Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

LUNTURNYA NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-3 DALAM


BERBANGSA DAN BERNEGARA SERTA BERMASYARAKAT

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ghina Mutiara Hanum 2018700005

Nanda Febriyanti 2018700007

Yuni Anisa Pratiwi 2018700016

Dosen Mata Kuliah : Dr. M. Kadarisman, S.H, M.Sc

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikumwr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang
“Lunturnya Nilai-nilai Pancasila Sila ke-3 dalam Berbangsa dan Bernegara serta
Bermasyarakat”. Sholawat serta salam tak lupa mari kita limpah curahkan kepada
Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada
kami sendiri mengenai “Lunturnya Nilai-nilai Pancasila Sila ke-3 dalam
Berbangsa dan Bernegara serta Bermasyarakat”. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu’alaikumwr.wb

Jakarta, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….i

Daftar Isi……………………………………………………………………….….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....…1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………......3
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………..3

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………..4

2.1 Pancasila……………………………………………………………………….4

2.2 Pancasila menurut para ahli…………………………………………………...5


BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………7

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Sila Ketiga…………………………………….7

3.2 Isi dan Makna Sila ketiga…………………………………………….………..8

3.3 Problematika Implementasi Sila Ketiga……………………………………...10

BAB IV PENUTUP……………………………...………………………………15

4.1 Simpulan…………………………………………………………………......15

4.2 Saran………………………………………………………………………….15

Daftar Pustaka………………………………………………………...……..…..xvi

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia dan untuk
menjadi warga negara yang baik (good citizen) di Indonesia harus sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Hal inilah yang mendasari betapa
pentingnya Pancasila sebagai acuan ataupun pedoman tentang bagaimana
berperilaku menjadi warga negara yang baik (good citizen) di Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berfikir dan
bertindak yang sesuai dengan ideologi negara.

Pancasila selalu memiliki nilai nilai yang tinggi, dasar dasar perjuangan,
serta tujuan dari bangsa Indonesia. Pancasila telah menjadi pedoman rakyat
Indonesia selama berpuluh puluh tahun lamanya, karena itulah pancasila mrnjadi
bagian yang tidak dapat terpisahkan oleh NKRI. Sejak 1945 Indonesia telah
mengalami problematika serius tentang kepribadian bangsa. Indonesia selalu
dipertaruhkan oleh konflik konflik pemecah bangsa yang dilakukan oleh oknum
oknum yang hanya ingin mempedulikan kepentingan pribadi/kelompok. Tetapi
semua itu telah dilalui secara baik oleh NKRI. Semua problematika itu selalu
dikembalikan kepada Pancasila sebagai dasar pedoman hidup babgsa Indonesia.

Walaupun begitu, masih banyak rakyat Indonesia yang belum mengerti


betapa pentingnya Pancasila bagi kehidupan mereka. Mereka masih belum
mengerti bahwa dasar dari negara ini yang telah diperjuangkan oleh oara
pahlawan – pahlawan Indonesia sejak masa penjajahan hingga Proklamasi
dikumandangkan. Kecintaan mereka terhadap bangsa ini hanya dilihat dari
kebutuhan materi duniawi mereka, yang membuat mereka buta hingga dapat
menutup indera mereka saat negeri ini dilanda konflik konflik besar.

Didalam setiap sila pada Ideologi bangsa Indonesia, memiliki nilai nilai
yang tak dapat tergantikan. Setiap sila-nya di buat oleh pemikiran anak bangsa
yang
1

mengharapkan masa depan Indonesia agar lebih baik. Setiap sila-nya


melambangkan karakter bangsa Indonesia yang seharusnya menjadi panutan bagi
rakyat dan negara ini.

Pada zaman modern atau zaman globalisasi seperti sekarang ini,


banyaknya pengaruh negatif terhadap suatu negara salah staunya adalah lunturnya
nilai-nilai luhur yang melakat disuatu negara, dan inipun yang terjadi di Indonesia
saat ini, dengan banyaknya pengaruh gelobalisasi saalah satunya adalah pengaruh
dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, banyaknya warga
negara atau masyarakat yang tidak atau kurangnya memahami betapa pentingnya
nilai-nilai Pancasila tersebut dikarenakan pengaruh negaritif gelobalisasi.

Ancaman yang muncul dari pengaruh negatif globalisasi terhadap ideologi


suatu negara atau bangsa merupakan suatu ancaman yang besar dan tidak bisa
dianggap kecil, dengan begitu mudahnya pengaruh negatif dari luar yang masuk
ke Indonesia, perlahan-lahan akan berdampak secara tidak disadari terhadap
karakter masyarakat yang tidak sesuai dengan karakter bangsa dan inilah yang
sedang terjadi di Indonesia saat ini.

Permasalahan tersebut dihawatirkan masyarakat Indonesia akan lupa


terhadap jati diri bangsanya sendiri yang menjungjung tinggi nilai-nilai Pancasila
sebagai bentuk warga negarayang baik (Good Citizen) yang merupakan aplikasi
karakter bangsa Indonesia ini sendiri. Hal ini terlihat dari Majlis Permusyawaratan
Rakyat (2013, hal.103) yang terlah menidentifikasikan dalam ketetapan MPR
bahwa Ketetapan MPR No/ V /MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan
Kesatuan dan Kondisi Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai berikut : Nilai-
nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam
berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat hal itu akhirnya melahirkan
krisis akhlak dan moral yang berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan
pelanggaran hak asasi manusia dan kurangnya pemahaman, penghayatan, dan
kepercayaan akan keutamaan nilainilai yang terkandung pada setiap sila pancasila
dan keterkaitannya satu sama lain, untuk kemudian diamalkan secara konsisten
disegala lapis dan bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana terbentuknya sila ke-tiga Pancasila?
2. Apa kandungan isi dalam sila ke-3?
3. Problementasi apa saja yang dihadapi Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara menurut sila ke-3?
4. Apa solusi yang tepat untuk Problementasi sila ke-3 ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk membantu para pembaca mendalami tentang sila ke-tiga.
2. Untuk menjelaskan problematika sila ke-tiga.
3. Untuk menjelaskan hubungan antara bernegara dengan sila ke-tiga.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pancasila
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni
1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia
merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan
kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar
itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan
kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan
budaya., berikut ini adalah uraian singkat dari Pancasila:

A. Pengertian Pancasila
1) Secara etimologis, istilah Pancasila berasal dari kata Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) dan bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sangsekerta “Pancasila”
memiliki dua macam arti yaitu :
a) Panca artinya lima dan syila (vokal i pendek) artinya batu sendi,
azas atau dasar, jadi jika dirangkai menjadi dasar yang memiliki
lima unsur.
b) Panca artinya lima dan syiila (vokal i panjang) artinya peraturan
tingkah laku, yang penting atau yang senonoh, jadi jika dirangkai
menjadi lima aturan tingkah laku yang penting
2) Secara historis ada beberapa alur yang meriwayatkan singkat Pancasila
baik dari segi istilah maupun proses perumusan sampai menjadi dasar
negara yang sah, berikut ini adalah prosesnya :
a) Perumusan dari sidang BPUPKI pertama Dr Radjiman
Widyoningrat mengajukan permasalahan rumusan dasar negara
Indonesia yang diisi tiga pembicara yaitu Mr Mochamad Yamin,
Dr Soepomo dan Ir Soekarno.

4
5
b) Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno berpidato secara lisan
mengenai rumusan dasar negara Indonesia yang diberi nama
Pancasila.
c) Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memploklamirkan
kemerdekaan
d) Pada tanggal 18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945
disahkan dan pada alinea IV terdapat rumusan lima prinsip dasar
negara.
3) Secara terminologi atau berdasarkan isi istilahnya, Pancasila dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV berisi dasar Negara. Secara yuridis dan
dalam Bahasa Indonesia disebutkan sebagai berikut :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Pancasila Menurut Para Ahli


1. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang
berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
2. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta
sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
6
3. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun
sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan
demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni
falsafah bangsa Indonesia. Oleh karena itu persatuan telah menjadi
keinginan bangsa indonesia sejak zaman dulu.
4. Frans Magnis suseno
Menurut Frans Magnis Suseno Pancasila bisa di maknai
sebagaiberikut;
1. Merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang mementingkan
semua komponen dari Sabang sampai dengan Merauke.
2. Merupakan cita–cita bersama semua  golongan bisa mengembangkan
hidup menurut cita-cita mereka sendiri dengan tetap berpedoman pada
Pancasila.
Frans magni suseno berpendapat bahwa persatuan dari sabang
sampai merauke diperlukan untuk menerapkan pancasila, dan persatuan
dan kesatuan merupakan cita cita bangsa Indonesia
5. Ruslan abdul gani
Ruslan Abdulgani berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat
negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh
bangsa Indonesia. Maka dari itu menurut ruslan abdulgani, persatuan dan
kesatuan adalah cita cita dari rakyat indonesia sejak dulu.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Sila Ketiga


Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya, dan
bangsa, adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun juga.
Termasuk bangsa Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau-pulau yang terpisah
oleh lautan luas, sehingga terjadi beraneka macam keanekaragaman di Indonesia.
Berdasarkan fakta ini harus diakui adanya bangsa dan kebangsaan.  Untuk
mencapai tujuan demi keadilan social, bangsa Indonesia harus menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman suku dan budaya yang kita
miliki. Bung Karno sering menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya alat
pemersatu bangsa Indonesia, terutama sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.
Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah dan
dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu bersifat kedaerahan ternyata
tidak membuahkan hasil sama sekali. Bahkan menjadikan perpecahan antar
bangsa di Indonesia. Kemudian bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama
pemuda-pemuda Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersama-
sama. Sehingga teraihlah kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga
sekarang ini.
Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari
rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah yang menjadikan
persatuan Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat berdirinya bangsa
Indonesia dan landasan untuk bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan,
memajukan bangsa, dan menghadapi ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan
budaya di Indonesia juga perlu disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang
kuat. Sehingga dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terdapat sila
ketiga yaitu Persatuan Indonesia.

7
8
3.2 Isi dan Makna Sila ke-3
Pada pembukaan UUD 1945 ada bagian yang menuliskan “perjuangan
pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur ”. Sudah
sangat jelas bahwa dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan Persatuan Indonesia
sangat penting untuk menentukan keberhasilan rakyat indonesia.

Persatuan adalah syarat mutlak keberhasilan untuk membangun suatu


negara. Bahkan setelah merdeka pun, persatuan harus selalu dipupuk agar tercapai
tujuan bersama rakyat indonesia. Oleh kerena itu pengertian Persatuan Indonesia
sebagai hasil yaitu dalam wujud persatuan wilayah, bangsa, dan susunan negara,
namun juga bersifat dinamis yaitu harus senantiasa dipelihara, dipupuk, dan
dikembangkan.

Persatuan berasal dari kata Satu yang artinya tidak terpecah-belah


atau utuh. Jadi arti persatuan yaitu bersatunya bermacam-macam aneka ragam
kebudayaan menjadi satu yang utuh dan serasi. Jadi makna “ Persatuan Indonesia
“ adalah bahwa sifat dan keadaan negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat
satu. Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai dengan hakikat satu berarti
mutlak tidak dapat dibagi – bagi, sehingga bangsa dan negara Indonesia yang
menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu negara yang berdiri sendiri
memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah dari negara lain di dunia ini.
Sehingga negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas,
sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-
bagi. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Sedangkan Indonesia yang dimaksudkan
dalam sila ke 3 ini mengandung makna bangsa dalam arti politis yaitu bangsa
yang hidup didalam wilayah tersebut. Jadi “Persatuan Indonesaia” ialah persatuan
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia ini bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebngsaan yang
bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat menurut Darmodihardjo
9

Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang cukup


panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu
kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian
Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara.

Sila ketiga ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau


kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama,
suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan melalui sila ini berbeda-beda
tetapi tetap satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia
mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan
golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah
sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia.
Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat
Indonesia.

Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara


ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai
bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu
persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang
berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu
perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri
khas elemen-elemen yang membentuk Negara. Konsekuensinya negara adalah
beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang
dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk
diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu
sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama
untuk mewujudkan tujuan bersama.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu,


maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas
tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan
kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk
merealisasikan

10

seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan
dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai
bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu
nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa. Nasionalisme yang
humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala
aspek penyelenggaraan Negara.

3.3 Problematika Implementasi sila ke-3


1. Butir-butir dari Sila ke-tiga Pancasila :
Walaupun pancasila telah dibuat sedemikian rupa tetapi masih
banyak orang yang belum peduli tentang dasar negara mereka.
Ketidakpedulian mereka menyebabkan hilangnya karakter bangsa
Indonesia ysng seharusnya telah terbentuk sejak dibuatnya dasar negara
ini. Problematika yang sesungguhnya mencakup dalam tindakan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berikut adalah butir butir
Implementasi sila ke-3 yang seharusnya telah diterapkan :
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan
bangsa dan negara atas kepentingan pribadi atau golongan. Butir
ini menghendaki warga negara Indonesia menempatkan
kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh
sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi terjadi,
kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain
politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara
demi kelompoknya seperti penjualan aset negara dan masyarakat
11
dirugikan. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus melakukan
pengawasan yang bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan
negara.
b. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Butir ini
menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai
wujud kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini
dapat dilakukan dengan menjadi militer sukarela, menjaga
keamanan lingkungan, menegakkan disiplin, dan sebagian besar
warga negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar
pajak sebagai kewajiban warga negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga
negara mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara
memiliki rasa ke-Indonesiaan. Kecintaan akan Indonesia dapat
dilakukan dengan mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai
kegiatan seperti Olimpiade olahraga maupun Ilmu Pengetahuan,
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, dan melestarikan
kekayaan alam dan budaya Indonesia.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini
menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari
setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air
Indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal-hal yang
menjadi milik bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukan
dengan berani dan percaya diri menunjukan identitas sebagai
warga negara Indonesia baik lewat budaya, perilaku, dan teknologi
yang berkembang di Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah
wujud rasa bangga bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya
pergaulan, dan hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antar
suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun,
damai, dan makmur. Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya
setiap suku,
12
agama, dan pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi, dan
hal ini juga bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukar-menukar ini
akan meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.

Itulah 5 butir yang diharapkan telah diteladani oleh masyarakat


Indonesia dalam persatuan dan kesatuan. Tetapi sayangnya tidak
semua orang mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan serta
tindakan apa yang harus dilakukan mereka sebagai warga negara. Itu
merupakan suatu wujud kelemahan serta problematika yang dihadapi
bangsa ini.

2. Problematika Implementasi dalam bermasyarakat


Dalam kehidupan bermasyarakat, sangatlah penting untung
menjunjung nilai persatuan. Nilai yang terkandung dalam pancasila
merupakan suatu cerminan dari kehidupanmasyarakat Indonesia (nenek
moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus
bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut
maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Berkurangnya nilia nasionalisme dan patriotism
salah satunya dikarenakan oleh adanya arus globalisasi. Pancasila satu kata
seribu makna ,namunkini di era Globalisasi pondasi Negara yang dijadikan
landasan Negara ini telah mulai goyah tergerus terus oleh adanya majunya
zaman.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat
terutama di kalangan muda.Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga
begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita
yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka
menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian
13
tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan 
gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
3. Problematika Implementasi Dalam Berbangsa dan Bernegara
a. Kasus Penistaan Agama oleh Ahok, Perpecahaan yang terjadi
mengakibatkan tebagi menjadi golongan yang pro dan kontra
akibat adanya masalah ini. Perlu kedewasaan kita dalam menilai
permasalahan ini. Ingat, politik tidak dapat dinilai dari satu sisi.
Tetapi nilailah dengan dua sisi; baik dan buruk. Yang terpenting itu
indonesia besatu, berdaulat adil dan makmur. Ingat UUD 1945 dan
Pancasila.
b. Kasus G30SPKI, kasus yang terjadi pada era soeharto ini adalah
suatu kasus perpecahan yang sangat berbahaya dalam rakyat
indonesia, kadus ini menimbulkan gerakan gerakan anti pancasila
yang siap untuk membubarkan NKRI. Pengaruh PKI sangatlah
kuat di Indonesia pada saat itu sehingga rakyat hampir terpengaruh
dengan isu isu tersebut. Oleh karena itu kasua G30SPKI
bertentangan langsung dengan nilai persatuan dan kesatuan
Indonesia.
c. Kasus GAM, kasus ini. Kurang lebih hampir sama dengan kasus
G30SPKI, gerakan ini sering membuat kekacauan disekitar daerah
Aceh dan sekitarnya, karena ketidak puasan dengan pemerintah
mereka bersikeras melepaskan aceh dari NKRI. GAM bertolak
belakang dengan nilai persatuan dan kesatuan karena tidak
bersatunya kelompok ini dengan Ideologi Pancasila.
d. Kasus terorisme, kasus terorisme yang sering terjadi di Indonesia
membuktikan bahwa bangsa ini masih memerlukan pedoman dari
Pancasila. Sebagian besar dari kelompok teroris merasa tidak
setuju dengan Ideologi bangsa ini dan berniat untuk menjatuhkan
bangsa

14
ini. Oleh karena itu terorisme juga bertentangan dengan nilai
pancasila sila ke-tiga.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Latar belakang terbentuknya pancasila sila ke tiga dalah dari faktor
keanekaragaman bangasa Indonesia dan faktor sejarah yang membuktikan bahwa
persatuan Indonesia merupakan salah satu pondasi terkuat bagi bangsa
Indonesia. Butir – butir Pancasila sila ketiga ada enam butir yang intinya adalah menempatkan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, rasa rela berkorban, cinta tanah air, rasa
kebangsaan, memelihara ketertiban dunia, dan menggalangkan Bhineka Tunggal
Ika..
Makna Pancasila sila ketiga adalah meskipun bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya namun tetap satu jua, yaitu Negara
Indonesia. Menggalangkan rasa cinta tanah air dan persatuan untuk memajukan
Negara Indonesia.

4.2 Saran
Untuk menciptakan Implementasi yang baik bagi kesatuan dan persatuan
rakyat Indonesia, seluruh warga Indonesia harus diberikan edukasi mendalam
tentang pancasila sebagai dasar negara mereka. Seluruh rakyat Indonesia harus
memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi serta memiliki jiwa gotong royong yang
baik untuk bekerjasama.
Dari zaman dahulu para pahlawan telah mengharapkan negeri yang damai
sejahtera dengan orang orang yang rukun pada satu sama lain. Kita harus
mengesampingkan perbedaan yang ada dan tetap bersatu jua, karena inilah negara
Indonesia.

15

DAFTAR PUSTAKA

dunginong , 2011.Pengertian Sila ketiga Pancasila (Persatuan indonesia)(online)

( https://dunginong.wordpress.com/2011/11/14/pengertian-sila-ketiga-pancasila/)
diakses pada 25 november 2018.

Saadillah R.S, 2015. Makna dan penerapan pancasila (online)

( http://savepancasila-ti.blogspot.com/2015/01/makna-dan-penerapan-sila-
pancasila_16.html ) di akses 25 Nove,ber 2018

Jenny Fernandez, 2013 implementasi sila ketiga(online)

(http://etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/implementasi-sila-ketiga-
persatuan.html) diakses pada 25 november 2018.

Bahkrul R.K. analisis pancasila ketiga (online)

(http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-ketiga.html)
diakses pada 25 november 2018.

Ningrum,2016. Bhinneka Tunggal Ika (online)

(http://eprints.walisongo.ac.id/6204/3/BAB%20II.) di akses pada 25 novemver


2018.

Parsudi Suparlan,2014 Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa


atau Kebudayaan (online)

(https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&as_ylo=2014&q=jurnal+bhinneka+tunggal+ika#d=gs_qabs&p
=&u=%23p%3Dx4tVpWT-EOkJ),
(file:///C:/Users/DELL/Downloads/3472-6558-1-SM%20(1).pdf), diakses pada 25
november 2018.

xvi

Anda mungkin juga menyukai