A. Hasil Aktualisasi
Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III,
kegiatan yang dilakukan peserta harus dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN serta
peran dan kedudukan ASN.
Terdapat 8 (delapan) kegiatan aktualisasi nilai dasar yang dilakukan di tempat kerja
peserta Pelatihan Dasar ini, yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala seksi sumber daya dan tenaga kerja jasa
konstruksi.
Konsultasi dilakukan sejak peserta masih menjalani proses pelatihan dasar di
BPSDM Kampus I pada hari senin tanggal 22 Juli 2019. Konsultasi dilakukan
melalui whatsapp dan telepon dengan meminta bimbingan Kepala Seksi Sumber
Daya dan Tenaga Kerja Jasa Konstruksi terkait isu yang akan diangkat serta
gagasan pemecahan isu. Setelah itu, saat peserta kembali ke tempat kerja,
peserta berkonsultasi secara langsung dengan mentor membahas rencana
kegiatan, meminta bimbangan dan arahan, mencacat hasil pertemuan dan
bimbingan dari pimpinan, serta membuat surat rekomendasi berdasarkan hasil
pertemuan dan memasukkan surat rekomendasi kepada pimpinan untuk
disetujui dan ditanda tangani. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan
nilai ANEKA yaitu Etika Publik, Whole of Government, Manajemen ASN,
Nasionalisme dan Akuntabilitas. Serta mendukung misi organisasi yaitu
terwujudnya “Pemerintahan yang berorientasi melayani, inovatif, dan
berkarakter”.
48
2. Mengumpulkan data mengenai Kegiatan Monitoring Evaluasi K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Pengumpulan data mengenai Kegiatan Monitoring Evaluasi K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi dilakukan melalui koordinasi
dengan rekan-rekan bidang jasa konstruksi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Senin 05 Agustus 2019, dalam kegiatan ini peserta Pelatihan Dasar meminta dan
mengidentifikasi data cakupan yang diperoleh dari SIRUP (“Sistem Informasi
Rencana Umur Pengadaan”) untuk melihat lokasi, jenis proyek, serta anggaran
proyek yang sedang berjalan pada saat ini. Dari kegiatan ini diperoleh hasil
lokasi proyek yang akan dikunjungi peserta Pelatihan Dasar. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Whole of Government,
Akuntabilitas, Etika Publik, dan Anti Korupsi. Selain itu berkoordinasi dengan
rekan-rekan di bidang jasa konstruksi merupakan salah satu perwujudan dari
misi “Pembangunan manusia yang kompetitif dan inklusif”.
3. Persiapan kunjungan ke lokasi proyek kegiatan monitoring evaluasi K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Kegiatan ini terlaksana pada hari Jum’at tanggal 16 Agustus 2019. Sebelum
melakukan kunjungan ke lokasi proyek kegiatan monitoring evaluasi K3
(Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi terlebih dahulu
dilakukan yaitu menentukan personil/anggota, menetukan jadwal kunjungan,
menyiapkan peralatan kunjungan (Kamera, Alat Tulis, Pakaian safety/ alat
pelindung diri (APD), kendaraan operasional, dan format monitering evaluasi).
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Whole of
Government, Akuntabilitas, Etika Publik, dan Anti Korupsi. Selain itu dengan
melakukan persiapan monitoring evaluasi merupakan salah satu perwujudan
dari misi “Pembangunan manusia yang kompetitif dan inklusif”.
4. Melakukan kunjungan ke lokasi proyek guna observasi langsung kegiatan
monitoring evaluasi K3 (Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa
konstruksi.
Kegiatan ini terlaksana pada hari Jum’at tanggal 16 Agustus 2019 dengan
tahapan, menyiapkan perlatan kunjungan (Kamera, Alat Tulis, Pakaian safety,
kendaraan operasional, dan format monev), koordinasi dengan site manager,
pemantauan, discus dan tanya jawab, serta membuat rekomendasi hasil
49
monitoring. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu
Pelayanan Publik, Etika Publik, Komitmen Mutu, Nasionalisme, Whole of
Government, dan Manajemen ASN. Selain itu dengan melakukan kegiatan
monitoring evaluasi merupakan salah satu perwujudan dari misi “Peningkatan
produktifitas dan daya saing produk sumber daya alam yang berkelanjutan”.
5. Melakukan Koordinasi dengan rekanan atau tim terkait penyusunan
bagan/skema alur kerja monitoring dan evaluasi K3 (Kesehatan, dan
Keselamatan kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Kegiatan ini terlaksana pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2019, kegiatan ini
diawali dengan mengumpulkan rekan-rekan staf Jasa Konstruksi kemudian
mengumpulkan data untuk menyusun bagan/skema alur kerja monitoring dan
evaluasi K3 (Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu, Komitmen
Mutu, Whole of Government, dan Akuntabilitas. Selain itu dengan melakukan
kegiatan koordinasi dengan rekanan atau tim merupakan salah satu perwujudan
dari misi “Pembangunan manusia yang kompetitif dan inklusif”.
6. Melakukan sosialisasi internal terkait bagan/skema yang telah dibuat.
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi terkait bagan alur kerja
monitoring dan evaluasi K3 sesuai dengan prosedur yang telah diterapkan.
Dimana kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Agustus 2019. Dimulai
dengan menyiapkan hasil cetak dari bagan/skema alur kerja yang telah
direalisasikan ke dalam bentuk Info Grafis. Dalam hal ini proses pengerjaan info
grafis berkerjasama dan bersinergi dengan ahli desain untuk membantu
mendesain bagan/skema sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Whole of Government,
Etika Publik, Anti Korupsi, Komitmen Mutu dan Pelayanan Publik. Selain itu
dengan melakukan kegiatan koordinasi dengan rekanan atau tim merupakan
salah satu perwujudan dari misi “Pembangunan manusia yang kompetitif dan
inklusif”.
7. Melakukan perbaikan dan finalisasi terkait bagan atau skema alur kegiatan
monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam tertib Jasa
Konstruksi.
50
Kegiatan ini dilakukan pada Rabu, 04 September 2019, dimulai dengan membuat
Flowchart bagan atau skema alur kerja yang akan direalisasikan dalam bentuk
infografis. Dalam hal ini proses pengerjaan info grafis berkejasama dan
bersinergi dengan ahli desain untuk membantu mendesain bagan/skema sesuai
dengan konsep yang telah dibuat. Sesuai nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi dan Manajemen ASN. Dan
terlaksananya visi “Sulawesi Selatan yang inovatif, produktif, kompetitif,
inklusif dan berkarakter” serta misi “Pemerintahan yang berorientasi
melayani, inovatif dan berkarakter”.
8. Penyusunan laporan aktualisasi dan penandatanganan surat pernyataan
komitmen.
Kegiatan dilakukan dengan mengolah semua data dan menyusunnya menjadi
sebuah laporan aktualisasi serta penandatanganan surat pernyataan komitmen,
dan membuat testimony kegiatan. Dalam kegiatan ini peserta selalu
berkoordinasi dengan mentor dan coach untuk meminta arahan terkait format
dan sistematika penulisan laporan. Sesuai nilai Akuntabilitas, Komitmen Mutu,
Etika Publik, Anti Korupsi dan Manajemen ASN. Dan salah satu wujud misi
“Peningkatan produktifitas dan daya saing produk sumber daya alam yang
berkelanjutan”.
Kegiatan di atas dilaksanakan selama 38 hari mulai dari tanggal 01 Agustus sampai
tanggal 7 September 2019. Adapun kegiatan tersebut dijabarkan pada tabel di bawah
ini.
51
Tabel 4.1 Tabel Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
52
b. Meminta - Notulen bimbingan dan arahan dari Manajemen ASN transparansi.
bimbingan dan Kepala Seksi Bina Sumber Daya Jasa
Adanya tata kelola
arahan terkait Konstruksi
dalam organisasi
rencana kegiatan
berupa rangkaian
yang akan
kegiatan termasuk
dilakukan
dalam tata kelola
ASN, sehingga
masuk dalam
manajemen ASN.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
merupakan
hubungan dua
pihak, di mana
seorang pemimpin
bertugas memberi
arahan dan
bimbingan. Oleh
karena itu, seorang
staf harus meminta
arahan kepada
pemimpin agar
terbangun
hubungan
komunikasi yang
baik
Nasionalisme
Sikap nasionalisme
53
c. Membuat surat - Surat Rekomendasi dari Kadis, Kabid, yang ditunjukan
rekomendasi dan Mentor dalam kegiatan ini
kegiatan yaitu tanggung
jawab dan
kejujuran.
54
(surat rekomendasi PLH. Kadis)
- Dokumentasi kegiatan
2 Mengumpul a. Berkoordinasi - Notulen koordinasi dengan seksi Whole of Berkoordinasi Kegiatan ini
55
kan data dengan kepala bina sumber daya jasa konstruksi Government dengan teman- mengandung nilai
mengenai seksi Bina Sumber teman di bidang W o G,
Prinsip WoG adalah
Kegiatan Daya Jasa jasa konstruksi Akuntabilitas,
adanya koordinasi,
Monitoring Konstruksi di merupakan salah Etika Publik, dan
kolaborasi, dan
Evaluasi K3 bidang jasa satu perwujudan Anti Korupsi,
kerjasama dalam
dalam tertib konstruksi dari misi serta merupakan
suatu instansi
jasa “Pembangunan penguatan
maupun antar
konstruksi. manusia yang terhadap nilai
instansi.
kompetitif dan Kompetensi,
Akuntabilitas inklusif” Integritas,
transparansi dan
Salah satu langkah
akuntabel.
dalam membuat
framework
akuntabilitas adalah
melakukan
perencanaan,
dengan cara
identifikasi data
proyek. Selain itu
seorang ASN harus
konsisten dalam
menyajikan data
yang valid untuk
menjamin
kepercayaan
masyarakat. Oleh
karena itu sebelum
membuat rencana
kegiatan, kita harus
memiliki data
b. Identifikasi data
tentang proyek
56
proyek yang sedang - Data cakupan yang diperoleh dari tersebut untuk
berjalan dari situs : Sistem Informasi Rencana Umur dilakukan kegiatan
“Sistem Informasi Pengadaan” (SIRUP)/sistem LPSE monitoring
Rencana Umur (Layanan Pengadaan Secara evaluasii
Pengadaan” Elektronik) PU Provinsi Sulawesi
Etika Publik
(SIRUP) / sistem Selatan
LPSE (Layanan Salah satu nilai
Pengadaan Secara dasar etika publik
Elektronik) PU adalah menghargai
Provinsi Sulawesi komunikasi,
Selatan konsultasi, dan
- Lokasi proyek kerjasama. Dalam
dunia pekerjaan
- Dokumentasi kegiatan
kita harus saling
berkoordinasi dan
bekerja sama untuk
Sistem Informasi Rencana Umur Pengadaan meningkatkan
(SIRUP)
kualitas pelayanan
Anti Korupsi
57
proyek yang akan - Dokumentasi Kegiatan
dikunjungi
58
c. Menyiapkan kunjungan ke lokasi
bahan kunjungan proyek. Selain itu
(Kamera, Alat seorang ASN harus
Tulis, Pakaian konsisten dalam
safety, kendaraan menyajikan data
operasional, dan yang valid untuk
form monev) menjamin
kepercayaan
masyarakat. Oleh
karena itu sebelum
membuat rencana
kegiatan, kita harus
memiliki data
tentang proyek
tersebut untuk
dilakukan kegiatan
monitoring
evaluasii
Etika Publik
(Jum’at 16 Agustus 2019) Salah satu nilai
dasar etika publik
adalah menghargai
komunikasi,
konsultasi, dan
kerjasama. Dalam
dunia pekerjaan
kita harus saling
berkoordinasi dan
bekerja sama untuk
meningkatkan
59
kualitas pelayanan
Anti Korupsi
60
kerja) dalam seorang ASN harus Integritas,
tertib jasa bertindak sesuai Tranparansi, dan
dengan Akuntabel.
konstruksi.
kompetensinya.
1. Selain itu dalam
melaksanakan
monitoring evaluasi
(Daftar Hadir Monev Preservasi Jalan ini, kita harus
Ruas Hertasning) menerapkan etika
publik yaitu
- Dokumentasi Kegiatan berbicara sopan
b. Melaksanakan dan bertingkah laku
kegiatan baik
monitoring
Komitmen Mutu
evaluasi berupa
pemantauan. Pelaksanaan
monitoring evaluasi
dilaksanakan
dengan efektif dan
efisien, diukur dari
ketepatan waktu
pelaksanaan
monitoring evaluasi
Nasionalisme
Salah satu
penerapan
Panacasila sila
kelima yaitu
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
61
Indonesia adalah
bersikap adil, di
mana dalam
melakukan kegiatan
monitoring evaluasi
harus bersikap adil
tanpa membedakan
suku, agama, ras
Whole of
Government
Kegiatan ini
mengandung nilai
- Laporan monitoring evaluasi WoG karena dalam
melakukan
c. Koordinasi monitoring evaluasi
dengan site membutuhkan
manager terkait kerjasama dengan
hasil kegiatan pelaku kerja
monev. konstruksi lainnya.
Manajemen ASN
Adanya rangkaian
kegiatan dalam
pelaksanaan
monitoring evaluasi
terkait dengan tata
kelola ASN.
62
- Laporan Hasil Pemantauan
63
64
65
5 Membuat a. Membuat draft - Draft rancangan skema/bagan alur Komitmen Mutu Membuat dan Pada kegiatan ini
dan bagan/skema alur kerja menyusun bagan mengandung
Inovasi dalam
menyusun kerja alur kerja beberapa nilai
pembuatan
bagan alur monitoring dan yaitu Komitmen
rancangan
kerja evaluasi K3 mutu, W o G, dan
dibutuhkan untuk
monitoring (Kesehatan dan Akuntabilitas.
beradaptasi dengan
dan evaluasi Keselamatan Serta harus
tuntutan.
K3 Kerja) dan tertib dengan penerapan
(Kesehatan Whole of jasa konstruksi. nilai organisasi
dan Government merupakan salah yaitu,
Keselamata satu perwujudan Kompetensi,
Kegiatan ini
n Kerja) dari misi Integritas,
mengandung nilai
dalam tertib “Peningkatan Tranparansi, dan
b. Koordinasi WoG karena dalam
jasa produktifitas Akuntabel.
dengan rekan- melakukan
konstruksi. - Dokumentasi kegiatan dan Notulen dan daya saing
rekan terkait penyusunan alur
Hasil Koordinasi produk Sumber
bagan/skema kegiatan
Daya Alam yang
yang telah dibuat. membutuhkan
berkelanjutan”
kerjasama dengan
teman-teman di
Bidang Jasa
Konstruksi.
Akuntabilitas
66
Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi
akan meningkatkan
kinerja para pelaku
jasa konstruksi.
Etika Publik
Manajemen ASN
Melakukan
penyusunan bagan
alur merupakan
contoh tata kelola,
sehingga masuk ke
dalam nilai
manajemen ASN
67
6 Melakukan a. Menyiapkan - Undangan sosialisasi Whole of Melakukan Kegiatan ini
sosialisasi bahan dan alat Government sosialisasi internal mengandung nilai
internal yang diperlukan di bidang jasa W o G, Etika
Prinsip WoG adalah
terkait konstruksi Publik, dan Anti
adanya sosialisasi,
bagan/skem merupakan salah Korupsi. Serta
kolaborasi, dan
a yang telah satu perwujudan harus dengan
kerjasama dalam
dibuat. dari misi penerapan nilai
suatu instansi
“Pembangunan organisasi yaitu,
maupun antar
manusia yang Kompetensi,
instansi.
kompetitif dan Integritas,
Etika Publik inklusif” Tranparansi, dan
Akuntabel.
Salah satu nilai
dasar etika publik
adalah menghargai
komunikasi,
- Daftar hadir/absensi sosialisasi, dan
kerjasama. Dalam
dunia pekerjaan
kita harus saling
b. Menyiapkan bersosialisasi dan
bagan atau skema bekerja sama untuk
alur kerja yang meningkatkan
telah dibuat kualitas pelayanan
Anti Korupsi
68
- Dokumentasi kegiatan dengan fakta, oleh
karena itu dalam
mengumpulkan
data, harus
dilakukan dengan
jujur sesuai fakta
yang ada.
Komitmen Mutu
c. Notulen Inovasi dalam
Sosialisasi pembuatan
internal terkait rancangan
bagan/skema dibutuhkan untuk
yang telah dibuat. beradaptasi dengan
tuntutan.
Pelayanan Publik
Melakukan
sosilalisasi internal
merupakan salah
satu bentuk
pelayanan publik
69
- Notulen Kegiatan
70
- Dokumentasi kegiatan
71
(Rabu, 04 September 2019)
72
sosialisasi, dan
kerjasama. Dalam
dunia pekerjaan
kita harus saling
bersosialisasi dan
bekerja sama untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan
- Testimoni - Testimoni Kegiatan
Anti Korupsi
Manajemen ASN
Melakukan
penyusunan
laporan aktualisasi
merupakan contoh
tata kelola, sehingga
masuk ke dalam
73
nilai manajemen
ASN
74
B. Analisis Dampak
Nilai-nilai dasar yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil
Negara secara profesional sebagai pelayan masyarakat meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kemudian pengetahuan
tentang kedudukan dan peran ASN untuk menjalankan fungsi ASN yang perlu
diketahui sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat
pemersatu bangsa sehingga mampu mengelola tantangan dan masalah keragaman
sosial-kultural dengan menggunakan prespektif :Whole of Government, Manajemen
ASN dan Pelayanan Publik. Dengan kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN untuk menjalankan fungsi ASN,
peserta mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi dan fungsi ASN dengan
cara mengalami sendiri dalam penerapan dan merasakan manfaatnya secara langsung.
Setelah menerapkan melalui pengalaman langsung mengenai substansi nilai-nilai dasar
dasar profesi dan fungsi ASN dapat dirasakan manfaat ANEKA, WoG, Manajemen ASN
dan Pelayanan Publik dalam pencapaian visi misi organisasi.
Berikut adalah analisis dampak nilai-nilai dasar profesi ASN yang telah diaplikasikan
dalam kegiatan yang diuraikan sebagai berikut ini:
a. Akuntabilitas
75
akuntabilitas, agar peserta dapat membangun hubungan
komunikasi yang baik dengan pimpinan, sehingga mengetahui
kondisi di Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Bina
Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan, mengenai apa yang
dibutuhkan sehingga dapat membuat kegiatan yang mampu
menjawab kebutuhan.
Dampak Negatif Apabila dalam berkonsultasi dengan kepala seksi Bina Sumber
Daya Masyarakat Konstruksi tidak ada akuntabilitas maka
peserta pelatihan dasar tidak akan mampu meminta bimbingan
dan arahan dari kepala seksi Bina Sumber Daya Masyarakat
Konstruksi yang mengakibatkan peserta pelatihan dasar tidak
mengetahui isu yang ada di tempat kerja, dan tidak dapat
membuat rancangan kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada.
Tahapan 2. Mengumpulkan data terkait Kegiatan Monitoring Evaluasi
Kegiatan K3 dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Kegiatan ini dilakukan melalui koordinasi dengan kepala seksi
Bina Sumber Daya Masyarakat Konstruksi. Dengan adanya
akuntabilitas dalam melakukan kegiatan ini, maka peserta akan
berusaha mendapatkan data cakupan kegiatan sebelumnya
sebagai dasar dalam membuat perencanaan kegiatan.
Dampak Negatif Bila tidak ada akuntabilitas dalam melakukan kegiatan ini maka
peserta pelatihan dasar tidak memiliki data awal yang akurat
sebagai acuan pelaksanaan program aktualisasi.
Tahapan 3. Persiapan kunjungan ke lokasi proyek guna observasi
Kegiatan langsung monitoring evaluasi K3 (Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini, maka
peserta pelatihan dasar dan rekan-rekan di bidang Jasa
Konstruksi akan memiliki pengetahuan mengenai persiapan
sebelum melakukan kunjungan monitoring evaluasi sehingga
76
kegiatan monitoring evaluasi akan berjalan efektif dan efisien.
Dampak Negatif Bila tidak ada akuntabilitas dalam melaksanakan kegiatan ini
maka peserta pelatihan dasar dan dan rekan-rekan di bidang Jasa
Konstruksi tidak akan memiliki pengetahuan mengenai persiapan
sebelum melakukan kunjungan monitoring evaluasi sehingga
kegiatan monitoring evaluasi tidak akan berjalan efektif dan
efisien.
Tahapan 4. Melakukan kunjungan kelokasi proyek guna observasi
Kegiatan langsung monitoring evaluasi K3 (Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Salah satu langkah dalam membuat akuntabilitas adalah
melakukan perencanaan, dengan cara melakukan kunjungan ke
lokasi proyek guna observasi langsung untuk mengetahui alur
kegiatan monitoring evaluasi K3 (Kesehatan, dan Keselamatan
Kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Negatif Apabila tidak ada akuntabilitas dalam melaksanakan kegiatan
kunjungan kelokasi proyek guna observasi langsung monitoring
evaluasi K3 (Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) dalam tertib jasa
konstruksi maka pembuatan bagan/skema alur kegiatan
monitoring evaluasi tidak akan berjalan efektif dan efeisien.
Tahapan 5. Membuat dan menyusun bagan alur kerja monitoring dan
Kegiatan evaluasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam
tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki
kinerja. Melalui pembuatan bagan alur kerja Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi akan meningkatkan kinerja para rekan-
rekan staf pada bidang Jasa Konstruksi.
Dampak Negatif Apabila tidak ada akuntabilitas dalam melaksanakan kegiatan ini
maka alur monitoring evaluasi tidak akan terarah, efektif serta
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tahapan 6. Melakukan sosialisasi internal terkait bagan/skema yang
77
Kegiatan telah dibuat sekaligus penandatangan surat pernyataan
komitmen.
Dampak Positif Akuntabilitas diperlukan dalam melakukan sosialisasi internal
terkait bagan/skema yang telah dibuat karena dengan adanya
akuntabilitas sebuah kegiatan sosialisasi akan lebih akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan begitu juga dalam penandatangan
surat pernyataan komitmen, akuntabilitas dibutuhkan karena
dengan adanya akuntabilitas, maka alur kegiatan monitoring ini
kedepannya dapat dilaksanakan dengan sesuai standar yang
lebih terarah, sehingga hasilnya dapat dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu kegiatan monitoring evaluasi
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) akan selesai tepat waktu.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada saat melakukan
sosialisasi internal terkait bagan/skema yang telah dibuat
sekaligus penandatangan surat pernyataan komitmen maka hasil
dari pembuatan alur kegiatan monitoring evaluasi tersebut akan
kurang akurat serta tidak jelas sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini akan membuat kegiatan
monitoring evalusai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
menjadi tidak terarah dan tidak tepat sasaran.
Tahapan 7. Penyusunan laporan aktualisasi.
Kegiatan
Dampak Positif Akuntabilitas diperlukan dalam penyusunan laporan aktualisasi
karena dalam mengolah data dan menyusun laporan harus
bersifat transparan, netral, disertai kejelasan target dan dapat
dipertanggungjawabkan.
78
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
79
arahan dari pimpinan, sehingga tidak dapat melaksanakan
kegiatan aktualisasi dengan baik.
Tahapan 2. Mengumpulkan data terkait Kegiatan Monitoring Evaluasi
Kegiatan K3 dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Kegiatan ini dilakukan melalui konsultasi dengan kepala seksi
Bina Sumber Daya Masyarakat Konstruksi. Apabila dalam
kegiatan ini terdapat etika publik, maka kepala seksi Bina Sumber
Daya Masyarakat Konstruksi akan merasa nyaman sehingga dapat
membantu peserta pelatihan dasar dalam menyediakan data yang
diperlukan.
Dampak Negatif koordinasi menjadi tidak lancar sehingga peserta pelatihan dasar
tidak mendapatkan data terkait isu yang akan diangkat.Apabila
dalam kegiatan ini tidak menerapkan etika publik, maka
Tahapan 3. Persiapan kunjungan ke lokasi proyek kegiatan
Kegiatan monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan keselamatan
kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Etika sangat diperlukan dalam pergaulan sehari-hari. Salah satu
nilai dasar etika publik adalah menghargai komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama. Dalam dunia pekerjaan kita harus saling
berkoordinasi dan bekerja sama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Dengan menerapkan etika publik pada kegiatan ini
maka rekan-rekan staf Bidang Jasa Konstruksi akan merasa
nyaman dan dapat membantu persiapan kunjungan monitoring
evaluasi K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) dalam tertib jasa
konstruksi.
Dampak Negatif Apabila dalam kegiatan persiapan kunjungan tidak ada etika
publik maka rekan-rekan staf Bidang Jasa Konstruksi tidak akan
membantu persiapan kunjungan karena merasa terganggu dengan
peserta pelatihan dasar yang tidak memiliki etika.
Tahapan 4. Melakukan kunjungan ke lokasi proyek guna observasi
Kegiatan langsung kegiatan monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan
80
keselamatan kerja) dalam tertib jasa konstruksi.
Dampak Positif Salah satu nilai dasar etika publik adalah menjalankan tugas
secara profesional. Oleh karena itu dalam melaksanakan sebuah
tugas, seorang ASN harus bertindak sesuai dengan
kompetensinya. Selain itu dalam melaksanakan monitoring
evaluasi ini, kita harus menerapkan etika publik yaitu berbicara
sopan dan bertingkah laku baik.
Dampak Negatif Apabila dalam kegiatan kunjungan tidak ada etika publik maka
rekan-rekan pelaku Jasa Konstruksi tidak akan membantu dalam
proses kunjungan karena merasa terganggu dengan peserta
pelatihan dasar yang tidak memiliki etika.
d. Komitmen Mutu
81
rancangan dibutuhkan untuk beradaptasi dengan tuntutan.
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa adanya komitmen mutu
maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.
Tahapan 3. Penyusunan laporan aktualisasi.
Kegiatan
Dampak Positif Komitmen mutu sangat diperlukan dalam melakukan penyusunan
laporan aktualisasi. Dengan adanya komitmen mutu maka
kegiatan ini akan dilaksanakan secara efektif dan efisien, sesuai
dengan waktu yang teah ditentukan.
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu dalam kegiatan ini maka tidak
akan tersusun laporan aktualisasi tepat waktu.
e. Anti Korupsi
82
hasilnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini adalah dampak apabila pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN
tidak diaplikasikan dalam kegiatan :
a. Whole of Government
Peran ini menekankan pada pelayanan yang terintegrasi dengan prinsip kolaborasi,
kerjasama, dan koordinasi. Dalam kegiatan pertama yaitu melakukan konsultasi
dengan kepala seksi Bina Sumber Daya Masyarakat Konstruksi terkait rencana
kegiatan, dampak negative bila tidak menerapkan whole of government maka tidak
akan terjalin kerjasama. Dampak positif penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah
terjalin kerjasama dan koordinasi yang baik sehingga program dapat berjalan
dengan lancar.
Selain itu dalam kegiatan kunjungan ke lokasi proyek guna observasi langsung
kegiatan monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) diperlukan
kerjasama dengan para pelaku konstruksi terkait monitoring evaluasi yang akan
dilakukan, sehingga apabila tidak melaksanakan WoG (Whole of Government) maka
kegiatan monitoing evaluasi tidak maksimal. Dengan menerapkan WoG maka
kegiatan akan berjalan lancar karena adanya koordinasi dengan petugas lain.
Dampak positif dari pelaksanaan kegiatan ini bila menerapkan WoG (Whole of
Government) adalah kerjasama terjalin dengan baik.
b. Manajemen ASN
Dalam mewujudkan ASN yang profesional untuk menghadapi berbagai rintangan,
dibutuhkan manajemen ASN. Jika manajemen ASN tidak diterapkan maka akan
berpengaruh pada rendahnya kinerja seorang ASN. Dalam kegiatan konsultasi
dengan kepala seksi Bina Sumber Daya Masyarakat Konstruksi terkait rencana
kegiatan serta koordinasi dengan rekan-rekan staf bidang Jasa Konstruksi, bila tidak
ada manajemen ASN maka kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik,
peserta pelatihan dasar tidak akan mengetahui isu di tempat kerjanya dan tidak
akan mampu memecahkan isu tersebut. Dengan menerapkan manajemen ASN maka
kegiatan manajemen berupa tata kelola kegiatan berjalan dengan baik, mulai dari
83
konsultasi dengan atasan, rekan-rekan staf bidang Jasa Konstruksi, serta para
pelaku konstruksi.
Dalam kegiatan penyusunan bagan/skema alur kegiatan monitoring evaluasi, bila
tidak ada manajemen ASN maka tidak ada tata kelola kegiatan di dalamnya,
sehingga tidak ada proses persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi kegiatan, yang
menyebabkan kegiatan ini tidak maksimal. Dengan adanya manajemen ASN maka
kegiatan akan berjalan lebih terstruktur. Dalam kegiatan penyusunan laporan
aktualisasi, bila tidak ada manajemen ASN maka laporan bisa saja tidak dapat
diselesaikan tepat waktu. Sebaliknya, dengan adanya manajemen yang baik maka
kegiatan terlaksana tepat waktu.
c. Pelayanan Publik
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk
dalam pelayanan publik. Dalam kegiatan penyusunan bagan/skema alur kegiatan
monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), bila seorang ASN tidak
menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah bentuk pelayanan publik, maka dampak
yang akan terjadi adalah pelaku Jasa Konstruksi tidak akan mendapat manfaat apa-
apa dari kegiatan ini, rekan-rekan staf bidang Jasa Konstruksi tidak akan mendapat
alur kegiatan Monitoring Evaluasi K3 yang lebih terarah dan efisien. Apabila dalam
melaksanakan kegiatan ini didasarkan atas prinsip pelayanan publik, maka tentu
kegiatan akan dilaksanakan dengan sebaik mungkin, dengan mengutamakan
kepuasan rekan-rekan staf Bidang Jasa Konstruksi yang menjadi sasaran kegiatan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN, tidak hanya
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Selaku
staf Bidang Jasa Konstruksi haruslah berupaya mewujudkan visi dan misi
organisasi demi kemajuan organisasi ke depannya dengan menumbuhkan sikap
kreatif, inovatif, serta kompetitif. Jika staf Jasa Konstruksi tidak menjiwai sikap
nasionalisme dalam melakukan kegiatan maka konstribusi terhadap visi misi
organisasi sangat minim.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dengan harapan penerapan etika publik dalam setiap
kegiatan hendaknya berperan mewujudkan visi dan misi di lingkungan kerja,
selaku staf Bidang Jasa Konstruksi mampu meningkatkan hubungan kerjasama
antar staf maupun pimpinan/atasan, dan instansi terkait langsung ataupun tidak
85
langsung guna mewujudkan visi dan misi organisasi. Penerapan etika publik
yang kurang otomatis kontribusi terhadap visi misi organisasi pun berkurang.
4. Komitmen Mutu
Menjaga komitmen untuk menghasilkan mutu terbaik merupakan sebuah
keharusan untuk dilaksanakan dalam bekerja baik dari kepala dinas selaku
pimpinan dan para staf Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sulawesi
Selatan harus berkomitmen bersama dengan menumbuhkan sikap kreatif,
inovatif, serta kompetitif dalam kegiatan, guna mewujudkan visi dan misi
organisasi sehingga organisasi terus mengalami kemajuan. Jika komitmen mutu
kurang diterapkan maka kontribusi terhadap pencapaian visi misi organisasi
pun kurang.
5. Anti Korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Selaku ASN sikap ini harus selalu tertanam dengan baik di dalam diri
masing-masing dalam menjalankan tugas dan fungsi demi meningkatkan
profesionalisme guna mewujudkan visi dan misi organisasi. Namun sebaliknya
jika sikap anti korupsi ini tidak tertanam dengan baik dalam diri seorang ASN
maka maka kontribusi mewujudkan visi dan misi organisasi pun kurang baik.
6. WOG
Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi, kegiatan WOG yang dimaksud disini
yaitu koordinasi antara pimpinan dan sesama rekan kerja sangat diperlukan
untuk menciptakan kolaborasi atau kerja sama yang baik antar seluruh pihak
yang terkait dengan meningkatkan pemahaman terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mewujudkan sistem yang dapat membuat
kegiatan berjalan dengan lancar. Namun jika koordinasi dan kolaborasi kurang
86
baik dalam suatu organisasi maka konstribusi mewujudkan visi misi pun tidak
berjalan maksimal.
7. Pelayanan Publik
Pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara
penerima dan pemberi pelayanan. Dimana ASN selalu pemberi layanan dan
masyarakat selaku penerima layanan, hendaknya berupa memberikan layanan
dengan efektif dan efisien dalam setiap kegiatan baik dalam proses
pembangunan infrastuktur maupun kegiatan-kegiatan lain dengan sikap
professional demi mengembangkan visi misi organisasi. Apabila pelayanan
publik kurang efektif dan efisien dalam setiap kegiatan maka dianggap kurang
berkonstribusi terhadap visi misi organisasi.
8. Manajemen ASN
Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan sangatlah ditekankan. Selaku ASN tidak boleh memandang
segala berbedaan itu penghambat tapi justru sebagai motivasi untuk saling
berbagi dan membantu demi meningkatkan pencapaian visi misi organisasi
dalam menjadikan lingkungan pemerintah menjadi lingkungan yang kondusif,
aman, lengkap sarana dan prasarananya dengan sikap kreatif, inovatif, dan
kompetitif termasuk dalam kegiatan pemangunan infrastuktur. Akan tetapi jika
penerapan majanemen ASN tidak berjalan sebagaimana mestinya bisa
dipastikan kontribusi terhadap nilai-nilai organisasi pun tidak sesuai harapan.
87
Kontribusi Terhadap Nilai Organisasi
Visi di atas adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi, dan misi adalah
langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Selain itu ada nilai-
nilai organisasi yang menjadi dasar perilaku seluruh staf Dinas Bina Marga dan Bina
Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya pencapaian visi misi organisasi.
Berikut ini adalah dampak terhadap penguatan nilai organisasi:
a. Nilai Kompetensi
Kompetensi artinya memiliki keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang
berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi serta pekerjaan. Apabila dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi disertai dengan nilai kompeten maka akan
terbangun kerjasama yang baik dengan pimpinan maupun rekan kerja.
Sebaliknya, apabila tidak ada nilai kompeten maka keterampilan dan keahlian
berdaya saing serta berdaya jual untuk bertahan hidup dalam perubahan
ketentangan, ketidak tentuan dan kerumitan dalam kehidupan. Dengan adanya
kompetensi maka peserta latsar akan terus berusaha menciptakan inovasi demi
perbaikan program. Apabila tidak ada nilai ini maka tidak ada perbaikan
program.
b. Nilai Integritas
Integritas berarti kemampuan oleh nurani yang mencakup antara lain kejujuran,
ketulusan, komitmen, yang dibangun melalui nilai kepemimpinan, konsistensi
dan komitmen. Dengan adanya nilai integritas ini, diharapkan agar peserta latsar
memiliki pribadi yang jujur serta karakter yang kuat untuk dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukan.
Apabila tidak ada nilai ini, maka semua kegiatan tidak akan bisa
dipertanggungjawabkan.
c. Nilai Transparansi
Transparansi berarti prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-
88
hasil yang dicapai. Dengan adanya informasi publik yang dapat diakses oleh
masyarakat, maka akan menjadi sarana pengawasan publik terhadap kinerja
penyelenggara negara, badan publik atau sesuatu yang berkaitan dan berakibat
pada kepentingan publik. Dan karenanya akan membantu menciptakan
pemerintahan yang bersih, efisien, dan bebas dari praktik Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN) yang umumnya terjadi pada sistem pemerintahan yang
tertutup.
d. Nilai Akuntabel
Akuntabel bermakna mengawali semua tugas dengan niat baik dan memberikan
pelayanan yang baik pula kepada masyarakat serta bermakna tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan. Apabila nilai ini tidak diterapkan, maka peserta
dan pengawas lapangan lainnya tidak akan memiliki kesadaran untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
89
C. Kendala dan Solusi Serta Dampak Apabila Kegiatan Tidak Dilaksanakan
1 Melakukan - Menghubungi Kepala Konsultasi awal peserta Peserta latsar tidak tahu Setelah off campus dan
konsultasi dengan Seksi Bina Sumber tidak bertatap muka isu strategis di lokasi terjun ke tempat kerja,
kepala seksi Daya Jasa Konstruksi langsung dengan kepala kerja sehingga kegiatan peserta berkonsultasi
terkait. - Meminta bimbingan Seksi Bina Sumber Daya aktualisasi tidak dapat langsung dengan kepala
dan arahan terkait Jasa Konstruksi karena berjalan dengan baik Seksi Bina Sumber Daya
rencana kegiatan yang masih mengikuti pelatihan Jasa Konstruksi untuk
sehingga komunikasi
akan dilakukan membahas rencana dan
kurang maksimal
- Membuat surat jadwal kegiatan
rekomendasi kegiatan
2 Mengumpulkan - Berkoordinasi dengan Situs aplikasi Sistem Peserta latsar tidak Menambah frekuensi
data mengenai kepala seksi Bina Informasi Rencana Umur mendapatkan data pengumpulan data
Kegiatan Sumber Daya Jasa Pengadaan” (SIRUP) / informasi dengan tepat identifikasi melalui situs
Monitoring Konstruksi di bidang sistem LPSE terkadang waktu sehingga aplikasi Sistem Informasi
Evaluasi K3 dalam jasa konstruksi tidak terhubung secara memperlambat proses Rencana Umur
tertib jasa - Identifikasi data online dengan koneksi pengumpulan data Pengadaan” (SIRUP) /
konstruksi. proyek yang sedang yang lancar sistem LPSE
berjalan dari situs :
“Sistem Informasi
Rencana Umur
Pengadaan” (SIRUP) /
sistem LPSE (Layanan
Pengadaan Secara
Elektronik)PU
Provinsi Sulawesi
90
Selatan
- Menentukan lokasi
proyek yang akan
dikunjungi
3 Persiapan - Menyusun Sulitnya menentukan Tidak tersinkronisasinya Berkoordinasi dengan
kunjungan ke personil/anggota waktu yang pas untuk jadwal personil jasa personil jasa konstruksi
lokasi proyek - Menetukan jadwal melaksanakan kegiatan konstruksi membuat untuk menentukan dan
kegiatan kunjungan karena jadwal para waktu untuk melakukan menyepakati waktu luang
monitoring - Menyiapkan bahan personil jasa konstruksi kunjungan menjadi yang bersamaan agar
evaluasi K3 kunjungan (Kamera, saling berbenturan tertunda kegiatan kunjungan dapat
(Kesehatan dan Alat Tulis, Pakaian terlaksana sesuai waktu
keselamatan safety, kendaraan yang disepakati bersama
kerja) dalam operasional, dan form
tertib jasa monev)
konstruksi
91
4 Melakukan - Menyiapkan perlatan Pada saat melakukan Koordinasi kegiatan Melakukan koordinasi
kunjungan (Kamera, kunjungan site manager monitoring evaluasi melalui telepon saluler /
kunjungan ke
Alat Tulis, Pakaian dan konsultan tidak berada dengan site manager dan aplikasi messanger
lokasi proyek di lokasi pekerjaan proyek kemudian mengatur
safety, kendaraan konsultan menjadi
jadwal bertemu dihari
guna observasi operasional, dan terkendala yang sama
langsung kegiatan format monev)
- Melaksanakan
monitoring
kegiatan monitoring
evaluasi K3 evaluasi berupa
(Kesehatan dan pemantauan.
- Koordinasi dengan site
keselamatan
manager terkait hasil
kerja) dalam kegiatan monev.
tertib jasa
konstruksi.
5 Membuat dan - Membuat draft Dalam pembuatan draft Banyaknya pendapat yang Musyawarah untuk
menyusun bagan bagan/skema alur skema alur kerja terlalu saling bertentangan mecapai kesepakatan
alur kerja kerja banyak pendapat yang menyulitkan peserta bersama dengan
menerapkan nilai Etika
monitoring dan - Koordinasi dengan saling bertentangan dalam mengambil
publik dan Komitment
evaluasi K3 rekan-rekan terkait mengenai bagaimana keputusan terkait Mutu
(Kesehatan dan bagan/skema yang sebaiknya alur penyusunan bagan alur
Keselamatan telah dibuat. penyusunan kerja tersebut
Kerja) dalam - Membuat
tertib jasa bagan/skema alur
konstruksi. kerja
6 Melakukan - Menyiapkan bahan Alat untuk melakukan Menyulitkan peserta Meminjam proyektor dari
sosialisasi dan alat yang presentasi yaitu proyektor pelatihan dasar untuk bidang unit kerja lain
internal unit kerja melakukan kegiatan
92
(Bidang Jasa diperlukan tidak tersedia atau rusak sosialisasi internal unit
Kontruksi) terkait - Menyiapkan bagan kerja secara tepat waktu
bagan/skema atau skema alur kerja
yang telah dibuat yang telah dibuat
- Notulen Sosialisasi
internal terkait
bagan/skema yang
telah dibuat.
7 Melakukan - Pembuatan Flowchart Tidak tersedia waktu yang Perbaikan dan finalisasi Manajemen waktu
perbaikan dan bagan atau skema alur cukup untuk melakukan bagan atau skema alur diterapkan dengan
finalisasi terkait kerja monev perbaikan diakibatkan kerja tidak dapat maksimal agar kedua
bagan atau skema - Finalisasi bagan atau karena banyaknya tugas diselesaikan dengan kegiatan (tugas kantor
alur kegiatan skema alur kerja lain yang menumpuk dan tuntas dan tugas aktualisasi)
monitoring monev harus diselesaikan dapat diselesaikan
evaluasi K3 - Dokumentasi Kegiatan bersama-sama dengan
(Kesehatan dan tepat waktu.
Keselamatan
Kerja) dalam
tertib Jasa
Konstruksi
8 Penyusunan - Menyusun laporan Ada beberapa bagian yang Tidak akan ada bukti Melakukan konsultasi dan
laporan aktualisasi kurang dipahami oleh pelaksanaan kegiatan meminta bimbingan dari
aktualisasi - Surat pernyataan peserta dalam proses mentor dan coach dalam
komitmen penyusunan laporan penyusunan laporan
- Testimoni aktualisasi aktualisasi
93
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5
94
kegiatan monitoring evaluasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) dalam tertib Jasa Konstruksi
95