Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT

NO LANGKAH/ TUGAS PENILAIAN


SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2
1 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
2 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
CONTEN
Persiapan tempat: ruangan hangat dan datar
Persiapan alat:
3 Handscoun dan tempatnya
Kassa atau kain bersih
Sabun
4 Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan
5
betul-betul
Sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi
6
dengan kain bersih/ kassa
7 Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat
Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air
8
bersih, dan keringkan betul-betul
9 Cuci tangan kembali setelah selesai memebrsihkan tali pusat
Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat dan
10
kering
Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering
11
(singkirkan handuk basah kepinggir)
TEKNIK
12 Melaksanakan tindakan secara sistematis/ berurutan
13 Menjaga privasi pasien

Keterangan
0 = tidak dilakukan sama sekali
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

jumlah total
Nilai = x 100
26

Nilai ≥ 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang
JOB SHEET

KETERAMPILAN      : PERAWATAN TALI PUSAT


UNIT                             : ASUHAN NEONATUS
WAKTU                       : 30 MENIT
REFERENSI                 :

PETUNJUK
        Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merawat tali pusat.
        Perhatikan keadaan bayi.
        Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau.
Ikuti petunjuk instruktur
KESELAMATAN KERJA
        Perhatikan kenyamanan bayi.
        Perhatikan keadaan ruangan, pastikan ruangan cukup hangat.
PERALATAN
          1.      Handuk lembut dan bersih.
          2.      Kain kasa steril, bersih dan kering
          3.      Kapas steril
          4.      Air matang yang dingin (air DTT)
          5.      Nierbekken
          6.      Pakaian bayi (popok bersih)
                7.      Cotton but bila diperlukan 
Dasar Teori
Tali pusat terdiri dari satu vena dan dua arteri sehingga selama berada dalam kandungan,
asupan nutrisi dan oksigen diperoleh bayi melalui tali pusat. Ketika bayi lahir secara mandiri bayi akan
memenuhi kebutuhan oksigennya sehingga tali pusat yang menghubungkan bayi dan ibunya akan
dipotong. Tali pusat yang dipotong itu akan disisakan beberapa sentimeter, sisanya ini akan mengering dan
lepas dengan sendirinya, biasanya memerlukan waktu sekitar 5 – 7 hari bahkan 2 minggu.
Membersihkan dan mengobati luka tali pusat pada bayi setelah dilahirkan tidak selamanya dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang lain. jika bayi anda termasuk bayi yang sehat maka biasanya sehari
setelah melahirkan akan di bawa pulang dengan keadaan tali pusat yang masih segar.
Perawatan tali pusat tidak bisa dikatakan hal yang sepele, betapa banyak kasus kematian neonatal di
karenakan perawatan tali pusat yang tidak benar sehingga mengakibatkan infeksi.  Tanda infeksi yang
mudah di lihat adalah adanya pus(nanah), kulit sekitar berwarna merah dan berbau busuk. Untuk
mencegah infeksi, sisa tali pusat tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya dibersihkan dua kali
setiap sesudah mandi. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih.

  PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH KERJA GAMBAR

1. Menyiapkan alat dan bahan untuk merawat


tali pusat
Key point:
 Susun alat secara ergonomis.

2. Cuci tangan dengan sabun sebelum


melakukan tindakan.
Key point:
 Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan.
 Lakukan cuci tangan efektif sesuai dengan
standar pencegahan infeksi.
 Keringkan dengan handuk bersih.
3. Buka balutan tali pusat secara hati-hati.
Key point:
 Lakukan dengan hati-hati.
 Bila sisa-sisa tali pusat menempel pada
kain kasa, berikan sedikit air DTT
untuk melepaskan perlengketan.

4. Setelah seluruh tubuh bayi (termasuk bagian


tali pusat) dikeringkan dengan handuk
lembut, bersihkan tali pusat dan sekitarnya
dengan kapas yang telah dicelup air matang.
Key point:
 Lakukan dengan hati-hati dan teliti
 Jangan mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat.

5. Bungkus tali pusat dengan menggunakan


kassa kering dan steril.
Key point:
 Jangan membungkus terlalu rapat agar
sisa tali pusat tidak menjadi lembab.
 Pastikan tali pusat leluasa terkena udara
sehingga cepat kering dan lepas.

6. Memakaikan pakaian bersih (popok bersih)


dan kering serta membungkus bayi dengan
kain yang bersih dan kering.
Key point:
 Yakinkan ujung atas popok berada di
bawah pusar untuk menghindari kontak
dengan feses dan urine.

7. Bereskan peralatan dan cuci tangan setelah


melakukan perawatan.
Key point:
 Lakukan cuci tangan dengan efektif sesuai
dengan standar pencegahan infeksi.
 Keringkan dengan handuk bersih.
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI BCG
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin
Pastikan sebelumnya vaksin tidak kadaluarsa
5. Melilitkan plastik pada leher ampul dengan erat
6. Mempertahankan ampul vaksin pada lehernya dengan hati-hati keluar dari
lilitan
7. Melarutkan vaksin BCG dengan pelarut vaksin BCG
Gunakan semprit 5 cc yang steril
8. Menggoyang-goyangkan ampul vaksin hingga vaksin larut secara merata
9. Mengisi semprit dengan vaksin BCG menggunakan semprit 0,1 cc
10. Mengeluarkan gelembung udara
Perhatikan agar vaksin tidak terlalu banyak atau sedikit, ukur agar piston
tepat pada skala 0,05 cc
11. Mengatur posisi bayi
Bayi dapat dipangku ibunya atau dibaringkan
12. Membersihkan lengan kiri bayi dengan menggunakan kapas yang dibasahi air
Matang
13. Memegang lengan anak dengan tangan kiri dan memegang semprit dengan
tangan kanan, lubang jarum semprit menghadap ke atas
14. Memasukkan ujung jarum ke dalam kulit sedikit mungkin melukai kulit
Penyuntikan dilakukan pada 1/3 lengan kanan bagian atas, suntikan
dilakukan secara intra cutan
15. Meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ujung barrel. Memegang pangkal barrel
antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu dorong piston dengan ibu jari tangan
Kanan
16. Menyuntikkan 0,05 cc vaksin BCG

17. Mencabut jarum setelah vaksin habis

18. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan

19. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
Mengeringkannya
20. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
60
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI POLIO
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka tutup metal dan tutup karet pada flakon vaksin polio
Pastikan vaksin belum kadaluarsa
5. Memasang pipet plastik pada flakon
6. Mengatur posisi bayi, untuk lebih memudahkan bayi dapat sambil dipangku
oleh ibunya
7. Menekan kedua pipi bayi dengan menggunakan kedua jari tangan kiri,
sehingga bayi membuka mulutnya
Lakukan dengan lembut dan hati-hati, jangan sampai melukai bayi
8. Tangan kanan memegang flakon vaksin polio, lali meneteskan 2 tetes vaksin
ke mulut bayi
9. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan
10. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
11. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
33
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI DPT
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin
Pastikan sebelumnya vaksin tidak kadaluarsa
5. Mengusap karet penutup pada flakon dengan menggunakan kapas basah
sebagai tindakan desinfeksi
6. Mengambil semprit steril ukuran 1 cc dan memasang jarum DPT ke dalam
semprit tersebut
7. Membuka tutup jarum dan menghisap udara ke dalam semprit sebanyak 0,5
cc
Lakukan dengan hati-hati sewaktu melakukannya, jaga agar tetap steril
8. Menusukkan jarum ke dalam karet penutup flakon lalu masukkan udaranya
ke dalam flakon
9. Membalikkan flakon vaksin sehingga posisi berada di atas jarum, lalu
menyedot 0,5 cc vaksin ke dalam semprit
Lakukan dengan benar dan hati-hati, sewaktu mengisikan vaksin perhatikan
vaksin sudah tercampur dengan rata dan tidak ada vaksin yang beku
10. Mencabut jarum dari flakon, semprit di tegak luruskan ke atas untuk melihat
apakah terdapat gelembung udara, doronglah piston sehingga gelembung
udara keluar
11. Mengatur posisi bayi, bayi dapat dipangku oleh ibu atau dibaringkan dengan
dipegangi oleh ibu
Bayi dapat dipangku ibunya atau dibaringkan
12. Menyuntikkan vaksin DPT sebanyak 0,5 cc pada paha sebelah luar dengan
suntikan IM

13. Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan

14. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
Mengeringkannya

15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%


45
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI HEPATITIS B JENIS UNIJECT
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Mempersiapkan posisi bayi
Penyuntikan dilakukan pada 1/3 paha bagian luar secara IM
5. Mengambil uniject dari dalam termos vaksin/lemari pendingin
Pastikan uniject tidak kadaluarsa
6. Membuka kantong alumunium/plastik dan mengeluarkan uniject
7. Memegang uniject pada leher dan tutup jarum dengan memegang keduanya
di antara jari telunjuk dan jempol
8. Mendorong tutup jarum ke arah lateral dengan tekanan
9. Meneruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum dan leher
Saat uniject diaktifkan akan terasa ada hambatan dan rasa menembus
lapisan
10. Membuka tutup jarum
11. Memegang uniject pada bagian leher dan memasukkan jarum pada bayi
Pada imunisasi jenis uniject tidak diperlukan aspirasi. Sewaktu penyuntikan
usahakan anak berada dalam keadaan tenang
12. Memijat reservoir dengan kuat untuk memasukkan vaksin, setelah reservoir
kempis cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan seluruh uniject
masuk ke tubuh bayi
13. Membuang uniject yang sudah tidak terpakai di tempat benda tajam

14. Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan

15. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya

16. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi

17. SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%


48
PENUNTUN BELAJAR IMUNISASI CAMPAK
KASUS
NO LANGKAH 1 2 3 4 5
Alat:
a. Vaksin campak dalam cold pack
b. Pelarut vaksin
c. Gergaji ampul
d. Jarum suntik 5 cc (untuk pelarut vaksin)
e. Spuit one used 0,5 cc untuk menyuntikan vaksin
f. Kapas Kering
1.
g. Kapas Basah
h. Perlak
i. Sarung tangan
j. Safety box
k. Bengkok
l. Larutan klorin 0,5%
m. Buku KIA/Catatan Imunisasi
Pasien:
Atur posisi bayi sesuai imunisasi yang akan diberikan. Memposisikan
2.
bayi duduk dengan digendong oleh ibunya dan membebaskan daerah
yang akan disuntik dari pakaian.
Tempat :
3. Jaga privasi/kenyamanan anak
LANGKAH-LANGKAH
Menyapa ibu anak atau bayi dengan ramah dan memperkenalkan diri
4. sebagai petugas kesehatan kepada ibu
Mengecek jenis vaksin yang akan dibutuhkan oleh bayi/anak pada saat
5. kunjungan dari buku KIA atau catatan imunisasi bayi, sekaligus
memastikan bahwa vaksin tidak kadaluarsa
Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan efek samping, tempat
6. injeksi dan lain-lain
7. Mencuci tangan
Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan mendekatkan cold
8. pack di meja yang tidak terkena sinar matahari langsung

9. Meletakkan vaksin di atas spon/busa yang berasa di dalam cold pack


agar vaksin tidak terendam air untuk mencegah kontaminasi vaksin dari
bakteri lain
Memasang perlak
10.

11. Memakai sarung tangan

12. Mengambil vaksin dari cold pack dan siapkan pelarut Campak.
Sebelum pelarut dimasukkan dalam ampul, maka pelarut harus
diupayakan diletakkan dalam cold pack sehingga suhu pelarut sama
dengan suhu campak kering dalam ampul
13. Buka penutup karet ampul kemudian desinfeksi karet ampl dengan
kapas basah

14. Menyedot pelarut dengan jarum steril 5 cc, kemudian masukkan ke


dalam ampul campak kering perlahan-lahan hingga semua pelarut
masuk ke dalam ampul. Campur vaksin dengan pelarut dengan cara
vial di putar satu arah di tempat yang datar secara perlahan-lahan
15. Menyiapkan daerah tempat penyuntikan dengan tepat dan bersih di
mana darah dan cairan tubuh tidak mungkin keluar. Segera siapkan
vaksin sewaktu akan memberikan suntikan, jangan siapkan beberapa
spuit vaksin terlebih dahulu sebelum bayi yang akan diimunisasi siap
16. Menyedot vaksin campak sebanyak 0,5 cc dan jangan biarkan jarum
yang dipakai untuk menyedot vaksin terpasang di bagian paling atas
atau tutup ampul vaksin
17. Menarik jarum dalam ampul. Untuk menghilangkan gelembung udara,
pegang spuit tegak lurus dan buka penyumbatnya, kemudian tekan
dengan hati-hati ke tanda tutup
18. Menentukan tempat penyuntikan di lengan kiri atas

19. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah (bukan kapas


alkohol)

20. Menyuntikkan vaksin campak secara subcutan (dengan sudut spuit


450), dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Memastikan
jarus tidak masuk dalam pembuluh darah dengan melakukan aspirasi.
Hapus darah di lokasi penyuntikan dengan menggunakan kapas kering
21. Masukkan spuit kedalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam
spuit kemudian masukkan ke dalam safety box

22. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal seperti demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi
23. Membereskan semua peralatan yang digunakan, dan pisahkan sampah
kering dan sampah basah

24. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan

25. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi

26. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA/catatan


imunisasi

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%


78
Definisi

Sepsis neonatorum adalah sindroma klinis yang terjadi pada bayi 8-28 hari denganmanifestasi
infeksi sistemik dan bakteri patogen dalam aliran darah. Secara umum sepsisneonatorum
diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya menjadi Berbagaimikroorganisme seperti bakteri,
virus, parasit atau jamur.

Sepsis neonatorium adalah kondisi serius dan masih menjadi salah satu penyebabutama kematian
pada bayi. Maka dari itu Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaankehamilan rutin ke dokter atau
bidan, dan melahirkan dengan ditolong oleh tenagakesehatan yang profesional. Dengan
pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin,harapan sembuh akan semakin baik.B.

Faktor Resiko

1. Potensi Infeksi : 1)KPD


2) Infeksi saat hamil
3) Amnionitis
4) Prematuritas
5) Persalinan tidak steril

2. Sesudah lahir : 1)Resusitasi tidak steril

2)Ruang perawatan tidak memadai

3. Infeksi lokal : 1) Stomatitis, luka lecet, dan lain lain.

Gejala-gejala Sepsis Neonatorum

Gejala sepsis pada bayi cenderung tidak spesifik. Hal ini menyebabkan bayi yangterkena sepsis
sering dikira mengalami gangguan lain, seperti sindrom
distress pernapasan atau pendarahan otak. Namun, bayi yang terkena sepsis neonatorum dapat
menunjukkan ciri-ciri seperti:

1.Perubahan suhu tubuh; suhu tubuh bisa rendah atau tinggi (demam). 2. Muntah-muntah

3. Bayi tampak kuning 4. Diare

5. Penurunan kesadaran 6. Perut membengkak

7. Kurang mau menyusui 8. Kejang-kejang

9. Detak jantung menjadi cepat atau lambat 10. Gula darah rendah

11. Kulit pucat atau kebiruan 12. Sesak napas


Faktor yang berhubungan dengan sepsis neonatorum

a). Ketuban Pecah Dini

Pada saat ketuban pecah, paparan bakteri yang berasal dari vagina akan lebih berperan
dalam infeksi janin. Pada keadaan ini bakteri dari saluran genitourinaria masukke dalam rongga
uterus dan bayi dapat terkontaminasi melalui saluran pernafasanmaupun saluran cerna. Kejadian
kontaminasi bakteri pada bayi yang belum lahir akanmeningkat apabila ketuban telah pecah lebih
dari 18-24 jam.

b) Infeksi Saat Hamil

Terdapat 3 mekanisme terjadinya infeksi pada neonatus yaitu saat neonatusdalam kandungan
(pranatal), saat persalinan (intranatal) dan setelah lahir (pasca natal).Paparan infeksi pranatal
terjadi secara hematogen dari ibu yang menderita penyakittertentu, seperti infeksi virus atau
infeksi parasit Toxoplasma, Rubella, Herpes (TORCH) dimana transmisi secara hematogen
melalui plasenta ke janin. Infeksi tersebut dapat menyebabkan abortus spontan dini, malformasi
kongenital, pertumbuhan terhambat intrauterin, bayi lahir prematur, penyakit akut selama masan
eonatal atau infeksi persisten. Selama dalam kandungan janin terlindungi
dari paparan bakteri ibu oleh adanya cairan dan lapisan amnion. Namun bila terjadikerusakan
lapisan amnion, janin berisiko menderita infeksi melalui amnionitis.

c) Gawat Janin

Gawat janin merupakan keadaan dimana janin tidak dapat memperoleh pasokan oksigen yang
memadai. Adanya gawat janin ditandai dengan frekuensi
denyut jantung janin <120 kali per menit atau >160 kali per menit, berkurangnya gerakan janin
dan air ketuban yang bercampur mekonium dan berwarna kehijauan.

Penanganan Sepsis Neonatorum pada Bayi

Bila Si Kecil menderita sepsis neonatorum, pengobatan harus dimulai secepatmungkin karena
sistem imunitas bayi belum sempurna. Bayi dengan sepsis neonatorum perlu mendapat
perawatan dan evaluasi ketat di rumah sakit. Dokter kemungkinan akanmemberi Si Kecil
antibiotik suntikan sedini mungkin sambil melakukan pemeriksaanlengkap.Selain diberi obat-
obatan, dokter juga akan memantau tanda-tanda vital dantekanan darah Si Kecil, serta melakukan
pemeriksaan darah lengkap. Jika suhu tubuh SiKecil tidak stabil, dia bisa dimasukkan ke
dalam inkubator. 
DAFTAR TILIK
SEPSIS NEONATORUM
Hasil penilaian
No. Langkah / kegiatan yang dinilai
Tidak Tidak
Memuaskan
memuaskan diamati

I ANAMNESIS

1 Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien

- Memahami bahasa tubuh

2 Menanyakan keluhan utama

3 Mencari gejala lain dari sepsis neonatorum:


sesak, kejang, diare, malas minum, letargi,
kuning

4 Mencari faktor resiko terjadinya sepsis

5 Mencari diagnosis banding: meningitis,


pnemonia, hiperbilirubinemia ensefalopati

II PEMERIKSAAN FISIK

1 Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien

- Memahami bahasa tubuh


2 Menentukan kesan sakit

3 Tentukan keadaan sakit: ringan/sedang/berat

4 Lakukan pengukuran tanda vital:

Kesadaran , laju nadi, laju pernafasan, dan suhu


tubuh

5 Apakah ada takikardi? Atau bradikardi?

6 Apakah ada apnea? Laju nafas < 30 atau > 60


x/menit

7 Periksa kulit: anemia? Ikterik? Pustula?

8 Periksa ubun-ubun besar: cembung? Cekung?

9 Periksa iritabilitas? Apakah bayi menangis


melengking?

10 Periksa leher: limfadenopati ?

11 Periksa jantung: bunyi jantung redup atau


tidak?

12 Periksa paru: ada ronki? Atau kelainan yang


lain?

13 Ekstremitas : cek waktu pengisian kapiler

III USULAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Keterampilan dalam memilih rencana


pemeriksaan (selektif dalam memilih jenis
pemeriksaan)

IV DIAGNOSIS

Keterampilan dalam memberikan argumen dari


diagnosis kerja yang ditegakkan

V TATA LAKSANA PENGELOLAAN

1 Memilih jenis pengobatan atas pertimbangan


keadaan klinis, ekonomi, nilai yang dianut
pasien, pilihan pasien, dan efek samping
2 Memberi penjelasan mengenai pengobatan
yang akan diberikan

3 Memantau hasil pengobatan

VI PENCEGAHAN

Menerangkan cara penularan, faktor-faktor


yang mempermudah penularan, peran karier,
dan vaksinasi.

Peserta dinyatakan: Tanda tangan pembimbing


 Layak
 Tidak layak melakukan prosedur

( Nama jelas )

Deskripsi
Infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di sekitar tali pusat ditandai dengan tali pusat
merah, bengkak, mengeluarkan nanah, dan berbau busuk. Infeksi tali pusat umumnya dialami
oleh bayi yang baru lahir, yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna.
Infeksi ini dialami dalam kurun waktu beberapa hari setelah kelahiran bayi. Gejala infeksi
tali pusat tidak langsung tampak secara kasat mata pada awal-awal kehidupan bayi. Infeksi
biasanya dimulai dengan tanda-tanda kemerahan dan keluar nanah setelah 3 hingga 9 hari
kelahiran.

Pencegahan
Menjaga tali pusat kering dan bersih merupakan salah satu kunci untuk mencegah infeksi dan
membantu tali pusat cepat lepas. Cara yang bisa dilakukan adalah:
 Bersihkan kulit di sekitar tali pusat setidaknya sekali sehari.
 Bersihkan tali pusat dengan air biasa dan keringkan dengan kasa steril atau kain
bersih.
 Biarkan terbuka (jangan dibungkus).
 Hindari penggunaan antiseptik (alkohol, povidone iodine) atapun bedak di sekitar tali
pusat.
 Jaga agar tali pusat tetap kering, terutama ketika mandi. Pastikan permukaan air selalu
berada di bawah pusar sampai tali pusat terlepas sendiri.
 Pilih pakaian berbahan katun yang longgar, agar sirkulasi udara tetap terjaga.
 Jangan diberi ramuan apapun. Jika kotor, bersihkan dengan kain bersih dan air
matang.
 Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya.

Gejala
Tali pusat yang terinfeksi akan mengalami kondisi berupa:
 Kemerahan.
 Pembengkakan.
 Hangat.
 Nyeri saat ditekan.
 Eksudat (campuran serum, sel, atau sel rusak yang keluar dari pembuluh darah ke
dalam jaringan, biasanya akibat radang).
 Bau busuk pada tali pusat.
 Demam
 Lesu
 Tidak mau menyusu.

Penyebab
Penyebab utama dari masalah ini adalah infeksi bakteri. Faktor risikonya yaitu:
 Berat lahir bayi rendah (kurang dari 2.500 gr).
 Sebelumnya kateterisasi umbilikalis.
 Kelahiran dengan sepsis (ketuban pecah dini, infeksi maternal, persalinan tidak steril).
 Ketuban pecah lama (lebih dari 12 jam).
 
Infeksi tali pusat bisa jadi merupakan manifestasi gangguan imunologi atau neutropenia
kongenital.

Diagnosis
Akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter, dan ditunjang dengan:
 Pemeriksaan laboratorium termasuk kultur bakteri.
 Imaging: USG, CT-scan, dan abdominal radiography.
 Lumbar pucture bila terjadi sepsis.

Penanganan
Penatalaksanaan infeksi tali pusat pada neonatus termasuk terapi antibiotik dan terapi
suportif.
 Antibiotik parenteral.
 Terapi suportif, termasuk suplemental oksigen dan ventilator bila diperlukan,
pemberian cairan dan agen vasoaktif bila terjadi hipotensi, pemberian platelet atau
fresh frozen plasma bila diperlukan, merawat bayi di tempat yang mempunyai
penunjang kardiopulmoner.

Anda mungkin juga menyukai