SKRIPSI
OLEH
EKA RAHAYU
NIM. 10011181520006
PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI (S1) ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
PROMOSI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
Skripsi, Oktober 2019
Eka Rahayu
ABSTRAK
Laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) merupakan kelompok beresiko tinggi
tertular HIV/AIDS tercatat sebanyak 1.873 LSL tersebar di kota Palembang.
Permasalahan di kalangan LSL adalah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan kondom yang dapat mengakibatkan resiko penularan HIV/AIDS.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perilaku penggunaan kondom
pada LSL dalam pencegahan penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bersifat
deskriptif analitik dengan menggunakan metode wawancara mendalam.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 15 terdiri dari 6 informan utama LSL,
6 informan kunci pasangan LSL, 3 informan kunci yaitu Dinas Kesehatan Kota
Palembang, KPA Provinsi Sumatera Selatan, dan JIP. Validasi data dilakukan
dengan triangulasi sumber, metode dan data. Dianalisis dengan content
analysis, disajikan dalam bentuk narasi dan di interpretasikan. Perilaku LSL
disebabkan berbagai hal mulai merasa tertarik dan merasa nyaman dengan
sesama jenis, pernah dilecehkan, mencoba-coba dan mendapat ejekan dari
teman. Pertama kali LSL melakukan hubungan seksual sejak dari sekolah SD,
SMP dan SMA, LSL sudah melakukan berbagai bentuk perilaku seksual yang
beresiko tanpa menggunakan kondom karena alasan kurang
kenikmatan/kenyamanan dan rasa sakit saat berhubungan seksual, berganti-
ganti pasangan, merasa pasanganya sehat dan bebas HIV. Rata-rata LSL
melakukan hubungan seksual 2 sampai 5 kali dalam satu bulan, semua LSL dan
pasangan biasa melakukan hubungan seksual di hotel dan kos-kosan. Seluruh LSL
yang diteliti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks anal dan oral,
berganti-ganti pasangan, merasa pasangan seks sehat dan bebas HIV hal ini
menyebabkan risiko tinggi penularan HIV/AIDS pada LSL.
i
PROMOSI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
Skripsi, September 2019
Eka Rahayu
Behavior Condom Use In Men Who Have Sex With Men (MSM) in the
Prevention of HIV / AIDS in Palembang
ABSTRACT
Men who have sex with men (MSM) is a high-risk group of contracting HIV /
AIDS, there were 1,873 LSL spread in the city of Palembang. Problems among
MSM is having sex without using a condom which can lead to the risk of
contracting HIV / AIDS. The purpose of this study to describe the behavior of
condom use among MSM in preventing transmission of HIV / AIDS. This is a
descriptive analytic study using in-depth interviews. Informants in this study
amounted to 15 consists of six main informant LSL, LSL pair 6 key
informants,3 key informants namely Health Agency of Palembang, South
Sumatra Province KPA, and MPS, Data validation is done by triangulation of
sources, methods and data. Analyzed by content analysis, presented in
narrative form and interpreted. MSM behavior due to various things start to
feel interested and comfortable with the same sex, abused, try and get a ribbing
from friends. LSL first sexual intercourse since the elementary school, junior
high and high school, MSM has been doing various forms of risky sexual
behavior without using a condom for reasons of lack of pleasure / comfort and
pain during sexual intercourse, Promiscuity, her partner feel healthy and HIV-
free. On average MSM sexual intercourse 2 to 5 times in one month, all MSM
and ordinary couple having sex in hotels and boarding houses. The entire
MSM study did not use condoms during anal and oral sex, promiscuity, sex
couples feel healthy and HIV-free this causes a high risk of transmission of
HIV / AIDS among MSM.
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini dibuat dengan sejujurnya dengan
mengikuti kaidah Etika Akademik FKM Unsri serta menjamin bebas
Plagiarisme. Bila kemudian diketahui saya melanggar Etika Akademik maka
saya bersedia dinyatakan tidak lulus/gagal.
Eka Rahayu
NIM. 10011181520006
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini dengan judul “Perilaku Penggunaan Kondom Pada Laki-Laki Seks Dengan Laki-
Laki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS Di Kota Palembang” telah di pertahankan di
hadapan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada
Tanggal Oktober 2019 dan telah diperbaiki, diperiksa serta disetujui sesuai dengan masukan
Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Anggota :
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Eka Rahayu
NIM : 10011181520006
Tempat/Tanggal Lahir : Banyuasin/ 25 Agustus 1997
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sidomulyo Kec. Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin
No. Hp/email : 081367988580 / rahayueka0@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. S1 (2015-Sekarang) : Dept. Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya
2. SMA (2012-2015) : SMA Negeri 2 PLUS Banyuasin III
3. SMP (2009-2012) : SMP Negeri 01 Tungkal Ilir
4. SD (2003-2009) : SD Negeri 15 Tungkal Ilir
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan beserta seperangkat
aturanNya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya
juga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Penggunaan
Kondom Pada Laki-Laki Seks Dengan Laki-Laki (LSL) Dalam Pencegahan
Penularan HIV/AIDS Di Kota Palembang”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu persyaratan untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan
dengan baik, antara lain :
1. Bapak Iwan Stia Budi, S.K.M., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya
2. Ibu Fenny Etrawati, S.K.M., M.K.M, selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi.
3. Para Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.
4. Bapak, Ibu, dan Adik yang selalu memberikan doa dan kasih sayang yang
tak pernah putus serta dukungan moral maupun materi selama ini.
5. Reza Ardian yang selalu mendengarkan keluh-kesah dan terus
memberikan saran, semangat serta waktunya selama skripsi ini dibuat.
6. Sahabatku Irani, Bunda, Nisa, Desta, Meta, Ayak, Mia, Moudy dan
Ramadhanti PJ yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Indralaya, Oktober 2019
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat : di Indralaya
PadaTanggal : 01 Oktober 2019
Yang menyatakan,
Eka Rahayu
NIM. 10011181520006
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................. 6
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat ........................................... 6
1.4.3 Bagi Masyarakat............................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6
1.5.1 Lingkup Tempat ............................................................................ 6
1.5.2 Lingkup Materi.............................................................................. 6
1.5.3 Lingkup Waktu.............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7
2.1 Perilaku Penggunaan Kondom ............................................................. 7
2.1.1 Pengertian Perilaku ....................................................................... 7
2.1.2 Domain atau Ranah Perilaku ......................................................... 8
2.1.3 Pengertian Kondom ....................................................................... 9
2.1.4 Jenis-Jenis Kondom ...................................................................... 9
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penggunaan Kondom ...... 11
2.2 LSL (Lelaki Seks Lelaki) ................................................................... 14
2.2.1 Pengertian LSL (Lelaki Seks Lelaki) .......................................... 14
2.2.2 Etiologi LSL (Lelaki Seks Lelaki) .............................................. 15
ix
2.3 HIV/AIDS .......................................................................................... 20
2.3.1 Pengertian HIV/AIDS ................................................................. 20
2.3.2 Perjalanan Infeksi HIV ................................................................... 21
2.3.3 Transmisi infeksi HIV/AIDS ...................................................... 22
2.3.4 Cara Pencegahan Penularan HIV/AIDS...................................... 23
2.3.5 Cara Penanggulangan HIV/AIDS ............................................... 24
2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 25
2.5 Kerangka Teori ................................................................................... 29
2.5.1 Information-Motivation-Behavioral Skills Model (IMB Model)29
BAB II KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ........................... 32
3.1 Kerangka Pikir .................................................................................... 32
3.2 Definisi Istilah .................................................................................... 32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 34
4.1 Desain Penelitian ................................................................................ 34
4.2 Informan Penelitian ............................................................................ 34
4.3 Jenis, Cara Dan Alat Penelitian .......................................................... 38
4.3.1 Jenis Data .................................................................................... 38
4.3.2 Cara Pengumpulan Data .............................................................. 39
4.3.3 Alat Pengumpulan Data .............................................................. 39
4.4 Pengolahan Data ................................................................................. 39
4.4.1 Wawancara .................................................................................. 39
4.5 Keabsahan Data .................................................................................. 40
4.5.1 Triangulasi Sumber ..................................................................... 40
4.5.2 Triangulasi Metode ..................................................................... 41
4.5.3 Triangulasi Data .......................................................................... 41
4.6 Analisis dan Penyajian Data ............................................................... 41
BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 43
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 43
5.1.1 Profil Kota Palembang ...................................................................... 43
5.1.2 Demografis Kota Palembang ............................................................ 43
5.1.3 Laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) .............................................. 44
5.1.4 Profil Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sumatera Selatan ... 46
x
5.1.5 Struktur Organisasi KPA Provinsi Sumatera Selatan ....................... 46
5.2 Hasil Penelitian........................................................................................ 48
5.2.1 Karakteristik Informan ...................................................................... 48
5.2.2 Perilaku Penggunaan Kondom.......................................................... 50
5.2.3 Pengetahuan Tentang Penggunaan Kondom dan HIV/AIDS ........... 59
5.2.4 Sikap Terhadap Penggunaan Kondom .............................................. 64
5.2.5 Persepsi Penggunaan Kondom Pada Pasangan ................................. 67
5.2.6 Persepsi Risiko HIV/AIDS ............................................................... 68
5.2.7 Niat Menggunakan Kondom ............................................................. 71
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................ 73
6.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 73
6.2 Pembahasan ........................................................................................ 73
6.2.1 Perilaku Penggunaan Kondom.......................................................... 73
6.2.2 Pengetahuan Tentang Penggunaan Kondom dan HIV/AIDS ..... 77
6.2.3 Sikap Terhadap Penggunaan Kondom ........................................ 81
6.2.4 Persepsi Penggunaan Kondom Pada Pasangan ................................. 83
6.2.5 Persepsi Risiko HIV/AIDS ............................................................... 84
6.2.6 Niat Menggunakan Kondom ............................................................. 85
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 87
7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 87
7.2 Saran ................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1. Data LSL di Tes HIV dan Hasil HIV Positif di Kota Palembang
Tahun 2018.....................................................................................................43
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Universitas Sriwijaya
3
tertinggi. Secara signifikan terjadi peningkatan jumlah kasus yaitu pada tahun
2011 sebesar 14.532 menjadi 28.640 di tahun 2015 (UNAIDS, 2015). Hasil
estimasi nasional terdapat 695.026 orang LSL di Indonesia, di antara LSL
yang melakukan anal seks dalam satu tahun terakhir, sebanyak 73 persen
melakukan hubungan anal seks satu kali dalam seminggu. Hasil dari
Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (STBP) tahun 2011 yang menemukan
peningkatan prevalensi HIV pada kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL)
yaitu dari 5% pada tahun 2007 menjadi 12% pada tahun 2011. Persentase
faktor tertinggi HIV-AIDS melalui jalur penularan hubungan seks beresiko
pada heteroseksual sebesar (71%), homoseksual sebesar (20%), perinatal
sebesar (3%), dan IDU sebesar (2%).
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (2011),
sekitar 77% penularan HIV dan AIDS terjadi melalui hubungan seks. Tidak
dapat dipungkiri perilaku seksual di kelompok risiko tinggi, komunitas
homoseksual memberikan kontribusi penularan HIV dan AIDS yang
signifikan yang disebabkanya tidak menggunakan pengaman atau kondom
saat transaksi seksual didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Demartoto (2013), dan Tiva (2009). menemukan bahwa, mengenai perilaku
LSL menunjukkan bahwa LSL belum sadar akan pentingnya kondom dan
pelicin bagi pencegahan dan penularan HIV dan AIDS, disebabkan karena
seringnya berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom dan
pelicin seteleh mengetahui statusnya HIV namun, sebagian besar pelanggan
tidak bersedia untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks karena
merasa tidak nyaman dan tidak puas jika menggunakan kondom, 88% gaya
seksual pada gay tidak aman seperti oral seks, anal seks, maupun ketidak
konsistensian dalam pemakaian kondom dan pelicin. Pencegahan transmisi
HIV akan berjalan efektif jika LSL menggunakan kondom pada setiap
berhubungan seks (Morineua et al, 2011). Chow (2012) menyatakan bahwa
apabila kondom digunakan secara benar dan konsisten dapat menurunkan dan
mencegah transmisi HIV hingga 90% dan menjadi landasan untuk
pencegahan HIV didunia.
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Penggunaan
Kondom Pada LSL Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS Di Kota
Palembang.
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup, secara nyata menunjukkan konstansi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap merupakan
reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, secara nyata menunjukkan
konstansi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
(Notoatmodjo, 2007).
Universitas Sriwijaya
14
c. Mekanisme (mecanisin)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesutu itu sudah menjadi kebiasaan.
d. Adaptasi (adaptation)
Mengadaptasi tindakan yang sudah berkembang secara baik dan
memotifasinya untuk melakukan tindakan tersebut.
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
2. Faktor eksternal
a. Teori Psikoanalisa
Menurut Freud, seks merupakan motivasi utama dalam tingkah laku
manusia. Pada homoseksual, terjadi kondisi negative oedipus complex. Pada
tahap Oedipal, anak mencintai orang tua yang memiliki gender yang sama
dengannya dan mengidentifikasi dirinya dengan orang tua yang berbeda
gender, dan ketika dewasa individu tersebut gagal melakukan represi dan
tetap terfiksasi pada tahap tersebut. Freud juga meyakini akan adanya
kecenderungan homoseksual pada setiap orang (Hyde, 1990).
Menurut teori psikodinamika, situasi kehidupan awal yang dapat
menyebabkan perilaku homoseksual laki-laki adalah fiksasi yang kuat
dengan ibu, tidak adanya pengasuhan ayah yang efektif, inhibisi
perkembangan maskulin oleh orang tua, fiksasi atau regresi pada stadium
narsistik dari perkembangan, dan hilangnya kompetisi dengan saudara laki-
laki atau perempuan. Beberapa sifat feminisme juga dapat disebabkan oleh
identifikasi dengan ibu atau pengganti ibu. Karakteristik tersebut biasanya
berkembang sebagai cara yang serupa dengan cara anak laki-laki
heteroseksual mempolakan dirinya sendiri mengikuti ayahnya untuk
mendapatkan perhatian ibu. Hasil penelitian Niernoventy dkk (2014)
informan mengatakan bahwa dalam membentuk dirinya adalah ibunya.
Pengasuhan atau peran ayah kurang atau tidak efektif, banyak bertengkar,
tidak sepaham dan kurang kasih sayang. Peran ayah kurang perhatian,
kurang support. berasal dari keluarga broken home, ayah menikah lagi,
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
2.3 HIV/AIDS
2.3.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan sebuah retrovirus
yang menginfeksi sel sistem kekebalan manusia terutama CD4+T cell dan
macrophage, komponen vital dari sistem-sistem kekebalan tubuh dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan kekurangan
imun. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sindrom kurang
daya tahan melawan penyakit atau suatu kumpulan gejala penyakit akibat
kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari
hasil penularan yang disebabkan oleh HIV (Widoyono, 2011).
Virus HIV merupakan retrovirus yang termasuk dalam famili lenrivirus.
Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA
pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi
yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan
periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan
munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan
system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan
menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam
proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Nursalam,
2007). AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit yang didapat karena
imunitas atas kekebalan turun temurun. Akibatnya, timbullah berbagai
penyakit, dan penyakit-penyakit inilah yang menyebabkan kematian
penderitanya.
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
3. Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang
terinfeksi. Darah dan produk darah adalah media yang sangat baik
untuk transmisi HIV. Resiko penularan sebesar 90%. Prevalensi 3-5%.
Untuk bisa menular, cairan tubuh harus masuk secara langsung ke
dalam peredaran darah. HIV pernah ditemukan di dalam air liur atau
ludah, namun hingga saat ini belum ada bukti bahwa HIV bisa menular
melalui air ludah. HIV juga tidak terdapat dalam air kencing, tinja dan
muntahan.
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
2. Terapi Penunjang
Terapi penunjang atau sering disebut terapi tradisional adalah terapi
tanpa obat-obatan kimiawi. Tujuan terapi ini adalah untuk
meningkatkan mutu hidup, dan menjaga diri agar tetap sehat. Terapi ini
juga dapat melengkapi terapi antiretroviral, terutama untuk menghindari
efek samping. Dapat juga menjadi pilihan jika kita tidak ingin atau tidak
dapat memperoleh ARV. Yang termasuk terapi penunjang antara lain
adalah penggunaan ramuan tradisional, tumbuh-tumbuhan, jamu-
jamuan, pengaturan gizi pada makanan, dan penggunaan vitamin serta
suplemen zat mineral. Juga termasuk dalam terapi ini adalah yoga,
akupunktur, pijat, refleksi, olahraga, dan musik. Terapi secara
psikologis, spiritual atau agama, dan emosional juga dapat membantu.
Termasuk di sini antara lain konseling, dukungan sebaya, dan meditasi.
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30
3. Behavioral skills
Merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan
pencegahan seperti kemampuan merundingkan untuk menggunakan
kondom, mempunyai keterampilan dan strategi untuk berperilaku yang
didasarkan pada keyakinanya dan perasaan bahwa sesorang dapat
mempengaruhi keadaan atau situasi (perceived behvioral control) untuk
melakukan perilaku tersebut (Fisher, 2006).
Information
Behavioral Behavior
skills
Motivation
Universitas Sriwijaya
32
BAB III
Pengetahuan
Tentang
Penggunaan Information
Kondom dan
HIV/AIDS
Perilaku
Sikap Terhadap Behavioral Penggunaan
Penggunaan skills Kondom
Kondom
pada LSL
Persepsi
Penggunaan Motivation
Kondom Pada
Pasangan Niat
Menggunakan
Kondom
Persepsi Risiko
HIV
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
34
35
a. Infroman
Bekerja
Bekerja
LSL Usia produktif
Tidak bekerja
Jumlah 6
Tidak bekerja
Universitas Sriwijaya
36
Total 3
Universitas Sriwijaya
37
Pacar Laki-laki
Pacar Laki-laki
Pacar Laki-laki
Pacar Laki-laki
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh dari pihak lain tidak
secara langsung diperoleh dari subjek penelitianya. Dalam penelitian ini
data sekunder didapat yaitu dari Dinas kesehatan dan KPAP Sumatera
Selatan.
4.4.1 Wawancara
wawancara adala sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti
untuk diajukan kepada subjek peneliti. Wawancara dilakukan kepada
informan kunci yaitu dari LSL, pasangan LSL, JIP, KPAP dan Dinas
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Universitas Sriwijaya
43
BAB V
HASIL PENELITIAN
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
Oktober sebanyak 248 LSL. Hal ini disebabkan karena perilaku seksual
mereka yang tergolong beresiko dengan melakukan anal seks yang
dilakukan oleh LSL akan memungkinkan terjadinya luka pada rectum
disebabkanya tidak ada cairan lubrican tersebut dapat mengakibatkan risiko
yang tinggi terhadap penularan dan setiap melakukan hubungan seks tanpa
menggunakan kondom. LSL di kota Palembang memiliki mobilitas yang
tinggi. Sebagian besar dari LSL ini memiliki orang tua yang tidak
mengetahui tentang kehidupan dan perilaku yang di lakukan serta kehidupan
bebas yang tinggal dikos-kosan yang membuat bebas tanpa adanya
pengawasan untuk melakukan tindakan apapun. LSL hidup dengan
membentuk sebuah komunitas atau kelompok-kelompok yang terdiri dari
berbagai kelompok usia. Berikut ini data LSL di tes HIV dan hasil HIV
positif di kota Palembang tahun 2018:
Gambar 5.1 Data LSL di Tes HIV dan Hasil HIV Positif di Kota
Palembang Tahun 2018
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
Universitas Sriwijaya
49
Tabel 5.1
Karakteristik Informan yang Menjadi Informan Laki-laki seks dengan
Laki-laki (LSL) di Kota Palembang
No Inisial Umur Status Status Status Latar Belakang
Pernikahan Pekerjaan Keluarga
Tidak Bekerja Memiliki ibu dan
1 L 16 Tahun Top Belum menikah
(Sekolah SMA) ayah
Pegawai
Memiliki ibu dan
2 HS 16 Tahun Top Belum menikah restoran
ayah
(Sekolah SMA)
Tidak Bekerja
3 RH 22 Tahun Top Belum menikah Memiliki ibu
(Kuliah)
Memiliki ibu dan
4 MF 21 Tahun Top Belum menikah Bekerja (Sales)
ayah
Tidak Bekerja
(Manajemen Memiliki ibu dan
5 RO 28 Tahun Top Belum menikah
endorse teman ayah
di IG)
Bekerja
Memiliki ibu dan
6 A 27 Tahun Top Belum menikah (Counter Hp)
ayah
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2019
Karakteristik yang menjadi informan kunci ialah yang menjadi
pasangan dari LSL dengan usia 19 sampai 22 tahun, memiliki latar belakang
keluarga yang memiliki ayah dan ibu, ada yang hanya memiliki ayah,
dengan status sebagai bottom atau yang memiliki peran sebagai perempuan.
Memiliki pekerjaan mulai dari sebagai pegawai restoran, salon, counter HP
dan 3 informan lainya tidak bekerja, status pernikah belum menikah dan
aktivitas saat ini yang dilakukan mulai dari baru lulus sekolah SMA, kuliah
dan bekerja. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.2
Karakteristik Informan yang Menjadi Informan Pasangan LSL
No Inisial Umur Status Status Status Pekerjaan Latar Belakang
Pernikahan Keluarga
19 Belum Baru lulus SMA
1 MR Bottom Memiliki ayah
Tahun menikah (Pegawai restoran)
Universitas Sriwijaya
50
Latar belakang informan LSL dan hal ini juga dilakukan dengan
pasangan LSL berdasarkan hasil wawancara informan di dapatkan penyebab
awal menjadi penyuka dengan sesama jenis terdapat banyak penyebab
Universitas Sriwijaya
51
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Tabel 5.6
Hasil observasi LSL dan pasangan LSL
Aspek yang di observasi
No Inisial Status
Berpakaian Memakai Memakai Menggunakan Rambut Cara Gaya Berkumis Merokok
seperti aksesoris kutek tatto panjang berjalan berbicara
perempuan perempuan kuku seperti seperti
perempuan perempuan
1. L Top - - - - - - - √ √
2. HS Top - - - - - - - √ √
3. RH Top - - - √ - - - √ √
4. MF Top - - - - - - - √ √
5. RO Top - - - - - - - √ √
6. A Top - - - - - - √ √ √
7. MR Bottom - - - √ - - √ √ √
8. V Bottom - - √ - - √ √ - √
9. M Bottom - - √ - - √ √ √ √
10. RS Bottom - - - - - √ √ √ √
11. AY Bottom - - - - - √ √ - √
12. TK Bottom - - √ - - √ √ √ √
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Universitas Sriwijaya
54
Berikut ini bentuk perilaku seksual yang di lakukan LSL dan pasanganya
terkait dengan perannya sebagai laki-laki dan perempuan, jumlah pasangan
selama menjadi LSL, frekuensi melakukan hubungan seksual dalam satu
bulan dan kapan terakhir melakukan hubungan seksual dengan pasanganya.
Adapun hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.7
Bentuk perilaku seksual LSL dan Pasangannya
Jumlah Jenis perilaku
pasangan Fekuensi seskual
Peran Terakhir
dari awal berhubungan
Inisial dalam Umur melakukan
menjadi seks dalam 1
LSL seks Anal Oral
LSL sampai bulan
saat ini
L Top 16 tahun 10 3 Minggu 2 kali √ √
HS Top 16 tahun 5 1 minggu 3 kali √ √
RH Top 22 tahun 3 1 minggu 3 kali √ √
MF Top 21 tahun 4 1 minggu 4 kali √ √
RO Top 28 tahun 6 2 minggu 2 kali √ √
A Top 27 tahun 10 1 minggu 4-5 kali √ √
MR Bottom 19 tahun 5 3 Minggu 2 kali √ √
V Bottom 19 tahun 20 1 minggu 3 kali √ √
M Bottom 21 tahun 10 1 minggu 3 kali √ √
RS Bottom 20 tahun 10 2 minggu 3-4 kali √ √
AY Bottom 22 tahun 5 2 minggu 2 kali √ √
TK Bottom 21 tahun 20 1 minggu 4 kali √ √
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Bentuk perilaku seksual yang pernah dilakukan oleh LSL berdasarkan
data yang didapatkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa LSL ada
yang memiliki peran sebagai laki-laki dan pasanganya berperan sebagai
perempuan, rata-rata LSL dan pasangan memiliki jumlah pasangan yang
bervariasi mulai dari paling sedikit 3 pasangan dan yang paling terbanyak
memiliki 20 pasangan, LSL dan pasangan terakhir melakukan hubungan
seksual yang di lakukan di dapatkan dari hasil wawancara bahwa 7 dari 12
informan menyatakan bahwa terakhir melakukan hubungan seksual rata-rata
satu minggu yang lalu dengan frekuensi berhubungan dalam satu bulan mulai
dari 2 sampai 5 kali dalam satu bulan dan semua LSL menyatakan pernah
melakukan aktivitas seksual anal dan oral rata-rata bersama-sama dalam
menentukan hubungan seksual dengan pasangan.
Peran dalam berhubungan seks menurut hasil wawancara yang
didapatkan bahwa LSL menyatakan sebagai top. Berikut hasil wawancara
Universitas Sriwijaya
55
dengan informan:
“...aku jadi lanangnyo” (L)
“...sebagai top” (HS)
Universitas Sriwijaya
56
Hal ini juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti,
dimana informan secara keseluruhan cenderung merespon setiap pertanyaan
yang membahas tentang aktivitas seksual (melakukan seks anal, dan oral)
secara santai, tanpa ada rasa malu dan biasa saja karena memang aktivitas
tersebut sudah biasa di lakukan dikalangan LSL dan bukan menjadi sesuatu
hal yang tabu untuk dibicarakan.
Sebagian besar informan LSL dan pasangan menyatakan pernah
menggunakan kondom, 2 orang informan menyatakan tidak pernah
menggunakan kondom karena alasan ketidak sukaan terhadap kondom
dengan pengalaman yang di dengar dari teman, tetapi dalam penggunaannya
sebelum melakukan hubungan seksual sebagian besar informan penelitian
menyatakan tidak memakai kondom saat berhubungan seks, 1 informan
menyatakan menggunakan kondom. 4 informan menyatakan bahwa jarang
menggunakan kondom saat berhubungan seks dan seluruh informan
menyatakan bahwa kondom yang sering di pakai adalah kondom yang
berjenis latex. Hal ini kemudian didukung dari hasil wawancara dengan
informan pasangan LSL yang menyatakan bahwa sebagian besar informan
menyatakan tidak memakai kondom saat berhubungan seks. dan seluruh
informan menyatakan bahwa kondom yang sering di pakai adalah kondom
yang berjenis latex. Adapun hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sriwijaya
57
Tabel 5.8
Penggunaan Kondom Pada LSL Dan Pasangan
Peran Sebelum Jenis
dalam Penggunaan Frekuensi melakukan kondom
LSL kondom Penggunaan kondom hubungan yang
Informan Umur seksual dipakai
Tidak
Tidak Jarang Sering
Pernah menggunakan Latex
pernah memakai memakai
kondom
L Top 16 tahun √ √ √ √
HS Top 16 tahun √ √ √ √
RH Top 22 tahun √ √ √ √
MF Top 21 tahun √ √ √ √
RO Top 28 tahun √ √ √ √
A Top 27 tahun √ - - √ -
MR Bottom 19 tahun √ - - -
V Bottom 19 tahun √ - - -
M Bottom 21 tahun √ - - -
RS Bottom 20 tahun √ - - -
AY Bottom 22 tahun √ - - -
TK Bottom 21 tahun √ - - - -
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sebelum melakukan
hubungan seksual seluruh informan LSL tidak menggunakan kondom.
Berikut wawancara dengan informan LSL:
“...sebelumnyo tu dak ado ngapo-ngapo langsung bae kalo nak seks” (HS)
“..biasonyo kalo sebelum dak pernah gunoke kondom” (MF)
Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
59
Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
61
Hal ini didukung dengan hasil telaah dokumen laporan tahunan Dinas
Kesehatan Kota Palembang tahun 2018 yang dilakukan oleh informan
penelitian. Di dapatkan data rekap jumlah kondom yang di berikan ke klien
seperti berikut.
Tabel 5.10
Jumlah kondom yang di berikan ke klien
Jumlah kondom yang diberikan
No Bulan
Laki-laki Perempuan
1. Januari 504 838
2. Februari 578 660
3. Maret 886 1700
4. April 373 2030
5. Mei 1445 1761
6. Juni 779 1117
7. Juli 1034 1480
8. Agustus 434 1142
9. September 905 1989
10. Oktober 703 1395
11. November 1032 937
12. Desember 755 1786
Sumber : Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2018
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
luko jadi kalo sperma tu keno di anus kito yang lecet tu biso jadi ketularan,
dari darah jugo biso”(RS)
Tabel 5.11
Pengetahuan Gejala HIV/AIDS
Gejala HIV/AIDS
Peran Demam dan Tidak
No Inisial dalam Umur mudah Sakit tahu
Batuk
LSL berkeingat di kepala
malam hari
1. L Top 16 tahun √
2. HS Top 16 tahun √
3. RH Top 22 tahun √
4. MF Top 21 tahun √
5. RO Top 28 tahun √
6. A Top 27 tahun √
7. MR Bottom 19 tahun √
8. V Bottom 19 tahun √
9. M Bottom 21 tahun √
10. RS Bottom 20 tahun √
11. AY Bottom 22 tahun √
12. TK Bottom 21 tahun √
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa LSL menyatakan gejala yang
timbul akibat infeksi HIV disebabkan berbagai hal 2 informan menyatakan
gejala yang timbul batuk, 4 informan menyatakan demam dan mudah
berkeingat di malam hari, 3 informan menyatakan sakit kepala dan 3
informan menyatakan tidak mengetahui gejala infeksi HIV.
Berdasarkan hasil wawancara informan mengetahui bahwa cara
pencegahan penularan HIV/AIDS dengan menggunakan kondom.
“...gunoke kondom terus jangan berhubungan samo yang la HIV” (A)
“...pake kondom tula taunyo” (HS)
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
66
Tabel 5.12
Respon pengggunaan kondom pada LSL dan pasangan
Respon/ Sikap terhadap Hambatan menggunakan kondom
Peran penggunaan kondom
Inisial dalam Umur Tidak Meminta Tidak Kurang Sakit Susah
LSL menyukai mggunakan nyaman puas memakai
kondom dan ribet
L Top 16 tahun √ √
HS Top 16 tahun √ √
RH Top 22 tahun √ √
MF Top 21 tahun √ √ √ √
RO Top 28 tahun √ √
A Top 27 tahun √ √
MR Bottom 19 tahun √ √ √
V Bottom 19 tahun √ √
M Bottom 21 tahun √ √
RS Bottom 20 tahun √ √
AY Bottom 22 tahun √ √ √
TK Bottom 21 tahun √ √
Universitas Sriwijaya
67
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan
pasangan LSL bahwa pasangan tidak memahami dalam menggunakan
kondom.
“...biaso bae si mungkin dio paham tapi karena rasonyo beda kalo pake
kondom tu jadi galak dak makek” (RS)
“...daktau soalnyo dionyo dak mau gunoke kondom kalo dak di paksoi dulu”
(MR)
Universitas Sriwijaya
68
besar informan menyatakan bahwa biasa saja saat pasangan menolak untuk
menggunakan kondom dan 1 diantaranya merasa kesal ketika pasangan
menolak menggunakan kondom. Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada
kutipan dibawah ini:
“...kalo dio nolak iyo biaso bae sih karena kan kesepakatan bersama”(RO)
“...pernah si kalo dio nolak yo dak papo biaso bae”(L)
Universitas Sriwijaya
69
Persepsi risiko HIV yang di rasakan oleh LSL jika hanya salah satu tidak
menggunakan kondom di dapatkan informasi bahwa efek yang akan di rasakan
kemudian hari aman dari penyakit tetapi 1 informan diantaranya menyatakan
bahwa terkena penyakit jika tidak menggunakan kondom. Adapun hasil
wawancara dapat dilihat pada kutipan dibawah ini:
“..dak papo aman kan aku yang jadi top jadi aku yang harus pakek dio dak”
(RH)
“..pasti aman soalnyo kan kondom tu biso melindungi dari penyakit HIV itu”
(MF)
Universitas Sriwijaya
70
kemudian persepsi resiko HIV yang di rasakan oleh LSL jika menggunakan
kondom di dapatkan informasi bahwa seluruh informan menyatakan efek
yang akan di rasakan kemudian hari akan aman dari penyakit . Adapun hasil
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.13
Persepsi Penggunaan Kondom Pada LSL Dan Pasangan
Keduanya Salah satu Keduanya
tidak menggunakan menggunakan
Peran menggunakan kondom kondom
Informan dalam Umur kondom
LSL Aman Terkena Aman
Tertular
penyakit
penyakit HIV
HIV
L Top 16 tahun √ √ √
HS Top 16 tahun √ √ √
RH Top 22 tahun √ √ √
MF Top 21 tahun √ √ √
RO Top 28 tahun √ √ √
A Top 27 tahun √ √ √
MR Bottom 19 tahun √ √ √
V Bottom 19 tahun √ √ √
M Bottom 21 tahun √ √ √
RS Bottom 20 tahun √ √ √
AY Bottom 22 tahun √ √ √
TK Bottom 21 tahun √ √ √
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Hal ini juga di dukung oleh informan KPAP yang menyatakan bahwa
LSL memiliki risiko yang sangat besar untuk terjadi penularan HIV dengan
perilaku seks yang melalui anal tanpa menggunakan kondom. Adapun hasil
wawancara dapat dilihat pada kutipan dibawah ini:
“...gay itu kemungkinan besak tekenonyo HIV itu besak karena dak gunoke
kondom jadi rato-rato gay ini dak gunoke kondom Cuma pakek pelicin doang,
mereka kurang seneng pake kondom karena perilaku seksnyo yang lewat dubur
itu yang biso menularke HIV” (KPAP)
Universitas Sriwijaya
71
Universitas Sriwijaya
72
Tabel 5.14
Penggunaan Kondom Pada LSL Dan Pasangan
Peran Hal-hal yang dapat mempengaruhi niat
Informan dalam Umur Sosial Diri Tidak
Berita Iklan Pasangan Teman
LSL media sendiri ada
L Top 16 tahun √
HS Top 16 tahun √
RH Top 22 tahun √
MF Top 21 tahun √ √
RO Top 28 tahun √ √
A Top 27 tahun √
MR Bottom 19 tahun √ √
V Bottom 19 tahun √
M Bottom 21 tahun √
RS Bottom 20 tahun √ √
AY Bottom 22 tahun √
TK Bottom 21 tahun √
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi niat
untuk selalu menggunakan kondom pada seluruh informan LSL dan
pasanganya menyatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi 2
informan menyatakan dari berita, 2 informan menyatakan dari sosial media, 1
informan menyatakan dari iklan, 2 informan menyatakan dari diri sendiri, 1
informan menyatakan dari pasangan, 7 informan menyatakan dari teman dan
1 informan menyatakan tidak ada yang mempengaruhi untuk emnggunakan
kondom.
Universitas Sriwijaya
73
BAB VI
PEMBAHASAN
6.2 Pembahasan
6.2.1 Perilaku Penggunaan Kondom
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
dan juga disebabkan LSL hanya menilai pasanganya bersih dari penyakit HIV
melalui penilain fisik saja. Didukung oleh Herlani (2016) perilaku seksual
beresiko timggi yang dilakukan pasangan gay diidnikasikan oleh beberapa hal
yaitu tidak pernah menggunakan kondom, tingginya frekuensi melakukan
hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti, merasa dirinya dan
pasanganya sehat walapun kesehatan mereka sebenarnya tidak sepenuhnya
terjamin. Hal ini menunjukkan bahwa LSL sangat rentan untuk tertular HIV/AIDS
karena perilakunya dan tidak ada pencegahan yang dilakukan oleh LSL utuk
mencegah risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks yang berisko yang
dilakukanya. Didukung oleh penelitian Sidjabat (2017) mereka yang berorientasi
homoseksual mengaku sejak SMA telah memiliki ketertarikan dengan sesama
jenis dan mulai berani melakukan ketika pergi merantau atau jauh dari rumah dan
berada pada lingkungan dengan keberadaan gay yang cukup banyak.
Sebagian besar LSL masih mempunyai ayah dan ibu tetapi hal ini tidak
mempengaruhi LSL untuk merubah perilaku seksual nya yang menyimpang hasil
penelitian yang dilakukan Paryati (2010) Perilaku homoseksual dapat berawal
pada masa kanak-kanak karena gangguan perkembangan seksual seseorang
(psikoseksual pada masa anak-anak atau kerap disodomi) ditambah pengaruh
orang tua yang tidak baik. Selain itu, dalam perkembangannya homoseksual
bukan lagi dianggap sebagai gangguan kejiwaan yang timbul dari pola asuh orang
tua dalam keluarga, namun lebih kepada faktor lingkungan yang mendorong
seseorang untuk berperilaku homoseksual. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Darmayanti (2018) tentang faktor penyebab perilaku laki-laki suka
berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) adalah pola asuh orang tua terhadap
penampilan fisik, dampak pola asuh orang tua, sering curhat dengan teman laki-
laki, lari dari rumah dan menginap dikosan teman, aspek dinamika psikologis,
pernah mengalami kekerasan seksual dengan jenis kelamin saat waktu sekolah
SMP, SMA, mendapat pelecehan seksual, dan dampak yang dirasakan setelah
mengalami pelecehan seksual. Didukung dengan hasil penelitian Rokhmah (2015)
menunjukkan sebagian besar menjadi homoseksual karena pola asuh yang otoriter
(keras) sehingga responden cenderung trauma dengan kekerasan dan memilih
hidup sebagai homoseksual.
Universitas Sriwijaya
76
Universitas Sriwijaya
77
latex. Hal ini dikatakan oleh Nugroho (2012) bahwa responden yang melakukan
perilaku seksual berisiko dalam penularan HIV/AIDS seringkali tidak dibarengi
dengan konsistensi penggunaan kondom dan pelicin. Menurut penelitian yang
dilakukan Limasale (2017) diketahui 70,2% responden tidak menggunakan
kondom dan pelicin secara konsisten dari pertama kali responden melakukan seks
anal hingga wawancara dilakukan. Responden seringkali melalaikan penggunaan
kondom atau pelicin jika dengan pasangan tetap yang diyakini bebas dari
penyakit. Sebagian besar gay memiliki pola hubungan multipartnership dan tidak
dibarengi dengan penggunaan kondom dan pelicin secara konsisten.
Universitas Sriwijaya
78
menurunkan angka prevalensi HIV khususnya pada LSL. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan yang dapat dikatakan penting, namun tidak berdampak
signifikan pada tindakan mereka.
Dari hasil penelitian LSL mengetahui manfaat dan kerugian menggunakan
kondom agar tidak tertular penyakit HIV tetapi sebagian besar LSL menyatakan
bahwa kekurangan dalam menggunakan kondom yaitu karena merasa tidak
nyaman, rumit dalam menggunakan kondom dan mempunyai rasa yang berbeda
di bandingkan jika tidak menggunakan kondom. Informan tidak menyadari
bahaya yang akan terjadi jika merasa bahwa tidak nyaman dan mengganggu
merupakan kekurangan dari menggunakan kondom. Menurut Rosenstock jika
seseorang mendapat manfaat atau keuntungan terhadap suatu hal maka orang
tersebut akan cenderung mengaplikasikan hal tersebut di dalam kehidupanya, dan
sebaliknya jika suatu hal tersebut tidak memiliki manfaat atau keuntungan bagi
diri seseorang maka orang tersebut tidak akan mengaplikasinya. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian Faulina (2012) mengungkapkan gay atau waria tahu
tentang manfaat kondom, tetapi dalam prateknya mereka tidak berperilaku
demikian hal ini disebabkan karena kondom akan mengurangi kepuasan, sensasi
seks dan pasangan berpendapat bahwa kondom tersebut menyulitkan atau
membuat tidak nyaman pada saat berhubungan seks. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan terkait penggunaan kondom oleh Shaluhiyah (2018) bahwa LSL
pada dasarnya memiliki pengetahuan tentang manfaat kondom, tetapi tidak semua
LSL sudah menggunakan kondom secara konsisten dengan alasan kenikmatan
seksual.
Terkait cara memperoleh kondom dari hasil penelitian ditemukan bahwa
dengan cara membeli dan mendapat pemberian dari teman tetapi hal ini tidak
mempengaruhi LSL untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks.
Pendistribusian dan pemberian kondom oleh KPA dan LSM sampai saat ini terus
dilakukan. Hasil temuan menyatakan peran KPA dan LSM dalam pendistribusian
kondom sudah baik dan selalu mendukung kegiatan penyuluhan pada LSL, tetapi
pelaksaan masih banyak membutuhkan sumberdaya untuk menjangkau LSL.
WHO menyatakan sumber daya yang tersedia merupakan pendukung terjadinya
perilaku. Pada dasarnya program pemerintah terkait kebijakan pemberian kondom
Universitas Sriwijaya
79
gratis telah dilaksankan pada kelompok beresiko melalui KPA dan LSM. Hal ini
tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh teori Lawrence Green yang
menyatakan bahwa rendahnya pemakaian kondom tergantung dari penyediaan
kondom (Fauziyah, 2018). Didukung dengan Shaluhiyah (2018) yang menyatakan
bahwa orang yang mendapatkan kondom secara gratis akan malas untuk
menggunakanya dan kondom hasil membeli kesadaranya untuk menggunakan
sangat tinggi.
Cara menggunakan kondom berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada
keterampilan yang dilakukan oleh LSL untuk menggunakan kondom dan LSL
merasa rumit saat akan menggunakan kondom. Goodall et al. (2012) dalam studi
cross-sectional-nya pada MSM di Skotlandia menemukan bahwa keterampilan
penggunaan kondom sangat mempengaruhi tingkat penggunaan kondom.
Responden yang melaporkan mempunyai keterampilan tinggi menggunakan
kondom sedikit memiliki gejala IMS yang dirasakan dimana hal ini merupakan
pertanda digunakannya kondom pada hubungan seks anal berisiko. Dari hasil
penelitiain dari Wardhani (2015) kompenen pengetahuan ada sebagian responden
yang masih belum mengetahui bagaimana cara penggunaan kondom itu sendiri
yaitu memasang kondom sebelum penis ereksi ada 21 orang (10,1%) responden
yang masih belum tahu cara memasangnya. Dan 21,7% responden belum tahu
bahwa saat hubungan seks secara anal perlu menggunakan kondom. Menurut hasil
penelitian Kana (2016) efektivitas kondom sebagai alat pencegah HIV menurut
beberapa studi mencapai 98,7%. Namun cara penyimpanan yang tidak tepat,
kegagalan negosiasi dengan partner seks dan cara penggunaan yang tidak benar
dapat mengurangi efektivitas kondom sebagai alat pencegah penularan HIV.
Pengetahuan LSL tentang HIV/AIDS didapatkan bahwa LSL dapat
menyebutkan arti HIV/AIDS, walaupun belum memiliki pemahaman yang
memadai tentang HIV/AIDS. Informasi tentang HIV dan AIDS diperoleh para
LSL melalui sosialisasi-sosialisasi dari KPA. Sosialisasi-sosialisasi tentang
penggunaan kondom, perilaku seksual beresiko HIV dan AIDS dari KPAP,
diungkapkan LSL merupakan informasi yang dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman mereka untuk melakukan pencegahan HIV dan AIDS. Sosialisasi ini
bukan hanya dilakukan satu kali saja oleh KPA tetapi berulang-ulang sehingga
Universitas Sriwijaya
80
Universitas Sriwijaya
81
Dari hasil penelitian sikap LSL dan pasangan tidak menyukai untuk
menggunakan kondom beberapa pasangan ada yang meminta untuk menggunakan
kondom tetapi sering menerima penolakan dari LSL. Menurut Azwar (2013) sikap
dikatakan sebagai suatu respon evaluasi. Respon hanya akan timbul apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
individual. Respon evaluasi berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai
sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-
negatif, menyenangkan dan tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal
sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap. Teori tersebut menjadi dasar untuk
Universitas Sriwijaya
82
menjelaskan bahwa LSL yang memiliki sikap yang positif terhadap kondom dan
pelicin cenderung berperilaku yang konsisten terhadap perilaku pemakaian
kondom dan pelicin. Melalui penelitian yang dilakukan Laurensius (2015), dapat
disimpulkan pula bahwa pasangan tetap akan cenderung mempengaruhi
penggunaan kondom informan secara positif jika: sifat hubungannya egaliter,
tidak ada yang merasa lebih “berkuasa” atau “dominan” dibanding yang lain,
terutama secara psikologis, kemudian informan terbuka dengan pekerjaannya atau
pasangan tetap dengan cara tertentu mengetahui pekerjaan informan yang
sesungguhnya sebagai informan, pasangan tetapnya laki-laki. Informan dengan
pasangan tetap perempuan cenderung lebih berhati-hati dalam menawarkan
penggunaan kondom, hubungan telah berlangsung cukup lama, paling tidak lebih
dari 3 tahun, dan pasangan tetap “lebih mencintai” informan daripada sebaliknya.
Hasil penelitian yang di lakukan Sugiarto (2011) menunjukkan sikap terkait
penggunaan kondom pada pasangan menyatakan konsistensi penggunaan kondom
2 kali lebih besar yang memiliki pasangan yang bersikap setuju terhadap
penggunaan kondom. Hasil penelitian Wardhani (2015) ada hubungan antara
sikap dengan perilaku penggunaan kondom dan pelicin.
Respon ataupun sikap LSL yang ditunjukkan ketika menggunakan kondom
pada setiap berhubungan seksual, seluruh LSL merasa tidak nyaman
menggunakan kondom saat berhubungan seks sehingga respon ketika LSL lupa
menggunakan kondom merupakan hal yang biasa saja dan tidak perduli jika
lupa menggunakan kondom saat berhubungan. The Casual Model Of Condom
Use yang merupakan modifikasi model IMB menunjukkan sikap memiliki
pengaruh terhadap penggunaan kondom baik secara langsung atau secara tidak
langsung melalui efikasi diri dan melalui keterampilan penggunaan kondom pada
LSL (Htay et al, 2013). Sejalan dengan penelitian Dermatoto (2013) yang
dilakukan bahwa tidak ada perlindungan yang signifikan ketika
membandingkan kadang-kadang menggunakan kondom alasan yang sering
disebut-sebut diantara LSL untuk penggunaan kondom adalah ketidaksukaan
kondom, kenikmatan kuli ke kulit, perasaan dan kekhawatiran kesenangan
berkurang.
Hambatan yang dihadapi LSL dan pasangan dalam membiasakan diri
Universitas Sriwijaya
83
Universitas Sriwijaya
84
bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan, tanggapan,
sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu
rangsangan, dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atua kedua-duanya.
Dari hasil penelitian dari Kristianti (2012) responden yang memiliki
persepsi kerentanan tinggi melakukan praktek menggunakan kondom secara
konsisten saat melakukan hubungan seks beresiko, sebaliknya responden yang
mempunyai persepsi kerentanan yang rendah akan tidak konsisten dalam ptaktek
penggunaan kondom. Hasil penelitian dari Dermatoto (2015) temuan kualitatif
pada LSL terhadap penggunaan kondom dipengaruhi oleh persepsi subjektif
informan tentang keuntungan dan kerugian menggunakan kondom. Hasil
penelitian (Faulina, 2012) menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan
antara persepsi kerentanan terkena HIV/AIDS dengan perilaku seks dalam
melayani pacar ataupun pelanggan. Dengan demikian bisa digambarkan bahwa
persepsi tentang kerentanan dirinya terkena HIV akan mempengaruhi terjadinya
perilaku seks yang aman dengan memakai kondom. Hal tersebut berarti sesuai
dengan pendapat Becker dalam teori HBM yang menyatakan bahwa seseorang
akan bertindak untuk melakukan pencegahan atau pengobatan penyakitnya
apabila dirinya merasa rentan terhadap serangan penyakit tersebut.
Universitas Sriwijaya
85
penelitian yang dilakukan data terbaru AIDS, faktor risiko pada kelompok gay
menyumbang 2,9% kasus. Menurut penelitian yang dilakukan Dermatoto (2015)
LSL mengerti bila menggunakan kondom saat oral seks tidak dapat mengurangi
risiko penularan HIV dan merasa penggunaan kondom saat oral seks mengurangi
kenikmatan daat berhubungan seksual, padahal oral seks juga memberikan risiko
penularan HIV/AIDS.
Persepsi LSL terhadap efek yang akan timbul di kemudian hari dengan
penggunaan kondom seluruh LSL menyatakan akan tertular penyakit HIV jika
tidak menggunakan kondom, merasa aman jika hanya salah satu menggunakan
kondom dan hanya satu LSL yang mengatakan bahwa akan tertular penyakit HIV,
dan merasa aman jika keduanya menggunakan kondom. Menurut teori Health
Belief Model, persepsi individu terhadap kerentanan mereka terkena suatu
penyakit akan mempengaruhi perilaku mereka untuk melakukan pencegahan atau
mencari pengobatan. Individu akan mempertimbangkan seberapa besar
konsekuensinya yang mungkin terjadi jika individu membiarkanya. Semakin
serius mereka percaya pengaruhnya, semakin besar kemungkinan mereka
menganggapnya sebagai ancaman dan melakukan tindakan pencegahan. Hal ini
sejalan dengan penelitian Abebe (2009), yang mendapatkan bahwa terdapat 37,3%
LSL tidak merasa rentan tertular HIV karena alasan hanya memiliki satu pasangan
seksual dan mereka sangat percaya pada pasanganya. Hasil penelitian
McDonough (2012) yang menyatakan persepsi tertular HIV berhubungan dengan
perilaku seksual yang aman. Terkait persepsi risiko, Koumagnanou et al. (2009)
dalam studi kualitatif pada LSL di Togo mengidentifikasi beberapa determinan
psikososial penggunaan kondom. Studi ini menemukan bahwa penggunaan
kondom dipengaruhi motivasi dan kemampuan diri, diantaranya berupa persepsi
risiko terinfeksi HIV.
Universitas Sriwijaya
86
Universitas Sriwijaya
87
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini diketahui bahwa LSL yang diteliti memiliki perilaku
seks dengan sesama jenis disebabkan oleh berbagai hal yaitu mulai merasa tertarik
dan merasa nyaman dengan sesama jenis, pernah mengalami pelecehan yang
dilakukan oleh orang yang lebih dewasa, rasa ingin mencoba-coba dan mendapat
ejekan dari teman. Perilaku menyukai sesama jenis dimulai pada anak-anak
hingga remaja pertama kali melakukan hubungan seksual sejak dari sekolah SD,
SMP dan SMA. Seluruh LSL sudah melakukan berbagai bentuk aktvitas seksual
berisiko yang dilakukan meliputi anal dan oral seks perilaku seksual yang
beresiko yang dilakukan dengan sesama jenis tanpa menggunakan kondom dengan
hambatan yang dirasakan karena kendala kenikmatan, kenyamanan seksual, dan
merasa sakit menggunakan kondom saat berhubungan seksual, kemudian
berganti-ganti pasangan atau tidak memiliki pasangan tetap jumlah pasangan yang
dimiliki dari mulai menjadi LSL hingga saat ini paling sedikit mulai dari 3 dan
paling banyak 20 pasangan dan merasa bahwa pasanganya sehat dari penyakit
HIV/AIDS yang hanya dilihat dari fisik. Rata-rata LSL melakukan hubungan seksual
2 sampai 5 kali dalam satu bulan, semua LSL dan pasangan biasa melakukan hubungan
seksual di hotel dan kos-kosan. Perilaku seks sesama jenis memiliki risiko tinggi
untuk tertular HIV, hubungan seksual yang dilakukan melalui anus merupakan
transmisi infeksi HIV yang lebih mudah karena pada anus hanya terdapat
membran mukosa rectum yang tipis dan mudah sobek sehingga anus mudah
terjadi perlukaan, bila terjadi luka maka akan masuknya virus sehingga
memudahkan untuk terjadinya infeksi.
7.2 Saran
87
88
kepada anak usia remaja, dan kelompok LSL mengenai orientasi seksual,
dampak perilaku laki-laki yang menyukai sesama jenis dan gejala yang
ditimbulkan akibat melakukan hubunga seks dengan sesama jenis tanpa
menggunakan kondom.
2. Dinas Kesehatan bekerjasama melakukan pembinaan untuk membawa dan
memakai kondom kapanpun dan dimanapun saat berhubungan seksual,
mengurangi perilaku seksual beresiko pada LSL dan menyediakan media
informasi dalam bentuk centak seperti poster, leaflet, dan lembar balik.
3. Civitas akademika terkhusus Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu
melakukan upaya intervensi melalui media audio visual kepada LSL
mengenai penggunaan kondom, dampak dan gejala yang ditimbulkan
akibat melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis tanpa
menggunakan kondom.
88
DAFTAR PUSTAKA
89
90
Universitas Sriwijaya
91
Universitas Sriwijaya
92
Universitas Sriwijaya
93
Universitas Sriwijaya
94
Universitas Sriwijaya
95
Wang Y et al. 2011. Factors Associated With Utilization Of A Free HIV VCT
Clinic By Female Ses Workers In Jinan City. Northern china. Aids
behacior vol.15, no.4, pp. 702-710.
Wardhani PK, Zahroh S, Argyo D. 2015. Perilaku Penggunaan Kondom dan
Pelicin pada LSL di Kota Surakarta. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia, vol.10, no.1, pp.89-101.
WHO. 2018. Fact Sheet HIV / AIDS. diterbitkan pada tanggal 19 juli 2018.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Erlangga, Jakarta.
Yulfira M. 2014. Pengemabagan Strategi Dalam Upaya Penanggulangan
HIV/AIDS Melalui Pendekatan Sosial Budaya (Studi Di Kota Bukit
Tinggi Sumatera Barat). Jurnal Endurance, vol.5, no.1, pp. 1-14.
Zeth A et al. 2010. Perilaku Dan Risiko Penyakit HIV-AIDS Di Masyarakat
Papua Studi Pengembangan Model Lokal Kebijakan HIV-AIDS. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, vol.13, no.4, pp. 206 – 219.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 1
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 2
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 3
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 4
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 5
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 6
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 7
PERILAKU PENGGUNAAN KONDOM PADA LAKI-LAKI SEKS
DENGAN LAKI-LAKI (LSL) DALAM PENCEGAHAN PENULARAN
HIV/AIDS DI KOTA PALEMBANG
NASKAH PENJELASAN
Bapak/Ibu yang terhormat, serta teman-teman, saya dari mahasiswi
peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya akan melakukan penelitian dengan judul “Perilaku Penggunaan
Kondom Pada Laki-Laki Seks Dengan Laki-Laki (LSL) Dalam Pencegahan
Penularan HIV/AIDS Di Kota Palembang”. Adapun tujuan ataupun manfaat
penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku
penggunaan kondom pada LSL dalam pencegahan penularan HIV/AIDS .
Semua informasi yang peneliti terima, akan kami jamin kerahasiannya dan
akan olah untuk kemudian digunakan sebagai bahan penelitian kami dalam
menyusun skripsi penelitian sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Apabila
Bapak/Ibu membutuhkan keterangan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat
menghubungi:
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 8
(INFORMED CONSENT)
Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengetahui maksud dan
tujuan penelitian tentang “Perilaku Penggunaan Kondom Pada Laki-Laki Seks
Dengan Laki-Laki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS Di Kota
Palembang” yang dilaksanakan oleh peneliti dari Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Sriwijaya. Saya
memutuskan setuju jika saya ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan. Bila saya menginginkan, maka saya dapat mengundurkan diri
sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Palembang,.......................2019
Saksi Responden
(....................................) (....................................)
Peneliti
(....................................)
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 9
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
PERILAKU PENGGUNAAN KONDOM PADA LAKI-LAKI SEKS DENGAN
LAKI-LAKI (LSL) DALAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI
KOTA PALEMBANG
Informan :
Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
A. Petunjuk Umum
1. Ucapkan terima kasih atas kesediaan informan.
2. Sebelum melakukan wawancara dilakukan pengenalan dua arah.
3. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam secara singkat.
4. Minta izin kepada informan tentang penggunaan alat elektronik selama
wawancara seperti alat perekam, HP, buku catatan, dll.
5. Pewawancara mencatat suasana wawancara: gambaran umum, tingkah
laku, dan ekspresi informan secara tepat dan benar.
6. Informan bebas menyampaikan pendapat.
7. Jawaban dan tanggapan informan tidak ada yang salah atau benar.
8. Identitas pribadi sebagai informan akan dijamin kerahasiaannya dan
semua informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya.
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Jenis kelamin :
4. Umur :
5. Alamat :
6. No hp :
C. Pertanyaan
Universitas Sriwijaya
Pedoman wawancara LSL
No Aspek yang ditanyakan Bentuk pertanyaan
1. Perilaku penggunaan kondom 1. Bagaimana anda bisa menjadi penyuka sesama
pada LSL jenis?
Probing : kapan pertama kali melakukan hubungan
seks
2. Bagaimana dengan status LSL anda? (sebagai
cewek/cowok)
3. Berapa jumlah pasangan anda dari awal menjadi
LSL?
4. Kapan anda terakhir melakukan hubungan seksual
dengan LSL?
5. Bentuk perilaku seks seperti apa yang sering
dilakukan dalam satu tahun terkahir?
Probing : siapakah yang menentukan pilihan seks
yang dilakukan?
6. Biasanya bagaiamana anda dan pasangan anda
sebelum melakukan hubungan seksual?
Probing:
- siapa yang menggunakan kondom saat anda dan
pasangan berhubungan seks?
- seberapa sering anda menggunakan kondom?
- kondom seperti apa yang sering anda gunakan?
2. Pengetahuan terhadap 7. Apa yang anda ketahui tentang kondom?
penggunaan kondom dan Probing: manfaat dan kerugian menggunakan
kondom?
HIV/AIDS
8. Bagaimana cara anda memperoleh kondom?
9. Bagaiamana cara anda menggunakan kondom?
10. Apa saja yang ditimbulkan karena tidak
menggunakan kondom?
11. Apa saja hambatan yang anda hadapi dalam
membiasakan diri memakai kondom?
12. Apa yang anda ketahui tentang HIV?
13. Bagaimana cara penularan HIV?
14. Bagaimana cara pencegahan HIV?
15. Bagaimana pengobatan HIV?
3. Sikap terhadap penggunaan 16. Bagaimana sikap pasangan Anda terhadap
kondom penggunaan kondom pada setiap berhubungan
seks?
17. Bagaimana respon anda terkait penggunan
kondom setiap hubungan seks?
Probing:
- Respon anda ketika lupa menggunakan kondom?
4. Sikap terhadap penggunaan 18. Menurut anda sejauh mana pemahaman pasangan
kondom anda dalam menggunakan kondom saat
berhubungan seksual?
19. Jika pasangan anda menolak untuk menggunakan
kondom, bagaiamana menurut anda?
Universitas Sriwijaya
5. Persepsi risiko HIV 20. Jika anda dan pasangan anda melakukan
hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
apa efek dikemudian hari?
21. Bagaimana menurut anda jika anda menggunakan
kondom tetapi pasangan anda tidak menggunakan
kondom saat oral dan anal seks apa efek
dikemudian hari?
22. Bagaiamana menurut anda jika anda dan pasangan
anda melakukan hubungan seksual dengan
menggunakan kondom apa efek dikemudian hari?
6. Niat dalam menggunakan 23. Apa saja rencana yang Anda lakukan ke depan
kondom terkait penggunaan kondom?
24. Hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi niat
Anda untuk selalu menggunakan kondom?
Universitas Sriwijaya
16. Bagaimana pengobatan HIV?
3. Sikap terhadap penggunaan 17. Bagaimana sikap pasangan Anda terhadap
kondom penggunaan kondom pada setiap berhubungan
seks?
18. Bagaimana respon anda terkait penggunan
kondom setiap hubungan seks?
Probing:
- Respon anda ketika lupa menggunakan
kondom?
19. Bagaimana keyakinan anda mengenai
penggunaan kondom saat berhubungan seks?
4. Persepsi terhadap penggunaan 20. Menurut anda sejauh mana pemahaman
kondom pada pasangan pasangan anda dalam menggunakan kondom
saat berhubungan seksual?
21. Jika pasangan anda menolak untuk
menggunakan kondom, bagaiamana menurut
anda?
5. Persepsi risiko HIV 22. Jika anda dan pasangan anda melakukan
hubungan seksual tanpa menggunakan
kondom apa efek dikemudian hari?
23. Bagaimana menurut anda jika anda
menggunakan kondom tetapi pasangan anda
tidak menggunakan kondom saat oral dan anal
seks apa efek dikemudian hari?
24. Bagaiamana menurut anda jika anda dan
pasangan anda melakukan hubungan seksual
dengan menggunakan kondom apa efek
dikemudian hari?
6. Niat menggunakan kondom 25. Apa saja rencana yang Anda lakukan ke
depan terkait penggunaan kondom?
26. Hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi
niat Anda untuk selalu menggunakan
kondom?
Universitas Sriwijaya
Pedoman wawancara JIP
No Aspek yang ditanyakan Bentuk pertanyaan
1. Pengetahuan, Perilaku LSL dan 1. Sejauh ini bagaimana gambaran LSL di kota
Palembang?
program
2. Seberapa besar resiko HIV pada LSL?
3. Bagaimana perilaku penggunaan kondom pada
LSL saat ini?
4. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam
penggunaan kondom pada LSL?
5. Bagaimana pendistribusian kondom saat ini?
6. Program apa yang telah dilakukan oleh JIP terkait
penggunaan kondom pada LSL?
7. Bagaiaman pencapaian program yang telah
dilakukan?
8. Apa saja hambatan yang dihadapi terkait program
yang telah dilakukan?
Pedoman wawancara KPAP
No Aspek yang ditanyakan Bentuk pertanyaan
1. Pengetahuan, Perilaku LSL dan 1. Sejauh ini bagaimana gambaran LSL di kota
Palembang?
program
2. Seberapa besar resiko HIV pada LSL?
3. Bagaimana perilaku penggunaan kondom pada
LSL?
4. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam
penggunaan kondom pada LSL?
5. Bagaimana pendistribusian kondom saat ini?
6. Program apa yang telah dilakukan oleh KPAP
terkait penggunaan kondom pada LSL?
7. Bagaiaman pencapaian program yang telah
dilakukan?
8. Apa saja hambatan yang dihadapi terkait program
yang telah dilakukan?
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 10
PEDOMAN OBSERVASI
Menggunakan Tatto
4.
Penampilan Dengan Rambut
5. Panjang
8. Berkumis
9. Merokok
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 11
‘’MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN KUNCI (LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI)
No Pertanyaan Informan
L (16) HS (16) RH (25) MF (21) RO (28) A (27)
1. Perilaku LSL dalam menggunakan kondom
a. Latar belakang menjadi penyuka “...awalnyo aku “...aku tu lebih “...sebenernyo “...awalnyo akutu “...akutu punyo “...coba-coba samo
sesama jenis dari SMP aku tu tertarik samo akuni awalnyo karena sering di kawan akrab cowok kawan kan lamo-
seneng kalo aku liat lanang kalo nengok normal tapi waktu oloki samo kawan dan akutu ngeraso lamo jadi nianan
cowok ganteng cewek tu kaya dak itu karena kareno aku lebih nyaman bae samo kalo liat cowok tu
putih, nah pas la menarik terus aku penasaran jadi akrab samo kawan cowok itu belanjut beda cakituna lebih
SMA aku cari tau jugo pernah mandi pengen nyoba samo aku lanang tu” sampe pengen samo menarik bae ado
ngapo aku lebih bareng samo cewek kawan nah disitu dio dan timbul lah kawan aku yang aku
suko cowok nah jugo aku biaso bae mulai kaya tertarik perasaan samo dio” galaki dulu tapi
disitu aku baru tau malah jijik” karena enak” kayanyo dio
kalo aku tu gay” normal”
Probing “...pertamo sekali “...dari aku SMP “...ngelakui “...dulu pas aku “...pas lulus SMA” “...awalnyo tu pas
- Kapan pertama kali melakukan itu pas SMP samo aku tu lebih tertarik hubungan pertamo SMP” masuk SMA”
hubungan seks kawan itu jadi samo lanang” kali pas aku la
sering jugo” tamat SMA”
Coding 1 Seneng kalau lihat Lebih tertarik Mencoba-coba Ejekan teman, Pas Merasa nyaman Coba-coba dengan
cowok ganteng, dengan laki-laki, dengan teman, SMP sama cowok ,pas teman , Awal SMA
putih, pertama kali dari SMP melakukan lulus SMA
SMP hubungan pertama
kali pas tamat SMA
Coding 2 Suka dengan laki- Suka dengan laki- Coba-coba, lulus Ejakan teman, SMP Nyaman dengan Mencoba-coba, awal
laki, SMP laki , SMP SMA laki-laki, lulus SMA SMA
Interpretasi Informan yang memiliki latar belakang menjadi penyuka sesama jenis mengaku bahwa 3 dari 6 diantaranya lebih menyukai dan nyaman
dengan laki-laki, 1 diantaranya menyatakan bahwa pernah mengalami ejekan teman. Dan 2 diantaranya menyatakan mencoba-coba. 3 dari
6 diantara informan menyatakan pertama kali melakukan hubungan seksual saat SMP dan 3 diantaranya menyatakan pertama kali
melakukan hubungan seks saat SMA
b. Peran anda dalam berhubungan seks “...aku jadi “...sebagai top” “...aku jadi top” “...top aku” “...jadi top” “...top”
lanangnyo”
Coding 1 Jadi laki- lakinya Sebagai top Jadi top top Jadi top Top
Universitas Sriwijaya
Coding 2 Sebagai laki- Bagian atas Bagian atas Bagian atas Bagian atas Bagian atas
lakinya
Interpretasi Seluruh informan mengaku mempunyai peran dalam berhubungan seks adalah bagian atas atau sebagai laki-lakinya
c. Jumlah pasangan anda dari awal “...pasangan aku “...kiro-kiro 5an la “...selamo ngejalani “...sekitar 4an la” “...kalo aku si “...lupo soalnyo dak
menjadi lsl selamo ini 10an” dak ngitung” hubungan baru 3 pasangan 6 samo ngitung palingan
pasang karena aku yang ini” 10an”
tipe wong setia”
Coding 1 Pasangan selama Kira-kira 5 Selama menjalani Kira-kira 4 pasangannya 6 Palingan 10
ini 10 baru 3
Coding 2 10 5 3 4 6 10
Interpretasi 2 dari 6 informan menyatakan memiliki jumlah pasangan dari awal berhubungan seks 10 pasangan dan 4 diantaranya mengaku memiliki
jumlah pasangan yang berbeda-beda mulai dari 3,4,5, dan 6
d. Terakhir melakukan hubungan seksual “...3 minggu yang “...terakhir “...kalo aku minggu “...4 apo 5 hari “...2 minggu yang “...aku seminggu
lalu lah” seminggu yang kemaren terakhir yang lalu lalu berhubungan” yang lalu”
lalu” ngelakukenyo” kayaknyo”
Probing “....kiro-kiro 2 “..kalo aku si galak “...biasonyo galak 3 “...dak tentu berapo “...galak dak tentu 2 “...daktau yo dak
- Berapa kali dalam satu bulan kalian lah” dak tentu berapo kali galak jugo kali tapi sering yo kali galakan” ngitung tapi kiro-
melakukan hubungan seksual kali palingan 3an lebih” palingan 4 an” kiro 4 apo 5an lah”
lah”
Coding 1 3 minggu yang lalu, Seminggu yang lalu, Minggu lalu, 3 kali 4 atau 5 hari yang 2 minggu yang lalu, Seminggu yang lalu,
2 kali 3 kali lalu, 4 kali 2 kali 4-5 kali
Coding 2 3 minggu lalu, 2 Seminggu lalu, 3 seminggu lalu, 3 seminggu lalu, 4 2 minggu lalu, 2 Seminggu lalu, 4-5
kali kali kali kali kali kali
Interpretasi 4 dari 6 informan mengaku bahwa terakhir melakukan hubungan seksual seminggu yang lalu, 1 diantaranya menyatakan melakukan
hubungan seksual 3 minggu yang lalu dan 1 diantaranya mengaku melakukan hubungan seksual 2 minggu yang lalu. Berdasarkan
frekuensi hubungan seks dalam satu bulan 2 informan menyatakan 2 kali dalam sebulan, 2 diantaranya melakukan 3 kali dalam satu bulan
dan 2 diantaranya menyatakan 4-5 kali dalam 1 bulan
e. Perilaku seks yang sering dilakukan “...anal, oral “...anal, oral yang “...kaya kissing, “...berhubungan yo “...beruhubungan “...seks anal oral
intimlah pokoknyo” cak itulah” oral samo anal” kaya biaso tula kaya cakitulah anal” jugo”
suami istri, anal
Universitas Sriwijaya
oral jugo”
Probing “...aku galak “...bareng-bareng “...aku si biasonyo “...samo-samo “...kalo nentuke tu “...galak aku galak
- Siapakah yang menentukan minta” biasonyo” yang minta” nentukenyo” dak langsung bae dio jugo”
pilihan seks yang dilakukan? samo-samo”
Coding 1 -Anal, oral, intim - Anal ,oral -seperti -berhubungan -berhubungan Anal - seks Anal,oral
- minta -sama-sama Kissing,oral, anal seperti Anal,Oral -sama- sama -Sama-sama
biasanya -biasanya minta -Sama sama
menentukannya
Coding 2 -Anal, oral -anal, oral -kissing, oral -anal, oral -anal -anal, oral
- meminta - bersama-sama -meminta -bersama-sama -bersama-sama -bersama-sama
Interpretasi Sebagian besar informan mengaku bahwa bentuk perilaku seks yang sering dilakukan adalah anal dan oral. 2 dari 6 mengaku meminta
saat menentukan bentuk perilaku seks yang akan di lakukan, 4 diantaranya mengaku menentukan bersama-sama bentuk perilaku seks
yang dilakukan
f. Sebelum melakukan hubungan “...dak ado si kak” “...sebelumnyo tu “...pake kondom “..biasonyo kalo “...forplay awalnyo “....dak katek ”
seksual dak ado ngapo- dulu biasonyo” sebelum dak pernah kan terus yo
ngapo langsung bae gunoke kondom” langsung bae”
kalo nak seks”
Probing “...kalo aku si “...jarang pakek “...sering tapi jugo “...jarang pakek” “....jarang galak “jarang dak pernah
- Seberapa sering anda jarang pakek” kondom” kadang idak” pakek galak dak” pakek kondom”
menggunakan kondom?
Probing “...durex, sutra” “..sutra galak “...pake durex, “....yang sutra” “...fiesta” “...yang biaso tula
- Kondom seperti apa yang sering pakek” sutra, viesta” galak di jual kaya
digunakan? sutra”
Coding 1 -Tidak ada - tidak ada langsung -pakai kondom -tidak pernah -foreplay langsung -tidak ada
-jarang pakai seks -sering tapi kadang
menggunakan seks -jarang tidak pernah
-durex, sutra -jarang pakai tidak kondom -jarang pakai pakai kondom
-sutra -durex,sutra -jarang pakai -fiesta -yang biasa dijual
-sutra
Coding 2 -Tidak memakai -tidak memakai -memakai kondom -tidak memakai -tidak memakai -tidak memakai
- jarang memakai -jarang memakai -sering memakai -jarang memakai -jarang memakai -jarang memakai
-latex -latex -latex -latex -latex -latex
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan tidak memakai kondom saat berhubungan seks. 5 dari 6 informan menyatakan bahwa jarang
menggunakan kondom saat berhubungan seks dan seluruh informan menyatakan bahwa kondom yang sering di pakai adalah kondom
yang berjenis latex
2. Pengetahuan terhadap penggunaan kondom dan HIV/AIDS
Universitas Sriwijaya
a. Pengetahuan tentang kondom “...kondom itu “...pengaman untuk “..yo pengamanlah” “kondom itu “...karet untuk “...untuk melindungi
pengaman yo untuk seks” pengaman untuk pelindung pas seks” biar dak ketularan
biar dak tertular seks” penyakit”
penyakit”
Probing “...manfaatnyo biar “...biar dak “..manfaatnyo “...aman kalo pake “...manfaatnyo “...untuk dak
- Manfaat dan kerugian dak keno HIV, kesat ketularan HIV apo supaya kito dak kondom dak keno untuk melindungi ketularan penyakit
menggunakan kondom tapi terus rasonyo penyakit lain terus tertular penyakit tetular penyakit dak biar dak keno kaya HIV, tapi buat
beda bae kalo pake ribet jugo si” HIV apo yang lemaknyo itu galak penyakit mungkin galak dak nyaman”
kondom tu” menularlah, dak nyaman rasonyo yang
kerugianyo galak dipake” kurang teraso”
dak nyaman”
- Cara anda memperoleh kondom “...aku galak beli” “..kawan galak “..dio beli galak aku “..beli” “...beli di indomaret “beli galakan”
ngasih” beli” ado”
- Cara anda menggunakan kondom “...gunokenyo “...pakek bae “...langsung di “...iyo cakitula “...langsung di “...bukak dulu
menurut aku sih langsungan agak pakek pelan-pelan langsung di pakek” pasang bae” bungkusnyo itu
agak susah pas ribet sih” biar dak sobek” langsung bae di
masukinyo ituna” pakek”
- Yang dapat di timbulkan karena “...dapat “...penyakit HIV yo “...biso keno “...keno HIV “...biso keno aids “...keno penyakit
tidak menggunakan kondom menimbulkan yang nular lah apo penyakit menular palingan” atau penyakit lainyo kalo dak ado
penyakit menular” lagi kalo dak lah” yang menular” pengaman tu”
bersih”
- Hambatan yang anda hadapi “...hambatanyo “...ribet dak “dak ado si “....dak nyaman “...enakla dak pakek “...hambatanyo
dalam membiasakan diri memakai karena dak nyaman nyaman pulok” hambatanyo kadang kalo pakek kondom kondom jugo menurut aku si
kondom itu terus ribet jugo tapi ngeraso kurang tu” memang dak pernah karena la tau
makek” puas dan pasangan pakek” bedanyo antara
aku galak kurang makek samo dak itu
nyaman bae jugo enakla dak makek
katonyo sakit” jadi galak dak
makek”
Coding 1 -pengaman agar -Pengaman seks -Pengaman, -Pengaman seks, -Karet pelindung -Pelindung dari
tidak tertular -agar tidak HIV, -Agar tidak - agar tidak tertular -agar tidak terkena tertular penyakit
penyakit Ribet pakai kondom HIV,tidak nyaman penyakit,tidak penyakit,kurang -agar tiak tertular
-agar tidak - diberi -beli nyaman dipakai terasa HIV Sering
HIV,beda rasa jika - Langsung pakai - Perlahan agar -beli -beli membuat tidak
pakai kondom tapi ribet tidak robek - Langsung dipakai -Langsung dipasang nyaman
- Beli - Penyakit HIV - Penyakit menular - Terkena HIV - Terkena AIDS - beli
Universitas Sriwijaya
- susah dalam menular -Kurang -Tidak nyaman -Tidak pakai - Langsung dipakai
memasukkannya -Ribet, tidak puas,kurang kondom - Terkena penyakit
- Menimbulkan nyaman nyaman,sakit -Enak tidak pakai
penyakit menular
-Tidak nyaman,
ribet
Coding 2 Mengetahui tetapi Mengetahui tetapi Mengetahui tetapi Mengetahui tetapi Mengetahui tetapi Mengetahui tetapi
Tidak menyadari Tidak menyadari Tidak menyadari Tidak menyadari Tidak menyadari Tidak menyadari
Interpretasi Seluruh Informan menyatakan bahwa mengetahui tentang kondom, manfaat serta kerugianya, cara memperoleh, cara menggunakan, dan
hambatanya dalam menggunakan kondom tetapi seluruh informan tidak menyadari bahaya yang akan timbul akibat tidak menggunakan
kondom karena merasa tidak nyaman jika menggunakan kondom
b. Pengetahuan tentang HIV/AIDS “...kurang tau kak “..penyakit “....HIV tu penyakit “...panyakit seks” “... HIV yu penyakit “...penyakit menular
Cuma yo penyakit menular” menular dari seks” menular” karena dak pakek
menular itu dan kondom”
ujinyo jugo dak
biso disembuhi”
- Cara penularan “...lewat hubungan, “...lewat darah, “.. dari seks, “...dari hubungan “...nularnyo kalo “..dari cairan,
terus keno cairan hubungan seks biso hubungan darah, seks terus suntikan bersentuhan keno darah samo
kelamin jugo biso” jugo nular” suntikan” jugo biso” luko biso jugo terus hubungan seks”
seks”
- Cara pencegahan “...dicegah pake “...pake kondom “...selalu “....pake kondom” “...biso pake “...gunoke kondom
pengaman” tula taunyo” menggunakan pengaman” terus jangan
kondom” berhubungan samo
yang la HIV”
- Cara pengobatan “...kalo “..minum obat “..setau aku si dak “...pake obat untuk “...minum obat “...kurang tau kak
pengobatanyo kalo palingan untuk HIV ado obatnyo Cuma mencegah kematian palingan kak” kayanyo dak ado
ke dokter palingan” itu” ado untuk cegah itu ado karena dak obatnyo”
kematian bae biso di sembuhi
cakituna” kan”
Coding 1 -Penyakit menular -Penyakit menular -Penyakit menular -Penyakit seks -Penyakit menular -Penyakit menular
-Lewat hubungan -lewat -seks,darah,suntikan -Hubungan -Besentuhan luka, -cairan, darah,
,kena cairan darah,hugungan -menggunakan seks,suntikan seks hubungan seks
kelamin seks kondom -pakai kondom -Pakai pengaman -Mengunakan
-Pakai pengaman -pakai kondom -tidak ada obatnya -Obat mencegah -Minum obat kondom
-pengobatan -minum obat kematian -Tidak ada obatnya
kedokter
Universitas Sriwijaya
Coding 2 Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan
mengetahui mengetahui mengetahui mengetahui mengetahui mengetahui
Interpretasi Informan menyatakan bahwa menyadari akan bahaya penyakit menular yang dapat di timbulkan oleh HIV dan sebagian besar informan
menyatakan bahwa mengetahui penularan HIV yang disebabkan lewat berhubungan seks dan cara pencegahan yang di lakukan dengan
menggunakan kondom
3. Sikap terhadap penggunaan kondom
a. Sikap pasangan Anda terhadap “...kurang seneng “...biaso bae dionyo “...kurang seneng “...biaso bae karena “...dak seneng “..biaso bae si
penggunaan kondom pada setiap kareno diotula nurut tula samo karena katonyo seringla dak pakek biasonyo galak karena dak pernah
berhubungan seks galak minta tapi aku” galak sakit” kondom jugo” nolak” pakek kondom”
karena aku dak
nyaman tadi jadi
dak pakek”
Coding 1 kurang senang, biasa saja, nurut kurang senang, suka biasa saja tidak senang biasa saja
tidak nyaman sakit
Coding 2 Tidak menyukai Biasa saja Tidak menyukai Biasa saja Tidak menyukai Biasa saja
Interpretasi 3 dari 6 informan menyatakan bahwa tidak menyukai menggunakan kondom saat berhubungan seks, 3 diantaranya menyatakan biasa saja
saat menggunakan kondom saat berhubungan seks
b. Respon terkait penggunaan kondom “...dak nyaman “...kurang beraso “...dak papo si “...dak nyaman bae “...kurang suko “...dak enak pakek
setiap berhubungan seks kalo pakek karena ado karena biar aman sih karena tau ngeraso dak kondom dak
kondom” pelindungnyo itu tapi galak buat dak bedanyo” nyaman bae nyaman”
jadi rasonyo beda teraso” cakituna kalo pakek
bae kadang keset” tu”
Probing “...biaso bae “..biaso bae sih “...kadang ngeraso “...kalo lupo tu yo “...dak papo sii “...kalo aku biaso
- Respon ketika lupa karena jarang jugo galak memang dak cemas galakan tapi biaso bae galak dak biaso bae” bae karena seringla
menggunakan kondom pakek kan” pakek” yosudahlah karena pakek jugo” dak pakek kondom”
la terjadi”
Coding 1 -tidak nyaman -kurang terasa, keset -membuat tidak -tidak nyaman -tidak nyaman -tidak enak, tidak
-biasa saja -biasa saja terasa -biasa saja -biasa saja nyaman
-cemas -biasa saja
Coding 2 -tidak nyaman -tidak nyaman -tidak nyaman -tidak nyaman -tidak nyaman -tidak nyaman
-tidak perduli -tidak perduli -cemas -tidak perduli -tidak perduli -tidak perduli
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa merasa tidak nyaman menggunakan kondom saat berhubungan seks dan 5 dari 6 informan mengaku
tidak perduli ketika lupa menggunakan kondom saat berhubungan seks, 1 diantaranya cemas ketika lupa menggunakan kondom saat
berhubungan seks
Universitas Sriwijaya
4. Persepsi terhadap penggunaan kondom pada pasangan
a. Persepsi pemahaman pasangan dalam “...daktau aku “...dak tau aku dio “...diotu ngerti tapi “...kayanyo dio “...kurang paham “...kayanyo dio
menggunakan kondom saat paham apo dak paham apo dak itula galak dak paham” kayaknyo si untuk belum paham
berhubungan seks dio” soalnyo yo samo nyaman” penggunaan samolah cak aku”
cak aku nila” kondom ini”
- Jika pasangan anda menolak “...kalo dio nolak “...kalau dio nolak “...kesel si tapi “...iyo dak papo “...kalo dio nolak “...dak papo biaso
menggunakan kondom bagaimana yo dak papo biaso iyo dak papo ” galak aku omongi karena seringla dak iyo biaso bae sih bae”
menurut anda? bae ” biar diotu ngerti” pakek” karena kan
kesepakatan
bersama”
Coding 1 -Tidak tahu -Tidak tahu -ngerti -sepertinya paham -kurang paham -belum paham
-biasa saja -biasa saja -kesel -tidak apa-apa -biasa saja -tidak apa-apa
Coding 2 Tidak memahami -Tidak memahami -memahami -memahami -kurang memahami -tidak memahami
-biasa saja -biasa saja -kesal -tidak apa-apa -biasa saja -tidak apa-apa
Interpretasi 4 dari 6 informan menyatakan bahwa pasangan tidak memahami dalam menggunakan kondom saat berhubungan seks, 2 diantaranya
menyatakan memahami. Sebagaian besar informan menyatakan bahwa biasa saja saat pasangan menolak untuk menggunakan kondom
dan 1 diantaranya merasa kesal ketika pasangan menolak menggunakan kondom
5. Persepsi risiko HIV
a. Persepsi jika tidak menggunakan “...efeknyo pasti “..takut keno “..takut gek keno “...keno penyakit “...cemas efeknyo “...gek keno
kondom kalo ganti penyakit yang cak HIV” menular gek kalo gek malah jadi penyakit takutlah
pasangan terus biso HIV itu” dak pakek kondom penyakit aids” kalo dak pakek
keno penyakit jugo terus” kondom”
si”
Coding 1 Terkena penyakit Terkena penyakit Terkena hiv Terkena penyakit Jadi penyakit aids Terkena penyakit
hiv menular
Coding 2 Tertular penyakit Tertular penyakit Tertular penyakit Tertular penyakit Tertular penyakit Tertular penyakit
HIV HIV menular AIDS
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa jika tidak menggunaka kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan kemudian hari
akan tertular penyakit
b. Persepsi jika salah satu tidak “...kalo aku gunoke “...aman pasti kan “..dak papo aman “...efeknyo kalo aku “...aku yang pakek “...kalo aku pakek
menggunakan kondom kondom terus pasti gunoke kondom” kan aku yang jadi gunoke terus pasti jadi dak akan kondom terus pasti
aman dari top jadi aku yang aman” tertular penyakit aman”
penyakit” harus pakek dio aman lah”
dak”
Universitas Sriwijaya
Coding 1 Aman dari Pasti aman Aman Aman Tidak akan tertular Aman menggunakan
penyakit menggunakan penyakit, aman kondom
kondom
Coding 2 Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa jika salah satu tidak menggunaka kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan
kemudian hari akan aman dari penyakit
c. Persepsi jika menggunakan kondom “...efeknyo yo biar “...samo bae aman “...iyo aman kalo “... iyo amanlah “...efeknyo dak ado “...iyo efeknyo kalo
dak ketularan HIV” dari penyakit pake kondom tu” kalo pakek pasti aman dari makek pasti aman”
jugolah” pengaman” penyakit”
Coding 1 Tidak tertular HIV Aman dari penyakit Aman - aman -aman dari penyakit Pasti aman
menggunakan menggunakan
kondom kondom
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa jika menggunaka kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan kemudian hari akan
aman dari penyakit
a. Rencana yang di lakukan kedepan “...rencanonyo “...pengenyo si pake “...kalo biso si “...ado rencano nak “...pengenyo pakek “...nak gunoke
terkait penggunaan kondom pake terus tapi terus” selalu konsisten pakek terus” terus nak di terus”
daktau lah” untuk gunoke usahailah”
kondom terus”
Coding 1 Pakai terus Pakai terus Konsisten Rencana pakai terus Pakai terus Pakai terus
menggunakan
kondom
Coding 2 Memakai kondom Memakai kondom Memakai kondom Memakai kondom Memakai kondom Memakai kondom
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa berencana akan memakai kondom kedepanya saat berhuubungan seks
b. Hal-hal yang dapat mempengaruhi “...kan sekarang “...galak ado berita “...dari diri sendiri “...dari kawan tula “...ado iklan jugo “...dari kawan galak
niat untuk selalu menggunakan banyak yang keno di internet kan jadi tulah yang galak pasangan galak ngaruh kawan ngomongi ngasih
kondom HIV di berita jadi yo pengen selalu harusbiso jugo si” jugo sering ngasih tau jugo”
itulah takut apolagi pake” ngebiasoke” tau”
itu dak biso
disembuhi”
Universitas Sriwijaya
Coding 1 Banyak terkena Berita di internet Dari diri sendiri Dari teman dan Iklan dan pengaruh Dari teman
HIV di berita pasangan teman
Coding 2 Berita Berita Diri sendiri Teman dan Iklan dan teman Teman
pasangan
Interpretasi 2 dari 4 informan menyatakan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi niat untuk selalu menggunakan kondom adalah dari berita, 3
diantaranya teman dan pasangan yang mempengaruhi niat menggunakan kondom, dan 1 diantaranya dari diri sendiri yang dapat
mempengaruhi niat menggunakan kondom
‘’MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN KUNCI (PASANGAN LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI)
No Pertanyaan Informan
MR (19) V (19) M (21) RS (20) AY (22) TK (21)
1. Perilaku LSL dalam menggunakan kondom
a. Latar belakang menjadi penyuka “...pertamonyo tu “...pernah di anuke “...pernah dilecehke “...punyo kawan “...awal mulanyo “...Dari kecik tu la
sesama jenis kaya candaan dari samo kakak kelas di waktu SMP karena akrab cowok sering sih Cuma cubo- ngeraso beda sex
temen samo temen lecehkan di gesek- dak berani ketemu pokoknyo cubo be dari cubo- bae terus pas SMP
sebenernyo awalnyo geski, dari situ ngomong samo akrab nian dan cubo itulah jadi dijek-ejeki samo
normal banyak karena ngeraso wong tuo jadi aku akutu terus di oloki raso penasaran na kawan aku la
canda-candaan samo kelemakan jadi diem bae karena samo kawan kawan terus di dalemi- tertarik melakukan
kawan cowok lamo- cakini” enak jugo takut jugo aku ngeraso dalemi jadilah sekspertamo kali
lamo jadi nianan itu ado jadi bingung nyaman bae samo terperangkap di samo kawan
pas aku awal” lamo-lamo yo dio belanjut sampe dunia yang cak ini ngelakukenyo dan
keterusan” pengen samo dio itu” itu laju sering samo
dan timbul lah dio”
perasaan”
Probing “...pas aku awal SMA “...awalnyo dulu “...pas SMA” “...awalnyo pas “...dari semenjak “...pas SMP”
- Kapan melakukan hubungan kelas satu lah” pas aku SD” lulus SMA” SMP”
seks?
Coding 1 -Candaan dari teman -Dilecehkan kakak -dilecehkan -ejekan teman -diolok-olok teman -Dari kecil diejek
-Awal SMA kelas -SMA -Lulus SMA -SMP teman
-SD -SMP
Coding 2 diejek teman,SMA Dilecehkan,SD dilecehkan, SMA diejek teman, SMA Diejek teman, SMP Diejek teman,SMP
Universitas Sriwijaya
Interpretasi Informan yang memiliki latar belakang menjadi penyuka sesama jenis mengaku bahwa 4 dari 6 diantaranya karena pengaruh teman , dan 2
diantaranya menyatakan dilecehkan,. 2 dari 6 informan menyatakan pertama kali melakukan hubungan seksual saat SMP, 2diantaranya
menyatakan pertama kali melakukan hubungan seks saat SMA dan 1 diantaranya pertama kali melakukan hubungan saat SD
b. Peran anda dalam berhubungan “...aku sebagai “...bottom” “...aku jadi bottom” “...jadi bottom” “... jadi bottom” “...boti”
seks wanitanya”
Coding 1 Sebaai wanita Posisi Bawah Posisi Bawah Posisi Bawah Posisi Bawah Posisi Bawah
Coding 2 Wanita Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah
Interpretasi Seluruh informan mengaku mempunyai peran dalam berhubungan seks adalah bagian bawah, informan merasa bahwa dirinya
memposisikan sebagai wanita
c. Jumlah pasangan anda dari awal “...sekitar ada 5” “...ado kali e 20 “...10an mungkin “...biso di bilang “...kalo akusih “... dak tau lagi 20n
menjadi lsl kali” dak ngitung” dibawah 10 lah pasangan dikit e kalu”
karena akutu jugo biso di itung kayak
tipe wong pemilih 5 atau lebih lah”
lah”
Coding 1 Kira –kira 5 Kira-kira 20 Kira-kira 10 Dibawah 10 5 atau lebih 20
Coding 2 5 20 10 10 5 20
Interpretasi 2 dari 6 informan menyatakan memiliki jumlah pasangan dari awal berhubungan seks 20 pasangan, 2 diantaranya mengaku memiliki
jumlah pasangan 10 pasangan dari awal menjadi LSL
d. Terakhir melakukan hubungan “....3 minggu yang “...terakhir “...minggu “....terakhir samo “....2 minggu yang “...minggu
seksual dengan LSL lalu lah” seminggu yang lalu kemaren” dio tanggal 17 lalu” kemaren”
lah” kemaren kiro-kiro 2
migguanla”
Probing “....dak tentu si “....kalau “....kiro-kiro 3 kali “....kadangan 3 “....palingan 2 kali “...kalo aku sering
- Berapa kali dalam satu bulan tergantung mood jugo melakukan seks itu biasonyo karena sampai 4 kali la karena jarang sekitar 4 kalian tapi
melakukan hubungan seksual palingan 2 kali” kadang-kadang jadi dak tentu” sesuai dengan ketemu” galak dak tentu
sekitar 3 kalian la” pasangan jugo” jugo”
Coding 1 3 minggu yang lalu, 2 Seminggu yang lalu, Minggu yang lalu, 3 kira-kira 2 minggu 2 minggu yang lalu, Minggu yang lalu, 4
kali 3 kali kali yang lalu, 3-4 kali 2 kali kali
Coding 2 3 minggu lalu, 2 kali Seminggu lalu, 3 Seminggu lalu, 3 2 minggu lalu, 3-4 2 minggu lalu, 2 Seminggu lalu, 4
kali kali kali kali kali
Interpretasi 3 dari 6 informan mengaku bahwa terakhir melakukan hubungan seksual seminggu yang lalu, 2 diantaranya menyatakan melakukan
hubungan seksual 2 minggu yang lalu dan 1 diantaranya mengaku melakukan hubungan seksual 3 minggu yang lalu dan rata-rata frekuensi
melakukan hubungan seksual dalam satu bulan 2 informan menyatakan 2 kali dalam sebulan, 3 diantaranya menyatakan 3 kali dalam
sebulan dan 1 informan menyatakan 4 kali dalam sebulan
Universitas Sriwijaya
e. Perilaku seks yang sering dilakukan “...anal, oral “.. oral palingan “...galak pelukan, “...lebih ke hugging, “..banyak kak e biso “...cak suami istri
biasonyo” ckituna” anal” kissing, anal” kayak hubungan anal samo oral”
intim anal”
Probing “..dianya yang milih” “...samo-samo dio “...dio galakan yang “...galak dio galak “..samo-samo “... Bersama -
- Siapakah yang menentukan sih” minta” aku” biasonyo” sama”
pilihan seks yang dilakukan?
Coding 1 -tidak ada - forplay, tidak ada -pakai kondom -tidak pakai -pemanasan -tidak ada
-sering menggunakan -jarang -jarang kondom -jarang hanya -jarang
-latex -latex -latex -jarang beberapa kali menggunakan
-latex -latex hampir tidak pernah
-latex
Coding 2 -tidak memakai -tidak memakai - memakai kondom -tidak memakai -tidak memakai -tidak memakai
Universitas Sriwijaya
-sering menggunakan -jarang -jarang -jarang -jarang -jarang
-latex menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
-latex -latex -latex -latex -latex
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan tidak memakai kondom saat berhubungan seks. 5 dari 6 informan menyatakan bahwa jarang
menggunakan kondom saat berhubungan seks dan seluruh informan menyatakan bahwa kondom yang sering di pakai adalah kondom yang
berjenis latex
Universitas Sriwijaya
pake” dak nyaman dan
pasangan jugo
mendukung”
Coding 1 -Penahan penyakit -Mencegah penyakit -Mencegah penyakit -Melindungi diri -Kurang tahu -Alat untuk
-Agar tidak tertular HIV menular -Melindungi dari -Terhindar dari melindungi agar
penyakit, tidak -Tertular HIV, suka -Agar tidak penularan penyakit penyakit AIDS, tidak terkena
nyaman kesat ketularan penyakit seksual, tidak sakit, tidak nyaman penyakit seks
-Dia dan saya yang -Diberi teman -Tidak enak nyaman -Membeli -Melindungi dari
membeli -Langsung dpakai memakainya -Pasangan yang -Langsung dipakai penyakit, sakit,
-Tinggal pakai, agak -Terkena HIV nanti -Diberi teman membeli -Penyakit menular tidak enak
ribet menular -langsung dipaka -Dipasangkan -Tidak nyaman, dan -Biasanya membeli
-Terkena penyakit -Tidak nyaman -Tertular penyakit -Terkena penyakit pasangan -Tidak tahu
-Susah memakai HIV yang tidak mendukung biasanya langsung
,Tidak nyaman saat -Kuran enak, tidak diinginkan pakai
dipakai nyaman -Kurang nyaman -Kematian akibat
HIV
-Tidak enak karena
sakit
Coding 2 Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan Menyadari dan Tidak mengetahui Menyadari dan
mengetahui mengetahui mengetahui mengetahui tetapi menyadari mengetahui
Interpretasi Seluruh Informan menyatakan bahwa mengetahui tentang kondom, manfaat serta kerugianya, cara memperoleh, cara menggunakan, akibat
yang akan timbul dan hambatanya dalam menggunakan kondom tetapi seluruh informan tidak menyadari bahaya yang akan timbul akibat
tidak menggunakan kondom karena merasa tidak nyaman jika menggunakan kondom
b. Pengetahuan tentang HIV/AIDS “..penyakit yang dak “...penyakit “...penyakit itu yang “..penyakit yang “...kalo HIV si aku “...dak pulo tau si
biso di sembuhin dan menular” dak biso sembuh” menular” belum banyak tau tentang HIV tu apo
menular” tula aku galak takut dari caropenularan
kalo sebasengan dan sebagainyo tu
pasangan” dak tau jugo si”
- Cara penularan HIV? “....penularan lewat “...dari darah, dari “...dari hubungan “...setau aku si dari “..caro penularan “..daktau si”
air liur, air mani bisa kurangnyo pakek seks” gen dari DNA, keno HIV paling dari
juga, dari bibir, dan pengaman” sperma karena hubungan, dari
jarum suntik” setiap gesekan tu keringet jugo biso
ado luko jadi kalo nularkan, dari
sperma tu keno di pakean biso, dari
anus kito yang lecet air liur jugo biso”
tu biso jadi
ketularan, dari
Universitas Sriwijaya
darah jugo biso”
- Pencegahan HIV? “....pake kondom lah” “...dari pengaman “...gunoke kondom “..gunoke “...palingan kito tu “... kalo untuk seks
itula” pas lagi seks” pengamanla setiap harus lebih hati-hati pake kondom biar
berhubungan” bae sih” aman”
- Pengobatan HIV? “...pengobatanya “..ke dokter kali” “...daktau minum “...dak biso si di “...untuk “..daktau”
kayanya Cuma bisa obat palingan” obati Cuma biso pengobatanyo
untuk nahan rasa bae ado obatnyo palingan ke dokter”
sakit kalo untuk untuk mencegah
ngobati gak bisa” kematian”
Coding 1 -penyakit yang tidak -Penyakit menular -Penyakit yang -Penyakit yang -Belum tahu -Tidak tahu
bisa di sembuhkan -Dari darah , tidak bisa menular -Hubungan, -Tidak tahu
dan menular kurangnya memakai disembuhkan -Dari DNA keringat, pakaian -Pakai kondom
-lewat air liur, air pengaman -Hubungan seks -Terkena sperma, ,air liur -Tidak tahu
mani, dari bibir dan -Pengaman -Menggunakan luka, darah -Lebih berhati-hati
jarum suntik -Kedokter kondom -Menggunakan -Pengobatan
-memakai kondom -Minum obat pengaman kedokter
-Pengobatan hanya -Tidak bisa diobati
untuk mengurangi Cuma untuk
rasa sakit mencegah kematian
Coding 2 Kurang mengetahui Kurang mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui Tidak mengetahui Tidak mengetahui
tetapi menyadari tetapi menyadari tetapi menyadari tetapi menyadari tetapi menyadari dan tidak menyadari
Interpretasi Informan menyatakan bahwa menyadari akan bahaya penyakit menular yang dapat di timbulkan oleh HIV dan 3 dari 6 informan
menyatakan bahwa kurang mengetahui penularan HIV , 3 darinya menyatakan bahwa tidak mengetahui cara penularan dan cara pencegahan
yang di lakukan dengan menggunakan kondom
Universitas Sriwijaya
Coding 2 Tidak menyukai Kurang menyukai Menolak Biasa saja Tergantung Biasa saja
Interpretasi 2 dari 6 informan menyatakan bahwa biasa saja saat menggunakan kondom saat berhubungan seks, 2 diantaranya menyatakan tidak
menyukai saat menggunakan kondom saat berhubungan seks, 1 diantaranya menyatakan menolak untuk menggunakan kondom dan 1
diantaranya menyatakan tergantung dengan pasangan untuk menggunakan kondom
b. Respon terkait penggunaan “...dak suko tapi dak “...aku nurut samo “...karena kalo “...aku si nurut “...kurang suko “...kurang suko si
kondom setiap berhubungan papo si biar aman pasangan aku tula dibandingi gunoke bae” karena dak nyaman karena dak enak”
seksual jugo pake kondom” tapi memang kondom apo dak tula makonyo
kurang beraso kalo enakla idak gunoke jarang pake
pake kondom tu” kondom” kondom”
Probing “...cemas si akutu “...biaso bae karena “...biaso bae karena “...galak cemas “...biaso bae sih “....dak papo si
- Respon anda ketika lupa langsung searching galak dak pake jarang gunoke kepikiran jugo takut karena memang biaso bae “
menggunakan kondom? gejala-gejala HIV” kondom jugo” kondom” gek keno penyakit gunoke kondom tu
tapi yosudahlah la jarang”
terlanjur jugo”
Coding 1 - tidak menyukai, -Atas kemauan -Tidak menyukai -Atas kemauan -Kurang menyukai, -Kurang menyukai,
aman menggunakan pasangan penggunaan pasangan tidak nyaman tidak enak
kondom -Biasa saja kondom -Cemas , takut -Biasa saja -Tidak apa apa ,
-Cemas -biasa saja biasa saja
Coding 2 Tidak menyukai, Terpaksa , biasa Tidak menyukai, Terpaksa ,cemas Tidak menyukai, Tidak menyukai,
cemas saja biasa saja biasa saja biasa saja
Interpretasi 3 dari 6 informan menyatakan bahwa kurang menyukai menggunakan kondom saat berhubungan seks, 3 diantaranya menerima saat
pasangan menggunakan kondom saat berhubungan seks dan 4 dari 6 informan mengaku biasa saja ketika lupa menggunakan kondom saat
berhubungan seks, 2 diantaranya cemas ketika lupa menggunakan kondom saat berhubungan seks.
4. Persepsi terhadap penggunaan kondom pada pasangan
a. Persepsi pemahaman pasangan anda “...daktau soalnyo “...daktau jugo si “...daktau paham “...biaso bae si “...kurang tau aku “...dak tau soalnyo
dalam menggunakan kondom saat dionyo dak mau kak” apo idak yo cak aku mungkin dio paham kak” tergantung si galak
berhubungan seks? gunoke kondom kalo nila palingan kak” tapi karena rasonyo makek galak dak “
dak di paksoi dulu” beda kalo pake
kondom tu jadi
galak dak makek”
- Jika pasangan anda menolak “...awalnyo akunyo “...terimo bae kak” “...dak papo karena “...kadang nerimo “...yosudah dak “...biaso bae si
menggunakan kondom maksoi tapi dionyo aku ngikut bae kak” bete terus kesel dan papo karena itu bebaskarena aku
baagaimana menurut anda? nolak terus jadi pasti langsung idak dijadikan jugo dak di bayar
yosudahlah dak berenti galak aku masalah” dio dan dio jugak
papo” tinggali balek” bayar aku, aku
ngelakuke seks itu
Universitas Sriwijaya
yo karena nak fun
bae”
Coding 1 -Tidak tahu -Tidak tahu -Tidak tahu -Paham -Kurang tahu -Tidak tahu
-Memaksa tetapi -Menerima -Menerima -Menerima, bete, -Menerima -Bebas
ditolak kesel, tinggal pergi
Coding 2 Tidak megetahui, dan Tidak megetahui, Tidak megetahui, Megetahui, dan Tidak megetahui, Tidak megetahui,
menerima dan menerima dan menerima menerima dan menerima dan menerima
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan bahwa pasangan tidak memahami dalam menggunakan kondom saat berhubungan seks, dan
Sebagaian besar informan menyatakan bahwa menerima saat pasangan menolak untuk menggunakan kondom
5. Persepsi risiko HIV
a. Persepsi jika tidak menggunakan “..takut ketularan “....iyo pernah “...kalo dak gunoke “..cemas pasti si “...gek takutnyo “...iyo pasti takut la
kondom penyakit bahkan tebayang ngeri kondom tu agek gek ketularan HIV” keno aids” was-was jugokalo
setelah melakukan takut keno HIV kan ketularan penyakit dak gunoke kondom
seks tepikiran karena banyak kan HIV” gek keno penyakit”
terusbahkan aku yang keno HIV
batuk bae takut kalo sekarang ni”
HIV”
Coding 1 Tertular penyakit Takut terkena HIV Tertular penyakit Cemas tertular HIV Takut terkena Takut terkena
HIV, takut HIV AIDS penyakit
Coding 2 Tertular penyakit HIV Tertular HIV Tertular HIV Tertular HIV Tertular AIDS Tertular penyakit
Interpretasi Seluruh informan menyatakan bahwa jika tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan kemudian hari
akan tertular penyakit HIV
b. Persepsi jika salah satu tidak “..aman kalo dio “...aku dak pakek “...kalo dio gunoke “...memang aku dak “...iyo kalo gunoke “...takut jugo
menggunakan kondom pakek kondom” tapi kalo dio pakek kondom aman pernah pake jadi kondom aman” olehnyo yo gek
yo aman pasti dari pasti” kalo dio pake yo masih keno penyakit
HIV” aman” HIV”
Coding 1 Aman kalau memakai Aman dari HIV Aman jka Aman jika Aman jika Takut terkena
kondom menggunkan menggunaakan menggunaakan penyakit
kondom kondom kondom
Coding 2 Aman Aman Aman Aman Aman Terkena Penyakit
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan bahwa jika salah satu tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan
kemudian hari aman dari penyakit
c. Persepsi jika menggunakan kondom “...kalo pake kondom “...aman kak idak “...aman karena “..pasti aman “...pastinyo “...iyo kalo gunoke
yo aman idak tertular tertular penyakit” pakek kondom jadi soalnyo kan kondom terhindar dari kondom tu pasti yo
penyakit” dak keno HIV” tu biso melindungi penyakit dan selalu aman cakituna”
Universitas Sriwijaya
dari penyakit HIV aman kak”
itu”
Coding 1 Aman tidak tertular Aman tidak tertular Aman karena Aman karena Terhindr dari Aman karena
penykakit penykakit memakai kondom memakai kondom penyakit dan selalu menggunakan
aman kondom
Coding 2 Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan bahwa jika menggunakan kondom saat berhubungan seks efek yang akan di rasakan kemudian hari
aman dari penyakit
6. Niat menggunakan kondom
a. Rencana yang akan dilakukan “...pasti ado aku “....ado rencano “...nak pakek “...sejauh ini si aku “...yo nak pengenyo “...tergantung
kedepan terkait penggunaan rencano nak pake untuk pasangan kondom terus lah masih nyaman tapi gunoke terus kalo pasanganyo si kalo
kondom kondom terus akutu gunoke dionyo pengenyo” memang dak biso pasangan tu dio makek kondom
kedepanyo” kondom terus” senyaman kalo dak selalu pakek lah yo pakek jugo terus
makek kondom pokoknyo” kalo kalo kato dio
ckituna tapi yo idak pake kondom
harus pakek” yo dak papo tapi
kalo aku si
pengenyo
kedepanyo yo
gunoke kondom
terus karena
sekarang ni banyak
wong homo yang
nyebarin penyakit”
Coding 1 Ada rencana untuk Ada rencana untuk Selalu ingin terus Masih belum Selalu ingin terus Ada keinginan
memakai kondom selalu menggunakan nyaman menggunakan untuk terus
menggunakan kondom menggunakan kondom menggunakan
kondom kondom kondom
Coding 2 Memakai kondom Memakai kondom Memakai kondom Mencoba memakai Memakai kondom Memakai kondom
kondom
Interpretasi Sebagian besar informan menyatakan bahwa berencana akan memakai kondom kedepanya saat berhuubungan seks
b. Hal-hal yang dapat mempengaruhi “...dari kawan galak “...kadang liat di “...dukungan dari “...diri aku dewek “...ado dari kawan “...dak katek si
niat untuk selalu menggunakan ngomongi untuk goggle, facebook kawan galak ngasih masih galak untuk galak ngomongi karena memang
kondom makek kondom tentang penyakit- tau ngingeti” gunoke kondom untuk gunoke kawan-kawan aku
karena aku cek cek di penyakit HIV untuk terus kawan aku kondom cakitu si jugo dak ado yang
Universitas Sriwijaya
yutube mereka jugo gunoke kondom jadi jugo support makek kak karena bnyak gunoke kondom”
menyarankan untuk galak ngeri tepikir kondom jugo” kawan deket”
pake kondom” jugo untuk gunoke
kondom terus”
Coding 1 Dari teman, youtube Lihat di google, Dukungan dari Dari diri sendiri, Dari teman Tidak ada, teman-
facebook tentang teman teman juga teman tidak
HIV mensupport memakai
Coding 2 Teman, Youtube Internet Teman Diri sendiri, teman Teman Tidak ada
Interpretasi 2 dari 4 informan menyatakan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi niat untuk selalu menggunakan kondom adalah dari teman, 2
diantaranya menyatakan bahwa dari internet yang mempengaruhi niat menggunakan kondom, dan 1 diantaranya menyatakan tidak ada
yang mempengaruhi niat menggunakan kondom
Coding 1 Sejauh ini LSL mulai terbuka dengan identitas tetapi ditempat tempat tertentu seperti mall , cafe, kos-kosan
ataupun hotel
Universitas Sriwijaya
3. Perilaku penggunaan kondom pada LSL “...nah sebenarnya dari pihak KPA itu sendiri selalu memberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka
pentingnya menggunakan kondom pada hubungan seks, tetapi dari mereka kebanyakan tidak menggunakan
kondom saat berhubungan seks”
4. Hambatan yang dirasakan dalam penggunaan kondom pada lsl ‘...kalau sejauh ini sih mereka ketika ingin meminta kondom untuk melakukan hubungan seks itu tidak ada
hambatan, tetapi ada juga tetap rutin memberikan satu kotak kondom dan kita mengecek dan mennayakan
mereka itu melakukan hubungan seks 1 bulan itu berapa kali karena memang dari pihak KPA itu pernah
mendapat kabar bahwa yang setiap kali habis itu hanya pelicinnya saja kondomnya hanya berkurang
beberapa dan bertanya kepada mereka kenapa tidak menggunakan kondom hanya mengguakan pelicinya
saja dan mereka beranggapan bahwa LSL itu ketika menggunakan kondom itu risih, tidak nyaman, tidak
nikmat dan itulah yang menjadi kesulitan mereka dalam berhubungan seks”
Coding 1 -Dari pihak KPA selalu memberikan edukasi dan pemahaman tentang pentingnya menggunakan kondom
tetapi LSL kebanyakan tidak menggunakan kondom
-LSL beranggapan bahawa ketika menggunakan kondom itu risih, tidak nyaman, tidak nikmat.
Coding 2 Kebanyakan LSL tidak menggunakan kondom, risih, tidak nyaman dan tidak nikmat
Interpretasi Perilaku penggunaan kondom pada LSL kebanyakan masih tidak menggunakan kondom dengan hambatan
atau kesulitan karena merasa tidak nyaman dan merasa tidak nikmat menggunakan kondom saat
berhubungan seks
5. Pendistribusian kondom saat ini “...untuk saat sekarang pihak KPA ini terkendala di finansial tetapi dari KPA ini selalu membagikan
kondom untuk LSL dan komunitas lain selalu ada”
Coding 1 Dari pihak KPA selalu membagikan kondom untuk LSL
Coding 2 KPA membagikan kondom untuk LSL
Interpretasi Informan menyatakan bahwa pendistribusian kondom di dapat dari KPA dan penjangkau yang selalu
membagikan ke LSL
6. Program yang telah dilakukan terkait penggunaan kondom pada “...kalo untuk program KPA ini mempercayakan program ke LSM di kota palembang ini ada YIM dan SP
LSL nah mereka selalu mengadakan pertemuan tiap bulan pada komunitas baik LSL atau komunitas yang lainya,
memberikan edukasi kemudian wawasan tentang penggunaan kondom, bahaya seks bebas dan hal-hal pada
perilaku seks mereka dan itu selalu rutin dilakukan pada LSL”
Coding 1 KPA mempercayakan program ke LSM dikota Palembang, LSM yang selalu megadakan pertemuan setiap
bulan pada komunitas LSL untukmemberikan edukasi, wawasan tentang penggunaan kondom, bahaya seks
bebas.
Coding 2 LSM memberikan Edukasi, wawasan penggunaan kondom, bahaya seks bebas
Interpretasi Informan menyatakan bahwa program yang dilakukan oleh LSM terkait penggunaan kondom pada LSL
dengan memberikan edukasi, wawasan penggunaan kondom dan bahaya seks bebas
7. Pencapaian program yang telah di lakukan “...dari segi pencapaian program tidak bisa di lihat secara signifikan karena ada beberapa LSL yang
mereka itu ada yang sudah berhenti melakukan hubungan seks pada sesama jenis, tetapi kami tidak
langsung lepas tangan karena kami harus tetap mengontrol mereka tetap mengawasi dan menjalin
komunikasi dengan mereka dan jangan sampai mreka mengulang perilaku itu lagi”
Universitas Sriwijaya
Coding 1 Pencapaian program tidak bisa di lihat secara signifikan
Coding 2 Pencapaian program tidak bisa di lihat secara signifikan
Interpretasi Informan menyatakan bahwa Pencapaian program yang telah di lakukan tidak bisa di lihat secara signifikan
8. Hambatan yang dihadapi terkait program yang telah dilakukan “...hambatannya itu masalah finansial karena dibagian keuangan memang di putus oleh pemerintah seluruh
jajaran KPA benar-benar bekerja penuh agara semua proram tetap berjalan”
Coding 1 Masalah finansial dibagian keuangan yang telah stop oleh pemerintah
Coding 2 Masalah finansial karena telah di stop oleh pemerintah
Interpretasi Informan menyatakan bahwa hambatan dalam melanjankan program terdapat masalah di finansial karena
telah di berhentikan oleh pemerintah
Coding 1 Gay dikota palembang banyak tetapi mereka tertututp dan susah di deteksi
Coding 2 Gay banyak tertutup di Palembang dan sulit dideteksi
Interpretasi Informan menyatakan bahwa gambaran LSL di kota Palembang saat ini masih banyak LSL yang tertutup
dan kebanyakan dari LSL sulit unutk di deteksi keberadaanya
2. Seberapa besar resiko HIV pada LSL “...gay itu kemungkinan besak tekenonyo HIV itu besak karena dak gunoke kondom jadi rato-rato gay ini
dak gunoke kondom Cuma pakek pelicin doang, mereka kurang seneng pake kondom karena perilaku
seksnyo yang lewat dubur itu yang biso menularke HIV”
Coding 1 Besar terkenanya HIV karena tidak menggunakan kondom dan perilaku seks yang lewat dubur dapat
menularkan HIV
Coding 2 Memiliki resiko yang sangat besar dengan perilaku seks anal
Interpretasi Informan menyatakan bahwa LSL memiliki resiko yang sangat besar untuk tertular HIV karena dengan
perilaku seks anal yang dilakukan
3. Perilaku penggunaan kondom pada LSL “...mereka tu dak galak makek kondom susah mendeteksinyo kadang-kadang mereka ngomong pakek tapi
daktau masih dak paham dengan manfaatnyo kalo pakek kondom padahal kondom tu alat pencegahan yang
sampai sekarang paling efektif untuk mencegah penyakit menular karena seks”
4. Hambatan yang dirasakan dalam penggunaan kondom pada lsl “...kurang nyaman mereka makeknyo katonyo dak enak sakit jadi makek pelicinnyo bae terus repot
makeknyo”
Universitas Sriwijaya
Coding 1 -LSL tidak mau menggunakan kondom dan susah mendeteksi LSL dalam menggunakan kondom
-Kurang nyaman memakainya, tidak enak, sakit jadi hanya memakai pelicinnya saja dan repot
Coding 2 LSL tidak menggunakan kondom, kurang nyaman, tidak enak, sakit, dan repot
Interpretasi Informan menyatakan bahwa LSL masih tidak menggunakan kondom dengan hambatan atau kesulitan yang
dirasakan kurang nyaman, merasa tidak enak, sakit saat menggunakan kondom, dan repot saat
menggunakannya
5. Pendistribusian kondom saat ini “....masih galak di bagike di stok terus samo penjangkau-penjangkau itu”
Coding 1 Di bagikan dan di stok terus dengan penjangkau
Coding 2 Dibagikan dan di stok oleh penjangkau
Interpretasi Informan menyatakan bahwa pendistribusian kondom selalu dibagikan dan di stok oleh penjangkau ke LSL
6. Program yang telah dilakukan terkait penggunaan kondom pada “...palingan penyuluhan untuk gunoke kondom itu kaya k pertemuan-pertemuan samo LSM itu”
LSL
Coding 1 Penyuluhan untuk menggunakan kondom dengan pertemuan – pertemuan dengan LSM
Coding 2 Penyuluhan dan pertemuan oleh LSM
Interpretasi Program yang dilakukan terkait penggunaan kondom oleh KPA dengan mengadakan penyuluhan dan
pertemuan dengan LSM
7. Pencapaian program yang telah di lakukan “...pencapaian program dilihat dari peningkatan kejadian penderita HIV tiap tahunyo setiap tahunyo itu
selalu naik dikota palembang ini”
Coding 1 Dilihat dari peningkatan kejadian penderita HIV tiap tahunya mengalami kenaikan
Coding 2 Peningkatan kejadian penderita HIV setiap tahunya mengalami kenaikan
Interpretasi Informan menyatakan bahwa pencapain program yang telah di lakukan hanya di lihat dari peningkatan
kejadian penderita HIV setiap tahunya dan penderita HIV setiap tahunya mengalami kenaikan
8. Hambatan yang dihadapi terkait program yang telah dilakukan? “....hambatanyo itu masalah duit karena sekarang KPA ni dak pernah ado anggaranyo lagi jadi diputus
dari pemerintah”
Coding 1 Masalah finansial karena KPA tidak ada anggaran dari pemerintah
Coding 2 Masalah finansial karena KPA tidak ada anggaran dari pemerintah
Interpretasi Informan menyatakan bahwa hambatan yang di hadapi terkait program yang dilakukan terkendala pada
masalah finansial karena KPA tidak ada anggaran dari pemerintah
Universitas Sriwijaya
‘’MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN KUNCI (DINAS KESEHATAN)
No Pertanyaan Informan
1. Gambaran LSL di kota Palembang? “...mereka tu kan tertutup susah bakalan kalo nak tau tapi mereka tu dan banyak di palembang ini”
Coding 1 Gay itu tertutup sulit mengetahuinya dan jumlah gay di Palembang banyak
Coding 2 Gay banyak tertutup di Palembang dan sulit dideteksi
Interpretasi Informan menyatakan bahwa LSL di kota Palembang ini banyak tetapi mereka tertutup dan kebanyakan dari
mereka sulit untuk di deteksi keberadaanya
2. Seberapa besar resiko HIV pada LSL “..kan populasi kunci tu yang berisiko termasuk LSL jugo jadi dioni jugo tinggi resiko HIVnyo karena dari
perilakunyo tadi”
Coding 1 Populasi kunci yang beresiko tinggi HIV termasuk LSL karena perilakunya
Coding 2 Memiliki resiko yang sangat besar karena perilakunya
Interpretasi Informan menyatakan bahwa LSL memiliki resiko yang sangat besar untuk tertular HIV karena perilakunya
yang menyimpang
3. Perilaku penggunaan kondom pada LSL “...galak dak konsisten pastinyo karena ngeraso makek kondom tu ribet kan jadi galak baseng makeknyo
ntah kondom tu koyak atau cakmano”
4. Hambatan yang dirasakan dalam penggunaan kondom pada lsl “...mungkin dak nyaman terus rasonyo beda dan dak puas jadi mereka males makeknyo”
Coding 1 -Suka tidak konsisten, memakai kondom dengan asal-asalan
-Tidak nyaman, rasanya berbeda, dan tidak puas
Coding 2 Tidak konsisten, tidak nyaman, rasa yang berbeda dan tidak puas
Interpretasi Informan menyatakan bahwa perilaku penggunaan kondom pada LSL masih tidak konsisten karena
hambatan atau kesulitan yang dirasakan tidak nyaman, memiliki rasa yang berbeda jika dibandingkan
dengan tidak menggunakan kondom dan merasa tidak puas menggunakan konodm saat berhubungan seks
5. Pendistribusian kondom saat ini “...banyak si dari KPA jugo masih galak nganteri langsung, karena KPA layanan aktif yang nganter-
nganter kondom galak di kasih ke LSM melalui penjangkau”
Coding 1 Dari KPA masih suka mengantarkan langsung karena layanan KPA aktif membagikan kondom
Coding 2 KPA mengantar langsung karena layanan aktif membagikan kondom
Interpretasi Informan menyatakan bahwa pendistribusian kondom saat ini di lakukan oleh KPA yang masih mengantar
kondom karena layanan yang aktif membagikan kondom secara langsung
6. Program yang telah dilakukan terkait penggunaan kondom pada “...kalo untuk gunoke kondom si dak ado Cuma program dari dinas ni untuk tes HIV VCT itu semua
LSL populasi kunci terutama LSL jugo kalo untuk LSL untuk test VCT tu tercapai”
Coding 1 Program dari dinas kesehatan hanya untuk tes HIV kesemua populasi kunci terutama LSL, untuk tes HIV
Universitas Sriwijaya
LSL tercapai target
Coding 2 Program dinas kesehatan untuk tes HIV , LSL mencapai target
Interpretasi Program yang di lakukan terkait penggunaan kondom tidak ada hanya program dari dinas kesehatan untuk
tes HIV dan untuk program tes HIV pada LSL mencapai target
7. Pencapaian program yang telah di lakukan “....kalo untuk populasi kunci kaya LSL itu kerjasama samo LSM karena LSM yang langsung bawak orang-
orang itu,kalo untuk pengobatan pake obat namonyo ARV”
Coding 1 Program VCT ini tercapai untuk LSL
Coding 2 Program tercapai untuk LSL
Interpretasi Informan menyatakan bahwa pencapaian program yang dilakukan oleh dinas kesehatan terkait tes HIV
mencapai target untuk populasi kunci LSL
8. Hambatan yang dihadapi terkait program yang telah dilakukan? “...hambatanyo tu pasti ado, nah dari SDM ni orang yang la sudah di latih pindah gonta-ganti cakituna nah
itu jugo kebijakan program semakin berkembang dan program HIV ni termasuk hal yang sensitif susah nak
nemuke wong-wong yang cakitu dak biso di sebar luaske, terus hambatanyo mereka takut karena la tau
perilakunyo tu la berisiko jadi dak galak dateng nak tes VCT”
Coding 1 Dari SDM dinkes yang selalu berganti dan perilaku berisiko LSL membuat mereka takut untuk tes VCT
Coding 2 SDM berganti-ganti dan perilaku berisiko LSL membuat takut untuk tes VCT
Interpretasi Informan menyatakan bahwa hambatan yang di hadapi terkait program yang telah di lakukan karena adanya
sumber daya manusia yang telah terlatih tetapi berganti-ganti dan perilaku LSL yang berisiko membuat
mereka takut untuk tes VCT
Universitas Sriwijaya
DOKUMENTASI LAMPIRAN 12
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci Pasangan LSL
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci LSL dan Pasangan
Universitas Sriwijaya
Informan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sumatera Selatan
Informan Penjangkau
Universitas Sriwijaya