Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN
CRONIK KIDNEY DIASES (CKD) DI RUANG HEMODIALISA
(HD) RUMAH SAKIT AISYIYAH KUDUS

DI SUSUN OLEH :

SELFI ANA NUR ROHMAH

212019010059

DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S
Umur : 62 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Kudus
Jenis Kelamin : Laki laki
No Rm : 213014
Diagnosa Medis : CKD

2. PENGKAJIAN

DS

 Keadaan umum pasien baik , kesadaran compasmentis.


 Pasien mengatakan program HD seminggu 2 kali yaitu hari senin dan hari Kamis.
 Pasien melakukan terapi HD di rumah sakit Aisyah Kudus.

DO

 BB pre HD 77 Kg
 BB post HD 76 Kg
 BB post HD yang lalu 76 Kg
 Tekanan Darah 157/60 mmHg
 Temperatur 36,4°c
 Nadi 87 ×/ menit
 Spo2 98%
 Tidak ada edema
 Tidak anemis
 Hemoglobin 9.1L g/dl
 Ureum 105 H mg%
 Creatinin 137 H mg%

3. TINDAKAN HEMODIALISA

Pengertian

Hemodialisa adalah tindakan pengobatan dengan tujuan mengeluarkan sisa metabolism


melalui proses pertukaran antara bahan yang ada dalam darah dan dialisat melewati
memberan semi permeabel secara difusi konveksi dan ultrafiltrasi.

Tujuan

 Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu mebuang sisa – sisa
metabolism dalam tubuh seperti ureum, kreatinin dan sisa metabolism yang lain
 Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat

Prosedur

Persiapan sebelum hemodialisa

1. Persiapan Pasien
 Suarat dari dokter penanggung jawab ruang HD untuk tindakan HD
 Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan HD
 Keadaan umum pasien ( KU baik )
 Keadaan fisik
1. TD : 157/60 mmHg
2. N : 87 x/m
3. S : 36,4°C
4. SPO2 : 98%
5. BB : 77 Kg
 Pastikan bahwa pasien benar benar siap untuk dilakukan tindakan HD
( pasien sudah siap untuk dilakukan HD )

2. Persiapan Alat ( Av Shunt )


 Dialyzer
 Tranfusi set
 NaCl ( 500ml / 1000 ml )
 AV blood line ( merah dan biru )
 AV Fistula Needle Sets ( Ukuran 25 )
 Spuit ( 10 cc )
 Heparin ( 5000 U )
 Kassa steril
 Bantalan
 Handscoon
 Disenfectan ( Alkohol Swab )
 Bak instrument
 Turniquit
 Tensi meter ( TD pre HD 157/60 mmHg)
 Timbangan ( BB pre HD 77Kg)
3. Langkah – langkah
 Setting dan Priming
a. Mesin dihidupkan
b. Lakukan setting dengan cara : keluarkan tabung dialyzer dan AVBL dari
bungkusnya serta selang infus atau transfusi set, ( NaCl 500 ml ).
c. Sambungkan AVBL ke tabung dan ke mesin dialyzer , sambungkan NaCl
(500 ml ) dengan infus set.
d. Set infus dengan selang AVBL ( merah ).
e. Alirkan NaCl ( 500ml ) melalui infus set yang disambungkan dengan selang
AVBL (merah ) setelah terisi penuh kemuadian di klem.
f. Alirkan NaCl ( 500ml ) ke selang AVBL ( biru ) dengan cara menghidupkan
QB kecepatan 130 – 250 , setelah terisi penuh kemudian di klem.
g. Kemudian pasang copler ke tabung dialyzer sesuai dengan ketentuan
warnanya.
h. Sambungkan AVBL merah dan AVBL biru menggunakan konektor.
i. Gantungkan ke atas tiang infus.
j. Semua dibuka kecuali klem heparin.
k. Setelah priming mesin akan keposisi dialysis, start layar menunjukan
“preparation” artinya : consentrate dan RO telah tercampur dengan melihat
petunjuk conductivity telah mencapai normal (13,5 – 14,2) .
l. Dialyzer siap di pakai oleh pasien.

4. Pemasangan pada pasien ( Akses Av shunt )


 Tentukan tempat aksesnya ( av shunt ).
 Alasi dengan perlak atau bantalan di bawah lengan.
 Bawa alat – alat dekat dengan tempat tidur pasien seperti :
Alkohol swab, kassa steril, AV Fistula Needle Sets, dan spuit 10cc ( alat steril
dimasukan kedalam bak steril ).
 Cuci tangan dan kemudian memakai handscoon.
 Beritahu pasien bila akan dilakukan penusukan dan pemasangan AV fistula
Needle Sets pada lengan.
 Sebelumnya disinfeksi menggunakan alkohol swab daerah yang akan di pasang
AV fistula Needle Sets
 Sebelum dilakukan penusukan , raba terlebih dahulu untuk menentukan daerah
yang akan di tusuk (yang terasa desirannya itulah av shunt).
 Kemudian tusuk dengan jarak 3 cm di atas av shunt pastikan masih terasa
desiranya.
 Setelah di tusuk kemudian sambungkan AVBL merah dengan AV fistula Needle
Sets arteri ( inlet ).
 Tentukan program dan atur sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Tekan tombol UFG ( cairan yang akan ditarik 1.00L ).
 Tekan tombol time left ( waktu yang akan di program 4,5 jam ).
 Tekan tombol temperature ( suhu mesin = 360◦C – 370◦C ).
 Berikan kecepatan tarikan awal minimal 130 ( blood pump ).
 Setelah darah mengisi semua AVBL merah dan tabung dialyzer kemudian
matikan blood pump nya sementara.
 Lakukan penusukan dan pemasangan AV fistula Needle Sets ( Outlet ).
 Sambung AVBL biru dengan ujung AV fistula Needle Sets outlet lalu
kencangkan.
 Klem pada AVBL merah dan AVBL biru dibuka.
 Pastikan pada AVBL biru tidak terdapat udara , kemudian hidupkan lagi blood
pump dengan kecepatan tarikan awal minimal 130
 Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca “dialysis”.
 Kemudian rapikan peralatan.
 1 jam (08.30) kemudian tambah kecepatan tarikannya menjadi 170
 (09.30) tambah lagi kecepatanya menjadi 250
 Tunggu dan pantau hingga proses HD selesai. ( sekitar pukul 11.30 )
 Proses hemodialisa bisa di berhentikan apabila
1. Time Lift waktu selesai
2. Pasien hipotensi
3. Terjadinya clouting ( gumpalan darah di AVBL)

5. Mengakhiri hemodialisa ( Ending )

Persiapan alat :
 Bengkok atau piala ginjal
 Kassa steril
 Hypafix / band aid
 Handscoon

Pelaksanaan :

 Mencuci tangan .
 Memakai handscoon.
 Proses hemodialisa selesai karna waktu sudah habis ( 11.30 )
 Untuk melakukan ending, pertama kecilkan blood pump nya yang tadinya 250
menjadi 130 ( pompa darah ).
 Siapkan sambungan atau konektor.
 Sambungkan antara AVBL merah dengan selang infus menggunakan konektor.
 Lalu alirkan cairan NaCl ( 500ml ) sampai darah kedorong hingga mencapai
ujung AVBL biru menjadi bening setelah itu klem.
 Kemudian cabut Av Fistula Needle Sets (inlet) dan tekan bekas tusukan dengan
kassa betadine setelah itu tutup bekas tusukan dengan hypafix / band aid.
 Matikan blood pump, cabut AVBL biru, cabut Av fistula Needle Sets (oulet) dan
tekan bekas tusukan dengan kassa betadine setelah itu tutup bekas tusukan dengan
hypafix / band aid.
 Cabut juga copler merah dan biru dari tabung dialyzer kemudian pasang lagi ke
mesin HD dan jangan lupa tekan Bypass.
 Setelah itu buang semua selang yang sudah tidak terpakai ( AVBL merah dan biru
Av Fistula Needle Sets , serta infus sets )
 Keadaan umum pasien setelah dilakukan HD agak sedikit lemas
 Keadaan Fisik
1. TD : 157/60 mmHg
2. N : 87x/m
3. S : 36,4°C
4. SPO2 : 98%
5. BB : 76Kg
 Kembalikan alat – alat ketempat semula.
 Melepas handscoon.
 Dan mencuci tangan.
6. Tindakan untuk mengatasi HB rendah
1. Meningkatkan asupan zat besi, vitamin B12, dan folat
Zat besi, vitamin B12, dan folat adalah nutrisi yang berperan penting dalam produksi sel
darah merah yang kaya hemoglobin. Oleh sebab itu, jika tubuh kekurangan hemoglobin,
Anda perlu meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi, vitamin B12, dan folat,
seperti:

 Hati sapi atau hati ayam


 Daging
 Makanan laut, seperti ikan, udang, dan kerang
 Sayuran hijau, seperti bayam, brokoli dan kale
 Kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang merah, dan kedelai
 Sereal yang diperkaya dengan zat besi maupun folat

2. Terapi eritropoietin

Terapi eritropoietin adalah terapi hormon untuk merangsang produksi sel darah merah.
Pilihan terapi ini adalah untuk anemia akibat penyakit ginjal berat yang menyebabkan
produksi hormon eritropoietin tidak memadai. Penggunaan hormon ini juga bisa untuk
mengobati anemia karena efek samping kemoterapi, gangguan sumsum tulang, dan
anemia yang disebabkan oleh kanker.
3. Transfusi darah
Transfusi darah diperlukan untuk meningkatkan Hb pada kondisi saat tubuh tidak mampu
membuat Hb dengan normal, misalnya akibat penyakit thalasemia dan anemia sel sabit.
Transfusi darah juga diberikan pada anemia berat ketika kadar Hb sudah jauh menurun di
bawah batas normal. Orang yang rutin menerima transfusi darah perlu dilakukan iron
chelation therapy untuk mencegah kelebihan kadar zat besi akibat transfusi.

7. Tindakan Untuk Mengatasi Ureum dan Creatinin Melebihi Batas Normal

1. Mencuci darah rutin 2 kali dalam seminggu


2. Jangan makan buah yang mengandum kalium. Seperti : pisang, tomat,kentang, ubi, dan
kacang merah
3. Jangan makan jeroan seperti : usus, rempelo, dan hati

4. ANALISIS

Setelah dilakukan hemodialisa selama 4,5 jam dari pukul 07:00 WIB hingga dengan pukul
11:30 WIB dapat di analisis yaitu sebelum dilakukan tindakan hemodialisa ( pre HD ) BB pasien
77 Kg dan setelah dilakukan Hemodialisa ( post HD ) BB pasien mengalami penurunan yaitu
menjadi 76 karna di tarik cairan sebanyak 1 Liter atau setara dengan 1 Kg . dengan evaluasi
hasil post HD yaitu pasien mengatakan badannya masih lemas karena proses HD ( TD : 140/80
mmHg, RR : 22 x/m, suhu : 36C, N : 87 x/m, Spo : 98% ) nafsu makan pasien sebelum dan
sesudah hemodialisa tetap sama , dan setelah istirahat beberapa saat pasien menjadi lebih rileks.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukriswati I. 2016. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal
ginjal yangmenjalani hemodialisa.,skripsi Program Studi ilmu keperawatan
Muhammadiyah Surakarta.
2. Wijaya A.S.,& Putri Y.M.2013.Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta:Nuha
3. Puspita DS. Hubungan lama hemodialysis dengan skor kualitas hidup penderita penyakit
gagal ginjal RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ilmu keperawatan 20015
4. Mohamed, S.Y. (2017). Thalassemia Major: Transplantation or Transfusion and
Chelation. Hematology/Oncology and Stem Cell Theraphy. 10(4), pp. 290-298.

Anda mungkin juga menyukai