Anda di halaman 1dari 6

Asas-asas Kewarganegaraan

Warga Negara yang diartikan sebagai anggota dari unsur Negara berarti
bagian dari rakyat. Sebagai bagian dari rakyat, warga Negara merupakan
pengkategorikan lain dari rakyat secara keseluruhan. Dalam praktik kenegaraan,
rakyat biasanya dibedakan antara, pertama, penduduk dan bukan penduduk; dan
kedua, warga Negara dan bukan warga Negara. Pembedaan itu setidaknya dapat
dilihat dari pengertian masing-masing kategori rakyat tersebut dan konsekuensi-
konsekuensi yang diperoleh.

Pertama, penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di


dalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di Negara itu.
Termasuk dalam golongan bukan anatara lain wisatawan asing yang sedang
melakukan perjalanan wisata di dalam wilayah Negara. Perbedaan anatara penduduk
menimbulkan konsekuensi berupa perbedaan hak dan kewajiban tertentu. Misalnya
hanya berstatus penduduk yang dapat menimbulkan pekerjaan di suatu Negara.

Kedua, pengertian warga Negara ialah mereka yang berdasarkan hukum


merupakan anggota dari suatu Negara. Mereka yang tidak termasuk warga Negara
disebut orang asing (bukan wagra Negara ). Sebagian besar warga Negara adalah juga
penduduk Negara itu, dan ada sebagian kecil yang tidak menjadi penduduk, karena
orang itu bertempat tinggal diluar negeri.misalnya warga Negara yang bukan
penduduk adalah pelajar atau mahasiswa yang sedang menuntut ilmu ke luar negeri,
atau pun tenaga kerja yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Seperti halnya
penduduk dan bukan penduduk, perbedaan warga Negara dan bukan warga Negara
(orang asing) menimbulkan juga perbedaan hak dan kewajiban dalam beberapa hal
tertentu. Misalnya dalam beberapa Negara, hanya warga Negara saja yang dapat
mempunyai hak milik atas tanah, atau hanya warga Negara yang memiliki hak suara
atau hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum, sementara masyarakat yang bukan
warga Negara tidak punya hak dipilih dan memilih.
Ada tiga unsur dasar atau asas yang menentukan waraga Negara atau
kewarganegaraan seseorang :

1. Asas keturunan atau pertalian darah “ ius sanguinis” (law of the


blood), disini dalam menetukan kewarganegaraan seseorang didasarkan atas
kewarganegaraan orang tuanya, sekalipun anak itu sendiri di lahirkan di luar
negaranya. Asas ius sanguinis ini antara lain dianut oleh Cina, sehingga jika seorang
ayah berkewarga-negaraan Cina, maka anaknya berkewarganegaraan Cina pula, tanpa
memperthatikan tempat atau Negara dimana anak itu dilahirkan.
2. Asas kedaerahan atau territorial “ius soli” (law of the soil). Asas ini
kebalikan dari asas yang pertama, yakni menentukan kewarganegaraan seseorang
didasarkan pada tempat di mana ia dilahirkan, meskipun orang tuanya berasal dari
Negara lain. Asas ius soli ini anatara lain dijalankan oleh Negara Amerika Serikat,
sehingga setiap anak yang dilahirkan di wilayah Amerika Serikat, otomatis diakui
sebagai warga Negara Negara Amerika Serikat, tapa memperdulikan asal
kewarganegaraan orang tua yang melahirkan.
3. Asas pewarganegaraan atau naturalisasi. Asas atau dasar penetuan ini
dapat dilakukan manakala seseorang yang berkewarganegaraan asing mengajukan
permohonan untuk menjadi warga Negara dari suaatu Negara tertentu. Prosesnya,
yakni syarat-syarat dan prosedur yang harus dilakukan anatara satu Negara dan
Negara lain tidak sama.
Untuk krdua asas yang disebutkan pertama, pada praktiknya cenderung
memungkinkan seseorang memiliki kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau
sebaliknya, tidak memiliki kewarganegaraaan (apartride).
Setiap Negara berdaulat dan berwenang menetukan siapa-siapa yang menjadi
warga negaranya. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal adanya
asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan.
a. Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas
yaitu :
1) Ius Soli ( Ius = hukum, dalil, pedoman, dan Soli/solum = negeri), dimana
kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahiran atau
daerah tempat sseorang dilahirkan yang menetukan kewarganegaraannya.
2) Ius Sanguinis ( Ius = hukum, dalil, pedoman, dan Sanguinis = darah,
keturunan), dimana kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
keturunan atau pertalian darah atau kewarganegaraan dari orang tua yang
menetukan kewarganegaraan anaknya.
b. Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada aspek perkawinan yaitu :
1) Asas Kesatuan Hukum, didasarkan pada paradigm suami istri ataupun
ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana
sejahtera, sehat, dan tidak terpercaya. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakatnya ikatan keluarga yang baik perlu
mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.
2) Asas persamaan derajat, dimana suatu perkawaninan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Baik suami
ataupun istri tetap memiliki kewarganegaraan asalnya.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa asas yang digunakan untuk menentukan


kewarganegaraan masing-masing warga negaranya berdasarkan Undang-Undang No.
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu :

a. Asas Ius Sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan sesorang


berdasarkan keturunan bukan Negara tempat kelahiran. Artinya, jika anak
yang lahir di manapun, jika orang tuanya adalah warga Negara Indonesia,
maka anak adalah warga Negara Indonesia.
b. Asas Ius Soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
berdasarkan Negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-
anak sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam undang-undang. Anak dari
warga Negara asing yang lahir di Indonesia dapat menjadi warga Negara
Indonesia kecuali jika orang tuanya tidak menginginkannya.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang Indonesia. Warga Negara Indonesia tidak
boleh memiliki lebih dari satu kewarganegaraan.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini. Seorang anak boleh memiliki kewarganegaraan
ganda jika masih berumur di bawah 17/18 tahun/belum menikah/masih berada
di bawah pengampuan (asuhan) orang tua. Jika sudah berusia lebih dari 17/18
tahun atau sudah menikah/ sudah tidak dibawah pengampuan (asuhan) orang
tua, si anak wajib memilih salah satu kewarganegaraan dan meninggalkan
kewarganegaraan lainnya.

Di Indonesia, bagi orang asing yang ingin menjadi WNI melalui proses
naturalisasi di atur dalam Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan
RI. Dalam Pasal 9 tersebut dinyatakan bahwa : permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;


b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih;
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Di samping itu, seseorang warga Negara Indonesia dapat kehilangan
kewarganegaaraan jika terdaapat hal-hal berikut :

a. Memperoleh kewarganegaraan lain aras kemauannya sendiri.


b. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh presiden atas permohonannya
sendiri.
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
Negara asing atau bagian dari Negara asing tersebut.
f. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
Negara asing.
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari Negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari Negara lain atas namanya.
h. Bertempat tinggal diluar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5 tahun
berturut-turut bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa alas an yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga
Negara Indonesia sebelum rangka waktu 5 tahun itu berakhir dan setiap 5
tahun beikutnya yang bersangkuan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap
menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan RI tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan tidak menjadi
tanpa kewarganegaran.
i. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki warga asing kehilangan
kewarganegaraan RI jika menurut hukum Negara asal suaminya,
kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat
perkawinan tersebut.
j. Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan warga asing kehilangan
kwarganegaraan RI jika menurut hukum Negara asal istrinya,
kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat
perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap menjadi warga Negara RI dapat
mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada pejabat atau
perwakilan RI yang wilayah meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan setelah 3 tahun sejak tanggal
perkawinannya berlangsung.
k. Setiap orang memperoleh kewargaegaraan RI berdasarkan keterangan yang
kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau terjadi
kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang, dinyatakan
batal kewarganegaraannya.

Anda mungkin juga menyukai