Anda di halaman 1dari 5

Nama : Belly Agustin

NIM : PO.71.20.1.20.079
Kelas : 2B
Dosen Pembimbing : Maliha Amin, SKM., M.Kes
Tugas : Resume Asuhan Keperawatan Post Partum

Materi 1 : Prosedur Tindakan Keperawatan pada Ibu Post Partum

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya yang
disertai dengan pulihnya kembali organorgan yang berkaitan dengan kandungan yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni,dkk,2010).
Berikut adalah tahapan masa nifas yaitu:
1. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh pada alat-alat genitalia.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Perubahan fisik pada masa nifas menurut (Walyani,2015) diantaranya :
1. Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
2. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea)
3. Kelelahan karena proses melahirkan
4. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
5. Kesulitan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
6. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul, dan bokong)
7. Perlukaan jalan lahir
SOP Bounding Attachment :
Bounding attachment adalah sebuah interaksi yang nyata antara orang tua dan bayi yang
dimulai sejak usia kehamilan memasuki kala IV dan ikatan ini akan semakin kuat ketika bayi
sudah dilahirkan. Tujuan dari Bounding Attachment adalah peningkatan proses interaksi,
membantu pertumbuhan dan meningkatkan perkembangan psikososial, intelektual bayi dan
psikoseksual serta membangun kepercayaan bayi terhadap orang tua, komunikasi, dan
kualitas hubungan emosional antara ibu nifas, ayah dan bayinya sebagai satu keluarga
(Nugroho, 2014).
Prosedur :
1) Perkenalan (Acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara,
dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2) Keterikatan (Bounding)
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Bentuk interaksi dalam Bounding Attachment :
1) Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu.
2) Sentuhan pada pipi Sentuhan ini dapat menstimulasi respon yang menyebabkan
terjadinya gerakan muka bayi kearah muka ibu atau kearah payudara sehingga bayi
akan mengusap-usap dengan menggunakan hidung serta menjilat putingnya, dan
terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin.
3) Tatap mata bayi dan ibu Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang, menimbulkan
perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi.
4) Tangis bayi Saat bayi menangis, ibu dapat memberikan respon berupa sentuhan dan
suatu yang lembut serta menyenangkan.
SOP Perawatan Post Partum :
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang
dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dengan dilakukan pemeriksaan
kepada pasien. Tujuan Untuk mengumpulkan data, Mengidentifikasi masalah pasien, Meniai
perubahan status pasien, dan Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
Prosedur :
1. Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.
2. Melakukan infrome consent
3. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
4. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.
5. Melakukan pemeriksaan payudara: Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di
atas kepala,kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba
adanya masa, benjolan yang membesar, pembengkakkan ata abses. Ulangi prosedur
pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga ketiak.
6. Melakukan pemeriksaan abdomen: Periksa bekas luka jika operasi baru.
7. Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi uteri).
Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi uterus)
8. Memeriksa kaki untuk: Varises vena. Kemerahan pada betis. Tulang kering,
pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.
Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tandatanda human positif/tanda-tanda
tromboflebitis).
9. Mengenakan handscoon.
10. Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum (dengan
menggunakan handscoon dan memasang perlak): Memposisikan pasien litotomi.
Melakukan vulva hygine. Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi). Perhatikan
perineum (bekas jahitan).
11. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
12. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
13. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
14. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handukyang bersih.
15. Mendokumentasikan hasil tindakan
Materi : Perawatan Payudara, Pijat Oksitosin, Konsuling ASI, Cara Pemberian ASI,
Penyimpanan ASI

Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yangdilakukan pada
saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untukkebersihan payudara dan
bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar.
Pijat payudara :
1. kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
2. Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
3. Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
4. Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
5. Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, ke arah sisi kiri,telapak
tangan kanan kearah sisi kanan
6. Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut
kedepankemudian dilepas dari kedua payudara.
7. Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan
sisikelingking mengurut payudara kearah putting susu
Merawat Payudara Ketika Menyusui :
1. Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika
menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar areola (area gelap di
sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika posisi mulut Si Kecil benar, ibu pun
akan merasa nyaman dan tidak pegal. Posisi mulut yang tepat juga membantu
mencegah puting terasa sakit dan melancarkan proses menyusui.
2. Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang dapat ibu
coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil. Minta saran dokter atau bidan
tentang cara menggendong dan menyusui bayi dengan benar.
3. Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada bayi
mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar puting tidak digigit,
hentikanisapan ASI setelah Si Kecil selesai menyusui atau ketika tertidur. Untuk
menghentikan isapan ASI, selipkan jari Anda ke sisi mulut Si Kecil.
4. Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu membangunkan
Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI. Bayi harus menyusu dari kedua
payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8 Si Kecil menyusu dari
payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara kiri ibu.
5. Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan payudara atau
kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar ASI. Untuk
nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara bergantian untuk
mengurangi nyeri.
Merawat Payudara Usai Menyusui :
1. Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau sampo hingga bersih.
Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum pada puting. Gunakan salep antibakteri
untuk mengatasi puting pecah-pecah.
2. Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
3. Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting setiap kali selesai
menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mencegah puting mengering
dan pecah-pecah.
Pijat Oksitosin :
pijat oksitosin adalah pijat relaksasi untuk merangsang hormon oksitosin. Pijat yang lakukan
disepanjang tulang vertebre sampai tulang costae kelima atau keenam.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu yang pertama ibu melepas pakian bagian atas dan bra,
pasang handuk di pangkuan ibu, kemudian posisi ibu duduk dikursi (gunakan kursi tanpa
sandaran untuk mem udahakan penolong atau pemijat), kemudian lengan dilipat diatas meja
didepannya dan kepala diletakkan diatas lengannya, payudara tergantung lepas tanpa baju.
Melumuri kedua telapak tangan menggunakan minyak atau baby oil Selanjutnya penolong
atau pemijat memijat sepanjang tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepal tangan,
dengan ibujari menunjuk ke depan dan menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang
membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibujari. Pada saat
bersamaan, pijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah tulang
belikat. Evaluasi pada pemijatan oksitosin dilakukan.
Konseling ASI :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap
diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi yang diberikan ASI secara esklusif
cenderung lebih sering pemberian ASI-nya daripada pemberian pada bayi yang minum susu
formula. Menyusui dapat dilakukan setiap wanita, namun tidak selalu berarti tanpa proses
belajar. Setiap anak berbeda dan setiap ibu berbeda. Menyusui adalah keterampilan yang
memerlukan proses belajar pada kedua belah pihak. Bagi beberapa ibu, proses belajarnya
dapat sangat melelahkan dan membuat frustrasi. Namun, tetaplah bersabar menjalankannya
mengingat manfaatnya yang sedemikian besar. Pentingnya pemberian ASI ini banyak
manfaat dan faedahnya baik bagi kesehatan ibu menyusui itu sendiri atau pun bagi bayi yang
diberikan ASI itu sendiri.Menyusui adalah memberikan Air Susu Ibu yang memang telah
khusus diperuntukkan kepada bayi dan anak-anaknya sendiri. Dan itu sedikit
mengenaipengertian menyusui. Dan hal ini ASI akan lebih benyak memberikan manfaat
kepada kesehatan bayi bila pemberiannya adalah sampai dengan 2 tahun.
Konseling ibu bayi :
Petugas kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke klinik dan juga mengajariibu
untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke klinik
serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan konseling untuk mengatasi masalah
yang ditemukan. Konseling meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga konseling
tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit
termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda dengan
klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/
pengobatan.
Cara memberikan ASI : Cara atau teknik yang benar ini akan terus Ibu lakukan di sesi
menyusui selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, terutama selama masa pemberian ASI
eksklusif. Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa Anda lakukan dengan menerapkan
beberapa aturan, yakni:
1. Menerapkan perlekatan atau latch on sebelum menyusui dengan carayang benar
2. Tanda perlekatan menyusui sudah tepat
3. Tahapan cara menyusui bayi yang benar
4. Cara yang benar untuk mengetahui bayi masih ingin menyusu
Penyimpanan ASI :
1. Pastikan tangan dan alat-alat penyimpan ASI sudah bersih
2. Gunakan wadah yang sesuai
3. Pakai metode first in first out
4. Perhatikan suhu penyimpanan ASI
5. Hindari menggabungkan ASI perah baru ke dalam ASI beku
6. Botol sebagai cara menyimpan ASI

Anda mungkin juga menyukai