Oleh
Widya Ningtyas
NIM 152310101305
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan organ terbesar tubuh
manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 meter persegi. Kulit merupakan organ yang
vital dan bervariasi mengikut keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
lokasi tubuh. Warna kulit ada bermacam-macam, dari kulit yang terang (fairskin),
pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna
hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi
mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastik dan longgar terdapat pada
palpebra, bibir, dan preputium. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki
dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan
badan, yang berambut kasar terdapat pada kepala (Wasitaatmadja, 2007). Kulit
terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan
subkutis.
1.2 Definisi
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang pada orang-orang
dengan imunitas normal, biasanya disebabkan oleh Streptococus pyrogens. (Graham
B, R dkk.2005)
Selulitis adalah inflamasi akut dari jaringan yang terinfeksi dan ditandai oleh
eritema, hangat, bengkak, dan nyeri tekan.(Eliastam, M dkk.1998)
Selulitis tercatat kurang lebih sebanyak 3% dari konsultasi darurat medis di salah
satu rumah sakit umum distrik Kerajaan Inggris. Di Amerika Serikat, selulitis
bukanlah penyakit yang dilaporkan, tidak ada prevalensi yang pasti, infeksi ini relatif
merupakan infeksi umum. Sebuah studi pada tahun 2006 menemukan tingkat
kejadian 24,6 kasus per 1.000 orang/tahun. Kematian jarang terjadi (5%), tetapi
mungkin terjadi dalam kasus yang tidak ditangani atau ketika selulitis yang
disebabkan oleh organisme yang sangat mematikan (misalnya, P.aeruginosa).
Faktor yang terkait dengan peningkatan risiko kematian adalah adanya penyakit
bersamaan (misalnya, gagal jantung kongestif, obesitas, Hipoalbuminemia, gagal
ginjal) atau komplikasi (misalnya, shock).
1.4 Etiologi
2. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
3. Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanØ jamur termasuk jarang
Aeromonas Hydrophila.
4. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
b. Penyebab lain :
2. Kulit kering
3. Eksim
5. Diabetes
11. Malnutrisi
1.5 Klasifikasi
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang
tidak jelas batasnya.Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak
dan spongius.Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi
bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan
spasia yang dikenainya.Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh
bertendensi membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh
dalam mengontrol infeksi.
1. Ludwig’s Angina
6. Selulitis Kronis
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya
virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan
selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa
drainase.
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s.
Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual,
submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia
pharingeal. Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya
mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.
1.6 Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit
pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus
yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan
sistem vena serta limfatik pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan
ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat
mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil
perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.
1.7 Pathway
Mekanisme Radang
Gangguan
citra tubuh Penekanan
jaringan
Nyeri akut saraf
1.8 Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Nyeri otot
Menurut Mansjoer (2000 : 82) manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik
pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstremitas, kelainan kulit berupa
infiltrat difus subkutan, eritema lokal, nyeri yang cepat menyebar dan infitrasi ke
jaringan dibawahnya, bengkak, merah dan hangat, nyeri tekan, supurasi dan
lekositosis.
Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap diagnosis yang
meliputi anamnesis, uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus cellulite yang belum
mengalami komplikasi yang mana kriterianya seperti :
d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah
seperti : Umur yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan
diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan
pemeriksaan lab seperti :
b. BUN level
c. Creatinine level
d. Culture darah
e. Pembuangan luka
2. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites yang
parah. Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan
atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ
lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin). Jika
infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Biasanya sebelum diberikan
sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
c. demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat
dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
2.1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan
malaise
Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarna merah, terasa
lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap
RR : Normal
10. Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu
daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan
tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d'orange). Pada kulit yang
terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar
berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
2.2. Diagnosis Keperawatan
Tujuan dari discharge planning pada selulitis ini untuk mencegah adanya infeksi
Graham B, R dkk.2005.Dermatologi.Jakarta;Erlangga
Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 3-5.