BAB I
PENDAHULUAN
1
diharapkan untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
agama kepada peserta didiknya dengan berbagai metode.
1
Moh. Moedjiono, Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Depdikbud. Diektorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1991/1992), h. 61
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum,
Departemen Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut :
Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu :
pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi
kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk
Al-Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan
sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.
Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa
menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut
mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan
4
agama Islam, disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran
pendidikan agama Islam.
5
tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral
dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting)
dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode
mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi,
kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2
bagian, yaitu :
1. Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim
dipakai oleh guru atau disebut metode tradisional
2. Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang
baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti
mengajar dengan modul, pengajaran berprogram,machine unit, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah
tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta
guru-guru yang ahli menanganinya.
Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam
menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih
metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran,
situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode
mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran
tersebut.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau
keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar,
bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi
serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode
yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh
guru dalam mengajar dan bukan tujuan.
6
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara
otomatis.
4. Suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi
guru lain.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat
memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian
dan evaluasi secara terus menerus.
Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam
pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode yaitu : tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan
kondisi, fasilitas yang tersedia dan kebaikan atau kelemahan suatu metode.
Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi
pembelajaran, dalam pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar
murid
Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi
murid.
Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.
7
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode
ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar.”. Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa
metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena
sudah menjadi kebiasaan dalam suaan pembalajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah.
Metode ceramah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik
melakukan aktifitas yang sama , sehingga pendidik dapat
mengawasinya sekaligus
Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima
pelajaran sekaligus
Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan
waktu yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak
Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak
membutuhkan alat-alat yang begitu banyak.
Selain itu, metode ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap
siswa terhadap materi pelajaran.
8
Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk
konsep-konsep lain dari kata-kata yang dimaksudkan.
Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan
kecakapan guna mengeluarkan pendapatnya sendiri
Murid sukar mengkonsentrasikan perhatian
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi
dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua
anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.Jika
metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam
forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada
pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan
menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana
diskusi tanpa tekanan.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran
seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama metode
ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.”
9
Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing belajar siswa antara lain :
1. Whole Group, yaitu bentuk diskusi kelas dimana para
pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai
pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
2. Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari
kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok
besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas
tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris.
3. Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar
pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya
diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran
dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan
pelajaran.
4. Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta
untuk mendiskusikan suatau topik tertentu dan duduk dalam
bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
5. Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke
dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta,
masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu
atau tugas yang bersifat komplementer.
6. Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari
pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa
peserta symposium.
7. Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi
menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal.
10
8. Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah
melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi
kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada
di dalam mangkok.
9. Brain storming, yaitu biasanya terdiri dari delapan sampai dua
belas orang peserta, setiap anggota kelompok diharapkan
menyumbang ide dalam pemecahan masalah. Hasil yang
diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan
ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
11
3. Sering sebagai adu kemampuan dan pelampiasan emosi
personal atau kelompok, bila pendidik kurang menguasai
masalahnya.
Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode
diskusi dipergunakan dalam pendidikan agama sebagaimana Allah
berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159 yang Artinya : “ ... dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu ....“ ( Q.S.Ali
Imran : 159 ).
12
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang
dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode
ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat
mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan
perhatiannya, tetapi mereka akan berhati-hati terhadap pelajaran yang
diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-waktu mereka
akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan
secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk
menjawab pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang
telah dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat
penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun
teratur dan terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
1. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar
mengajar
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap
masalah yang diberikan.
3. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi
murid.
4. Menentukan perhatian bagi murid terhadap masalah yang
sudah dibahas.
Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak hanya melalui
guru yang senantiasa berbicara, tetapi juga mencakup jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-ide dari pihak murid.
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat
diajukan oleh guru atau siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa
menjawab dan siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana yang
13
dikemukakan oleh Drs. Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan
Agama, kelebihan metode tanya jawab yaitu :
1. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang
belum dikuasai oleh murid.
2. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan
pendapatnya dengan lisan secara teratur.
3. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan
pelajaran yang sulit dikuasai.
4. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan
menyampaikan pikirannya dengan berbicara dan murid
bertanya atau memberikan penjelasan.
14
1. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
2. Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah
yang konstruktif
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan
bekerja dalam suasana yang merdeka dan demokratis
4. Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.
5. Metode Eksperimen
15
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda
16
baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.
Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode
demonstrasi antar lain:
1. Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses
dengan penuh perhatian
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Menghindari verbalisme
4. Memberikan keterampilan tertentu
7. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil
siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada
saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
17
8. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai
dari mencari data sampai pada kesimpulan.
9. Metode Latihan
Menurut Zuhairini, yaitu suatu metode dalam pengajaran dengan
jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah
diberikan atau biasa disebut dengan ulangan.
18
13. Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam
suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil
yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan metode kerja
kelompok, yaitu:
1. menentukan kelompok;
2. pemberian tugas-tugas kepada kelompok;
3. pengerjaan tugas pada masing-masing kelompok, dan
4. penilaian.
19
Adapun kelebihan metode karya wisata diantaranya sabagai
berikut:
20
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan
karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya
wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari
obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik
seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian
mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam
pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat,
mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar
nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu
yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
21
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki
keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya
wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga
kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara
langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman
mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab,
menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan
segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka
menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke
dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang
terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
22
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata
(field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis,
kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk
melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang
sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa
yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan
kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada
perkembangan teknologi mutakhir.
23
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa
yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat lebih
merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran
lebih luas dan aktual.
24
kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c)
Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d)
Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-
sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan
tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e)
membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan
sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g)
Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak,
apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan,
memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan
karya wisata yang akan datang.
25
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi
lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan
menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan
26
terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
27
20. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan
di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu
disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara
untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian
yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar
menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat
dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak
belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.
28
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau
diceramahkan saja.
29
Dalam konteks ke-Indonesiaan, pendidikan Islam merupakan
bagian dari system pendidikan nasional. Dimana pembelajaran Agama
Islam, dalam konteks kebijakan pendidikan nasional identik dengan
pendidikan agama Islam yang diselenggarakan pada pendidikan formal di
semua jenjang pendidikan, mulai pendidikan anak usia dini, dasar,
menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Islam merupakan segala usaha untuk memelihara fitrah
manusia, serta sumber daya insane yang ada padanya menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma
Islam. Dengan demikian demikian, tujuan pendidikan Islam berfokus
pada tiga dimensi, yaitu:pertama, terbentuknya insane kamil (manusia
universal, conscience) yang mempunyai wajah- wajah Qur’ani. Kedua,
terciptanya insane kaffah, yang mempunyai dimensi- dimensi religious,
budaya, dan ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia sebagai hamba,
khalifah Allah, serta sebagai waratsatul anbiya’ dan memberikan bekal
yang memadai dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut. Tujuan
pendidikan Islam tersebut akan tercapai bila materi pendidikan tersebut
diseleksi dan diajarkan dengan baik tepat.
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama Islam sebagai
sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan
pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang
agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki
kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi
pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama
akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki
keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi
dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi
apapun mereka bekerja.
Guru merupakan ujung tombak dalam pembelajaran, oleh karena
itu guru dituntut untuk bisa mnciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
30
Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang cukup penting
untuk diperhatikan. Penyampaian materi dalam arti penanaman nilai
pendidikan sering gagal karena cara yang digunakannya kurang tepat.
Penguasaan guru terhapat materi pembelajaran saja belum cukup untuk
dijadikan titik tolak keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Maka, saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang
harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk
mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas
pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agamanya, mendorong
mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak
dan kepribadiannya.
Secara psikologis, penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam proses belajar
mengajar diyakini dan telah terbukti berdasarkan pengalaman memiliki
dampak positif terhadap penguatan hasil belajar, kesan yang mendalam
dan daya tahan lama dalam memori peserta didik sehingga tidak mudah
lupa terhadap ilmu pengetahuan yang diperolehnya, atau dalam bahasa
psikologi dikenal dengan istilah long term memory. Beberapa model
pembelajaran PAI berbasis PAIKEM, antara lain:
31
c. Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di
kertas masing- masing, sambil memikirkan jawabannya.
d. Undang sukarelawan (valunter) untuk membacakan
pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan
budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk
angkat tangan bagi yang siap membaca-tanpa langsung
menunjuknya)
e. Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan)
atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian
mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberikan
pendapat atau melengkapi jawabannya
f. Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap
setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak
takut salah
g. Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa
bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-
masing sesuai waktu yang telah disediakan.
h. Guru melakukan kesimpulan .
2. Information search
Langkah- langkah pembelajaran:
a. Tersedia referensi terkait topik pembelajaran tertentu sesuai
SK/KD
b. Guru menyusun kompetensi dari topik tersebut
c. Guru membuat pertanyaan untuk memperoleh kompetensi
tersebut
d. Siswa diminta mencari ayat dan hadits terkait
e. Bagi kelas dalam kelompok kecil
f. Siswa diminta mencari bahan di perpustakaan /warnet yang
sudah diketahui oleh guru bahwa bahan- bahan tersebut
benar-benar ada.
32
g. Guru membantu dengan cara membagi rerensi kepada
mereka
h. Peserta diminta mencari jawaban dari referensi tersebut
yang idbatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh guru
i. Hasilnya diidiskusikan kepada seluruh kelas
j. Guru menjelaskan materi pelajaran terkait kompetensi
tersebut
k. Kesimpulan
33
f. Kesimpulan
34
f. Setelah semua peserta menemukan pasangannya dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal dan jawaban dengan suara yang keras
g. Akhiri dengan klarifikasi dan pengambilan kesimpulan
` Contoh kasus:
a. Setiap hari raya idul adha dating, pak haji Tauhid selalu
melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih seekor sapi
jantan dan besar. Pak Haji yang kaya dan dermawan ini, selalu
berniat ketika menyembelih hewan kurbannya dengan niat untuk
7 anggota keluarganya. Sementara itu, pak Kasan dalam waktu
yang sama juga berkurban menyembelih kambing dengan niat
untuk dirinya sendiri. Nah, bagaimana pendapatmu tentang
perbedaan niat antara Pak Haji Tauhid dengan pak Kasan ketika
keduanya melaksanakan ibadah kurban tadi?
35
b. Agung adalah anak laki- laki ustadz Sanusi yang baru beberapa
hari lalu lahir. Tepat pada hari ke tujuh, Ustadz Sanusi
mengundang tetangganya untuk menghadiri acara walimatut
tasmiyah (tasyakuran pemberian nama anaknya). Sang Ustadz
dalam menjamu tamunya sengaja menghidangkan sate dan
tongseng kambing yang disembelih sehari sebelumnya berjumlah
dua ekor dengan niat akikah untuk putra tercintanya. Sedangkan
bu Muslihah juga mengundang tetangga sekitar dengan hajatan
mengakikahi putrinya yang sudah berumur 7 tahun dengan
menyembelih satu ekor kambing. Bagaimana pendapatmu
terhadap ustadz Sanusi dan bu Muslihah yang berbeda dalam
mengakikahi anaknya?
c. Pak Karmin adalah pedagang kambing yang sehari-hari
menjajakan jualannya di pasar kambing dekat rumahnya.
Disamping itu, ia juga menerima pesanan kambing yang siap
disembelih untuk kepentingan kurban, akikah atau hajatan
lainnya. Pelayanan khusus yang diberikan adalah menyembelih
kambing, memototng dan membersihkan dagingnya hingga
mengantarkan ke rumah pelanggannya. Suatu saat, pak Parman
pesan kambing untuk keperluan ibadah kurban kepada pak
Karmin dan diberi harga yang murah sekali. Namun pak Parman
terkejut sekali ketika melihat pesanannya, karena hewan
kurbannya dalam keadaan buta salah satu matanya. Bagaimana
pendapatmu tentang sikap pak Karmin dan bagaimana hokum
hewan kurban pak Parman tersebut?
7. Musykilatut Thullab
Strategi ini untuk materi yang sudah diajarkan sebelumnya.
Langkah-langkah:
36
a. Setelah menerangkan materi , guru memberikan potongan kertas
kosong kepada siswa agar diisi pertanyaan gramatika yang belum
dipahami
b. Potongan kertas yang berisi pertanyaan tadi agar diberikan kepada
teman sebelahnya untuk dibaca dan diberi tanda checklist (v) jika
ia ingin mengetahui jawabannya. Jika tidak, harus langsung
diberikan pada teman berikutnya.
c. Kertas tadi bergulir terus sampai kembali ke pemiliknya,
kemudian dihitung tanda checklist tersebut.
d. Kertas yang paling banyak mendapatkan checklist merupakan
masalah yang mendapatkan prioritas untuk dijawab.
e. Lalu siswa bersama guru mendiskusikan jawabannya
f. Pertanyaan yang belum terjawab dapat djawab pada peryemuan
berikutnya.
g. Guru dan siswa melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut.
8. Tahlilul Khotho’
Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa diminta menulis sebuah karangan pendek sesuai dengan
topic yang dibahas.
b. Setelah dikoreksi, guru mengidentifikasi dan mengidentifikasi
mana kesalahan umum yang berfrekwensi tinggi (common
mistake) serta mana yang merupakan kesalahan individual (yang
melakukan kesalahan tersebut jumlahnya sedikit)
c. Siswa diminta menganalisa bersama- sama kesalahan yang
berfrekwensi tinggi.
d. Guru menjelaskan letak kesalahan dan membetulkannya secara
hukum qawaid
e. Guru dan siswa mengambil kesimpulan
37
9. Ta’biirus shuroh
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan gambar terkait topic/ materi mata pelajaran
b. Meminta siswa untuk mengamati gambar secara cermat
c. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
d. Diminta semua anggota kelompok mencatat kosakata (bahasa
Arab) sebanyak- banyaknya sesuai hasil pengamatan terhadap
gambar (perlu dibatasi waktu)
e. Selanjutnya setiap kelompok menyusun kalimat sempurna dalam
bahasa Arab dan menulisnya di papan tulis
f. Selanjutnya setiap kelompok mendiskripsikan/ ta”bir cerita
tentang gambar yang diamati dalam bahasa Arab
g. Klarifikasi dan kesimpulan2
2
https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-mi.html Haji
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.195
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa
menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut
mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam, disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran
pendidikan agama Islam.
metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam
silabi mata pelajaran. Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian
bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan
bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Metode Diskusi
3. Metode Tanya Jawab
4. Metode Pemberian Tugas
5. Metode Eksperimen
39
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Tutorial/Bimbingan
8. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
9. Metode Latihan
10. Metode Sosio-drama
11. Metode Simulasi
12. Metode Kerja Lapangan
13. Metode Kerja Kelompok
14. Metode Karya Wisata
15. Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )
16. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
17. Metode perancangan ( projeck method )
18. Metode Bagian ( Teileren method )
19. Metode Global (Ganze method )
20. Metode Discovery
40
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam di SD dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambha ilmu pengetahuan bagi yang mmembacanya.
41
DAFTAR PUSTAKA
https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-
pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-
mi.html
42