Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
jumlah total
Nilai = x 100
26
PETUNJUK
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merawat tali pusat.
Perhatikan keadaan bayi.
Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau.
Ikuti petunjuk instruktur
KESELAMATAN KERJA
Perhatikan kenyamanan bayi.
Perhatikan keadaan ruangan, pastikan ruangan cukup hangat.
PERALATAN
1. Handuk lembut dan bersih.
2. Kain kasa steril, bersih dan kering
3. Kapas steril
4. Air matang yang dingin (air DTT)
5. Nierbekken
6. Pakaian bayi (popok bersih)
7. Cotton but bila diperlukan
Dasar Teori
Tali pusat terdiri dari satu vena dan dua arteri sehingga selama berada dalam kandungan,
asupan nutrisi dan oksigen diperoleh bayi melalui tali pusat. Ketika bayi lahir secara mandiri bayi akan
memenuhi kebutuhan oksigennya sehingga tali pusat yang menghubungkan bayi dan ibunya akan
dipotong. Tali pusat yang dipotong itu akan disisakan beberapa sentimeter, sisanya ini akan mengering dan
lepas dengan sendirinya, biasanya memerlukan waktu sekitar 5 – 7 hari bahkan 2 minggu.
Membersihkan dan mengobati luka tali pusat pada bayi setelah dilahirkan tidak selamanya dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang lain. jika bayi anda termasuk bayi yang sehat maka biasanya sehari
setelah melahirkan akan di bawa pulang dengan keadaan tali pusat yang masih segar.
Perawatan tali pusat tidak bisa dikatakan hal yang sepele, betapa banyak kasus kematian neonatal di
karenakan perawatan tali pusat yang tidak benar sehingga mengakibatkan infeksi. Tanda infeksi yang
mudah di lihat adalah adanya pus(nanah), kulit sekitar berwarna merah dan berbau busuk. Untuk
mencegah infeksi, sisa tali pusat tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya dibersihkan dua kali
setiap sesudah mandi. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih.
PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH KERJA GAMBAR
19. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
Mengeringkannya
20. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
60
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI POLIO
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka tutup metal dan tutup karet pada flakon vaksin polio
Pastikan vaksin belum kadaluarsa
5. Memasang pipet plastik pada flakon
6. Mengatur posisi bayi, untuk lebih memudahkan bayi dapat sambil dipangku
oleh ibunya
7. Menekan kedua pipi bayi dengan menggunakan kedua jari tangan kiri,
sehingga bayi membuka mulutnya
Lakukan dengan lembut dan hati-hati, jangan sampai melukai bayi
8. Tangan kanan memegang flakon vaksin polio, lali meneteskan 2 tetes vaksin
ke mulut bayi
9. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan
10. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
11. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
33
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI DPT
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin
Pastikan sebelumnya vaksin tidak kadaluarsa
5. Mengusap karet penutup pada flakon dengan menggunakan kapas basah
sebagai tindakan desinfeksi
6. Mengambil semprit steril ukuran 1 cc dan memasang jarum DPT ke dalam
semprit tersebut
7. Membuka tutup jarum dan menghisap udara ke dalam semprit sebanyak 0,5
cc
Lakukan dengan hati-hati sewaktu melakukannya, jaga agar tetap steril
8. Menusukkan jarum ke dalam karet penutup flakon lalu masukkan udaranya
ke dalam flakon
9. Membalikkan flakon vaksin sehingga posisi berada di atas jarum, lalu
menyedot 0,5 cc vaksin ke dalam semprit
Lakukan dengan benar dan hati-hati, sewaktu mengisikan vaksin perhatikan
vaksin sudah tercampur dengan rata dan tidak ada vaksin yang beku
10. Mencabut jarum dari flakon, semprit di tegak luruskan ke atas untuk melihat
apakah terdapat gelembung udara, doronglah piston sehingga gelembung
udara keluar
11. Mengatur posisi bayi, bayi dapat dipangku oleh ibu atau dibaringkan dengan
dipegangi oleh ibu
Bayi dapat dipangku ibunya atau dibaringkan
12. Menyuntikkan vaksin DPT sebanyak 0,5 cc pada paha sebelah luar dengan
suntikan IM
14. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
Mengeringkannya
15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
15. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
16. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
12. Mengambil vaksin dari cold pack dan siapkan pelarut Campak.
Sebelum pelarut dimasukkan dalam ampul, maka pelarut harus
diupayakan diletakkan dalam cold pack sehingga suhu pelarut sama
dengan suhu campak kering dalam ampul
13. Buka penutup karet ampul kemudian desinfeksi karet ampl dengan
kapas basah
22. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal seperti demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi
23. Membereskan semua peralatan yang digunakan, dan pisahkan sampah
kering dan sampah basah
Sepsis neonatorum adalah sindroma klinis yang terjadi pada bayi 8-28 hari denganmanifestasi
infeksi sistemik dan bakteri patogen dalam aliran darah. Secara umum sepsisneonatorum
diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya menjadi Berbagaimikroorganisme seperti bakteri,
virus, parasit atau jamur.
Sepsis neonatorium adalah kondisi serius dan masih menjadi salah satu penyebabutama kematian
pada bayi. Maka dari itu Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaankehamilan rutin ke dokter atau
bidan, dan melahirkan dengan ditolong oleh tenagakesehatan yang profesional. Dengan
pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin,harapan sembuh akan semakin baik.B.
Faktor Resiko
Gejala sepsis pada bayi cenderung tidak spesifik. Hal ini menyebabkan bayi yangterkena sepsis
sering dikira mengalami gangguan lain, seperti sindrom
distress pernapasan atau pendarahan otak. Namun, bayi yang terkena sepsis neonatorum dapat
menunjukkan ciri-ciri seperti:
1.Perubahan suhu tubuh; suhu tubuh bisa rendah atau tinggi (demam). 2. Muntah-muntah
9. Detak jantung menjadi cepat atau lambat 10. Gula darah rendah
Pada saat ketuban pecah, paparan bakteri yang berasal dari vagina akan lebih berperan
dalam infeksi janin. Pada keadaan ini bakteri dari saluran genitourinaria masukke dalam rongga
uterus dan bayi dapat terkontaminasi melalui saluran pernafasanmaupun saluran cerna. Kejadian
kontaminasi bakteri pada bayi yang belum lahir akanmeningkat apabila ketuban telah pecah lebih
dari 18-24 jam.
b) Infeksi Saat Hamil
Terdapat 3 mekanisme terjadinya infeksi pada neonatus yaitu saat neonatusdalam kandungan
(pranatal), saat persalinan (intranatal) dan setelah lahir (pasca natal).Paparan infeksi pranatal
terjadi secara hematogen dari ibu yang menderita penyakittertentu, seperti infeksi virus atau
infeksi parasit Toxoplasma, Rubella, Herpes (TORCH) dimana transmisi secara hematogen
melalui plasenta ke janin. Infeksi tersebut dapat menyebabkan abortus spontan dini, malformasi
kongenital, pertumbuhan terhambat intrauterin, bayi lahir prematur, penyakit akut selama masan
eonatal atau infeksi persisten. Selama dalam kandungan janin terlindungi
dari paparan bakteri ibu oleh adanya cairan dan lapisan amnion. Namun bila terjadikerusakan
lapisan amnion, janin berisiko menderita infeksi melalui amnionitis.
c) Gawat Janin
Gawat janin merupakan keadaan dimana janin tidak dapat memperoleh pasokan oksigen yang
memadai. Adanya gawat janin ditandai dengan frekuensi
denyut jantung janin <120 kali per menit atau >160 kali per menit, berkurangnya gerakan janin
dan air ketuban yang bercampur mekonium dan berwarna kehijauan.
Bila Si Kecil menderita sepsis neonatorum, pengobatan harus dimulai secepatmungkin karena
sistem imunitas bayi belum sempurna. Bayi dengan sepsis neonatorum perlu mendapat
perawatan dan evaluasi ketat di rumah sakit. Dokter kemungkinan akanmemberi Si Kecil
antibiotik suntikan sedini mungkin sambil melakukan pemeriksaanlengkap.Selain diberi obat-
obatan, dokter juga akan memantau tanda-tanda vital dantekanan darah Si Kecil, serta melakukan
pemeriksaan darah lengkap. Jika suhu tubuh SiKecil tidak stabil, dia bisa dimasukkan ke
dalam inkubator.
DAFTAR TILIK
SEPSIS NEONATORUM
Hasil penilaian
No. Langkah / kegiatan yang dinilai
Tidak Tidak
Memuaskan
memuaskan diamati
I ANAMNESIS
1 Sikap profesionalisme
- Menunjukkan penghargaan
- Empati
- Kasih sayang
- Menumbuhkan kepercayaan
II PEMERIKSAAN FISIK
1 Sikap profesionalisme
- Menunjukkan penghargaan
- Empati
- Kasih sayang
- Menumbuhkan kepercayaan
IV DIAGNOSIS
VI PENCEGAHAN
( Nama jelas )
Deskripsi
Infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di sekitar tali pusat ditandai dengan tali pusat
merah, bengkak, mengeluarkan nanah, dan berbau busuk. Infeksi tali pusat umumnya dialami
oleh bayi yang baru lahir, yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna.
Infeksi ini dialami dalam kurun waktu beberapa hari setelah kelahiran bayi. Gejala infeksi
tali pusat tidak langsung tampak secara kasat mata pada awal-awal kehidupan bayi. Infeksi
biasanya dimulai dengan tanda-tanda kemerahan dan keluar nanah setelah 3 hingga 9 hari
kelahiran.
Pencegahan
Menjaga tali pusat kering dan bersih merupakan salah satu kunci untuk mencegah infeksi dan
membantu tali pusat cepat lepas. Cara yang bisa dilakukan adalah:
Bersihkan kulit di sekitar tali pusat setidaknya sekali sehari.
Bersihkan tali pusat dengan air biasa dan keringkan dengan kasa steril atau kain
bersih.
Biarkan terbuka (jangan dibungkus).
Hindari penggunaan antiseptik (alkohol, povidone iodine) atapun bedak di sekitar tali
pusat.
Jaga agar tali pusat tetap kering, terutama ketika mandi. Pastikan permukaan air selalu
berada di bawah pusar sampai tali pusat terlepas sendiri.
Pilih pakaian berbahan katun yang longgar, agar sirkulasi udara tetap terjaga.
Jangan diberi ramuan apapun. Jika kotor, bersihkan dengan kain bersih dan air
matang.
Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya.
Gejala
Tali pusat yang terinfeksi akan mengalami kondisi berupa:
Kemerahan.
Pembengkakan.
Hangat.
Nyeri saat ditekan.
Eksudat (campuran serum, sel, atau sel rusak yang keluar dari pembuluh darah ke
dalam jaringan, biasanya akibat radang).
Bau busuk pada tali pusat.
Demam
Lesu
Tidak mau menyusu.
Penyebab
Penyebab utama dari masalah ini adalah infeksi bakteri. Faktor risikonya yaitu:
Berat lahir bayi rendah (kurang dari 2.500 gr).
Sebelumnya kateterisasi umbilikalis.
Kelahiran dengan sepsis (ketuban pecah dini, infeksi maternal, persalinan tidak steril).
Ketuban pecah lama (lebih dari 12 jam).
Infeksi tali pusat bisa jadi merupakan manifestasi gangguan imunologi atau neutropenia
kongenital.
Diagnosis
Akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter, dan ditunjang dengan:
Pemeriksaan laboratorium termasuk kultur bakteri.
Imaging: USG, CT-scan, dan abdominal radiography.
Lumbar pucture bila terjadi sepsis.
Penanganan
Penatalaksanaan infeksi tali pusat pada neonatus termasuk terapi antibiotik dan terapi
suportif.
Antibiotik parenteral.
Terapi suportif, termasuk suplemental oksigen dan ventilator bila diperlukan,
pemberian cairan dan agen vasoaktif bila terjadi hipotensi, pemberian platelet atau
fresh frozen plasma bila diperlukan, merawat bayi di tempat yang mempunyai
penunjang kardiopulmoner.