Anda di halaman 1dari 6

CERPEN

A. Pengertian, Tujuan, Pembedaan, dan Ciri –Ciri Teks Cerpen

1. Pengertian

Cerpen adalah kara sastra yang menceritakan/ mengisahkan tentang kehidupan


seseorang dengan orang lain disekeliling dengan menonjolkan watak/karakter
masing-masing para pelaku.

2. Tujuan

Tujuannya untuk mengukapkan persaan si penulis dalam menuangkan imajinasi


atau khayalan pada sebuah cerita dan juga menghibur para pembaca.

3. Pembedaan

a. Berdasarkan Panjang Pendek Cerpen

1) Cerpen sangat pendek (short short story) panjang cerpen berkisaran


500-an kata. Cerpen pendek juga disebut prosa mini.
2) Cerpen yang panjangnya sedang (middle short story). Cerpen ini
memiliki panjang ribuan kata. Cerpen ini sering dijumpai di surat kabar,
majalah,dll.
3) Cerpen panjang (long short story) yang terdiri dari puluhan ribu kata.
Karya satra ini disebut novelet. Novelet karya sastra yang lebih pendek
dari pada novel.

b. Berdasarkan Tema dan Isi

1) Cerpen anak merupakan cerpen yang dibuat untuk menjadi bacaan anak,
terutama anak usia sekolah dasar. Kalimat yang digunakan dalam cerpen
anak sangat sederhana, mudah dipahami. Cepen anak menceritakan
peristiwa kehidupan nyata yang dialami anak.
2) Cerpen Remaja ditulis pengarang untuk dibaca para remaja. Kalimat
dalam cerpen remaja lebih panjang, umunya berkisah tentang kehipan para
remaj. kisah kehidupan diceritakan, misalnya konflik dengan orangtua ,
cinta terhadap teman seusia dan persahabatan.
3) Cepen Keluarga, umumnya muncul pada majalaj atau tabloid keluarga.
Cerpen keluarga sering mengisahkan persoalan rumah tangga.

4. Ciri – Ciri Cerita Pendek

a. Panjang karangan lebih kurang sepuluh halaman.


b. Habis dibaca sekali duduk.
c. Dalam cerpen hanya ada satu peristiwan yang menguasai jalan cerita.
d. Terdapat konflik, tetapi tidak menimbulkan perubahan nasib pelaku.
e. Perwatakan tokoh dilukiskan secara singkat.

B. Unsur-Unsur Pembangunan Teks Cerita Pendek

1. Unsur Intrinsik Cerita Pendek


a. Tema
b. Latar atau setting

1) Latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan


2) Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan”
3) Latar social, menyaran pada unsur-unsur berhubungan dengan perilaku
kehidupan social masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi.

c. Penokohan
d. Sudut pandang

1) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama

Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama umumnya


menggunakan kata ganti sperti aku atau saya pada tokoh utama cerita.

2) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan

Dalam sudut pandang ini pengarang mengetahui segala peritiwa yang


diamlami tokoh dan tingkah lau tokoh. Dalam sudut pandang ini
pengarang bercerita, tetapi posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh
utama.

3) Sudut pandang orang ketiga serbatahu

Sudut pandang orang ketiga serbatahu umumnya menggunakan kata ganti


orang ketiga seperti dia, ia, atau nama orang yang dijadikan sebagai titik
berat cerita. Pengarang dlam sudut pandang ini mengetahui segalanya
tentang tiki, peristiwa, dan tindakan tokoh.

4) Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat

Dalam sudut pandang ini pengarang menggambarkan sesuatu yang dilihat,


didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita.

e. Alur

1) Alur maju

Dalam alur maju, cerita diawali dengan pengenalan awal yang terdiri atas
pengenalan tokoh beserta wataknya, pengenalan latar tempat, waktu, dan
suasana dalam suatu cerita. Setelah semua dikenalkan, permasalahan tiba-
tiba muncul dalam sebuah cerita. Masalah yang muncul berkembang
semakin rumit. Setelah konflik kian merumit, tokoh dalam cerita mulai
menemukan solusi atas konflik yang dihadapi. Konflik yan terjadi dapat
diselesaikan

2) Alur mundur

Cerita justru diawali denga penyelesaian yang kemudian bercerita mundur


ke tahap penceritaan tahap pengenalan. Cerita yang menggunkan alur ini
biasanya berkisah kilas n=balik seorang tokoh dalam menjalani hidupnya.
3) Alur campuran atau maju-mundur

Pada alur ini klimaks yan telah dipaparkan diawai cerita kemudian
dimundurkan ke tahap pengenalan masalah. Paparan ini bertujuan agar
pembaca bisa tahu asal mula adanyaa konflik di cerita tersebut. Alur cerita
pada jenis alur ini dimundurkan kembalu ke tahap pengenalan. Setelah itu,
baru dinaikkan ke tahap antiklimaks dan berakhir di tahap penyelesaian.

f. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalm sebuah cerita.

2. Unsur Ekstrinsik Cerita Pendek

a. Bahasa

Bahasa merupakan saran yang digunkan dalam karya sastra. Bahasa yang
digunakan dalam sebuah karya sastra dipengaruhi oleh bahasa pengarang.

b. Latar belakang pengarang

Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup


pengaang dan juga sejarah hasil karangan-karangan yang ditulis pengarang
sebelumnya. Latar belang pengarang terdiri atas biografi pengarang, kondisi
psikologis pengarang dan airan sastra yang anut.

c. Nilai –nilai yang terkandung dalam karya sastra

1) Nilai agama

Nilai agama adalah hal-hal yang berkaitan dengan ajaran agama. Nilai
yang terkandung di dalam cerpen ini bisa dijadikan pelajaran dalam
kehidupan nyata.

2) Nilai sosial

Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-
tokoh yang ada di dalam cerpen. Misalnya interaksi dengan tokoh lain,
lingkungan, dan masyarakat sekitar.

3) Nilai moral

Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita yang


berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di
dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun
nilai yang buruk.

4) Nilai budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai


kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat yang berlaku.

C. Struktur dan Aspek Kebahasaan Teks Cerita Pendek

1. Struktur Cerita Pendek


Keterangan :

a) Orientasi : penentuan peristiwa, menciptakan gambaran visual latar, suasana perasaan,


dan waktu kisah. pengenalan karakter, dan arah menuju komplikasi.
b) Rangkaian Peristiwa : kisah berlanjut menuju peristiwa.

c) Komplikasi : cerita bergerak menuju konflik (pertentangan yang salah) atau puncak
masalah yang memengaruhi  latar  waktu dan karakter.
d) Resolusi : solusi masalah, yakni bagaimana pengarang mengakhiri cerita.

2. Kebahsaan Cerita Pendek

a. Penggunaan kata ganti orang dapat dilihata dari sudut pandang yang
digunakan.
1. Kata ganti orang pertama

Contoh:

Orang pertama tunggal, misalnya saya, aku, daku, -ku, -ku

Orang pertama jamak, misalnya kami, kita

2. Kata ganti yang menunjukan pada oe=rang kedua atau yang diajak bicara.

Contoh;

Tunggal : engkau, kamu, Anda, dikau, kau, -mu

Jamak : kalian, kamu, Anda sekalian.

3. Kata ganti yang menunjukan orang yang dibicarakan

Contoh;

Tunggal: ia, dia, beliau, -nya

Jamak: mereka.

b. Penggunaan penanda yang menunjukan keterangan waktu

Kalimat ketrang waktu adalah kalimat yang digunakan di dalam kata keterangan
waktu sebagai petunjuk waktu terjadinya sebuah peristiwa.

c. Pemilihan kosakata atau penggunaan kata benda khusus

Kosakata mempunyai hubungan erat dalan menciptakan alur cerita. Ketepatan


dalam pemilihan dan pengunaan kosatkata yang tepat akan meberikan gambaran
kualitas cerpen yang dibuat. Contoh.
d. Pengunaan uraian deskriptif yang terperinci

Kaliamt deskriptif berfungsi melukisakna ataumenggambarkan keadaan atau


peristiwa dalam cerpen. Selain itu bertujuan untuk memahami peristiwa yang
terjadi dalam cerpen.

e. Penggunaan gaya bahasa atau majas.

Gaya bahasa atau majas berperan dalan meperindah dan meningkatkan efek
maknak dalam bacaan.

1. Gaya bahasa perbandingan :

a. Metafora, merupakan gaya bahsa yang membandingkan suatu benda


dengan benda yang lain secara langsung.

Contoh : tangannya lembut bagaikan sutra.

b. Personifikasi, adalah gaya bahsa yang melukisakan benda mati yang


diungkapkan seperti manusia

Contoh : laki-laki itu terdiam, lalu sunyi menguasai ruang.

2. Gaya bahasa pertentangan :


a. Hiperbola, adalah gaya bahasa yang dilebih-lebihkan

Contoh : seperti diburu waktu, aku kebanjiran kata –kata untuk segera
ditumpahkan ke mesin ketik.

b. Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk merendahkan diri

Contoh : “berikan sedikit isi amplop ini kepadanya”

c. Ironi adalah gaya bahsa sindiran yang paling halus.

Contoh : pandai sekali kamu sampai tidak bisa mengerjakan soal dengan
beanar ( tidak pandai)

3. Gaya bahasa pertautan


a. Metonimia adalah gaya bahsa yang menggunkan benda yang dimaksud
dengan sebuah nama (merek dagang)

Contoh : ayah mengendarai kijang ke kantor

b. Eufenisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus
sehingga lebih halus.

Contoh : sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan


(agak gila)

4. Gaya bahasa perulangan


Repetisi adalah majas yang menggunkan perulangan sebagai ciri khasnya.
Contohnya: ida menangis, menangis,dan menangis setelah kepergian ibunya.

D. Penyusunan Teks Cerita Pendek Berdasarkan Struktur dan Aspek Kebahasaan

1. Langkah-Langkah Menyusun Cerita Pendek

a. Menentukan tema
b. Menentukan pusat pengisahan (sudut pandang)
c. Menentukan perwatakan
d. Menentukan latar atau setting
e. Menyajikan peristiwa yang ditentukan dalam alur cerita
1) Tahap penyituasian

Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal,


terutama berfungsi untuk meandasi cerita yang dikisahkan untuk tahap
berikutnya.

2) Tahap pemunculan konflik

Tahap awal munculnya konflik, konflik ini sendirin akan berkembang


menjadi konflik-konfli pada tahap berikutnya.

3) Tahap peningkatan konflik

Konflik telah muncul pada tahap sebelumnya semakin berkembang.


Peristiwa –peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan .

4) Tahap klimaks

Konflik-konflik yang terjadi kepada para tokoh mencapai titik insensitas


puncak.

5) Tahap penyelesaian

Konflik yang telah mencaapi klimaks diberi penyelesaian. Konflik diberi


jalan keluar dan cerita diakhiri.

2. Menyunting Cerita Pendek yang Telah Dibuat

a. Kesalah tulis
b. Ketepatan ejaan, berhubungan dengan penggunaan tanda baca dan huruf
besar.
c. Pilihan kata
d. Keefektifan kalimat, berhubungan dengan penggunaan kalimat
e. Keterpaduan paragraph, yaitu keterpaduan kalimat dalam sutu paragraph dan
hubungan antarparagraf dalam saru karangan.

Anda mungkin juga menyukai