Anda di halaman 1dari 3

NAMA KELOMPOK : Maulidya asifa

: Amelia putri

Materi yang di bahas : Laut kontinen.l

- Laut kontinen.

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Laut merupakan sumber makanan bagi manusia, sebagai jalan raya perdagangan,
sebagai sarana penaklukan, sebagai tempat pertempuran, sebagai tempat untuk
bersenang-senang dan rekreasi dan sebagai alat pemisah atau pemersatu bangsa. Di
abad ke- 20 ini fungsi laut telah meningkat dengan ditemukannya bahan-bahan
tambang dan galian yang berharga di dasar laut dan dimungkinkannya usaha-usaha
menggambil kekayaan alam tersebut, baik di airnya maupun di dasar laut dan tanah
dibawahnya

1.Indonesia merupakan negara terluas peringkat ke-2 di Asia dan merupakan


negara terluas di Asia Tenggara. Luas lautan Indonesia lebih besar dibandingkan
dengan luas daratannya, yaitu satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua
pertiga luas Indonesia adalah lautan2
Perairan laut Indonesia memiliki panjang pantai
sampai 95.181 km2 , dengan luas perairan 5,8 juta km2 yang terdiri ataslaut teritorial
seluas 0,3 juta km, perairan kepulauan3
dengan luas 2,8 juta km2 , dan perairan Zona

2.Status Indonesia sebagai negara kepulauan telah ditetapkan sejak Deklarasi Djuanda
pada tahun 1957 dan diperkuat dengan Konvensi Hukum Laut (United NatTV ions
Convention on the Law of the Sea/UNCLOS). Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau,
bergaris pantai sepanjang 81.000 km. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan
perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2
sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2.
Dengan lanskap seperti itu, tak pelak Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya laut
yang luar biasa, khususnya di sektor perikanan. Pertumbuhan nilai ekspor produk kelautan
dan perikanan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdasarkan data BPS yang diolah Direktorat Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), pada periode
Januari – November 2016-2017, nilai ekspor produk perikanan naik 8,12% dari USD3,78
miliar pada 2016 menjadi USD4,09 miliar pada 2017.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers di kantor KKP,
Kamis (11/1), mengungkapkan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, KKP akan
terus mengupayakan peningkatan produksi dan ekspor produk perikanan Indonesia. Untuk
mewujudkannya, penegakan hukum dalam melawan Illegal, Unreported, and Unregulated
(IUU) Fishing harus tetap digalakan.
Dalam kesempatan yang sama, disampaikan pula kenaikan neraca perdagangan yang
mengalami pertumbuhan sebesar 7,42% dari USD3,403 miliar pada 2016 menjadi
USD3,655 miliar pada 2017. Kemudian pada periode Januari – November 2016-2017
berbagai komoditas kelautan dan perikanan mengalami peningkatan nilai ekspor, di
antaranya udang mengalami kenaikan 0,53%, tuna tongkol cakalang (TTC) naik 18,57%,
rajungan & kepiting (RK) naik 29,46%, cumi sotong gurita (CSG) naik16,54%, dan rumput
laut (RL) naik 23,35%, sedangkan komoditas lainnya naik 3,61%.

3. Pengangkatan benua (Continental Rise) 4. Dataran Abisal (Abyssal Plains) 5. Ngarai


Bawah Laut (Submarine Canyon) Wilayah Perairan Laut di Indonesia Wilayah perairan laut
di Indonesia dibagi menjadi tiga. Hal ini disebabkan karena untuk mengatur wilayah sumber
daya yang ada di laut di setiap negara. Wilayah laut di Indonesia dibedakan menjadi: -
Landas kontinen, adalah wilayah laut yang merupakan batas antara dua negara tetangga
dengan segala kekayaan alam yang terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. -
Laut teritorial, adalah wilayah laut sejauh 12 mil dari garis dasar lurus pantai terluar
Indonesia. - Laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar pulau terluar
Indonesia.

4. a.Berdasarkan kenyataan sejarah dan cara pandang bangsa Indonesia, Negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sebagai negara kepulauan
dengan Deklarasi tanggal 13 Desember 1957 dan Undang‑undang Nomor 4 Prp. Tahun
1960 tentang Perairan Indonesia telah menetapkan wilayah perairan Negara Republik
Indonesia bahwa bangsa Indonesia telah berhasil memperjuangkan konsepsi hukum negara
kepulauan dengan dimuatnya ketentuan mengenai asas dan rezim hukum negara
kepulauan dalam Konvensi b.Perserikatan Bangsa‑Bangsa tentang Hukum Laut yang telah
diratifikasi dengan Undang‑undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United
Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa‑Bangsa tentang
Hukum Laut).
c.bahwa pengaturan hukum negara kepulauan ditetapkan dalam Undang‑undang Nomor 4
Prp. Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
rezim hukum negara kepulauan sebagaimana dimuat dalam Bab IV Konvensi.
d.Bahwa sehubungan dengan itu, serta untuk menetapkan landasan hukum yang mengatur
wilayah perairan indonesia,kedaukatan,yurisdiksi,hak dan kewajiban serta kegiatan di
perairan indonesia.

5.Pasal 1

Dalam undang‑undang ini yang dimaksud dengan:


1. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan
dan dapat mencakup pulau‑pulau lain.
2. Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah dikelilingi oleh air dan yang
berada di atas permukaan air pada waktu air pasang.
3. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara
pulau‑pulau tersebut, dan lain‑lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain
demikian eratnya sehingga pulau‑pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan
satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang
secara historis dianggap sebagai demikian.
4.Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan
perairan pedalamannya.
5.Garis air rendah adalah garis air yang bersifat tetap di suatu tempat tertentu yang
menggambarkan kedudukan permukaan air laut pada surut yang terendah.

Anda mungkin juga menyukai