Anda di halaman 1dari 31

Konsep Dasar Home Care dan Contoh Asuhan

Keperawatannya

Disusun Oleh :
Afrida Setyaningrum (214201446161) Ummi Rois (214201446169)
Ika Puspitasari (214201446162) Shoeahul Khoeriyah (214201446171)
Lilis Mukhlisoh (214201446163) Erna Furnawati (214201446172)
Neng Herni (214201446164) Rasini (214201446173)
Indri Apriyani Suryana (214201446165) Retnowati Hazanah (214201446174)
Fira Ulinnuha (214201446168) Bahuatul Afifah (214201446175)

Program Studi Keperewatan


Fakultas Kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta, 2021
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka terjadi perubahan paradigma kesehatan. Paradigma sehat
berubah dari yang tadinya fokus pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi fokus
pada upaya preventif dan promotif. (Zen, 2007)
Pada abad ke-21 ini, dimana teknologi bidang kesehatan berkembang pesat
mengakibatkan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Hal ini tentu
berakibat pada peningkatan usia harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu
dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin
meningkat dan tentu saja kebutuhan perawatan kesehatan juga semakin meningkat.
Disisi lain konsekuensi dari perubahan epidemiologi penyakit dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular dan dari penyakit akut ke penyakit kronis maka
pola perawatan jangka panjang sangat dibutuhkan. (Depkes, 2002)
Seiring dengan itu maka konsep pelayanan kesehatanpun harus berubah,
yang tadinya masyarakat yang mendatangi institusi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas menjadi pelayanan kesehatan yang mendatangi
masyarakat. Oleh karena itu, paradigma bahwa rumah sakit adalah tempat paling
penting dalam penyembuhan dan perawatan pasien sudah mulai berubah menjadi
perawatan di rumah (home care). (Zen, 2007)
Visiting Nurses Association di Amerika mengatakan perawatan di rumah
tidak lagi hanya tentang berbicara dengan pasien, memandikan dan memeriksa
tekanan darah. Pasien yang memerlukan perawatan di rumah umumnya
mempunyai masalah fisik, sosio ekonomi, psikologi yang beragam. Beberapa
pasien berada dalam kondisi yang tidak stabil secara medis mungkin menderita
masalah akut seperti infeksi luka atau kondisi kronis yang semakin memburuk
seperti masalah pada paru-paru. Beberapa pasien yang lain mungkin memiliki
kondisi yang stabil secara medis tetapi mereka memerlukan perawatan jangka
panjang untuk mencegah kondisi yang semakin buruk dan menghindari perawatan
rumah sakit. (Wibowo, 2012)
Di negara seperti Indonesia yang jumlah pertumbuhan penduduknya
meningkat pesat dan banyak usia lanjut, angka penyakit degeneratif yang semakin
meningkat dan kondisi demografi yang terdiri dari pulau-pulau maka konsep home
care sangat cocok digunakan. Konsep home care ini merupakan solusi paling tepat
untuk mengantisipasi jumlah pasien yang tidak tertampung di rumah sakit. Konsep
home care sudah seharusnya menjadi first option dalam pembangunan kesehatan
Indonesia. Dengan konsep home care maka pasien yang sakit dengan kriteria
tertentu (terutama yang tidak memerlukan peralatan rumah sakit) tidak lagi harus
ke rumah sakit, tetapi tenaga kesehatan yang mendatangi rumah pasien dengan
fokus utama pada kemandirian pasien dan keluarganya. (Tribowo, 2012)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami konsep dasar homecare
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Mahasiswa mampu memahai definisi homecare
b. Mahasiswa mampu memahami tujuan homecare nursing
c. Mahasiswa mampu memahami konsep atau model teori keperawatan
d. Mahasiswa mampu memahami landasan hukum homecare
e. Mahasiswa mampu memahami isu dan legal aspek
f. Mahasiswa mampu memahami instansi pelayanan homecare
g. Mahasiswa mampu mengetahui jenis pelayanan homecare
h. Mahasiswa mampu memahami lingkup praktik pelayanan homecare
i. Mahasiswa mampu memahami manfaat homecare
j. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan homecare
k. Mahasiswa mampu memahami standar praktik homecare
l. Mahasiswa mampu memahami standar alat homecare
m. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme pelayanan homecare
n. Mahasiswa mampu mengetahui struktur organisasi homecare
o.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Home Care
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Pelayanan diberikan
sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi
oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

Sedangkan menurut Neis dan McEwen (2001) menyatakan home health care
adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan social diberikan di rumah
kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena
kondisi kesehatannya.

Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di


rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang. Di beberapa negara maju,
“home care” (perawatan di rumah), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah
dikembangkan oleh William Rathbone sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan
di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati
klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit
B. Tujuan Home Care Nursing
Tujuan dari pelayanan home care nursing adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, serta meminimalkan
dampak dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal dalam
jangka waktu yang lama secara komprehensif dan berkesinambungan
(Triwibowo,2012).

Menurut parellagi (2015), tujuan dari pelayanan home care nursing yaitu:
1. Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif dan
berkesinambungan
2. Khusus
a. Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan.
b. Mengoptimalkan tingkat kemandirian klien dan keluarganya
c. Meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang dialami
klien.

C. Konsep Atau Model Teori Keperawatan


1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi :
a. Udara bersih
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan
sosial dan psikologis yang di eksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannya bahwa jika
ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji
keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter
yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia
dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang
lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi
tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu
kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
hemodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti
individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan,
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti
bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan
berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya
interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-
lahan maupun berlangsung dengan cepat.

Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan


dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta
merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik : “Manusia utuh”
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)


Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan
pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja
dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga
cultures care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang
realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap
pelayanan pada kultur tertentu

Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara


pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan
profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan, sakit, atau pelayanan saat bekerja
dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling
berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi
dan kekeluargaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan
mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit

4. Theory of Human Caring (Jean Watson, 1979)


Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.

5. Teori Self Care (Dorothea Orem)


Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem
mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya :
a. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
1) Self Care : merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
2) Self Care Agency : merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand : tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan
dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan
metode dan alat dalam tindakan yang tepat
4) Self Care Requisites : kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat
universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam
upaya mepertahankan fungsi tubuh.
5) Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care
Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan
dasar), Developmental Self Care  Requisites (kebutuhan yang
berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
b. Self care deficit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau
terbatas untuk melakukan self care-nya secara terus menerus. Self care defisit
dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan
dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain

D. Landasan Hukum Home Care


1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
11. Peraturan menteri kesehatan nomor 161/MENKES/Per/I/2010 tentang registrasi
tenaga kesehatan
12. Peraturan menteri kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat
E. Isu Dan Legal Aspek
Secara legal perawat data melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasakan
pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk
mendapatkan pelayanan perawatan dirumah tanpa program medis tetapi perawatan
tersebut harus diberikan dibawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang
ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.
Isu-isu legal dan etik dalam home care antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang
tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfuse darah melalui IV dirumah.
Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti pertanggung
jawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena
kesalahan informasi dari perawat.

2. Pelaksanaan peraturan medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang


perawatan dirumah. Alasan biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk
perawatan dirumah. Maka perawat yang memberi perawatan dirumah harus
menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya
yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari medicare telah habis masa
berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi
tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.

Etik moral dalam perawatan mandiri :


1. Membedakan apa yang baik dengan yang buruk, nilai benar dan salah, yang layak
dan tidak layak.
2. Hak dan kewajiban moral (akhlak), nilai yang berhubungan dengan akhlak.
3. Etik & moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip
yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak klien.

Perawat dalam melaksanakan praktik berwenang untuk :


1. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan sebagai mana dimaksud ayat
(1) meliputi : terapi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan.
2. Tindakan medik sesuai permintaan tertulis dari dokter pelaporan dan registrasi
perawat harus melaporakan dan diregistrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan
SIP.

Pendekatan perilaku etis profesional :


1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap
kapasitas otonomi setiap orang
2. Menghindari berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya
4. Keadilan : menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi
F. Instansi Pelayanan Home Care
Instansi layanan kesehatan dirumah menawarkan layanan professional, terampil,
dan profesional yang terkoordinasi. Karena klien sering membutuhkan layanan dari
beberapa tenaga professional. Koordinasi kasus (manjemen kasus) sangat penting.

Tanggung jawab ini secara umum diemban oleh perawat terdaftar. Bergantung
pada instansi, penyedia layanan tambahan dapat mencakup perawat praktis, perawat
praktik, asisten perawat, tenaga bantu perawatan dirumah, ahli terapi fisik, ahli terapi
okupasi, ahli terapi pernapasan, terapi wicara, petugas dinas social, ahli gizi dan
rohaniawan. Selain itu, instansi layanan kesehatan dirumah biasanya menawarkan
layanan perawat spesialis, seperti perawat ahli luka ostonomi kontinensia atau
educator diabetes. Rencana asuhan yang di implementasikan oleh instansi perawatan
dirumah mungkin membutuhkan layanan satu atau dua kali sehari, hingga tujuh hari
seminggu. Waktu minimum tiap episode perawatan atau kunjungan, biasanya satu
jam.

Terdapat beberapa jenis instansi perawatan dirumah. Beberapa diantaranya


adalah :
1. Instansi resmi atau public dijalankan oleh pemerintah setempat atau negara
bagian dan di danai oleh pajak,
2. Instansi sukarela atau swasta nirlaba didukung oleh donasi, sumbangan, amal
seperti United Way, dan penggatian pembayaran oleh pihak ketiga,
3. Instansi milik swasta adalah organisasi laba dan dijalankan oleh pemilik individu
atau perusahaan nasional. Beberapa dari lembaga ini berpartisipasi dalam
pembayaran pihak ketiga; yang lainnya bergantung pada sumber “pembayaran
swasta”,
4. Instansi berbasis institusi beroperasi dibawah organisasi “orang tua”, seperti
rumah sakit yang didanai oleh sumber yang sama dengan “orang tua”.
Apapun jenisnya, semua instansi perawatan dirumah harus memenuhi standar khusus
untuk lisensi, sertifikasi dan akreditasi
G. Jenis Pelayanan Home Care
1. Klien dengan penyakit gagal jantung
2. Klien dengan gangguan oksigenasi
3. Klien dengan diabetes
4. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
5. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
6. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
7. Klien dengan post partum 
8. Klien dengan kondisi usia lanjut
H. Lingkup Praktik Perawat Home Care
1. Ruang lingkup praktik keperawatan di rumah
Pelayanan di rumah secara umum adalah sebagai berikut :
a. Perawatan kesehatan diberikan bersifat professional dan komprehensif
(promotif, preventif, dan rehabilitative) dengan menggunakan teknologi
sederhana maupun tinggi secara tepat guna.
b. Sasaran pelayanan adalah klien yang karena kondisi kesehatannya (pasca
rawat inap, rujukan dari perorangan, dsb) memerlukan bantuan agar dapat
melaksanakan kegiatan hidupnya sehari-hari.
c. Pemberian pelayanan dikoordinir oleh perawat professional minimal Ners
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Pelayanan diberikan ditempat tinggal (rumah) klien
e. Pelayanan diberikan dalam kurun waktu yang disepakati antara
klien/keluarga dengan petugas kesehatan/agensi sesuai kondisi klien.
f. Pelayanan yang diberikan dapat merupakan rujukan dari saran kesehatan
lainnya maupun permintaan langsung dari klien atau keluarga.

Adapun dilihat dari tingkat pencegahan, maka lingkup praktek keperawatan dapat
mencakup :
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
I. Manfaat Home Care
1. Bagi Klien dan Keluarga :
a. Program home care dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang
makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi
dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggota keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat
orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran
perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien,
dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya
pelayanan home care yang dilakukannya
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
J. Kelebihan Dan Kekurangan Home Care
1. Kelebihan home care :
a. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
c. Pembiayaan yang lebih murah
d. 1 minggu di rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp. 1.000.000,00 kalau memakai pelayanan home care dalam 1
minggu yang dilakukan visit 3 kali kurang lebih biaya yang dikeluarkan Rp.
425.000,00

2. Kekurangan home care :


a. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
b. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
c. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
K. Standar Praktik Home Care
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap
tenaga professional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal
bagi para perawat yang aman efektif dan etis (sumijatun, suliswati, payapo,
maruhawa,& sumartini,2006).

Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh American


nurse association (1986) dalam sumijatun et al.(2006), memeperlihatkan hubungan
proses keperawatan dengan standar praktik seperti terlihat pada table berikut.
Hubungan antara proses keperawatan dan standar praktik ANA.(diadabtasi dari
American nurse association standard of health nursing practice,1986)

Proses Standar Deskripsi


keperawatan

Pengkajian Organisasi Seluruh pelayanan kesehatan rumah


direncanakan, diorganisasi langsung oleh
perawat professional yang mempunyai
pengalamman di kesehatan komunitas dan
kepengaruhan organisasi pelayanan kesehatan
rumah.

Teori Perawat menerapkan konsep teori sebagai


dasar pengambilan keputusan.

Pengumpulan Secara berkelanjutan, perawat mengumpulkan


data dan mereka data secara menyeluruh,akurat dan
sistematis

diagnosis Perawat menggunakan data pengkajian


kesehatan untuk menentuk diagnosis
keperawatan.

Perencanaan Perencanaan Perawatb mengembangkan rencaana


keperawatan menetapkan tujuan, rencana
keperawatan dibuat berdasarkan diagnose
keperawatan dan meliputi pengeobatan yang
diperoleh klien, pencegahan dan tindakan
keperawatan rehabilitasi.

Implementasi intervensi Perawat dipandu oleh rencana keperawatan


untuk memberikan kenyamanan, pemulihan,
perbaikan, pendidikan kesehatan, mencegah
komplikasi, kecacatan akibat efek penyakit dan
rehabilitasi.

Evaluasi Evaluasi Secara berkelanjutan perawat mengevaluasi


respon klien dan keluarga untuk menentuka
kemajuan pencapaian tujuan dan memperbaiki
data dasar, diagnosis dan rencana keperawatan

Keperawatan Perawat bertanggung jawab terhadap


berkelanjutan kenyamanan klien dan tidak adanya gangguan
dalam keperawatan berkelanjutan oleh karena
itu gunakan discharge. Rencana pulang,
penataan kasus dan koorfinasi dengan sumber
daya di masyarakat.

Kerja sama Perawat memulai kerja sama dan memelihara


antara disiplin hubungan dengan sumua pelaksana pelayanan
kesehatan sehingga mereka (tim) secara
bersama-sama berusaha untuk menuju tujuan
yang efektif.

Pengembangan Perawat diasumsikan bertanggung jawab untuk


professional pengembangan professional dan berkonstribusi
pada pengembangan professional.

Riset Perawat berpartisipasi dalam kegiatan


penelitian yang memberikan konstribusi
terhadap pengembangan professional.

Etika Perawat menggunakan kode etik yang dibentuk


oleh ANA sebagai petunjuk untuk
pengambilan keputusan etikal dalam praktik.

L. Standar Alat Home Care


1. Alat kesehatan
a. Tas/ kit
b. Pemeriksaan fisik
c. Set perawatan luka
d. Set emergency
e. Set pemasangan selang lambung
f. Set huknah
g. Set memandikan
h. Set pengambilan preparat
i. Set pemeriksaan lab. Sederhana
j. Set infus/ injeksi
k. Sterilisator
l. Pot/ urinal
m. Tiang infus
n. Tempat tidur khusus orang sakit
o. Pengisap lender
p. Perlengkapan oxygen
q. Kursi roda
r. Tongkat/ tripot
s. Perlak/ alat tenun

2. Alat habis pakai


a. Obat emergency
b. Perawatan luka
c. Suntik/ pengambilan darah
d. Set infus
e. NGT dengan berbagai ukuran
f. Huknah
g. Kateter
h. Sarung tangan, masker

3. Sarana lain
a. Alat dan media pendidikan kesehatan
b. Ruangan beserta perlengkapannya
c. Kendaraan
d. Alat komunikasi
e. Dokumentasi
M. Mekanisme Pelayanan Home Care
1. Proses Penerimaan Kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain,
keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

2. Proses Pelayanan Home Care


a. Persiapan
1) Pastikan identitas pasien
2) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
5) Siapkan file asuhan keperawatan
6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan
c. Monitoring dan evaluasi
1) Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kriteria :
1) Tercapai sesuai tujuan
2) Kondisi pasien stabil
3) Program rehabilitasi tercapai secara maximal
4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5) Pasien di rujuk
6) Pasien menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal dunia

N. Struktur Organisasi Home Care

Ketua Koordinator Home Care

Sekretaris Penanggung Jawab Poli Bendahara


BAB III
TINJAUAN KASUS
PROSES KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan Home Care

a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga (KK) : Tn. R
2) Usia : 70 Tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Buruh
5) Alamat : Mergangsan Lor
6) Komposisi keluarga :

No Nama JK Hub Umur Pendidikan

1. Ny. A P Anak 34 th SMK

2. Tn. J L Anak 44 SMK


3. An. Z L Cucu 11 SD

7) Genogram
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8) Tipe keluarga
Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, anak,
menantu dan cucu.
9) Suku dan Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan
yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa
sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa Jawa.
10) Agama
Tn. R beragama Katolik serta anak, menantu dan cucu beragama
yang sama, setiap hari minggu Tn.R ke gereja dan setiap ada
kegiatan di gereja
11) Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-
kadang tidak pernah dilakukan.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. R merupakan tahap VIII keluarga
usia lanjut.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembanga keluarga Tn. R merupakan tahap VIII keluarga
usia lanjut.
3) Riwayat keluarga inti
a) Tn. R sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai
hipertensi sejak 10 th yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1
bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada
saat pengkajian :

TD : 140/85 mmhg S : 37 celcius BB : 55 Kg

N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 160 cm


b) Tn. J jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan
yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan
hipertensi. Merokok sejak usia 20 tahun.
c) Ny. A jarang sakit tidak mempunyai masalh dengan istirahat,
makan, maupun kebuthan dasar yang lainnya.
d) An.Z jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan.

Imunisasi sudah lengkap.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Tn. R menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.R dari pihak Bapak/
Ibu tidak ada yang menderita hipertensi.
c. Keadaan lingkungan
1) Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang
baik.

Kamar

Ruang tamu
kamar
Kamar

Tempat
jualan

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
3) Mobilitas geografis keluarga
Sebagai penduduk Kota Yogyakarta, tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
4) Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat
Tn. R mengatakan mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB.
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang, ke puskesmas datang sendiri.

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan
dari petugas kesehatan dan televisi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Tn. R menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat.
3) Struktur peran (formal & informal) Formal :
Tn. R sebagai Kepala Keluarga, Ny. A sebagai anak, Tn. J sebagai menantu, An.Z sebagai cucu
Informal : Tn. R dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya
bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat.

e. Fungsi Keluarga
1) Keluarga afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
3) Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila
ada anggota keluarga yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan. Dalam
merawat Tn. R masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
4) Fungsi reproduksi
Tn. R sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah tua tidak mampu lagi dan juga sudah tidak
mempunyai istri.
5) Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan biaya untuk berobat.

f. Stres dan Koping Keluarga


1) Stresor jangka pendek dan panjang:
Stresor jangka pendek : Tn. R sering mengeluh pusing
Stresor jangka panjang : Tn.R khwatir karena tekanan darahnya tinggi.
2) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor.
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.
3) Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Tn. R bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

g. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 370C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah.
Hidung : lubang hidung normal, simetris, pernapasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada
semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.

h. Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. R.

2. Analisa Data
Keluarga : Tn. R
Alamat : Mergangsan Lor

No Data Fokus Masalah Penyebab


1. DS : Defisit Kurang terpapar
- Keluarga mengatakan Pengetahuan informasi
kurang memahami cara
( D.0111:246)
merawat.
- Keluarga mengatakan
makanan Tn”R” sama dengan
keluarga yang lain
- Pola tidur Tn”R” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
- Tn “R” mengatakan
khawatir tensinya semakin
tinggi dan stroke semakin
parah
- Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“R” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi

DO :
Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang diderita
Tn.R
TD : 140/85 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt

3. Diagnosis Keperawatan
a. Diagnosis Keperawatan
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
b. Prioritas Masalah
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

Skoring data:

No Kriteria Score Bo Nilai Pembenaran


bot
1 Sifat masalah Rasa takut menyebabkan
keadaan 3 1 3/3 x1= peningkatan TD yang dapat
masalah 1 memperburuk keadaan
2 Kemungkinan Pemberian penjelasan yang
1 2 1/2 x2=1
masalah dapat tepat dapat membantu
diubah sebagian menurunkan rasa takut
3 Potensial Penjelasan dapat membantu
masalah untuk 2 1 2/3x1=0. mengurangi rasa takut
dicegah cukup 6
4 Menonjolnya Keluarga menyadari
1 1 1/2x1=0. dengan mematuhi diet yang
masalah-
5 dianjurkan dapat
masalah tidak
mengrangi rasa khawatir
perlu ditangani
Tn”R”
Jumlah 3.1

4. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Keluarga
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan Edukasi Kesehatan (L.12383 :
berhubungan dengan kurang rumah 3x diharapakan tingkat 65)
terpapar informasi. pengetahuan keluarga Tn. R Tindakan
( D.0111:246) ditandai dengan meningkat (L.12111 : 146)
: dengan kriteria hasil : Observasi
DS :
- Keluarga mengatakan kurang 1. Perilaku keluarga Tn. R 1. Identifikasi kesiapan dan
memahami cara merawat. sesuai anjuran meningkat. kemampuan menerima
2. Verbalitas minat keluarga informasi
- Keluarga mengatakan Tn.R dalam belajar meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor
makanan Tn”R” sama dengan 3. Kemampuan keluarga Tn. R yang dapat meningkatkan
keluarga yang lain dalam menjelaskan dan menurunkan motivasi
pengetahuan tentang suatu perilaku hidup bersih dan
- Pola tidur Tn”R” tidak sesuai topik meningkat sehat
dan kurang dari kebutuhan 4. Kemampuan keluarga Tn. R
menggambar kan pengalaman Terapeutik
- Tn “R” mengatakan khawatir sebelum nya yang sesuai
tensinya semakin tinggi dan dengan penyakitnya 3. Sediakan materi dan media
stroke semakin parah meningkat Pendidikan Kesehatan
5. Perilaku keluarga Tn. R 4. Jadwalkan Pendidikan
- Keluarga kurang memahami sesuai dengan pengetahuan Kesehatan sesuai
cara mengenal masalah Tn “R” meningkat kesepakatan
yang khawatir tensinya akan 6. Pertanyaan keluarga Tn. R 5. Berikan kesempatan untuk
bertambah tinggi. tentang masalah yang didapat bertanya
menurun
DO : 7. Persepsi keluarga Tn. R yang Edukasi
- Keluarga tampak bingung keliru ter hadap penyakitnya
dengan penyakit yang diderita menurun 6. Jelaskan faktor-faktor yang
Tn.R 8. Tn. R menjalani pemeriksaan dapat mempengaruhi
yang tidak tepat menururn Kesehatan
-TD : 140/85 mmHg N : 84 7. Ajarkan perilaku hidup
x/mnt bersih dan sehat
RR : 20 x/mnt 8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
5. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Keluarga
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan Edukasi Kesehatan (L.12383 :
berhubungan dengan kurang rumah 3x diharapakan tingkat 65)
terpapar informasi. pengetahuan keluarga Tn. R Tindakan
( D.0111:246) ditandai dengan meningkat (L.12111 : 146)
: dengan kriteria hasil : Observasi
DS :
- Keluarga mengatakan kurang 9. Perilaku keluarga Tn. R 9. Identifikasi kesiapan dan
memahami cara merawat. sesuai anjuran meningkat. kemampuan menerima
10. Verbalitas minat keluarga informasi
- Keluarga mengatakan Tn.R dalam belajar meningkat 10. Identifikasi faktor-
makanan Tn”R” sama dengan 11. Kemampuan keluarga Tn. faktor yang dapat
keluarga yang lain R dalam menjelaskan meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi
- Pola tidur Tn”R” tidak sesuai topik meningkat perilaku hidup bersih dan
dan kurang dari kebutuhan 12. Kemampuan keluarga Tn. sehat
R menggambar kan
- Tn “R” mengatakan khawatir pengalaman sebelum nya Terapeutik
tensinya semakin tinggi dan yang sesuai dengan
stroke semakin parah penyakitnya meningkat 11. Sediakan materi dan
13. Perilaku keluarga Tn. R media Pendidikan
- Keluarga kurang memahami sesuai dengan pengetahuan Kesehatan
cara mengenal masalah Tn “R” meningkat 12. Jadwalkan Pendidikan
yang khawatir tensinya akan 14. Pertanyaan keluarga Tn. R Kesehatan sesuai
bertambah tinggi. tentang masalah yang didapat kesepakatan
menurun 13. Berikan kesempatan
DO : 15. Persepsi keluarga Tn. R untuk bertanya
- Keluarga tampak bingung yang keliru ter hadap
dengan penyakit yang diderita penyakitnya menurun Edukasi
Tn.R 16. Tn. R menjalani
pemeriksaan yang tidak tepat 14. Jelaskan faktor-faktor
-TD : 140/85 mmHg N : 84 menururn yang dapat mempengaruhi
x/mnt Kesehatan
RR : 20 x/mnt 15. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
16. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

6. Implementasi dan Evaluasi

No Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi


1 Defisit Pengetahuan Senin, 2 Juli 2018
berhubungan dengan Pukul 08.00 WIB
kurang terpapar
informasi. Tindakan S : Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
( D.0111:246) ditandai merawat keluarga dengan hipertensi dengan
dengan : Observasi memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol secara
DS : teratur
- Keluarga mengatakan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
kurang memahami cara merawat keluarga hipertensi dengan memperhatikan
kemampuan menerima informasi
merawat. diet, pola tidur dan kontrol teratur
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang Makanan yang disajikan untuk Tn. R sama dengan
- Keluarga mengatakan dapat meningkatkan dan menurunkan anggota keluarga yang lain
makanan Tn”R” sama motivasi perilaku hidup bersih dan sehat A : Tujuan tercapai sebagian
dengan keluarga yang P : Lanjutkan Intervensi
lain Terapeutik

- Pola tidur Tn”R” tidak 3. Menyediakan materi dan media


sesuai dan kurang dari Pendidikan Kesehatan
kebutuhan 4. Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
- Tn “R” mengatakan
khawatir tensinya 5. Memberikan kesempatan untuk
semakin tinggi dan bertanya
stroke semakin parah
Edukasi
- Keluarga kurang
memahami cara 6. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat
mengenal masalah Tn mempengaruhi Kesehatan
“R” yang khawatir 7. Mengajarkan perilaku hidup bersih
tensinya akan bertambah dan sehat
tinggi. 8. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku
DO :
hidup bersih dan sehat
- Keluarga tampak
bingung dengan
penyakit yang diderita
Tn.R

-TD : 140/85 mmHg N :


84 x/mnt
RR : 20 x/mnt

Sambungan Implementasi dan Evaluasi


No Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
2. Defisit Pengetahuan Selasa, 3 Juli 2018
berhubungan dengan Pukul 10.00 WIB
kurang terpapar
informasi. S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan
( D.0111:246) Tindakan makanan Tn. R dengan anggota keluarga
O : Tn. R mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
Observasi tensinya
Makanan yang disajikan untuk Tn. R nasi, sayur
asam, lauk tahu, tempe garing
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
Makanan untuk Tn. R dan anggota keluarga yang lain
kemampuan menerima informasi tersendiri
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang Wajah Tn. R tampak lebih relaks
dapat meningkatkan dan menurunkan A : Tujuan tercapai sebagian
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat P : Lanjutkan Intervensi

Terapeutik

3. Menyediakan materi dan media


Pendidikan Kesehatan
4. Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Memberikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi

6. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi Kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
8. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Sambungan Implementasi dan Evaluasi
No Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
3. Defisit Pengetahuan Rabu, 4 Juli 2018
berhubungan dengan Pukul 08.00 WIB
kurang terpapar informasi.
( D.0111:246) Tindakan S : Keluarga mengatakan su
Tn. R dengan anggota kelua
Observasi O : Tn. R mengatakan suda
Makanan yangdisajikan unt
tahu, tempe garing
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
Makanan untuk Tn. R dan a
menerima informasi tersendiri
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat Wajah Tn. R tampak lebih r
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku Tujuan tercapai
hidup bersih dan sehat P : Intervensi dihentikan

Terapeutik

3. Menyediakan materi dan media Pendidikan


Kesehatan
4. Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
kesepakatan
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

6. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi Kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat

.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komperehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Dalam melakukan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care, perizinan dan akreditasi
dalam home care, kebijakan home care di Indonesia, dan keercayaan dan budaya
dalam home care. Hal ini dilakukan dalam proses perawatan yang akan dilakukan
untuk pasien. Untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home care
tersebut sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga
mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home care.

Sudah menjadi rahasia umum jika di banyak negara maju lebih memilih untuk
menggunakan Home Care sebagai prioritas dalam menjaga kebugaran atau menjaga
status kesehatan supaya tetap prima .

B. Saran
1. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
2. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home
care, tetap kritis namun bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari
perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, 2005. Makalah Seminar Alternatif Model Keperawatan Home Health


Care. Akper Karya Bakti Nusantara Magelang : Magelang.
Potter dan Ferry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Depkes. RI. 2002.  Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri
Keperawatan . Jakarta : Pusgunakes
Ainy, Nur. 2011. Makalah Keperawatan Komunitas - Home Nursing.
http://fakhrun-duniakita.blogspot.co.id/2011/12/makalah-keperawatan-
komunitas-home.html. Diakses tanggal pada tanggal 4 September 2017

Jatiarso, Eko. 2012. Makalah Home Care.


http://jatiarsoeko.blogspot.co.id/2012/03/makalah-home-care.html.
Diakses pada tanggal 4 September 2017

Elvina, Siska. 2015. Makalah Home Care.


http://siskaelvinapurba.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none_9.html. Diakses pada tanggal 4 September 2017

Marini, Hellen. 2015. Makalah Etik dan Legal Home Care.


http://hellenmarini.blogspot.co.id/2015/11/makalah-etik-dan-legal-
home-care.html. Diakses pada tangga 4 September 2017

Anda mungkin juga menyukai