Anda di halaman 1dari 176

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI

MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Marius Angga Kurnianto

119114099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI

MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Marius Angga Kurnianto

119114099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

With GOD All Things

Are Possible

- Matthew 19 : 26 -

The moment you are ready to quit is usually

the moment right before a miracle happens. Do not give up

- The Good Quote –

Wake up early. Drink coffee. Work hard

Be ambitious. Keep your priorities straight, your mind right and


your head up.

Do well, live well and dress really well.

Do what you love, love what you do.

It’s time to start living.

- The Good Quote –

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur dan terima kasih

Atas rahmat dan berkat yang Tuhan berikan kepada diri ku, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. :

Skripsi ini aku persembahkan kepada

Alm. Mama Claudia Mary yang selalu menyertai dan mendoakan aku selalu,

selamanya, serta Papa Yohanes Sukendar dan ketiga kakak ku Novie, Desi dan Septi

yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan aku.

Seluruh dosen dan staf Univ. Sanata Dharma, khususnya fakultas Psikologi, yang

memberikan banyak pengetahuan yang tak ternilai kepada ku

Seluruh Kawan – Kawan mahasiswa Psikologi yang selalu memberikan pelajaran

berharga bagi aku

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI

MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL

Marius Angga Kurnianto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan pelecehan seksual di tempat kerja. 2)


Memprediksi atau menguji pelecehan seksual di tempat kerja sebagai prediktor munculnya
psikosomatis. Subjek penelitian ini adalah orang bekerja yang memiliki atasan atau rekan dalam
bekerja dan total subjek penelitian ini sebanyak 278 orang. Peneliti berhipotesis bahwa pelecehan
seksual di tempat kerja memprediksi munculnya psikosomatis. Data penelitian ini diungkap
menggunakan skala adaptasi Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense atau SEQ
– DoD dan skala adaptasi Psychosomatic Complaint Scale atau PCS, yang keduanya disusun dengan
teknik likert. Nilai alpha cronbach’s pada skala SEQ – DoD sebesar α = 0.966 dan pada skala PCS
sebesar α = 0.934. Analisis data dilakukan dengan statistika deskriptif dan regresi linear sederhana.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 1) Perilaku dalam dimensi unwanted sexual attention dan
gender harassment cenderung lebih sering muncul di tempat kerja. 2) Pekerja dengan karakteristik
feminim, berusia antara 21 sampai 30 tahun, memiliki pendidikan terakhir D1/D2/D3 dan S1/D4,
memiliki masa kerja ≤ 10 tahun, memiliki rekan kerja dengan dominasi pria, serta jabatan staf atau
supervisor lebih cenderung beresiko mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. 3) Pelecehan
seksual cenderung lebih banyak terjadi pada bidang kesenian dan hiburan, akomodasi dan industri. 4)
Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja lebih didominasi oleh pria. 5) Pelaku pelecehan seksual
wanita cenderung melakukan pelecehan unwanted sexual attention dan gender harassment dalam
bentuk verbal. 6) Pelaku pelecehan seksual pria lebih cenderung melakukan pelecehan unwanted
sexual attention dan gender harassment dalam bentuk verbal dan non-verbal. 7) Hasil analisis regresi
linear sederhana menunjukkan bahwa nilai β = 0.348, p = 0.000 (>0.05), dan = 0.121, hal tersebut
berarti bahwa pelecehan seksual di tempat kerja mampu memprediksi secara positif munculnya
psikosomatis dengan kemampuan memprediksi sebesar 12,1%, sedangkan 87,9% diprediksi oleh
variabel lain.

Kata kunci : Pelecehan seksual di tempat kerja, Psikosomatis

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESCRIPTION OF SEXUAL HARASSMENT IN WORKPLACE AND

PREDICTION OF PSYCHOSOMATIC AS A CONSEQUENCE OF SEXUAL

HARASSMENT

Marius Angga Kurnianto

ABSTRACT

The purpose of this study was to: 1) Describe sexual harassment in the workplace, 2) Show
sexual harassment in workplace as predictor of psychosomatic. The subjects of this research were 278
wokers who have supervisor and co-worker. The hypothesis of this research was: sexual harassment in
the workplace predict psychosomatic. The data of this research collected by SEQ adapted from SEQ-
DoD version and PCS scale using Likert techinique. Alpha Cronbach’s result of both scale was α =
0.966 and α = 0.934. The data was analyze with descriptive statistic and regression. The result of
this research were: 1) Unwanted sexual attention and gender harassment tend to be more often in
workplace. 2) The worker with characteristic of feminine, between 21 to 30 years old, last education
D1,D2,D3 and S1/D4, 10 or less years’ service, have co-worker with male domination and staff or
supervisor position tend to be more have sexual harassment experienced in workplace. 3) Sexual
harassment tend to happened in arts and entertainment sector, accommodation sector and industrial.
4)Man tend to more often do sexual harassment in workplace. 5)Woman sexual harasser tend to do
unwanted sexual attention and gender harassment verbally. 6)Man sexual harasser tend to do
unwanted sexual attention, gender harassment and sexual coercion verbally and non-verbal. 7)The
result of regression analysis showed that β = 0.348, p = 0.000 (>0.05), and = 0.121, which mean
sexual harassment in workplace could predict psychosomatic 12.1%, and 87.9% was predict with the
other variable.

Keywords : Sexual harassment in workplace, Psychosomatic

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat, Karunia, serta

Penyertaan yang slalu saya terima, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya

dengan judul Deskripsi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dan Prediksi

Munculnya Psikosomatis Akibat Pelecehan Seksual, dengan lancar dan sukses.

Kelancaran dan kesuksesan saya dalam mengerjakan skripsi bukan semata – mata

atas kerja keras saya, namun ada begitu banyak pihak yang selalu membantu saya

dalam menghadapi kesulitan dan rintangan yang ada. Oleh karena itu saya

mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widianto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Prodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima Kasih atas bimbingan

Ibu dengan penuh kesabaran, sehingga saya dapat berhasil selama kurang

lebih empat tahun menyelesaikan kuliah dengan lancar.

4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dosem Pembimbing Skripsi

saya. Terima Kasih atas bimbingan bapak yang dengan sabar mengajarkan

langkah–langkah dalam melakukan penelitian, sehingga saya dapat

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

menemukan fenomena masalah, metode dan analisis dalam sebuah penelitian

dengan lancar.

5. Yohanes Sukendar dan Alm. Claudia Mary, orang tua yang slalu saya cintai

dan banggakan. Terima kasih atas doa, pembelajaran hidup dan dukungan

materi dan psikologis yang saya dapatkan, meskipun kadang membuat kalian

marah ataupun kesal, namun kalian tak pernah berhenti menyayangi saya.

Semoga saya slalu membanggakan kalian selama – lamanya.

6. Maria Novie, Xaveria Desi, dan Agustina Septi, ketiga kakak yang selalu

saya cintai dan banggakan. Terima kasih atas pembelajaran hidup, serta

dukungan yang luar biasa dan tanpa henti yang kalian berikan kepada saya.

Saya tahu kadang kalian jengkel dengan tingkah laku saya, namun kalian tetap

sayang dan peduli kepada saya.

7. Seluruh Dosen Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas Ilmu

Psikologi dan pembelajaran hidup yang luar biasa kalian berikan, sehingga

selama kuliah saya semakin berkembang di setiap harinya.

8. Seluruh Dosen di luar Fakultas Psikologi yang membantu saya. Terima kasih

atas bantuan kalian dalam memberikan ilmu yang memperlancar saya dalam

mengerjakan skripsi.

9. Seluruh Staf Karyawan Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima Kasih

atas usaha yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan urusan

admistrasi dll dengan lancar selama kuliah di Psikologi.

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10. Emelia Pudar, my beloved friend mulai dari awal ospek masuk kuliah sampai

semester tua. Terima kasih atas saran dan pembelajaran hidup yang luar biasa

pudar berikan kepada saya. Khususnya saya berterima kasih karena mau

menerima saya apa adanya, mau menerima kekurangan dan perbedaan diri

saya dengan pria pada umumnya. Saya tahu kadang persahabatan kita

dipenuhi hal – hal yang manis maupun pahit, namun hal tersebut tak membuat

saya menyesal namun justru berterima kasih untuk pengalaman kita yang luar

biasa. Semoga komunikasi kita tetap lancar, meskipun tujuan hidup kita

selanjutnya memisahkan kita. Makasi yaah kriting heheee ^ ^

11. MT. Ghea, my best friend hahahaaa… Terima kasih atas segala pengalaman

dan canda tawa selama ini, terima kasih sudah mau menjalin relasi dan

menerima saya apa adanya. Terima kasih sudah slalu menemani saya ke

gereja dan menjadi partner mencari pundi – pundi rejeki bersama. Semoga

relasi kita tidak terpisahkan, meskipun tujuan hidup memisahkan jarak kita.

Makasi yaah Ginuk hehee ^ ^

12. CIWIK – CIWIK, My beloved Genk Ever. Terima kasih Agnes, Bene, Bela,

Bincik, Ela, Ghea, Martha,dan Rere. Terima kasih atas pengalaman yang luar

biasa dan pembelajaran hidup yang kalian berikan kepada saya, terima kasih

juga sudah mau menerima segala kekurangan saya. Saya tahu kadang saya

membuat kalian jengkel, namun kalian tetap slalu mau dekat dengan saya.

Terima kasih atas piknik yang luar biasanya, smoga reuninya bisa

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

terrealisasikan dan semoga kebersamaan kita tidak hilang meskipun jarak

memisahkan kita bersama.

13. Adigor dan Yona, kawan mulai dari masuk asrama sampai semester tua dan

Dedew kawan yang NIM nya sebelahan. Terima kasih atas hari – hari yang

menyenangkan yang kalian berikan selama saya kuliah. Terima kasih juga

atas segala bantuan yang saya terima dari kalian. Semoga kebersamaan kita

hilang meskipun jarak akan memisahkan kita. Terima kasih my best The

Brother.

14. Teman–Teman Psikologi Angkatan 2011 yang namanya tidak bisa saya

sebutkan satu per satu kalian semua luar biasa. Terima kasih atas kebersamaan

dan hari – hari menyenangkan yang kita lalui bersama. Terima kasih atas

segala bantuan yang pernah berikan kepada saya, sehingga saya melalui

perkuliahan dengan lancar. Semoga kita semua diberi kesuksesan dalam

menjalani kehidupan selanjutnya dan semoga komunikasi kita selalu terjalin

meskipun jarak akan memisahkan kita. Semoga akan ada reuni angkatan kita

bersaman.

15. Teman–Teman Panita, Insadha 2013, PPKM 2014 dan khususnya AKSI 2015.

Terima kasih teman – teman panita semua, kalian mengajarkan bagaimana

saya dapat berorganisasi dan membawakan suatu acara dengan sangat baik.

Terima kasih atas hari – hari yang menyenangkan, meskipun kadang ada

masalah diantara kita, namun kita dapat lalui bersama. Sukses terus untuk

kalian semua terima kasih.


xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16. Maba Kelompok 10 dan Kelompok Cinta. Terima kasih para maba ku tercinta,

terima kasih atas kepercayaan yang kalian berikan kepada saya untuk menjadi

kakak pendamping kalian. Kalian semua luar biasa pokoknya dan semoga

kuliah kalian lancar dan suatu saat bisa menjadi kakak pendamping yang jauh

lebih baik dan berkembang dari pada saya. Terima kasih and I Love U All

tanpa terkecuali.

17. Teman–Teman Teater Seriboe Djendela. Terima kasih atas pengalaman dan

pembelajaran teater yang luar biasa kalian berikan kepada saya. Berkat kalian

saya menjadi semakin berani untuk tampil di depan umum tanpa merasa takut

dan ragu. Terima kasih TSD, semoga kalian selalu menampilkan pertunjukan

yang luar biasa di setiap tahunnya.

18. Responden Penelitian. Terima Kasih Bapak, Ibu, Saudara dan Saudari yang

telah menjadi responden penelitian saya, karena kalian telah mau meluangkan

waktu dan bersedia untuk mengikuti penelitian saya. Berkat kalian saya

mampu menemukan apa yang saya teliti dalam penelitian

19. Teman–Teman Jogja lainnya yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu per

satu. Terima kasih atas pembelajaran hidup yang luar biasa yang kalian

berikan, sehingga saya dapat berkembang seperti saat ini

20. Perpustakaan dan café yang memberikan fasilitas Wi-Fi. Terima kasih untuk

fasilitas yang diberikan sehingga membuat saya semakin lancar untuk

mengerjakan penelitian saya.

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ i

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ............................................................ ii

Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii

Halaman Motto..................................................................................................... iv

Halaman Persembahan .......................................................................................... v

Halaman Pernyataan Keaslian Karya .................................................................. vi

Abstrak ................................................................................................................ vii

Abstract .............................................................................................................. viii

Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah...................................................... ix

Kata Pengantar ...................................................................................................... x

Daftar Isi.............................................................................................................. xv

Daftar Tabel ........................................................................................................ xx

Daftar Gambar................................................................................................... xxii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xxiii

BAB I : Pendahuluan ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 7

C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 7

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis....................................................................................... 8

2. Manfaat Praktis........................................................................................ 8

BAB II : Landasan Teori....................................................................................... 9

A. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ............................................................ 9

1. Pengertian Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ...................................... 9

2. Bentuk – Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja .......................... 10

3. Dimensi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ........................................ 12

4. Penyebab Pelecehan Seksual di Tempat Kerja...................................... 13

5. Dampak Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ........................................ 16

6. Pengukuran Pelecehan Seksual di Tempat Kerja .................................. 19

B. Psikosomatis .............................................................................................. 21

1. Pengertian Psikosomatis ........................................................................ 21

2. Jenis – Jenis Psikosomatis ..................................................................... 22

3. Penyebab Psikosomatis.......................................................................... 23

4. Pengukuran Psikosomatis ...................................................................... 25

C. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis ....... 26

D. Hipostesis .................................................................................................. 28

BAB III : Metode Penelitian .............................................................................. 31

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 31

B. Variabel Penelitian..................................................................................... 31

C. Definisi Operasional .................................................................................. 32

1. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ...................................................... 32

2. Psikosomatis .......................................................................................... 32

D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 33

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 33

1. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 33

2. Alat Pengumpulan Data......................................................................... 34

a.. SEQ-DoD.......................................................................................... 35

b. PCS .................................................................................................... 37

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 39

1. Validitas Alat Ukur................................................................................ 39

a. SEQ-DoD.......................................................................................... 39

b. PCS .................................................................................................... 40

2. Realibilitas Alat Ukur ............................................................................ 40

a. SEQ-DoD........................................................................................... 41

b. PCS .................................................................................................... 42

G. Metode Analisis Data ................................................................................ 43

xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 43

2. Uji Asumsi ............................................................................................. 43

a. Uji Normalitas Residu....................................................................... 43

b. Uji Heterokedasitas........................................................................... 44

c. Uji Linearitas .................................................................................... 44

3. Uji Hipotesis............................................................................................... 44

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................... 45

A. Persiapan Penelitian................................................................................... 45

B. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 46

C. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 47

1. Deskripsi Subjek Penelelitian ................................................................ 47

2. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 56

3. Kategorisasi ........................................................................................... 57

D. Hasil Penelitian.......................................................................................... 58

1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 58

2. Hasil Uji Asumsi ................................................................................... 81

a. Uji Normalitas Residu........................................................................ 81

b. Uji Heterokedasitas............................................................................ 82

c. Uji Linearitas ..................................................................................... 83

xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Hasil Uji Hipotesis................................................................................. 84

4. Analisis Tambahan ................................................................................ 85

E. Pembahasan................................................................................................ 86

1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 86

2. Pembahasan Hipotesis ........................................................................... 94

3. Pembahasan Analisis Tambahan ........................................................... 96

F. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 97

BAB V : Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 98

A. Kesimpulan................................................................................................ 98

B. Saran ........................................................................................................ 100

1. Bagi Pekerja......................................................................................... 100

2. Bagi Atasan/Direktur/Pemilik Tempat Kerja ...................................... 100

3. Bagi Peneliti Selanjutnya..................................................................... 101

Daftar Pustaka ................................................................................................... 103

Lampiran .......................................................................................................... 110

xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sebaran Item Skala SEQ – DoD ........................................................... 37

Tabel 2 Skor Skala SEQ – DoD.......................................................................... 37

Tabel 3 Sebaran Item Skala PCS ........................................................................ 38

Tabel 4 Skor PCS ................................................................................................ 39

Tabel 5 Reliabilitas Skala SEQ – DoD ............................................................... 41

Tabel 6 Reliabilitas Skala PCS ........................................................................... 42

Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia....................................................... 48

Tabel 8 Deskripsi Subjek Berdasarkan Identitas Seksual ................................... 49

Tabel 9 Deskripsi Subjek Berdasarkan Status Relasi ......................................... 50

Tabel 10 Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................. 50

Tabel 11 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja.......................... 51

Tabel 12 Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Kerja.......................................... 52

Tabel 13 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Instansi....................................... 53

Tabel 14 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan ................................................ 53

Tabel 15 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Rekan Kerja............................ 54

Tabel 16 Deskripsi Subjek Berdasarkan Domisili Subjek Bekerja..................... 54

Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian..................................................................... 56

Tabel 18 Norma Kategorisasi.............................................................................. 57

xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 19 Kategori Subjek Berdasarkan Norma Kategorisasi ............................. 58

Tabel 20 Uji Normalitas Residu.......................................................................... 82

Tabel 21 Uji Glejser Heterokedasitas ................................................................. 83

Tabel 22 Uji Linearitas........................................................................................ 84

Tabel 23 Uji Hipotesis ........................................................................................ 85

Tabel 24 Koefisien Determinan .......................................................................... 85

xxi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

dengan Psikosomatis ........................................................................................... 29

Gambar 2 Bagan Dinamika Tambahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

dengan Psikosomatis ........................................................................................... 30

Gambar 3 Histogram Skor Total Masing-masing Item SEQ-DoD ..................... 59

Gambar 4 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Identitas seksual........................... 60

Gambar 5 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Usia.............................................. 63

Gambar 6 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ....... 65

Gambar 7 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Masa Kerja................................... 67

Gambar 8 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jumlah Dominasi Rekan Kerja .... 69

Gambar 9 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jabatan Kerja ............................... 72

Gambar 10 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jenis Bidang Kerja..................... 73

Gambar 11 Pie Chart Pelaku Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ..................... 79

Gambar 12 Histogram Pelaku Pelecehan Seksual Berdasarkan Item SEQ-DoD 80

xxii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Angket Terbuka ....................................................................................... 111

1. Hasil Angket Terbuka Pada Wanita ......................................................... 111

2. Hasil Angket Terbuka Pada Pria .............................................................. 118

Blueprint Skala SEQ-DoD ................................................................................ 125

Blueprint Skala PCS.......................................................................................... 128

Skala Relasi Seksualitas di Tempat................................................................... 130

Hasil Reliabilitas Pada Skala SEQ-DoD........................................................... 141

Hasil Reliabilitas Pada Skala PCS .................................................................... 143

Hasil Uji Normalitas Residu ............................................................................. 145

Hasil Uji Heterokedasitas dengan Uji Glejser .................................................. 146

Hasil Uji Linearitas ........................................................................................... 148

Hasil Uji Regresi ............................................................................................... 151

xxiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah presentase orang

bekerja lebih dari setengah jumlah total rasio penduduk, yakni sebesar 65.2% (ILO,

2014). Sebagai orang yang bekerja, para pekerja selalu mengharapkan kondisi

lingkungan kerja yang aman, agar kesejahteraan hidup pekerja semakin meningkat

(Wulan, 2015). Kondisi lingkungan kerja yang aman juga dapat meningkatkan

kualitas hubungan industrial antara pekerja dan pemilik serta mampu meningkatkan

produktifitas dan loyalitas para pekerja (Better Work Indonesia, 2012).

Akan tetapi tak jarang ditemui di beberapa tempat kerja, kondisi lingkungan

kerja menjadi tempat yang penuh ancaman bagi para pekerja. Kondisi tersebut

menyebabkan pekerja merasa tidak aman sehingga berdampak pada produktifitas dan

loyalitas pekerja dalam bekerja (Better Work Indonesia, 2012). Salah satu penyebab

kondisi lingkungan kerja yang tidak aman adalah adanya tindakan pelecehan seksual

di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau rekan kerja.

Pelecehan seksual adalah perilaku seksual yang tidak dikehendaki oleh

penerima/korban yang terjadi di tempat kerja atau di struktur lingkungan lainnya

(Levay & Simon, 2006). Sugihastuti dan Siti (2007) menjelaskan bahwa pelecehan

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

seksual adalah semua tindakan seksual atau kecenderungan bertindak secara seksual

yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap orang atau kelompok lain,

misalnya kata-kata tentang seks, bersetubuh, meminta melakukan tindakan seksual

dan sebagainya. Dalam dunia kerja The Equal Employment Opportunity Commision

(The EEOC) (dalam Levay & Sharon, 2006) menggambarkan pelecehan seksual

dalam tiga bentuk yakni: rayuan, permintaan dan tingkah laku atau perkataan yang

mengandung unsur seksual. Ketiga hal tersebut dikatakan sebagai pelecehan seksual

jika korban/penerima terpaksa mematuhi atau menolak secara tegas tindakan tersebut

dan jika tindakan tersebut menimbulkan permusuhan atau pertenangan, rasa takut

dan terancam.

Di negara barat pelecehan seksual di tempat kerja telah banyak diteliti oleh

para peneliti, mulai dari penelitian terkait jumlah presentase korban dan pelaku,

faktor beresiko, penyebab hingga dampak pelecehan seksual di tempat kerja. Salah

satu penelitian yang melihat jumlah presentase korban dan pelaku adalah penelitian

yang dilakukan oleh Lois Harris (dalam Levay & Simon, 2006) menemukan 83%

korban pelecehan seksual di tempat kerja adalah wanita dengan usia produktif dalam

bekerja. Hasil penelitian American Psychology Association (dalam Levay & Simon,

2006) menemukan jumlah pelaku pelecehan seksual yang didominasi oleh jumlah

pria, yakni sekitar 99% pria dan 1% wanita.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Serial BBC (dalam Hastuti & Lucia,

2003) pada tahun 1998 menemukan beberapa perilaku pelecehan seksual yang sering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

terjadi di tempat kerja antara lain: penyalahgunaan kata-kata (dilakukan oleh 95%

pelaku wanita dan 75% pelaku pria), gerakan yang mengandung unsur seksual

(dilakukan oleh 33% pelaku wanita dan 87% pelaku pria), rayuan mesra (dilakukan

oleh 62% pelaku pria).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Baugh (1997) terkait penyebab

pelecehan seksual di tempat kerja menemukan power atau kekuasaan yang dimiliki

seseorang seringkali memicu terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja. Hal

tersebut terlihat dari banyaknya atasan yang menjadi pelaku dan bawahan sebagai

korban pelecehan seksual di tempat kerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hall

(dalam Welsh, 1999) menemukan bahwa jumlah dominasi rekan kerja juga memicu

terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja, misalnya wanita yang bekerja di tempat

kerja dengan jumlah dominasi pria akan lebih sering mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja.

Dampak pelecehan seksual di tempat kerja juga telah banyak diteliti di negara

barat. Levay dan Simon (2006) telah menemukan bahwa pelecehan seksual dapat

mengakibatkan dampak negatif secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian Gutek

(1985) menemukan bahwa dampak pelecehan seksual di tempat kerja yang sangat

terlihat pada korban pelecehan seksual adalah penurunan kualitas kerja dan

meningkatnya absesi kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Julian Barling, Inez

Dekker, Catherine A., Kevin K., Clive F. dan Deborah J. (1996) dengan

menggunakan sebanyak 591 subjek penelitian yakni para pekerja yang berasal dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

empat bidang pekerjaan (kesehatan, manufacture, akomodasi dan sosial) menemukan

bahwa pelecehan seksual di tempat kerja secara langsung mengakibatkan perubahan

mood yang dirasakan korban pelecehan seksual menjadi negatif dalam bentuk

kecemasan dan depresi. Hasil lain ditemukan bahwa pelecehan seksual di tempat

kerja mampu memprediksi munculnya intensitas turn over, psikosomatis dan

interpersonal dissatisfaction yang dimediasi oleh adanya mood negatif yang

dirasakan oleh korban pelecehan seksual.

Di Indonesia pelecehan seksual di tempat kerja juga telah diteliti oleh

beberapa peneliti Indonesia. Sebagian besar penelitian lebih mengarah pada survei-

survei untuk melihat presentase korban pelecehan seksual di tempat kerja. Salah

satunya dilakukan oleh Better Work Indonesia (2012) yang menemukan sekitar 80%

wanita yang bekerja pernah mengalami atau melihat secara langsung kejadian

pelecehan seksual di tempat kerja. International Labour Organization Indonesia

(2014) juga menemukan bahwa 90% korban pelecehan seksual di tempat kerja adalah

para pekerja yang memiliki jabatan kerja dan tingkat ekonomi yang rendah.

Beberapa penelitian melihat masalah pelecehan seksual di tempat kerja

berdasarkan sudut pandang korban pelecehan seksual dengan menggunakan metode

kualitatif. Salah satunya Fauzia dan Weny (2010) melihat gangguan stress pasca

trauma yang dialami korban pelecehan seksual di tempat kerja. Sebagian besar

korban pelecehan seksual mengalami gangguan sosial PTSD seperti perilaku

menghindar, merasa disisihkan atau sendiri, serta susah percaya dengan orang lain
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

(Fauzia & Weny, 2010). Ira (2014) melihat proses resiliensi korban pelecehan

seksual di tempat kerja, dan menemukan faktor yang membuat korban pelecehan

seksual mengalami proses resiliensi adalah faktor dukungan sosial, penerimaan diri,

faktor I’am, faktor I Have dan faktor I Can.

Meskipun telah dilakukan beberapa penelitian terkait pelecehan seksual di

tempat kerja, akan tetapi Margaretha (2015) menjelaskan bahwa penelitian yang ada

di Indonesia terkait pelecehan seksual di tempat kerja belum cukup mampu untuk

menjelaskan bagaimana fenomena tersebut ditangani di Indonesia. Berdasarkan

penelitian sebelumnya peneliti berasumsi bahwa selama ini penelitian pelecehan

seksual di tempat kerja hanya melihat jumlah presentase korban pelecehan seksual di

tempat kerja dan dampak yang dialami oleh korban pelecehan seksual. Di Indonesia

penelitian yang mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di tempat kerja belum

pernah ada. Diharapkan dengan mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di

tempat kerja dapat menemukan faktor-faktor resikonya, sehingga hasil temuan

penelitian dapat digunakan untuk menangani fenomena pelecehan seksual di tempat

kerja.

Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba mengangkat penelitian yang

mendeskripsikan pelecehan seksual di tempat kerja dengan menggunakan alat ukur

psikologis. Hasil deskripsi tidak hanya melihat jumlah presentase korban atau pelaku

pelecehan seksual, akan tetapi melihat juga bagaimana gambaran perilaku pelecehan

seksual di tempat kerja, serta menghubungkan hasil dengan data demografis korban
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pelecehan seksual untuk menemukan faktor-faktor beresiko dari masalah pelecehan

seksual di tempat kerja.

Selain melihat masalah pelecehan seksual di tempat kerja, peneliti juga

melihat dampak yang dirasakan oleh pekerja Indonesia korban pelecehan seksual di

tempat kerja. Beberapa laporan menunjukkan bahwa korban pelecehan seksual di

tempat kerja merasa tertekan, tidak bersemangat dalam bekerja (Hukumonline.com),

tidak nyaman dan sering absen (Detiknews.com, 2014) serta sering stress karena

sering digosipkan atau digunjingkan serta merasa kehilangan relasi kerja dan turnover

(Margaretha, 2015). Berdasarkan hasil laporan tersebut peneliti tidak menemukan

dampak pelecehan seksual secara fisik yang dirasakan korban pelecehan seksual.

Padahal di negara barat ditemukan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja dapat

memberikan dampak secara fisik yang berkaitan dengan gangguan psikosomatis,

seperti: tidak bisa tidur, mudah lelah dan sering mengalami sakit kepala setelah

mengalami pelecehan seksual (Forster,1992). Pada penelitian Julian, dkk (1996). juga

menemukan bahwa pelecehan seksual dapat memprediksi munculnya psikosomatis

yang dimediasi oleh negative mood.

Dalam ranah psikiatri psikosomatis disebut dengan psychophysiological

reaction yang merupakan suatu ekspresi organis baik dalam bentuk disfungsi atau

perubahan patologis yang ditimbulkan akibat emosi yang kronis yang disalurkan

melalui susunan saraf autonom (Kartono & Gulo, 1978). Demikian dapat dimengerti

bahwa setiap fungsi organis yang terganggu oleh emosi yang kuat dapat menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

basis timbulnya bermacam-macam gangguan psikosomatis (Kartono & Gulo, 1978).

Reaksi psikosomatis bisa mengenai semua fungsi organ yang penting dalam tubuh

(Prawiroharjo, 1973).

Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba kembali mengangkat penelitian

yang dilakukan oleh Julian, dkk. (1996) di Indonesia untuk membuktikan kembali

bahwa pelecehan seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya

psikosomatis di tempat kerja. Dengan memberikan sumbangan karakteristik pada

penelitian sebelumnya dengan adanya tambahan variasi bidang pekerjaan yang pada

penelitian sebelumnya menggunakan empat bidang pekerjaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada maka rumusan masalah yang

diangkat peneliti adalah :

1. Bagaimana deskripsi masalah pelecehan seksual di tempat kerja ?

2. Apakah pelecehan seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya

psikosomatis ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat deskripsi masalah pelecehan seksual di

tempat kerja serta melihat pelecehan seksual ditempat kerja sebagai prediktor

munculnya psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Manfaat Peneliitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di tempat kerja,

maka akan terlihat faktor-faktor resiko yang ada dalam masalah

pelecehan seksual di tempat kerja.

b. Untuk menambah pengetahuan dalam ilmu psikologi khususnya dalam

bidang klinis dan industri dan organisasi terkait pelecehan seksual di

tempat kerja dan psikosomatis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para subjek penelitian, informasi penelitian dapat menambah

wawasan subjek terkait bentuk-bentuk perilaku dan faktor resiko

pelecehan seksual di tempat kerja, sehingga diharapkan agar subjek

penelitian dapat semakin menjaga diri dan lebih waspada dalam

lingkungan kerja. Serta menambah wawasan terkait psikosomatis.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

perusahaan untuk menentukan strategi dalam menangai masalah

pelecehan seksual yang terjadi di perusahaan tersebut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

1. Pengertian Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Pelecehan adalah proses, perbuatan, cara memandang rendah (tidak

berharga); menghinakan; mengabaikan (KBBI, 2011), sedangkan pelecehan

seksual adalah perilaku seksual yang mengganggu (Sugihastuti & Siti, 2007),

disengaja dan diulang, seperti: komentar verbal, gerak dan kontak fisik yang

tidak dinginkan oleh penerima atau korban (Spencer, Jeffrey & Lois, 2008).

Dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 dijelaskan tempat kerja adalah

tempat fisik di mana para pekerja bekerja, hal ini termasuk semua ruangan,

lapangan, halaman dan daerah-daerah yang mengelilinginya.

Mathis dan Jackson (dalam Dharma, 2009) menjelaskan bahwa

pelecehan seksual di tempat kerja adalah perilaku atasan atau rekan kerja yang

mengarah pada unsur seksual dan menempatkan tenaga kerja ke dalam situasi

kerja yang merugikan atau menciptakan lingkungan kerja yang tidak

bersahabat. Better Work Indonesia (2012) menjelaskan pelecehan seksual di

tempat kerja ke dalam beberapa bagian:

a. Penyalahgunaan perilaku seksual

b. Permintaan layanan seksual

9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

c. Pernyataan verbal atau fisik atau bahasa tubuh yang menyiratkan perilaku

seksual

d. Tindakan yang tidak diinginkkan yang berkonotasi seksual:

i. Orang yang menjadi sasaran telah menyatakan secara jelas bahwa

perilaku tersebut tidak dikehendaki;

ii. Orang yang menjadi sasaran merasa terhina, tersinggung dan/atau

terintimidasi oleh perilaku tersebut;

iii. Pelaku sewajarnya harus dapat mengantisipasi bahwa orang lain

akan merasa tersinggung, terhina dan/atau terintimidasi oleh

perilaku tersebut.

Berdasarkan pengertian teoritis diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa pelecehan seksual di tempat kerja adalah perilaku menghina,

merendahkan, mengganggu, merugikan dan tidak dinginkan yang mengandung

unsur seksual baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, dilakukan oleh

atasan atau rekan kerja di dalam lingkungan kerja secara sengaja dan berulang.

2. Bentuk – Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

The Equal Employment Opportunity Commission (The EEOC) (dalam,

Levay, & Sharon, 2006) menggambarkan pelecehan seksual di tempat kerja ke

dalam tiga bentuk perilaku seperti:

a. Rayuan atau pendekatan yang berunsur seksual yang tidak diinginkan;

b. Permintaan/imbalan dalam bentuk seksual;

c. Perilaku secara fisik maupun verbal yang bersifat seksual.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Ketiga hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelecehan seksual, jika

penerima/korban menolak perilaku tersebut dengan tegas atau justru tunduk

mematuhinya, sehingga memunculkan rasa takut, terancam dan menyebabkan

permusuhan. Dalam sudut pandang undang-undang, pelecehan seksual di

tempat dibagi ke dalam dua bentuk perilaku (Welsh, 1999):

a. “Quid Pro Quo” Harassment, termasuk perilaku seksual yang diperoleh

dengan mengancam atau menyuap, sehingga korban patuh atau menerima

perlakuan seksual tersebut dengan pertimbangan terkait pekerjaan

mereka.

b. Hostile Environment Harassment, termasuk perilaku bercanda,

berkomentar, sentuhan yang mengandung unsur seksual dan bertentangan

dengan keinginan orang yang menerima perlakuan tersebut, atau bersifat

mengintimidasi seseorang, sehingga menyebabkan adanya permusuhan.

Secara umum Better Work Indonesia (2012) membagi bentuk pelecehan

seksual di tempat kerja ke dalam lima bentuk perilaku:

a. Pelecehan seksual secara fisik: termasuk sentuhan yang tidak dinginkan

dengan kecenderungan seksual seperti: mencium, menepuk, mencubit,

mencolek, dan memegang dengan penuh hawa nafsu.

b. Pelecehan seksual secara verbal: termasuk komentar-komentar yang tidak

dinginkan tentang kehidupan seksual atau anggota tubuh/penampilan,

lelucon dan godaan yang bersifat seksual.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

c. Pelecehan seksual dengan bahasa tubuh: termasuk bahasa tubuh atau

gerak-gerik yang menjurus pada sesuatu yang berunsur seksual, seperti:

kedipan mata berulang-ulang, gerakan bibir, dan jari-jemari.

d. Pelecehan seksual bersifat tertulis atau grafis: termasuk pemaparan

barang-barang pornografi, gambar-gambar eksplisit yang bersifat seksual,

gambar cover komputer dan pelecehan seksual melalui pesan singkat dan

sarana komunikasi lainnya.

e. Pelecehan seksual psikologis/emosional: termasuk diantaranya

permintaan yang terus-menerus dan tidak diinginkan, undangan yang

tidak diinginkan untuk pergi berkencan, hinaan, ejekan dan sindiran yang

berkonotasi seksual.

3. Dimensi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Fitzgerald, Geldfand dan Drasgow menjelaskan bentuk konstruk

perilaku pelecehan seksual ke dalam tiga dimensi yang saling berkaitan namun

berbeda secara seksual:

a. Gender harassment, perilaku pelecehan seksual yang lebih mengarah

pada perilaku merendahkan atau menghina yang berbasis pada gender

seseorang. Contohnya: membuat pernyataan yang bersifat merendahkan

gender tertentu (“semua pria suka melakukan masturbasi” atau “semua

wanita suka digoda oleh banyak pria”).

b. Unwanted sexual attention, perilaku pelecehan seksual yang lebih

mengarah pada perilaku menarik perhatian orang lain yang tidak


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

dinginkan, tidak dibalas dan menyinggung. Contohnya: perilaku

memperlihatkan alat kelamin di depan umum, perilaku menggoda

seseorang dengan panggilan mesra, perilaku menggoda seseorang dengan

gesture tubuh, perilaku mencolek atau memegang tubuh orang lain dan

perilaku bercanda atau bercerita hal seksual.

c. Sexual coercion, perilaku pelecehan seksual yang lebih mengarah pada

perilaku memaksa, memeras atau memberikan iming-iming atau hadiah

untuk memperoleh aktivitas seksual bersama. Contohnya: perilaku

memberikan reward jika mau berhubungan seks atau perilaku

memberikan ancaman agar korban patuh untuk melakukan aktivitas

seksual bersama.

4. Penyebab Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Salah satu penelitian menemukan bahwa jenis lapangan kerja mampu

menjadi salah satu faktor penyebab pelecehan seksual di tempat kerja,

contohnya perempuan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang berkaitan erat

dengan dunia laki-laki cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja, dibandingkan perempuan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang

berkaitan erat dengan dunia perempuan (Gutek & Morasch 1982; Gutek &

Cohen, 1987; Welsh, 1999). Jumlah dominasi pekerja di tempat kerja juga

mampu menjadi salah satu faktor penyebab pelecehan seksual di tempat kerja,

contohnya perempuan yang memiliki rekan kerja yang didominasi oleh laki-laki

cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual dibandingkan perempuan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

yang memiliki rekan kerja yang didominasi oleh perempuan (Gruber, 1998;

Welsh, 1999).

Hall (dalam Welsh, 1999) menjelaskan bahwa budaya suatu organisasi

merupakan suatu gambaran yang mewakilli aturan-aturan dari perilaku dan nilai

yang ada pada anggota organisasi tersebut, sehingga tidak mengherankan

bahwa para peneliti beralih ke budaya organisasi untuk menjelaskan mengapa

pelecehan seksual dapat terjadi di beberapa organisasi. Salah satu penelitian

menemukan bahwa organisasi yang memiliki budaya untuk mentolerir tindakan

pelecehan seksual akan memicu tingginya perilaku pelecehan seksual di

organisasi tersebut (e.g. Hulin et al, 1993; Pryor et al, 1996; Welsh, 1999).

Dalam artikel UNESCO & BKKBN (2009) menjelaskan faktor

penyebab pelecehan seksual di tempat kerja dari tiga sudut pandang yang

berbeda:

a. Sudut pandang pelaku

i. Pelaku memiliki kekuasaan atau kekuatan terhadap korbannya yang

mampu memberikan iming-iming kekuasaan atau kenaikan

penghasilan.

ii. Sebagian besar pelaku pelecehan seksual di tempat kerja didominasi

oleh laki-laki, hal tersebut dipicu adanya kekuasaan atau

penempatan posisi laki-laki yang sering lebih tinggi dibandingkan

perempuan atau dengan kata lain memperkerjakan perempuan,

seperti: memecat, mengawasi, dan mempromosikan perempuan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

b. Sudut pandang korban

i. Adanya daya tarik seksual atau rangsangan dari korban pelecehan

seksual, ditambah lagi korban pelecehan seksual tidak berani

menolak perlakuan karena takut kehilangan pekerjaan.

c. Sudut pandang lingkungan

i. Eksternal korban: fenomena yang ada pada perilaku pelecehan

seksual disebabkan oleh banyaknya masalah pelecehan seksual

yang dimengerti hanya sebagai masalah perseorangan serta

kurangnya informasi terkait pelecehan seksual.

ii. Ruangan: jika terdapat ruangan agak tertutup maka akan

mempermudah terjadinya tindakan pelecehan seksual.

iii. Interaksi :

1) Biological model: pelecehan seksual terjadi karena adanya

daya tarik seksual yang alamiah.

2) Organizational model: adanya faktor kekuasaan atau

hubungan.

3) The social culture model: adanya perwujudan sistem

patrialisme yang lebih luas dimana laki-laki dianggap lebih

berkuasa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Kekurangan yang ada dalam penelitian pelecehan seksual adalah

penjelasan secara teoritis mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan

tindakan pelecehan seksual (Welsh, 1999).

5. Dampak Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Secara keseluruhan penelitian menemukan bahwa dampak pelecehan

seksual adalah efek negatif yang dirasakan oleh para korban pelecehan seksual

(Maypole & Rosemarie, 1983). Para korban pelecehan seksual dapat menderita

berbagai efek secara emosional dan fisik (Crooks & Karla, 1983). Foster (1992)

menemukan bahwa dampak pelecehan seksual yang sering dialami oleh para

korban adalah lekas marah, gelisah, depresi, memburuknya hubungan personal,

adanya permusuhan, gangguan tidur, mudah lelah dan sintom stress kerja lain.

Salah satu hasil survey menunjukkan bahwa 98% korban pelecehan seksual di

tempat kerja mengaku dirinya mengalami dampak negatif seperti: perasaan

yang mudah marah, merasa terhina dan dipermalukan dan rendah diri

(McKinnon, 1979; Croocks & Karla 1983).

Hasil penelitian Julian, dkk. (1996) menemukan bahwa pelecehan

seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya turnover,

psychosomatic dan interpersonal dissatisfaction yang dimediasi oleh efek

negative mood dalam bentuk kecemasan dan/atau depresi yang dirasakan

korban pelecehan seksual. Truida menuliskan dalam artikelnya Sexual

Harassment; Cause, Consequence and Cures (1992) menjelaskan dampak

pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam tiga sudut pandang yang berbeda:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

a. Sudut pandang perusahaan

i. Keuangan perusahaan mengalami kerugian. Hal tersebut

dikarenakan adanya penurunan produktifitas, semangat dan

motivasi pekerja yang mengalami pelecehan seksual. Pekerja yang

tidak terlibat pelecehan seksual namun melihat atau mengetahui

tindakan tersebut terjadi di tempat kerjanya, dapat kehilangan

motivasi bekerja karena tidak dapat menerima atau takut terhadap

kejadian tersebut.

ii. Perusahaan dapat kehilangan stafnya yang berharga. Pekerja yang

mengalami pelecehan seksual akan memilih untuk mengundurkan

diri mereka, meskipun dianggap memiliki kinerja dan prestasi yang

baik.

iii. Meningkatnya tingkat absensi dan stress kerja dikalangan pekerja.

Pekerja takut kembali mengalami pelecehan seksual di tempat kerja

dan akibat-akibat lainnya yang memicu pekerja untuk berada dalam

rumah atau tempat yang dianggap aman.

iv. Adanya pelecehan seksual di tempat kerja dapat merusak standart

etika dan disiplin perusahaan tersebut. Pekerja yang mengalami

pelecehan seksual akan menghilangkan rasa hormat mereka pada

atasan atau rekan kerja mereka.

v. Citra perusahaan akan rusak atau menurun karena adanya kabar

yang tersiar terkait pelecehan seksual di kalangan masyarakat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

b. Sudut pandang hukum

i. Perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikenakan pelanggaran

hukum jika kasus pelecehan seksual tersebut diabaikan. Dalam

peraturan industrial pemilik/atasan/majikan wajib memastikan

pekerjanya tidak mengalami bentuk pelanggaran di tempat kerja.

ii. Adanya tindak pidana atau gugatan perdata yang dilakukan secara

tegas terhadap praktek-praktek kerja yang tidak adil dan tindakan

pelecehan terhadap pekerja oleh atasan atau rekan kerja.

iii. Kurangnya penjelasan terkait bentuk-bentuk pelecehan seksual di

tempat kerja dapat mempermudah pelaku membawa perusahaan ke

pengadilan dan mengajukan banding terhadap langkah-langkah

disipliner atau pemecatan yang dialami pelaku.

c. Sudut pandang individu

i. Korban biasanya mengalami kerugian keuangan tertinggi meskipun

pelaku atau bahkan pengamat juga dapat mengalami kerugian

keuangan akibat adanya tindakan pelecehan seksual di tempat kerja.

ii. Pekerja yang mengundurkan diri karena masalah pelecehan seksual

sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan referensi dari

atasan mereka sebelumnya, sehingga membuat mereka kesulitan

untuk mencari posisi lain atau perusahaan lain.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

iii. Korban yang menolak/mengeluh ketika mengalami pelecehan akan

kesulitan mendapatkan promosi sehingga hal tersebut menahan

proses pengembangan karir mereka.

iv. Para pelaku pelecehan seksual sendiri akan mudah jatuh ke dalam

kebiasaan buruk jika perilaku tersebut terus-menerus berjalan tanpa

adanya hambatan. Hal tersebut mampu menimbulkan dampak

negatif terkait efektifitas pekerja, hubungan antar pekerja serta

kehidupan pribadinya.

v. Para pekerja yang menjadi pengamat tindakan pelecehan seksual di

tempat kerja akan kehilangan rasa percaya mereka terhadap para

atasan atau rekan kerja khususnya para pelaku serta muncul rasa

terancam dalam diri mereka. Pekerja juga akan memiliki

kepercayaan akan adanya “aturan main” di dalam perusahaan yang

melibatkan tindakan seksual.

6. Pengukuran Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Sebagian besar pengukuran-pengukuran pelecehan seksual di tempat

kerja bertujuan melihat jumlah presentase korban pelecehan seksual. salah

satunya di Pentagon pada tahun 1995, yang menemukan bahwa 78% wanita

dan 38% pria yang aktif bekerja memiliki pengalaman pelecehan seksual di

tempat kerja (U.S. Department of Defense, 1995; Levay & Sharon, 2006).

Pada tahun 1997 Lois Harris Poll (dalam Levay & Sharon) menemukan

bahwa sekitar 32% (31% pelaku pria dan 1% pelaku wanita) wanita dan 7%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

(3% pelaku pria dan 4% pelaku wanita) pria yang bekerja aktif di Amerika

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau

rekan kerjanya.

Beberapa pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja

menggunakan konstruksi psikologis. Salah satunya Sexual Harassment

Questionaire yang dikembangkan oleh Jullian, Inez, Chaterine, Kevin, Clive

dan Deborah (1996). Dikembangkan berdasarkan hasil survei terhadap 800

orang pekerja di negara Kanada. Terdapat 31 item dengan format respon

Likert dengan skor 1 sampai 5. Ada juga skala Sex and Workplace yang

dikembangkan oleh Gutek (1985). Terdapat 8 item yang dikembangkan

berdasarkan definisi secara legal pelecehan seksual di tempat kerja.

Menggunakan respon format Likert dengan skor 1 sampai 3.

Pada penelitian ini pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja

dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran psikologis yaitu SEQ-

DoD. Merupakan salah satu versi alat ukur SEQ yang dikembangkan oleh

Lois Fitzgerald, Vicki J., Fritz Drasgow dan Craig R. (1999). SEQ-DoD

merupakan salah satu alat ukur SEQ yang digunakan untuk mengukur

pelecehan seksual di tempat kerja, yang sebelumnya digunakan di dunia

militer dengan subjek pria dan wanita (Fitzgerald, dkk., 1999). SEQ-DoD

merupakan alat ukur pelecehan seksual di tempat kerja yang menghubungkan

antara definisi legal dari pelecehan seksual yang berasal dari definisi The

EEOC dan bentuk konstruk dari social behavior pelecehan, karena definisi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

legal dari pelecehan seksual kurang begitu mampu merepresentasikan bentuk

perilaku pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja (Fitzgerald, dkk.,

1999). Total item yang dimiliki sebanyak 22 item dengan format respon

Likert skor 1 sampai 5.

B. Psikosomatis

1. Pengertian Psikosomatis

Dalam ranah psikiatri psikosomatis disebut dengan psychophysiological

reaction yang merupakan suatu ekspresi organis baik dalam bentuk disfungsi

atau perubahan patologis yang ditimbulkan akibat emosi yang kronis yang

disalurkan melalui susunan saraf autonom (Kartono & Gulo, 1978). Bahasa

yang lebih sederhana adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan

emosi yang bereaksi berlebihan (Kartono & Gulo, 1978). Roan (1979)

menjelaskan istilah psikosomatis digunakan untuk menjelaskan dua hal yakni:

a. Untuk menyatakan cara pendekatan klinis dalam ilmu kedokteran dimana

manusia dianggap mempunyai tubuh dan jiwa yang saling berdampingan,

dimana keduanya akan menderita bila terdapat suatu penyakit.

b. Untuk menyatakan sekelompok penyakit atau sindroma yang dinyatakan

dalam gangguan atau kerusakan jaringan fisik maupun fungsinya

terutama gangguan fungsi susunan saraf autonom dimana faktor emosi

memegang peranan penting.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Berdasarkan teori diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa psikosomatis

adalah sekumpulan penyakit fisik baik dalam bentuk disfungsi atau perubahan

patologis yang disebabkan oleh adanya emosi yang berlebihan dalam diri

seseorang yang disalurkan melalui susunan saraf autonom.

2. Jenis – Jenis Psikosomatis

Prawirohardjo (1973) dalam bukunya membuat klasifikasi atas jenis-

jenis psikosomatik dalam beberapa bentuk, dengan bantuan terjemahan bahasa

penyakit dari kamus Kedokteran Dorland (Hartanto, dkk., 2002)

a. Bagian sistem cardiovascular, berkaitan dengan jantung dan pembuluh

darah.

b. Bagian sistem gastrointestinal, berkaitan dengan lambung dan usus.

c. Bagian sistem musculoskeletal, berkaitan dengan sistem kompleks yang

melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh.

d. Bagian sistem respiratory, berkaitan dengan sistem pernafasan.

e. Bagian sistem endocrine, berkaitan dengan organ atau struktur yang

mengeluarkan bahan yang dihasilkannya ke dalam darah atau cairan

limfe.

f. Bagian sistem kulit

g. Bagian sistem genitourinary, berkaitan dengan organ genital.

h. Bagian sistem nervorum, berkaitan dengan sistem saraf.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

3. Penyebab Psikosomatis

Kartono dan Kartini (1980) menjelaskan bahwa kondisi psikhe atau jiwa

menentukan timbulnya penyakit soma atau badaniah. Sebagai contoh ketakutan

hebat mengakibatkan detak jantung yang cepat dan rasa lemas pada tubuh.

Detak jantung yang cepat dan rasa lemas merupakan fisiologis yang

diidentifikasikan sebagai produk dari konflik emosionil dan kecemasan-

kecemasan kronis.

(Prawirohardjo, 1973) menjelaskan bahwa individu dengan mental yang

sehat memiliki ego yang berfungsi dengan baik berarti ego bisa menyalurkan

dorongan-dorongan insting maupun material-material konflik lainnya dengan

baik. Akan tetapi jika ego gagal dalam melaksanakan tugasnya maka akibatnya

adalah penyakit mental. Bila dalam penyaluran tersebut ego mengekspresikan

ke dalam penyakit-penyakit organ melalui susunan saraf autonom maka

hasilnya adalah suatu penyakit psikosomatis.

Tebbets (dalam Fathonnah, 2012) menjelaskan bahwa kebanyakan

penyakit bersifat psikosomatis dipilih (untuk dimunculkan) pada level pikiran

bawah sadar untuk lari dari situasi yang dipersepsikan sebagai suatu tekanan

mental berlebihan yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti: marah, benci,

dendam, takut dan perasaan bersalah. Ruesch (dalam Roan, 1979) menjelaskan

gangguan psikosomatis merupakan akibat dari ketegangan jiwa oleh perubahan-

perubahan sosial dan mobilitas yang sering terjadi karena adanya tekanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

ambisi yang tinggi, kebutuhan akan konformitas dan penekanan dari dorongan

naluri.

David dan leslie (dalam, Fathonnah, 2012) menjelaskan 7 hal yang

dapat menjadi penyebab penyakit psikosomatis yakni:

a. Internal conflict: konflik diri yang melibatkan dua bagian atau ego state.

b. Organ Language: bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam

mengungkapkan perasaannya, misal: “ia bagaikan duri dalam daging

yang membuat tubuh saya sakit”. Bila pernyataan ini diulang maka

pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit

sesuai dengan sematik yang digunakan.

c. Motivation/secondary gain: keuntungan yang didapat seseorang dengan

sakit yang dideritanya, misalnya: perhatian orang tua, suami, istri atau

lingkungannya, atau menghindari beban tanggung jawab tertentu.

d. Past experience: pengalaman masa lalu yang bersifat trauma yang

mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri

seseorang.

e. Identification: penyakit yang muncul akibat diidentifikasikan dengan

seseorang atau figur otoritas yang dikaguminya, misalnya: seseorang akan

mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritasnya.

f. Self punishment: pikiran bawah sadar membuat seseorang sakit, karena

memiliki perasaan bersalah akibat melakukan suatu hal tindakan yang

bertentangan dengan nilai hidup yang dipegang orang tersebut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

g. Imprint: pemikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang

mengalami emosi yang intens, misalnya: orang tua menanamkan program

pikiran bawah sadar anak dengan berkata “jangan sampai kehujanan,

nanti bisa flu, pilek, dan demam”.

4. Pengukuran Psikosomatis

Pengukuran-pengukuran psikosomatis sering dilakukan dalam dunia

medis. Pengukuran psikosomatis dilakukan dengan menggunakan konstruksi

psikologis. Salah sataunya Psychosomatic Symptom Inventory yang

dikembangkan oleh Philips (1971). Digunakan untuk mengukur gejala

psikosomatis yang dialami oleh orang dewasa (Rosa & Allan Mazur, 1974).

Psychosomatic Symptoms yang dikembangkan oleh Derogatis (1979)

berdasarkan The Hopkins Symptoms Checklist (HSCL) yang memiliki tiga-sub

skala yakni: depression, anxiety dan somatization (Wolpin, Ronald & Esther,

2004).

Pada penelitian ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala

yang dikembangkan oleh Yuriko Takata dan Yumiko (2004) di negara Jepang,

yaitu: Psychosomatic Complaint Scale. Terdapat 30 item yang dikembangkan

berdasarkan hasil survei terhadap 400 orang dewasa yang mengalami

psikosomatis. Validitas menggunakan proses expert judgment yang dilakukan

oleh dokter medis dan psikiater ahli psikosomatis. Proses reliabilitas dilakukan

dengan test-retest pada tahun 1997, 1998 dan 1999 dengan menggunakan

karakteristik subjek yang sama yakni orang dewasa. Pengembang skala


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

menggunakan tujuh aspek dalam pengukuran psikosomatis yang sama dengan

hasil temuan klasifikasi psikosomatis oleh Prawiraharjo (1973). Respon skala

menggunakan format Likert dengan skor 1 sampai 4.

C. Dinamika Pelcehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis

Secara keseluruhan penelitian tentang pelecehan seksual di tempat kerja

menemukan bahwa dampak pelecehan seksual adalah efek negatif (Maypole &

Rosemarie, 1983) baik dampak negatif secara fisik maupun secara emosional

(Crooks & Karla, 1983). Hasil penelitian Julian, dkk. (1996) menemukan dampak

secara langsung yang dialami korban pelecehan seksual adalah merubah mood korban

menjadi negatif dalam bentuk kecemasan dan/atau depresi.

Seseorang bisa mengalami gangguan secara fisik akibat adanya gangguan

secara psikis atau emosi dalam diri (El Quussy, 1974). Canon (dalam Roan, 1979)

telah menyelidiki adanya hubungan yang sangat erat antara kondisi emosi seseorang

dengan fungsi tubuh seseorang, misalnya hubungan erat antara susunan saraf

autonom dengan rasa takut atau marah. Ketika seseorang memiliki tekanan emosi

yang bereaksi secara berlebihan, hal tersebut mampu mengakibatkan gangguan fisik

(Kartono & Gulo, 1978).

Tebbets (dalam Fathonnah, 2012) menjelaskan bahwa suatu tekanan mental

yang berlebihan yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti marah, benci, dendam,

takut dan perasaan bersalah dapat mengakibatkan munculnya gejala psikosomatis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

Prawiroharjo (1973) menjelaskan bahwa ketika fungsi ego tidak berfungsi dengan

baik, yang berarti ego tidak bisa menyalurkan material-material konflik dengan benar,

menyebabkan ego akan mengekspresikan material konflik tersebut ke dalam susunan

saraf autonom, sehingga menimbulkan reaksi psikosomatis. Roan (1979)

menjelaskan bahwa proses emosi yang terdapat pada otak dapat disalurkan melalui

susunan saraf autonom ke dalam alat-alat viseral sehingga menimbulkan gejala

psikosomatis.

Ketika seseorang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang

dilakukan oleh atasan atau rekan kerja nya, maka secara langsung korban pelecehan

seksual tersebut akan mengalami perubahan mood menjadi negatif baik dalam bentuk

kecemasan ataupun depresi (Julian, dkk., 1996). Ketika mood negatif tersebut muncul

secara intens dan bereaksi secara berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual

(Kartono & Gulo, 1979) serta ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam

menyalurkan material konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan

mengekspresikan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom

(Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga menimbulkan

korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.

Korban pelecehan seksual dapat mengalami pengalaman traumatik dan

perasaan bersalah ketika dirinya dilecehkan (Crooks & Karla, 1983). Pengalaman

masa lalu yang bersifat trauma dan rasa bersalah diri atau self punishment

mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri korban pelecehan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

seksual (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012). Ketika ego korban tidak

mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan material konflik tersebut (mood

negatif), maka membuat ego akan mengekspresikan material konflik tersebut melalui

susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979)

sehingga menimbulkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.

Ketika korban pelecehan seksual mengungkapkan perasaannya melalui bahasa

tubuh yang digunakannya, contohnya menganggap pelaku bagai duri dalam daging

yang membuat tubuhnya sakit(David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012). Bila

pernyataan ini diulang terus menerus, maka pikiran bawah sadar akan menangkap

pernyataan tersebut (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012) dan dalam otak

ego akan menyalurkan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom ke

dalam alat-alat viseral dan hal tersebut menyebabkan korban pelecehan seksual

mengalami psikosomatis.

D. Hipotesis

Berdasarkan dinamika antara pelecehan seksual di tempat kerja dan psikosomatis,

maka peneliti mengangkat satu hipotesis yakni pelecehan seksual di tempat kerja

mampu memprediksi munculnya psikosomatis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

Seseorang mengalami tindakan


pelecehan seksual yang dilakukan
oleh atasan atau rekan kerjanya

Secara langsung korban akan mengalami


perubahan mood menjadi negatif dalam
bentuk kecemasan/depresi (Julian, dkk.,
1996).

Ketika mood negatif muncul secara intens dan bereaksi secara


berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual (Kartono & Gulo,
1979) serta ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam
menyalurkan material konflik tersebut

Membuat ego mengekspresikan material Membawa masuk ke


konflik tersebut melalui susunan saraf dalam alat-alat
autonom (Prawiroharjo, 1973) viseral (Roan, 1979)

Korban Pelecehan seksual di tempat


kerja mengalami Psikosomatis

Gambar 1. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

30

Seseorang mengalami tindakan


pelecehan seksual yang dilakukan
oleh atasan atau rekan kerjanya

Secara langsung korban akan mengalami


perubahan mood menjadi negatif dalam
bentuk kecemasan/depresi (Julian, dkk.,
1996).

Mengalami Pengungkapan perasaan


Mengalami Perasaan
pengalaman traumatik korban pelecehan
bersalah/ self punishment
(Crooks & Karla, melalui bahasa tubuh
(Crooks & Karla, 1983)
1983)

Memunculkan emosi negatif yang Pikiran bawah dasar akan menangkap


intens dalam diri korban (David Cheek pernyataan tersebut (David Cheek &
& Leslie, 1968; Fathonah, 2012) Leslie, 1968; Fathonah, 2012)

Membawa masuk ke
Ego tidak bekerja dengan baik, membuat ego dalam alat-alat
mengekspresikan material konflik tersebut melalui viseral (Roan, 1979)
susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973)

Korban Pelecehan Seksual


mengalami Psikosomatis

Gambar 2. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian yakni deskriptif dan regresi.

Deskriptif adalah penelitian yang melibatkan satu variabel pada satu kelompok tanpa

menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain

(Purwanto, 2008). Deskriptif digunakan untuk melihat deskripsi pelecehan seksual di

tempat kerja. Regresi adalah penelitian yang menginvestigasi tentang hubungan

fungsional di antara beberapa variabel (Nawari, 2010). Regresi digunakan untuk

melihat prediksi pelecehan seksual di tempat kerja terhadap munculnya psikosomatis.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006). Variabel merujuk pada

karakteristik atau atribut dari individu atau kelompok yang dapat diukur atau

diobservasi dan bervariasi antara individu atau kelompok yang sedang dipelajari

(Cresswell, 2007). Penelitian ini menggunakan pelecehan seksual di tempat kerja

sebagai variabel bebas atau variabel prediktor dan psikosomatis sebagai variabel

terikat atau variabel kriterium.

31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

32

C. Definisi Operasional

1. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti

mengangkat definisi operasional pelecehan seksual di tempat kerja pada

penelitian ini adalah perilaku menghina, merendahkan, mengganggu,

merugikan dan tidak diinginkan yang mengandung unsur seksual dan

dilakukan oleh atasan atau rekan kerja secara sengaja dan berulang dalam

lingkungan kerja. Perilaku pelecehan seksual di tempat kerja tergolong dalam

tiga dimensi yakni: gender harassment, unwanted sexual attention dan sexual

coercion, dalam bentuk perilaku pelecehan seksual secara fisik, secara verbal,

dengan bahasa tubuh, bersifat tertulis atau grafis dan psikologis/emosional.

Pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja menggunakan skala

SEQ-DoD dengan respon Likert 1 sampai 5. Semakin tinggi skor yang

diperoleh dalam pengukuran menunjukkan semakin sering seseorang tersebut

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

2. Psikosomatis

Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti

mengangkat definisi operasional psikosomatis pada penelitian ini adalah

sekumpulan penyakit fisik baik dalam bentuk disfungsi ataupun perubahan

patologis yang disebabkan oleh adanya emosi yang berlebihan dalam diri

seseorang yang disalurkan melalui susunan syaraf autonom. Tergolong dari


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

33

beberapa jenis bagian sistem antara lain: sistem cardiovascular, sistem

gastrointestinal, sistem musculoskeletal, sistem respiratory, sistem endocrine,

sistem kulit, sistem genitourinary, sistem nervorum. Pengukuran psikosomatis

menggunakan skala PCS dengan respon Likert 1 sampai 4. Semakin tinggi

skor yang diperoleh dalam pengukuran menunjukkan semakin sering

seseorang tersebut mengalami psikosomatis,

D. Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek, penelitian ini menggunakan nonprobability

sampling dimana tidak setiap anggota populasi mempunyai peluang terpilih sebagai

sample (Purwanto, 2008). Berdasarkan definisi teoritis dan tujuan penelitian maka

peneliti menentukan kriteria subjek adalah orang-orang yang bekerja di sebuah

tempat kerja dan memiliki atasan atau rekan kerja dalam bekerja. Peneliti menyadari

bahwa pelecehan seksual adalah hal yang sensitif di kalangan masyarakat, sehingga

peneliti tidak memasukkan pengalaman pelecehan seksual di tempat kerja sebagai

kriteria subjek penelitian.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode

angket yang merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik

tertentu yang diberikan kepada subjek (Tukiran & Hidayati, 2011). Angket
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

34

yang digunakan merupakan angket berbentuk skala yakni serangkaian level,

tingkatan atau nilai yang mendeskripsikan derajat tertentu (Tukiran &

Hidayati, 2011).

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni online dan

langsung. Pengumpulan data online dilakukan dengan menyebarkan link

angket melalui media sosial dan pesan singkat dan melalui surat resmi yang

disebar di beberapa tempat kerja dengan menyertakan link angket di dalam

surat. Pengumpulan data langsung dilakukan dengan cara menemui secara

langsung subjek penelitian di tempat kerja dengan menyertakan surat resmi

perijinan pengambilan data

Pengumpulan data online dikhususkan untuk para pekerja yang

bekerja dengan menggunakan gadget di kesehariannya. Sedangkan

pengumpulan data langsung dikhususkan untuk para pekerja yang kurang

begitu paham dengan penggunaan gadget atau jarang bersinggungan dengan

gadget, juga untuk para pekerja yang bekerja di luar ruangan.

2. Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan adaptasi skala pada kedua

variabel penelitian untuk mengungkap data penelitian. Peneliti menggunakan

adaptasi skala Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense

atau SEQ-DoD untuk variabel pelecehan seksual di tempat kerja dan

adaptasi skala Psychosomatic Complaint Scale atau PCS untuk variabel

psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

35

a. SEQ-DoD

Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense

atau SEQ-DoD merupakan skala yang dikembangkan oleh Fitzgerald

dengan bantuan para kolega dan muridnya. Pertimbangan peneliti

memilih skala SEQ-DoD karena SEQ merupakan skala yang cukup

banyak digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya untuk

mengukur pelecehan seksual, sedangkan versi DoD merupakan skala

SEQ yang digunakan untuk mengukur pelecehan seksual di tempat

kerja dan dapat digunakan untuk subjek pria dan wanita.

Skala SEQ-DoD menghubungkan antara definisi legal

pelecehan seksual di tempat kerja dengan social behavior construct

(Gutek, 2004). Fitzgerald menjelaskan bahwa defenisi legal tidak

cukup mampu dalam merepresentasikan bentuk perilaku pelecehan

seksual, sehingga diperlukan juga untuk melihat bentuk konstruk dari

social behavior pelecehan seksual dalam suatu konteks sosial (Gutek,

2004). Maka selain mengadaptasi peneliti perlu melihat bentuk

konstruk dari sosial behavior pelecehan seksual di tempat kerja

dengan melakukan survei dengan satu pertanyaan terbuka pada 100

orang pekerja (50 pria dan 50 wanita) tanpa membedakan usia,

jabatan, tempat kerja, lama bekerja serta latar belakang pendidikan

terakhir. Berikut bentuk pertanyaan angket terbuka pada 100 pekerja:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

36

“Menurut Anda, apa saja tindakan yang Tidak Menyenangkan atau

Tidak Diinginkan yang bersifat cabul/seronok/mesum/hal yang berunsur

seksual yang tejadi di tempat kerja ?”

Berdasarkan hasil survei peneliti melakukan pengelompokan

hasil survei dari 100 orang pekerja (terlampir) diperoleh 11 item untuk

item tambahan dari skala SEQ-DoD. 11 item merupakan bentuk-

bentuk perilaku pelecehan seksual yang belum ada pada skala SEQ-

DoD. Terdapat perbedaan antara item asli dan item tambahan skala,

contohnya pada dimensi unwanted sexual attention pada item asli

”Atasan atau rekan kerja mengajak saya berkencan” dan pada item

tambahan “Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan menggoda atau

mesum melalui pesan singkat (misalnya; SMS, WA, BBM, dsb)”.

Kedua perilaku menunjukkan bahwa perbedaan jaman mempengaruhi

perubahan perilaku pelecehan seksual di tempat kerja. Perbedaan lain

dapat dilihat pada lampiran blueprint skala SEQ-DoD.

Total item yang digunakan pada skala SEQ-DoD pada

penelitian ini sebanyak 33 item, 22 item yang terdapat pada skala asli

SEQ-DoD dan 11 item diperoleh dari hasil survei. Sesuai dengan skala

SEQ-DoD, respon skala menggunakan format skala likert dengan skor

1 sampai 5 (tidak pernah – setiap saat). Berikut tabel sebaran item dan

tabel skor skala SEQ-DoD:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

37

Tabel 1

Sebaran Item Skala SEQ-DoD

Nomer Item
Item hasil
Aspek Item SEQ-DoD survei Jumlah
Gender 2, 14, 20, 24, 25,
Harassment 26 4, 13, 17 12
27, 28, 29

Unwanted Sexual 19, 23, 30, 31 1, 6, 7, 8, 10, 11, 13


Attention 12, 15, 16

Sexual Coercion 3, 5, 9, 18, 21, 22 8


32, 33
Jumlah 33

Tabel 2

Skor Skala SEQ-DoD

Respon Skor
Tidak pernah 1
Sekali-dua kali 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Setiap saat 5

b. PCS

Psychosomatic Complaint Scale atau PCS merupakan skala

yang dikembangkan oleh Yuriko Takata dan Yumiko di negara

Jepang. Pertimbangan peneliti memilih skala PCS karena PCS

merupakan skala yang mengukur psikosomatis secara umum tanpa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

38

spesifikasi bagian penyakit tertentu, serta digunakan pada subjek

dewasa. Meskipun skala di kembangkan di negara Jepang, peneliti

beranggapan bahwa skala PCS tetap bebas dari budaya karena setiap

manusia memiliki mekanisme fisik yang sama dalam merespon emosi

yang ada dalam dirinya (Canon, 1939; Roan, 1979). Total item pada

skala PCS sebanyak 30 item dengan format respon likert skor 1

sampai 4 (tidak pernah sampai sering). Berikut tabel sebaran item dan

tabel skor skala PCS:

Tabel 3

Sebaran Item Skala PCS

Aspek Nomor item Jumlah


Sistem Cardiovascular dan 1, 2, 9, 16, 4
pembuluh darah
Sistem Gastrointestinal 3, 4, 5, 6 4
Sistem Musculoskeletal 7, 8, 14, 15, 18, 22 6
Sistem Respiratory 10, 17, 24 3
Sistem Endocrine 12, 19, 26, 27 4
Sistem Kulit 13, 25, 28 3
Sistem Genitourinary 20, 23, 30 3
Sistem Nervorum 11, 21, 29 3
Total 30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

39

Tabel 4

Skor Skala PCS

Respon Skor
Tidak pernah 1
Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk menentukan

validitas pada alat ukur penelitian ini, peneliti menggunakan metode validitas

isi atau content validity. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi

melalui pengujian terhadap kelayakan atau revalansi isi tes dengan

menggunakan analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui

expert judgment (Hendryadi, 2014).

a. SEQ-DoD

Pada skala SEQ-DoD proses expert judgment dilakukan oleh

dosen pembimbing peneliti dan beberapa mahasiswa psikologi

Universitas Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian item-item SEQ-

DoD khususnya pada item-item tambahan hasil survei terbuka.

Peneliti juga melakukan proses back-translation yang dibantu oleh


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

40

dosen pembimbing peneliti serta mahasiswa psikologi dan sastra

inggris Universitas Sanata Dharma. Skala SEQ-DoD diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, untuk melihat kesesuaian tata bahasa skala

kembali diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

b. PCS

Proses expert judgment skala PCS dilakukan oleh dosen

pembimbing peneliti untuk melihat kesesuaian item-itemnya. Peneliti

juga melakukan proses back-translation dengan bantuan dosen

pembimbing peneliti dan mahasiswa psikologi Universitas Sanata

Dharma. Skala PCS diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, untuk

melihat kesesuaian tata bahasa skala kembali diterjemahkan ke dalam

bahasa Inggris kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa

Indonesia. Dikarenakan skala PCS berkaitan dengan istilah penyakit,

maka peneliti dengan bantuan mahasiswa famasi Universitas Sanata

Dharma mencoba membahasakan nama penyakit ke dalam bahasa

yang lebih dipahami oleh masyarakat awam.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Secara garis besar ide pokok yang terkandung dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

(Azwar, 1997). Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala psikologi

dilakukan bilamana item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

41

dikompilasikan menjadi satu (Azwar, 1999). Reliabilitas dinyatakan oleh

koefisiensi reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentan dari 0

sampai dengan 1.00. Semakin nilai koefisiensi reliabilitas mendekati angka

1.00 maka semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya jika nilai koefisiensi

mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Proses seleksi item

dilakukan dengan melihat nilai korelasi item total pada masing-masing item.

Item yang baik memiliki nilai rix ≥ 0.30 (Azwar, 1999).

a. SEQ-DoD

Pada skala SEQ-DoD asli memiliki nilai Cronbach’s Alpha

sebesar α = 0.83 pada wanita dan α = 0.79 pada pria (Fitzgerald, dkk.,

1999) sehingga dapat dikatakan skala asli memiliki reliabilitas yang

tinggi. Pada skala SEQ-DoD yang digunakan penelitian ini memiliki

nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut :

Tabel 5

Reliabilitas skala SEQ-DoD

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Item
0.966 33

Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada skala

SEQ-DoD sebesar α = 0.966. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala

SEQ-DoD yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

42

masing-masing item skala SEQ-DoD memiliki nilai minimal rix

sebesar 0.52, sehingga dari 33 item tidak ada terseleksi.

b. PCS

Pada skala asli PCS dilakukan proses test-retest untuk melihat

reliabilitas skala. Pengukuran dilakukan pada tahun 1997, 1998 dan

1999 dengan menggunakan karakteristik subjek yang sama yakni

subjek dewasa dengan rentan usia 25 sampai 40 tahun. Pada

pengukuran pertama tahun 1997 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar α = 0.93, tahun 1998 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar α = 0.91 dan di tahun 1999 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar α = 0.92. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala asli

memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada skala PCS yang digunakan

penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut :

Tabel 6

Reliabilitas skala PCS

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Item
0.934 30

Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada skala

PCS sebesar α = 0.934. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala PCS

yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada masing-masing


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

43

item skala SEQ-DoD memiliki nilai minimal rix sebesar 0.38,

sehingga dari 30 item tidak ada terseleksi.

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Metode statistik deskriptif merupakan perhitungan yang sederhana dan

dilakukan untuk memperjelas karakteristik data dalam penelitian (Azwar,

1999). Siregar (2014) menjelaskan bahwa analisis deskriptif berkenaan

dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau

menguraikan data sehingga data mudah dipahami.

2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Residu

Dalam regresi untuk pengujian normalitas sebaran, tidak

menggunakan skor dependentnya melainkan skor residualnya (Santoso,

2010). Uji normalitas residu bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik memiliki distribusi

yang normal pada skor residualnya (Ghozali, 2006). Uji normalitas residu

penelitian ini menggunakan uji statistik dengan metode Kolmogorov-

smirnov dengan nilai alpha sebesar 5%.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

44

b. Uji Heterokedasitas

Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari skor residualnya (Ghozali,

2006). Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak

terjadi heterokedasitas (Ghozali, 2006). Uji heterokedasitas penelitian ini

menggunakan uji statistik dengan metode uji Glejser dengan nilai alpha

sebesar 5%.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk menyatakan bahwa ada hubungan

antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso,

2010). Peningkatan atau penurunan kuantitas satu variabel akan diikuti

secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel

lainnya (Santoso, 2010). Uji linearitas penelitian ini menggunakan uji

statistik dengan metode Test for linearity dengan nilai alpha sebesar 5%.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode linear

sederhana. Regresi linear sederhana digunakan untuk satu variabel bebas dan

satu variabel terikat (Siregar, 2009). Tujuan penerapan metode ini adalah

untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat yang

dipengaruhi oleh variabel terikat (Siregar, 2009).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan skala penelitian

dengan melakukan adaptasi skala yakni skala Sexual Experience Questionnaire

versi Department of Defense atau SEQ-DoD pada variabel pelecehan seksual di

tempat kerja dan skala Psychosomatic Complaint Scale atau PCS pada variabel

psikosomatis. Sebelum melakukan adaptasi peneliti mengirimkan izin

penggunaan skala pada penelitian ini pada masing-masing pengembang skala

melalui e-mail. Dikarenakan skala SEQ-DoD menghubungkan antara definisi

legal pelecehan seksual di tempat kerja dengan social behavior construct , maka

peneliti perlu melihat bentuk konstruk social behavior pelecehan seksual di

tempat kerja pada konteks sosial di Indonesia. Peneliti melakukan survei satu

pertanyaan terbuka terhadap 100 orang pekerja (50 pria dan 50 wanita) tanpa

membedakan usia, jabatan, tempat kerja, lama bekerja serta latar belakang

pendidikan terakhir pekerja. Hasil survei menemukan 11 item yang

menggambarkan bentuk perilaku pelecehan seksual di tempat kerja yang belum

ada pada skala asli SEQ-DoD.

Peneliti kemudian melakukan proses expert judgment pada skala SEQ-

DoD dan skala PCS yang dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti. Tahap

45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

46

selanjutnya peneliti melakukan proses back-translation pada kedua skala. Proses

back-translation dilakukan dengan bantuan dosen pembimbing peneliti serta

beberapa mahasiswa Psikologi dan Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma.

Dikarenakan item-item PCS berkaitan dengan nama-nama penyakit maka peneliti

melakukan penyederhanaan nama penyakit dengan bantuan mahasiswa Farmasi

agar item mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Persiapan terakhir peneliti menyiapkan skala ke dalam dua bentuk yakni

dalam bentuk online dan bentuk booklet. Pada bentuk online peneliti

memasukkan skala SEQ-DoD, skala PCS, pertanyaan data demografik subjek

dan prosedur pengerjaan ke dalam program online yakni

www.surveymonkey.com. Pada bentuk booklet peneliti memasukkan skala SEQ-

DoD, skala PCS, pertanyaan data demografik subjek dan prosedur pengerjaan ke

dalam angket booklet dan melakukan proses pencetakan.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2015 sampai

30 November 2015 dengan menggunakan dua cara. Cara pertama dilakukan

secara online, peneliti menyebarkan link angket online melalui media sosial,

pesan singkat dan melalui surat resmi yang disebar di beberapa tempat kerja

dengan menyertakan link angket online di dalam surat pengantar. Cara pertama

ini dikhususkan untuk para pekerja yang dalam kesehariannya bekerja

menggunakan komputer atau gadget. Diharapkan pekerja yang menjadi subjek


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

47

penelitian dapat dengan mudah mengisi angket penelitian melalui gadget dan

merasa privasi data mereka terjamin kerahasiaannya.

Cara kedua dilakukan secara langsung, peneliti langsung menemui

subjek penelitian di tempat kerja mereka dengan menyertakan surat resmi

perijinan penganbilan data. Cara kedua ini dikhususkan untuk para pekerja yang

tidak menggunakan gadget dalam bekerja atau kurang begitu paham dengan

penggunaan gadget serta untuk para pekerja yang bekerja di luar ruangan. Untuk

menjaga kerahasiaan data subjek penelitian, peneliti memasukkan masing-

masing angket penelitian ke dalam amplop satu per satu.

Sebagai reward atas kesediaan pekerja menjadi subjek penelitian, peneliti

menyediakan reward untuk masing-masing subjek penelitian. Subjek yang

mengerjakan angket secara online mendapatkan reward pulsa regular, sedangkan

subjek yang mengerjakan angket secara langsung mendapat reward souvenir

kerjinan tangan.

C. Deskripsi Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 460 orang pekerja

yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 304 subjek

mengisi angket secara online, 156 subjek mengisi angket secara langsung dan

4 subjek mengirimkan hasil angket melalui e-mail. Peneliti melakukan

pengguguran sebanyak 182 subjek, hal tersebut dikarenakan subjek yang

gugur tidak lengkap dalam melakukan pengisian skala serta subjek dianggap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

48

tidak sesuai dengan kriteria penelitian. Total subjek yang digunakan pada

penelitian ini sebanyak 278 subjek.

Setelah melakukan proses penguguran, peneliti mulai medeskripsikan

subjek berdasarkan data demografi subjek yakni: usia, identitas seksual, status

relasi, tingkat pendidikan terakhir, jenis lapangan kerja, masa bekerja, jenis

instansi, jabatan, jumlah dominasi rekan kerja dan domisili kerja. Semua hasil

deskripsi subjek ditentukan oleh subjek penelitian sendiri dengan cara mengisi

pertanyaan dengan jawaban singkat atau dengan memilih pilihan yang telah

dicantumkan peneliti dalam angket data demografik subjek.

Pertama peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan usia subjek

penelitian, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan usia:

Tabel 7

Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia

Usia Frequency Percent


18 - 20 tahun 7 2.5%
21 - 30 tahun 169 60.8%
31 - 40 tahun 40 14.4%
41 - 50 tahun 50 18%
51 - 60 tahun 12 4.3%
Total 278 100%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian ini didominasi oleh

pekerja yang berusia sekitar 21 tahun sampai 30 tahun, sedangkan subjek


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

49

yang berusia 11 tahun sampai 20 tahun berjumlah paling sedikit dan diikuti

oleh subjek yang berusia 51 tahun sampai 60 tahun.

Kedua peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan identitas seksual

seksual subjek penelitian, berikut tabel deskripsi subjek penelitian

berdasarkan identitas seksual:

Tabel 8

Deskripsi Subjek Berdasarkan Identitas Seksual

Identitas Seksual Frequency Percent


Pria Maskulin 120 43.3%
Pria Agak Feminin 19 6.9%
Pria Feminin 5 1.8%
Wanita Feminin 86 31%
Wanita Agak Maskulin 42 14.8%
Wanita Maskulin 6 2%
Total 278 100%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh subjek

pria maskulin dan wanita feminin, sedangkan jumlah paling kecil merupakan

subjek pria feminin dan wanita maskulin. Ketiga peneliti mendeskripsikan

subjek berdasarkan status relasi yang dimiliki oleh subjek, berikut hasil tabel

deskripsi subjek berdasarkan status relasi yang dimiliki:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

50

Tabel 9

Deskripsi Subjek Berdasarkan Status Relasi

Status Relasi Frequency Percent


Lajang 87 31.3%
Berpacaran 76 27.3%
Bertunangan 4 1.4%
Menikah 111 39.9%
Total 278 100%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa jumlah subjek didominasi oleh subjek

yang memiliki relasi perkawinan, sedangkan subjek dengan relasi pertunangan

memiliki jumlah paling sedikit dibandingkan subjek yang memiliki relasi

berpacaran dan lajang.

Keempat peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir yang dimiliki oleh subjek, berikut tabel deskripsi subjek

berdasarkan tingkat pendidikan terakhir:

Tabel 10

Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan Frequency Percent


SD 3 1.1%
SMP 3 1.1%
SMA/SMK 89 32.1%
D1, D2, D3 39 13.7%
S1/D4 128 46.2%
S2, S3 16 5.8%
Total 278 100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

51

Hasil deskripsi menunjukkan subjek penelitian didominasi oleh subjek dengan

latar belakang pendidikan terakhir S1/D4, sedangkan subjek dengan

pendidikan terakhir SD dan SMP berjumlah paling sedikit. Kelima peneliti

mendeskripsikan subjek berdasarkan jenis lapangan pekerjaan subjek, berikut

tabel deskripsi subjek berdasarkan jenis lapangan kerja:

Tabel 11

Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja

Jenis Bidang Pekerjaan Frequency Percent


Administrasi 21 7.6%
Badan Keamanan Negara 1 0.4%
Badan Pemerintahan 9 3.3%
Informasi dan Komunikasi 27 9.7%
Jasa Akomodasi 43 15.5%
Jasa Distributor 1 0.4%
Jasa Kesehatan 8 2.9%
Jasa Keuangan dan Asuransi 37 13.4%
Jasa Konstruksi 1 0.4%
Jasa Konsultasi 6 1.8%
Jasa Pelayanan Masyarakat 2 0.7%
Jasa Pelayanan Rumah Tangga 20 7.2%
Jasa Pembuatan Design Grafis 1 0.4%
Jasa Pendidikan 43 15.5%
Jasa Profesional dan Teknisi 11 4%
Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 7 2.5%
Pabrik atau Industri 21 7.6%
Perdagangan / Wirausaha 15 5.6%
Perpustakaan 4 1.4%
Total 278 100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

52

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek didominasi oleh pekerja bidang

jasa akomodasi dan jasa pendidikan dan jasa keuangan dan asuransi,

sedangkan subjek yang bekerja di bidang badan keamanan negara, jasa

distributor, jasa konstruksi, dan jasa pembuatan design grafis berjumlah paling

sedikit.

Keemam peneliti mendiskripsikan subjek berdasarkan masa bekerja

subjek di tempat kerjanya, berikut hasil tabel deskripsi subjek berdasarkan

masa kerja:

Tabel 12

Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Kerja

Masa Bekerja Frequency Percent


Kurang dari 1 tahun 57 20.6%
1 sampai 5 tahun 118 42.2%
6 sampai 10 tahun 37 13.4%
11 sampai 15 tahun 20 7.2%
Diatas 15 tahun 46 16.6%
Total 278 100.%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek didominasi oleh pekerja yang

bekerja antara 1 tahun hingga 5 tahun masa bekerja, sedangkan subjek yang

bekerja antara 11 tahun hingga 15 tahun berjumlah paling sedikit. Ketujuh

peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jenis instansi tempat subjek

bekerja, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan jenis instansi tempat

subjek bekerja:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

53

Tabel 13

Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Instansi

Instansi Frequency Percent


Negeri 26 9.4%
Swasta 252 90.6%
Total 278 100%

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian merupakan

pekerja yang bekerja di instansi swasta, sedangkan subjek yang bekerja pada

instansi negeri berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan instansi

swasta.

Kedelapan peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jabatan

subjek di tempat kerja, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan jabatan

yang dimiliki subjek:

Tabel 14

Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan

Jabatan Frequency Percent


Direktur 3 1.1%
Manajer 20 7.2%
Supervisor 24 8.7%
Staf 231 83.0%
Total 278 100%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh pekerja

yang memiliki jabatan staf, sedangkan jabatan direktur berjumlah paling

sedikit dibandingkan subjek dengan jabatan supervisor atau manajer.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

54

Kesembilan peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jumlah dominasi

rekan kerja yang dimiliki oleh subjek di tempat kerja, berikut tabel deskripsi

subjek berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja subjek di tempat kerja:

Tabel 15

Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Rekan Kerja

Jumlah Rekan Kerja Frequency Percent


Jumlah pria jauh lebih banyak 80 28.8%
Jumlah pria agak lebih banyak 46 16.5%
Jumlah pria dan wanita seimbang 85 30.6%
Jumlah wanita agak lebih banyak 46 16.5%
Jumlah wanita jauh lebih banyak 21 7.6%
Total 278 100.0%

Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh pekerja

yang memiliki jumlah rekan kerja antara pria dan wanita seimbang dan

pekerja yang memiliki jumlah rekan kerja pria jauh lebih banyak. Terakhir

peneliti mendeskripsikan subjek bedasarkan domisili tempat subjek bekerja,

berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan domisili tempat subjek bekerja:

Tabel 16

Deskripsi Subjek Berdasarkan Domisili Kerja

Domisili Frequency Percent


Bandung 4 1.4%
Bantul 7 2.5%
Banyumas 1 0.4%
Batu 1 0.4%
Bekasi 3 1.1%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

55

Bogor 1 0.4%
Cibubur 2 0.7%
Cilacap 1 0.4%
Denpasar 1 0.4%
Depok 1 0.4%
Gunung Kidul 2 0.7%
Jakarta 30 10.7%
Jambi 1 0.4%
Jember 1 0.4%
Klaten 6 2.2%
Kota Waringin Timur 1 0.4%
Kudus 1 0.4%
Kulon Progo 2 0.7%
Magelang 3 1.1%
Makasar 1 0.4%
Malang 4 1.4%
Palembang 5 1.8%
Pati 1 0.4%
Pontianak 3 1.1%
Prambanan 1 0.4%
Semarang 4 1.4%
Seminyak 1 0.4%
Sleman 51 18.3%
Solo 6 2.2%
Sukaharjo 1 0.4%
Surabaya 4 1.4%
Tangerang 6 2.2%
Tanjung Pandang 1 0.4%
Tarakan 1 0.4%
Tasikmalaya 1 0.4%
Wonosari 1 0.4%
Yogyakarta 116 41.8%
Total 278 100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

56

Hasil menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh pekerja wilayah

provinsi D.I Yogyakarta dan provinsi DKI Jakarta. Sebagian besar subjek

penelitian merupakan pekerja yang bekerja di wilayah-wilayah pulau jawa.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian adalah cara menggambarkan karakteristik

atau ukuran sekelompok data yang dianalisis dengan menggunakan teknik

statistik, dengan tujuan memperoleh gambaran umum mengenai data yang

sedang diukur (Siregar, 2013). Pada proses deksripsi data penelitian peneliti

mencoba membandingkan nilai mean teorits dan nilai mean empiris pada

masing-masing variabel penelitian. Penghitungan mean teoritis menggunakan

cara manual sedangkan mean empiris menggunakan SPSS for Windows versi

22.0, berikut tabel deskripsi penelitian:

Tabel 17

Deskripsi Data Penelitian

Teoritis Empiris
Skala N Sig(p) Mean Min Max SD Mean Min Max SD
SEQ-DoD 278 0.000 99 33 165 22 42.5 33 128 17.2
Pcs 278 0.000 75 30 120 15 62.1 30 104 16

Hasi tabel menunjukkan pada variabel pelecehan seksual di tempat

kerja nilai mean teoritis diperoleh sebesar 99 sedangkan nilai mean empiris

diperoleh sebesar 42.5, hal tersebut menunjukkan bahwa pelecehan seksual di

tempat kerja pada penelitian ini dinilai rendah. Pada variabel psikosomatis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

57

nilai mean teoritis diperoleh sebesar 75 sedangkan nilai mean empiris

diperoleh sebesar 62.1, hal tersebut menunjukkan bahwa psikosomatis pada

penelitian ini juga dinilai rendah. Dapat disimpulkan bahwa pelecehan seksual

di tempat kerja dan psikosomatis pada penelitian ini dikatakan rendah karena

nilai mean teoritis lebih besar dibandingkan nilai mean empiris.

3. Kategorisasi

Dalam mempermudah peneliti melakukan analisis deskripsi pada

variabel pelecehan seksual di tempat kerja, maka peneliti membuat

kategorisasi subjek penelitian. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan

subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,

1999). Dalam menentukan kategorisasi peneliti menentukan norma

kategorisasi berdasarkan nilai mean teoritis dan standart deviasi teoritis.

Berdasarkan hasil pembuatan norma kategorisasi, peneliti mengkategorikan

subjek penelitian ke dalam enam kategori. Berikut tabel norma kategorisasi

dan tabel kategori subjek berdasarkan norma kategorisasi:

Tabel 18
Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
X = 33 Tidak mengalami
33 < X ≤ (μ - 2 . σ) Frekuensi sangat rendah
(μ - 2 . σ) < X ≤ (μ - 1 . σ) Frekuensi rendah
(μ - 1 . σ) < X ≤ (μ + 1 . σ) Frekuensi sedang
(μ + 1 . σ) < X ≤ (μ + 2 . σ) Frekuensi tinggi
(μ + 2 . σ) < X Frekuensi sangat tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

58

Keterangan :
μ : Mean Teoritis
σ : Standart deviasi teoritis

Tabel 19

Kategori Subjek Berdasarkan Norma

Skor Kategorisasi Freq Percent


X = 33 Tidak mengalami 102 36.7%
33 < X ≤ 55 Frekuensi sangat rendah 137 49.3%
55 < X ≤ 77 Frekuensi rendah 22 7.9%
77 < X ≤ 121 Frekuensi sedang 16 5.8%
121 < X ≤ 143 Frekuensi tinggi 1 0.4%
143 < X Frekuensi sangat tinggi 0 0.0%

Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa subjek penelitian ini didominasi oleh

pekerja yang mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah,

sedangkan hanya satu subjek yang mengalami pelecehan seksual di tempat

kerja dengan frekuensi tinggi dan tidak ada subjek yang mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja dengan frekuensi sangat tinggi.

D. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan atau

mendeskriptifkan masalah pelecehan seksual di tempat kerja. Proses analisis

deskriptif dilakukan dengan cara mendeskriptifkan hasil skor total skala SEQ-

DoD dengan data demografis pada masing-masing subjek penelitian. Analisis

deskriptif pertama, peneliti mendeskriptifkan skor total pada masing-masing


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

59

item SEQ-DoD dengan tujuan untuk mengetahui perilaku pelecehan seksual

yang sering muncul dan jarang muncul di tempat kerja. Berikut grafik

histogram skor total pada masing-masing item SEQ-DoD:

Gambar 3. Histogram Skor Total Masing-masing Item SEQ-DoD

Hasil grafik menunjukkan bahwa perilaku “bicara atau candaan atasan

atau rekan kerja yang mengarah pada unsur seksual” item no. 23, perilaku

“atasan atau rekan kerja yang memanggil dengan panggilan mesra (baby,

honey, sayang)” item no. 8 dan perilaku “memberi komentar yang tidak

menyenangkan tentang penampilan tubuh atau aktivitas seksual” item no. 2

merupakan perilaku pelecahan seksual yang cenderung lebih banyak muncul

di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi unwanted

sexual attention (item no. 8 dan 23) dan dimensi gender harassment (item no.

2) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

60

Hasil grafik juga menunjukkan bahwa perilaku “memberikan iming-

iming akan mendapat promosi cepat atau perlakukan baik, jika mau

melakukan aktifitas seksual” item no. 3, perilaku “usaha mengajak

berhubungan seks dengan atasan atau rekan kerja” item no. 5 dan perilaku

“memperlakuan secara buruk karena menolak melakukan aktifitas seksual”

item no. 18 merupakan perilaku pelecehan seksual yang cenderung jarang

muncul di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi

sexual coercion (item no. 3, 5 dan 18) dalam bentuk pelecehan seksual secara

verbal.

Analisis deskriptif kedua peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan identitas seksual pada masing-masing subjek, dengan

tujuan untuk mengetahui identitas seksual yang lebih cenderung mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan identitas seksualnya:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

61

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 4. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Identitas Seksual

Hasil grafik menunjukkan bahwa subjek dengan identitas seksual pria

maskulin sekitar 64% tidak mengalami pelecehan seksual dan 36%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan

sedang. Pria agak feminin 32% tidak mengalami pelecehan seksual dan 68%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan

sedang. 20% pria feminin tidak mengalami pelecehan seksual dan 80%

mengalami mengalami pelecehan seksual.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

62

Subjek dengan identitas seksual wanita feminim 32% tidak mengalami

pelecehan seksual dan 68% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi

sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Wanita dengan identitas seksual

agak feminim sekitar 22% tidak mengalami pelecehan seksual dan 78%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan

sedang. 67% wanita maskulin tidak mengalami pelecehan seksual dan 33%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah.

Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja pria agak feminin, pria

feminin, wanita feminin dan wanita agak maskulin cenderung lebih banyak

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan pria maskulin dan

wanita maskulin. Dapat dikatakan bahwa pekerja feminin lebih banyak

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja

maskulin.

Analisis deskriptif ketiga peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan usia pada masing-masing subjek, dengan tujuan untuk

mengetahui usia yang lebih cenderung mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan

usianya:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

63

Usia 18 - 20 tahun Usia 21 - 30 tahun


S T
S T 8% 1%
0% 0% R TM
R
33% TM 11% 23%
56%
SR SR
11% 57%

Usia 31 - 40 tahun Usia 41 - 50 tahun


S
5%
R S T
3% T 0% SR 0%
TM 0% 30%
SR 50% R
0% TM
42% 70%

Usia 51 - 60 tahun
R
8%
T
S SR
0%
0% 25%
TM
67%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 5. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Usia

Hasil grafik menunjukkan subjek usia 18 sampai 20 tahun 56% tidak

mengalami pelecehan seksual dan 44% mengalami pelecehan seksual dengan

frekuensi sangat rendah dan rendah. Subjek usia 21 sampai 30 tahun 23%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

64

tidak mengalami pelecehan seksual dan 77% mengalami pelecehan seksual

dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. 50% subjek usia

31 sampai 40 tahun tidak mengalami pelecehan dan 50% mengalami

pelecehan dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 70% subjek

usia 41 sampai 50 tahun tidak mengalami pelecehan seksual dan 30%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. Subjek usia 51

sampai 60 tahun 67% tidak mengalami pelecehan seksual dan 33%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan rendah.

Hasil analisis disimpulkan pekerja berusia 21 sampai 30 tahun lebih

cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja

berusia 18 sampai 20 tahun dan usia 31 sampai 60 tahun lebih cenderung

sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Analisis deskriptif keempat peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan tingkat pendidikan terakhir pada masing-masing

subjek, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan yang lebih

cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie

chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan tingkat pendidikan terakhir:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

65

SD SMP

T R T
SR
0% 0% S 0%
0% TM
TM S 33% 34%
100% 0%
R
0% SR
33%

S SMA / SMK D1, D2 dan D3


T
4% T
0% S 3%
R 8%
5% TM TM
R
42% 16% 31%

SR
49% SR
42%

S1/D4 S2 dan S3
S
6% T R T
R 0% 0% 0%
9% TM SR
31% 47% S
TM 0%
53%
SR
54%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 6. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

66

Hasil grafik menunjukkan subjek dengan pendidikan terakhir SD

100% tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, sedangkan subjek

dengan pendidikan terakhir SMP 34% tidak mengalami pelecehan seksual dan

64% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan

sedang. 42% subjek dengan pendidikan terakhir SMA/SMK tidak mengalami

pelecehan seksual dan 58% mengalami pelecehan dengan frekuensi sangat

rendah, rendah dan sedang. 31% subjek dengan pendidikan terakhir D1, D2

dan D3 tidak mengalami pelecehan seksual dan 69% mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan

tinggi. Subjek dengan pendidikan terakhir S1/D4 31% tidak mengalami

pelecehan seksual dan 69% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi

sangat rendah, rendah dan sedang. 53% subjek dengan pendidikan terakhir S2

dan S3 tidak mengalami pelecehan seksual dan 47% mengalami pelecehan

seksual dengan frekuensi sangat rendah.

Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja dengan pendidikan terakhir

SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4 lebih cenderung banyak mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja dengan pendidikan terakhir SMP,

S2 dan S3 lebih cenderung sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat

kerja dan pekerja dengan pendidikan terakhir SD tidak mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja.

Analisis deskriptif kelima peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan masa bekerja pada masing-masing subjek, dengan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

67

tujuan untuk mengetahui masa bekerja yang lebih cenderung mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan masa kerja:

Masa kerja kurang dari Masa kerja 1 - 5 tahun


setahun T
S S
R 1%
2% 12%
9% TM
R 24%
TM
24% 12%
T
SR 0%
SR
65% 51%

Masa kerja 6 - 10 tahun Masa kerja 11 - 15


S
3% tahun
R
3% T T
S
0% 0%
TM 0%
SR
43%
35%
SR R
0% TM
51%
65%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

68

Masa kerja diatas 15 tahun


R
2% T
0%
SR
31% S
0%

TM
67%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 7. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Masa Berkerja

Hasil grafik menunjukkan subjek yang bekerja kurang dari setahun

24% tidak mengalami pelecehan, sedangkan 76% mengalami pelecehan

seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. Subjek yang

bekerja 1 sampai 5 tahun 24% tidak mengalami pelecehan seksual dan 76%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang

dan tinggi. 43% subjek yang bekerja 6 sampai 10 tahun tidak mengalami

pelecehan seksual, sedangkan 57% mengalami pelecehan seksual dengan

frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 65% subjek yang bekerja 11

sampai 15 tahun tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 35%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. 67% subjek

yang bekerja diatas 15 tahun tidak mengalami pelecehan seksual di tempat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

69

kerja, sedangkan 33% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat

rendah.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja kurang

dari setahun hingga 10 tahun, cenderung lebih banyak mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja yang bekerja lebih dari

11 tahun keatas.

Analisis deskriptif keenam peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja pada masing-masing

subjek, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah dominasi rekan kerja yang

lebih cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik

pie chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja:

Jumlah pria jauh lebih Jumlah pria agak lebih


banyak banyak
S T T
3% 1% 0%
S
R 17% TM
TM R
5% 20%
43% 7%

SR
SR
48%
56%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

70

Jumlah antara pria dan Jumlah wanita agak lebih


wanita seimbang banyak
S
T
7%
S 1%
T
4% R
R 0%
TM 7% TM
13% 32%
41%

SR SR
41% 54%

Jumlah wanita jauh lebih


banyak

KK SS
0% 0%
SK
S 43%
0%
TM
57%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 8. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jumlah Dominasi Rekan

Kerja

Hasil grafik menunjukkan subjek yang memiliki rekan kerja dengan

jumlah pria jauh lebih banyak 43% tidak mengalami pelecehan seksual,

sedangkan 57% mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dengan

frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 20% subjek yang memiliki rekan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

71

kerja dengan jumlah pria agak lebih banyak tidak mengalami pelecehan

seksua, 80% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah,

rendah dan sedang. Subjek yang memiliki rekan kerja dengan jumlah antara

pria dan wanita seimbang 41% tidak mengalami pelecehan seksual dan 59%

mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang

dan tinggi. 32% subjek yang memiliki rekan kerja dengan jumlah wanita agak

lebih banyak tidak mengalami pelecehan seksual, 68% mengalami pelecehan

seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. Subjek yang

memiliki rekan kerja dengan jumlah wanita jauh lebih banyak 57% tidak

mengalami pelecehan seksual, sedangkan 43% mengalami pelecehan seksual

dengan frekuensi sangat rendah.

Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja sebagian besar mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja meskipun jumlah rekan kerja lebih

didominasi oleh pria atau dominasi wanita. Akan tetapi pekerja yang memiliki

rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah pria cenderung lebih banyak

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, dibandingkan dengan pekerja

yang memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah wanita.

Analisis deskriptif ketujuh peneliti mendeskriptifkan skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan jabatan kerja pada masing-masing subjek, dengan

tujuan untuk mengetahui jabatan kerja yang lebih cenderung mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala

SEQ-DoD berdasarkan jabatan kerja:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

72

Jabatan Direktur Jabatan Manajer


T
S R
R T 0%
0% 10%
0% 0%
TM SR TM
S 100% SR 30% 60%
0% 0%

Jabatan Supervisor Jabatan Staf


S S T
R 6% 6% 1%
6% T
0% R
TM TM
32% 3%
43%

SR SR
56% 50%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 9. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jabatan Kerja

Hasil grafik menunjukkan subjek dengan jabatan kerja Direktur 100%

tidak mengalami pelecehan seksual. Subjek dengan jabatan kerja Manajer

60% tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 40% mengalami

pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan rendah. 32% subjek

dengan jabatan kerja Supervisor tidak mengalami pelecehan seksual,

sedangkan 68% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat

rendah, rendah dan sedang. Subjek dengan jabatan kerja staf 50% tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

73

mengalami pelecehan seksual dan 50% mengalami pelecehan seksual dengan

frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.

Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja dengan jabatan kerja

Supervisor dan Staf lebih cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja dibandingkan pekerja dengan jabatan Manajer atau bahkan

jabatan Direktur.

Analisis deskriptif kedelapan peneliti mendeskriptifkan skor total

skala SEQ-DoD berdasarkan jenis bidang pekerjaan pada masing-masing

subjek, dengan tujuan untuk mengetahui jenis bidang pekerjaan yang lebih

cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie

chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan jenis bidang pekerjaan :

Bidang Administrasi Bidang Keamanan


Negara

SR T R
S
19% T 0% 0%
0%
0%
TM
R TM 100%
SR
0% 81% S
0%
0%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

74

Bidang Badan Bidang Informasi dan


Pemerintahan Komunikasi
S
S 11% T
T
0% TM
R 0% R 0%
11%
22% 15% TM
33%

SR
SR
67%
41%

Bidang Jasa Akomodasi Bidang Jasa Distributor


T
2%
R S
S TM
0% 0%
16% 23%
TM
R
100%
16% SR
0% T
SR 0%
43%

Bidang Jasa Kesehatan Bidang Jasa Keuangan


S
dan Asuransi
8%
S
T
0% R
TM 0% T
3%
27% 0%
TM
R 46%
0% SR
SR 43%
73%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

75

Bidang Jasa Konstruksi Bidang Jasa Konsultasi

S T S SS
0% 0% 0% TM 0%
33%
TM KK
100% 0% SK
R SR
0% 67%
0%

Bidang Jasa Pelayanan Bidang Jasa Pelayanan


Masyarakat Rumah Tangga
S T
5% 0%
R T
R
0% 0%
15%
SR TM TM
50% 50% 55%
S
0% SR
25%

Bidang Jasa Pembuatan S Bidang Jasa Pendidikan


Design Grafis 9%
R
4%
SR T
R 0%
0% TM
0%
39%
S T
TM
0% 0% SR
100%
48%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

76

Bidang Jasa Profesional Bidang Kesenian,


dan Teknisi Hiburan dan Rekreasi

T S
0% 0% R TM T
TM 17% 0%
0%
SR 45%
R SR
55%
0% 83% S
0%

Bidang Pabrik atau Bidang Perdagangan


R Industri atau Wirausaha
14% TM S
14% 6%

TM
R 27% T
S 0% 0%
T SR
0% SR 0% 67%
72%

Bidang Perpustakaan

R T
0% 0%
TM
25%
S
SR
0%
75%

Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:


Sedang, T: Tinggi

Gambar 10. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jenis Bidang Kerja


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

77

Hasil grafik menunjukkan subjek yang bekerja pada bidang

Administrasi 19% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat

rendah, sedangkan subjek yang bekerja pada bidang Badan Keamanan Negara

100% tidak mengalami pelecehan seksual, dan bidang Badan Pemerintahan

89% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan

rendah. Pada bidang Informasi dan Komunikasi 67% subjek mengalami

pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang,

sedangkan pada bidang Jasa Akomodasi 77% subjek mengalami pelecehan

seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Subjek

yang bekerja pada bidang Jasa Distributor 100% tidak mengalami pelecehan

seksual.

Pada bidang Jasa Kesehatan 73% subjek mengalami pelecehan seksual

dengan frekuensi sangat rendah, sedangkan pada bidang Jasa Keuangan dan

Asuransi 54% subjek mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat

rendah, rendah dan sedang. 100% subjek yang bekerja pada bidang konstruksi

tidak mengalami pelecehan seksual. 67% subjek yang bekerja pada bidang

konsultasi mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah.

Subjek yang bekerja pada bidang Jasa Pelayanan Masyarakat 50% mengalami

pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, sedangkan pada bidang

Jasa Pelayanan Rumah Tangga 45% mengalami pelecehan seksual dengan

frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

78

Subjek yang bekerja pada bidang Jasa Pembuatan Design Grafis 100%

tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 61% subjek yang bekerja pada

bidang Jasa Pendidikan mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat

rendah. 55% subjek pada bidang Jasa Profesional dan Teknisi mengalami

pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. 87% subjek yang bekerja

pada bidang Kesenian, Hiburan dan Rekreasi mengalami pelecehan seksual

dengan frekuensi sangat rendah. 86% subjek yang bekerja pada bidang Pabrik

dan Industri mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah

dan rendah. Subjek yang bekerja pada bidang Perdagangan 73% mengalami

pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, dan 75% subjek yang

bekerja pada bidang Perpustakaan mengalami pelecehan seksual dengan

frekuensi sangat rendah.

Hasil analisis disimpulkan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja

terjadi di sebagian besar bidang pekerjaan. Pekerja yang bekerja di bidang

Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri, Kesenian dan Hiburan, Jasa

Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung banyak mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja. Pekerja yang bekerja di bidang Jasa Konsultasi, Jasa

Kesehatan, Perpustakaan, Jasa Pendidikan, Informasi dan Komunikasi lebih

cenderung sedang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pelecehan

seksual di tempat kerja lebih cenderung sedikit pada pekerja yang bekerja di

bidang Keuangan dan Asuransi, Jasa Pelayanan Masyarakat, Jasa Pelayanan

Rumah Tangga, Jasa Profesional dan Administrasi. Pekerja pada bidang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

79

Badan Keamanan Negara, Konstruksi, Design Grafis dan Distributor

cenderung tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Analisis deskriptif kesembilan peneliti mendeskriptifkan pelaku

pelecehan seksual di tempat kerja berdasarkan berdasarkan masing-masing

item pada skala SEQ-DoD, dengan tujuan untuk melihat kecenderungan

pelaku pelecehan seksual di tempat kerja. Analisis dilakukan dengan

menggunakan grafik pie chart dan grafik batang. Grafik pie chart digunakan

untuk melihat jumlah dominasi pelaku pelecehan seksual di tempat kerja,

sedangkan grafik batang digunakan untuk melihat kecenderungan bentuk

perilaku pelaku pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart

dan grafik batang deskriptif pelaku pelecehan seksual di tempat kerja:

Pelaku Pelecehan Seksual di


Tempat Kerja

Wanita
26%

Pria
74%

Gambar 11. Pie Chart Pelaku Pelecehan Seksual di Tempat Kerja


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

80

Gambar 12. Histogram Pelaku Pelecehan Seksual Berdasarkan Item SEQ-


DoD

Hasil grafik pie chart menunjukkan pelaku pelecehan seksual di

tempat kerja didominasi oleh jumlah pria yakni sebesar 74% dan 26%

merupakan jumlah pelaku wanita. Hasil grafik histogram menunjukkan pada

pelaku pelecehan seksual wanita cenderung lebih banyak melakukan perilaku

pelecehan seksual seperti “memberi komentar yang tidak menyenangkan

tentang penampilan tubuh atau aktivitas seksual” (pada item no. 2) dan

perilaku “berbicara dan bercanda hal-hal yang mengarah pada unsur seksual

atau mesum” (pada item no. 23). Kedua perilaku tersebut tergolong dalam

perilaku pelecehan seksual dimensi unwanted sexual attention dan gender

harassment dalam bentuk verbal.

Pada perilaku “menyogok / menyuap dengan hadiah atau imbalan

untuk melakukan aktivitas seksual” (pada item no. 9) dan perilaku


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

81

“memandang atau menatap dengan penuh nafsu atau tidak senonoh” (pada

item no. 10) cenderung dilakukan pria di tempat kerja. Kedua perilaku

tersebut tergolong dalam dimensi perilaku pelecehan seksual sexual coercion.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pelaku pelecehan seksual di

tempat kerja didominasi oleh pria. Pelaku pelecahan seksual wanita lebih

cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual attention

dan gender harassment dalam bentuk verbal. Pelaku pelecehan seksual pria

cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual attention,

gender harassment dan sexual attention dalam bentuk verbal maupun non-

verbal.

2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Residu

Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti melakukan uji

asumsi data penelitian. Uji asumsi pertama adalah uji normalitas

residu. Uji normalitas residu pada data penelian ini, dengan tujuan

untuk melihat distribusi penyebaran nilai residu data penelitian.

Persamaan regresi yang baik adalah jika penyebaran nilai residunya

normal (Sunyoto, 2010). Uji normalitas residu dilakukan dengan

metode statistik Kolmogorov-Smirnov dengan nilai alpha sebesar 5%.

Berikut tabel hasil uji normalitas residu:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

82

Tabel 20

Uji Normalitas Residu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 278
Normal Parameters Mean 0.0000000
Std.
Deviation 14.95591326
Most Extreme
Differences Absolute 0.047
Positive 0.047
Negative -0.023
Test Statistic 0.47
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200
a. Test distribution is Normal.
b. Caculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) mencapai

0.200. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data yang diuji memiliki

distribusi penyebaran nilai residu yang normal, karena nilai p

mencapai 0.200 (> 0.05).

b. Uji Heterokedasitas

Uji asumsi kedua adalah uji heterokedasitas, dengan tujuan

untuk melihat kesamaan varian nilai residualnya. Persamaan regresi

yang baik jika varian residualnya memiliki kesamaan atau tidak terjadi

heterokedasitas (Sunyoto, 2010). Uji heterokedasitas dilakukan dengan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

83

metode statistik uji Glejser dengan nilai alpha 5%. Berikut tabel hasil

uji heterokedasitas:

Tabel 21

Uji Glejser Heterokedasitas

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.089 1.487 8.133 0.000
Pelecehan seksual
di tempat kerja -0.009 0.032 -0.017 -0.287 0.774

Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Sig. mencapai 0.774. Hal

tersebut menunjukkan bahwa data yang diuji tidak terjadi

heterokedasitas atau terjadi homokedasitas, dikarenakan nilai Sig.

0.774 lebih besar dari nilai alpha 0.05.

c. Uji Linearitas

Uji asumsi ketiga peneliti melakukan uji linearitas dengan

tujuan untuk melihat hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis

(Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan metode statistik Test

for Linierity dengan nilai alpha sebesar 5%. Berikut hasil tabel uji

linearitas:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

84

Tabel 22

Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Psikosomatis* Between (Combined) 19013.437 48 363.113 1.763 0.003
Pelecehan
seksual Groups Linearity 8518.161 1 8518.16 37.903 0.000
Deviation
di tempat kerja from
Linearity 10495.276 47 223.304 0.994 0.491

Within
Groups 51463.901 229 224.733
Total 704477.338 277

Hasil tabel menunjukkan nilai Sig. diperoleh sebesar 0.000. Hal

tersebut menunjukkan bahwa data yang diuji menunjukkan adanya

linearitas, dikarenakan nilai Sig. 0.000 < 0.05.

3. Uji Hipotesis

Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data yang diuji memiliki

perserbaran distribusi residualnya yang normal, nilai residual memiliki varian

yang sama atau tidak terjadi heterokedasitas dan menunjukkan adanya

linearitas, sehingga dari hasil uji asumsi, diasumsikan data yang diuji

memiliki persamaan regresi yang baik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan metode statistik regresi linear sederhana dengan nilai alpha

sebesar 5%, dengan tujuan untuk melihat prediksi munculnya psikosomatis

akibat pelecehan seksual. Berikut hasil tabel uji hipotesis:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

85

Tabel 23

Uji Hipotesis

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1. (Constant) 48.477 2.392 20.270 0.000
Pelecehan Seksual
di Tempat Kerja 0.322 0.52 0.348 6.16 0.000

Hasil tabel menunjukkan persamaan regresi linear sederhana pada uji regresi

data adalah Y = 48.477 + 0.322. X1. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai

β = 0.348, nilai t = 6.160 dan nilai p = 0.000 (< 0.05), hal tersebut

menunjukkan bahwa pelecehan seksual mampu memprediksi munculnya

psikosomatis, sehingga hipotesis penelitian diterima.

4. Analisis Tambahan

Untuk melihat kemampuan variabel pelecehan seksual di tempat kerja

dalam memprediksi munculnya psikosomatis, peneliti menggunakan nilai R

square atau pada hasil regresi. Berikut tabel koefisiensi determinan:

Tabel 24

Koefisiensi Determinan

Adjusted Std. Error of the


Model R R Square R Square Estimate

1 0.348 0.121 0.118 14.983


a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

b. Dependent Variable: Psikosomatis


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

86

Hasil tabel menunjukkan nilai R square diperoleh sebesar 0.121. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja dalam

memprediksi munculnya psikosomatis sebesar 12,1%, sedangkan 87,9%

(100% - 12,1%) diprediksi oleh variabel lain.

E. Pembahasan

1. Pembahasan Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pertama ditemukan:

a. Perilaku “bicara atau candaan atasan atau rekan kerja yang mengarah

pada unsur seksual” item no. 23.

b. Perilaku “atasan atau rekan kerja yang memanggil dengan panggilan

mesra (baby, honey, sayang)” item no. 8.

c. Perilaku “memberi komentar yang tidak menyenangkan tentang

penampilan tubuh atau aktivitas seksual” item no. 2.

Merupakan perilaku pelecahan seksual yang cenderung lebih banyak muncul

di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi unwanted

sexual attention (item no. 8 dan 23) dan dimensi gender harassment (item no.

2) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.

Perilaku bercanda dan berbicara yang mengandung unsur seksual dan

perilaku memanggil seseorang dengan mesra, sangat berkaitan dengan

perilaku humor seksual. Menurut Freud (dalam Samuel, 1981) bahwa humor

yang paling lucu adalah humor yang mengandung unsur seksual dan agresi,

sehingga tidak diragukan bahwa perilaku berbicara atau bercanda yang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

87

mengandung unsur seksual perilaku memanggil seseorang dengan mesra

cenderung lebih banyak terjadi di tempat kerja karena dianggap pekerja lucu

atau sebagai hiburan di tempat kerja.

Perasaan ketidaksukaan kita dengan orang lain cenderung membuat

kita sering melontarkan berbagai asumsi dan praduga negatif pada orang

tersebut (Siahaan, 1990). Penjelasan tersebut mengarahkan peneliti pada

perilaku “memberi komentar yang tidak menyenangkan tentang penampilan

tubuh atau aktivitas seksual”. Peneliti berasumsi bahwa pekerja yang memiliki

perasaan tidak suka pada rekan kerjanya, akan selalu memberikan komentar-

komentar negatif terkait dengan pekerjaanya atau bahkan kehidupan

pribadinya.

Hasil analisis deskriptif pertama juga menemukan bahwa perilaku :

a. Perilaku “memberikan iming-iming akan mendapat promosi cepat atau

perlakukan baik, jika mau melakukan aktifitas seksual” item no. 3.

b. Perilaku “usaha mengajak berhubungan seks dengan atasan atau rekan

kerja” item no. 5.

c. Perilaku “memperlakuan secara buruk karena menolak melakukan

aktifitas seksual” item no. 18.

Merupakan perilaku pelecehan seksual yang cenderung jarang muncul di

tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi sexual

coercion (item no. 3, 5 dan 18) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

88

Hasil tersebut terkait dengan salah satu penelitan yang menemukan bahwa

sebagian besar pelaku-pelaku pelecehan seksual di tempat kerja lebih sering

dan senang melakukan pelecehan seksual dalam bentuk perilaku yang

tersamar seperti bercanda atau gesture yang mengandung unsur seksual,

dibandingkan perilaku mengajak seseorang berhubungan seksual (Welsh,

1999).

Hasil pembahasan pertama dapat disimpulkan bahwa perilaku

pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual attention

dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat kerja

khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual. Sedangkan perilaku

pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion cenderung

lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih menyenangi

perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak tubuh yang

berunsur seksual.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif kedua ditemukan pekerja pria

agak feminin, pria feminin, wanita feminin dan wanita agak maskulin

cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja

dibandingkan pria maskulin dan wanita maskulin. Dapat dikatakan bahwa

pekerja feminin cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja dibandingkan dengan pekerja maskulin.

Maskulinitas dan feminintas selalu dikaitkan dengan pandangan

gender ( Beringhausen & Kerstan, 1992; Zulaikha, 2006). Feldman (dalam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

89

Nauly, 2003) pada penelitiannya menemukan beberapa karakteristik umum

maskulin dan feminin. Karakteristik feminin digambarkan emosional,

subjektif, tidak logis, suka mengeluh, lemah, putus asa mudah tersinggung

serta tergantung pada orang lain. Karakteristik maskulin digambarkan agresif,

mandiri, objektif, tidak mudah dipengaruhi, percaya diri, logis, kompetitif dan

ambisius. Berdasarkan penggambaran karakteristik dapat dijelaskan bahwa

pekerja feminin lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja,

karena karakterk feminin lebih lemah, tidak agresif dan bergantung pada

orang lain, sehingga karakter feminim lebih sering menerima pelecehan

seksual.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif ketiga ditemukan pekerja berusia

21 sampai 30 tahun lebih cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja. Pekerja berusia 18 sampai 20 tahun dan usia 31 sampai 60

tahun lebih cenderung sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Pada perkembangan manusia, usia 21 sampai 30 tahun tergolong dalam usia

orang dewasa awal. Dalam segi kehidupan sosial, orang-orang dewasa awal

akan mencari keintiman emosional dan fisik kepada teman sebaya atau

pasangan romantis. Hubungan ini mengisyaratkan keterampilan seperti

kesadaran diri, empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, pembuatan

keputusan seksual, penyelesaian konflik dan kemampuan untuk

mempertahankan komitment (Papalia, Olds & Feldman, 2008).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

90

Teori penjelasan diatas peneliti berasumsi pekerja dengan usia 21

sampai 30 tahun cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual,

karena pada usia tersebut pekerja mencari keintiman baik secara fisik dan

emosi kepada rekan atau atasan kerjanya. Ketika pekerja tersebut tidak

waspada terhadap orang yang didekatinya, maka pekerja tersebut akan dengan

mudah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh

atasan atau rekan kerjanya.

Berdasarkan hasil deskriptif keempat ditemukan pekerja dengan

pendidikan terakhir SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4 lebih cenderung

banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja dengan

pendidikan terakhir SMP, S2 dan S3 lebih cenderung sedikit mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja dan pekerja dengan pendidikan terakhir SD

tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berdasarkan hasil tersebut

peneliti berasumsi bahwa latar belakang tingkat pendidikan akhir seorang

pekerja tidak mampu menjadi faktor resiko seseorang menjadi korban

pelecehan seksual di tempat kerja. Hal tersebut ditunjukkan bahwa pekerja

dengan pendidikan terakhir SD justru tidak mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja. Kemungkinan terbesar ada faktor lain yang lebih beresiko yang

dapat menyebabkan seseorang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja,

seperti: jabatan, karakter seseorang dan masa kerja seseorang.

Berdasarkan hasil deskriptif kelima ditemukan pekerja yang bekerja

kurang dari setahun hingga 10 tahun, cenderung lebih banyak mengalami


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

91

pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja yang bekerja

lebih dari 11 tahun keatas. Frekuensi lama bekerja seseorang mempengaruhi

power yang dimilikinya di dalam suatu perusahaan, semakin seseorang lama

bekerja, semakin orang tersebut memiliki power atau kekuasaan di dalam

tempat bekerjanya (Better Work Indonesia, 2012).

Truida (2001) menemukan bahwa orang-orang yang tidak memiliki

kekuasaan atau power di dalam suatu industri atau perusahaan lebih sering

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau

senior mereka. Hasil penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja

yang bekerja kurang dari setahun hingga 10 tahun, cenderung kurang

memiliki power atau kekuasaan, sehingga lebih sering mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja.

Berdasarkan hasil deskriptif keenam ditemukan pekerja sebagian besar

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja meskipun jumlah rekan kerja

lebih didominasi oleh pria atau dominasi wanita. Akan tetapi pekerja yang

memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah pria cenderung lebih

banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, dibandingkan dengan

pekerja yang memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah wanita.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

menemukan bahwa tempat kerja yang didominasi oleh jumlah pria cenderung

lebih banyak terjadi kasus pelecehan seksual di tempat kerja yang dialami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

92

oleh para pekerjanya terlebih pekerja wanita (Gutek & Morasch, 1982; Gutek

& Cohen, 1987; Welsh 1999).

Berdasarkan hasil deskriptif ketujuh ditemukan pekerja dengan jabatan

kerja Supervisor dan Staf lebih cenderung banyak mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja dibandingkan pekerja dengan jabatan Manajer atau

bahkan jabatan Direktur. Baugh (1997) menyatakan bahwa perbedaan

kekuasan sering memicu terjadinya tindakan pelecehan seksual di tempat

kerja, hal ini terlihat dari banyaknya atasan yang menjadi pelaku dan bawahan

sebagai korban pelecehan seksual. Dapat disimpulkan bahwa pekerja dengan

jabatan yang rendah akan cenderung lebih banyak mengalami pelecehan

seksual di tempat kerja karena kecilnya power atau kekuasaan yang dimiliki.

Berdasarkan hasil deskriptif kedelapan ditemukan pelecehan seksual di

tempat kerja terjadi di sebagian besar bidang pekerjaan. Pekerja yang bekerja

di bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri, Kesenian dan Hiburan,

Jasa Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung banyak mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja yang bekerja di bidang Jasa

Konsultasi, Jasa Kesehatan, Perpustakaan, Jasa Pendidikan, Informasi dan

Komunikasi lebih cenderung sedang mengalami pelecehan seksual di tempat

kerja. Pelecehan seksual di tempat kerja lebih cenderung sedikit pada pekerja

yang bekerja di bidang Keuangan dan Asuransi, Jasa Pelayanan Masyarakat,

Jasa Pelayanan Rumah Tangga, Jasa Profesional dan Administrasi. Pekerja


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

93

pada bidang Badan Keamanan Negara, Konstruksi, Design Grafis dan

Distributor cenderung tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan

bahwa bidang pekerjaan yang berkaitan dengan dunia pria cenderung lebih

banyak terjadi tindakan pelecehan seksual di tempat kerja (Gutek & Morasch,

1982; Gutek & Cohen, 1987; Welsh 1999). Kesesuaian tersebut terlihat dari

hasil yang ditemukan pada bidang pekerjaan yang cenderung lebih banyak

terjadi pelecehan seksual adalah bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau

Industri, Kesenian dan Hiburan, Jasa Akomodasi dan Perdagangan yang

sebagian besar didominasi oleh pria.

Berdasarkan hasil analisis kesembilan ditemukan pelaku pelecehan

seksual di tempat kerja didominasi oleh pria. Pelaku pelecahan seksual wanita

lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual

attention dan gender harassment dalam bentuk verbal. Pelaku pelecehan

seksual pria cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual

attention, gender harassment dan sexual attention dalam bentuk verbal

maupun non-verbal.

Collier (dalam Hastuti & Lucia, 2003) menjelaskan kecenderungan

pria lebih banyak melakukan pelecehan seksual dikarenakan adanya

perbedaan cara pandang antara pria dan wanita dalam memandang perilaku

pelecehan seksual, wanita lebih sering memandang pelecehan seksual sebagai

perilaku mempermainkan seseorang atau merendahkan, sedangkan pria lebih


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

94

sering memandang pelecehan seksual sebagai perilaku untuk menyalurkan

hasrat seksual yang ada dalam diri.

Hasil penelitian American Psychological Association (dalam Levay &

Simon, 2006) juga menemukan bahwa pelaku-pelaku pelecehan seksual lebih

didominasi oleh pria sebesar 99% dan 1% pelaku wanita. Jika dibandingkan

dengan penelitian sebelumnya yang ditemukan oleh APA, penelitian ini

menemukan peningkatan jumlah pelaku wanita sebesar 26%. Hal tersebut

disebabkan wanita pekerja pada era modern saat ini tidak hanya di tempatkan

pada posisi rendah akan tetapi pada posisi atau jabatan pemimpin (ILO,

2014), sehingga dapat dikatakan wanita pekerja juga memiliki power atau

kekuasaan dan berani melakukan pelecehan seksual pada bawahannya.

Hasil lain menunjukkan bahwa pelaku wanita lebih cenderung

melakukan pelecehan seksual dalam bentuk verbal. Samuel (1981)

menemukan bahwa kecenderungan wanita melakukan agresi secara verbal

dibandingkan agresi secara fisik. Hal tersebut yang membuat pelaku wanita

lebih cenderung melakukan pelecehan seksual dalam bentuk verbal

dibandingkan dalam bentuk gesture dan lain-lain.

2. Pembahasan Hipotesis

Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa pelecehan

seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya psikosomatis. Hal

tersebut menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami pelecehan seksual

di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau rekan kerja nya, maka secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

95

langsung korban pelecehan seksual akan mengalami perubahan mood

menjadi negatif baik dalam bentuk kecemasan ataupun depresi (Julian, dkk.,

1996). Ketika mood negatif tersebut muncul secara intens dan bereaksi secara

berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual (Kartono & Gulo, 1979) serta

ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan material

konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan mengekspresikan

material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973)

ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga menimbulkan korban

pelecehan seksual mengalami psikosomatis.

Korban pelecehan seksual juga dapat mengalami pengalaman

traumatik dan perasaan bersalah ketika dirinya dilecehkan (Crooks & Karla,

1983). Pengalaman masa lalu yang bersifat trauma dan rasa bersalah diri atau

self punishment mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam

diri korban pelecehan seksual (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012).

Ketika ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan

material konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan

mengekspresikan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom

(Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga

menimbulkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.

Ketika korban pelecehan seksual mengungkapkan perasaannya melalui

bahasa tubuh yang digunakannya, contohnya menganggap pelaku bagai duri

dalam daging yang membuat tubuhnya sakit(David Cheek & Leslie, 1968;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

96

Fathonah, 2012). Bila pernyataan ini diulang terus menerus, maka pikiran

bawah sadar akan menangkap pernyataan tersebut (David Cheek & Leslie,

1968; Fathonah, 2012) dan dalam otak ego akan menyalurkan material

konflik tersebut melalui susunan saraf autonom ke dalam alat-alat viseral dan

hal tersebut menyebabkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.

3. Pembahasan Analisis Tambahan

Hasil tabel menunjukkan nilai R square diperoleh sebesar 0.121. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja

dalam memprediksi munculnya psikosomatis sebesar 12,1%, sedangkan

87,9% (100% - 12,1%) diprediksi oleh variabel lain. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa psikosomatis tidak hanya muncul akibat adanya

pelecehan seksual di tempat kerja.

Dalam dunia kerja, psikosomatis yang dialami pekerja selalu dikaitkan

dengan stress kerja yang dialami pekerja. Frese (1985) dalam penelitiannya

menemukan stress kerja, mampu memprediksi munculnya psikosomatis yang

dialami oleh para pekerja. Frese (1985) juga menemukan bahwa sebagian

besar karyawan yang mengalami stres kerja mengaku dirinya mengalami

gangguan fisik seperti sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, leher

terasa tegang, menurunnya selera makan dan kehilangan energi. Dari

penejelasan tersebut peneliti berasumsi bahwa stres kerja yang dialami

pekerja memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memprediksi

munculnya psikosomatis dibandingkan pelecehan seksual di tempat kerja,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

97

untuk lebih tepatnya memang diperlukan penelitian yang melihat kemampuan

stress kerja dalam memprediksi psikosomatis di Indonesia.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki

kekurangan atau keterbatasan penelitian, antara lain:

1. Pada analisis deskriptif peneliti menggunakan subjek dengan jumlah yang

tidak terlalu banyak, sehingga data yang dideskripsikan pada beberapa

kategori kurang begitu merepresentasikan realitas yang ada di dunia kerja.

2. Pada pengambilan data tidak adanya pengawasan subjek dalam pengisian

angket penelitian, karena dikerjakan secara pribadi dan menjaga privasi

data subjek baik secara online maupun langsung. Hal tersebut

menyebabkan banyaknya subjek penelitian yang gugur karena pengisisan

angket penelitian yang kurang lengkap dan adanya kemungkinan faking

good atau sebaliknya.

3. Pada penelitian ini kurang menjangkau pekerja yang bekerja di instansi

negeri dan pekerja yang bekerja di luar ruangan.

4. Jangkauan penelitian yang terlalu luas sehingga hasil deskriptif sangat

general sehingga data tidak bisa dikhususkan pada satu wilayah.

5. Pada penentuan identitas seksual (maskulin dan feminin) dan jumlah

dominasi rekan kerja subjek dipilih secara subjektif oleh subjek

penelitian. Seharusnya kedua hal tersebut diukur dengan alat khusus

untuk hasil yang lebih objektif.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa :

1. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual

attention dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat

kerja khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual.

2. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion

cenderung lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih

menyenangi perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak

tubuh yang berunsur seksual.

3. Pekerja dengan karakteristik feminin cenderung lebih banyak mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja

4. Pekerja dengan usia 21 sampai 30 tahun cenderung lebih banyak mengalami

pelecehan seksual di tempat kerja.

5. Pekerja dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4

cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

6. Pekerja yang bekerja kurang dari setahun hingga 10 tahun cenderung lebih

banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.


98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

99

7. Pekerja yang memiliki rekan kerja di dominasi oleh jumlah pria cenderung

lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

8. Pekerja dengan jabatan kerja Supervisor dan Staf cenderung lebih banyak

mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

9. Pekerja yang bekerja di bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri,

Kesenian dan Hiburan, Jasa Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung

banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

10. Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja didominasi oleh jumlah pria.

11. Pelaku pelecehan wanita lebih cenderung melakukan pelecehan dalam

perilaku unwanted sexual attention dan gender harassment dalam bentuk

verbal.

12. Pelaku pelecehan pria lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku

unwanted sexual attention, gender harassment dan sexual coercion dalam

bentuk verbal dan non verbal.

13. Hipotesis penelitian diterima yang menunjukkan bahwa pelecehan seksual di

tempat kerja mampu memprediksi munculnya psikosomatis.

14. Persamaan regresi linear sederhana pada uji regresi data adalah Y = 48.477 +

0.322. X1

15. Kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja dalam memprediksi

munculnya psikosomatis sebesar 12.1% , 87.9% (100% - 12.1%) diprediksi

oleh variabel lain.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

100

B. Saran

1. Bagi Pekerja

a. Agar lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan atasan dan rekan

kerja, karena hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar

perilaku pelecehan seksual yang sering terjadi di tempat kerja adalah

perilaku yang tersamar seperti bercanda, berbicara atau gesture yang

mengandung unsur seksual.

b. Para pekerja diharapkan menambah wawasan mereka terkait bentuk-

bentuk pelecehan seksual di tempat kerja, khususnya bagi para pekerja

yang rentan mengalami pelecehan seksual, seperti: wanita, pekerja

dengan jabatan staf, pekerja baru,

c. Para pekerja diharapkan meningkatkan agensi dalam diri mereka,

sehingga para pekerja berani untuk menolak atau melawan serta lebih

waspada terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi di tempat

kerja mereka.

2. Bagi Atasan/Direktur/Pemilik Tempat Kerja

a. Pemilik jabatan tertinggi di tempat kerja diharapkan untuk melindungi

para pekerja mereka terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi

di tempat kerjanya.

b. Atasan juga diharapkan secara tegas memiliki sanksi-sanksi yang

diberikan kepada pelaku pelecehan seksual di tempat kerja, sehingga


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

101

pelaku jera atas tindakan pelecehan yang dilakukannya. Jika tidak

maka pelaku akan semakin sering melakukan tindakan pelecehan

seksual di tempat kerja akibat jatuh dalam kebiasaan melecehkan dan

tidak ada sanksi yang membuat pelaku jera.

3. Bagi Peneliti Selanjutanya

a. Peneliti diharapkan kembali mengangkat penelitian deskripsi

pelecehan seksual di tempat kerja dengan jumlah subjek yang lebih

banyak serta memiliki kekhususan wilayah.

b. Peneliti diharapkan menemukan variabel lain yang menyebabkan

psiksomatis pada pekerja, karena dari hasil penelitian ini pelecehan

seksual di tempat kerja memprediksi 12.1% munculnya psikosomatis,

sedangkan 87.9% diprediksi oleh variabel lain.

c. Peneliti selanjutnya juga bisa melanjutkan penelitian dengan

menggunakan variabel lain yang diprediksi oleh pelecehan seksual di

tempat kerja.

d. Peneliti selanjutnya bisa mengangkat deskripsi pelecehan seksual di

konteks sosial yang berbeda, seperti sekolah, kampus, atau bahkan di

dunia online.

e. Peneliti dapat mengangkat sebuah penelitian pelecehan seksual di

tempat kerja berdasarkan hasil-hasil faktor beresiko yang ditemukan

pada penelitian ini, khususnya bagian latar belakang pendidikan akhir,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

102

apakah pendidikan akhir seseorang mampu menentukan seseorang

tersebut mengalami pelecehan seksual atau tidak.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.


PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Better Work Indonesia. (2012). Pedoman Pencegahan Pelecehan di Tempat Kerja,


Pedoman untuk Perusahaan. International Labour Office, & International
Finance Corporation.

Baugh, Gayle S.. (1997). On The Persistence Of Sexual Harassment in the


Workplace. Journal of Business Ethics. Vol. 16, No. 9, Women in Corporate
Management, Page 899 – 908. Springer. Kluwer Academic Publisher.
Netherlands.

Creswell, John. (2009). Research Method, Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches. United States of America. SAGE.

Crooks, Robert, & Karla Baur. (1983). Our Sexuality. The Oregon Health Science
University. The Benjamin / Cummings Publisng Company Inc.

Departemen Pendidikan. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. PT.


Gramedia.

Dharma, Willieano Satya. (2009). Pelecehan Seksual Pada Wanita Di Tempat Kerja.
Jakarta, Indonesia. Universitas Gunadarma. Diunuh dari:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artik
el_10503203.pdf

103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

104

Effendi, Sofian, & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES.

El Quussy, Abdul Aziz Hamid. (1974). Pokok – Pokok Kesehatan Jiwa / Mental.
Jakarta. Bulan Bintang.

Fathonah. (2011, Juni). Penyakit Psikosomatis. Jakarta. BPPSDMK., Dept.


Kesehatan. Diunduh dari http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wp-
content/uploads/2011/06/PenyakitPsikosomatis.pdf.

Fitzgerald, Louise F., Vicki J., Fritz Drasgow, & Craig R. Waldo. (1999). Measuring
Sexual Harassment in the Military : The Sexual Experiences Questionnaire
(SEQ – DoD). Military Psychology. Vol 11 (3), Page 243 – 263. Lawrence
Erlbaum Associates, Inc.. University of Illinois at Urbana – Champaign.

Forster, Peter. (1992). Sexual Harassment At Work. British Medical Journal. Vol.
305, No. 6859, Page 944 – 946. BMA North Western, Didsbury,
Manchester.

Frese, Michael. (1985). Stress At Work and Psychosomatic Complaints: A Causal


Interpretation. Journal of Applied Psychology. Vol. 70, No. 2, Page 314 –
328. American Psychology Association, Inc.. University of Pennsylvania.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Glomb, Theresa M., & Wendy L. Richman, Charles L., Fritz Drasgow, Kimberly T.
Schneider, & Louise F. Fitzgerald. (1997). Ambient Sexual Harassment: An
Integrated Model of Antecedents and Consequences. Organizational
Behavior and Human Decision Processes. Vol. 71, No. 3, Page 309 – 328.
Academic Press.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

105

Gutek, Barbara A., Ryan O. Murphy, & Bambi Douma. (2004) A Review and
Critique of The Sexual Experiences Questionnaire (SEQ). Law and Human
Behavior. Vol. 28, No. 4, Page 457 – 482. Springer.

Hall, Calvin S. (1995). Freud Seks, Obsesi, Trauma, dan Katarsis. Jakarta.
Delapratasa.

Hagquist, Curt. (2008). Psychometric Properties of the Psychosomatic Problem Scale:


A Rasch Analysis on Adolescent Data. Soc Indc Res. No. 86, Page 511 –
523.

Hartanto, Huriawati, DKK.. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta, Indonesia.


EGC Mediical Publishers.

Hastuti, Theresia Dwi, & Lucia Hernawati. (2003). Bentuk Pelecehan Seksual dan
Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus Pada Mahasiswa Unika
Soegijapranata). Seri Kajian Ilmiah. Vol. 12, No. 3, Page 138 – 147.
Semarang. Universitas Soegijapranata.

Henrdyadi. (2014). Teori Online Personal Paper; Content Validity (Validitas Isi).
Academica.edu.

Hukumonline.com. (2012, 11 Juni). Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Berdampak


Buruk. Diunduh dari:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f58857e93284/pelecehan-
seksual-di-tempat-kerja-berdampak-buruk.

International Labour Organization (ILO). (2014). Indonesia: Tren Sosial dan


Ketenagakerjaan. Jakarta. Diunduh dari
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_381565.pdf
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

106

Julian, Inez Dekker, Catherine A., E. Kevin, Clive Fullagar, Deborah Johnson.
(1996). Prediction and Replication The Organizational and Personal
Consequences of Workplace Sexual Harassment. Journal of Managerial
Psychology. Vol. 11 No. 5, Page 4 – 25. MCB University Press.

Karen, & Ron Flower. Seksualitas Manusia. Bandung. Indonesia Publishing House.

Kartono, K., & Gulo D.. (1987). Kamus Psikologi. Bandung. Pioner Jaya.

Kartono, & Dra. Kartini. (1980). Mental Hygiene (Kesehatan Mental). Bandung.
Penerbit Alumni.

Levay, Simon, & Sharon M. Valente. (2006). Human Sexuality. Second Edition.
Sunderland, Massachusetts, USA. Sinaver Associates, Inc.

Margaretha. (2015, Maret 8). Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. Surabaya.


Universitas Airlangga. Diuduh dari
:http://psikologiforensik.com/2015/03/08/pelecehan-seksual-di-tempat-
kerja/.

Masland, Robert P., & dr. Boyke Dian Nugraha, Sp. OG., (2010). It’s All About Sex,
A – Z, Tentang Sex. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Maypole, Donald E., & Rosemarie Skaine. (1983). Sexual Harassment in the
Workplace. Social Work. Vol. 28, No. 5, Page 385 – 390. Oxford University
Press.

Ministry of Manpower and Transmigration, & International Lobour Organization.


(2011). Sexual Harassment Prevention at The Workplace. No.
SE.03/MEN/IV/2011. Indonesia. The Circular Note of The Minister of
Manpower and Transmigration.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

107

Nawari. (2010). Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta.
Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Nazir, Moh.. (2005). Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia.

Papalia, Diane E., Sally Wendkos Old, & Ruth Duskin Feldman. (2008). Human
Development (Psikologi Perkembangan). Bag. V s/d IX. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.

Pujiyanto, Risang. (2015) Tenaga Kerja Indonesia Dalam Era Globalisasi. Diunduh
dari
https://www.academia.edu/7761645/Tenaga_Kerja_Indonesia_dalam_Era_
Globalisasi

Priharseno, Z.N. (2013, 19 April). 75 Persen tenaga kerja wanita di Jakarta alami
kekerasan seksual. Kompas Online. Diunduh dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/19/16235648/75.Persen.Tenag
akerjaWanita.di.Jakarta.Alami.Kekerasan.Seksual.

Purwanto. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.


Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.

Pratiwi, Dewi, & Siti Noor Fatmah. (2012). Kematangan Emosi dan Psikosomatis
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Yogyakarta. Universitas Wangsa
Manggala. Diunduh dari : http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-
content/uploads/2012/06/KEMATANGAN-EMOSI-DAN-
PSIKOSOMATIS-PADA-MAHASISWA-TINGKAT-AKHIR_Noor.pdf

Prawirohardjo, Soejono. (1973). Klasifikasi Penyakit Jiwa dan Aspek – Aspek


Pengobatannya. Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

108

Radarjogja. (2014, 19 September). Bersiul, Termasuk Pelecehan Seksual. Diunduh


dari: http://www.radarjogja.co.id/blog/2014/09/19/bersiul-termasuk-
pelecehan-seksual/.

Rathus, Spencer A., Jeffrey S. N., & Lois Fichner. (2008). Human Sexuality In World
of Diversity. Seventh Edition. Boston. Pearson Inc.

Roan, Wicaksana Martin. (1979). Ilmu Kedokteran Jiwa / Psikiatri. Jakarta.

Samuel, William. (1981). Personality; Searching For The Sources Of Human


Behavior. McGraw – Hill Book Company.

Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta. Universitas Sanata


Dharma.

Siahaan. (1990). Komunikasi; Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta. PT BPK


Gunung Mulia.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi dengan


Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta. Prenadamedia
Group.

Siregar, Syofian. (2014). Statistika Deskriptif untuk Penelitian; Dilengkapi


Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.

Sugihastuti, & Siti Hartiti. (2007). Glosarium Seks dan Gender. Yogyakarta.
Carasvati Book.

Sunyoto, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Ringkasan dan
Kasus. Yogyakarta. Penerbit Amara Books.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

109

Truida. (2001, Agustus). Sexual Harassment; Cause, Consequence, and Cures. Cape
Town. Formerly of UNISA SBL. Diunduh dari
https://www.westerncape.gov.za/text/2004/4/sexual_harassment_2nd_upload
.pdf

UNESCO, & BKKBN. (2012). Buku Suplemen Bimbingan Teknis Kesehatan


Reproduksi; Pelecehan Seksual. Jakarta. Diunduh dari
http://unesdoc.unesco.org/images/0022/002295/229599ind.pdf.

Welsh, Sandy. (1999). Gender and Sexual Harassment. Annual Review of Sociology.
Vol. 25. Page 169 – 190. Annual Reviews. University of Toronto, 203
College Street, Toronto.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Wulan. (2015). Peran Atasan Dalam Menciptakan Kenyamanan di Kantor. Diunduh


dari: http://www.atlasfoundation.org/2015/02/peran-atasan-dalam-
menciptakan-kenyamanan-di-kantor/

Yuriko, & Yumiko Sakata. (2004). Development of A Psyhosomatic Complaints


Scale For Adolescents. Psychiatry and Clinical Neurosciences. No. 58. Page
3 -7. University of Tsukuba and Kagoshima University. Japan.

Zulaikha. (2006). Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman


Auditor terhadap Audit Judgement. Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 9,
Page 1 – 22.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN

110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

111

HASIL ANGKET TERBUKA

Tabel Hasil Angket Terbuka Pada Pekerja Wanita

Perilaku Sub-Perilaku Verbatim Frekuensi Sum subjek


Pandangan ke arah Tubuh Menatap bagian tubuh Menatap secara belebihan pada fisik I I 2 01, 10
Menatap ke bagian payudara I 1 14,
Menatap dengan pandangan tidak seronoh I 1 36,
Tatapan penuh nafsu I 1 34,
Tatapan yang menggoda atau mupeng I 1 33
total 6
Melihat bagian tubuh Melihat bagian tubuh tertentu lawan jenis sengaja I I 2 03, 21,
Pria yang melihat tubuh wanita dari atas sampai I 1 12,
bawah dengan pandangan tidak pantas
Lawan jenis melihat bagian tubuh yang wow I 1 19,
Melihat bagian tubuh tertentu dengan intens I I 2 26, 30
Melihat bagian tubuh yang vital dan sensitif I 1 33,
Melihat dengan daya suka secara seksual I 1 35,
total 5
Memandang bagian tubuh Pandangan seronok dari pria ke wanita I I 2 08, 12
Pandangan yang tidak menyenangkan ke bagian I I I 3 09, 24, 44
tubuh tertentu
Terlalu memandang jika ada orang yang berpakaian I 1 15
ketat
Memandang laki - laki secara berlebihan I 1 23
Memandang lawan jenis secara berlebihan I 1 32
Memandangi daerah payudara dengan penuh nafsu I 1 43
Memandang dengan penuh nafsu I 1 28
total 10
Mengintip bagian tubuh Mengintip I I 2 11, 41
Mengintip orang di toilet I 1 37
total 3
Merekam Merekam kegiatan secara diam-diam I 1 09,
total 1
TOTAL 25

Pornografi Melihat gambar porno Melihat gambar senonoh I 1 28


total 1
Menonton video porno Menonton video porno I 1 32
total 1
Menonton film porno Menonton film senonoh I 1 28
Menonton film porno I 1 32
total 2
TOTAL 4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

112

Pembicaraan secara Berbicara terkait hal Membicarakan yang menjadi hal sensitive pada I 1 05,
langsung melecehkan seksual seseorang perempuan
seseorang total 1
Pernyataan terkait hal Mengucapkan kata yang membuat orang lain tidak I 1 02,
seksual seseorang nyaman seperti mendeskripsikan bentuk bagian vital
Mengatakan tentang hal-hal yang tidak sepantasnya I 1 36
apalagi tidak dekat, misal: dadamu besar, jalanmu
kok ngangkang, kamu sexy, bohai, bibirmu sexy
total 2
Komentar terkait hal Mengomentari bagian tubuh padahal baru kenal I 1 26
seksual seseorang Ucapan yang mengomentari fisik/bagian yang tidak I 1 30
seharusnya
total 2
Bertanya terkait hal Menanyakan hal-hal tabu misal :udah pernah ciuman I 1 36
seksual seseorang udah pernah ml ?
total 1
TOTAL 6

Pembicaraan secara tidak Omongan seksual Omongan cabul I 1 04,


langsung melecehkan Ngomongin yang porno I 1 19
seseorang total 2
Pembicaraan seksual Membicarakan hal-hal yang mengarah pada seksual I I I I I I I 7 07,13,26,30,34,30,50
Berbicara mesum/saru di depan umum I 1 39
Tindakan ketika seseorang mulai berbicara mengenai I 1 31
hal yang seronok
total 9
Pernyataan seksual Pernyataan verbal yang berkaitan dengan seks secara I 1 10
terus - menerus
total 1
Perkataan seksual Berkata hal-hal yang mesum bukan pada tempatnya I 1 42
Berkata-kata kurang ajar I 1 33
Berkata cabul I 1 45
total 3
Ucapan seksual Ucapan yang tergolong mesum I 1 11
total 1
Candaan seksual Candaan yang bersifat mesum I 1 37
total 1
TOTAL 17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

113

Mencium Berciuman Cium tiba-tiba tnp pemberitahuan dan blm knl I 1 20


Berciuman pada mulut I 1 23
Berciuman di depan umum I I I I 4 15, 16, 42, 46
Dicium sembarangan di pipi/kening I 1 41
Mencium secara berlebihan I 1
total 8
TOTAL 8

Memegang / menyentuh Memegang alat vital Memegang bagian alat vital lawan jenis I 1 03,
bagian alat kelamin Memegang kemaluan I 1 23
seseorang Memegang vagina wanita I 1 36
Memegang dengan sengaja daerah miss v I 1 43
total 4
Mencolek alat kelamin Mencolek pada bagian alat kelamin I 1
total 1
Meraba alat kelamin Meraba bagian alat kelamin I I 2 17, 37
total 2
TOTAL 7

Memegang / menyentuh Memegang payudara Memegang di bagian dada I 1 35


bagian payudara seseorang Memegang dengan sengaja bagian payudara I I 2 11, 43
Memegang bagian payudara wanita I 1 36
total 4
Mencolek payudara Colek payudara I 1 04,
Colek-colek tetek I 1 25
Mencolek dada I 1 37
total 3
Meraba payudara Meraba-raba daerah payudara I I I 3 16, 17, 37
total 3
Menyenggol payudara Menyenggol dengan sengaja bagian payudara I 1 11
Menyeggol payudara I 1 41
total 2
TOTAL 12

Memegang / menyentuh Memegang wajah Dipegang di bagian wajah I 1 02,


bagian wajah seseorang total 1
TOTAL 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

114

Memegang / menyentuh Memegang tubuh Memegang bagian tubuh yang sensitif I I I I I I I 7 03,05,07,08,26,33,35,
bagian tubuh seseorang Memegang dengan sengaja bagian sensitif I I I 3 11,43,44
Memegang bagian tubuh tertentu dengan intens I I I 3 09, 26, 28,
Memegang bagian tubuh tertentu dengan paksa I 1 30
Memegang bagian sensitif dari lawan jenis I 1 32
Memegang I 1 34
Memegang bagian tubuh tertentu wanita I 1 36
Memegang bagian tubuh orang lain tanpa seijinnya I 1 39
terlebih di bagian yang sensitif
Memegang anggota tubuh dalam jangka waktu yg lamaI 1 40
Memegang bagian tubuh tersensitif yang dianggap tabuI 1 49
Memegang bagian pribadi di depan umum I 1 15
Memegang-megang bagian wanita I 1 12
Pegang-pegang di bagian menggelikan I 1 19
Ketika seseorang sengaja memegang barang teman I 1 31
total 24
Mencolek tubuh Colek-colek badan orang lain I 1 12
Mencolek bagian tubuh yang vital dan sensitif I I I I 4 24, 33, 35,49
Mencolek tubuh karyawan I 1 44
Mencolek bagian tubuh tertentu I 1 37
Mencolek seorang wanita tnp ijin di tmpt yg tabu I 1 48
total 8
Menyentuh tubuh Menyentuh tubuh lawan jenis bagian manapun tnp ijin I I 2 06, 27
Sentuhan dari lawan jenis dengan intensi tertentu I I I 3 10, 29, 40
Menyentuh orang lain di bagian tertentu I I 2 13, 18
Menyentuh bagian tubuh manapun I 1 21
Menyentuh bagian-bagian sensitif I I 2 08, 24
Menyentuh bagian tubuh tertentu dengan paksa I 1 30
total 11
Meraba tubuh Diraba-raba I I 2 02, 34
Meraba-raba bagian tubuh I I 2 16, 37
Meraba-raba bagian sensitif I I I 3 17, 33, 35
total 7
Membelai tubuh Membelai bagian tubuh yang vital dan sensitif I I 2 23, 33
total 2
Memeluk tubuh Peluk tanpa pemberitahuan dan belum kenal I I 2 20, 41
Merangkul bagian yang sensitif I 1 35
total 3
Menyenggol tubuh Menyenggol dengan sengaja bagian sensitif I 1 11
total 1
Menyentuhkan alat kelamin Ketika menonton konser pertunjukkan orang belakang I 1 31
ke bagian tubuh menyentuhkan alat kelamin (pria) kepada orang
depannya (wanita), ataupun ketika berjalan
total 1
TOTAL 57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

115

Memegang / menyentuh Memegang bokong Memegang dengan sengaja bagian pantat I I I 3 11, 32, 43
bagian bokong seseorang Memegang bokong I 1 22
Memegang bagian bokong wanita I I 1 36, 45
total 5
Mencolek bokong Nyolek bokong I I 2 02, 37
Colek Pantat I 1 04,
total 3
Meraba bokong Meraba bagian bokong I I 2 17, 37
total 2
Menyenggol bokong Menyenggol pantat I 1 11
total 1
TOTAL 11

Memegang / menyentuh Memegang paha Memegang bagian paha I I 2 08,35


bagian paha seseorang total 2
Mencolek paha Mencolek pada bagian paha I 1 37
total 1
Meraba paha Meraba-raba bagian paha I I 2 16, 37
total 2
TOTAL 5

Memegang / menyentuh Memegang tangan Memegang tangan I I 2 14, 44


bagian tangan seseorang Pegangan tangan tanpa pemberitahuan dan blm kenal I 1 20
total 3
TOTAL 3

Memegang / menyentuh Memegang bibir Memegang bagian bibir wanita I 1 36


bagian bibir seseorang total 1
TOTAL 1

Menggoda seseorang Mengekspose bagian tubuh Memamerkan badan di depan umum I 1 35


secara tidak langsung kepada orang lain Tindakan mengumbar aurat I 1 47
Memakai pakaian yang minim/terlalu ketat sehingga I I 2 28, 35
bagian tubuh menonjol
total 4
Mengekspose hubungan Pelukan di tempat umum I 1 45
intim kepada orang lain Naik motor pelukan I 1 45
Bercumbu di depan publik I I 2 05, 46
Tindakan mengumbar nafsu tidak pada tempatnya I 1 47
total 5
TOTAL 9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

116

Menggoda seseorang Menggoda dengan siulan Disiulin I 1 02,


secara langsung Suit - Suit I 1 08,
Bersiul I 1 14
total 3
Menggoda dengan kata Digodai dgn kata yang tidak pantas mengenai tubuh I 1 18
Digodai di jalan dengan kata-kata tidak senonoh I 1 27
Menggoda-goda perempuan di depan umum I 1 39
Menggoda dng kata-kata yang tidak selayaknya I 1 29
total 4

Menggoda dng panggilan Memanggil cewek - cewek (merayu) I 1 14


total 1
Menggoda dengan SMS SMS yang isinya merayu/menunjukkan bahwa I 1 18
si penerima sms seakan-akan objek seksual
SMS bersifat seksual dan bernada cabul I 1 27
total 2
Menggoda dengan mata Main mata I 1 08,
Mengerlingkan mata I 1 16
Dikedipin mata I 1 02,
total 3
Menggoda dengan lidah Julurin lidah I 1 08,
total 1
Menggoda dengan gerakan Berbicara terlalu dekat dengan lawan jenis I 1 09,
atau perilaku yang mengarah Berbicara dengan jarak yang sangat dekat I 1 40
pada hal seksual Ngangkat rok I 1 04,
Buka-buka rok sengaja I 1 41
Berdiri berdekatan I 1 21
Berdempetan saat di kendaraan umum I I 2 15, 25
total 7
Menggoda dengan Exhibitionis (menunjukkan alat kelamin) I I 2 13, 17
menunjukkan alat kelamin Menunjukkan benda kemaluan di depan umum I 1 35
pada seseorang Memperlihatkan alat kelamin I I I 3 05, 22, 24
Memperlihatkan organ tubuh pada pria I 1 23
Menunjukkan barang milik pribadi I 1 23
total 8
Menggoda dengan Tiba-tiba menunjukkan gambar/video porno pd I 1 37
pornografi orang lain yang tidak ingin melihat
total 1
TOTAL 30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

117

Hubungan seksual Hubungan seksual yang Kumpul kebo I I 2 23, 32


tidak resmi (bukan pasutri) Melakukan hub badan diluar nikah I 1 24
total 3
Hubungan seksual dengan Memaksa seseorang untuk berhubungan seksual I I 1 05, 20
paksaan Memperkosa I I I I 4 11, 16, 42, 45
Dipaksa melakukan apa yang tidak ingin dilakukan I 1 27
Perilaku menyabuli orang lain I 1 38
total 7
TOTAL 10

Permintaan seksual Permintaan hubungan seks Berhubungan seksual (ditawar) I 1 17


Pacaran, cowok minta ini itu (ciuman berserta I 1 25
yang lainnya)
total 2
TOTAL 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

118

Tabel Hasil Angket Terbuka Pada Pekerja Pria

Perilaku Sub-perilaku Verbatim Frekuensi Sum Subjek


Pandangan ke arah tubuh Melihat bagian tubuh Melihat tubuh seseorang dengan penuh nafsu I 1 34
Melihat bagian tubuh yang sensitif I 1 24
Melihat bagian tubuh lawan jenis I 1 17
Sengaja melihat orang telanjang I 1 34
total 4
Mengintip tubuh Mengintip orang telanjang I I 2 06, 31
Mengintip pada waktu mandi I 1 26
Mengintip lawan jenis telanjang I 1 30
total 4
Menatap bagian tubuh Menatap daerah organ vital secara terus-menerus I 1 49
total 1
TOTAL 9

Pandangan ke arah Melihat payudara Melihat payudara I 1 25


payudara total 1
Mengintip payudara Intip tetek lewat ketek (intelek) I 1 05,
total 1
TOTAL 2

Pandangan ke arah Melihat bokong Melihat silit I 1 25


bokong total 1
TOTAL 1

Pornografi Menonton pornografi Menonton video porno I 1 47


Mbokep bareng-bareng I 1 25
total 2
Membaca hal seksual Membaca buku porno I 1 47
total 1
Memiliki hal pornografi Memiliki gambar yang bersifat pornografi I 1 13
Memiliki video yang bersifat pornografi I 1 13
total 2
TOTAL 5

Pembicaraan secara Berbicara terkait hal Membicarakan tentang anggota badan seseorang I 1 09,
langsung melecehkan seksual seseorang Melecehkan secara verbal mengenai seksualitas I 1 07,
sseseorang total 2
TOTAL 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

119

Pembicaraan secara tidak Perkataan seksual Berkata jorok / mesum kepada lawan jenis I 1 03,
langsung melecehkan Berkata jorok I 1 09,
seseorang Berkata kotor / saru di depan umum I 1 24
total 3
Pembicaraan seksual Suka berbicara hal-hal yang berbau porno I 1 27
Berbicara jorok I 1 40
Bicara tabu / saru I 1 42
total 3
Obrolan seksual Ngobrol nyerempet-nyerempet I 1 25
total 1
Omongan seksual Ngomong saru I 1 32
total 1
Candaan seksual Bercanda mengenai hal yang saru di dekat orang I 1 04,
orang yang dihormati
Bercanda (rusuh) I 1 18
total 2
Membahas hal seksual Disaat pelajara /kuliah seorang guru/dosen membahas I 1 04,
hal yang saru di kelas yang didominasi cewek
total 1
TOTAL 11

Mencium bagian tubuh Mencium tubuh Mencium I 1 08,


seseorang Mencium bagian tubuh yang tidak perlu atau pribadi I 1 27
total 2
Berciuman Dalam berpacaran berciuman secara berlebihan I 1 26
Berciuman dengan penuh nafsu dengan lawan jenis I 1 36
Berciuman di depan umum I 1 43, 46
total 3
TOTAL 5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

120

Memegang / menyentuh Memegang tubuh Memegang bagian tubuh yang tidak diinginkan I 1 23
bagian tubuh seseorang Memegang bagian tubuh lawan jenis I 1 30
Memegang bagian pribadi I 1 40
Memegang bagian tubuh yang vital tanpa persetujuan I 1 41
Waktu naik angkutan umum secara sengaja I 1 15
pegang-pegang
Memegang aurat orang lain I 1 19
total 6
Menyentuh tubuh Dengan sengaja menyentuh aurat orang lain dan I 1 19
nambah
Menyentuh bagian tubuh yang tidak ingin disentuh I 1 23
Menyentuh bagian tubuh yang sensitif I 1 24
Menyentuh bagian pribadi I 1 40
total 4
Mencolek tubuh Mencolek I I 2 08, 38
Mencolek orang yang tidak dikenal I 1 39
total 3
Meraba tubuh Meraba bagian yang tertutup baju atau celana dng I 1 13
sengaja
Diraba-raba I 1 16
Meraba bagian tubuh yang vital tanpa persetujuan I 1 41
Meraba-raba I 1 38
Meraba-raba badan orang lain I 1
total 4
Membelai tubuh Membelai I 1 08,
total 1
Memeluk tubuh Berpelukan I 1 08,
total 1
TOTAL 19

Memegang / menyentuh Memegang paha Pegang-pegang paha orang yang tidak dikenal I 1 15
bagian paha seseorang Memegang paha I I 2 27, 34
total 3
Meraba paha meraba paha dengan sengaja I 1 34
total 1
Meletakkan tangan ke paha Meletakkan tangan ke paha orang lain I 1 27
total 1
TOTAL 5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

121

Memegang / menyentuh Memegang alat kelamin Memegang dengan sengaja anu si cowok / cewek I I 2 03, 34
bagian alat kelamin Memegang kemaluan orang lain I I I 3 14, 18, 43
seseorang Memegang barang pribadi (alat kelamin) I 1 20
Memegang-megang alat kelamin I I I 3 23, 33, 32
Bagian kemaluan di pegang-pegang I 1 16
total 10
Menyentuh alat kelamin Menyentuh bagian-bagian alat vital I 1 07,
Menyentuh bagian-bagian seksual lawan jenis I 1 21
Menyentuh kelamin I 1 30
Sentuh-sentuh memek I 1 25
total 4
Mencolek alat kelamin Colek-colek kemaluan I 1 06,
total 1
Meraba alat kelamin Meraba bagian vital dari organ tubuh I 1 26
Meraba bagian vital dengan sengaja I 1 34
total 2
TOTAL 17

Memegang / menyentuh Memegang payudara Memegang payudara I I I 3 02, 32, 34


bagian payudara Memegang buah dada I I 2 14, 20
seseorang Pegang-pegang dada I I 2 16, 33
total 7
Menyentuh payudara Menyentuh buah dada I 1 17
Sentuh-sentuh payudara I 1 25
total 2
Mencolek payudara Menyamul payudara I 1 42
Colek-colek payudara I 1 06,
total 2
Meraba payudara Meraba payudara dengan sengaja I 1 34
total 1
TOTAL 12

Memegang / menyentuh Menyentuh leher Disentuh teman di bagian leher karena buat ngilu dan I 1
bagian leher seseorang bergetar-getar pada penis
total 1
TOTAL 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

122

Memegang / menyentuh Memegang bokong Memegang bokong I I I 2 02, 32, 34


bagian bokong seseorang Memegang pantat I I I I 4 05, 17, 20, 33
Memegang pantat orang lain I I 2 14, 27
Bagian bokong dipegang-pegang I 1 16
total 9
Menyentuh bokong Sentuh-sentuh pantat I 1
total 1
Meraba bokong meraba bokong dengan sengaja I 1 34
total 1
Mencolek pantat Colek-colek pantat I 1 06,
total 1
TOTAL 12

Menggoda seseorang Menggoda dengan gerakan Melakukan gerakan-gerakan mesum / cabul yang tidak I 1 03,
secara langsung atau perilaku yang mengarah pantas dilakukan kepada lawan jenis
pada hal seksual Menarik tali BH wanita I 1 05,
Menggoda orang lain dengan unsur seksual I 1 24
Menggoda perempuan I 1 48
total 4
Menggoda dengan mata Matanya tidak fokus I 1 09,
total 1
Menggoda dengan siulan Siul-siul menggoda I 1 31
total 1
Menggoda dengan Liatin bokep ke orang lain I 1 32
pornografi total 1

Menggoda dengan Memperlihatkan alat kelamin I 1 18


menunjukkan alat kelamin Menunjukkan barang pribadi kepada orang lain I 1 20
pada seseorang Menunjukkan alat kelamin ke orang lain I 1 31
total 3
TOTAL 10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

123

Menggoda seseorang Mengekspose bagian tubuh Mengumbar aurat di muka umum I 1 01,
secara tidak langsung kepada orang lain Telanjang di muka umum I I 2 10, 30
Menggunakan pakaian yang sedikit memperlihatkan I 1 27
bagian tubuh yang besifat pribadi
Memakai pakaian terlalu sexy I 1 43
Berpakaian kebarat-baratan I 1 45
Menggunakan pakaian yang tidak sopan dan pamer I 1 50
Memakai hot pants tidak pada tempatnya yang I 1 22
menarik nafsu dan kriminal
total 8
Mengekspose hubungan Berduaan di tempat sepi I 1 08,
seksual kepada orang lain Berhubungan seksual dan diekspose ke publik I 1 26
Berpacaran secara ceroboh dan seronok di tempat I 1 50
umum / sembarang tempat
Melihat anak-anak kecil pacaran yang kebablasan I 1 04,
di tempat umum
Berbuat senonoh di tempat umum I 1 22
total 5
TOTAL 13

Hubungan seksual Hubungan seksual yang Perbuatan negatif / tidak boleh dilakukan jika belum I 1 08,
tidak resmi (bukan pasutri) resmi atau suami istri
Melakukan perbuatan suami istri pada saat pacaran I 1 11
Bertidak mesum dengan pasangan I 1 13
Kumpul kebo I 1 14
Sex di luar nikah I 1 20
Berhubungan badan diluar nikah I 1 39
Melakukan hubungan seks I 1 38
Mesum diluar nikah I 1 47
total 8
Hubungan seksual dengan Memaksa seperti memperkosa I 1 02,
paksaan Memperkosa I I I 4 06, 20, 29, 41
Memaksa melakukan hubungan badan I 1 07,
Memaksa orang lain memenuhi hasratnya I 1 11
Pemaksaan I I 2 17, 46
Dalam berpacaran memaksa untuk bersenggama I 1 26
Memaksa seseorang berhubungan seks padahal I 1 33
bukan suami istri
Memaksa anak perempuan dibawah umur I 1 39
Memaksa orang lain berhubungan intim I 1 48
total 13
Hubungan seksual dengan Membayar demi kepuasan hasrat biologis I 1 11
imbalan uang Dibayar demi kepuasan hasrat biologis I 1 11
total 2
TOTAL 23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

124

Permintaan seksual Permintaan hubungan seks Meminta untuk bersenggama I 1 26


total 1
TOTAL 1

Perilaku seksual Individu Masturbasi Masturbasi I 1 20


Melakukan masturbasi atau onani I 1 36
total 2
TOTAL 2

Perilaku yang buruk Perilaku seksual yang buruk Hal-hal berunsur seksual yang dianggap diluar batas I 1 29
Hasrat seksual yang tidak tersalurkan karena I 1 37
kehabisan waktu / kesempatan
Tidak dapat melayani pasangan karena sedang I 1 37
kecapaian atau bad mood
Melakukan sesuatu yang merugikan bagi orang lain I 1 38
untuk kepuasan diri sendiri
Membawa lari anak orang I 1 39
Suatu tindakan yang tidak terpuji I 1 44
Perilaku yang tidak bermoral I 1 50
total 7
TOTAL 7

Perilaku pelecehan Pelecehan Sexual harassment both verbal and physical I 1 28


total 1
TOTAL 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

125

Blueprint Skala SEQ-DoD

Definisi Dimensi Butir Item


Item Asli SEQ-DoD
Atasan atau rekan kerja memberi komentar yang
tidak menyenangkan tentang penampilan, tubuh,
atau aktivitas seksual saya
Atasan atau rekan kerja memanggil dengan
sapaan siulan atau ejekan yang mesum / cabul.
Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
“secara berbeda” semata – mata karena jenis
kelamin saya (misalnya: mengabaikan, tidak
memperhatikan, dsb).
Atasan atau rekan kerja merendahkan saya
karena alasan perbedaan jenis kelamin.
Atasan atau rekan kerja menatap atau melirik
saya sedemikian rupa, sehingga membuat saya
tidak nyaman.
Gender Harassment Atasan atau rekan kerja memperlihatkan,
menggunakan atau membagikan benda atau
barang yang bersifat mesum atau cabul yang
Perilaku pelecehan merendahkan harga diri saya (misalnya; gambar
seksual yang lebih atau film cabul yang menurut Anda terlalu
vulgar).
mengarah pada Atasan atau rekan kerja membuat
perilaku merendahkan pernyataan yang bersifat merendahkan
jenis kelamin tertentu (misalnya,
atau menghina yang
perempuan tidak mampu mengerjakan
berbasis gender tugas berat atau laki-laki tidak bisa teliti).
tertentu Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan seksual yang kasar atau terlalu
vulgar, baik di depan umum atau kepada
saya secara pribadi.
Perilaku menghina, Atasan atau rekan kerja membuka atau
memperlihatkan tubuh mereka sambil
merendahkan, menggoda saya sehingga saya merasa malu
mengganggu, atau tidak nyaman.
Item Tambahan Hasil Survei
merugikan dan Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan yang tidak senonoh tentang diri
tidak diinginkan saya pada orang lain (misal; menyatakan
yang mengandung bahwa saya suka nonton video / gambar
porno).
unsur seksual dan Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan yang kotor tentang diri saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

126

dilakukan oleh terhadap orang lain ( misalnya; menyebut


diri saya sebagai pelacur atau murahan).
atasan atau rekan Item Asli SEQ-DoD
kerja secara Atasan atau rekan kerja mencium,
membelai saya di luar kemauan saya.
sengaja dan/atau Atasan atau rekan kerja terus – menerus
mengajak saya kencan (misalnya dengan
berulang dalam
mentraktir makan, dsb) meskipun saya
lingkungan kerja. menolaknya.
Pembicaraan / candaan atasan atau rekan
kerja mengarah pada hal – hal yang
berunsur seksual atau mesum yang
membuat saya tidak nyaman.
Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
Unwanted Sexual saya menjalin hubungan mesra meskipun
Attention saya tidak suka.
Atasan atau rekan kerja berhubungan seks
dengan saya, meskipun saya tidak mau.
Perilaku pelecehan Item Tambahan Hasil Survei
Atasan atau rekan kerja memperlihatkan
seksual yang lebih alat kelaminnya pada saya secara sengaja.
mengarah pada Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan
menggoda atau mesum melalui pesan
perilaku menarik singkat (misalnya; SMS, WA, BBM, dsb).
perhatian orang lain Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk mengangkat rok atau
yang tidak menyibakkan pakaian saya.
diinginkan, tidak Atasan atau rekan kerja memanggil saya
dengan panggilan mesra (sayang, baby,
dibalas dan honey).
menyinggung Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap saya dengan penuh nafsu atau
tidak senonoh dan membuat saya tidak
nyaman dan malu.
Atasan atau rekan kerja menyentuh /
memegang / mencolek bagian dari tubuh
saya (misalnya payudara, bokong, atau
bagian sensitif/pribadi lain).
Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap dengan tajam bagian tubuh saya
yang sensitif / pribadi (misalnya; pada
wanita payudara, paha; pada pria pantat).
Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk duduk atau berdiri terlalu
dekat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

127

Item Asli SEQ-DoD


Saya diiming – iming akan mendapat
promosi yang cepat atau mendapat
perlakuan yang baik, jika saya mau
melakukan aktivitas seksual yang
diinginkan atasan atau rekan kerja
Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
untuk berhubungan seks di luar kemauan
Sexual Coercion saya meskipun usahanya gagal.
Atasan atau rekan kerja membuat saya
merasa seolah – olah “disogok” atau
Perilaku pelecehan “disuap” dengan hadiah atau imbalan
seksual yang lebih (misalnya bonus atau barang) untuk
melakukan aktivitas seksual.
mengarah pada Atasan atau rekan kerja memperlakukan
perilaku memaksa, saya secara buruk karena saya menolak
hubungan seks dengan nya.
memeras, atau Saya merasa diancam karena menolak
memberikan iming- melakukan aktivitas seksual yang
diinginkan oleh atasan atau rekan kerja
iming atau hadiah (misalnya; diancam bahwa kekurangan
untuk memperoleh dalam pekerjaan saya akan dicari – cari).
Saya merasa takut dan akan diperlakukan
aktivitas seksual buruk oleh atasan atau rekan kerja, jika
bersama. saya menolak melakukan aktivitas seksual
dengan rela.
Atasan atau rekan kerja berusaha
melibatkan saya dalam pembicaraan
tentang seks di luar kemauan saya
(misalnya membicarakan kehidupan seksual
Anda).
Atasan atau rekan kerja membuat gerakan
tubuh yang mesum atau cabul yang
membuat saya merasa malu atau tidak
nyaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

128

Blueprint Skala PCS

Definisi Aspek Butir Item


Sistem Cardiovascular Saya mengalami rasa sakit pada bagian
dan Pembuluh Darah kepala.
Saya merasa kepala saya terasa berat.
Saya merasa pusing di saat berdiri.
Jatung saya berdebar – debar kencang
tanpa alasan tertentu.
Sistem Gastrointestinal Saya mengalami rasa sakit pada bagian
perut.
Saya mengalami diare.
Perut saya terasa berat atau mual.
Nafsu makan saya menurun.
Sistem Musculoskeletal Saya mengalami rasa kaku pada bagian
pundak.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian
pinggang.
Sekumpulan
Mata saya terasa tegang atau lelah.
penyakit fisik baik
Bagian tubuh saya bergerak dengan
dalam bentuk
sendirinya tanpa kontrol (misal tiba-
disfungsi ataupun
tiba kepala menggeleng).
perubahan patologis
Bagian tangan atau kaki saya
yang disebabkan
mengalami mati rasa atau gemetar.
oleh adanya emosi
yang berlebihan Saya merasa lelah saat berbicara
dengan orang lain.
dalam diri seseorang
yang disalurkan Sistem Respiratory Saya dengan mudah terserang flu.
melalui susunan Tiba – tiba saya merasa kesulitan
saraf autonom. untuk bernafas.
Tenggorokan saya terasa sakit saat
menelan sesuatu.
Sistem Endocrine Saya merasakan bunyi “denging” pada
telinga.
Saya merasa selalu ingin berbaring.
Saya merasa ketahanan tubuh saya
menurun.
Entah bagaimana, saya merasa diri
saya sakit.
Sistem Kulit Saya mengalami rasa gatal yang
membuat kulit saya meradang.
Tiba – tiba jerawat muncul pada muka
saya.
Tiba–tiba kulit saya mengalami iritasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

129

Sistem Genitourinary Saya merasa tidak lancar saat buang


air kecil.
Saya merasa kehidupan seksual saya
menurun.
Saya merasa nyeri pada bagian alat
vital.
Sistem Nervorum Badan saya mudah sekali terasa lelah
atau capek.
Saya merasa kesulitan untuk
berkonsentrasi.
Saat tidur saya merasa tidak nyenyak
atau tidak nyaman atau insomnia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

130

Skala Relasi Seksualitas


di Tempat Kerja

Oleh:

Marius Angga Kurnianto

119114099

Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

131

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang berbahagia,

Perkenalkan Saya Marius Angga Kurnianto, adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Saya saat ini sedang mempelajari seksualitas dalam konteks
kecenderungan hubungan interpersonal di dalam dunia kerja. Saya ingin memahami bagaimana
kecenderungan – kecenderungan pribadi terkait dengan seksualitas, hubungan kita dengan orang
lain, dan kondisi psikologis kita khususnya dalam dunia para pekerja. Dengan terlibat pada
survei ini Anda memberi sumbangan pada pengetahuan dan penanganan masalah – masalah
psikologis dan seksualitas dalam dunia kerja. Informasi yang Anda berikan akan sangat
bermanfaat jika diberikan dengan jujur dan apa adanya. Dalam survei ini tidak ada jawaban yang
benar atau salah, jawaban yang tepat adalah jawaban sesuai dengan diri Anda. Informasi yang
Anda berikan bersifat Anonim dan tidak terkait dengan identitas pribadi. Selain itu kami akan
menjaga informasi Anda sebagai hal yang bersifat rahasia.Jika ada hal – hal yang kurang jelas,
Anda dapat menghubungi saya melalui no Hp dengan nomor 087859676785 atau melalui E-mail
dengan alamat mariusangga@gmail.comBerdasarkan semua penjelasan di atas, Saya sebagai
pihak responden Bersedia / Tidak Bersedia menjadi responden survei ini.

Responden,

(……………………………..)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

132

Angket Seksualitas di Tempat Kerja


Pada bagian ini kami ingin menanyakan pengalaman Anda di tempat kerja yang terkait dengan
seksualitas. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang ada sebelum mengisi jawaban. Pilihlah
satu dari lima respon yang tersedia sesuai dengan pengalaman diri Anda Selama SATU TAHUN
terakhir saat Anda bekerja, dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.

Ket : TP : Tidak Pernah, SD: Sekali Dua Kali, KK: Kadang – Kadang, S: Sering, SS:
Setiap Saat.

No Items Respon
TP SD KK SE HS
1. Atasan atau rekan kerja memperlihatkan alat
kelaminnya pada saya secara sengaja.
2. Atasan atau rekan kerja memberi komentar
yang tidak menyenangkan tentang
penampilan, tubuh, atau aktivitas seksual saya
3. Saya diiming – iming akan mendapat promosi
yang cepat atau mendapat perlakuan yang
baik, jika saya mau melakukan aktivitas
seksual yang diinginkan atasan atau rekan
kerja
4. Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang tidak senonoh tentang diri saya pada
orang lain (misal; menyatakan bahwa saya
suka nonton video / gambar porno).
5. Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
untuk berhubungan seks di luar kemauan saya
meskipun usahanya gagal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

133

6. Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan


menggoda atau mesum melalui pesan singkat
(misalnya; SMS, WA, BBM, dsb).
7. Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk mengangkat rok atau
menyibakkan pakaian saya.
8. Atasan atau rekan kerja memanggil saya
dengan panggilan mesra (sayang, baby,
honey).
9. Atasan atau rekan kerja membuat saya merasa
seolah – olah “disogok” atau “disuap” dengan
hadiah atau imbalan (misalnya bonus atau
barang) untuk melakukan aktivitas seksual.
10. Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap saya dengan penuh nafsu atau tidak
senonoh.
11. Atasan atau rekan kerja menyentuh /
memegang / meraba / mencolek bagian dari
tubuh saya (misalnya payudara, bokong, atau
bagian sensitif/pribadi lain).
12. Atasan atau rekan kerja mencium, membelai,
atau meraba saya di luar kemauan saya.
13. Atasan atau rekan kerja menghina saya
dengan panggilan gay, lesbian, atau banci.
14 Atasan atau rekan kerja memanggil dengan
sapaan siulan atau ejekan yang mesum /
cabul.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

134

15 Atasan atau rekan kerja memandang /


menatap dengan tajam bagian tubuh saya
yang sensitif / pribadi (misalnya; pada wanita
payudara, paha; pada pria pantat).
16. Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk duduk atau berdiri terlalu
dekat.
17 Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang kotor tentang diri saya terhadap orang
lain ( misalnya; menyebut diri saya sebagai
pelacur atau murahan).
18. Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
secara buruk karena saya menolak hubungan
seks dengan nya.
19. Atasan atau rekan kerja terus – menerus
mengajak saya kencan (misalnya dengan
mentraktir makan, dsb) meskipun saya
menolaknya.
20. Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
“secara berbeda” semata – mata karena jenis
kelamin saya (misalnya: mengabaikan, tidak
memperhatikan, dsb).
21. Saya merasa diancam karena menolak
melakukan aktivitas seksual yang diinginkan
oleh atasan atau rekan kerja (misalnya;
diancam bahwa kekurangan dalam pekerjaan
saya akan dicari – cari).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

135

22. Saya merasa takut dan akan diperlakukan


buruk oleh atasan atau rekan kerja, jika saya
menolak melakukan aktivitas seksual dengan
rela.
23. Pembicaraan / candaan atasan atau rekan
kerja mengarah pada hal – hal yang berunsur
seksual atau mesum yang membuat saya tidak
nyaman.
24. Atasan atau rekan kerja merendahkan saya
karena alasan perbedaan jenis kelamin.
25. Atasan atau rekan kerja menatap atau melirik
saya sedemikian rupa, sehingga membuat
saya tidak nyaman.
26. Atasan atau rekan kerja memperlihatkan,
menggunakan atau membagikan benda atau
barang yang bersifat mesum atau cabul
(misalnya; gambar atau film cabul yang
menurut Anda terlalu vulgar).
27. Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang bersifat merendahkan jenis kelamin
tertentu (misalnya, perempuan tidak mampu
mengerjakan tugas berat atau laki-laki tidak
bisa teliti).
28. Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
seksual yang kasar atau terlalu vulgar, baik di
depan umum atau kepada saya secara pribadi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

136

29. Atasan atau rekan kerja membuka atau


memperlihatkan tubuh mereka sambil
menggoda saya sehingga saya merasa malu
atau tidak nyaman
30. Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
saya menjalin hubungan mesra meskipun saya
tidak suka.
31. Atasan atau rekan kerja berhubungan seks
dengan saya, meskipun saya tidak mau.
32. Atasan atau rekan kerja berusaha melibatkan
saya dalam pembicaraan tentang seks di luar
kemauan saya (misalnya membicarakan
kehidupan seksual Anda).
33. Atasan atau rekan kerja membuat gerakan
tubuh yang mesum atau cabul yang membuat
saya merasa malu atau tidak nyaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

137

Angket Psikosomatis
Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti. Pilihlah satu dari empat respon yang tersedia. Berikan jawaban
sesuai dengan pengalaman diri Anda selama ENAM BULAN terakhir, dengan memberi tanda centang
(√) pada kolom yang tersedia.

Ket: TP: Tidak Pernah, J: Jarang, KK: Kadang – kadang, S: Sering

No Items Respon
TP J KK S
1. Saya mengalami rasa sakit pada bagian kepala
2. Saya merasa kepala saya terasa berat
3. Saya mengalami rasa sakit pada bagian perut
4. Saya mengalami diare
5. Perut saya terasa berat atau mual
6. Nafsu makan saya menurun
7. Saya mengalami rasa kaku pada bagian pundak
8. Saya mengalami rasa sakit pada bagian pinggang
9. Saya merasa pusing di saat berdiri
10. Saya dengan mudah terserang flu
11. Badan saya mudah sekali terasa lelah atau capek
12. Saya merasakan bunyi “denging” pada telinga
13. Saya mengalami rasa gatal yang membuat kulit saya
meradang
14. Mata saya terasa tegang atau lelah
15. Bagian tubuh saya bergerak dengan sendirinya tanpa
kontrol (misal tiba-tiba kepala menggeleng)
16. Jatung saya berdebar – debar kencang tanpa alasan
tertentu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

138

17. Tiba – tiba saya merasa kesulitan untuk bernafas


18. Bagian tangan atau kaki saya mengalami mati rasa
atau gemetar
19. Saya merasa selalu ingin berbaring
20. Saya merasa tidak lancar saat buang air kecil
21. Saya merasa kesulitan untuk berkonsentrasi
22. Saya merasa lelah saat berbicara dengan orang lain
23. Saya merasa kehidupan seksual saya menurun
24. Tenggorokan saya terasa sakit saat menelan sesuatu
25. Tiba – tiba jerawat muncul pada muka saya
26. Saya merasa ketahanan tubuh saya menurun
27. Entah bagaimana, saya merasa diri saya sakit
28. Tiba – tiba kulit saya mengalami iritasi
29. Saat tidur saya merasa tidak nyenyak atau tidak
nyaman atau insomnia
30. Saya merasa nyeri pada bagian alat vital
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

139

Informasi Responden

1. Usia :
2. Identitas Seksual : Pria maskulin / Pria agak feminim /
Pria feminism / Wanita maskulin / Wanita agak maskulin /
Wanita feminim
(Coret yang bukan)
3. Agama :
4. Suku :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Relasi : Lajang / Berpacaran / Bertunangan / Menikah
(Coret yg bukan)
7. Anak yang dimiliki :
8. Bidang Lapangan Kerja :
9. Jabatan Bekerja : Staf / Supervisor / Manajer / Direktur / lainnya
(Coret yang bukan)
10. Lama Bekerja :
11. Tempat Bekerja : Dalam ruangan / Luar ruangan
(Coret yang bukan)
12. Jumlah Rekan Kerja : Jumlah pria jauh lebih banyak / Jumlah Jumlah
pria agak lebih banyak / Jumlah pria wanita seimbang /
Jumlah wanita agak lebih banyak / Jumlah wanita jauh
lebh banyak
(Coret yang bukan)
13. Jenis Instansi : Negeri / Swasta (Coret yang bukan)
14. Domisi / Tempat : (kota/kabupaten)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

140

Saya Ucapkan Terima Kasih


Atas perhatian dan partisipasi Anda dalam peneliitian ini dengan
menjadi Responden penelitian ini. Dengan berpartisipasi, Anda
turut membantu kemajuan penelitian Psikologi khususnya terkait
seksualitas.
Semoga hari Anda menyenangkan dan Tuhan selalu Memberkati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

141

Hasil Reliabilitas pada Skala SEQ – DoD

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 277 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 277 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.966 33

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Item1 41.36 287.268 .608 .965

Item2 40.97 280.108 .579 .965

Item3 41.43 290.571 .555 .966

Item4 41.06 277.055 .644 .965

Item5 41.41 288.054 .681 .965

Item6 41.04 271.121 .770 .964

Item7 41.30 283.377 .654 .965

Item8 40.93 272.669 .734 .965

Item9 41.36 285.588 .711 .965

Item10 41.16 276.859 .759 .964


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

142

Item11 41.23 278.995 .772 .964

Item12 41.31 284.829 .639 .965

Item13 41.26 285.372 .522 .966

Item14 41.15 275.593 .747 .964

Item15 41.16 276.463 .784 .964

Item16 40.97 275.894 .678 .965

Item17 41.26 277.641 .775 .964

Item18 41.39 288.449 .565 .965

Item19 41.24 280.697 .743 .964

Item20 41.25 285.168 .552 .965

Item21 41.35 284.597 .750 .965

Item22 41.35 285.295 .632 .965

Item23 40.79 273.019 .678 .965

Item24 41.28 285.129 .590 .965

Item25 41.10 277.398 .717 .965

Item26 41.03 271.075 .786 .964

Item27 41.02 279.036 .627 .965

Item28 41.21 278.494 .761 .964

Item29 41.28 280.435 .790 .964

Item30 41.34 287.079 .606 .965

Item31 41.30 286.002 .524 .966

Item32 41.13 277.067 .705 .965

Item33 41.17 273.569 .828 .964


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

143

Hasil Reliabilitas pada Skala Psychosomatic Complaint Scale

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 277 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 277 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.934 30

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Item1 59.79 239.202 .546 .932

Item2 59.91 235.701 .635 .931

Item3 59.91 241.166 .454 .933

Item4 60.16 245.050 .348 .934

Item5 60.21 239.036 .533 .932

Item6 60.16 240.216 .458 .933

Item7 59.63 238.262 .496 .932

Item8 59.93 238.216 .534 .932

Item9 60.09 237.669 .544 .932

Item10 59.97 240.586 .460 .933


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

144

Item11 59.56 236.428 .604 .931

Item12 60.25 241.565 .432 .933

Item13 60.44 240.834 .449 .933

Item14 59.59 237.329 .574 .931

Item15 60.79 243.407 .457 .933

Item16 60.50 239.555 .534 .932

Item17 60.62 241.540 .483 .933

Item18 60.51 237.867 .592 .931

Item19 59.91 233.587 .632 .931

Item20 59.92 235.598 .647 .931

Item21 59.95 237.146 .613 .931

Item22 60.15 236.665 .611 .931

Item23 60.17 236.542 .634 .931

Item24 60.10 235.500 .556 .932

Item25 60.18 237.240 .588 .931

Item26 59.99 236.688 .602 .931

Item27 60.35 235.585 .632 .931

Item28 60.21 234.255 .671 .930

Item29 60.00 235.743 .549 .932

Item30 60.47 239.931 .522 .932


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

145

Hasil Uji Normalitas Residu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 278
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 14.95591326
Most Extreme Differences Absolute .047
Positive .047
Negative -.023
Test Statistic .047
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

146

Hasil Uji Heterokedasitas dengan Uji Glejser

a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Pelecehan
Seksual di . Enter
b
Tempat Kerja

a. Dependent Variable: RES_2


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .017 .000 -.003 9.31279

a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja


b. Dependent Variable: RES_2

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 7.146 1 7.146 .082 .774

Residual 23936.935 276 86.728

Total 23944.081 277


a. Dependent Variable: RES_2
b. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

147

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 12.089 1.487 8.133 .000

Pelecehan Seksual di
-.009 .032 -.017 -.287 .774
Tempat Kerja

a. Dependent Variable: RES_2

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 10.8970 11.7819 11.6938 .16061 278


Std. Predicted Value -4.961 .548 .000 1.000 278
Standard Error of Predicted
.559 2.832 .714 .339 278
Value
Adjusted Predicted Value 8.6199 11.8369 11.6907 .26719 278
Residual -11.70699 31.87961 .00000 9.29596 278
Std. Residual -1.257 3.423 .000 .998 278
Stud. Residual -1.259 3.465 .000 1.003 278
Deleted Residual -11.75096 33.48307 .00310 9.39303 278
Stud. Deleted Residual -1.261 3.537 .002 1.009 278
Mahal. Distance .001 24.612 .996 3.050 278
Cook's Distance .000 .459 .005 .030 278
Centered Leverage Value .000 .089 .004 .011 278

a. Dependent Variable: RES_2


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

148

Hasil Uji Linearitas

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Psikosomatis * Pelecehan
278 100.0% 0 0.0% 278 100.0%
Seksual di Tempat Kerja

Report
Psikosomatis

Pelecehan Seksual di
Tempat Kerja Mean N Std. Deviation

33 57.72 102 14.701


34 58.44 16 14.142
35 60.13 23 16.963
36 57.35 20 15.181
37 63.60 20 17.373
38 59.00 7 13.988
39 60.25 4 4.992
40 68.00 4 19.201
41 72.50 6 12.161
42 49.25 4 10.046
43 66.67 6 7.891
44 52.75 4 15.414
45 52.50 4 19.053
46 59.50 2 3.536
47 81.00 2 7.071
48 63.50 4 6.856
49 62.00 3 12.767
50 69.00 3 25.239
51 63.50 2 6.364
53 81.00 2 19.799
55 86.00 1 .
56 80.00 1 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

149

57 68.50 2 7.778
58 74.50 2 3.536
59 74.67 3 25.502
60 80.00 1 .
61 73.00 1 .
62 76.50 2 6.364
63 66.00 1 .
64 82.50 2 12.021
65 66.00 1 .
68 58.00 1 .
69 95.00 1 .
71 69.00 2 12.728
75 82.00 1 .
77 98.00 1 .
82 76.50 2 26.163
85 81.00 1 .
87 93.00 1 .
88 76.00 1 .
92 74.00 3 4.583
96 80.00 1 .
97 79.00 1 .
100 80.00 2 .000
110 72.00 1 .
115 88.00 1 .
117 44.00 1 .
121 57.00 1 .
128 97.00 1 .
Total 62.13 278 15.951
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

150

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Psikosomatis * Between (Combined) 19013.437 48 396.113 1.763 .003


Pelecehan Seksual Groups Linearity 8518.161 1 8518.161 37.903 .000
di Tempat Kerja Deviation from
10495.276 47 223.304 .994 .491
Linearity

Within Groups 51463.901 229 224.733

Total 70477.338 277

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Psikosomatis * Pelecehan
.348 .121 .519 .270
Seksual di Tempat Kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

151

Hasil Uji Regresi


a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Pelecehan
Seksual di . Enter
b
Tempat Kerja

a. Dependent Variable: Psikosomatis


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .348 .121 .118 14.983

a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja


b. Dependent Variable: Psikosomatis

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 48.477 2.392 20.270 .000

Pelecehan Seksual di
.322 .052 .348 6.160 .000
Tempat Kerja

a. Dependent Variable: Psikosomatis


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

152

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 59.09 89.64 62.13 5.545 278


Std. Predicted Value -.548 4.961 .000 1.000 278
Standard Error of Predicted
.899 4.556 1.148 .546 278
Value
Adjusted Predicted Value 58.89 89.98 62.15 5.628 278
Residual -42.103 43.624 .000 14.956 278
Std. Residual -2.810 2.912 .000 .998 278
Stud. Residual -2.916 2.917 -.001 1.002 278
Deleted Residual -45.324 43.798 -.016 15.087 278
Stud. Deleted Residual -2.956 2.958 .000 1.007 278
Mahal. Distance .001 24.612 .996 3.050 278
Cook's Distance .000 .325 .004 .023 278
Centered Leverage Value .000 .089 .004 .011 278

a. Dependent Variable: Psikosomatis

Anda mungkin juga menyukai