Oleh
Widya Ningtyas
NIM 152310101305
Anatomi
Menurut Tarwoto (2009, hal. 183) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung,
vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem kardiovaskuler
adalah menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh dan memompakan
darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi.
Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-paru.
Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut apeks, letaknya
lebih ke kiri dari garis medial, bagiuan tepinya pada ruang interkosta V kiri atau kira-
kira 9 cm dari kiri linea medioclavikularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis
terletak agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral sternum.
Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm. beratnya
sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada perempuan
sekitar 225 gram.
Lapisan otot jantung
Ada tiga lapisan jantung yaitu lapisan bagian luar disebut epikardium, lapisan
bagian tengah disebut miokardium, lapisan ini lebih tebal, tersusun atas otot lurik dan
mampu berkontraksi dengan kuat. Sedangkan lapisan bagian dalam disebut
endokardium, lapisan ini terdiri dari jaringan endothelia yang juga melapisi ruang
jantung katup-katup jantung.
Selaput jantung
Jantung dilapisi oleh dua membran untuk mencegah terjadinya trauma juga
infeksi yaitu pericardium parietal dengan pericardium visceral. Pericardium parietal
merupakan membran lapisan jantung paling luar tersusun dari jaringan fibrosa.
Membran ini sangat efektif dalam melindungi jantung dari infeksi.
Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua
belahan tersebut dipisahkan oleh otot pemisah disebut septum,dengan demikian
jantung memiliki empat ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri
ventrikel kiri.
Katup jantung
Jantung memiliki dua tipe yaitu katup atrioventrikuler katup semilunar. Katup
jantung tersusun oleh endothelium yang dilapisi oleh jaringan fibrosa, sehingga katup
dapat menutup dan membuka karena sifatnya yang fleksibel.
Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
nutrient yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme. Otot jantung diperdarahi oleh
arteri koronaria yang merupakan cabang dari aorta, arteri koroner bercabang menjadi
dua yaitu : arteri koronari kanan atau right coronary artery (RCA) arteri koronari kiri
atau left coronary artery (LCA). Arteri koronari kanan memperdarahi bagian atrium
kanan, ventrikel kanan, inferior ventrikel kiri bagian posterior dinding septal,
sinoatrial Node (SA Node) Atrioventrikel Node (AV Node).
Siklus jantung
Siklus jantung merupakan periode dimana jantung berkontraksi relaksasi. Satu
kali siklus jantung sama dengan satu periode systole (saat ventrikel berkontrasi) satu
periode diastole (saat ventrikel relaksasi). Normalnya siklus jantung dimulai dengan
depolarisasi spontan dari sel pacemaker dari SA Node berakhir dengan keadaan
rekaksasi ventrikel.
Bunyi jantung
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung murni bunyi jantung tambahan.
Bunyi jantung murni terdiri atas bunyi jantung 1 (S1), terjadi akibat penutupan katup
atrioventrikular pada saat systole ventrikel bunyi jantung ll (S2), terjadi akibat
penutupan katup semilunar pada saat terjadi diastole ventrikel. Sedangkan bunyi
tambahan misalnya bunyi lll (S3) bunyi jantung lV (S4) terjadi akibat vibrasi pada
dinding jantung pada saat darah mengalir dengan cepat dalam ventrikel.
Frekuensi jantung
Jantung berdeyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau rata-rata 75 kali
permenit. Jika jantung berdeyut lebih dari 100 kali disebut takhikardia jika kurang
dari 60 kali disebut bradikrdia. Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh keadaan
aktivitas, umur, jenis kelamin, endokrin, suhu, tekanan darah, kecemasan, stress dan
nyeri.
Fisiologi
Menurut Mutaqqin, (2014, hal 2) Sistim kardiovaskuler berfungsi sebagai
sistim regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon seluruh
aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada keadaan tertentu darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung otak untuk memelihara sistim
sirkulasi organ tersebut.
Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim
kardiovaskular, secara normal volume darah yang berada dalam sirkulasi pada
seseorang laki-laki dengan berat badan 70 kg berkisar 8% dari berat badan atau
sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar 55% merupakan plasma, volume
komponen darah harus memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal
agar system kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi yang
digunakan untuk menigkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan
meningkatkan jumlah cairan jantung (cardiac output) pengaturan curah jantung
bergantung pada hasil perkalian denyut jantung (heart rate) dengan volume sekuncup
(stroke volume). Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit,
peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung atau
volume sekuncup.
Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut jantung ini
dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus SA dan system
purkinje.
Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf
simpatis, saraf parasimpatis melalui sistim saraf otonom. Empat reflek utama yang
menjadi media system saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks
baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks pernapasan.
Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient, ketika
darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg pada saat sistolik dan
70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan menurun bersamaan dengan
pergerakan darah keluar menuju arteri, kapiler, venula. Sistem vena mempunyai daya
kapasitasnsi yang sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan tekanan yang
kecil. Adanya kapasitansi dan banyaknya system saraf simpatis akan mengubah
tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung, konstriksi vena yang
disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan mengurangi kapasitani dan
meningkatkan tekanan vena, sehingga meningkatkan aliran balik ke jantung.
Ruang jantung
Atrium kanan
Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah mengalirkan darah dari vena-vena sirkulasi sistemis ke dalam
ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru . darah yang berasal dari pembulu vena
ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena cava superior, inferior dan sinus
koronarius.
Ventrikel kanan
Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang berguna
untuk menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan
darah ke dalam arteri pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran darah
bertekanan rendah, dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah yang
berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh
lebih ringan dari pada ventrikel kiri.
Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui
vena pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati antara vena pulmonalis dan atrium kiri.
Oleh karena itu, darah akan mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila terdapat
perubahan tekanan dalam atrium kiri (retrograde).
Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan
perifer.
Katup jantung
Katup atrioventrikuler karena terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang
terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan ini mempunyai tiga buah daun katup
yang disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup yang disebut katup mitral.
Katup semilunar
Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary dan katup
semilunar aorta. Katup semilunar pulmonary terletak pada arteri pulmonaris,
memisahkan arteri pulmonaris dengan ventrikel kanan.katup semilunar aorta terletak
antara ventrikel kiri dan aorta.
1.2 Definisi
1.3 Epidemiologi
a. Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi
pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur
b. Jenis kelamin
Pada umumnya pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada usia
tengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada
usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.
Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih 3.3.kali
lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.
d. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor polahidup lain telah diteliti,
tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan
kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres berhubungan dengan insidns
hipertensi yang lebih tinggi.
1.5 Klasifikasi
(Baradero, dkk, 2008)
Klasifikasi Hipertensi
Tingkat Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1 140-159 90-99
2 160-179 100-109
3 180-209 110-119
4 >210 >210
(Tambayong,Jan.2000)
Klasifikasi Hipertensi menurut
kelompok umur berbeda
Kelompok usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 th 100/60 120/80
Remaja 12-17 th 115/70 130/80
Dewasa 20-45 th 120-125/75-80 135/80
45-65 th 135-140/80 140/90-160/9
>65 th 150/85 160/95
1.6 Patofisiologi
Pada hipertensi, arteri pulmonalis kecil (arteriol) menjadi sempit atau mengalami
obliterasi sebagai akibat hipertrofi (pembesaran) otot polos dalam dinding pembuluh
dan pembentukan lesi fibrosa sekitar pembuluh. Tekanan pada ventrikel kiri (yang
menerima darah dari paru-paru) tetap normal, tetapi tekanan tinggi yang dibangkitkan
dalam paru-paru dihantarkan ke ventrikel kanan (yang memasok darah ke arteri
pulmonari), dan akhirnya terjadi gagal ventrikel kanan (kor pulmonal). Oksigenasi
terganggu tidak terlalu parah, meski terjadi hipoksia ringan dan sianosis. Kematian
akhirnya terjadi akibat kor pulmonale.
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala,
epistaksis, pusing dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan
darah, ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan
darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi
dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati. Empat sekuele
utama akibat hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal jantung dan ensefalopati.
(Tambayong,Jan.2000)
1. EKG, pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada
jantung seperti hipertropi ventrikel
2. Kalium dalam serum biasanya ditemukan meningkat dari ambang normal
3. Pemeriksaan gula darah perlu dilakukan jika ada indikasi diabetes melitus
4. Pemeriksaan urin seperti ureum dan kreatinin biasanya akan meningkat pada
keadaan kronis
5. Protein urin biasanya didapatkan positif
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merubah gaya hidu anda
seperti di bawah ini agar hipertensi dapat dikontrol dan dicegah, antara lain:
2.1 Pengkajian
1) Identitas
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan
dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu:
Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing. Keluhan dirasakan semakin
berat bila melakukan aktivitas yang berat.
Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh
bagian kepala
S = Savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu
aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya.
T = Timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner,
merokok, penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang
kurang beraktivitas.
Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu
dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress
multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan
yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal
optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
NOC :
Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam masalah penurunan curah jantung
dapat teratasi.
O: Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan dengan tepat
Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam masalah nyeri akut dapat teratasi
E: Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
C: Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan
2.4 Evaluasi
Asih, Niluh Gede Yasmin. (2003). Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan
Gangguan Sistem P ernapasan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC