Anda di halaman 1dari 42

FAISOL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan


membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan potensi
spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa


agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran


guru yang profesional sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat

1
diharapkan untuk dapat  mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
agama kepada peserta didiknya dengan berbagai metode.

Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara


menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab
pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan materi atau isi kurikulum
kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode pembelajaran
adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan),
tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu
sendiri.Dalam pembelajaran juga diguanakan model-model pembelajaran yang
yang bermacam dan akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya
yaitu :
1.2.1 Apakah pengertian pendidikan agama islam?
1.2.2 Apa pengertian dan macam-macam metode pembelajaran agama
islam ?
1.2.3 Apa penegertian dan model pembelajaran agama islam?

1.3 Tujuan penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk, menjelaskan mengenai :
1.3.1 Pengertian pendidikan agama islam
1.3.2 Pengertian dan macam-macam metode pembelajaran agama islam
1.3.3 Penegertian dan model pemeblajaran agama islam1

1
Moh. Moedjiono, Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Depdikbud. Diektorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1991/1992), h. 61

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Agama Islam


Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam
pengertian pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan
tarbiyah (mendidik). Namun menurut al-Attas (1980) dalam Hasan
Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih tepat digunakan dalam pendidikan
agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak
terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan
selanjutnya, bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai
untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam hingga
populer sampai sekarang. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di
sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan ajaran agama Islam.
Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut:
 Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu
kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan
secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
 Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan
Agama Islam.
 Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk
bisa menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan,
pangajaran dan pelatihan.
 Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama Islam.

3
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum,
Departemen Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut :
 Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu :
pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi
kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk
Al-Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan
sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.
Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa
menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut
mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan

4
agama Islam, disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran
pendidikan agama Islam.

2.2 Pengertian dan Macam-macam Metode Pembelajaran Agama Islam

Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah


thariqah yang berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau
pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan,
dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta
didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan
baik. Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai
berikut:
1. Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3. Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara
yang penting tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode


adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik
dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam
silabi mata pelajaran.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi
ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis,
bilamana metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multypurpose),
misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat
digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat
tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan metode
sebagai alat. sedangkan monopragmatis, bilamana metode mengandung satu
macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil

5
tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral
dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting)
dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode
mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi,
kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2
bagian, yaitu :
1. Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim
dipakai oleh guru atau disebut metode tradisional
2. Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang
baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti
mengajar dengan modul, pengajaran berprogram,machine unit, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah
tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta
guru-guru yang ahli menanganinya.
Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam
menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih
metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran,
situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode
mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran
tersebut.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau
keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar,
bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi
serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode
yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh
guru dalam mengajar dan bukan tujuan.

6
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara
otomatis.
4. Suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi
guru lain.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat
memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian
dan evaluasi secara terus menerus.
Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam
pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode yaitu : tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan
kondisi, fasilitas yang tersedia dan kebaikan atau kelemahan suatu metode.
Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi
pembelajaran, dalam pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
 Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar
murid
 Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
 Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi
murid.
 Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
 Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
 Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.

7
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode
ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar.”. Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa
metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena
sudah menjadi kebiasaan dalam suaan pembalajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah.
Metode ceramah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
 Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik
melakukan aktifitas yang sama , sehingga pendidik dapat
mengawasinya sekaligus
 Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima
pelajaran sekaligus
 Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan
waktu yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak
 Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak
membutuhkan alat-alat yang begitu banyak.
Selain itu, metode ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
 Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap
siswa terhadap materi pelajaran.

8
 Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk
konsep-konsep lain dari kata-kata yang dimaksudkan.
 Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan
kecakapan guna mengeluarkan pendapatnya sendiri
 Murid sukar mengkonsentrasikan perhatian

Metode ceramah ini banyak digunakan oleh para Rasul


dalam menyampaikan dakwahnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya
sebelum Nabi Musa as. Menjalankan misi dakwahnya, beliau
berdo’a sebagaimana dalam surat Thaha ayat 25-28. Yang
Artinya : “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku
dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku “
( Q.S.Thaha : 25-28 ).

2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi
dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua
anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.Jika
metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam
forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada
pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan
menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana
diskusi tanpa tekanan.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran
seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama metode
ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.”

9
Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing belajar siswa antara lain :
1. Whole Group, yaitu bentuk diskusi kelas dimana para
pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai
pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
2. Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari
kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok
besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas
tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris.
3. Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar
pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya
diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran
dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan
pelajaran.
4. Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta
untuk mendiskusikan suatau topik tertentu dan duduk dalam
bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
5. Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke
dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta,
masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu
atau tugas yang bersifat komplementer.
6. Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari
pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa
peserta symposium.
7. Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi
menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal.

10
8. Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah
melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi
kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada
di dalam mangkok.
9. Brain storming, yaitu biasanya terdiri dari delapan sampai dua
belas orang peserta, setiap anggota kelompok diharapkan
menyumbang ide dalam pemecahan masalah. Hasil yang
diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan
ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.

Metode diskusi memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan


metode diskusi antara lain, yaitu :
1. Suasana kelas akan hidup, sebab peserta didik mengarahkan
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan
2. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti
toleransi, demokratis, kritis, berfikir sistematis, sabar dan
sebagainya
3. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami peserta didik,
karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum pada
kesimpulan
4. Melatih peserta didik untuk berfikir matang sebelum
mengemukakan pikiran atau pendapatnya kepada umum.

Kelemahan metode diskusi, sebagai berikut :


1. Sering terdapat sebagian peserta didik tidak aktif,
2. Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktunya
terlampau banyak,

11
3. Sering sebagai adu kemampuan dan pelampiasan emosi
personal atau kelompok, bila pendidik kurang menguasai
masalahnya.
Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode
diskusi dipergunakan dalam pendidikan agama sebagaimana Allah
berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159 yang Artinya : “ ... dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu ....“ ( Q.S.Ali
Imran : 159 ).

3. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan
berpariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya
hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan
banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik.
Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan
memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan
kepada guru.
Pada umumnya metode ini sebagai selingan dalam proses belajar
mengajar, dalam metode ini paling tidak ada dua hikmah, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bertanya yang mengandung latihan
keberanian bertanya.
2. Sebagai salah satu teknik untuk mengetahui keberhasilan
proses belajar mengajar.Dengan demikian terbuka pintu jalur
dua arah yaitu dari guru kepada siswa dan sebaliknya.

12
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang
dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode
ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat
mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan
perhatiannya, tetapi mereka akan berhati-hati terhadap pelajaran yang
diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-waktu mereka
akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan
secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk
menjawab pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang
telah dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat
penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun
teratur dan terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
1. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar
mengajar
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap
masalah yang diberikan.
3. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi
murid.
4. Menentukan perhatian bagi murid terhadap masalah yang
sudah dibahas.
Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak hanya melalui
guru yang senantiasa berbicara, tetapi juga mencakup jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-ide dari pihak murid.
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat
diajukan oleh guru atau siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa
menjawab dan siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana yang

13
dikemukakan oleh Drs. Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan
Agama, kelebihan metode tanya jawab yaitu :
1. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang
belum dikuasai oleh murid.
2. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan
pendapatnya dengan lisan secara teratur.
3. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan
pelajaran yang sulit dikuasai.
4. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan
menyampaikan pikirannya dengan berbicara dan murid
bertanya atau memberikan penjelasan.

Adapun kelemahan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut :


1. Waktu yang dipergunakan kadang-kadang tidak sesuai dengan
hasil yang diperoleh, karena jika terjadi perbedaan pendapat
akan lama menyelesaikannya.
2. Bisa menimbulkan penyimpangan pokok bahasan bila terjadi
jawaban yang menarik perhatian tetapi bukan merupakan
sasaran yang menjadi tujuan.
3. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari beberapa aspek
tidak menggambarkan keseluruhan.

4. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian
materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian
tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.
Metode ini uga memiliki beberapa kelbihan dan kelemahan.
Kelebihan metode pemberian tugas diantaranya :

14
1. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
2. Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah
yang konstruktif
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan
bekerja dalam suasana yang merdeka dan demokratis
4. Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.

Kelemahan metode pemberian tugas antara lain:


1. Sering tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa
dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu
menahu tentang tugas tersebut.
2. Apabila tugas tugas terlalu sering diberikan , ketenangan
mental mereka akan terganggu
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi dan sesuai
dengan perbedaan masing-masing individu
4. Sering sekali siswa menyalin atau meniru pekerjaan teman-
temannya tanpa belajar.

5. Metode Eksperimen

Menurut Zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya


dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak
didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di


mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,

15
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.

Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode


eksperiment diantaranya :

1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas


kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
daripada hanya menerima kata guru atau buku. 
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. 
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia. 

Kekurangan metode eksperiment sebagai berikut : 

1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik


berkesempatan mengadakan ekperimen. 
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. 
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi. 

6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda

16
baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.
Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode
demonstrasi antar lain:
1. Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses
dengan penuh perhatian 
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Menghindari verbalisme
4. Memberikan keterampilan tertentu

Kelemahan metode demonstrasi antara lain :


1. Membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga mata
pelajaran yang lain kemungkinan bisa terganggu
2. Tidak efektif bila terbatasnya sarana
3. Terlalu sering mengadakan bisa menghalangi proses berfikir
dengan gaya abstraksinya
4. Sukar dilaksanakan bila peserta didik tidak hadir sebagian.

Metode ini sering digunakan pada mata pelajaran pendidikan


agama Islam dalam menerangkan atau menjelaskan tentang cara
mengerjakan suatu ibadah seperti shalat, berwudhu, haji dan
sebagainya.

7. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil
siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada
saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.

17
8. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai
dari mencari data sampai pada kesimpulan.

9. Metode Latihan
Menurut Zuhairini, yaitu suatu metode dalam pengajaran dengan
jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah
diberikan atau biasa disebut dengan ulangan.

10. Metode Sosio-drama


Yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan
peran tertentu, seperti yang terdapat dalam masyarakat sosial.
Tujuannya adalah agar siswa menghayati dan menghargai perasaan
orang lain, membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang
siswa berpikir dan memecahkan masalah.

11. Metode Simulasi


Yaitu penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan
siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada
titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap
dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya.

12. Metode Kerja Lapangan


Yaitu suatu cara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman
kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (dimana saja bisa). Metode ini
hakikatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja kelompok,
karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab.

18
13. Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam
suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil
yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan metode kerja
kelompok, yaitu:
1. menentukan kelompok;
2. pemberian tugas-tugas kepada kelompok;
3. pengerjaan tugas pada masing-masing kelompok, dan
4. penilaian.

Kelebihan: melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan


toleransi, adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara
individu dalam kelompok, menumbuhkan rasa ingin maju dan
persaingan yang sehat.

Kelemahan : memerlukan persiapan yang agak rumit, harus


diawasi guru dengan ketat agar tidak timbul persaingan ynag tidak
sehat, sifat dan kemampuan individu akan terabaikan, jika juga tidak
dibatasi waktu tertentu, maka akan cenderung terabaikan. (Arief,
Armai. 2002).

14. Metode Karya Wisata 


Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang
dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang
lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. 

19
Adapun kelebihan metode karya wisata diantaranya sabagai
berikut:

1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang


memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. 
2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. 
3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak. 

Kelemahan metode karya wisata adalah sebagai berikut:

1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. 


2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. 
3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas
daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. 
4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-
gerik anak didik di lapangan. 
5. Biayanya cukup mahal. 
6. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran
karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata
jangka panjang dan jauh. 

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak


ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain.
Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi,
tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel
mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

20
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan
karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya
wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari
obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik
seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian
mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam
pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat,
mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar
nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu
yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka


pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik,
menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk
merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam
kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata,
dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-
petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-
tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi
petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa
mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata,
menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang
diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti
membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain
dan sebagainya.

21
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki
keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya
wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga
kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara
langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman
mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab,
menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan
segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka
menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke
dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang
terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan


yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat
berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata
biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu
sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi,
dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti
menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka
jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain.
Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka
perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu
memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk
menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku
khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.

22
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata
(field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis,
kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk
melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang
sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa
yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan
kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada
perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono


(2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi
jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin
dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya
transportasi dan akomodasi mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa


perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau
obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar
atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.
Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian.

Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini,


seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada
yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa
hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a)


Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang

23
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa
yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat lebih
merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran
lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang


diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh
siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan
perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-
guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure
rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure
studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak
dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi
yang menjadi permasalahan.

Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112)


merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta
didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman
langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.

Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non


akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia
luar.

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai


metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut
Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber
masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati

24
kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c)
Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d)
Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-
sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan
tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e)
membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan
sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g)
Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak,
apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan,
memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan
karya wisata yang akan datang.

15. Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )


Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar ,
dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat
bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya,
untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam
perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian,
tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.

25
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik


lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada
jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-
ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.

16. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )


Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai
tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator.
Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian
digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.

17. Metode perancangan ( projeck method )


Metode perancangan (projeck mothed) adalah suatu metode
mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan
diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi
lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan
menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan

26
terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan
sehari-hari.

Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara


vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan
metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan
metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru,
sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan
anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar
yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.

18. Metode Bagian ( Teileren method )

Metode bagian (teileren mothed) yaitu suatu metode mengajar


dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat
kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja
berkaitan dengan masalahnya.

19. Metode Global (Ganze method )

Metode Global (Ganze mothed) yaitu suatu metode mengajar


dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa
meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi
tersebut.

27
20. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan
di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu
disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara
untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian
yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar
menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat
dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak
belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan


sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran
perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada
generalisasi.

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan


yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan
reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan
merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru
dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki
dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai
tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar
mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri

28
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau
diceramahkan saja.

2.3 Pengertian dan Model Pembelajaran PAI di SD


Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam
menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan
variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Dengan penerapan
kurikulum KTSP dan tuntutan untuk mengembangkan model
pembelajaran kreatif maka Guru harus pula mampu mengikuti tuntutan
perkembangan dunia pendidikan terkini. Guru harus berani berinovasi
dan beradaptasi dengan metode pembelajaran PAIKEM seperti Talking
Stick, Example non Example, Think Pair Share dan tidak hanya terpaku
pada metode ceramah saja. Untuk memperjelas mengapa model
pembelajaran perlu dikembangkan secara berkesinambungan, kita harus
kembali pada  pengertian model pembelajaran  secara umum. Berikut ini
adalah pengertian model pembelajaran menurut pendapat para tokoh
pendidikan antara lain:

1. Agus Suprijono : pola yang digunakan sebagai pedoman dalam


merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
2. Mills : “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses
actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu”
3. Richard I Arends : model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.  

29
Dalam konteks ke-Indonesiaan, pendidikan Islam merupakan
bagian dari system pendidikan nasional. Dimana pembelajaran Agama
Islam, dalam konteks kebijakan pendidikan nasional identik dengan
pendidikan agama Islam yang diselenggarakan pada pendidikan formal di
semua jenjang pendidikan, mulai pendidikan anak usia dini, dasar,
menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Islam merupakan segala usaha untuk memelihara fitrah
manusia, serta sumber daya insane yang ada padanya menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma
Islam. Dengan demikian demikian, tujuan pendidikan Islam berfokus
pada tiga dimensi, yaitu:pertama, terbentuknya insane kamil (manusia
universal, conscience) yang mempunyai wajah- wajah Qur’ani. Kedua,
terciptanya insane kaffah, yang mempunyai dimensi- dimensi religious,
budaya, dan ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia sebagai hamba,
khalifah Allah, serta sebagai waratsatul anbiya’ dan memberikan bekal
yang memadai dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut.  Tujuan
pendidikan Islam tersebut akan tercapai bila materi pendidikan tersebut
diseleksi dan diajarkan dengan baik tepat.
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama Islam sebagai
sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan
pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan  pengetahuan tentang
agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki
kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi
pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama
akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki
keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi
dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi
apapun mereka bekerja.
Guru merupakan ujung tombak dalam pembelajaran, oleh karena
itu guru dituntut untuk bisa mnciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

30
Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang cukup penting
untuk diperhatikan. Penyampaian materi dalam arti penanaman nilai
pendidikan sering gagal karena cara yang digunakannya kurang tepat.
Penguasaan guru terhapat materi pembelajaran saja belum cukup untuk
dijadikan titik tolak keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Maka, saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang
harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk
mengembangkan metode-metode pembelajaran yang  dapat memperluas
pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agamanya, mendorong
mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak
dan kepribadiannya.
Secara psikologis, penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)  dalam proses belajar
mengajar diyakini dan telah terbukti berdasarkan pengalaman memiliki
dampak positif terhadap penguatan hasil belajar, kesan yang mendalam
dan daya tahan lama dalam memori peserta didik sehingga tidak mudah
lupa terhadap ilmu pengetahuan yang diperolehnya, atau dalam bahasa
psikologi dikenal dengan istilah long term memory. Beberapa model
pembelajaran PAI berbasis PAIKEM, antara lain:

1. Everyone is a teacher here (setiap murid sebagai guru)


Langkah- langkah penerapan adalah sebagai berikut:
a. Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah
mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang
materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik
khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas
b. Kumpulkan kertas- kertas tersebut, dikocok dan dibagikan
kembali secara acak kepada masing- masing peserta didik
dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang
bersangkutan

31
c. Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di
kertas masing- masing, sambil memikirkan jawabannya.
d. Undang sukarelawan (valunter) untuk membacakan
pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan
budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk
angkat tangan bagi yang siap membaca-tanpa langsung
menunjuknya)
e. Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan)
atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian
mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberikan
pendapat atau melengkapi jawabannya
f. Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap
setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak
takut salah
g. Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa
bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-
masing sesuai waktu yang telah disediakan.
h. Guru melakukan kesimpulan .

2. Information search
Langkah- langkah pembelajaran:
a. Tersedia referensi terkait topik pembelajaran tertentu sesuai
SK/KD
b. Guru menyusun kompetensi dari topik tersebut
c. Guru membuat pertanyaan untuk memperoleh kompetensi
tersebut
d. Siswa diminta mencari ayat dan hadits terkait
e. Bagi kelas dalam kelompok kecil
f. Siswa diminta mencari bahan di perpustakaan /warnet yang
sudah diketahui oleh guru bahwa bahan- bahan tersebut
benar-benar ada.

32
g. Guru membantu dengan cara membagi rerensi kepada
mereka
h. Peserta diminta mencari jawaban dari referensi tersebut
yang idbatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh guru
i. Hasilnya diidiskusikan kepada seluruh kelas
j. Guru menjelaskan materi pelajaran terkait kompetensi
tersebut
k. Kesimpulan

3. Reading Aloud (strategi membaca dengan keras), sesuai untuk


materi sejarah
Langkah- langkah penerapannya:
a. Guru memilih sebuah teks sejarah Islam yang cukup
menarik untuk dibaca dengan keras.
b. Guru menjelaskan teks itu kepada peserta didik dengan
singkat. Guru menjelaskan poin- poin kunci atau masalah-
masalah pokok yang dapat diangkat
c. Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia- alenia atau
beberapa cara lainnya. Guru menyuruh sukarelawan-
sukarelawan untuk membaca keras bagian- bagian yang
berbeda  
d. Ketika bacaan- bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan
di beberapa tempat untuk menekankan point- point tertentu,
kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan dan
memberikan contoh- contoh. Guru dapat membuat diskusi-
diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat
dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan
menguji apa yang ada dalam teks tersebut
e. Agar siswa terbiasa dengan kalimat toyibah,setiap hendak
membaca hendaknya mereka meneriakkan kalimat toyibah
(Mis. Allahu akbar)

33
f. Kesimpulan

4. Role Play (bermain peran), sesuai untuk materi akhlak


Langkah- langkah pembelajaran:
a. Menetapkan topik sesuai pembahasan
b. Menyusun skenario peran  (dari rumah) lalu
mensosialisasikannya kepada siswa.
c. Bentuk kelompok dengan anggota 4-5 siswa perkelompok.
d. Tunjuk beberapa siswa ke depan untuk memainkan peran
e. Pada saat pemain peran memainkan karakter di depan kelas,
siswa yang lain diminta untuk mengamati dan menuliskan
tanggapan mereka bersama kelompoknya
f. Masing- masing kelompok menyampaikan tanggapan
kelompoknya di forum kelas
g. Menyimpulkan  dan mengklarifikasi

5. Index Card Match  (Mencari Jodoh kartu tanya jawab)


Model ini bisa digunakan untuk materi tajwid dan qur’an hadits.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Buatlah potongan- potongan kertas sejumlah peserta didik dalam
kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok
b. Tulis potongan ayat pada kertas pertanyaan dan artinya pada
kertas jawaban
c. Kocoklah kertas tersebut sehingga akan berbaur antara kertas soal
dan jawaban
d. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas
yang dilakukan berpasangan
e. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada
yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan pada mereka agar tidak memberikan materi
kepada orang lain

34
f. Setelah semua peserta menemukan pasangannya dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal dan jawaban dengan suara yang keras
g. Akhiri dengan klarifikasi dan pengambilan kesimpulan

6. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (tiap kelompok
maksimal 5 siswa) dengan menunjuk ketua dan sekretaris.
b. Berikan soal study kasus (yang dipersiapkan oleh guru) sesuai
dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD).
Contoh: MTs kelas VII tentang Kurban dan Aqiqah.
c. Instruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban dari
kasus tersebut.
d. Pastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam
diskusi.
e. Instruksikan setiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya
dalam forum kelas  melalui juru bicara yang ditunjuk.
f. Klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

` Contoh kasus:
a. Setiap hari raya idul adha dating, pak haji Tauhid selalu
melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih seekor sapi
jantan dan besar. Pak Haji yang kaya dan dermawan ini, selalu
berniat ketika menyembelih hewan kurbannya dengan niat untuk
7 anggota keluarganya. Sementara itu, pak Kasan dalam waktu
yang sama juga berkurban menyembelih kambing dengan niat
untuk dirinya sendiri. Nah, bagaimana pendapatmu tentang
perbedaan niat antara Pak Haji Tauhid dengan pak Kasan ketika
keduanya melaksanakan ibadah kurban tadi?

35
b. Agung adalah anak laki- laki ustadz Sanusi yang baru beberapa
hari lalu lahir. Tepat pada hari ke tujuh, Ustadz Sanusi
mengundang tetangganya untuk menghadiri acara walimatut
tasmiyah (tasyakuran pemberian nama anaknya). Sang Ustadz
dalam menjamu tamunya sengaja menghidangkan sate dan
tongseng kambing yang disembelih sehari sebelumnya berjumlah
dua ekor dengan niat akikah untuk putra tercintanya. Sedangkan
bu Muslihah juga mengundang tetangga sekitar dengan hajatan
mengakikahi putrinya yang sudah berumur 7 tahun dengan
menyembelih satu ekor kambing. Bagaimana pendapatmu
terhadap ustadz Sanusi dan bu Muslihah yang berbeda dalam
mengakikahi anaknya?
c. Pak Karmin adalah pedagang kambing yang sehari-hari
menjajakan jualannya di pasar kambing dekat rumahnya.
Disamping itu, ia juga menerima pesanan kambing yang siap
disembelih untuk kepentingan kurban, akikah atau hajatan
lainnya. Pelayanan khusus yang diberikan adalah menyembelih
kambing, memototng dan membersihkan dagingnya hingga
mengantarkan ke rumah pelanggannya. Suatu saat, pak Parman
pesan kambing untuk keperluan ibadah kurban kepada pak
Karmin dan diberi harga yang murah sekali. Namun pak Parman
terkejut sekali ketika melihat pesanannya, karena hewan
kurbannya dalam keadaan buta salah satu matanya. Bagaimana
pendapatmu tentang sikap pak Karmin dan bagaimana hokum
hewan kurban pak Parman tersebut?

7. Musykilatut Thullab
Strategi ini untuk materi yang sudah diajarkan sebelumnya.
Langkah-langkah:

36
a. Setelah menerangkan materi , guru memberikan potongan kertas
kosong kepada siswa agar diisi pertanyaan gramatika yang belum
dipahami
b. Potongan kertas yang berisi pertanyaan tadi agar diberikan kepada
teman sebelahnya untuk dibaca dan diberi tanda checklist (v) jika
ia ingin mengetahui jawabannya. Jika tidak, harus langsung
diberikan pada teman berikutnya.
c. Kertas tadi bergulir terus sampai kembali ke pemiliknya,
kemudian dihitung tanda checklist tersebut.
d. Kertas yang paling banyak mendapatkan checklist merupakan
masalah yang mendapatkan prioritas untuk dijawab.
e. Lalu siswa bersama guru mendiskusikan jawabannya
f. Pertanyaan yang belum terjawab dapat djawab pada peryemuan
berikutnya.
g. Guru dan siswa melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut.

8.  Tahlilul Khotho’
Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa diminta menulis sebuah karangan pendek sesuai dengan
topic yang dibahas.
b. Setelah dikoreksi, guru mengidentifikasi dan mengidentifikasi
mana kesalahan umum yang berfrekwensi tinggi (common
mistake) serta mana yang merupakan kesalahan individual (yang
melakukan kesalahan tersebut jumlahnya sedikit)
c. Siswa diminta menganalisa bersama- sama kesalahan yang
berfrekwensi tinggi.
d. Guru menjelaskan letak kesalahan dan membetulkannya secara
hukum qawaid
e. Guru dan siswa mengambil kesimpulan

37
9. Ta’biirus shuroh
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan gambar terkait topic/ materi mata pelajaran
b. Meminta siswa untuk mengamati gambar secara cermat
c. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
d. Diminta semua anggota kelompok mencatat kosakata (bahasa
Arab) sebanyak- banyaknya sesuai hasil pengamatan terhadap
gambar (perlu dibatasi waktu)
e. Selanjutnya setiap kelompok menyusun kalimat sempurna dalam
bahasa Arab dan menulisnya di papan tulis
f. Selanjutnya setiap kelompok mendiskripsikan/ ta”bir cerita
tentang gambar yang diamati dalam bahasa Arab
g. Klarifikasi dan kesimpulan2

2
https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-mi.html Haji
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.195

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa
menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut
mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam, disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran
pendidikan agama Islam.
metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam
silabi mata pelajaran. Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian
bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan
bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Metode Diskusi
3. Metode Tanya Jawab
4. Metode Pemberian Tugas
5. Metode Eksperimen

39
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Tutorial/Bimbingan
8. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
9. Metode Latihan
10. Metode Sosio-drama
11. Metode Simulasi
12. Metode Kerja Lapangan
13. Metode Kerja Kelompok
14. Metode Karya Wisata 
15. Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )
16. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
17. Metode perancangan ( projeck method )
18. Metode Bagian ( Teileren method )
19. Metode Global (Ganze method )
20. Metode Discovery

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam


menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan (PAIKEM). Beberapa model pembelajaran PAI berbasis
PAIKEM, antara lain:
1. Everyone is a teacher here (setiap murid sebagai guru)
2. Information search
3. Reading Aloud (strategi membaca dengan keras), sesuai untuk
materi sejarah
4. Role Play (bermain peran), sesuai untuk materi akhlak
5. Index Card Match  (Mencari Jodoh kartu tanya jawab)
6. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
7. Musykilatut thullab
8.  Tahlilul Khotho’
9. Ta’biirus shuroh

40
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam di SD dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambha ilmu pengetahuan bagi yang mmembacanya.

41
DAFTAR PUSTAKA

https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-
pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-
mi.html

Moedjiono, Moh. dan Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar.


Depdikbud Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.

Ramayulis, Haji. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam


Mulia, 2005.

42

Anda mungkin juga menyukai