Anda di halaman 1dari 3

Hari : SENIN

MK. MPASI Tanggal : 17 JANUARI 2022

TUGAS MPASI

Disusun Oleh :

Eeng aprilian dina

DIII Gizi TK. 1b

DosenPengampu :

Irma Susan Paramita, S.Gz, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN GIZI

2021
*Jelaskan tentang Praktik Pelayanan kesehatan Yang dirangkum dalam 10 langkah dalam menuju
keberhasilan menyusui

* Uraikan tentang kelompok Pendukung Asi

* Jelaskan tentang beberapa Posisi ibu dan bayi saat menyusui

JAWAB:

1. 1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan talaksananya
dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang
bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankanMenyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6 Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
7.Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama
danfrekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk ibu
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
Pelayanan Kesehatan.

2. KP-ASI merupakan kelompok pemberdayaan pada masyarakat yang bertujuan untuk


meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Metode dalam pengabdian yaitu pembentukan KP-
ASI sebagai role model untuk mewujudkan keluarga dasarsie (keluarga sadar ASI eksklusif).

Pengabdian ini melalui beberapa pendekatan, yaitu :


1. Persiapan Pembentukan KP-ASI
a. Surve lokasi pengabdian, advokasi dengan perangkat desa dan sosialisasi tujuan
pembentukan KP-ASI
b. Pembentukan KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI), dengan melakukan seleksi dari kader
kesehatan, yaitu kader yang aktif dalam posyandu dan ibu – ibu yang berhasil memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
c. Penyusunan Struktur organisasi dan prosedur kerja KP-ASI
2. Tahap Pelasanaan:
Edukasi terhadap KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI), meliputi pelatihan, demo dan home
visit.
3. Monitoring hasil edukasi pada KP-ASI meliputi kesiapan menjadi konselor ASI dan
motivator pemberian ASI pada ibu hamil maupun ibu menyusui melalui kuisioner dan
praktek langsung.
4. Pendampingan oleh KP-ASI terhadap ibu hamil dan ibu menyusui dalam
meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan menyusui.
5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
pengabdian terhadap KP-ASI berdasarkan sikap sadar ASI dengan mengukur pengetahuan
dan ketrampilan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.

3. Langkah menyusui yang benar


1 Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
2 Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
3 Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
4 Posisikan bayi dengan benar

• Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu,
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
• Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
• Mulut bayi berada di depan puting ibu.
• Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi.
Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
• Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.

1 Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola dimasukkan ke dalam
mulut bayi.
2 Cek apakah perlekatan sudah benar

• Dagu menempel ke payudara ibu.


• Mulut terbuka lebar.
• Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
• Bibir bayi terlipat keluar.
• Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).
• Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan.
• Ibu tidak kesakitan.
• Bayi tenang.

Anda mungkin juga menyukai