Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH VISUALISASI FOTO DAN STORE LAYOUT CAFE

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEMBADRA

KOPI, TEBEL - GEDANGAN

Proposal Skripsi

NURIL MUSFAROH

C14180065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO

2022
PENGARUH VISUALISASI FOTO DAN STORE LAYOUT CAFE

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEMBADRA

KOPI, TEBEL - GEDANGAN

Proposal Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengajukan skripsi

NURIL MUSFAROH

C14180065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di dunia yang semakin modern ini banyak sekali usaha yang sudah

berkembang di Indonesia. Gao (2010:30) mengungkapkan “kinerja pemasaran

merupakan proses multidimensional yang mencakup tiga dimensi efektivitas,

efisiensi dan kemampuan beradaptasi efektivitas, efisiensi dan aktivitas pemasaran

organisasi terkait dengan tujuan pasar, seperti pendapatan, pertumbuhan dan

pangsa pasar. Era teknologi saat ini dapat membuat suatu strategi pemasaran yang

tepat dan dapat membuat suatu perencanaan, pengelolaan untuk dapat bersaing

dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Menurut (Nonto, 2006)

Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan

yang tinggi diberbagai belahan dunia.

Pelaku usaha sendiri juga harus mengetahui, memahami dan mengerti sifat,

kebiasaan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

untuk memlih suatu produk atau jasa yang akan dibeli. Setiap usaha dibidang

apapun harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat serta dapat

membuat sutu perencanaan, pengelolaan untuk dapat bersaing dimasa sekarang

dan masa yang akan datang, semua itu harus mengacu pada “Customers

Oriented” yaitu mempelajari segala seuatu yang berhubungan dengan pelanggan.

Menurut Bersky dalam (Baikhakki, 2018) bahwa pada era globalisasi seperti

sekarang ini banyak bermunculan produsen – produsen yang baru akan menjual

barang – barang yang sejenis atau sama. Pelanggan merupakan titik sentral
perhatian bagi pedagang yang artinya pelaku usaha harus beorientasi pada

pelanggan. Perilaku pelanggan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup usaha

sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Kotler

dan Keller, 2012:120).

Menurut (Loverlok, 2011:27) Pelaku usaha sendiri juga harus mengetahui,

memahami dan mengerti sifat, kebiasaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pelanggan untuk memilih suatu produk atau jasa yang dibeli, karena

tanpa itu semua pedagang tidak akan mengetahui apa yang dapat dipasarkan guna

memenuhi keinginan pelanggannya, salah satu yang terkait dengan pelanggan

tersebut adalah perilakunya. (Sari, N. E., & Roza, S. (2017) berpendapat Usaha

Mikro Kecil Menengah juga memiliki peran penting yakni dalam mengatasi

masalah pengangguran.

Pada era saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memliki

peran penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dan dianggap sebagai

penggerak perekonomian suatu daerah dimana usaha tersebut telah dijalankan.

Store layout ini sangat bagus digunakan pada usaha UMKM sangat penting bagi

sebuah usaha itu sendiri, banyak sekali usaha yang sudah berkembang berkat

store layout pada café mereka sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dimana ketika

adanya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 an usaha kecil yang bertahan

yakni UMKM. Berdasarkan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun

2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah, pengertian UMKM adalah sebuah

bisnis yang dioperasikan oleh pelaku usaha secara individu, rumah tangga,
ataupun badan usaha berskala kecil. Volume penjualan produk yang baik berawal

dari strategi promosi yang baik.

Menurut Marsum (dalam Sandi, 2016:10) Café adalah tempat untuk makan

dan minum sajian cepat saji dan menyuguhkan suasana santai atau tidak resmi,

selain itu juga merupakan suatu tipe dari restoran yang biasanya menyediakan

tempat duduk didalam dan diluar restoran. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Café adalah tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur

dengan music dengan tempat makan yang berkonsep sederhana, biasanya yang

disajikan berupa minuman dan makanan ringan.

Cafe merupakan tempat yang kebanyakan sebagai tempat untuk

pengunjung bersantai serta berbincang-bincang dan memesan makanan atau

minuman yang terdapat pada menu. Kesulitan yang terjadi di kebanyakan cafe

ialah ketika melayani pemesanan menu makanan serta minuman yaitu pelanggan

menunggu lama untuk mendapatkan menu yang dipesan. Akibatnya banyak

usaha-usaha baru yang muncul dan mulai menjadi kompetitor-kompetitor bagi

pelaku usaha yang lama, salah satu yang paling mencolok saat ini bisnis usaha

retail. Melihat kondisi pasar saat ini yang semakin ketat, bisnis retail perlu

meningkatkan usahanya dengan cara memberikan inovasi baru yaitu

memunculkan perbedaan pada café-café lain dan keunikan. Dengan cara tersebut,

dapat meningkatkan proses bisnis dan dapat menarik konsumen untuk melakukan

pembelian.

Menurut Saxena S (2014), situs jejaring sosial adalah media sosial yang

paling populer. Media sosial tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi


satu sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga foto dan

video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Foto adalah sebuah hasil

dari kegiatan pendokumentasian atau dikatakan sebagai salah satu usaha manusia

untuk membuat seakan-akan waktu berhenti sejenak dan kemudian merekamnya

dalam satu bingkai.

(Barker, 2014: 269) berpendapat makna ruang dipahami sebagai sebuah

konstruksi sosial yang diorganisasikan secara sosial. Dengan kata lain, objek

visual sebagai penanda di dalam ruang arkeologi dipengaruhi oleh tanda-tanda

lain di sekelilingnya sebagai keseluruhan. Kehadirannya dalam penyuguhan suatu

produk media massa cetak yaitu berupa surat kabar telah mengambil fungsi dan

perannya sendiri. Foto mampu hadir dengan kekuatan visual yang dapat

menggantikan seribu kata. Menurut Massaris, Seno Gumira (2002:26)

menyatakan gambar-gambar yag dihasilkan manusia, termasuk fotografi, bisa

dipandang sebagai suatu keberaksaraan visual.

Berbagai macam gaya visual foto produk ditampilkan untuk menarik

perhatian konsumen di media sosial terutama instagram, serta untuk mengangkat

citra brand dari produk kopi yang ditawarkan. Diantaranya ada visual foto yang

hanya menampilkan produk kopi yang ditawarkan. Selain itu kualitas visual yang

disajikanpun menjadi faktor penting dalam membangun interaksi dengan para

pengikut Instagram.

Dengan kata lain, gambar-gambar itu bisa dibaca sehingga merupakan

bagian dari satu cara berbahasa. Media foto juga diminati masyarakat yang butuh

akan informasi karena sebagai imajinasi tak terbendung di mana memiliki makna
dari arti luas. Sebagai contohnya satu buah foto tentang satu peristiwa yang sama

dapat dimaknai ganda bagi orang yang melihatnya. Dalam pelaksanaan atau

pembuatan tata letak cafe sendiri, harus memperhatikan tiga hal yaitu, alur kerja,

peralatan dan tenaga kerja.

Menurut (Andreani et all, 2013) store layout juga menjadi strategi

diferensiasi yang dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih kepada

konsumen. Tempat nongkrong restoran atau kafe menjadi fenomena yang menarik

dan berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat. Keberadaan cafe dalam

keseharian masyarakat bagi anak muda telah mendapat posisi tersendiri sebagai

salah satu alternative memanfaatkan waktu luang ataupun tujuan yang lebih

penting.

Perkembangan retail store tidak hanya terbatas pada supermarket,

minimarket, atau Hypermart, kini store layout berkembangan dengan

bertambahnya cafe-cafe khususnya di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Perkembangan jumlah kafe semakin meningkat, kini persaingan untuk

menciptakan store layout menjadi lebih kreatif.

Cafe Sembadra kopi merupakan salah satu UMKM dalam sector agribisnis

yang terletak di Desa Tebel Kecamatan Gedangan. Dirikan oleh Bapak Sugeng

sejak tahun 2018. Café ini menjual berbagai produk makanan dan minuman dan

lain lain. Sembadra kopi merupakan sebuah cafe dengan desain interior yang

mengadopsi suasana joglo jogja dengan kolam ikan yang memberikan suasana

alam yang indah. cafe ini memiliki dua layout yakni, outdoor area dan indoor

area. Sembadra kopi beroperasi setiap hari Senin - Minggu pukul 17:00 – 00:00.
Berdasarkan survei di Sembadra kopi terdapat masalah tentang visualisasi

foto, dimana kebutuhan desain ruangan masih kurang untuk mengembangkan

minat pelanggan, kesadaran untuk menonjolkan desain media billboard, banner

dan lukisan sangat diperlukan serta elemen desain yang kurang mencerminkan

karakter sembadra kopi. Masalah yang kedua, layout cafe banyak konsumen yang

tidak menegetahui kurangnya fasilitas area parkir, tempat ibadah karena luas tanah

yang kurang memadai.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul

“Pengaruh Visualisasi Foto dan Store Layout Cafe Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Sembadra Kopi Tebel Gedangan”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka

dapat ditentukan pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh visualisasi foto terhadap keputusan pembelian?

2. Apakah terdapat pengaruh store layout cafe terhadap keputusan pembelian?

3. Apakah terdapat pengaruh visualisasi foto dan store layout secara signifikan

terhadap keputusan pembelian pada Sembadra Kopi ?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh visualisasi foto terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk menganalisis pengaruh store layout terhadap keputusan pembelian.


3. Untuk mengetahui pengaruh visualisasi foto dan store layout terhadap

keputusan pembelian.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini diantaranya yaitu :

1. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana pengetahuan

serta di harapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian sejenis.

Hasil penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan kontribusi yang

nyata terhadap teori-teori yang berkaitan dengan persoalan tersebut dan

dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap teori-teori yang

berkaitan dengan persoalan tersebut dan dapat menambah wawasan

mahasiswa lain mengenai keputusan pembelian.

2. Bagi Perusahaan (UKM)

Bagi Sembadra kopi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pemilik usaha yaitu tentang pengaruh visualisasi foto dan

store layout terhadap keputusan pembelian, sehingga senantiasa

mempertimbangkan aspek-aspek tersebut dalam upaya meningkatkan

penjualan. Selain itu, dapat juga sebagai acuan dalam mengatasi faktor

yang mempengaruhi meningkat dan menurunnya suatu keputusan

pembelian.

3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi

dan untuk menambah wawasan serta pemikiran bagi penulis. Serta untuk

menyusun Tugas Akhir (TA) yang merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi S1 pada Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

(UNUSIDA).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan seni dan ilmu mengidentifikasikan kebutuhan yang

kemudian diterjemahkan dalam bentuk produk serta mengambil keuntungan dari

upaya tersebut. Banyak orang berpendapat bahwa pemasaran identik dengan

penjualan. Penjualan hanyalah ujung puncak dari suatu bangunan yang bertingkat

yang menjulang tinggi. Sedangkan bangunan itu sendiri secara keseluruhan

merupakan pemasaran. Dari hal diatas maka, bidang pemasaran merupakan

bidang yang sangat luas dibandingkan penjualan.

Pengetahuan tentang pemasaran dapat menjadi awal berdirinya wirausaha

terhadap peluang bisnis di era sekarang karena pemasaran yang efektif dapat

memiliki banyak bentuk dan bukan semata-mata hanya tentang cara menjual

barang atau jasa. Kreatifitas, kegairahan disertai upaya untuk pengembangan

bisnis, pengetahuan tentang pemasaran adalah faktor utama dari suksesnya

seorang pemasar.
Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatakn pokok dalam sebuah

perusahaan dan bisnis. Sangat penting sekali manajemen pemasaran berada pada

sebuah perusahaan karena dengan adanya manajemen pemasaran keberlangsungan

perusahaan akan terjaga, perusahaan juga bisa mengembangkan kearah yang lebih

maju, dan manajemen pemasaran digunakan untuk mendapatkan laba. Proses

pemasaran itu dimulai sebelum produk dihasilkan dan kegiatan pemasaran tidak

berakhir pada penjualan saja tapi pasca pembelianpun pemasaran terus digunakan

perusahaan guna mengetahui kepuasan pelanggan terhadap produk yang

dihasilkan perusahaan. Untuk itu, sebelum mengetahui pengertian manajemen

pemasaran, alangkah baiknya kita mempelajari tentang pengertian pemasaran.

Berikut penjelasan mengenai pengertian pemasaran.

Menurut Kotler dan Keller, (2012:5) pengertian pemasaran adalah sebuah

proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Menurut

William J.Stanton dan Charles Futrell (2013:11) pemasaran adalah salah satu

system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide, ide

kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.

Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

kegiatan untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan meyerahkan nilai kepeda

pelanggan serta mengelola hubungan demi memuaskan kebutuhan atau keinginan

kedua belah pihak.


2.1.1 Visualisasi Foto

Menurut (Pranata, 2004) salah satu perkembangan yang termasuk sangat

cepat adalah kemampuan teknologi mengubah citra gambar garis dan foto digital

menjadi citra digital. Salah satu fenomena dalam perkembangan kemajuan

teknologi internet, berbagai perangkat pintar seperti telephone genggam, serta

budaya siber saat ini adalah selfie atau foto diri. Analisis terhadap foto diri tidak

hanya dapat dilihat dari aspen wajah dan ekspresi serta gaya yang ditampilkan

seseorang, melainkan harus melibatkan suasana, moment, bangunan, tempat atau

lingkungan yang konsumen kunjungi pada saat itu juga. Visualisasi merupakan

suatu rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau annimasi untuk

penampilan suatu informasi. Pada saat ini visualisasi telah berkembang dan

banyak dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan, rekayasa, visualisasi desain

produk, Pendidikan, multimedia interaktif, kedokteran, dll. Perkembangan bidang

animasi juga telah membantu banyak dalam bidang visualisasi yang lebih

kompleks dan cangggih. Contoh dari hal ini meliputi hiasan di dinding dari

manusia.

2.1.2 Store Layout

1. Pengertian Store Layout

(Turley & Williman, 2000) menyatakan bahwa store layout merujuk pada

perlengkapan, alokasi ruang, pengelompokkan produk, arus lalu lintas,

departemen lokasi, dan lokasi dalam departemen. Store layout dapat

mempengaruhi keadaan emosi pelanggan. Keadaan emosi pelanggan terdiri

dari perasaan senang, dan perasaan yang dapat meningkatkan keinginan, baik
muncul secara psikologis ataupun keinginan yang bersifat mendadak

(implusif). Menurut Bermans & Evans (2010: 469) Store layout direncanakan

sesuai dengan program ruang yang biasanya disusun berdasarkan observasi

mengenai kebutuhan ruang. Store layout adalah pengelolaan dalam hal

penentuan lokasi dan fasilitas toko. Menurut utami (2010:273) bahwa store

layout yang baik akan menuntun konsumen dari satu departemen ke

departemen lain. Pengelolaan toko juga harus memanfaatkan ruangnan toko se-

efektif mungkin. Agar dapat menatara tata letak toko harus memperhatikan

beberapa faktor, yaitu :

1. Lokasi toko

2. Warna yang digunakan

3. Udara

4. Suhu

5. Cahaya

6. Suara

7. Budaya

Menurut Berman & Evans (2010:514) Store layout merupakan salah satu

elemen penting yang ada dalam faktor suasana toko, kerena dengan melakukan

store layout yang benar, seorang pengusaha ritel mendapatkan perilaku konsumen

yang diharapkan. Elemen-elemen store layout sebagai berikut :

1. Alokasi ruang lantai

2. Klasifikasi yang diberikan toko

3. Arus lalu lintas


Menurut Levy dan Weitz (2001) ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam

menentukan suasana lingkungan store, yaitu :

1. Suasana lingkungan store harus konsisten dengan citra store dan strategi

secara keseluruhan.

2. Menentukan pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian.

3. Biaya yang diperlukan agar sesuai dengan yang dianggarkan.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal

masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan

mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan

masalahnya, yang kemudian mengaruh pada keputusan pembelian. Keputusan

pembelian tidak terjadi dengan begitu saja. Konsumen biasanya harus melalui

serangkaian tahapan dalam menentukan pembelian suatu produk dan jasa Menurut

Kotler dan Amstrong (2008:226), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.

Sedangkan menurut Schiffman dkk yang dikutip oleh Suwarman (2004:289),

keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau

lebih pilihan alternatif.

(Sangadji, 2013) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu

proses penilaian serta pemilihan yang melakukan pembelian dari alternatif pilihan.

Beberapa pengertian keputusan pembelian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian adalah sebuah sikap yang diambil oleh sesorang konsumen
setelah melalui serangkaian proses pengintrasian dan pengevaluasian berbagai

alternatif dalam rangka menetapkan pilihan yang tepat terhadap hal-hal yang

menjadi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:178) model proses

keputusan pembelian yang terdiri dari lima tahap -yaitu : pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku paca

pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:518) dalam Abdurrahman

(2015:41) Keputusan pembelian, yaitu keputusan konsumen untuk membeli atau

tidak membeli suatu produk atau jasa.

(Kotler dalam Agustinus, H., & Marbun, S (2020) berpendapat Konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian untuk membeli suatu produk yang

ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product,

promotion, place (marketing mix) yang telah diterapkan oleh perusahaan selama

ini.

A. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:184)

mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan.

Tahapan pembelian konsumen tersebut diantara lain :

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Pengenalan

Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian Kebutuhan

Sumber : Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:185)

Gambar 1.1

Model lima tahap proses pembelian konsumen

1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai Ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan eksternal atau internal. Dengan adanya

masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang dan jasa,

selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan

maupun informasi yang didapat dari lingkungan sekitar.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah informasi yang didapat, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif

pilihan dalam memenuhi kebutuhan tesebut. Evaluasi pertama, konsumen

berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen encari manfaat tertetu

dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai

sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat

yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalan

kumpulan pilihan. Konsumen juga mememungkinkan membentuk maksud untuk

membeli produk merek yang paling disukai.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Keputusan atau ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku pembelian

selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian

ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika

konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.


B. Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2016:1830 menjelaskan enam indikator

keputusan pembelian sebagai berikut :

1. Pemilihan produk

Konsumen bisa menentukan keputusan untuk membeli suatu barang atau

jasa maupun memakai uangnya untuk keperluan lainnya.

2. Pemilihan Merek

Konsumen mampu menentukan merek kapan yang akan dibeli.

3. Pemilihan tempat penyalur

Konsumen harus bisa menetapkan penyedia jasa yang hendak didatanginya.

4. Waktu pembelian

Keputusan konsuen dalam menentukan kapan akan dilakukan pembelian.

5. Jumlah pembelian

Keputusan konsumen mengenai jumlah barang atau jasa yang hendak

dibelinya.

6. Metode pembayaran

Keputusan konsumen dalam memilih metode pembayaran apa yang akan

digunakan.

2.2 Kajian hasil penelitian yang relevan

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

No Nama Peneliti
Judul Variabel Tujuan Metodelogi Hasil
dan Tahun
1. Irmavi Indah Pengaruh - Store Tujuannya Menggunakan Hasil

Alvionita dan Store Layout, Layout penelitian ini Teknik analisis penelitian

Asminah dan Kualitas - Kualitas untuk Kuantitatif menunjuk

Rachmi Pelayanan Pelayan mengetahui dengan metode kan bahwa

Terhadap an seberapa survey. nilai

Keputusan - Keputus besar Adjusted

Pembelian an pengaruh R Square

Pembeli store layout 0,442

an dan kualitas yang

pelayanan berarti

terhadap besarnya

keputusan pengaruh

pembelian di variabel

Vivi’s Mart store

Malang. layout dan

kualitas

pelayanan

terhadap

keputusan

pembelian

di Vivi’s

Mart

Malang
adalah

sebesar

44,2%.

2. Fransisca Pengaruh - Store Untuk Metode Hasil

Andreani, Store Layout, Layout mengetahui Kuantitatif. penelitian

menunjukk
Monika Interior - Interior pengaruh
an bahwa
Kristanti, Display, Display store layout,
store
Adiguna Human - Human interior
layout,
Yapola. Pada Variable Variabl display,
interior
tahun 2013 Terhadap e human
display,
Customers - Custom variable
human
Shopping ers terhadap variable
Orientation Shoppin customers berpengaru

Di Restoran g shopping h secara

Dewadaru Orientat orientation serempak

Surabaya ion. pada restoran dan parsial

terhadap
Dewandaru
customer
Surabaya.
shopping

orientation

pada

restoran

Dewandaru

Surabaya
3. Yaumil Pengaruh - Store Tujuannya Menggunakan Hasil

Akhiryananda Store Layout, Layout penelitian ini Teknik analisis penelitian

Pada tahun Interior - Display untuk Kuantitatif menunjuk

2021 Display dan Interior mengetahui dengan metode kan

Promosi - Promosi pengaruh survey. bahwa: (1)

Terhadap - Keputus store layout, Faktor

Keputusan an display store

Pembelian Pembeli interior, dan layout

an promosi berpengar

terhadap uh

keputusan terhadap

pembelian di keputusan

Kamila Café pembelian

pada konsumen

Mahasiswa di Kamila

Fakultas Caffe

Ekonomi dan Mataram,

Bisnis artinya

Universitas jika store

Mataram. layout

semakin

bagus

maka
keputusan

pembelian

semakin

meningkat

. (2)

Faktor

interior

display

berpengar

uh

terhhadap

keputusan

pembelian

konsumen

di Kamila

Caffe

Mataram,

artinya

jika

interior

display

semakin

bagus
maka

keputusan

pembelian

semakin

meningkat

. (3)

Faktor

promoosi

berpengar

uh

terhadap

keputusan

pembelian

konsumen

di Kamila

Caffe

Mataram,

artinya

jika

promosi

semakin

bagus

maka
keputusan

pembelian

semakin

meningka

2.3 Kerangka berpikir

Merupakan sintesa tentang hubungan antara variable yang disusun dari

berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka berpikir yang baik akan

menjelaskan secara teoritis pertautan antara variable yang akan diteliti. Kerangka

berpikir pada suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian

tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini terdapat tiga

variabel yang diidentifikasikan sebagai masalah penting. Tiga variable ini terdiri

atas dua variable independent yaitu visualisasi foto, dan store layout serta satu

variable dependen yaitu keputusan pembelian.

Dari uraian di atas maka dapat dibuat sebuah kerangka berpikir yaitu

sebagai berikut :

Visualisasi Foto

Keputusan
Pembelian
Store Layout

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2013:71). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan

mendukung pernyataan. Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian

membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya. Jadi hipotesis

merupakan jawaban sementara pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam

perumusan masalah. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Ada pengaruh visualisasi foto terhadap keputusan pembelian pada sembadra

kopi.

H2 : Ada pengaruh terhadap store layout terhadap keputusan pembelian pada

sembadra kopi.

Anda mungkin juga menyukai