Anda di halaman 1dari 8

KINEMATIKA II

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


PINTA MEDINA M.Pd

IF8
KELOMPOK 4:
1. ILHAM RABBANI 21101152630338
2. IQBAL MAULANA 21101152630339
3. JOHAN DARMAWAN 21101152630341
4. KHAIRULLAH AGUSTIAN WIRSON 21101152630342
5. JEJENG PRATAMA 21101152630340

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
Jl. Raya Lubuk Begalung Kota Padang
Kode pos: 25221 Telp: 0751776666 Website : http://yptk.ac.id,sisfo.upiyptk.ac.id
E-mail: admin@yptk.ac.id
KINEMATIKA II
Kinematika yaitu cabang dari mekanika klasik yang membahas gerak benda dan sistem
benda tanpa mempersoalkan gaya penyebab Gerakan. Pada kali ini kita akan membahas
kinematika II yang meliputi: Gerak Parabola, Korelasi Besaran Translasi dengan Rotasi,
Kecepatan Sudut, Sudut elevasi dan jangkauan maksimum

A.GERAK PARABOLA
. Gerak parabola adalah gabungan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak arah horizontal (sumbu
X) dan gerak arah vertikal (sumbu Y). Saat gerak parabola terjadi, diasumsikan tidak ada
hambatan dari udara, sehingga semua benda jatuh dengan percepatan yang sama.
Rumus gerak parabola diuraikan dalam 2 sumbu. Untuk rumus gerak parabola pada sumbu x
maka diuraikan sebagai berikut :
vx = v0x = v0 cos α

x = vxt = v0 cos α t
dimana
vx = kecepatan akhir benda pada sumbu x (m/s) ;
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
α = sudut elevasi yang terbentu antara sumbu x dengan lintasan
t = waktu yang dibutuhkan untuk menempuh lintasan parabola
sedangkan untuk penuisan sistematis yang diuraikan pada sumbu y sebagai berikut :
gerak secara vertikal akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
vy = v0y – gt
bila ditinjau pada sumbu vertika v0y = v0 sin α, maka
vy = v0 sin α – gt
untuk penguraian gerak parabola pada sumbu y, maka bisa diketahui posisi benda sebagai
berikut :
y = v0y t – ½ gt2
atau
y = v0 sin α t – ½ gt2
dimana
vy = kecepatan akhir benda pada sumbu y (m/s) ;
v0y = kecepatan awal benda (m/s)
α = sudut elevasi yang terbentu antara sumbu x dengan lintasan
t = waktu yang dibutuhkan untuk menempuh lintasan parabola
Beberapa persamaan khusus pada materi gerak parabola sebagai berikut :

Kecepatan benda dalam gerak parabola yang diuraikan pada komponene sumbu0x dan sumbu-
y dapat dituliskan sebagai berikut :
Rumus Gerak Parabola
Arah benda gerak parabola pada komponen sumbu-x bisa dituliskan sebagai berikut :
tan θ = vy / vx

sehingga nilai vx selalu positif namun juga bergantung pada nilai vy

Pada komponen sumbu-y, benda akan memiliki kecepatan = 0 ketika benda pada posisi tinggi
maksimum, sehingga penulisan sistematisnya sebagai berikut :
tAB = (v0 sinα)/ g

Tinggi maksimum benda pada komponen sumbu-x, yakni :


H =( v02 sin2α)/2g
Jarak tempuh maksimum benda pada komponen sumbu-x, yakni
X =v0xtAC = v0cosα 2(v0 sinα/g) = v022 (sinα/g) cos α
X =( v02 sin 2α)/g
B. Korelasi Besaran Translasi dengan Rotasi
YAITU Hubungan antara perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut dari
rotasi benda tegar dengan perpindahan linier, kecepatan linierda percepatan linierdari suatu
titik tertentupada benda.
Contoh soal :
Sebuah piringan CD memiliki jari – jari 6 cm berputar melalui sudut 150 derajat. Jika sebuah titik
berada pada tepi piringan CD, berapa jarak yang ditempuh oleh titik tersebut ?.
HUBUNGAN KECEPATAN LINIER DENGA KECEPATAN SUDUT
Misalkan suatu titik P berada pada benda tegar yang berotasi terhadap suatu poros . Selama
titik P bergerak mengikuti lintasan lingkaran, titik ini memiliki kecepatan linier v yang arahnya
selalu menyinggung lintasan lingkaran.
Besar kecepatan linier titik P didefinisikan sebagai berikut :
v = ds / dt
Besar kecepatan sudut titik P didefinisikan sebagai berikut :
Ѡ = dӨ /dt
Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut dari titik P,
subbstitusikan persamaan s = r Ө ke dalam persamaan v = ds / dt , sehingga diperoleh :
v = d(r Ө) / dt ~ v = r(dӨ /dt) = v = rѠ
Keterangan :
v = kecepatan linier (m/s)
r = jari – jari lintasan lingkaran (m)
Ѡ = kecepatan sudut (rad /s)

C. KECEPATAN SUDUT
Kecepatan sudut atau kecepatan anguler adalah perubahan posisi sudut benda yang bergerak
melingkar tiap satu satuan waktu. Arah kecepatan sudut mengikuti arah gerak benda yang
bergerak melingkar atau sama dengan arah posisi sudut.
rumus kecepatan sudut sebagai BERIKUT
∆θ
Ω = …………pers. (1)
∆t
Seperti pada kecepatan linear, kecepatan sudut atau kecepatan anguler juga menyatakan
kecepatan untuk menempuh sudut satu putaran penuh. Satuan yang dipakai untuk menyatakan
besar sudut adalah radian atau rad. Untuk satu kali putaran, sudut yang ditempuh adalah
360o atau rad. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali putaran
adalah T sekon, dengan T adalah periode. Oleh karena itu, persamaan 1 di atas dapat kita ubah
sebagai berikut

Ω = …………pers. (2)
T
Karena kita tahu bahwa 1/T = f maka, rumus kecepatan sudut pada persamaan 2 tersebut dapat
kita tulis kembali menjadi persamaan berikut ini

Ω = 2πf …………pers. (3)

Keterangan:
Ω = kecepatan sudut/anguler (rad/s)
∆θ = perubahan posisi sudut (rad)
∆t = Selang waktu (s)
T = periode (s)
F = frekuensi (Hz)

D.SUDUT ELEVASI
adalah ketinggian sudut dari matahari di langit dihitung dari horizontal. Ketinggian dan elevasi
juga digunakan untuk menjelaskan ketinggian dalam meter dari permukaan laut sehingga bisa
mengakibatkan kebingungan. Elevasi adalah 0° pada saat matahari terbit dan 90° saat matahari
berada tepat di atas kepala (yang terjadi pada ekuinoks musim semi dan gugur di khatulistiwa
sebagai contoh)
dapat dilihat dari rumus berikut:
vox = vo cos θ
voy = vo sin θ
cos θ vox
= vo

sin θ voy
= vo

Keterangan:
vo = kecepatan awal benda (m/s)
vox = kecepatan awal pada sumbu-x (m/s)
voy = keepatan awal pada sumbu-y (m/s)
θ = sudut elevasi.
CTH:
Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 30 m/s dan sudut elevasi sebesar θ. Jika
kecepatan akhir benda dalam arah mendatar adalah 18 m/s, maka tentukanlah besar sudut
elevasi tersebut.

Pembahasan :
Dik : vo = 30 m/s, vx = 18 m/s
Dit : θ = ... ?

Karena kecepatan dalam arah mendatar adalah konstan, maka kecepatan awal benda dalam
arah mendatar sama dengan kecepatan akhir benda dalam arah mendatar.
⇒ vox = vx
⇒ vox = 18 m/s

Berdasarkan hubugan kecepatan dengan sudut elevasi:

⇒ cos θ vox
= vo

⇒ cos θ =18 m/s

30 m/s
⇒ cos θ = 3/5
⇒ θ = 53o

Jadi, benda itu bergerak dengan sudut elevasi 53o

E. JANGKAUAN MAKSIMUM
Ketinggian maksimum di capai pada saat sebuah benda mencapai titik tertinggi
pada sumbu y.
tuliskan seperti di bawah ini :
Tp = ( Vo sin θ ) : g
Dan untuk kembali ke posisi semula ( mencapai jarak maksimum ) dari keadaan
awal, rumus yang di gunakan harus di kali angka 2 dari waktu untuk mencapai
ketinggian maksimum. Dan secara matematis, rumus untuk menentukan waktu
kembali ke posisi semula di tuliskan seperti di bawah ini :
tt = 2 x tp = 2 x ( Vo sin θ ) / g
Menentukan Ketinggian Maksimum (hmax)
Untuk menentukan ketinggian maksimum, rumus yang di gunakan iyalah sebagai
berikut :
hmax = ( Vo² sin² θ ) / 2g
Menentukan Jangkauan Maksimum (xmax)
Selain ketinggian maksimum, kita juga bisa menghitung jangkauan maksimum.
Pengertian dari jangkauan maksimum sendiri merupakan jarak maksimum yang di
jangkau pada sumbu horizontal ( sumbu x ). Dan jangkauan maksimum di
rumuskan sebagai berikut :
Xmax = ( 2Vo² sin θ cos θ ) / g
Keterangan :
g = percepatan gravitasi ( m/s² )
θ = sudut elevasi ( º )
Vº = kecepatan awal ( m/s )
Xmax = jangkauan maksimum ( m )
hmax = ketinggian maksimum ( m )
tp = waktu mencapai titik puncak nya ( s )
tt = waktu mencapai jarak maksimum nya ( s ).

Anda mungkin juga menyukai