TUGAS LEARNING JOURNAL

Nama Peserta : Nandang Lesmana, S.Pd.

Angkatan :3

Kelompok :4

Nama Mata Pelatihan : Analisis Isu Kontemporer

1. Perang Proxy dan Perang Asimetris pada dasarnya adalah adalah 2 hal yang berhubungan yaitu perang
terselubung di mana salah satu pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh.
Dengan kata lain perang tidak tampak menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan
mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga. Perang Proxy merupakan bagian dari modus perang
asimetrik, yang tentu berbeda dengan perang konvensional.
Sederhananya perang ini merupakan perang/pertikaian yang terjadi tidak menggunakan senjata fisik
melainkan ide-ide untuk menjatuhkan lawan menggunakan strategi-strategi modern , dimana yang
diuntungkah adalah pihak yang menggunakan pihak ketiga sebagai boneka.
Di dunia, proxy war sudah terjadi, terutama negara-negara di kawasan Timur Tengah. Perang ini
melibatkan dua kekuatan besar di sana, yakni Arab Saudi dan Iran. Persaingan politik yang membuat kedua
negara itu menimbulkan perpecahan di negara sekitarnya, mulai dari Irak, Yaman, Lebanon hingga Suriah
menjadi medan perang. Masing-masing memberikan dukungan kepada kubu berseberangan, mulai dari
peralatan militer hingga dana miliaran dolar AS. Yang terparah terjadi di Suriah, yang terjadi perang
saudara. Tidak hanya antara tentara pemerintah dan pasukan pemberontak saja, tapi juga Negara Islam
Irak dan Suriah dengan ISIS.
Melihat kekayaan Indonesia, baik kekayaan Sumber Daya Alam ataupun kekayaan budaya, serta jumlah
suku di Indonesia, tentu akan sangat rawan terjadi perang proxy oleh pihak lain. Kita sudah kehilangan
timor-timor karena hal semacam ini.
Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus tetap menjaga Persatuan dan
Kesatuan Negara ini agar tidak mudah dipecah belah oleh Negara lain. Selain itu kita sebagai ASN yang
salah satu fungsi nya adalah menjadi perekat dan pemersatu Bangsa, harus tetap menjadi abdi Negara
yang tetap setua menjunjung tinggi 4 konsensus Negara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI, serta memperkuat diri kita agar tidak mudah termakan Berita Hoax yang
bias memecah belah Bangsa.
2. Korupsi dan pungli adalah hal sangat bertentangan dengan peran kita sebagai ASN. Korupsi dan pungli
adalah bentuk penyimpangan dari penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan. Sebagai ASN kita tentu tidak
boleh sama sekali melakukan hal tersebut, perlu kita ingat ASN adalah abdi Negara, pelayan masyarakat
bukan perampas uang rakyat. Dengan modal insani kita harus membentengi diri kita sebagai ASN dari hal-
hal tersebut.
Jika di tempat kerja kita mendapati tindak korupsi tentu harus langsung melaporkannya kepada pihak
berwajib. Apalagi peran sebagai ASN harus terus membantu upaya Pemerintah dalam pemberantasan
korupsi. Maka mulai dari diri kita sendiri sebagai ASN untuk membantu memberantas korupsi dan
menanamkan jiwa anti korupsi, kemudian menularkannya kepada unsur lain seperti keluarga dan
masyarakat.
3. Teknologi merupakan kebutuhan bagi manusia di zaman sekarang ini, teknologi dapat mempermudah
segala aktivitas manusia, baik pekerjaan, komunikasi, dan lain sebagainya. Ada dampak positif tentu ada
dampat negative, salah satunya Cyber Crime.
Di era digital ini marak sekali terjadinya Cyber Crime. Berbagai macam jenis cyber crime telah terjadi pada
masyarakat Indonesia, seperti : penipuan online, peretasan/ hack media social, pencurian data pribadi, dll.
Sebagai seorang ASN kita pun tentu bias saja menjadi sasaran dari cyber crime.
Untuk menghindari hal tersebut tentu kita harus melakukan berbagai pencegahan seperti:
1) Menggunakan kata sandi yang kuat terutama pada setiap akun pribadi kita, agar tidak mudah diretas
2) Selalu meneliti secara detail ketika bertransaksi melalui online
3) Selalu menyimpan data pribadi cadangan pada penyimpanan yang berbeda seperti cloude service atau
google drive
4) Tidak sembarang mengklik link, Terkadang kita menerima pesan berisi link yang sekilas terlihat
meyakinkan, padahal belum tentu benar.