Anda di halaman 1dari 11

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Dosen Pengampu: M. Yamani, S.H., M.Hum/Beni Kurnia Ilahi, S.H., M.H

HARRY RAHMAN SAPUTRA TANJUNG

B1A020227

FAKULTAS HUKUM

PRODI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
INSTRUMEN PEMERINTAHAN

1. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat negara yang berwenang dan mengikat secara umum.
Sedangkan menurut beberapa undang-undang, peraturan perundang-undangan  diartikan
sebagai: 
1. Penjelasan Pasal 1 angka 2 UU RI No 5 Tahun 1986 mengartikan peraturan 
perundang-undangan sebagai semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang
dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat bersama pemerintah, baik ditingkat pusat maupun
di tingkat daerah, serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik ditingkat
pusat maupun di tingkat daerah, yang juga mengikat umum. 
2. Pasal 1 angka 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan 
Perundang-undangan, mengartikan peraturan perundang-undangan sebagai peraturan tertulis
yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan kualifikasi norma hukum diatas, peraturan
perundang-undangan bersifat umum-abstrak, yang dicirikan oleh: 
1. Tidak hanya berlaku pada saat tertentu; 
2. Tidak hanya berlaku pada tempat tertentu;
3. Tidak hanya berlaku pada orang tertentu; 
4. Tidak hanya ditujukan pada fakta hukum tertentu, tetapi untuk berbagai fakta hukum yang
dapat berulang-ulang.

Contohnya:

Yang tergolong peraturan perundang-undangan di Negara kita ialah undang-undang dan


peraturan perundang-undangan yang lebih rendah daripadanya seperti Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden yang berisi peraturan , Keputusan Menteri yang berisi peraturan, keputusan
Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang berisi peraturan, keputusan Direktur
Jenderal Departemen yang dibentuk undang-undang yang berisi peraturan, Peraturan Daerah
Tingkat I, keputusan Gubernur Kepala Daerah berisi peraturan yang melaksanakan ketentuan
Peraturan Daerah Tingkat I, Peraturan Daerah Tingkat II, dan keputusan Bupati/Wakilkotamadya
Kepala Daerah berisi peraturan yang melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Tingkat II.

Seperti yang tertuang dalam pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011, menyatakan bahwa jenis
dan hierarki peraturan perundan-undangan terdiri atas:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-undang Dasar 1945 adalah suatu hukum dasar tertulis atau konstitusi Negara
yang menjadi dasar dan sumber dari peraturan-peraturan lain atau perundang-undangan
lain yang berlaku diwilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Yang terdiri dari
pembukaan, batang tubuh (21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal aturan peralihan, serta 2
pasal aturan tambahan)
b) Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, atau disingkat Ketetapan MPR atau TAP
MPR, adalah bentuk putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang berisi hal-hal yang
bersifat penetapan (beschikking). Contoh TAP MPR:
o Tap MPRS No. XXIX/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera tetap
berlaku dengan menghargai Pahlawan Ampera yang telah ditetapkan dan sampai
terbentuknya undang-undang tentang pemberian gelar, tanda jasa dan lain-lain
tanda kehormatan;
o Tap MPR No. XI/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan,
Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan RI
sampai dengan terbentuknya UU tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimanatkan oleh Pasal 18.18A dan 18B UUD 45.
o Tap MPR No. XI/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam tap tersebut;
o Tap MPR No. III/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan;
o Tap MPR No. V/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional;
o Tap MPR No. VI/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara RI sampai terbentuknya UU yang terkait;
o Tap MPR No. VII/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara RI sampai terbentuknya UU yang terkait dengan
penyempurnaan Pasal 5 (4) dan Pasal 10 (2) dari Tap tersebut yang disesuaikan
UUD 1945;
o Tap MPR No. VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;
o Tap MPR No. VI/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
o Tap MPR No. VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan
dan Pencegahan KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan
tersebut;
o Tap MPR No. IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam tap tersebut.

c) Undang-Undang/Peraturan pemerintah pengganti undang-undang


Undang-undang merupakan peraturan yang mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945,
sedangkan PERPU merupakan peraturan pemerintah yang dibuat dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa.
d) Peraturan pemerintah
Peraturan Pemerintah (disingkat PP) adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk
menjalankan Undang-Undang.
e) Peraturan Presiden
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang- undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang- undangan yang lebih tinggi atau
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
f) Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Walikota.

2. Keputusan Tata Usaha Negara

Keputusan Tata Usaha Negara merupakan suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan
atau pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual dan final,
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata (Pasal 1 angka 3 UU
No.5 Tahun 1986).

Dari uraian definisi di atas, yakni pada rumusan pasal 1 angka 3 mengenai keputusan tata usaha
Negara mengandung unsur-unsur atau elemen-elemen utama sebagai berikut

 Penetapan Tertulis
 Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata Usaha Negara
 Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan
 Bersifat konkret, individual, dan final
 Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Pengertian ketetapan menurut R. Soegijatno Tjakranegara.SH., ketetapan ialah tindakan hukum


yang sepihak dalam bidang pemerintahan dilakukan oleh alat perlengkapan negara berdasarkan
kewenangan khusus.

Contoh KTUN:
 KTUN perorangan: pengangkatan seseorang dalam jabatan Negara, pembuatan SIM
(relevansinya, KTUN ini tidak mungkin dialihkan pada pihak lain)
 KTUN kebendaan: diterbitkan atas kualitas kebendaan seperti sertifikat hak atas tanah
(KTUN ini dapat dialihkan kepada pihak lain)
 KTUN konstitutif: sertifikat HGB, SK pengangkatan pegawai negeri (KTUN ini alat
bukti mutlak, artinya tidak ada hubungan hukum tanpa KTUN konstitutif)
 KTUN Deklaratif: akte kelahiran, hak milik atas eks hukum adat (KTUN ini bukan alat
bukti mutlak, karena masih mungkin dibuktikan dengan alat bukti yang lain.
 KTUN terikat: UU lalu lintas menyatakan untuk memperoleh SIM A usia minimal 17
tahun
 KTUN bebas: Bupati berwenang melarang reklame dalam bahasa asing demi ketertiban
umum.

3. Peraturan Kebijaksanaan

Keberadaan peraturan kebijaksanaan tidak dapat dilepaskan dengan kewenangan


bebas (vrijebevoegdheid) dari pemerintah yang sering disebut dengan istilah freies
ermessen. Freies Ermessen kemudian menjadi asal muasal lahirnya peraturan
kebijaksanaan, yang mengandung dua aspek, yaitu:

1. Kebebasan menilai yang bersifat obyektif, yaitu kebebasan menafsirkan


mengenai ruang lingkup wewenang yang dirumuskan dalam peraturan dasar
wewenangnya;
2. Kebebasan menilai yang bersifat subyektif, yaitu kebebasan untuk menentukan
sendiri dengan cara bagaimana dan kapan wewenang yang dimiliki
administrasi negara itu dilaksanakan.

Menurut Philipus M. Hadjon (1994:152), peraturan kebijaksanaan pada


hakekatnya merupakan produk dari perbuatan tata usaha negara yang bertujuan
“naar buiten gebracht schricftelijk beleid”, yaitu menampakkan keluar suatu kebijakan
tertulis. Sebagaimana pembuatan dan penerapan peraturan perundang-undangan,
yaitu harus memerhatikan beberapa persyaratan, pembuatan dan penerapan peraturan
kebijaksanaan juga harus memerhatikan beberapa persyaratan.

Contoh Peraturan Kebijaksanaan:

Peraturan kebijaksanaan sebagai wujud penyelenggaraan tugas administrasi negara muncul


dalam, berbagai bentuk seperti pedoman-pedoman (richtlijnen), petunjuk-petunjuk (regelingen),
surat edaran (circulaires), resolusi-resolusi (resoluties), instruksi-instruksi (aanschrijvingen), nota
kebijaksanaan (beleidsnota), pengumuman-pengumuman (en bekenmakingen). Misalnya
 SURAT EDARAN Walikota Tegal No. 443/002 tertanggal 15 Maret 2020, tentang
Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi CoronaVirus Disease
(Covid-19) di Kota Tegal.
 Seperti Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19.
 Di lingkungan kerja notaris dikenal Protocol Notaris. Berdasarkan Pasal 1 angka 13 UU
No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, sebagaimana diubah dengan UU No. 2
Tahun 2014, Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara
yang harus disimpan dan dipelihara oleh notaris.

4. Perizinan

Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2014, terdapat sedikit perbedaan pengertian antara izin, konsesi,
dan dispensasi. Berdasarkan Pasal 1 angka 19 UU No. 30 Tahun 2014, menjelaskan bahwa:

“Izin adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas
permohonan Warga Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Berdasarkan Pasal 1 angka 20 UU No. 30 Tahun 2014, menjelaskan bahwa:

“Konsesi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan
dari kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.”

Berdasarkan Pasal 1 angka 21 UU No. 30 Tahun 2014, menjelaskan bahwa:

“Dispensasi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan
atas permohonan Warga Masyarakat yang merupakan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Namun pada hakikatnya, baik izin, konsesi, maupun dispensasi adalah izin karena mengandung
adhesi dan kontrak satu sisi. Hal ini berbeda dengan kontrak dalam lingkup hukum perdata, yang
didasarkan pada kesesuaian dengan kehendak.

Contoh perizinan :

a. Izin lokasi
Menurut Pasal 1 angka 1 Permen 17 Tahun 2019, Izin Lokasi adalah izin yang diberikan
kepada para pelaku usaha untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk usaha dan/atau
kegiatannya. Hal ini berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan
tanah tersebut untuk keperluan usaha dan/atau kegiatannya.
b. Izin usaha perdagangan ini lebih dikenal dengan Surat Izin Usaha Perdagangan atau
biasa disingkat dengan SIUP. SIUP merupakan suatu dokumen yang diperlukan dan
diwajibkan bagi orang maupun badan usaha yang mendirikan usaha perdagangan.
SIUP adalah surat yang harus dipegang pelaku UMKM. Terutama mereka yang
melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan, yaitu jual beli barang atau jasa. ...
Setiap pengusaha dengan kekayaan bersih di atas Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan
bangunan usaha) diwajibkan memiliki SIUP. Berjualan di toko online atau e-commerce
kini wajib memiliki izin usaha. Hal tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
c. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah
Yaitu, izin yang diberikan kepada perusahaan/badan/instansi
berdasarkan izin lokasi/penetapan lokasi yang telah disetujui oleh Bupati. Izin
Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan salah satu persyaratan administrasi untuk
memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

5. Rencana

Perencanaan merupakan bagian yang terpenting dalam setiap bentuk organisasi. Dengan kata lain
setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai, yang dirumuskan dalam bentuk
rencana-rencana. Dalam perspektif hukum administrasi negara J.B.J.M. ten Berge yang di kutip
oleh Ridwan, mengemukakan unsur-unsur rencana sebagai berikut ;

a. Schriftelijke Presentatie ( gambaran tertulis ) Dalam hukum administrasi, rencana


digunakan untuk mempresentasikan aspek-aspek kegiatan masyarakat yang tidak sejenis
atau beragam , kebijakan,keputusan-keputusan dan sebagainya secara berkesinambungan.
Rencana terutama ditujukan untuk mengkomunikasikan satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya, yang disajikan secara tertulis sehingga dapat dilihat dan dibaca.
b. Besluit of handeling ( keputusan atau tindakan ) Penentuan suatu rencana dilukiskan
sebagai suatu keputusan atau suatu tindakan . Rencana sebagai suatu keputusan
didasarkan pada undangundang, pada wewenang yang diberikan untuk itu, oleh karena
itu susunan perencanaan itu biasanya berbentuk keputusan (besluit ). Sedangkan rencana
yang berupa informasi program kerja hanyalah berbentuk penyampaian informasi
mengenai perkembangan dimasa mendatang, oleh karena itu rencana seperti ini
dikategorikan sehagai suatu tindakan.
c. Bestuurorgaan (Organ Pemerintahan) Sebenarnya rencana itu dapat dibuat oleh pihak
swasta , organisasi swasta , organ kehakiman,pembuat undang-undang dan sebagainya.
Bagi hukum administrasi negara perhatian hanya ditujukan pada perencanaan yang dibuat
oleh porgan pemerintahan. Rencana merupakan suatu tindakan hukum pemerintahan
yang bersifat sepihak berdasrkan peraturan perundangundangan tertentu yang
memberikan kewenangan untuk itu.
d. Op de toekomst gericht ( ditujukan pada masa yang akan datang ) Dalam hal ini unsur
rencana hanya dibicarakan pada kegaiatan yang ditujukan pada masa yang akan dating.
Perencanaan dibuat berdasarkan pandangan masa depan dari pemerintah. Perencanaan
dijelaskan sebagai persiapan dan pelaksanaan yang sistematis dan terkoordinasi dari
keputusan kebijakan yang didasrkan pada suatu rencana kerja dari tujuan-tujuan dan cara-
cara pelaksanaanya.
e. Planenelemanten ( elemen- elemen rencana ) Pada suatu rencana sesuai denga kategori
rencana seperti rencana informatif, indikatif atau operasional , biasanya didalamnya
terkandung informasi, rencana kebijakan yang akan ditempuah terutama dalam bentuk
peraturankebijaksanaan atau persetujuan kebijaksanaan, pedoman-pedoman , peraturan
umum,keputusan kongkrit yang berlaku umum.
f. Ongelijksoortig character ( memiliki sifat yang tidak sejenis,beragam ) Berdasrakan
ketentuan peraturan umum diaturmengenai poeristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian
yang sama dngan akibat hukum yang sama . sedangakan pada rencana dihimpun berbagai
peristiwa atau keadaan yang tidak sama.
g. Samenhang ( keterkaitan ) Sifat yang paling banyak dari rencana adalah keterkaitan.
Rencana-rencana menghimpun antara berbagai keputusan-keputusan dan tindakan-
tindakan yang tidak sejenis, misalnya pada penataan ruangbagi masyarakat, yang
didalamnya terhimpun berbagai pembuatan keputusan dan tindakan-tindakan yang
berkenaan dengan tata ruang.
h. Al dan niet voor een bepaalde duur ( untuk waktu tertentu ) Kebanyakan rencana
memiliki waktu terbatas. Biasanya ditentukan berdasrkan periode tertentu seperti rencan
tahunan, lima tahun dan sebagainya. Jarang rencana yang tidak memiliki batasan waktu.
Kalaupun peraturan perundang-undangan tidak menentukan batas waktu, organ
pemerintahan bberwenang untuk menetukan rencana berdasarkan periode.

Contoh Rencana:

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, selanjutnya disebut RPJP
Nasional, adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan
arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah
pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku
pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam
satu pola sikap dan pola tindak.

 Rencana perpindahaan ibukota di Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur.


Presiden Jokowi menganggap negara Indonesia perlu memindahkan ibukota karena
ibukota Indonesia sekarang sudah sangat padat dan menimbulkan ketidak efektifan,
kontribusi ekonomi pulau pulau terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia atau Produk
Domestik Bruto (PDB), sangat mendominasi. Sementara pulau lainnya jauh tertinggal,
Ketersediaan air bersih menjadi salah satu concern pemerintah dalam menentukan lokasi
ibu kota baru, terjadinya konversi lahan yang semakin besar dipulau jawa hal ini
berbanding terbalik dengan daerah Kalimantan.
 Rencana pemerintah untuk memperbesar tanjung lesung menjadi kawasan konservasi
terumbu karang
Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki kondisi
terumbu karang yang masih baik jika dibandingkan kabupaten lainnya. Di perairan
Kabupaten Pandeglang terdapat penutupan karang keras yang bervariasi dari buruk sekali
hingga baik. Kondisi terburuk ditemukan di Karang Kabua karena lokasi ini didepan
pelabuhan perikanan dan banyak aktivitas manusia disekitarnya. Kondisi terbaik dapat
ditemukan di 3 lokasi yaitu Pulau Liwungan, Pulau Badul dan Karang Badul dengan
penutupan karang hidup diatas 60 %.
Nilai CFDI (coral fish diversity index) di perairan Kabupaten Pandeglang sebesar 106
dengan estimasi total fauna sebanyak 338.745 spesies. Hal ini berarti perairan pandeglang
memiliki keanekaragaman spesies yang termasuk kategori buruk (poor), namun di lokasi
pengamatan Pulau Badul masih dalam kategori sedang. Rata-rata kelimpahan ikan karang
secara keseluruhan sebesar 9.783.
Potensi sumberdaya perikanan laut masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi
dan ekstensifikasi (pengembangan) produksi, mengingat Kabupaten Pandeglang memiliki
panjang pantai 307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan selatan kabupaten
Pandeglang sampai perbatasan Malingping (kabupaten Lebak).
Kabupaten Pandeglang memiliki potensi pariwisata diantaranya sumber mata air panas
Cisolong yang terletak di Kecamatan Banjar, situ Cikedal di kecamatan Cikedal, Pantai
Carita yang terletak di Kecamatan Labuan, Kolam Renang Alam Cikoromoy di
Kecamatan Mandalawangi, wisata Pantai Bama di Kecamatan Pagelaran, wisata Tanjung
Lesung di Kecamatan Panimbang. Dari kabupaten ini juga menjadi pintu masuk menuju
Taman Nasional Ujung Kulon yaitu melalui Kecamatan Panimbang yang merupakan
batas timur dari taman nasional

6. Perbuatan Hukum Perdata

Pemerintah dalam melakukan kegiatannya sehari-hari tampil dengan dua kedudukan, yaitu
sebagai wakil dari badan hukum (pelaku hukum keperdataan) dan wakil dari jabatan
pemerintahan (pelaku hukum publik). Selaku pelaku hukum keperdataan yang melakukan
berbagai perbuatan hukum keperdataan seperti mengikatkan perjanjian jual beli, sewa menyewa,
pemborongan dan sebagainya yang dijelmakan dalam kualitas badan hukum. Dalam posisi ini
kedudukan pemerintah tidak ada bedanya dengan seseorang atau badan hukum perdata pada
umumnya, yaitu diatur dan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum keperdataan. Penggunaan
instrumen hukum keperdataan ini adalah untuk mengusahakan kesejahteraan (bestuurszorg),
dimana pemerintah terlibat dengan kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai dimensi sejalan
dengan tuntutan perkembangan kemasyarakatan. Namun demikian, penggunaan instrumen
hukum keperdataan oleh pemerintah ini perlu dibatasi, yaitu:

a) Pemerintah tidak dapat melakukan hubungan keperdataan yang berhubungan dengan


hukum kekeluargaan;
b) Pemerintah tidak boleh membeli tanah untuk dijadikan hak milik;
c) Pemerintah tidak diperkenankan melakukan perbuatan hukum keperdataan yang
bertentangan dengan kepentingan umum atau dilarang oleh peraturan perundang-
undangan

Hubungan hukum dalam bidang keperdataan bersifat dua pihak atau lebih (meerzijdige),
bersandar pada prinsip otonomi dan kebebasan berkontrak (contractsvrijheid) dalam arti
kemerdekaan atau kemandirian penuh bagi subyek hukum untuk melakukan atau tidak
melakukan perbuatan hukum, serta iktikad baik dalam berbagai persetujuan, yang menunjukkan
kesetaraan antarpihak tanpa salah satunya memiliki kedudukan khusus dan kekuatan memaksa
terhadap pihak lain. Atas dasar ini pemerintah memiliki posisi sejajar dengan seseorang atau
badan hukum perdata dalam kapasitasnya sebagai wakil dari badan hukum publik, bukan dalam
kapasitasnya selaku wakil jabatan pemerintahan yang memiliki kedudukan istimewa.

Contoh Perbuatan Hukum Perdata:

a) Perjanjian perdata biasa; contoh: jual beli, sewa-menyewa dan lain-lain Perbuatan
keperdataan ini dilakukan karena pemerintah memerlukan berbagai sarana dan prasarana
untuk menjalankan administrasi pemerintahan, seperti: kebutuhan alat tulis menulis yang
harus dibeli, menyewa fasilitas dan lain sebagainya.
b) Perjanjian perdata dengan syarat-syarat standar, contoh: kontrak adhesie Pemerintah
dapat pula menggunakan instrumen hukum keperdataan untuk membuat perjanjian
dengan pihak swasta dalam rangka melakukan tugas-tugas tertentu, misalnya tugas-tugas
atau pekerjaan yang tidak sepenuhnya dapat diselenggarakan sendiri oleh pemerintah.
Bentuk dari perjanjian ini dapat berupa kontrak adhesie, yaitu suatu perjanjian yang
seluruhnya telah disiapkan secara sepihak hingga pihak lawan berkontraknya tidak ada
pilihan lain, kecuali menerima atau menolaknya.
c) Perjanjian mengenai kewenangan publik Perjanjian mengenai kewenangan publik adalah
perjanjian antara badan atau pejabat tata usaha negara dengan warga masyarakat dan
yang diperjanjikan adalah mengenai cara badan atau pejabat tata usaha negara tersebut
menggunakan wewenang pemerintahannya.
d) Perjanjian mengenai kebijaksanaan pemerintahan. Kewenangan luas yang dimiliki
pemerintah atas dasar freies ermessen, yang kemudian melahirkan kebijaksanaan
dimungkinkan pula dijalankan dengan menggunakan perjanjian. Dengan kata lain,
pemerintah dapat menjadikan kewenangan luas atau kebijaksanaan yang dimilikinya
sebagai obyek dalam perjanjian. Perjanjian seperti ini dikenal dengan perjanjian
kebijaksanaan (beleidsovereenkomst), yaitu perbuatan hukum yang menjadikan
kebijaksanaan publik sebagai obyek perjanjian.

7. Aset/Kekayaan Negara

Aset menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 

Aset atau kekayaan sangat mempengaruhi dalam instrument negara. Hal ini diperlukan untuk
efektifitas layanan publik yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat. Tanpa adanya aset dan
kekayaan, semua rencana program pemerintahan akan menjadi sebuah wacana tanpa bisa
terlaksana.

Contoh Aset/Kekayaan Negara:

a) Aset/kekayaan Negara Keuangan digunakan salah satunya untuk membayar gaji para
PNS dengan APBN dan fasilitas yang dimiliki oleh para petinggi negara. Entah mobil
dinas, rumah, dan lain-lainnya.
b) Kekayaan Negara potensial yang terbagi atas sektor-sektor Agraria/pertanahan, pertanian,
perkebunan, kehutanan, pertambangan, mineral, dan batu bara, minyak dan gas bumi,
kelautan dan perikanan, dll.

Anda mungkin juga menyukai