Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................3
PEDAHULUAN..........................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
B. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................................................4
C. TARGET/SASARAN......................................................................................................................5
D. DASAR............................................................................................................................................5
E. PENGERTIAN...............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................8
A. KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (RHL).......................................................8
B. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN....................................................................................9
C .SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA.............................................................................11
D. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN......................................................................12
E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................................12
F. KEADAAN UMUM WILAYAH DAN PENDUDUK...................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................14
METODE PELAKSANAAN....................................................................................................................14
A. PERSIAPAN................................................................................................................................14
B. PENYEDIAAN BIBIT..................................................................................................................17
C. PENANAMAN ............................................................................................................................17
D. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN..........................................................................................18
E. KELUARAN / PRODUK YANG DIHASILKAN.........................................................................18
F. PETA RENCANA PENANAMAN..............................................................................................20
LAMPIRAN KEGIATAN DOKUMENTASI................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................

1
BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rehabilitasi Hutan dan Lahan menurut Undang–Undang Republik

Indonesia Nomor 41 tahun 1999, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dimaksudkan

untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatan fungsi hutan dan lahan

sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem

kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan yang disosialisasikan

sebagai program pemulihan lingkungan hidup yang telah rusak dan sudah

menjadi lahan kritis.Kegiatan rehabilitasi hutan, di dalam kawasan hutan ini

dikenal dengan sebutan reboisasi.

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan melalui kegiatan

Penghijauan, Reboisasi, Pemeliharaan , Pengayaan tanaman, atau Penerapan

teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan

tidak produktif. Kegiatan reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan

pada tanah kritis dan areal bekas penebangan liar atau pembalakan.

Keberadaan kawasan hutan yang sebagian besar tersebar di morfologi

DAS bagian huludan tengah menyebabkan sebagian besar kawasan hutan

mempunyai fungsi hidrologis sebagai wilayah serapan air (recharge area) bagi

DAS tersebut.Oleh karena itu kegiatan reboisasi di semua fungsi kawasan hutan

menempati prioritas utama dalam pengelolaan DAS.

2
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

secara terus menerus memfasilitasi kegiatan reboisasi untuk memperbaiki dan

mempertahankan fungsi hutan.Pada tahun 2019, sasaran kegiatan reboisasi

diarahkan pada lahan kritis yang berada pada DAS Prioritas, DAS Rawan

Bencana, DTA Waduk, dan DTA Danau Prioritas.

Pada tahun 2019, BPDASHL Bone Bolango Provinsi Gorontalo

memperoleh alokasi kegiatan reboisasi berupa penanaman RHL secara

vegetative seluas 12.300 Ha yang terbesar pada Hutan Lindung seluas 5.126

Ha, Hutan Produksi seluas 6.634 Ha, Hutan Konservasi seluas 540 Ha. Seluruh

kawasan hutan tersebut dikelola oleh pemangku kawasan yaitu UPTD KPH,

BKSDA, dan Balai TN.

Kegiatan penanaman RHL secara vegetatif dimaksud akan dilaksanakan

oleh pihak penyedia melalui tender.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah melaksanakan pekerjaan jasa lainnya yaitu

penanaman RHL secara vegetatif seluas 280 Ha.

2. Tujuan

Kegiatan Penanaman RHL Secara Vegetatif bertujuan mengurangi tingkat

erosi dan meningkatkan fungsi hidrologis sebagai wilayah serapan air

(recharge area) bagi DAS.

3
C. TARGET/SASARAN

Target/sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya kegiatan

penanaman RHL secara vegetatif di Desa Karya Murni, Kecamatan Paguyaman,

Kabupaten Boalemo wilayah kerja UPTD KPH V Boalemo Seluas 280 Ha.

D. DASAR

1. Peraturan Presiden RI nomor : 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

barang/Jasa pemerintah.

2. Peraturan Menteri Lingkngan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia

Namor P.105/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan,

Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif Serta Pembinaan dan

Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

3. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Melalui Penyedia.

4. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung Nomor: P.5/PDASHL/SET/KUM.1/8 /2018 tentang Harga Satuan

Pokok Kegiatan Bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung Tahun 2019.

5. DIPA Petikan BPDASHL Bone Bolango Tahun Anggaran 2019 Nomor : SP

DIPA 029.04.2.427222/2019 tanggal 05 Desember 2018.

E. PENGERTIAN

1. Daerah Aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-

punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan

4
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan di alirkan melalui sungai

kecil ke sungai utama.

2. Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) adalah memulihkan, mempertahankan

dan meningkatan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas

dan peranannya dalam mendukung sistem keidupan tetap terjaga.

3. Penanaman Reboisasi adalah kegiatan peremajaan pohon dan penanaman

kembali pohon pada kawasan hutan yang rusak dan kegiatan ini dilakukan

sebagai kegiatan penunjang keselamatan hutan.

4. Pemeliharaan tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan

lingkungannya agar tanaman tumbuh sehat dan normal melalui pendangiran,

penyiangan, penyulaman, pemupukan dan pemberantasan hama dan

penyakit.

5. Bibit adalah bahan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk

memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman yang berasal dari bahan

generatif atau bahan vegetatif.

6. Daftar Isian Pelaksana Anggaran disingkat dengan DIPA adalah dokumen

pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa

Pengguna Anggaran dan di sahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan

atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama

Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan

kegiatan.

5
7. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk

melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.

8. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberikan kewenagan

oleh KPA untuk mengambil keputusan dan atau tindakan yang dapat

mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja negara.

9. Rancangan Teknis (Rantek) adalah dokumen perencanaan yang

menjelaskan risalah biofisik dan sosek, rencana pelaksanaan RHL, rencana

tata waktu, rencana biaya, rencana kelembagaan dan dilampiri peta kerja.

10. Kontrak adalah mekanisme yang mengatur pembayaran langsung kepada

rekening Kelompok Tani/ Rekening Instansi/ Pihak Kedua berdasarkan

perikatan kerjasama KPA/PPK dengan Kelompok Masyarakat/ Instansi

Pemerintah/ Pihak Kedua.

11. Kontrak tahun jamak atau kontrak multiyear adalah kontrak yang dilakukan

pada suatu pekerjaan dimana proses penyelesaian pekerjaan tersebut

membutuhkan lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran,

yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan.

12. Konsultan adalah pihak penyedia yang ditetapkan oleh KPA/PPK sebagai

pelaksana kegiatan pengawasan dan penilaian kegiatan penanaman RHL

secara vegetatif.

13. Pelaksana adalah pihak penyedia yang ditetapkan oleh KPA/PPK secara

pelaksana kegiatan RHL secara vegetatif.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (RHL)

Degradasi hutan dan lahan semakin meluas sebagai akibat

penambahan jumlah penduduk yang memerlukan lahan untuk sandang,

pangan, papan dan energi. Pengurangan areal hutan untuk pertanian dan

konversi lahan pertanian untuk bangunan akan menurunkan resapan air

hujan dan meningkatkan aliran air permukaan sehingga frekuensi bencana

banjir dan tanah longsor semakin tinggi. Degradasi hutan dan lahan

terutama di hulu DAS harus bisa direhabilitasi dengan adanya pengelolaan

DAS yang dilakukan secara terpadu oleh semua pihak yang ada

pada DAS dengan memperhitungkan biofosik dan semua aspek sosial

ekonomi. Penyebab utama tejadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor

dan kekeringan adalah kerusakan lingkungan, terutama di wilayah hulu DAS

sebagai daerah tangkapan air. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu

dilakukan upaya pemulihan dan peningkatan kemampuan fungsi dan

produktivitas hutan dan lahan melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(RHL).Kegiatan RHL harus disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat setempat, misalnya kepemilikan tanah, pengetahuan,

pendapatan dan jumlah tenaga kerja.

7
Menurut Agus dan Widianto (2004) tindakan konservasi yang mudah

diterima petani adalah tindakan yang memberi keuntungan jangka

pendek dalam bentuk peningkatan hasil panen dan peningkatan pendapatan,

terutama untuk petani yang status penguasaan lahanya tidak tetap. Kegiatan

konservasi yang akan diterapkan seharusnya dipilih oleh petani dengan

fasilitas penyuluh. Petani paling berhak mengambil keputusan untuk

kegiatan yang akan dilakukan pada lahan mereka. Keberhasilan tindakan

konservasi akan semakin mudah dicapai apabila masyarakat yang

diharapkan berpartisipasi mengerti permasalahan yang akan dipecahkan dan

manfaat dari tindakan tersebut. Salah satu keberhasilan dalam tingkat

partisipasi masyarakat melalui kontribusi biaya (cost sharing) antara

pemerintah dan masyarakat, hal ini merupakan salah satu prinsip dari

kegiatan RHL.

B. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum dimulai pelaksanaan kegiatan rehabilitasi diberbagai lokasi yang

ada dilakukan terlebih dahulu pertemuan Kepala Balai dengan semua pelaksana

yang terlibat dalam kegiatan penanaman RHL dalam rangka Persiapan

pelaksanaan kontrak kegiatan penanaman RHL secara vegetatif di wilayah

BPDAS HL Bone Bolango. Dalam pertemuan persiapan pelaksanaan tersebut

membahas dengan detil bagaimana cara dan waktu pelaksanaan kegiatan

sesuai yang telah ditentukan dalam kontrak.

Kegiatan penanaman diawali dengan persiapan dilapangan diantaranya

yakni :

8
1. Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan berkaitan dengan penyediaan habitat tumbuh yang

sesuai bagi tanaman yang akan ditanam dengan mempertimbangkan aspek-

aspek ekologi, fisik, pengelolaan dan faktor social serta harus dilaksanakan

secara efektif dan efisien serta tdk menimbulkan perubahan lingkungan yang

besar.

Penyiapan lahan ini antara lain yakni :

 Lokasi dan luas penyiapan lahan didasarkan pada hasil

inventarisasi dan rancangan pembagian blok dan petak

 Teknik penyiapan lahan didasarkan pada kondisi fisik,kelerengan

dan tipe penutupan lahan

 Penyiapan lahan untuk jalur-jalur tanaman dilaksanakan dengan

cara membabat rumput dan gulma serta belukar 1 meter. Jarak

antara sumbu jalur disesuaikan dengan jarak tanaman dengan arah

utara selatan atau mengikuti kontur.

 Kegiatan penyiapan lahan dilaksanakan pada musim kemarau

2. Kebutuhan Bahan dan Peralatan

Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

penyiapan lahan meliputi :

 Pengadaan Ajir

9
 Pengadaan patok arah larikan

 Pengadaan papan nama blok

 Pengadaan papan petak

 Pengadaan Gubuk kerja

 Pengadaan pupuk dan obat-obatan

Peralatan kerja sendiri bahan yang disediakan yakni :

 Alat angkut bibit (keranjang)

 Cangkul

 Sekop

 linggis

3. Penanaman

Pelaksanaan penanaman tersebar dibeberapa lokasi yakni ada 4 petak

lahan yang telah diukur.Yang diawali dengan pendistribusian bibit ke lokasi yang

akan ditanam. Untuk jenis tanaman yang ditanam terdiri dari tanaman kayu-

kayuan dan MPTS. Penanaman ini sendiri telah selesai dilaksanakan terhitung

dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2019 dengan harapan bisa

mencapai 90 % tumbuh karena mengingat dilokasi yang ada di Bulondala

Timursekarang cuacanya lagi memasuki musim hujan.

C. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

1. Sumber Dana Kegiatan Penanaman RHL Secara Vegetatif berasal dari

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Balai Pengelolaan DAS dan Hutan

Lindung Bone Bolango Tahun 2019 s/d 2021.

