Anda di halaman 1dari 7

P-ISSNStatus

Pemberian MP-ASI Dini dengan : 2527-3310


Gizi...
E-ISSN : 2548-5741
doi: 10.30867/action.v3i2.95 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Nopember 2018 (3)2: 103-109

PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN STATUS GIZI (PB/U) USIA 4-7 BULAN
DI KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA BENGKULU
(Early Complementary Feeding of Breast Milk and nutritional status (Height for
Age index) 4-7 month in Districts Ratu Samban Bengkulu City)
Rama Beka Sariy MZ1, Betty Yosephin Simanjuntak2*, Desri Suryani3
1
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu, Jl. Indragiri 3 Padang Harapan, Kota Bengkulu. E-mail:
ramabekasariy2@gmail.com
2
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu, Jl. Indragiri 3 Padang Harapan, Kota Bengkulu. E-mail:
patricknmom@yahoo.co.id
3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu, Jl. Indragiri 3 Padang Harapan, Kota Bengkulu.

Received: 19/7/2018 Accepted: 30/10/2018 Published online: 29/11/2018

ABSTRAK breastfeeding of MP and nutritional status of PB / U age


4-7 months in Ratu Samban Sub-district of Bengkulu City.
Bayi yang gagal tumbuh banyak terjadi pada bulan ketiga Need to do re-research using Cohort method and with
atau bulan ke empat awal kehidupan. Pemberian MP ASI dini other variables.
mengakibatkan ibu tidak berusaha memberikan ASI dan
menyebabkan terjadinya penyakit infeksi yang Keywords: Early complementary Feeding, baby of 4-7
mengakibatkan stunting pada balita. Tujuan dari penelitian months, nutrition status, height for age index
ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI
dini dengan status gizi (PB/U) pada bayi usia 4-7 bulan di
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini
menggunakan observasional analitik dengan desain cross PENDAHULUAN
sectional. Hasil penelitian menunjukan status gizi PB/U
kategori pendek 18,3% dan MP ASI dini 66,7% sedangkan Balita merupakan kelompok rawan gizi
uji statistik menunjukkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,273 yang membutuhkan zat gizi lebih banyak, karena
(p > 0,05). Tidak ada hubungan antara pemberian MP ASI asupan zat gizi yang kurang dapat beresiko
dini dengan status gizi PB/U usia 4-7 bulan di Kecamatan mengalami kelainan gizi.1 Pada masa ini,
Ratu Samban Kota Bengkulu . Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
pemberian makanan pendamping ASI sementara sebagai
makanan prelaktal sebelum ASI ibu keluar dan diberikan berlangsung cepat, berkaitan dengan besar,
dalam jumlah sedikit. Lebih baik dilakukan penelitian jumlah, dan ukuran tubuh. Perubahan yang
lanjutan dengan menggunakan metode Kohort dan dengan dialami seperti perubahan pertumbuhan volume
variabel lain. dan tinggi badan.2 Bayi yang gagal tumbuh
banyak terjadi pada bulan ketiga atau bulan
Kata kunci: MP-ASI dini, indeks PB/U, status gizi, bayi
4 – 7 bulan keempat awal kehidupan. Banyak faktor
penyebab terjadinya gagal tumbuh pada anak.
ABSTRACT Salah satunya disebabkan karena ibu tidak
menyusui bayi lagi sehingga ibu memberikan
Infants who fail to grow much occur in the third month or
fourth month of early life. Early breastfeeding of the ASI makanan pendamping ASI lebih awal (MP ASI
causes mothers not to give breast milk and cause infectious dini).3 Sebelum usia 6 bulan, bayi diberikan
diseases that result in stunting in infants. The purpose of makanan hanya ASI saja, dengan demikian ibu
this research is to find out the relationship of early yang telah memberikan MP ASI dini (<6 bulan)
breastfeeding with nutritional status (PB/U) age 4-7
berarti tidak memberikan ASI eksklusif kepada
months in Ratu Samban Sub-district of Bengkulu City.
This research uses analytic observational with cross bayinya.
sectional design. The results showed the nutritional status ASI mengandung kolostrum yang kaya
of PB / U short category 18.3% and MP ASI early 66.7% akan antibodi dan substansi antiinfeksi lainnya
while the statistical test showed probability (p) of 0.273 yang dapat melindungi bayi dari infeksi dan juga
(p> 0.05). There is no correlation between early

*
Penulis untuk korespondensi: patricknmom@yahoo.co.id

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018 103


Rama Beka Sariy MZ, Betty Yosephin Simanjuntak & Desri Suryani

mengandung faktor pertumbuhan. Faktor ini pendapatan keluarga, menderita diare, menderita
melapisi bagian dalam saluran pernapasan dan ISPA, rendahnya tingkat kecukupan energi,
mencegah kuman penyakit memasuki saluran rendahnya tingkat kecukupan protein, salah satu
pernapasan. Kolostrum yang ada juga orang tua pendek, berat bayi lahir rendah, tidak
melindungi bayi yang baru lahir dari alergi, diberi ASI eksklusif, MP-ASI terlalu dini, dan
asma, dan lain-lain. Pemberian MP-ASI yang pola asuh yang kurang baik.7
tidak sesuai dengan umur dan kebutuhan bayi Penelitian serupa yang dilakukan di
dapat menimbulkan dampak pada kesehatan dan Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul yang
status gizi bayi.14 Anak balita yang diberikan mengatakan bahwa riwayat waktu memulai
ASI eksklusif dan MP-ASI sesuai dengan pemberian MP-ASI berhubungan dengan
dengan kebutuhannya dapat mengurangi risiko kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 23
terjadinya stunting.8 bulan.8 Namun berbeda dengan penelitian lain
Di Indonesia cakupan pemberian ASI yang mengatakan bahwa tidak terdapat
eksklusif pada tahun 2015 yaitu (41,9%), hubungan antara pemberian MP-ASI terlalu dini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 dengan pertumbuhan bayi 0-6 bulan di
(48,6%), tahun 2013 (54,3%) dan tahun 2014 Puskesmas Batulicin Kecamatan Batulicin
(52.3%). Prevalensi cakupan tertinggi ASI Kabupaten Tanah Bumbu.9 Prevalensi balita
eksklusif di Pulau Sumatera tahun 2015 adalah pendek di Indonesia tergolong tinggi
Provinsi Lampung (57.3%), Provinsi Jambi dibandingkan beberapa negara tetangga, seperti
(54.6%) dan Provinsi Bengkulu (51.4%).4 Negara Myanmar (35%), Vietnam (23%),
Berdasarkan hasil penelitian kepada tenaga Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura
kesehatan di Kota Bengkulu anak yang diberikan (4%).10 Prevalensi status gizi balita pendek dan
ASI eksklusif 30.1%.5 Hasil studi pendahuluan sangat pendek di Indonesia tahun 2013 (37.2%).
kepada 10 responden (ibu yang memiliki bayi Jika dibandingkan tahun 2010 (35.6%) dan tahun
usia 0-12 bulan) di Kecamatan Ratu Samban 2007 (36.8%) tidak menunjukkan
Kota Bengkulu, didapatkan hasil 90% bayi yang penurunan/perbaikan yang signifikan.4
diberikan MP ASI dini dan 10% bayi dengan Menurut hasil PSG (2015) prevalensi
ASI eksklusif. status gizi balita pendek dan sangat pendek di
Pemberian MP-ASI terlalu dini dapat Provinsi Bengkulu sebesar (18,1%).10 Hasil
meningkatkan risiko diare serta infeksi saluran penelitian kepada 1.592 balita berusia 6-59 bulan
pencernaan atas (ISPA).3 Gangguan inilah yang menunjukan bahwa balita yang mengalami
mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan stunting di Provinsi Bengkulu adalah 28.09%.11
yaitu stunting pada anak. Anak yang telah Menurut data hasil pemantauan status gizi Dinas
diberikan makanan pendamping ASI dini berarti Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2014
juga tidak memeberikan anak tersebut asi berdasarkan tinggi badan menurut umur
Ekslusif kepada bayi. Banyaknya produk dagang kategori pendek di Kecamatan Ratu Samban di
susu formula dengan berbagai merek. Hal ini wilayah kerja Puskesmas Anggut Atas 36.72%.
menjadi faktor utama yang mempengaruhi Menurut suatu penelitian mengatakan bahwa
praktek pemberian ASI dan durasi pemberian status gizi stunting berhubungan dengan
ASI.16 Ibu yang bekerja dan memiliki bayi rendahnya tingkat prestasi dan konsentrasi
cenderung mempunyai cuty sedikit, hal ini juga dalam belajar anak.19 Berdasarkan uraian diatas,
menjadi pemicu ibu dalam memberikan ASI maka penulis ingin mengetahui apakah ada
esklusif dan memberikan susu formula kepada hubungan pemberian MP-ASI dini dengan status
bayi.17 gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu
Stunting (kependekan) merupakan panjang Samban Kota Bengkulu.
badan (PB) atau tinggi badan (TB) anak tidak
sesuai dengan umur anak.6 Balita pendek
merupakan masalah kesehatan yang harus METODE
ditanggulangi. Penyebab stunting pada anak Jenis penelitian ini menggunakan
umur 6-24 bulan ditemukan bahwa rendahnya observasional analitik dengan desain cross

104 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018


Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi...

sectional. Penelitian yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN


bertujuan untuk mencari hubungan antara 1. Gambaran Umur, Jenis Kelamin, Status
variabel independen dan variabel dependen Gizi (PB/U) dan Pemberian MP-ASI pada
secara bersamaan (transversal), tanpa melihat Bayi Usia 4 – 7 Bulan
hubungan variabel berdasarkan perjalanan
waktu. Penelitian yang dilakukan mengenai Umur bayi dikategorikan dari usia 4–7
hubungan pemberian MP ASI dini dengan bulan dengan jenis kelamin yang berbeda yaitu
status gizi (PB/U) anak usia 4-7 bulan di kategori laki-laki dan perempuan. Status gizi
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. bayi menggunakan indeks PB/U dan
Populasi dalam penelitian adalah seluruh dikategorikan pendek dan Normal. Sedangkan
balita usia 4 - 7 bulan yang tercatat di data pemberian MP ASI dikategorikan atas
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu pemberian MP ASI dini dan tidak MP ASI
yaitu berjumlah 110 bayi. Berdasarkan dini. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
populasi diatas maka sampel dalam penelitian
ini berjumlah 60 ibu yang memiliki bayi usia Tabel 1. Umur, Jenis kelamin, Status Gizi
4 – 7 bulan yang tercatat di Kecamatan Ratu (PB/U) dan Pemberian MP-ASI
Samban Kota Bengkulu. pada Bayi Usia 4 – 7 Bulan di Kecamatan
Metode pengambilan data secara non Ratu Samban Kota Bengkulu
probality sampling (sampel non random)
yaitu convenience sampling atau biasa dikenal Variabel n %
dengan accidental sampling. Instrument Umur
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner 4 bulan 18 30,0
yang di ajukan kepada ibu untuk mendapatkan 5 bulan 16 26,7
informasi mengenai pemberian MP ASI dini 6 bulan 22 36,6
dan identitas responden serta pengukuran 7 bulan 4 6,7
antropometri panjang badan dan berat badan Jenis Kelamin
bayi. Laki-laki 29 48,3
Pengolahan data variabel MP ASI dini Perempuan 31 51,7
dilihat dari ceklist makanan/minuman yang Status Gizi (PB/U)
pernah diberikan kepada bayi sebelum anak Pendek 11 18,3
usia 4 bulan. Apabila terdapat ceklist Normal 49 81,7
makanan/minuman yang diberikan berarti Pemberian MP-ASI
anak tersebut masuk kedalam golongan anak MP-ASI dini 40 66,7
yang diberikan MP ASI dini, sedangkan Tidak MP-ASI dini 20 33,3
variabel status gizi dilihat dari hasil Jumlah 60 100,0
perhitungan PB/U menggunakan aplikasi
WHO antro. Bayi dengan status gizi pendek Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 1),
dan sangat pendek dikategorikan pendek dan diketahui bahwa dari 60 responden bayi usia
bayi dengan status gizi normal dan tinggi 4-7 bulan di Kecamatan Ratu Samban Kota
dikategorikan normal. Bengkulu hampir sebagian berusia 6 bulan,
Analisis data penelitian ini sebagian adalah perempuan, sebagian
menggunakan uji chi square. Hasil mengalami status gizi normal, dan hampir
perhitungan statistik dapat menunjukkan ada sebagian dari bayi usia 4-7 bulan diberikan
tidaknya hubungan yang signifikan antara MP ASI dini. Penelitian Aridiyah (2015)
variabel yang diteliti yaitu dengan melihat mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
nilai probablitas. Bila dari hasil perhitungan terjadinya stunting pada anak balita yang
statistik nilai p<0,05 maka hasil perhitungan berada di wilayah pedesaan dan perkotaan
statistik bermakna yang berarti terdapat adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
pengaruh yang signifikan antara satu variabel pengetahuan ibu mengenai gizi, pemberian ASI
dengan variabel lainnya. eksklusif, umur pemberian MP-ASI, tingkat

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018 105


Rama Beka Sariy MZ, Betty Yosephin Simanjuntak & Desri Suryani

kecukupan zink, tingkat kecukupan zat besi dan kepada bayi. Singkatnya masa cuty hamil
riwayat penyakit infeksi. atau melahirkan yang membuat ibu terpaksa
Tingginya pemberian MP ASI dini memberikan makanan pendamping ASI
(66,7%) secara lebih rinci saat bayi baru kurang dari 6 bulan ataupun kegiatan social
lahir, ibu pernah melakukan pemberian ibu yang membuat ibu memberikan susu
makanan dan pemberian minuman selain formula kepada bayi. Hal ini sejalan dengan
ASI yang diberikan kepada bayi saat baru dukungan keluarga yang yang dapat
lahir sampai usia 4-7 bulan. Makanan mengingatkan ibu saat memberikan makanan
tersebut berupa pemberian madu (16,7%), pendamping ASI terlalu dini seperti dapat
sebesar 63,3% masih tetap memberikan ASI memompa air susu ibu sebelum ibu
dan yang memberikan susu formula sebesar berangkat bekerja. Ibu bayi sangat percaya
20,0%. dengan orang terdekat/keluarga terdekat agar
Pemberian MP ASI dini berupa keluarga memotovasi ibu agar selalu
makanan yang pernah diberikan bayi usia 4- memberikan ASI eksklusif tidak langsung
7 bulan di Kecamatan Ratu Samban Kota diberikan susu formula. Namun dalam
Bengkulu, berupa biskuit dan bubur formula, penelitian ini mengatakan bahwa banyak
makanan blender, nasi lunak, buah seperti mitos juga menjadi pemicu orang terdekat
pisang, jeruk dan pepaya. Sedangkan menganjurkan ibu memberikan bayi
pemberian MP ASI dini berupa minuman makanan tambahan karena ditakutkan bayi
kepada bayi usia 4-7 bulan yaitu hampir akan kelaparan jika diberikan ASI saja
seluruh bayi diberikan ASI (83,3%), dan sehingga ibu cemas dan mengikuti anjuran
sebagian dari bayi diberikan makanan berupa orang terdekatnya.
susu formula (46,6%) dan sebagian kecil dari
mereka pernah diberikan air putih (18,3), 2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Status
susu kental manis dan kopi (1,6%). Gizi (PB/U) Usia 4-7 Bulan
Berdasarkan hasil penelitian Heryanto
(2017) mengatakan bahwa banyak faktor Hasil penelitian terhadap hubungan
yang berhubungan dengan pemberian jenis kelamin dengan status gizi (PB/U) pada
makanan pendamping ASI dini yaitu faktor bayi usia 4-7 bulan dapat dilihat pada tabel 2
pengetahuan, kecukupan ASI, pekerjaan, dan berikut.
dukungan keluarga. 20 Pengetahuan sangat
berperan penting dalam pemberian MP ASI Tabel 2. Hubungan Jenis Kelamin
dini. Ibu mengakui bahwa anak sudah dengan Status Gizi (PB/U) Usia 4-7 Bulan
dikenalkan dengan makanan seperti pisang di Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu
pada saat anak berusia <6 bulan agar anak
kenyang dan tertidur pulas. Sedangkan pada Variabel Jenis Kelamin Total
saat anak berusia 2 bulan agar anak tidak Status Laki - laki Perempuan (%)
rewel dan lebih cepat besar. Tidak hanya itu Gizi PB/U n % n %
kecukupan ASI yang kurang menjadi pemicu Pendek 5 45,5 6 54,5 100
ibu memberikan makanan pendamping ASI Normal 24 49,0 25 51,0 100
dini karena bayi sering menangis saat Total 29 48,3 31 51,7 100
diberikan ASI yang air nya hanya keluar
sedikit sehingga tidak cukup memenuhi Berdasarkan (tabel 2) sebagian besar
kebutuhan bayi. sikap ketidaktahuan ibu (54,5%) responden berjenis kelamin
tersebut membuat ibu terpaksa memberikan perempuan usia 4-7 bulan mengalami status
makanan tambahan berupa susu formula dan gizi pendek. Tidak jauh berbeda dengan bayi
bubur instan. yang berjenis kelamin laki laki (45,5%)
Status pekerjaan ibu atau turut sertanya mengalmai status gizi pendek. Hasil uji
ibu dalam mencari nafkah membuat ibu statistik diperoleh p = 0,549 yang bermakna
memberhentikan pemberian ASI ekskulif tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin

106 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018


Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi...

bayi dengan panjang badan. Serupa dengan beberapa faktor seperti BBLR, tidak
penelitian yang dilakukan oleh Setyawati mendapatkan ASI eksklusif.
(2018) yang mengatakan bahwa tidak ada
hubungan antara umur dan jenis kelamin 3. Hubungan Pemberian MP ASI Dini
dengan kejadian stunting. 18 Dalam dengan Status Gizi (PB/U) Usia 4-7 Bulan
penelitiannya mengatakan bahwa anak yang
banyak mengalami stunting diawali sejak usia Hasil penelitian terhadap hubungan
6 bulan namun mulai tampak pada usia 2 pemberian MP-ASI dini dengan status gizi
sampai dengan 4 tahun. Hal ini terjadi karena PB/U pada bayi usia 4-7 bulan dapat dilihat
pada tabel 3.

Tabel 3. Hubungan pemberian MP-ASI dini dengan status gizi PB/U usia 4-7 bulan di
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu Tahun 2018

Status Gizi (PB/U) Bayi


Usia 4-7 Bulan
Pemberian MP-ASI p-value
Pendek Normal Jumlah
n % n % n %
MP-ASI Dini 6 15,0 34 85,0 40 100,0 0,273
Tidak MP-ASI Dini 5 25,0 15 75,0 20 100,0
Jumlah 11 18,3 49 81,7 60 100,0

Berdasarkan tabel 3, bahwa dari 40 orang Hasil penelitian ini berbeda dengan yang
yang diberikan MP ASI dini memiliki status dilakukan oleh Simanjuntak (2018) di Provinsi
gizi PB/U pendek sebanyak 6 orang (15,0%) Bengkulu yang menyebutkan bahwa ibu bayi
dan tidak pendek 34 orang (85,0%). Sedangkan yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini,
anak yang diberikan tidak MP ASI dini berarti memberikan MP ASI dini memiliki
memiliki status gizi kategori pendek 5 orang hubungan yang bermakna dengan status gizi
(25,0%) dan tidak pendek 15 orang (75,0%). PB/U.11 Hal ini berkaitan dengan air susu ibu
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,273 yang belum keluar maka ibu memberikan bayi
(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan susu formula. Sejalan dengan penelitian
antara pemberian MP ASI dini dengan status Iskandar (2016) bahwa bayi yang diberikan
gizi PB/U di Kecamatan Ratu Samban Kota susu formula beresiko 4 kali lebih tinggi
Bengkulu. Menurut penelitian tahun 2014 mengalami diare dibandingkan dengan bayi
mengatakan permulaan pemberian MP-ASI yang tidak diberikan susu formula. 17 Namun
tidak berhubungan nyata dengan stunting.13 kelemahan penelitian ini tidak melihat riwayat
Tidak sejalan penelitian lain tahun 2016 yang penyakit yang dialami oleh responden.
mengatakan bahwa terdapat hubungan antara ` Pemberian MP-ASI terlalu dini dapat
riwayat waktu memulai pemberian MP-ASI meningkatkan risiko diare serta infeksi saluran
dengan kejadian stunting pada anak.8 Ada pencernaan atas (ISPA). 3 Gangguan inilah
kemungkinan dalam penelitian ini bayi yang yang mengakibatkan keterlambatan
mengalami status gizi normal diberikan pertumbuhan yaitu stunting pada anak.
makanan pendamping ASI hanya beberapa kali Pemberian makanan atau minuman prelaktal
saja dan tidak secara terus menerus. Oleh sebelum ASI keluar dapat menyebabkan bayi
karena itu pemberian ASI lebih dominan rentan terkena infeksi saluran pencernaan,
dibandingkan dengan pemberian makanan diare dan gizi buruk. 14 Pemberian makanan
pendamping ASI kepada bayi, sehingga tidak pendamping ASI yang kurang tepat dapat
begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan mengakibatkan anak menderita kurang gizi.
bayi. Masyarakat percaya hal ini dapat merangsang

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018 107


Rama Beka Sariy MZ, Betty Yosephin Simanjuntak & Desri Suryani

indera pengecap bayi agar puting susu ibu di mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
emut sehingga ASI dapat keluar. 15 keluarga. Seorang yang memerlukan banyak
Fenomena gagal tumbuh atau growth waktu dan tenaga untuk menyelesaikan
faltering pada anak mulai terjadi pada usia 4-6 pekerjaan yang dianggap penting dan
bulan ketika bayi diberi makanan tambahan memerlukan perhatian dengan adanya
dan terus memburuk hingga usia18-24 bulan. pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan
Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian memiliki waktu yang sedikit untuk
MP ASI dini saat bayi baru lahir diberikan memperoleh informasi, sehingga pengetahuan
makanan berupa madu sebanyak 10 orang bayi yang mereka peroleh juga berkurang,
(16.7%), kemungkinan diberikan dalam khususnya pengetahuan tentang pemberian
jumlah sedikit karena hanya dioleskan kebibir MP-ASI yang sesuai dengan kondisi dan umur
bayi. hal ini sejalan dengan penelitian anak.14
Wargiana (2013) yang mengatakan bahwa Kandungan dalam ASI sebagai
pemberian MP-ASI dini secara jarang dalam pembentukan imunitas atau kekebalan tubuh
penelitian ini menunjukkan bahwa bayi lebih balita agar terhindar dari penyakit infeksi.8
banyak diberikan ASI dibandingkan dengan ASI mengandung kolostrum yang kaya akan
makanan pendamping. antibodi dan substansi antiinfeksi lainnya yang
Risiko pemberian MPASI dini ada pula dapat melindungi bayi dari infeksi dan juga
yang berdampak pada jangka panjang atau mengandung faktor pertumbuhan. Faktor ini
setelah beberapa lama kemudian seperti melapisi bagian dalam saluran pernapasan dan
Obesitas, Hipertensi, Ateroskerosis, dan alergi mencegah kuman penyakit memasuki saluran
makanan.13 Anak yang tidak diberikan MP- pernapasan. Kolostrum yang ada juga
ASI dini menyumbang 5 orang (25.0%) bayi melindungi bayi yang baru lahir dari alergi,
pendek, hal ini berkaitan dengan pemberian asma, dan lain-lain. Pemberian MP-ASI yang
susu formula sebanyak 28 orang bayi (46.7%). tidak sesuai dengan umur dan kebutuhan bayi
Ibu yang memberikan bayi dengan kombinasi dapat menimbulkan dampak pada kesehatan
ASI dan susu formula akan kurang berusaha dan status gizi bayi. 14 Sedangkan didalam susu
memberikan ASI-nya kepada bayi. Hal inilah formula tidak mengandung zat antibody sebaik
yang menyebabkan kegagalan dalam ASI.6 Dalam penelitian ini, bayi yang
memberikan ASI eksklusif mengalami status gizi pendek kemungkinan
Ketersediaan susu formula menjadi memiliki riwayat penyakit infeksi seperti diare
faktor utama yang mempengaruhi praktek dan ISPA.7 Oleh karena itu penelitian ini
pemberian ASI dan durasi pemberian ASI. 16 memiliki keterbatasan yaitu tidak melihat
Ibu yang bekerja dan memiliki bayi cenderung riwayat penyakit dan menggunakan desain
mempunyai cuti sedikit, hal ini juga menjadi penelitian yang kurang tepat.
pemicu ibu tidak memberikan ASI esklusif dan
memberikan susu formula kepada bayi. 17
Ketidaktahuan ibu mendorong ibu mencari KESIMPULAN
jalan mudah yaitu mengganti ASI dengan susu Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
formula. Padahal masih banyak hal yang dapat bahwa sebagian kecil dari responden dengan
dilakukan seperti memompa air susu ibu lalu status gizi PB/U bayi usia 4-7 bulan kategori
ketika ibu bekerja didinginkan kedalam pendek, hampir sebagian dari bayi usia 4-7 bulan
pendingin. Kurangnya dukungan orang diberikan MP ASI dini dan tidak ada hubungan
terdekat membuat ibu juga menjadi tidak antara pemberian MP ASI dini dengan status gizi
memberikan ASI eksklusif seperti banyak PB/U usia 4-7 bulan. Sebaiknya untuk
mitos apabila anak hanya diberikan ASI maka melanjutkan penelitian ini menggunakan metode
gizi anak tidak terpenuhi. Hal – hal seperti itu kohort prosfektif sehingga dapat mempelajari
membuat ibu cemas dan mempercayainya. 20 keterkaitan pemberian MP ASI dini dapat
Bekerja umumnya merupakan kegiatan mempengaruhi pertambahan berat badan bayi.
yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang

108 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018


Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi...

KEPUSTAKAAN National Public Health Journal.


2018;12(3):107-113.
1. Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: 12. Nadiyah N, Briawan D, Martianto D. Faktor
Pustaka Rihama; 2010. Risiko Stunting Pada Anak Usia 0—23
2. Supariasa I, Bakri B, Fajar I. Penilaian Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan
Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan
2012. Pangan. 2014;9(2):125-132.
3. Lamid A. Masalah Kependekan (Stunting) 13. Sartika D, Husin S, Febry F. Hubungan Pola
Pada Anak Balita : Analisis Propek Pemberian Makanan Dengan Status Gizi
Penanggulangannya Di Indonesia. Bogor: Bayi Usia 0-11 Bulan Di Kelurahan
PT Penerbit IPB Press; 2015. Indralaya Mulya Ogan Ilir. Jurnal Ilmu
4. Balitbangkes. Laporan Riset Kesehatan Kesehatan Masyarakat. 2011;2(1):71-77.
Dasar 2013. Pertama. Jakarta: Badan 14. Ibrahim M. Hubungan antara karakteristik
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. ibu dan perilaku ibu dengan riwayat
Kementerian Kesehatan RI internal- pemberian makanan pendamping ASI (MP-
pdf://0828809966/Laporan_Riskesdas2013. ASI) dini di wilayah Puskemas Atinggola
PDF. Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo
5. Suryani D, Simbolon D, Elly N, Pratiwi BA, Utara Tahun 2014. JIKMU. 2015;5(3):294-
Yandrizal Y. Determinants Failure of 301.
Exclusive Breast Feeding on Health in the 15. Motee A, Jeewon R. Importance of
City Bengkulu. Jurnal Kesehatan exclusive breastfeeding and complementary
Masyarakat. 2017;12(2):304-312. feeding among infants. Current Research in
6. Meilyasari F, Isnawati M. Faktor risiko Nutrition and Food Science Journal.
kejadian stunting pada balita usia 12 bulan 2014;2(2):56-72.
di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, 16. Karmaus W, Soto-ramírez N, Zhang H.
Kabupaten Kendal. 2014. Infant feeding pattern in the first six months
7. Lestari W, Margawati A, Rahfiludin MZ. of age in USA : a follow-up study.
Faktor Risiko Stunting Pada Anak Umur 6- 2017;12(1):1-11. doi:10.1186/s13006-017-
24 Bulan Di Kecamatan Penanggalan Kota 0139-4.
Subulussalam Provinsi Aceh. Vol 3.; 2014. 17. Iskandar, Maulidar. Hubungan Pemberian
8. Khasanah DP, Hadi H, Paramashanti BA. Susu Formula dengan Kejadian Diare pada
Waktu pemberian makanan pendamping Bayi Usia 0-6 Bulan. Aceh Nutrition
ASI (MP-ASI) berhubungan dengan Journal. 2016;1(2):73-77.
kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di 18. Setyawati VAV. Kajian Stunting
Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi dan Dietetik Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di
Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition Kota Semarang. In: Proceeding of The
and Dietetics). 2016;4(2):105-111. URECOL. Surakarta: STIKES PKU
9. Wiyani R. Hubungan Antara Pemberian Muhammadiyah Surakarta; 2018:834-838.
MP-ASI Terlalu Dini Dengan Pertumbuhan 19. Arfines PP, Puspitasari FD. Hubungan
Bayi Usia 0–6 Bulan. Jurnal Kesehatan Stunting dengan Prestasi Belajar Anak
STIKES Darul Azhar Batulicin. Sekolah Dasar di Daerah Kumuh,
2017;4(1):29-35. Kotamadya Jakarta Pusat. Buletin
10. Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek. Pusat Penelitian Kesehatan. 2017;45(1):45-52.
Data dan Informasi. 2016. 20. Heryanto E. Faktor-Faktor yang
11. Simanjuntak BY, Haya M, Suryani D, Berhubungan dengan Pemberian Makanan
Ahmad CA. Early Inititation of Pendamping ASI Dini. Aisyah: Jurnal Ilmu
Breastfeeding and Vitamin A Kesehatan. 2017;2(2):141-152.
Supplementation with Nutritional Status of
Children Aged 6-59 Months. Kesmas:

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 2, Nopember 2018 109

Anda mungkin juga menyukai