Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN SMK NEGERI 1


KALIANGET PROGRAM STUDI MEKANIK OTOMOTIF
YANG DIHARAPKAN STAKEHOLDER
Ngadi
Prodi Teknik Mekanik Otomotif SMKN 1 Kalianget
ngadicuk_unija@gmail.com

ABSTRAK

Arah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di SMK harus mengedepankan aspek


efektif, efisien, dan bermutu, yang mengintegrasikan antara kompetensi profesional, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi kewirausahaan. Keterjalinan dan keterpautan antara
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di SMK dengan kepentingan dan harapan stakeholder,
terutama tentang profil kompetensi lulusan yang akan mereka pakai, adalah suatu keniscayaan.
Perlu studi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan tentang preferensi stake holder
terhadapkompetensi lulusan SMK, sebagai tenaga kerja tingkat madya yang mereka pakai.Analisis
konjoin adalah salah satu metode statistik multivariate, yang biasa digunakan untuk riset pasar,
digunakan untuk menentukan preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa.Hasil studi
preferensi diharapkan dapat dijadikan pertimbangan yang masuk akal oleh sekolah (SMK) atau
guru pengajar SMK dalam membuat kebijaksanaan manajemen atau pendekatan pembelajarannya,
terutama aspek konsentrasi materi serta model pembelajarannya sehingga relevan dengan
kebutuhan stake holder

Kata kunci: Profil kompetensi, Lulusan SMK, Preferensi, Stake holder, Analisis conjoin

PENDAHULUAN jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan


Undang Undang Nomor 20 Tahun (4) membekali peserta didik agar mampu
2003 Pasal 18 tentang Sisdiknas berusaha mandiri di masyarakat
menyebutkan, visi Sekolah Menengah (Kuswana, 2013).
Kejuruan (SMK) adalah mewujudkan Paparan di atas menunjukkan,
pendidikan dan pelatihan kejuruan terdapat tiga konsentrasi penting dalam
berstandar nasional dan internasional. rangka peningkatan mutu kompetensi
Menurut Kuswana (2013), terdapat empat peserta didik SMK, yaitu: (1) kompetensi
tujuan pokok dalam penyelenggaraan keahlian profesional, (2) kompetensi
pendidikan dan pelatihan di SMK, yaitu: karakter individu profesional, dan (3)
(1) untuk menyiapkan peserta didik agar kompetensi kewirausahaan yang
dapat bekerja, baik secara mandiri dibutuhkan di dunia kerja dan
maupununtuk mengisi lowongan perkembangan masyarakat dan dunia
pekerjaan yang ada di dunia usaha atau kerja. Kompetensi adalah karakteristik
industri, sebagai tenaga kerja tingkat peserta didik (lulusan) SMK yang
menengahsesuai bidang dan program berhubungan dengan kriteria (spesifikasi
keahlian yang diminati; (2) membekali standar) tertentu yang telah disepakati
peserta didik agar mampu memilih karir, (Spencer & Spencer, 1993), meliputi
ulet, dan gigih dalam berkompetisi, dan aspek: (1) pengetahuan, (2) keterampilan,
mampu mengembangkan sikap dan (3) sikap (Undang-Undang RI No.13
profesional dalam bidang keahlian yang Tahun 2003).
diminati; (3) membekali peserta didik Kompetensi profesional adalah
ilmu pengetahuan dan teknologi agar hard skills merupakan surface
mampu mengembangkan diri melalui personality atau yang dapat diamati, yaitu

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 17


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

kemampuan para lulusan SMK yang menurut Abourjilie (2006), tertuang


dianggap mampu oleh masyarakat atau dalam proyek Student Citizen Act 2001,
stake holder (pemangku kepentingan) karakter dibutuhkan individu meliputi
untuk melaksanakan tugas-tugas di kemampuan: (a) berani bertindak karena
bidang pekerjaan tertentu (Kepmendiknas keyakinan yang benar, (2) mampu
RI Nomor 045/U tahun 2002) sesuai menilai dan memilihdengan cara yang
dengan disiplin keahlian yang tepat, (3) Integritas atau jujur, (4)
dimilikinya. Kompetensi profesional berperilaku baik, sopan, peduli,
tersebut harus dilandasi oleh ilmu bersahabat, dermawan, (5) tekun dan
pengetahuan, pengetahuan, dan tabah untuk selalu mencoba ketika gagal,
pengetahuan praktis, yang dapat diukur (6) menghormati kepentingan orang lain,
melalui: (1) penguasaan ilmu (7) bertanggung Jawab terhadap
pengetahuanyang berbasis sains,yaitu tugasnya, dan (9) berdisiplin mengikuti
didukung oleh rekam data, observasi dan aturan yang berlaku.
analisa yang terukur dalam memecahkan Kompetensi kewirausahaan (enter-
masalah, serta (2) penguasaan preunership) adalah berhubungan dengan
keterampilan psikomotorik oleh lulusan kemampuan lulusan SMK dalam
melakukan pekerjaan menggunakan menciptakan sesuatu dunia usaha yang
manual dexterity (tangan dan pikiran) baru, yang membutuhkan waktu dan
dalam penggunaan metode, bahan, alat pengorbanan, memiliki resiko baik sosial,
dan instrumen yang tepat (sesuai) pendapatan, kepuasan, serta kebebasan
sehingga mampu menghasilkan produk, pribadi (Peters dan Sheperd, 2008 dalam
jasa, atau unjuk kerja yang dapat dinilai Jihad, dkk., 2010). Kompetensi ini lebih
secara kualitatif maupun kuantitatif berfokus pada kemampuan lulusan
(Peraturan Presiden RI Nomor 01 tahun dalam: (1) berani mengambil resiko, (2)
2012; Permendikbud RI Nomor 70 tahun menjalankan usaha sendiri, (3)
2013). memanfaatkan peluang-peluang, (4)
Kompetensi karakter individu menciptakan usaha baru, (5) berinovasi,
(profesional) adalah soft skills yang core dan (6) mandiri dan tidak bergatung pada
personality (tidak termati), yaitu afeksi bantuan pemerintah.
atau sikap yang berhubungan dengan: (1) Dunia industri, sebagai stake holder
dalam dirinya sendiri sebagai individu; (pemangku kepentingan) pengguna
dan (2) terhadap orang lain lain di tenaga kerja lulusan SMK sangat
lingkungan sekitar kehidupannya sebagai berkepentingan terhadap profil mutu
anggota social (Depdikbud, 2012 lulusan yang benar-benar sesuai dengan
Modul2). Menurut ABET (Accreditation kriteria standar yang ditetapkan mereka.
Board for Engineering and Technology) Dalam rangka menjalankan tugas pokok
EC 2000, sebuah lembaga akreditasi dan fungsinya tersebut, SMKN 1
internasional, kriteria soft skills yang Kalianget Prodi Teknik Mekanik
paling dibutuhkan di dunia kerja saat ini Otomotif (yang selanjutnya dalam
adalah: (1) mampu menjalin hubungan penelitian ini disebut SMK saja), sebagai
dengan teman yang multidisiplin, (2) Satuan Pendidikan Menengah Kejuruan
bertanggung jawab dan beretika harus cerdas dalam mengidentifikasi dan
profesional, (3) mampu berkomunikasi menjembatani antara permintaan profil
secara efektif, (4) memahami pengaruh lulusan yang dihasilkan SMK terhadap
rekayasa dalam arti luas, (5) mampu kebutuhan yang dikehendaki stake
menyelesaikan masalah sosial dan global, holder. Penyelenggaraan pendidikan dan
(6) berkeinginan selalu belajar terus- pelatihan di SMK harus dirancang
menerus, (7) paham masalah yang terjadi sedemikian rupa (tersistem) sehingga
saat ini (Carter, 2001). Sedangkan mampu mengembangkan kompetensi

18 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

lulusan yang memiliki keseimbangan guru pengampu) dalam membuat


ketiga aspek di atas (profesional, kebijaksanaan yang tepat tentang profil
kepribadian, dan kewirausahaan), dengan muatan materi yang akan mereka
mengedepankan efektifitas, efisiensi, dan kembangkan kepada peserta didik di
bermutu.Dengan demikian, profil lulusan sekolah atau di kelas.
SMK ke depan benar-benar yang diterima
dan dibutuhkan oleh stake holder, namun METODE PENELITIAN
substansi materi pelajaran tetap Penelitian ini menggunakan analisis
mempertimbangkan kebutuhan individu konjoin, yaitu analisis statistic
peserta didik. multivariate yang mengadopsi metode
Pertanyaannya adalah kecenderung- riset pasar untuk menentukan preferensi
an profil kompetensi lulusan SMK seperti konsumen terhadap suatu produk atau
apakah yang dikehendaki (diinginkan) jasa (Ghozali, 2011). Artinya, teknik ini
stake holder? Apakah setiap segmen dikembangkan untuk memahami model
stake holder memiliki kecenderungan preferensi atau keinginan stake holder
sama dalam menghendaki profil (untuk setiap individu sebagai informan
kompetensi lulusan? Perlu studi pasar primer) terhadap profil kompetensi para
menggunakan metode analisis statistik lulusan SMK yang mereka harapkan.
yang tepat dan dapat dipertanggung Responden dalam penelitian ini
jawabkan dalam rangka menentukan adalah pemilik/pimpinan bengkel
model yang diinginkan stake holder.Studi otomotif yang berjumlah orang, baik
preferensi adalah keinginan seseorang bengkel mobil (Teknik Kendaraan
(responden) untuk memilih sesuatu yang Ringan/TKR) dan bengkel sepeda motor
mereka harapkan sesuai dengan (Teknik Sepeda Motor/TSM) yang ada di
kesenangan dan kepuasan (Astiawati, Kota Sumenep. Pemilihan responden
2013).Studi preferensi adalah penting, dengan pertimbangan bahwa mereka
sebab: (1) stake holder sebagai konsumen adalah yang pihak berkepentingan (stake
memiliki penekanan bebeda-beda dalam holder), baik sebagai dunia industri
menilai setiap faktor dan turunannya; (2) (profesional) sebagai calon pengguna
stake holder memiliki kepercayaan lulusan SMK maupun sebagai mitra
terhadap kepentingan faktor pada setiap sekolah dalam pelaksanaan dual sistem
profil lulusan; (3) tingkat kepuasan stake education atau Praktek Kerja Industri
holder terhadap profil lulusan beragam (Prakerin) atau penguji eksternal dalam
sesuai dengan perbedaan faktor; dan (4) Ujian Kompetensi Kejuruan (vokasional)
stake holder akan sampai pada sikap SMK. Pengumpulan data menggunakan
terhadap produk yang berbeda melalui kuisioner, dimana responden diminta
prosedur evaluasi (Gundono, 2011). Pada memberikan skor terhadap kombinasi
akhirnya, studi preferensi stake holder stimuli.
tersebut dapat digunakan sebagai
pertimbangan cerdas oleh SMK (terutama

medesai pengumpulan
formasi menyusu memilih n teknik dan penafsirkan
masalah n stimuli data konjoin data
input

Simulasi dan reliabilitas


ramalan dan validitas
preferensi data
Gambar 1. Prosedur analisis konjoin

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 19


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Prosedur analisis konjoin mengacu (a) berani mengambil resiko, dan (b)
pada Gundono (2011) yang dimodifikasi kreatif-inovatif; serta (4). kompetensi
(gambar 1), meliputi tahap: karakter yang bersumber dari dalam
1. Formasi Permasalahan diri/individual, meliputi: (a) jujur dan
Tahap menglasifikasi aspek integritas, (b) tekun tidak kenal
kompetensi lulusan SMK, di mana menyerah dan (c) disiplin.
digolongkan dalam empat faktor 2. Menyusun stimuli
(aspek), yaitu: (1) kompetensi Mengombinasi antara faktor dengan
profesional, meliputi: (a) menguasai level yang dibentuk dengan cara
ilmu pengetahuan dan teknologi/ memilih satu level untuk setiap
iptek dan (b) terampil bekerja di faktor atau atribut. Metode
bidangnya; (2) kompetensi karakter kombinasi menggunakan pendekatan
yang berhubungan dengan orang full-profile-multiple faktor
lain/sosial, meliputi: (a) tanggung evaluation. Hasil kombinasi antara
jawab, dan (b) berperilaku baik; (3). faktor dengan level dapat dilihat pada
kompetensi kewirausahaan, meliputi: tabel 1.

Tabel 1. Faktor dan level profil lulusan smk yang diharapkan stake holder
No Faktor (aspek) Level
1 Kompetensi profesional (a) Menguasai ilmu Iptek (b) Terampil bekerja
2 Kompetensi karakter profesional (a) Tanggung jawab (b) Berperlaku baik
sosial
3 Kompetensi kewirausahaan (a) Berani mengambil resiko (b) Kreatif dan inovatif
4 Kompetensi karakter profesional (a) Jujur dan integritas (b) tekun (c) Dispilin
individual

3. Memilih data input Langkah-langkah analisis konjoin


Tahap menentukan teknik adalah sebagai berikut.
penyekoran data pada masing- (a) Membuat variabel dummy dari
masing profil kompetensi hasil masing-masing level berdasar-
kombinasi antara faktor dengan level. kan atribut ( jika tidak ada
Penelitian ini menggunakan data dan jika ada).
metrik, di mana responden diminta (b) Meregresikan dengan variable
memberi penilaian dalam bentuk dummy sebanyak responden
data rating antara nilai 1 (yang (c) Menentukan nilai utility atau
sangat tidak diharapkan) sampai kegunaan, yang mana nilai
dengan 10 (yang sangat ideal sekali). utility tiap level diperoleh dari
4. Mendesain analisis konjoin nilai konstanta hasil regresi
Yaitu merancang desain eksperimen, dibagi banyaknya level pada
yang bergantung pada pendekatan masing-masing faktor.
pemberian stimuli dan jenis data (d) Menentukan nilai rentangan
yang akan diolah. Mengacu pada utility, yaitu selisih nilai utiliy
pendekatan pemberian stimuli dan masing-masing faktor, kemudian
jenis data rating, maka desain menjumlah rentang seluruh
analisis konjoin dalam penelitian factor
menggunakan regresi-full faktorial.

20 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Tabel 2. Kombinasi antara level profil lulusan SMK yang diminati stake holder
No Profil Lulusan SMK Yang Diharapkan
1  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Jujur
2  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Tekun
3  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Disiplin
4  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Berani beresiko  Jujur
5  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Berani beresiko  Tekun
6  Menguasai IPTEK  Berperilaku baik  Berani beresiko  Disiplin
7  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Jujur
8  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Tekun
9  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Disiplin
10  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Berani beresiko  Jujur
11  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Berani beresiko  Tekun
12  Menguasai IPTEK  Tanggung jawab  Berani beresiko  Disiplin
13  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Jujur
14  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Tekun
15  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Kreatif Inovatif  Disiplin
16  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Berani beresiko  Jujur
17  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Berani beresiko  Tekun
18  Terampil bekerja  Berperilaku baik  Berani beresiko  Disiplin
19  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Jujur
20  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Tekun
21  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Kreatif Inovatif  Disiplin
22  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Berani beresiko  Jujur
23  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Berani beresiko  Tekun
24  Terampil bekerja  Tanggung jawab  Berani beresiko  Disiplin

(d) Menentukan nilai importance pada profil lulusan


(kepentingan relatif), diperoleh (e) Menentukan nilai stimuli,
dari rentang masing-masing sebagai dasar menentukan
faktor dibagi dengan rentang preferensi stake holderdalam
total. Nilai ini digunakan untuk menentukan profil lulusan SMK
menghitung nilai agregat yang paling ideal, yang didapat
(residu) atau rata-rata dari nilai dari persentase rata-rata seluruh
kepentingan relatif, artinya nilai utility dari masing-masing
melalui nilai agregat maka dapat stimuli
ditentukan nilai relatif penting

Tabel 3. Rating penilaian kombinasi level profil lulusan SMK


Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 Sangat tidak diharapkan 6 Sangat diharapkan sekali
2 Tidak diharapkan 7 Cukup ideal
3 Cukup diharapkan 8 Ideal
4 Diharapkan 9 Sangat ideal
5 Sangat diharapkan 10 Sangat ideal sekali

5. Pengumpulan dan penafsirkan data macam teknik analisis, seperti


Pengumpulan data menggunakan ANOVA, dummy regression, dan
kuisioner dilanjutkan dengan part-worth functions.
penafsiran data melalui beberapa

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 21


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

6. Menilai reliabilitas dan validitas data yang dikelola secara sendiri oleh
Bertujuan menguji kualitas pemiliknya serta tidak memiliki
instrumen, dimana penilaian stimuli aturan operasional standar baku yang
pada kuisioner dinyatakan valid jika berjumlah 21 buah; dan (b) Bengkel
terdapat kesesuaian antara data yang Formal, yaitu bengkel authorized
dikumpulkan dengan data yang oleh Asosiasi Tunggal Pemegang
sesungguhnya, dan dinyatakan Merek (ATPM), memiliki aturan
reliabel jika mendapatkan hasil yang operasional standar baku berjumlah
relatif sama apabila dilakukan yang 9 buah.
penelitian berulang.Uji validitas dan 2. Validitas dan Reabilitas
reliabilitas pada penelitian ini Hasil uji validitas penilaian dari 24
menggunakan bantuan software stimuli, nilai semua stimuli adalah
SPSS. lebih dari 0,3. Korelasi terbesar
Pengambilan keputusan uji validitas adalah pada stimulasi nomor 5, yaitu
adalah: jika r (korelasi) hasil 0,873, sedangkan korelasi terendah
perhitungan lebih dari r (korelasi) adalah stimuli nomor 15 yaitu 0,308
tabel, maka stimuli dinyatakan valid, pada. Hal ini dapat diinterpretasikan
dan sebaliknya. Sedangkan, bahwa semua penilaian terhadap
pengambilan keputusan uji stimuli adalah valid. Dari hasil
realibilitas adalah jika r Alpha perhitungan nilai Alpha Cronbach
Cronbach lebih dari r (korelasi) adalah 0,947, dimana nilai ini lebih
tabel, maka stimuli dinyatakan dari nilai korelasi tabel. Hal ini
reliabel.Pada penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen pada
menggunakan dan , penelitian ini adalah reliabel. Karena
maka nilai r tabel yang bersesuaian semua stimuli valid dan reliabel,
adalah . maka data hasil dari instrumen pada
7. Melakukan simulasi dan meramalkan penelitian ini layak dilanjutkan untuk
prefenrensi dianalisis.
Yaitu meramalkan preferensi stake 3. Hasil Analisis Konjoin
holder terhadap profil lulusan SMK. (a) Preferensi stake holder terhadap
stimuli
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan nilai agregat
1. Deskripsi Responden/Stake holder utility dan persentasenya meng-
Stake holder adalah pemilik/ gunakan software SPSS dan excel
pimpinan bengkel berjumlah 30 (Tabel 4), bahwa penilaian stake
orang/perusahaan, yang terdiri holder terhadap stimuli
Bengkel Mobil atau Teknik (kombinasi nilai-nilai profil
Kendaraan Ringan (TKR) sebanyak lulusan) yang paling ideal
13 orang, dan Bengkel Sepeda Motor menurut merekaadalah stimuli
atau Teknik Sepeda Motor (TSM) nomor 19, yaitu: terampil bekerja,
sebanyak 17 orang. Sedangkan tanggung jawab, kreatif dan
berdasarkan klasifikasi kelas inovatif dan jujur dengan nilai
perusahaan, mereka terdiri dari: (a) agregat 0,7933.
Bengkel Nonformal, yaitu bengkel

Tabel 4. Preferensi stake holder terhadap profil lulusan SMK


No. Stimuli Nilai Agregat Rangking preferensi
1 0.024066667 13
2 -0.54056667 23
3 -0.10835 16

22 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

No. Stimuli Nilai Agregat Rangking preferensi


4 -0.2287 18
5 -0.79333333 24
6 -0.36111667 20
7 0.351766667 6
8 -0.21286667 17
9 0.21935 9
10 0.099 11
11 -0.46563333 21
12 -0.46563333 22
13 0.465633333 4
14 -0.099 15
15 0.333216667 7
16 0.212866667 10
17 -0.35176667 19
18 0.08045 12
19 0.793333333 1
20 0.2287 8
21 0.660916667 2
22 0.540566667 3
23 -0.02406667 14
24 0.40815 5

Gambar 2. Importance (nilai kepentingan)


faktor

Sedangkan, perbandingan hasil Selain itu, perbandingan dari hasil


importance (kepentingan relatif) importance (kepentingan relatif)
faktor dalam menentukan level dalam menentukan
preferensi stake holder terhadap preferensi stake holder terhadap
profil lulusan SMK yang ideal profil lulusan SMK yang ideal
(Gambar2), bahwa faktor yang (Gambar 3) menunjukkan, level
dianggap paling penting dalam yang paling dianggap penting
mengukur profil lulusan SMK dalam mengukur profil lulusan
yang sangat ideal menurut stake SMK yang sangat ideal menurut
holder secara berturut-turut stake holder secara berturut-turut
adalah: (1) kompetensi karakter adalah: (1) jujur; (2) terampil
individu; (2) kompetensi bekerja; (3) bertanggung jawab;
kewirausahaaan; (3) kompetensi dan yang terakhir adalah (4)
karakter sosial; dan yang terakhir kreatif inovatif.
(4) kompetensi profesional.

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 23


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Gambar 3. Importance (nilai kepentingan)


level

(b) Segmentasi Preferensi Stake dari Bengkel Mobil (TKR)


holder Berdasarkan Jenis menganggap lulusan SMK yang
Perusahaan ideal adalah stimuli nomor ,
Hasil preferensi segmentasi stake yaitu: terampil bekerja, tanggung
holder terhadap profil lulusan jawab, kreatif inovatif dan jujur,
SMK ideal ditinjau dari jenis dengan nilai agregat tertinggi
perusahaan (Tabel 5) yaitu .
menunjukkan, stake holder dari Perbedaan kedua stake holder
Bengkel Sepeda Motor (TSM) hanya pada faktor kompetensi
menganggap lulusan SMK yang karakter profesional individu,
ideal adalah stimuli nomor , yaitu perusahaan TSM
yaitu: terampil bekerja, tanggung menginginkan disiplin, sementara
jawab, kreatif inovatif dan perusahaan TKR menginginkan
disiplin, dimana memiliki nilai sifat jujur.
agregat paling tinggi yaitu
. Sedangkan, stake holder

Tabel 5. Preferensi stake holder berdasarkan jenis perusahaan


Bengkel Sepeda Motor (TSM) Bengkel Mobil (TKR)
No. Stimuli
Nilai Agregat Urutan Nilai Agregat Urutan
1 -0.3028 20 0.4515 7
2 -0.4374 21 -0.6755 21
3 -0.2230 17 0.0416 14
4 -0.5724 23 0.2207 11
5 -0.7069 24 -0.9063 24
6 -0.4926 22 -0.1892 15
7 0.1579 10 0.6052 4
8 0.0234 13 -0.5218 19
9 0.2377 9 0.1953 12
10 -0.1116 15 0.3745 8
11 -0.2462 18 -0.7525 22
12 -0.2462 19 -0.7525 23
13 0.2462 8 0.7525 2
14 0.1116 11 -0.3745 17
15 0.3260 6 0.3427 9
16 -0.0234 14 0.5218 5

24 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Bengkel Sepeda Motor (TSM) Bengkel Mobil (TKR)


No. Stimuli
Nilai Agregat Urutan Nilai Agregat Urutan
17 -0.1579 16 -0.6052 20
18 0.0564 12 0.1119 13
19 0.7069 2 0.9063 1
20 0.5724 3 -0.2207 16
21 0.7867 1 0.4964 6
22 0.4374 5 0.6755 3
23 0.3028 7 -0.4515 18
24 0.5171 4 0.2657 10

Gambar 4. Importance (nilai


kepentingan) faktor berdasarkan
Jenis Perusahaan

Sementara itu, perbandingan hasil sosial; (3) kompetensi kewira-


importance (kepentingan relatif) usahaan; dan (4) kompetensi
faktor dalam menentukan profesional. Sedangkan, stake
preferensi stake holder berdasar- holder dari Bengkel Mobil (TKR)
kan jenis perusahaan terhadap menganggap faktor yang paling
profil lulusan SMK yang ideal penting untuk mengukur profil
(Gambar 4) menunjukkan, faktor lulusan SMK yang ideal secara
yang paling dianggap penting berturut-turut adalah: (1)
dalam mengukur profil lulusan kompetensi karakter professional
SMK yang paling ideal menurut individu; (2) kompetensi
stake holder Bengkel Sepeda kewirausahaan; (c) kompetensi
Motor (TSM), secara berturut- profesional; dan yang terakhir
turut adalah: (1) kompetensi adalah (4) kompetensi karakter
karakter profesional individu; (2) sosial.
kompetensi karakter profesional

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 25


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Gambar 5.Importance (nilai kepentingan) level jenis perusahaan (a) TSM dan (b) TKR
Perbandingan dari hasil inovatif dan disiplin, di mana
importance (kepentingan relatif) memiliki nilai agregat tertinggi
level dalam menentukan 0.7497. Sedangkan stake holder
preferensi stake holder dengan dari Bengkel Formal menganggap
jenis Bengkel Sepeda Motor lulusan SMK yang ideal adalah
(TSM) terhadap profil lulusan stimuli nomor 19, yaitu profil
SMK yang ideal (Gambar 5.a) lulusan yang terampil bekerja,
menunjukkan bahwa level yang tanggung jawab, kreatif inovatif
paling dianggap penting dalam dan jujur, dengan nilai agregat
mengukur profil lulusan SMK tertinggi 0,9574. Perbedaan kedua
ideal menurut stake holder dari stake holder hanya pada faktor
Bengkel Sepeda Motor (TSM) kompetensi profesional individu,
adalah: (1) terampil bekerja, yaitu Bengkel Nonformal
selanjutnya disusul (2) tanggung menginginkan disiplin, sementara
jawab; (3) displin; dan yang Bengkel Formal menginginkan
terakhir adalah (4) kreatif sifat jujur.
inovatif. Perbandingan dari hasil
Sedangkan perbandingan hasil importance (kepentingan relatif)
importance (kepentingan relatif) faktor dalam menentukan
leveldalam menentukan preferensi preferensi stake holder
stake holder Bengkel Mobil berdasarkan kelas perusahaan
(TKR) terhadap profil lulusan terhadap profil lulusan SMK yang
SMK (Gambar 5.b), bahwa level ideal (Gambar 6), bahwa faktor
yang paling dianggap penting yang paling dianggap penting
dalam mengukur profil lulusan dalam mengukur profil lulusan
SMK ideal menurut stake holder SMK ideal menurut stake holder
dari perusahaan yang berjenis dari Bengkel Formal (Authorized/
TKR adalah: (1) jujur, disusul (2) ATPM) adalah: (1) kompetensi
terampil bekerja, (3) kreatif karakter profesional individu,
inovatif dan yang terakhir adalah kemudian disusul (2) kompetensi
(4) tanggung jawab. karakter sosial; (3) kompetensi
(c) Segmentasi Preferensi Stake profesional; dan (4) kompetensi
holder Berdasarkan Kelas wirausaha. Sementara itu, stake
Perusahaan holder dari Bengkel Nonformal
Hasil preferensi segmentasi stake menganggap faktor yang paling
holder terhadap profil lulusan penting untuk mengukur profil
SMK ideal ditinjau dari kelas lulusan SMK yang ideal adalah:
perusahaan dapat dilihat pada (1) kompetensi kewirausahaan,
Tabel 6. Bahwa stake holder dari disusul (2) kompetensi karakter
Bengkel Nonformal menganggap profesional individu; (3)
lulusan SMK yang ideal adalah kompetensi karakter sosial; dan
stimuli nomor 21, yaitu: terampil yang terakhir adalah (3)
bekerja, tanggung jawab, kreatif kompetensi profesional.

Tabel 6. Preferensi stake holder berdasarkan kelas perusahaan


Formal (ATPM) Nonformal (mandiri)
Stimuli
Nilai Agregat Urutan Nilai Agregat Urutan
1 0.2723 8 -0.0823 16
2 -0.7722 23 -0.4413 23

26 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Formal (ATPM) Nonformal (mandiri)


Stimuli
Nilai Agregat Urutan Nilai Agregat Urutan
3 -0.2314 15 -0.0556 15
4 0.0871 12 -0.3640 20
5 -0.9574 24 -0.7230 24
6 -0.4166 17 -0.3373 19
7 0.6241 3 0.2350 9
8 -0.4204 18 -0.1239 17
9 0.1204 10 0.2618 8
10 0.4389 6 -0.0467 14
11 -0.6057 20 -0.4056 21
12 -0.6057 21 -0.4056 22
13 0.6057 4 0.4056 6
14 -0.4389 19 0.0467 13
15 0.1019 11 0.4323 5
16 0.4204 7 0.1239 11
17 -0.6241 22 -0.2350 18
18 -0.0833 13 0.1506 10
19 0.9574 1 0.7230 2
20 -0.0871 14 0.3640 7
21 0.4537 5 0.7497 1
22 0.7722 2 0.4413 4
23 -0.2723 16 0.0823 12
24 0.2685 9 0.4680 3

Gambar 6. Importance (nilai


kepentingan) faktor berdasarkan Kelas
Perusahaan

Perbandingan hasil importance penting dalam mengukur profil


(kepentingan relatif) level dalam lulusan SMK ideal menurut stake
menentukan preferensi stake holder dari Bengkel Formal
holder dengan kelas perusahaan secara berturut-turut adalah: (1)
formal terhadap profil lulusan jujur; (2) tanggung jawab; (3)
SMK (Gambar 7.a) menunjukkan terampil bekerja, dan (4) kreatif
bahwa level yang paling dianggap inovatif.

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 27


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Gambar 7. Importance (nilai kepentingan) level Perusahaan: (a) Formal; (b) Nonformal

Perbandingan dari hasil sepakat bahwa kompetensi


importance (kepentingan relatif) kompetensi karakter profesional
level dalam menentukan individu lebih penting daripada
preferensi stake holder dengan kompetensi lainnya. Perbedaannya
kelas Bengkel Nonformal adalah stake holder TSM lebih
terhadap profil lulusan SMK yang mengedepankan lulusan yang
ideal (Gambar 7.b) menunjukkan disiplin, sementara stake holder TKR
level yang paling dianggap menginginkan sifat jujur. Perbedaan
penting dalam mengukur profil karakter tersebut sangat dipengaruhi
lulusan SMK ideal menurut stake oleh jenis pekerjaan, di mana pekerja
holder dari Bengkel Nonformal TSM bekerja dengan pola one man
adalah: (1) disiplin; disusul (2) one machine yang membutuhkan
tanggung jawab; (3) terampil kerja individual, sedangkan pekerja
bekerja; dan yang terakhir adalah TKR menggunakan kerja kelompok
(4) kreatif inovatif. yang berhubungan dengan
4. Pembahasan keterampilan sosial (Santrock, 2010)
Hasil analisis konjoin Segmentasi Preferensi Stake
menunjukkan, preferensi stake holder berdasarkan kelas perusahaan,
holder terhadap profil kompetensi stake holder dari Bengkel Formal
lulusan SMKN 1 Kalianget yang dan Bengkel Nonformal lebih
ideal menurut mereka adalah lulusan berminat pada lulusan yang terampil
yang terampil bekerja, bertanggung bekerja daripada aspek lainnya.
jawab, kreatif-inovatif, dan jujur. Perbedaan kedua stake holder hanya
Stake holder lebih menginginkan pada faktor kompetensi karakter
kompetensi karakter profesional profesional individual, di mana
individualdaripada kompetensi- Bengkel Nonformal menginginkan
kompetensi yang lainnya (yaitu sifat disiplin, sementara Bengkel Formal
yang berhubungan dari dalam menginginkan sifat jujur faktor yang
dirinya), terutama kompetensi paling dianggap penting dalam
tentang kejujuran (integritas). mengukur profil lulusan SMK yang
Hasil segmentasi preferensi ideal menurut stake holder dari
Stake holder berdasarkan jenis Bengkel Formal (Authorized/ATPM)
perusahaan, stake holder dari adalah kompetensi karakter
Bengkel Sepeda Motor (TSM) dan professional individual, sedangkan
Bengkel Mobil (TKR) lebih stake holder dari Bengkel Nonformal
berkeinginan profil lulusan yang menganggap faktor lebih
terampil bekerja. Namun, mereka mementingkan kompetensi kewira-

28 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

usahaan. Fenomena ini terjadi karena disiplin, sementara stake holder


Bengkel Nonformal memiliki TKR menginginkan sifat jujur.
fasilitas terbatas serta jenis pekerjaan (d) Stake holder dari Bengkel
berhadapan dengan berbagai merek, Nonformal dan Bengkel Formal
sehingga lebih mementingkan (Authorized/ATPM) lebih
lulusan yang kreatif-inovatif. berminat pada lulusan yang
Mengacu pada pola preferensi terampil bekerja daripada aspek
stake holder di atas (agar profil lainnya, namun Bengkel
kompetensi lulusan SMK sesuai Nonformal lebih menginginkan
dengan preferensi stake holder), disiplin, sementara Bengkel
maka pola pembelajaran di SMK Formal menginginkan sifat jujur.
hendaknya mengedepankan 2. Rekomendasi
pendidikan karakter yang (a) Stake holder dalam penelitian
berhubungan dalam diri siswa adalah pemilik/pimpinan bengkel
(individual) daripada kompetensi otomotif di Kota Sumenep,
yang lain (profesional dan sehingga perlu dikembangkan
kewirausahaan), terutama pada menggunakan stake holderyang
pembelajaran kejujuran dan berasal dari dunia industri yang
kedisiplinan. Untuk sukses bekerja, lebih luas.
modal kepandaian profesional saja (b) Analisis konjoin dalam penelitian
tidak cukup. Keberhasilan seseorang hanya menggunakan 4 faktor dan
sangat ditentukan oleh sederet 9 Level sehingga belum menggali
potensi-potensi yang terkait dengan kombinasi antara level profil
karakter (Goleman dalam Santrock, kompetensi lulusan SMK yang
2010). lebih luas (detail), sehingga perlu
penelitian konjoin lanjutan yang
SIMPULAN DAN REKOMENDASI menggunakan jumlah faktor dan
1. Simpulan level lebih besar.
(a) Preferensi stake holder terhadap (c) Hasil analisis conjoin stake holder
profil kompetensi lulusan SMKN menunjukkan perlu penekanan
1 Kalianget yang ideal menurut pada pola, tujuan, dan materi
mereka adalah lulusan: yang pembelajaran di SMK yang lebih
terampil bekerja, bertanggung menekankan pada pendidikan
jawab, kreatif-inovatif, dan jujur. karakter professional individual,
(b) Stake holder lebih menginginkan terutama pada aspek kejujuran.
kompetensi karakter profesional Perlu penelitian pengembangan
individual daripada kompetensi- model pembelajaran ber-
kompetensi yang lainnya, pendekatan pendidikan karakter
terutama kompetensi tentang profesional individual di SMK.
kejujuran (integritas).
(c) Stake holder dari Bengkel Sepeda DAFTAR PUSTAKA
Motor (TSM) dan Bengkel Mobil ----------. (2003). Undang Undang RI
(TKR) sama-sama lebih Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 18
mementingkan kompetensi tentang Sistem Pendidik
kompetensi karakter profesional Nasional.
individu lebih penting daripada ----------. (2003). Undang-Undang RI
kompetensi lainnya, namun stake Nomor 13 Tahun 2003 tentang
holder TSM lebih Ketenagakerjaan.
mengedepankan lulusan yang ----------. (2005). Peraturan Pemerintah
RI Nomor 19 Tahun 2005

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 29


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

tentang Standar Nasional Conference & Exposition. New


Pendidikan York: American Society for
----------. (2006). Permendiknas RI Engineering Education
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Analisis Multvariat Dengan
Menengah Program SPSS. Semarang:
---------. (2012). Peraturan Presiden RI Universitas Diponegoro.
Nomor 01 tahun 2012 tentang Gudono. (2011). Analisis Data
Protokol untuk Melaksanakan Multivariat. Yogjakarta: BPFE-
Komitmen Paket Ketujuh dalam Yokyakarta.
Persetujuan Kerangka Kerja Jihad, Asep; Rawi, M. Muchlas; dan
ASEAN di Bidang Jasa. Komarudin, Noer. (2010).
----------. (2012). Peraturan Presiden RI Pendidikan Karakter: Teori
Nomor 8 Tahun 2012 tentang dan Aplikasi. Jakarta: Direktorat
Kerangka Kualifikasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah
Indonesia Kementrian Pendidikan Nasional
----------. (2013). Permendikbud RI Kuswana, Wowo Sunaryo. (2013).
nomor 70 tahun 2013 tentang Filsafat Pendidikan Teknologi,
Kerangka Dasar dan Struktur Vokasi dan Kejuruan.
Kurikulum Sekolah Menengah Bandung: Alfabeta
Kejuruan/Madrasah Aliyah Santrock, W, John. (2010). Psikologi
Kejuruan Pendididkan.Jakarta: Kencana.
----------.(2002). Kepmendiknas RI Slavin, Robert. (1995). Educational
Nomor 045/U Tahun 2002 Psychology:Theoryand Practice.
tentang Kurikulum Inti Masecussets: Merril and Glencoe
Pendidikan Tinggi Pub. Co.
Abourjilie, Charlie, et. al. Spencer, lyle M&Signe M. Spencer.
(2006).Character (1993). Competence Work:
Education:Informational Modal for Superior
Handbook & Guide II. Nort Performance. Toronto: John
Carolina: State Board of Willey and Sons Inc.
Educationan Dept. of Public
Instruction Middle Grades
Divission
Astiwati, Rina. (2013). “Kajian analisis
conjoin dalam menelaah
preferensi peserta didik terhadap
suasana belajar IPA di SMPN 2
Kalianget.” Skripsi Prodi
Pendidikan Sains FKIP
Universitas Wiraraja Sumenep.
Carter, (2001). Miichael, et. al. EC 2000.
Criterion 2:A Procedure For
Creating, Assessing, And
Documenting Program
Educational Objectives.in
Proceedings of the 2001
American Society for
Engineering Education Annual

30 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014

Anda mungkin juga menyukai