Arti kata iman menurut Bahasa adalah percaya,sedangkan menurut istilah syara yaitu
mengucapkan dengan lisan,membenarkan dalam hati dan melaksanakannya dengan segenap
anggota badan.Maka iman kepada Allah SWT berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT itu ada,Allah Maha Esa.Perwujudan iman kita kepada Allah yaitu dengan selalu
bertaqwa kepada Allah SWT. Iman kepada Allah merupakan pokok dari seluruh iman yang
tergabung dalam rukun iman.
Beriman kepada Allah juga berate kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT
adalah Tuhan pencipta langit dan bumi juga semua makhluk dan penguasa seluruh alam
semesta.Dia satu-satunya Tuhan pemberi rezeki kepada seluruh makhluk yang hidup di alam
semesta ini juga Sang pengendali segala urusan.
Wujud keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan selalu bertaqwa kepada-
Nya,Taqwa artinya kita harus selalu menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi
segala larangan-Nya.Sehingga dapat dikatakan bahwa hakikat bertaqwa kepada Allah SWT
adalah kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang beriman sudah seharusnya dengan sepenuh hati
menjalankan segala perintah Allah SWT dan tanpa rasa ragu untuk menjauhi segala larangan
Allah SWT.
2.Keberadaan Allah SWT Baik dari Wahyu atau Realitas Alam Semesta
Ketika melihat fenomena alam dan ayat-ayat Al-Quran, maka kita akan banyak
menemukan bukti kebenaran akan adanya Allah. Banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan) yang
mengisyaratkan adanya Allah, sebagai Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Adapun teori Big Bang menyebutkan bahwasanya keberadaan alam semesta ini berasal
dari ledakan yang super dahsyat yang terjadi lebih dari lima belas ribu juta tahun yang lalu.
Meskipun hal ini masih bersifat zhan (praduga), belum bisa dipastikan kebenarannya, namun
para ilmuan sudah menjadikannya sebagai salah satu bukti ilmiah bahwasanya alam semesta ini
bersifat baru. Dan mereka para ilmuan telah memberikan bukti bukti yang sangat banyak yang
menunjukan kebenaran teori ini, yang setiap bukti bisa juga di jadikan dalil tersendiri
bahwasanya alam semesta ini bersifat baru, berasal dari ketiadaan.
Muslim sejati tidak akan menyakiti sesama Muslim baik dengan lisan, apalagi dengan
tangannya:
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara terhadap muslim lainnya, ia tidak
boleh menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat karena ia
menghina saudaranya sesama muslim.”(HR.Muslim)
Termasuk perbuatan mencaci muslim di antaranya adalah menyakiti, mencela, mengadu domba
serta senang menyebarkan gosip yang tidak benar, mencemarkan nama baik sehingga bisa
merusak keluhuran martabat saudaranya, dan membuka rahasia pribadi yang tidak patut
diketahui orang lain.
Muslim sejati, tidak akan mudah mengkafirkan sesama Muslim. Hanya Jumhur Ulama
yang bisa melakukan itu:
Rosululloh SAW., bersabda:Barang siapa yang sholat sebagaimana kami sholat, menghadap ke
kiblat kami dan memakan sembelihan kami maka ia muslim. (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-
Bukhori no. 391)