei 2020

practicality test by 32 students, the usage test by 32 students. Material expert validation gets a percentage of
80.71% with a very decent category, media expert validation gets a percentage of 84.38% with a very feasible
category, one to one test gets a percentage of 100% with a very practical category. The small group test got a
percentage of 100% in the very practical category, the practicality test by the teacher got a percentage of 95% in the
very practical category, the practicality test by 32 students got a percentage of 90.63% in the very feasible category,
and the usage test by 32 students showed an increase learning outcomes after using the Technical Drawing module.
Keywords:Learning Modules,Learning outcomes, Engineering drawings, X class, Mechanical Engineering

I. Pendahuluan menggunakan kurikulum KTSP. Menurut Mulyasa


(2014: 39) dalam keberhasilan implementasi
Pendidikan adalah hal yang sangat diperlukan oleh
Kurikulum 2013 tentunya dipengaruhi oleh berbagai
manusia dan merupakan kebutuhan pokok dalam
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain berkaitan
kehidupan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan
dengan kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa,
dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
yang kondusif akademik, dan partisipasi warga
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
sekolah. Keberhasilan siswa untuk mencapai
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru salah
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
satunya dipengaruhi oleh sumber belajar.
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Mata pelajaran Gambar Teknik merupakan salah satu
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
mata pelajaran yang telah menggunakan kurikulum
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
2013 di SMK Negeri 1 Padang. Setiap orang yang
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
menekuni dunia teknik, menguasai gambar teknik
masyarakat, bangsa dan negara.
merupakan suatu keharusan, minimal bisa membaca
Diperlukan suatu upaya yang dilakukan dalam proses
gambar teknik. Karena gambar teknik merupakan
meningkatkan pendidikan. Proses yang dimaksud
bahasa pokok di dunia teknik. Dimulai dengan
adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan di
perancangan produk yang dituangkan ke dalam
sekolah.Bulkia Rahim, Suparno dan Junil Adri
sebuah gambar teknik dengan aturan dan standard
(2018) Menyatakan Proses belajar siswa yang telah ditetapkan kemudian gambar tersebut
dipengaruhi oleh media pembelajaran baik di diberikan kepada bagian manufaktur untuk
sekolah maupun dirumah. Sekolah merupakan jalur ditindaklanjuti sehingga menjadi produk sesuai
pendidikan formal yang diperoleh secara teratur, dengan perencanaan.Meri Yolanda dan Refdinal
sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti (2019) menyatakan Mata pelajaran Gambar
syarat-syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan Teknik mengkaji tentang dasar-dasar dan alat serta
formal sekolah berkewajiban memberikan pelayanan
kelengkapan gambar teknik mesin. Apabila guru
kepada generasi muda dalam mendidik warga negara.
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dan dibagi mampu menciptakan pelajaran yang efektif maka
dalam tiga jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan belajar akan menjadi pembelajaran yang
menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu menyenangkan, sehingga akan menghasilkan
pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah peserta didik yang memiliki kemampuan dan
Kejuruan (SMK). kompeten terkait mata pelajaran yang diberikan.
Hasbullah (2012: 54) mengatakan bahwa sekolah Jadi mata pelajaran Gambar Teknik ini sangatlah
kejuruan merupakan lembaga pendidikan untuk dibutuhkan di dunia teknik.
mempersiapkan siswa menguasai keahlian-keahlian Peneliti menemukan bahwa dalam proses
tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pembelajaran, kurangnya perhatian dan antusias siswa
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terhadap pembelajaran Gambar Teknik. Hal ini terlihat
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dari kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas, padahal
dan siap menghadapi tantangan dunia kerja. Di Gambar Teknik sendiri merupakan salah satu mata
Sekolah Menengah Kejuruan sangat megedepankan pelajaran produktif untuk siswa kelas X Jurusan
pengembangan kemampuan siswa untuk Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1 Padang, selain itu
melaksanakan jenis pekerjaan yang dipilih sesuai Gambar Teknik juga merupakan dasar dari beberapa
dengan minat siswa dan standar dalam dunia kerja. mata pelajaran lainnya, dikarenakan pada mata
Dimana para siswa di didik untuk dapat memiliki pelajaran tersebut siswa dituntut untuk dapat
kemampuan dan keterampilan yang akan diterapkan memahami dan terampil dalam menggambar gambar
setelah lulus sekolah di dunia kerja. teknik. Hafiz Alfadri Ramadhan, Muliati, Nofri Helmi,
SMK Negeri 1 Padang merupakan sekolah yang Arwizet (2020) menyatakan belum berkualitasnya
menggunakan Kurikulum 2013 pada mata pembelajaran salah satu faktornya disebabkan oleh
pelajarannya walaupun tidak semua mata pelajaran media pembelajaran yang belum memadai.Bulkia
karena masih ada beberapa mata pelajaran yang masih Rahim, Junil Adri, Suparno (2019) Menyatakan

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 75

kurang sesuai dalam pemilihan media pembelajaran


menyebabkan tujuan pembelajaran kurang
tercapai.Dan siswa kesulitan menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru, karena kurangnya sumber
belajar. Adapun sumber belajar yang ada, berupa buku
teks cetakan tahun 1999, sehingga saat proses
pembelajaran, siswa kurang tertarik membacanya dan
sangat tergantung pada peran aktif guru dalam
mengajar. Sementara guru memiliki keterbatasan
dalam menyampaikan materi jika hanya menggunakan
metode ceramah dan menjelaskan di papan tulis, Gambar 1. Lapisan Evaluasi Formatif (Plomp, 2013:
sehingga untuk meteri yang memerlukan ilustrasi 36)
yang jelas seperti mata pelajaran Gambar Teknik guru
mengalami kesulitan. Putri Nurhalimah Erdi, Nelvi Berdasarkan ilustrasi diatas, evaluasi formatif yang
Erizon, Arwizet K , dan Primawati (2019) menyatakan dilakukan pada penelitian ini adalah evaluasi diri (self
karena siswa hanya belajar mencatat mata pelajaran evaluation), tinjauan ahli (expert review), evaluasi
yang diajarkana oleh guru maka keaktifan siswa satu per satu (one to one evaluation), uji coba
menjadi sedikit terhambat, serta siswa kuranga dilatih kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
untuk berfikir kreatif dari pelajaran yang diajarkan. test).
Metode ceramah dan menjelaskan di papan tulis juga
membutuhkan waktu yang lama karena mesti ditulis B. Waktu Penelitian
dahulu baru dijelaskan, oleh karena itu perlu untuk 1. Tempat Penelitian
meningkatkan keefektifan dalam proses belajar
Gambar Teknik salah satunya diperlukan bahan ajar Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1
berupa modul.Bahan ajar tercetak berbentuk modul Padang Jurusan Teknik Pemesinan kelas X yang
dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk beralamatkan di Jl. Muhammad Yunus, Kampung
meningkatkan efektifitas proses belajar Teknik karena Kalawi, Kel. Lubuk Lintah, Kec. Kuranji, Kota
modul merupakan suatu bentuk bahan ajar berbasis Padang, Sumatera Barat.
cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri 2. Waktu Penelitian
oleh siswa yang dilengkapi dengan petunjuk untuk
belajar sendiri dan dapat memotivasi siswa dalam Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
belajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik ajaran 2019/2020.
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Modul Pembelajaran terhadap Hasil C. Subjek dan Objek Penelitian
Belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Subjek uji produk penelitian ini adalah 32 orang
Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1 Padang”. peserta didik kelas X-TP A SMK Negeri 1 Padang.
Objek penelitian ini adalah Modul Gambar Teknik
II. Metode Penelitian kelas X Jerusan Teknik Mesin SMK/MAK.
A. Jenis Penelitian
D. Prosedur Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian Research
andDevelopment (R&D) atau pengembangan. Pembuatan modul Pembelajaran ini dilakukan dengan
Menurut Sugiyono (2014: 407), penelitian tiga tahapan pengambangan. Setiap tahapan tersebut
pengembangandigunakan untuk menghasilkan dan meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut.
menguji kelayakan produk tertentu. Penelitian ini 1. Investigasi Awal (Preliminary Research)
ditujukan untuk menghasilkan produk baru, yakni
berupa Modul Gambar Teknik kelas X jurusan Teknik Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan masalah.
Mesin SMK/MAK. Model pengembangan yang Masalah dapat berupa kesenjangan antara apa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model terjadi dangan situasi yang diinginkan. Untuk
pengembangan Plomp tahun 2013. Model mengetahui kesenjangan yang terjadi maka dilakukan
pengembangan Plomp terdiri dari tahap investigasi langkah-langkah berikut.
awal (preliminary research), tahap pengembangan a. Analisis Masalah/Kebutuhan
atau tahap pembuatan prototipe (development or
prototyping phase), dan tahap penilaian (assesment Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi dan
phase). Tahap penilaian terdiri atas dua kriteria, yaitu solusi yang dibutuhkan, maka perlu dilakukan
uji praktikalitas dan efektivitas. Pada setiap tahapan pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi
dilakukan evaluasi farmatif dalam bentuk siklus dilakukan dengan wawancara terhadap guru bidang
evaluasi-revisi (Plomp, 2013: 36).

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


76 Vol.2, No.2, Mei 2020

studi. Informasi yang diperoleh kemudian dianalisis prototipe yang sesuai. Beberapa kegiatan yang
untuk menentukan rencana tindak lanjut. dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
1) Melkukan self evaluation
b. Analisi Kurikulum
2) Merevisi prototipe 1 dan mencetak prototipe 2.
Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui 3) Menguji validitas prototipe dengan tijauan dari
tuntutan yang ingin dicapai dari kurikulum yang ahli. Uji validitas ini bertujuan untuk memeriksa
diterapkan. Hal ini dilakukan dengan menganalisis kebenaran dan kesesuaian konsep-konsep yang
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar disajikan pada prototipe yang dikembangkan
(KD) yang terdapat didalam silabus mata pelajaran. dengan kurikulum yang dilaksanakan. Selain itu,
Dari hasil analisis ini, ditetapkan pokok-pokok meteri uji validitas juga dilakukan untuk memperbaiki
dan indikator pembelajaran yang hendak dicapai oleh tata bahasa dan tempilan prototipe. Masukan dari
siswa. validator digunakan untuk memperbaiki prototipe
c. Analisis Konsep modul yang dibuat. Tahapan ini dilakukan dengan
meminta kesediaan ahli untuk memvalidasi dan
Analisis konsep dilakukan untuk nenetapkan melihat kelayakan prototipe yang dikembangkan.
konsep-konsep utama yang harus dikuasai oleh Para ahli juga diminta memberi masukan untuk
peserta didik berdasarkan hasil analisis kurikulum perbaikan prototipe yang dikembangkan. Adapun
yang telah dilakukan. Konsep-konsep utama disusun para ahli yang diminta sebagai validator dapa
secara sistematis dan dikaitkan satu sama lainnya penelitian ini dalah sebagai berikut.
berdasarkan hubungan yang relevan. Dari analisis
konsep ini akan didapatkan sebuah peta konsep Tabel 1. Daftar Nama Validator
pelajaran. No Nama Validator Objek Validasi
2. Pengembangan atau Pembuatan Prototipe Materi Gambar
1 Dr. Waskito, MT.
(Development or Prototyping Phase) Teknik
Bulkia Rahim, S.Pd.,
Tahap ini dilakukan untuk menyiapkan trototipe 2 Media Pembelajaran
M.Pd.T.
media pembelajaran yang sesuai dengan SK, KD,
indikator dan tujuan pembelajaran. Selain sesuai
dengan kurikulum, prototipe media juga dirancang 4) Merevisi prototipe berdasarkan masukan dari ahli.
dengan menyesuaikan pada kebutuhan untuk menjadi 5) Evaliasi praktikalitas prototipe dengan satu per
solusi dan permasalahan. Kegiatan yang dilakukan satu (one to one). Evaluasi dilakukan terhadap
pada fase ini meliputi pengembangan prototipe, tiga orang siswa kelas X dengan tingkat
evaluasi dan revisi. kemampuan yang berbeda.
6) Uji kelompok kecil (small group) terhadap 10
a. Pengembangan Prototype orang siswa kelas X.
Prototipe dirancang sebagai solusi dari permasalahan 3. Penilaian (Assesment Phase)
yang ada. Prototipe Modul Gambar Teknik dirancang
melalui kegiatan-kegiatan sebagi berikut. Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan apakah
1) Mengidentifikasi materi yang akan dimasukkan media Modul yang dibuat mampu memeberikan solusi
sesuai kurikulum. atas permasalahan yang terjadi. Pada fase ini dilkukan
2) Mengelompokkan materi yang sudah uji coba lapangan (field test) dengan melakukan uji
diidentifikasi. praktikalitas dan uji efektivitas.
3) Merumuskan kata/kalimat yang akan dimasukkan a. Uji Praktikalitas
ke dalam modul.
Prototipe yang sudah direvisi berdasarkan hasil
4) Merancang bentuk dan ukuran modul. evaluasi kemudian diuji coba dilakukan untuk melihat
5) Menambahkan gambar yang relevan. tingkat kepraktisan penggunaan media oleh guru dan
6) Menyesuaikan warna dan tampilan modul. siswa dalam proses pembelajaran. Setelah media
7) Membuat petunjuk/aturan penggunaan modul. modul diujicobakan, guru dan siswa diminta
8) Mencetak prototipe 1. memberikan penilaian terhadap media modul yang
telah digunakan melalui pengisian angket
b. Evaluasi dan Revisi
praktikalitas.
Prototipe yang sudah dikembangkan perlu dievaluasi
b. Uji Efektivitas
untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Evaluasi dilakukan dengan mengacu kepada hasil Efektivitas berarti dampak atau pengaruh yang
analisis yang telah dilakukan pada tahap investigasi ditimbulkan dari penggunaan media yang
awal (preliminary research). Evaluasi dan revisi dikembangkan terhadap proses dan hasil belajar.
dilakukan dalam bentuk siklus hingga dihasilkan Dampak terhadap proses pembelajaran akan diamati

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 77

selama proses pembelajaran berlangsung dalam E. Jenis Data


bentuk aktivitas belajar siswa berdasarkan lembar
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah
pengamatan yang diberikan. Sedangkan data hasil
data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh
belajar didapatkan dari hasil post test. Pembelajaran
peneliti. Data pertama berupa hasil validasi oleh ahli.
dikelas uji coba dilaksanakan dengan langkah-langkah
Data kedua diperoleh dari hasil uji coba berupa data
sebagai berikut:
praktikalitas dari angket guru dan siswa. Data ketiga
1) Pembukaan merupakan data evektivitas yang diambil dari lembar
pengamatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi belajar
Guru mengkondisikan siswa dengan mencek
siswa.
kehadiran, memberikan apersepsi dan motivasi serta
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan F. Instrumen Pengumpulan Data
dilaksanakan.
Instrumen merupakan salah satu alat yang digunakan
2) Kegiatan Inti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini berupa angket dan soal tes. Anket
Guru membagikan modul pembelajaran kepada siswa.
disusun menurut skala Guttman dan skala Likert.
Kemudian guru menjelaskan penggunaan modul
Skala Guttman dibuat dengan pilihan yang tegas yaitu
kepada siswa dan nerangkan materi dengan
ya atau tidak. Skala Likert dibuat dengan empat
berpedoman kepada modul. Kemudian siswa diberi
alternatif jawaban sebagai berikut.
tugas sesuai dengan materi yang dijelaskan.
SS = Sangat Setuju, dengan bobot 4
3) Penutup S = Setuju, dengan bobot 3
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan TS = Tidak Setuju, dengan bobot 2
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. STS = Sangat Tidak Setuju, dengan bobot 1
Kemudian guru menutup pembelajaran. Uji efektivitas Pemilihan jawaban dengan jumlah genap yakni empat
dapat dilakukan dengan memberi perlakuan dengan dimaksudkan untuk menghindari jawaban tengah
satu atau lebih kelompok. Penelitian ini hanya (netral), karena jawaban angket yang didominasi
menerapkan pada satu kelompok (One Only Design) kategori tengah dapat mengakibatkan ketidak pastian
dengan menggunakan pre test dan post test. Diawali informasi dan kesulitan dalam penarikan kesimpulan.
kelas diberkan pre test (T1) terlebih dahulu untuk Berikut ini adalah instrumen yang digunakan pada
mengetahui kemampuan awal belajar siswa, kemudian penelitian ini.
diberi treatment (X) dalam jangka waktu tertentu. 1. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran berakhir, kemudian
Angket respon siswa terhadap pembelajaran Gambar
diberikan post test(T2) untuk melihat hasil belajar
Teknik disusun menggunakan skala Guttman dengan
siswa. Skema kegiatan ini dapat dilihat sebagai
pilihan jawaban ya atau tidak. Pertanyaan disusun
berikut.
untuk menggali informasi tentang permasalahan yang
Ringkasan prosedur pengembangan ini dapat dilihat
dihadapi pada pembelajaran Gambar Teknik.
sebagai berikut.
2. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru
Dilakukan wawancara dengan guru bidang studi
Gambar Teknik untuk dapat menganalisis masalah
dengan menggunakan daftar pertanyaan wawancara.
3. Instrumen Evaluasi Diri (Self Evaluation)
Lembar cek penilaian sendiri dibuat untuk mencek
kelengkapan komponen-komponen penting yang
terdapat pada prototipe modul Gambar Teknik.
Instrumen ini berisikan daftar ceklis yang diisi oleh
peneliti sebagai pihak yang melakukan pengembangan
Modul Gambar Teknik.
4. Instrumen Validitas
Instrumen validitas menggunakan lembar validasi
yang dikembangkan dari kisi-kisi validasi yang
disusun untuk menilai validitas media yang dibuat.
Penilaian validasi dilakukan oleh ahli dan praktisi
yang diminta kesediaannya.
Gambar 3. Diagram Rancangan Prosedur
Pengembangan Media Modul

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


78 Vol.2, No.2, Mei 2020

5. Instrumen One to One Evaluation (Purwanto 2006: 82)


Evaluasi formatif yang dilakukan pada tahap ini 2. Data Kuantitatif
menggunakan angket praktikalitas yang disusun
Data kuantitatif dari pre test dan post test siswa
menggunakan skala Guttman. Angket diisi oleh tiga
dianalisis secara statistik dengan uji t pada taraf
orang siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
signifikasi 5 %. Uji t yang dilakukan adalah
Hasil angket akan digunakan sebagai bahan untuk
dependent sample t-test atau uji t sampel berpasangan.
merevisi prototipe sebelum diujicobakan dikelas.
Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan
6. Instrumen Praktikalitas rata-rata dua variabel untuk suatu grup yang saling
berkaitan. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu
Instrumen praktikalitas digunakan untuk
dilakukan uji normalitas. Hipotesis yang akan di uji
mengumpulkan data kepraktisan dari media modul
dengan uji t ini adalah
yang dibuat. Instrumen praktikalitas ini terdiri dari
angket respon guru dan angket respon siswa terhadap H0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar
modul Gambar Teknik. yang signifikan antara siswa yang belajar
dengan menggunakan modul Gambar
7. Instrumen Efektivitas
Teknik dibandingkan siswa yang belajar
Instrumen efektivitas digunakan untuk mengumpulkan tidak menggunakan modul Gambar
data keefektivan atau daya pengaruh dari media Teknik.
modul yang diujicobakan terhadap siswa. Instrumen H1 : terdapat perbedaan hasil belajar yang
ini terdiri dari lembar pengamatan aktivitas belajar signifikan antara siswa yang belajar
siswa dan soal tes. dengan menggunakan modul Gambar
Teknik dibandingkan siswa yang belajar
a. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
tidak menggunakan modul Gambar
Lembar pengamatan aktivitas siwa digunakan untuk Teknik.
mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan aktivitas
belajar siswa dilakukan oleh pengamat guru SMK III. Hasil dan Pembahasan
Negeri 1 Padang.
1. Tahap Investigasi Awal (Preliminary Research
b. Soal Tes Phase)
Soal tes digunakan untuk mendapatkan data a. Hasil Analisis Kebutuhan
presentase keberhasilan siswa dalam meneliti proses
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengidentifikasi
pembelajaran. Tes yang digunakan berupa soal
masalah yang terjadi pada pembelajaran gambar
objektif yang berjumlah 20 butir dengan 5 pilihan
teknik kelas X jurusan teknik pemesinan di SMK
alternatif. Tes dilakukan secara pre test dan post test.
Negeri 1 Padang dalam rangka mencari solusi untuk
G. Teknik Analisis Data mengatasi masalah tersebut. Analisis kebutuhan
dilakukan berdasarkan hasil angket respon siswa
Data primer yang didapatkan dari validasi, uji coba terhadap pembelajaran gambar teknik dan wawancara
dan hasil tes dianalisis dengan teknik masing-masing dengan guru bidang studi.
sebagai berikut. Hasil angket menunjukkan bahwa 56,25 % siswa
1. Data Kualitatif menyatakan pelajaran Gambar Teknik itu menarik
namun sulit. Pertanyaan lanjutan hal apa yang yang
𝑋 menyebabkan siswa kesulitan mempelajari gambar
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ teknik, 37,5 % siswa menyatakan karena sumber
= 𝑥 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 belajar tidak memadai. Apakah media pembelajaran
X = tingkat validitas atau tingkat praktikalitas yang biasa digunakan oleh guru pada pembelajaran
Bedasarkan nilai yang diperoleh, maka ditetapkan Gambar Teknik di kelas telah membantu siswa dalam
kriteria kevalidan dan kepraktisan sebagai berikut. memahami pelajaran, 87,5 % menyatakan membantu.
Apakah media yang biasa digunakan oleh guru dapat
Tabel 2. Kriteria Tingakat Kevalidan dan Kepraktisan digunakan untuk belajar mandiri, 75 % siswa
Tingkat Tingkat menyatakan tidak. Bagaimanakah kriteria media
Persentase
Kevalidan Kepraktisan pembelajaran Gambar Teknik yang menarik
x > 75 Sangat Valid Sangat Praktis menurutmu, 43,75 % siswa menyatakan murah dan
50 < x < 75 Valid Praktis terjangkau. Apakah siswa menyukai media
pembelajaran dalam bentuk modul pembelajaran,
25 < x < 50 Kurang Valid Kurang Praktis
93,75 % siswa menyatakan ya. Manakah yang lebih
x < 25 Tidak Valid Tidak Praktis siswa sukai, 56,25 % siswa menyatakan belajar

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 79

kelompok. Bagaimana respon yang akan kamu 3. Memahami, 3.1 Memilih peralatan dan
berikan terhadap penggunaan media modul Gambar menerapkan dan kelengkapan gambar
Teknik, 100% siswa menyatakan mendukung. menganalisis teknik berdasarkan
pengetahuan faktual, fungsi dan cara
b. Analisis Kurikulum konseptual, dan penggunaan
prosedural 3.2 Membedakan
Berdasarkan pada pembatasan masalah, peneliti
berdasarkan rasa garis-garis gambar
mengembangkan materi dibatasi pada materi semester ingin tahunya tentang teknik berdasarkan
ganjil gambar teknik kelas x jurusan teknik mesin. ilmu pengetahuan, bentuk dan fungsi garis
Analisis kurikulum dilakukan untuk memetakan teknologi, seni, 3.3 Memahami huruf,
keterkaitan antara KI dan KD pada materi yang akan budaya, dan angka dan etiket
dikembangkan media pembelajarannya. Analisis humaniora dalam gambar teknik
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. wawasan 3.4 Memahami gambar
kemanusiaan, konstruksi geometris
Tabel 3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kebangsaan, berdasarkan bentuk
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar kenegaraan, dan konstruksi
1. Menghayati dan 1.1 Menyadari sempurnanya peradaban terkait 3.5 Memahami sketsa
meng-amalkan ajaran konsep Tuhan tentang penyebab fenomena gambar benda 3D
agama benda-benda dengan dan kejadian dalam sesuai aturan proyeksi
yangdianutnya. fenomenanya untuk bidang kerja yang piktorial
dipergunakan sebagai spesifik untuk 3.6 Memahami sketsa
aturan garis-garis gambar memecahkan masalah gambar benda 2D
teknik dan cara proyeksi secara sesuai aturan
untuk menggambarkan proyeksi orthogonal
benda
1.2 Mengamalkan nilai-nilai
4. Mengolah, 4.1 Menggunakan
menalar, dan peralatan dan
ajaran agama sebagai
menyaji dalam ranah kelengkapan gambar
tuntunan dalam
konkret dan ranah teknik sesuai fungsi
pembuatan gambar
abstrak terkait dan prosedur
konstruksi geometris dan
dengan penggunaan
gambar proyeksi untuk
menggambarkan benda
pengembangan dari 4.2 Menyajikan
yang dipelajarinya garis-garis gambar
2. Menghayati perilaku 2.1 Mengamalkan perilaku
di sekolah secara teknik sesuai bentuk
(jujur, disiplin, jujur, disiplin, teliti,
mandiri, dan mampu dan fungsi garis
tanggung jawab, kritis, rasa ingin tahu,
melaksanakan tugas
peduli, santun, ramah inovatif dan tanggung
spesifik di bawah
4.3 Menyajikan huruf,
lingkungan, gotong jawab dalam menerapkan angka dan etiket
pengawasan
royong, kerjasama, aturan garis gambar gambar teknik
langsung.
cinta damai, responsif dalam tugas 4.4 Mengelompokkan
dan proaktif) dan menggambar konstruksi gambar konstruksi
menunjukkan sikap garis dan gambar geometris
sebagai bagian dari proyeksi berdasarkan bentuk
solusi atas berbagai 2.2 Menghargai kerjasama, konstruksi
permasalahan bangsa toleransi, damai, santun, 4.5 Menyajikan sketsa
dalam berinteraksi demokratis, dalam gambar benda 3D
secara efektif dengan menyelesaikan masalah sesuai aturan
lingkungan sosial dan perbedaan konsep proyeksi piktorial
alam serta dalam berpikirdan cara
menempatkan diri menggambar konstruksi
4.6 Menyajikan sketsa
gambar benda 2D
sebagai cerminan geometris dan gambar
sesuai aturan
bangsa dalam proyeksi.
proyeksi orthogonal
pergaulan dunia. 2.3 Menunjukkan sikap
responsif, proaktif,
konsisten, dan
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
melakukan tugas
menggambar konstruksi
geometris dan gambar
proyeksi

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


80 Vol.2, No.2, Mei 2020

c. Analisis Konsep Gambar Proyeksi


Berdasarkan hasil analisis kurikulum, maka
disusunlah sebuah peta konsep yang dapat
menggambarkan keterkaitan konsep pelajaran
satu sama lainnya. Berikut peta konsepnya
Proyeksi Proyeksi Proyeksi
Piktorial Ortogonal Pandangan
Materi Gambar Teknik
Semester Ganjil
Proyeksi Sebuah Proyeks
Isometrik Titik i Eropa

Proyeksi Sebuah Proyeks


Pengenalan Gambar Dimetri Garis i
Gambar Proyeksi
Teknik Amerik
a

Proyeksi Sebuah
Peralatan Gambar Proyeksi Miring Bidang
dan Piktorial
Penggunaannya

Proyeksi Sebuah
Garis-garis Proyeksi Perspektif Benda
Gambar Teknik Ortogonal
Gambar 6. Peta Konsep Materi Proyeksi
Huruf, Angka, Proyeksi 1. Tahap Pengembangan dan Pembuatan Prototipe
dan Etiket Pandangan (Development or Prototyping Phase)
Gambar
a. Mendisain Prototipe Modul Gambar Teknik
Gambar Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan
Konstruksi
Geometris
dalam mendisain modul dalam penelitian ini.
Gambar 4. Peta Konsep Materi Gambar Teknik
1) Menetapkan Judul Modul
Semester Ganjil
Judul yang digunakan adalah “Modul Gambar
Pengenalan Gambar Teknik
Teknik” untuk siswa SMK/MAK Jurusan Teknik
Mesin kelas X. Bahasa yang digunakan dalam
modul adalah menggunakan Bahasa Indonesia.
2) Menentukan Tujuan Pembelajaran
Peralatan Huruf, Gambar
Gambar dan
Garis-garis
Angka, dan Konstruksi Penyusunan tujuan pembelajaran untuk
Gambar
Penggunaan
Teknik
Etiket Geometris menginformasikan apa saja yang harus dicapai
nya Gambar
siswa di dalam setiap pembelajaran untuk
melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Penyusunan tujuan pembelajaran dan uraian
Alat-al Konstruks materi secara sistematis disesuaikan dengan
Huruf
at i
Gamba
Jenis
Garis
dan
Geometris
kompetensi dasar dan materi pokok yang terdapat
Angka
r dasar dalam silabus Gambar Teknik Kurikulum 2013.
3) Menyusun outline modul
Cara Outline yang nantinya dijadikan sebagai kerangka
Mengg
unakan Pengguna Etiket dasar dalampengembangan modul Gambar
Alat Gamba
Gamba
-an Garis
r
Teknik adalah:
r a) Bab I adalah pendahuluan yang berisi
Gambar 5. Peta Konsep Materi Pengenalan Gambar deskripsi, prasarat, petunjuk proses
Teknik pembelajaran, tujuan akhir, kompetensi inti
dan kompetensi dasar.
b) Bab II adalah Pembelajaran yang berisi
indikator keberhasilan, materi, dan uraian
materi.

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 81

c) Bab III adalah evaluasi di evaluasi prototipe dicetak untuk divalidasi oleh
d) Bab IV adalah penutup ahli.
c. Validitas Modul Gambar Teknik
4) Pengembangan Modul
Validasi dilakukan untuk melihat tingkat
Proses pengembangan modul Gambar Teknik
kelayakan modul Gambar Teknik. Selain itu,
berbasis masalah yang dilakukan peneliti pada
validasi juga bertujuan untuk mendapatkan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
masukan dari ahli untuk perbaikan media yang
a) Pengumpulan Referensi dikembangkan sehingga menjadi layak untuk
Pengumpulan referensi dalam penyusunan modul diproduksi dan diaplikasikan. Validasi prototipe
pembelajaran disesuaikan dengan materi-materi modul dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu satu
Gambar Teknik yang telah di tetapkan. Referensi ahli materi dan satu ahli media. Berikut ini adalah
yang digunakan untuk penyusunan modul hasil validasi terhadap prototipe oleh ahli.
pembelajaran Gambar Teknik bersumber dari 1) Hasil Validasi Ahli Materi
buku. Berikut sumber referensi yang digunakan:
(1) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Total hasil validasi ahli materi terhadap modul
Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Gambar Teknik adalah 80,71% dengan kategori
Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Gambar sangat layak.
Teknik. Diunduh: BSE.Mahoni.Com Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Materi
(2) Sato, Takeshi, G. dan Sugiarto, N. H. 2008. Nilai
Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. No Aspek Rata-Rata Keterangan
Jakarta: PT Pradnya Paramita (%)
(3) Sujiyanto. 2001. Menggambar Teknik Mesin. Sangat
Yogyakarta: Kanisius. 1 Self Intruction 79,17
Layak
2 Self Contained 75 Layak
b) Membuat Petunjuk Penggunaan Modul untuk 3 Stand Alone 75 Layak
Siswa dan Guru 4 Adaptive 75 Layak
Hal ini diberikan sebagai pemberian arahan 5 Use Frendly 75 Layak
penggunaan modul agar di dalam pemakaiannya Kebenaran
benar dan digunakan sebagaimana mestinya. 6 materi bahan 75 Layak
Petunjuk penggunaan modul untuk siswa dan ajar
Sangat
guru sudah dicantumkan dalam modul 7 Manfaat 100
Layak
pembelajaran Gambar Teknik.
2) Hasil Validasi Ahli Media
c) Pemberian Daya Terik Modul Pembelajaran
Total hasil validasi ahli media terhadap modul
Daya tarik pada modul Gambar Teknik ini adalah
Gambar Teknik adalah 84,38% dengan kategori
dari sampul modul. Sampul memuat judul modul,
sangat layak.
peruntukan modul, nama penulis dan
pembimbing. Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media
Nilai
d) Penyusunan Tes Evaluasi No Aspek Rata-rata Keterangan
Penyusunan tes evaluasi di dalam modul Gambar (%)
Teknik ini berupa tes formatif. Tes formatif Sangat
1 Format 81,25
adalah tes evaluasi yang melatih pengetahuan Layak
siswa di dalam memahami setiap kegiatan Sangat
2 Organisasi 94,44
pembelajaran Gambar Teknik yang telah Layak
Sangat
dipelajari dalam modul. 3 Daya Tarik 93,75
Layak
b. Hasil Evaluasi Diri Bentuk dan
4 75 Layak
Ukuran Huruf
Evaluasi diri dilakukan setelah prototipe selesai
Ruang (Spasi
disusun. Hasil evaluasi diri terakhir yang 5 75 Layak
Kosong)
dilakukan oleh peneliti sebelum validasi prototipe Sangat
menunjukkan tingkat kesesuaian 100%. Setelah 6 Konsistensi 78,13
Layak

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


82 Vol.2, No.2, Mei 2020

d. Uji One to One 1) Uji Praktikalitas oleh Guru


Setelah prototipe di validasi dan direvisi, Peneliti melakukan uji praktikalitas kepada satu
dilakukan uji one to one kepada tiga orang siswa orang guru. Total hasil uji praktikalitas oleh guru
dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Hasil adalah 95 % dengan kategori sangat praktis.
uji one to one dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Praktikalitas oleh Guru
Tabel 7. Hasil Uji One to One terhadap Modul Rata-rata Interpretasi
Gambar Teknik No Aspek yang dinilai
(%) Data
Nilai 1 Memiliki
No Variabel Sangat
(%) kemudahan 87,5
Tampilan Modul Praktis
1 100 administrasi
Gambar Teknik 2 Waktu yang
Penggunaan Modul diperlukan untuk
2 100 Sangat
Gambar Teknik proses administrasi 100
Manfaat Modul Gambar Praktis
3 100 relatif singkat,
Teknik cepat, dan tepat
Rata-rata 100 3 Mudah
Sangat
Selain itu, respon yang diberikan oleh siswa diinterpretasikan 100
Praktis
adalah modulnya bagus. oleh siswa
4 Memiliki
e. Uji Kelompok Kecil (Small Group) ekivalensi sama
Sangat
Sebelum diaplikasikan pada kelas yang dengan 93,75
Praktis
sebenarnya, media yang dikembangkan terlebih media/bahan ajar
dahulu di uji pada kelompok kecil. Uji kelompok sejenis
kecil dilikukan kepada 10 orang siswa. Hasil uji 2) Uji Praktikalitas oleh Siswa
kelompok kecil dapat dilihat pada tabel berikut.
Peneliti melakukan uji praktikalitas di kelas
Tabel 8. Hasil Uji Kelompok Kecil terhadap eksperimen yaitu kepada 32 siswa. Total hasil uji
Modul Gambar Teknik praktikalitas oleh siswa adalah 90,63 % dengan
Nilai kategori sangat praktis.
No Variabel
(%)
Tampilan Modul Tabel 10. Hasil Uji Praktikalitas oleh Siswa
1 100 Rata-rata Interpretasi
Gambar Teknik No Aspek yang dinilai
Penggunaan Modul (%) Data
2 100
Gambar Teknik 1 Memiliki kemudahan Sangat
87,5
Manfaat Modul Gambar administrasi Praktis
3 100
Teknik 2 Waktu yang
Rata-rata 100 diperlukan untuk
Sangat
proses administrasi 100
Selain itu, beberapa respon yang diberikan oleh Praktis
relatif singkat, cepat,
siswa adalah bagus, mudah dipahami, dan dan tepat
diharapkan untuk membuat modul seperti ini 3 Mudah
pada mata pelajaran yang lain. Sangat
diinterpretasikan oleh 100
Praktis
2. Tahap Penilaian (Assesment Phase ) siswa
4 Memiliki ekivalensi
a. Praktikalitas Modul Gambar Teknik
sama dengan Sangat
93,75
Uji praktikalitas dilakukan dengan tujuan untuk media/bahan ajar Praktis
melihat tingkat kepraktisan modul yang dibuat. sejenis
Uji praktikalitas dilakukan kepada guru dan siswa b. Efektivitas Modul Gambar Teknik
pada kelas eksperimen.
Uji efektivitas pada penelitian ini, dilakukan
dengan melihat peningkatan hasil belajar melalui
pre test dan post test.

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 83

1) Uji Normalitas A. Pembahasan


Sebelum dilakukan uji beda (uji t), data pre test 1. Validasi Modul Gambar Teknik
dan post test yang telah diperoleh diuji dulu
normalitasnya. Hasil uji normalitas ini berguna Data hasil validasi ahli terhadap modul Gambar
untuk melanjutkan untuk uji statistik yang akan Teknik menunjukkan tingkat validasi yang tinggi
digunakan pada uji t. Untuk uji normalitas dilihat yaitu 80,71% dengan kategori sangat layak dari
dari nilai significance dari data pre test dan post ahli materi dan 84,38% dengan kategori sangat
test.Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel layak dari ahli media. Menurut Lufri (2007: 113),
berikut. tingkat kevalidan berhubungan dengan ketepatan
(appropriateness), kebermaknaan
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas (meaningfulness) dan kebergunaan (usefulness)
Tests of Normality dari suatu kesimpulan yang dibuat oleh peneliti.
Arikunto (2005: 58) menyatakan jika sebuah
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk data yang dihasilkan dari sebuah produk
dikatakan valid, maka dapat dikatakan bahwa
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
produk tersebut telah memberikan gambaran
PreTest .132 32 .165 .947 32 .122
tentang tujuan pengembangan secara benar dan
PostTest .138 32 .128 .945 32 .105 sesuai dengan kenyataan dan keadaan
sesungguhnya. Dengan demikian modul Gambar
Teknik ini telah tepat dan layak untuk digunakan.
Hasil Uji Normalitas dilihat nilaisignificance dari
data pre test dan post test 2. Praktikalitas Modul Gambar Teknik
Pre test = 0,122 > 0,05 Berdistribusi Normal Data hasil praktikalitas mendapatkan nilai 95 %
Post test = 0,105 > 0,05
dari guru dan 90,63 % dari siswa. Ini
Dari kedua data tersebut dapat diketahui bahwa
menunjukkan bahwa modul Gambar Teknik
data tersebut berdistribusi normal.
sangat praktis ketika digunakan. Respon guru
2) Uji Hipotesis dan siswa terhadap kepraktisan media ini
Setelah uji normalitas selanjutnya dilakukan uji menunjukkan bahwa modul ini mudah untuk
hipotesis. Jinis uji hipotesis adalah uji t dua diaplikasikan. Menurut Yusuf (2005: 103), suatu
sampel berpasangan. Untuk pengolahan data uji t media dikatakan praktis jika memiliki petunjuk
peneliti menggunakan SPSS yaitu dilihat dengan yang jelas, mudah dipahami dan mudah untuk
menbandingkan nilai significance. Hasil uji t diaplikasikan. Menurut Kamus Besar Bahasa
dapat dilihat pada tabel berikut. Indonesia, kata praktis berarti mudah dan senang
menggunakannya. Berdasarkan makna ini dapat
Tabel 12. Uji T sampel Berpasangan dilihat bahwa kriteria praktis pada modul telah
Paired Samples Test
terpenuhi karena guru dan siswa memberikan
Sig.
Paired Differences t df (2-taile
respon yang positif terhadap penggunaan modul
d) ini.
95% Confidence 3. Efektifitas Modul Gambar Teknik
Interval of the
Difference Efektivitas modul Gambar Teknik dilihat
Lower Upper berdasarkan nilai pre test dan post test yang
Pair 1 PreTest – diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil uji
-12.782 -3.781 -3.753 31 .001
PostTest statistik terhadap data hasil belajar siswa dapat
Hasil Uji T sampel Berpasangan dapat dilihat dari diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
nilai significance data yaitu nilai sig. 0,001< 0,05 antara sebelum menggunakan modul dan sesudah
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi terdapat menggunakan modul seperti terlihat pada gambar
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara berikut.
siswa yang belajar dengan menggunakan modul
Gambar Teknik dibandingkan siswa yang belajar
tidak menggunakan modul Gambar Teknik.

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


84 Vol.2, No.2, Mei 2020

Referensi
Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test
72 Ahmad Habibullah. (2008).Efektifitas Kinerja
69.69 Pengawas Pendidikan Agama Islam.Jakarta:
70
Pena Citasatria.
Rata-rata Nilai Siswa

68 Asyhar. (2012).Kreatif Mengembangkan


66 MediaPembelajaran.Jakarta:Refrensi.
64 Dendy sugono. (2008).Kamus Bahasa Indonesia.
61.41 Post Test
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
62
60 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
58
Pre Test
(2003). Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
56
Kelas X-TP A
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Pre Test Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
dan Post Test Republik Indonesia. (2013). Gambar Teknik.
Diunduh: BSE.Mahoni.com
Grafik diatas menunjukkan bahwa setelah Djarwanto. (2003). Statistik Non Parametik. Bandung:
mengunakan modul Gambar Geknik rata-rata BPFE.
nilai siswa meningkat lebih tinggi. Data ini Erdi, P. N., Erizon, N., Arwizet, K., & Primawati, P.
menunjukkan bahwa penggunaan modul Gambar (2019). Efektivitas Penggunaan Modul
Teknik pada proses pembelajaran efektif terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran
meningkatkan hasil belajar siswa. Dasar Perancangan Teknik Mesin Kelas X
Smk Semen Padang. Jurnal Vokasi Mekanika
IV. Kesimpulan (Vomek), 1(2), 30-38..
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
1. Modul Gambar Teknik dibuat dan Bandung: Pustaka Setia.
dikembangkan dengan menggunakan model Hariyanto & Basuki, I. (2015). Assesmen
penelitian pengembangan Plomp telah Pembelajaran. Bandung:PT Remaja
menghasilkan modul Gambar Teknik yang Rosdakarya.
dapat digunakan sebagai media Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pedidikan.
pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
2. Modul yang dibuat dan dikembangkan sudah Khotari, C.R. (2002). Reseach Metodology (Methods
and Techniques). Diakses dari http://
layak digunakan berdasarkan hasil uji
bookzz.org.
sebagai berikut: Majid. (2011). Perencanaan Pembelajaran
a. Hasil validasi ahli materi terhadap modul Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Gambar Teknik adalah 80,71% dengan Bandung : PT. Remaja Posdakarya.
kategori sangat layak Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi
b. Hasil validasi ahli media terhadap modul Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Gambar Teknik adalah 84,38% dengan Rosdakarya.
kategori sangat layak Nurgiyantoro, B. dkk. (2009).Statistik
c. Hasil uji praktikalitas oleh guru adalah 95 % Terapan.Yogyakarta:Gajah Mada University
dengan kategori sangat praktis. Press.
d. Hasil uji praktikalitas oleh siswa adalah Plom, T dan Nieveen. (2013). Educational Design
Research: An Introduction. Enschede: SLO.
90,63 % dengan kategori sangat praktis.
Netherlands Institute for Curriculum
e. Hasil uji efektivitas dilihat dari uji t yaitu Development.
nilai sig. 0,001< 0,05 berarti H0 ditolak dan Rahim, Bulkia, et al. Pengembangan Modul
H1 diterima. Jadi terdapat perbedaan hasil Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Jigsaw
belajar yang signifikan antara siswa yang Pada Mata Kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
belajar dengan menggunakan modul Gambar Dan Seminar pada Pendidikan Vokasi. Jurnal
Teknik dibandingkan siswa yang belajar Vokasi Mekanika (VoMek), 2019, 1.2: 39-48.
tidak menggunakan modul Gambar Teknik. Rahim, Bulkia; Suparno, Suparno; Adri, Junil.
Artinya modul efektif digunakan untuk Validitas Modul Pembelajaran Model
meningkatkan hasil belajar siswa. Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Kuliah
Teori Teknik Fabrikasi.Jurnal Pendidikan
Teknologi Kejuruan, 2018, 1.2: 31-38.

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id


Vol.2, No.2, Mei 2020 85

Ramadhan, Hafiz Alfadri, et al. Hubungan Media


Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada
Mata Diklat Pekerjaan Dasar Teknik Mesin di
smk negeri 5 padang. Jurnal Vokasi Mekanika
(VoMek), 2020, 2.1: 74-82.
Sato, Takeshi, G. dan Sugiarto, N. H. 2008.
Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2013). Manajenen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sujiyanto. 2001. Menggambar Teknik Mesin.
Yogyakarta: Kanisius.
Sukiman. (2012). Pengembangan media
pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia.
Trianto Ibnu Badar al-Tabany. (2014).
Mendesain Model
PembelajaranInovatif,Progresif
danKontekstual.Jakarta: Prenadamedia Group.
Widodo dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun
Bahan Ajar Berbasiskompetensi. Malang: PT
Elex Media Komputindo.
Yaumi. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Yolanda, Meri; Refdinal, Refdinal. Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Microsoft Powerpoint terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Gambar Teknik
Kelas X TP SMK Negeri 1 Sungai
Limau. Ranah Research: Journal Of
Multidisciplinary Research and Development,
2019, 1.4: 936-942.

Journal homepage: http://vomek.ppj.unp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai