1. Pengertian Vullnus
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi diri
dari trauma luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma, maka
dapat menyebabkan luka/vulnus.
Vulnus laseratum adalah luka robek akibat terkena mesin, kayu atau benda
lainya yang menyebabkan robeknya jaringan dan ada juga yang menyebutnya
vulnus laseratum adalah luka yang bentuknya tidak beraturan. Vulnus/luka adalah
hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh ( R. Syamsuhidjar, dkk, 1998 ; 72 )
2. Etiologi
a. Trauma tajam yang menimbulkan luka terbuka
b. Trauma tumpul yang menyebabkan luka tertutup (vulnus occlusum) & luka terbuka
(vulnus avertum)
c. Zat-zat kimia
d. Radiasi
e. Sengatan listrik
f. Ledakan / perubahan suhu
3. Pathofisiologi
Vulnus laserratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh,
akan terjadi apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar
timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh
adalah peristiwa yang di koordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinyu
untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di
mikrosekulasi fungsional.
Jika jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di
tengah jaringan yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara
jaringan mati dan hidup. Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga
terjadi kerusakan jaringan.sek-sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga
hernosenssitif. Apabila nyeri di atas hal ini dapat mengakibatkan gangguan rasa
nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur terganggu dan terjadi ketertiban
gerak.
4. Pathway
Etiologi vullnus
Traumatik jaringan
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat (local) dan
a. Gejala Lokal
1) Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris. Intensitas atau
terjadi seperti syok akibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.
6. Klasifikasi
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Diagnostik
melalui laboratorium.
b. Sel-sel darah putih.leukosit dapat terjadi kecenderungan dengan kehilangan sel
pernapasan yang sulit dan/ atau tak teratur, suara nafas terdengar
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, distrimia, kulit dn membran
nyeri atau sama sekali tidak sadar, tidak menganjurkan mengukur GCS.
A (awake)
V: respon bicara
P : respon nyeri
b) Pengkajian sekunder
1) Identitas
Nama, Umur , Suku/ bangsa, Agama, Alamat, Pendidikan, Pekerjaan
2) Riwayat kesehatan sekarang
- Sumber kecelakaan
- Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
- Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol,obat-obatan.
- Keadaan fisik sekitar luka
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien memiliki penyakit keturunan atau tidak seperti (DM,gagal jantung,
edema
3. kaji ulang keluhan nyeri (skala 3-0)
R/ perubahan skala nyeri dapat mengidentifikasikan terjadinya komplikasi atau
ketergantungan farmakologis
5. kolaborasi berikan / insruksikan penggunaan ADP
R/ ADP memberikan obat tepat waktu mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri
kulit.
Kriteria Hasil :
- Menujukkan regenerasi jaringan
- Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka
Intervensi
1. kaji ulang ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan
steril
R/ bleb berisi cairan mencegah graft melekat pada jaringan di bawahnya
Intervensi
R/ akan lebih mudah untuk membuat partisipasi bila pasien menyadari kemungkinan
adanya penyembuhan
2. lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan gerakan pasif
kemudian aktif
3. instruksikan dan bantu dalam mobilisasi, contoh tongkat, walker secara tepat
perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2012). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarta :
EGC
Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (2000). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan Essentia
Media.
Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (2003). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan Essentia
Media.
Doengoes, Marylin E., (2004), Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.
Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.
Ilyas, Sidarta. (2000). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta.
Ilyas, Sidarta. (2010). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta.
FKUI: Jakarta