10
2. Total alokasi biaya adalah sebesar Rp. 3.485.758.000,- (Tiga Milyar Empat

Ratus Delapan Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Rupiah),

dengan rincian:

 Tahun 2019 sebesar Rp. 1.862.828.000,-

 Tahun 2020 sebesar Rp. 727.113.000,-

 Tahun 2021 sebesar Rp. 578.929.000,-

D. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN

1. Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Penanaman tanaman tahun berjalan 2019 (P-0)

b. Pemeliharaan tanaman tahun pertama 2020 (P-1)

c. Pemeliharaan tanaman tahun kedua 2021 (P-2)

2. Lokasi pekerjaan Kegiatan Penanaman RHL Secara Vegetatif berada di

Desa Karya Murni, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, wilayah

kerja UPTD KPH V Boalemo, seluas 280 Ha.

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Kegiatan penanaman RHL Secara

Vegetatif yaitu mulai terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak

pekerjaan:

 P-0 sampai dengan tanggal 31 Desember 2019

 P-1 sampai dengan tanggal 31 Desember 2020

 P-2 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2021

11
F. KEADAAN UMUM WILAYAH DAN PENDUDUK

Kecamatan paguyaman desa karya murni daerah perbukitan dengan

ketinggian 1–300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan Peta Kawasan Hutan Kementerian Kehutanan (2009), sebagian

besar wilayah merupakan kawasan hutan lindung (HL), terutama di Desa karya murni,.

Secara Hidrologis lokasi ini terletak di Daerah Aliran Sungai paguyaman yang dilintasi

oleh sungai utama yaitu Sungai paguyaman,.

Jarak ke Kota Kecamatan yaitu 4,5 km, dengan jumlah penduduk di daerah

sekitar lokasi yaitu berjumlah 877 jiwa dimana jumlah laki-laki 430jiwa dan perempuan

447 jiwa. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencarian utama di bidang pertania

dengan komoditas unggulan yaitu Jagung.

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN
Metodologi pekerjaaan yang akan dilakukan pada kegiatan ini terdiri atas:

A. PERSIAPAN

Persiapan pada kegiatan penanaman RHL sebagaimana dimaksud terdiri atas:

a. Penyiapan Kelembagaan

Penyiapan Kelembagaan dilakukan melalui penyiapan kelompok masyarakat

atau organisasi yang saling meningkat dengan pihak terkait untuk penyiapan

lokasi, penyediaan bibit (persemaian) dan tenaga kerja yang akan melakukan

penanaman.

b. Penataan areal penanaman;

 Penataan Areal Penanaman

 Pengecekan batas blok/petak untuk memastikan batas-batas lokasi

 Pembuatan jalan pemeriksaan yang berfungsi untuk pemeriksaan

 Pengangkutan dan sebagai sekat bakar

 Pembuatan jalan pemeriksaan dibuat untuk batas antar blok dengan lebar

maksimal 2 meter.

c. Penyiapan sarana prasarana

1) Sarana Prasaarana Persemaian yang akan disiapkan yaitu :

 Bedeng

13
Bedeng dibuat dengan ukuran yang seragam untuk memudahkan

pengelolaan.Antar bedeng dibuat jalan pemeriksaan atau jalan

pemeliharaan.Bedeng dibuat dari bahan kayu atau bambu dengan posisi

lebih tinggi dari jalan pemeriksaan.

 Papan bedeng

Tiap bedeng dilengkapi dengan papan bedeng yang berisi informasi

tentang jenis bibit, jumlah, tanggal tabor, tanggal sapih.papan bedeng

terbuat dari seng dengan ukuran 20 X 25 cm dan dibei tiang sepanjang 75

cm s/d 100 cm yang ditancap pada setiap bedeng. Papan bedeng dicat

warna dasar hijau dengan tulisan warna putih.

 Naungan; Naungan bibit dibaur paraner atau intensitas penyerapan sinar

matahari antara 60% s/d 80%.

 Tiang naungan; tiang naungan dibuat dari bahan kayu atau bambu

dengan tinggi 2 s/d 2.5 m.

 Papan nama persemaian

Papan nama persemaian dibuat sebanyak 1 (satu) buah yang berisi

informasi tentang nama kegiatan, volume, lokasi, jenis dan jumlah bibit,

nama penyedia, nama institusi pengguna jasa lainnya.

 Papan mutasi bibit

Papan mutasi bibit dibuat sebanyak 1 (satu) buah yang berisi informasi

tentang jenis bibit, jumlah bibit, tanggal tabor, tanggal sapih, kondisi bibit,

tanggal tanam, sisa bibit dan lain-lain.Bahan papan mutasi bibit terbuat

14
dari kayu lapis melamin dengan ukuran 240 cm X 120 cm. papan mutasi

dipasang/ditempel di dalam pondok kerja persemaian.

 Pondok kerja persemaian

Pondok kerja dibuat di lokasi persemaian yang bermanfaat untuk

menyimpan perlengkapan kerja, tempat beristirahat bagi tenaga kerja,

serta tempat pertemuan/musyawarah. Pondok kerja yang dibuat adalah

dengan spesifikasi sebagai berikut:

 Bangunan semi permanen berkurang 4 m x 6 m yang terbagi

menjadi 2 bagian yaitu untuk tempat kamar / gudang dan tempat

pertemuan.

 Rangka dan dinding terbuat dari kayu dan beratap seng.

2) Sarana prasarana

Penyiapan sarana prasarana baik itu di dalam meliputi bahan, alat dan

perlengkapan kerja.

 Gubuk kerja

 Papan nama

 Patok batas

 Ajir

 GPS / alat ukur theodolite

 Kompas

 Altimeter

15
B. PENYEDIAAN BIBIT

Penyediaan bibit pada kegiatan penanaman RHL meliputi:

a. Pembuatan persemaian

Lokasi relatif datar (kemiringan lereng 0% (nol persen) sampai dengan 8%

(delapan persen), bebas banjir dan tanah longsor, cukup sinar matahari, tersedia

sumber air.

b. Penyediaan Benih

Yakni dengan mengutamakan melalui pengada benih dan/atau bibit terdaftar.

c. Pengunaan Jenis Tanaman

Untuk jenis tanaman Nyatoh, Gmelina, Jambu Mente, Rambutan, Nangka wajib

menggunakan benih yang berasal dari sumber benih bersertifikat dengan

mengacu pada keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 707/Menhut-II/2013

dan Keputusan Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan Nomor SK.

396/MENLHK/PDASHL/DAS.2/8/2017 sebagaimana telah diubah dengan

keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.

548/MENLHK/PDASHL/DAS.2/10/2017.

C. PENANAMAN

Kegiatan Penanaman dilaksanakan melalui tahapan:

1. Pembersihan lahan

2. Pembuatan/pengadaan patok larikan

3. Pembuatan jalur penanaman

4. Pembuatan dan pemasangan ajir

16
5. Pembuatan lubang tanam

6. Pemberian pupuk dan obat-obatan

7. Distribusi bibit ke lubang tanam

8. Penanaman

D. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

1. Pengadaan pupuk dan obat-obatan

2. Penyiangan dan pendangiran

3. Pemupukan

4. Pengawasan

5. Penilaian tanaman

E. KELUARAN / PRODUK YANG DIHASILKAN

1. Produk yang dihasilkan dalam pekerjaan ini adalah tanaman yang tumbuh

sehat di lapangan seluas 280 Ha. Tanaman sehat adalah memiliki ciri

berbatang segar, memiliki tunas/calon tunas, dan/atau berdaun, bebas dari

hama dan penyakit, dengan tinggi minimal 40 cm.

2. Target yang harus dipenuhi dalam pekerjaan penanaman RHL secara

vegetatif di Desa Karya Murni Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo,

wilayah kerja UPTD KPH V Boalemo adalah seluas 280 Ha dengan rincian

sebagai berikut:

No Blok Petak Luas Fungsi Hutan Jumlah Tanaman


(Ha) (Btg/Ha)
1. I 1 22 HL 625
2 24 HL 625
3 24 HL 625
4 23 HL 625

17
5 29 HL 625
6 28 HL 625
II 7 30 HL 625
8 29 HL 625
9 24 HL 625
10 26 HL 625
11 21 HL 625

3. Sertifikat benih untuk jenis-jenis bibit yang dipersyaratkan berasal dari

sumber benih bersertifikat.

4. Kualitas dari pekerjaan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a. Pada tahun 2019 adalah seluruh item tahapan pekerjaan penanaman

tanaman dilaksanakan 100% (seratus persen) dari bibit tertanam di lokasi

100% (seratus persen) dengan presentase tumbuh minimal 75% (tujuh

puluh lima persen).

b. Pada tahun 2020 adalah seluruh item tahapan pekerjaan pemeliharaan

tanaman dilaksanakan 100% (seratus persen) dan bibit tertanam di lokasi

100% (seratus persen) dengan persentase tumbuh tanaman minimal 75%

(tujuh puluh lima persen).

c. Pada tahun 2021 adalah seluruh item tahapan pekerjaan pemeliharaan

tanaman dilaksanakan 100% (seratus persen) dan bibit tertanam di lokasi

100% (seratus persen) dengan persentase tumbuh tanaman minimal 75%

(tujuh puluh lima persen).

Satuan unit penanaman dan evaluasi/penilaian tanaman adalah petak

tanaman yang tertuang di dalam rancangan teknis dan peta lokasi

penanaman.

18
F. PETA RENCANA PENANAMAN

BERIKUT LAMPIRAN KEGIATAN DAN DOKUMENTASI

 Pada bulan Mei ini kegiatan yang telah dilakukan adalah :

1. Persiapan lahan diantaranya

 Pemilihan lahan pembibitan

Dalam pemilihan lahan pembibitan ini diperhatikan hal-hal berikut :

- Topografi rata dengan kemiringannya tidak terlalu tajam

19
DOKUMENTASIHASIL KEGIATAN PENANAMAN RHL
SECARA VEGETATIF TAHUN 2019

CV. INDAH RAHAYU

Lokasi :
Desa Karya Murni, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten
Boalemo

20
Paket 36 di Desa Karya Murni, Kecamatan Paguyaman , Kabupatan Boalemo

Dokumentasi Kegiatan Selama Tahun 2019

PENGADAAN PAPAN MUTASI

papan nama

PENGADAAN BAHAN PAPAN NAMA

21
PENGADAAN BAHAN POBDOK KERJA

PENGADAAN BAHAN UNTUK NAUNGAN

22
PENGADAAN BAHAN PENYANGGA UNTUK NAUNGAN

PENGADAAN BAHAN BEDENG TABUR KECAMBAH

23
PENGADAAN BAHAN BEDENG SAPIH

PEMASANGAN NAUNGAN

24
PENGADAAN PUPUK CAIR DAN OBAT OBATAN

PENGADAAN PUPUK ORGANIK

25
PENGADAAN KERANJANG

PENGADAAN PERALATAN DAN SARANA PRASARANA PENGAIRAN

26
KEGIATAN PENABURAN BENIH

KEGIATAN PENGISIAN KANTONG PLASTIK

27
PERSIAPAN LAPANGAN DAN PEMBUATAN JALAN PEMERIKSAAN

28
KEADAAN TANAMAN PADA PERSEMAIAN

29
AJIR DAN PATOK ARAH LARIKAN

30
GUBUK / PONDOK KERJA

31
32
PENGANGKUTAN BIBIT UNTUK DISTIBUSI KE PETAK PETAK

33
PEMBUATAN LUBANG TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

34
PENANAMAN

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai