Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Dzat Yang Maha Kuasa dan Pengatur semesta alam ini. Hanya
atas izin-Nya lah, laporan tugas makalah ini telah terselesaikan.
Untuk itu, penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillah, selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
merumuskan dan menyelesaikan tugas makalah. Secara singkat makalah ini dibuat untuk
membahas mengenai Jenis Obat
Untuk Penulis kira di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan yang
dilakukan oleh penulis. Maka, segala saran, kritik dan masukan akan sangat membantu
penulis untuk semakin menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami dan semua orang yang membaca makalah ini. Amin Ya Robbal
Alamiiin.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.untuk itu obat sangat
diperlukan. Terkadang Obat tidak selamanya baik, kadang obat justru berbahaya, karena
takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau
gejala sakit.
Di era teknologi yang sudah maju saat ini, semua bisa kita dapatkan dengan cepat.
Apalagi dengan adanya internet, semua aktifitas sudah bisa dilakukan di internet. Mulai dari
kirim email, chatting, tele-confrence, dan bisnis. Demikian juga dengan obat, untuk
mendapatkan obat melalui internet sudah bisa di lakukan. Cukup anda ketikan kata "obat"
atau "toko obat" atau "informasi obat" di google, maka sudah terdapat puluhan toko obat
yang menyediakan pelayanan penjualan obat secara online.Permasalahannya adalah apakah
obat yang kita beli itu sesuai dengan apa yang tertulis atau tidak malahan sekarang harus kita
cari tahu apakah obat yang kita beli "ASLI ATAU PALSU".

1.2    Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan obat dan apa saja macam-macam obat?
2.    Apa itu dosis obat, standar obat, resep obat, dan reseptor obat?
3.    Apa yang dimaksud Reaksi obat dan faktor yang mempengaruhi reaksi obat?
4.    Bagaimana cara Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik?

1.3    Tujuan
1.    Untuk memenuhi tugas ilmu keperawatan dasar II tentang Obat-Obatan.
2.    Untuk mengetahui definisi obat dan cara memilih obat yang baik.
3.    Untuk mengetahui bahaya Obat.
4.    Menambah dan meningkatkan wawasan tentang obat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Obat


Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui
proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang
lazim dikenal sebagai obat.Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita
dapatkan.

2.2  Macam-Macam Obat


1.    Obat bebas
Adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran
hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama
obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor
registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.

2.    Obat bebas terbatas


Yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh
penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang
digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi
bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6
dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang
bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara
pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.
3.    Obat keras
Adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya
diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat
huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan
maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.

4.    Obat Narkotika dan Psikotropika


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

2.3  Dosis Obat


Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka
efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek
toksik/keracunan bahkan sampai kematian.

2.4  Standar Obat


Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi berbagai standar persyaratan obat,
diantaranya :
 Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsure keaslian, tidak ada percampuran.
 Standar potensi yang baik.
 Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan obat.
 Adanya keamanan.
 Efektivitas.
Kelima standar tersebut harus dimiliki agar menghasilkan efek yang baik terhadap
kepatenan obat sendiri.

2.5  Resep Obat


Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk
memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien. Oleh karenanya pasien tidak diharuskan
mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat
dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien.
Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang
berhubungan dengan obat dan penyakit pasien. Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien
mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca resep obat. Dalam hal ini keaktifan
pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat
dibutuhkan.

2.6  Reaksi Obat


Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh, obat akan bekerja sesuai
dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh,
yaitu suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga
terjadi pengurangan konsentrasi obat (½ dari kadar puncak) dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi Reaksi Obat diantaranya adalah :
 Absorbsi Obat yaitu proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui
aliran darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian
obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan, dan keadaan pasien.
 Distribusi obat kedalam tubuh, setelah diabsorbsi, obat didistribusikan ke dalam
tubuh melalui darah dan system limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan
tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan
keadaan patologis.
 Metabolisme obat, setelah melalui sirulasi, obat akan mengalami proses metabolism.
Obat akan ikut sirkulasi kedalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan
mengalami perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.
 Ekskresi sisa melalui obat, setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan,
akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa zat ini
kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan
paru dalam bentuk udara.
Reaksi obat dalam tubuh tidak semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang
cepat dan ada kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktor genetis, faktor
psikologis, waktu, cara pemberian, dan lingkungan.

2.7  Reseptor Obat


Reseptor Obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2
konsep penting. Pertama bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan tubuh. Kedua
bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang
sudah ada.Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku
sampai sekarang.
Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat,
tetapi sekelompok reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen
disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi
menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (aginist binding site)
di sebut antagonis.

2.8  Masalah dalam Pemberian Obat dan Intervensi Keperawatan


 Menolak pemberian obat
Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut.
Kemudian, jelaskan kembali kepada pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terus
menolah, maka sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter, dan catat dalam
laporan.
 Integritas kulit terganggu
Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam
pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat kedalam laporan.
 Disorientasi dan bingung
Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan
penundaan pengobatan. Jika pasien ragu, laporkan kedokter dan catat dalam laporan.
 Menelan Obat
Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat, maka
sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk selanjutnya dokter yang
akan melakukan intervensi.
 Alergi Kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan sebanyak
mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter dan catat dalam pelaporan.

2.9  Cara Pemberian Obat


Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Pemberian Obat melalui Oral, merupakan pemberian obat melalui mulut dengan
tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat.
2. Pemberian Obat Intrakutan, merupakan cara memberikan atau memasukkan obat
kedalam jaringan kulit, tujuannya adalah untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan.
3. Pemberian Obat Subkutan, merupakan pemberian obat melalui suntikan kebawah
kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari
bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen)
4. Pemberian Obat Intravena Langsung, merupakan pemberian obat yang dilakukan
melalui vena, diantaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous
(tungkai), vena jugularis (leher), dan vena frontalis/temporalis (kepala), serta
bertujuan memberikan obat dengan reaksi cepat dan langsung masuk pada pebuluh
darah.
5. Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan Intravena, merupakan pemberian obat
melalui wadah cairan intravena merupakan cara memberikan obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang
bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik
dalam darah.
6. Pemberian Obat Melalui Selang Intravena.
7. Pemberian Obat Intramuskular, merupakan pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot. Tujuan pemberian obat dengan cara ini agar
absorpsi obat lebih cepat.
8. Pemberian Obat Melalui Anus/Rektum, merupakan pemberian obat yang dilakukan
dengan cara memasukkan obat melalui anus atau rectum, bertujuan memberikan efek
local dan sistemik.
9. Pemberian Obat Melalui Vagina, merupakan pemberian obat yang dilakukan
dengan cara memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan
efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.

2.10          Tips Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik


1.    Beli obat di Apotik atau Toko Obat yang memiliki ijin
Agar aman, sebaiknya membeli obat di apotik. Obat-obatan yang ada di apotik
biasanya berasal dari distributor obat yang menyediakan obat yang di produksi oleh
perusahaan farmasi (Pharmaceutical company).Apalagi apotik mempunyai izin resmi dari
dinas kesehatan setempat dan dibawah pengawasan seorang apoteker, sehingga obat yang
didapatkan dari apotik bisa kita jamin kualitas dan keasliannya.Selain di apotik, obat juga
bisa didapatkan melalui toko obat. Namun perlu diperhatikan, dengan semakin menjamurnya
toko obat, maka perlu lebih selektif dalam memilih toko obat. Lihat dulu apakah toko obat
tersebut memiliki izin pendirian atau tidak dan tanyakan kepada pemilik toko obat dari mana
penyediaan obat dari toko tersebut. Hal ini penting untuk menghindari mendapatkan obat
yang kualitasnya buruk atau obat palsu.

2.    Cek obat yang akan kita beli


Untuk membedakan secara fisik apakah obat itu obat palsu atau obat asli. Namun ada
hal mendasar yang dapat kita jadikan dasar apakah obat itu asli atau palsu adalah "HARGA
OBAT". Survey harga obat yang akan kita beli. Jika harga obat di suatu tempat lebih murah
dengan perbedaan yang significant, maka kita bisa duga bahwa obat itu adalah palsu.Hal lain
yang perlu di perhatikan adalah tanggal kadaluarsa obat, dimana hal ini kadang kurang
diperhatikan. Selalu lihat tanggal kadaluarsa obat. Jangan membeli obat yang sudah lewat
tanggal kadaluarsanya, karena bisa jadi obat tersebut bukan menjadi obat, malah menjadi
racun buat tubuh.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Obat adalah benda atau zat
yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses
kimia dalam tubuh. Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan
berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang
diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan.

3.2    Saran
Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah :
 Dapat mengetahui dan dapat meningkatkan wawasan tentang Obat.
 Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami arti obat serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat
penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

http://id.wikipedia.org/wiki/Obat

Anisa, Reni Restiana. 2015. Makalah Jenis Obat. http://4shared.com. Diakses pada: Senin, 7
Agustus 2018

Istavita Utama. 2018. Makalah Jenis Obat. http://underpapers.blogspot.com. Diakses pada:


Senin, 7 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai