OPERASIONAL BAKU
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
DIDIK BARU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur seleksi peserta didik PPDS-1 ilmu bedah
saraf yang jelas dan akuntabel
B. RUANG LINGKUP
Meliputi seluruh kegiatan seleksi calon peserta didik PPDS-1 ilmu bedah saraf FK Unhas
C. DEFINISI
Penerimaan peserta didik adalah suatu proses rekruitmen peserta didik PPDS1 bagian
ilmu bedah saraf FK Unhas oleh tim seleksi yang dibentuk oleh KPS dan bekerjasama
dengan TKP PPDS-1 FK Unhas dan Program Pasca Sarjana
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
F. RINCIAN PROSEDUR
G. LAMPIRAN
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
No......................../Prodi-NS/Mks/../20..
Lamp : 1 lembar
Hal : mohon sebagai pewawancara seleksi PPDS I
Kepada Yth,
1. Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS (K)
2. Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS (K)
3. Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS (K)
4. dr. Andi Ihwan, Sp.BS
5. dr. Wahyudi, Sp.BS
Ditempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya tes wawancara untuk peserta seleksi calon PPDS 1
Program studi dokter spesialis ilmu bedah saraf periode.............,.20.. pada :
Hari / tanggal : ..................../. ............... 2018
Waktu : Pkl 08.00 wita – selesai
Tempat : Bagian ilmu bedah FK.UNHAS/RSUP Wahidin
Sudirohusodo Kandidat : berjumlah .. orang
Maka bersama ini kami mohon kesediaan teman sejawat sebagai pewawancara ujian
wawancara pad tanggal dan waktu tersebut.
Demikian kami sampaikan , atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terimakasih.
FORMULIR REKOMENDASI
6. Pemberi rekomendasi
a. Nama (dengan gelar): ................................................................................
b. Jabatan saat ini : ................................................................................
c. Alamat : ................................................................................
......................,.......................
Pemberi rekomendasi
......................................
( nama dan tandatangan)
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
I. TES KESANGGUPAN
NO KRITERIA PILIHAN JAWABAN
1 KESANGGUPAN MENGIKUTI Siap / Ragu / Tidak siap
PROGRAM
2 KESANGGUPAN BIAYA Siap / Ragu / Tidak siap
CATATAN : ……………………………………………………………………..
(…………………………………)
Nama lengkap dan Tanda Tangan
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
10
Makassar, ……………….20…..
KPS Ilmu Bedah Saraf FK UNHAS
RSUP Wahidin Sudirohusodo
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
JEJARING PENDIDIKAN
A. TUJUAN
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pelaksanaan kegiatan peserta didik PPDS Ilmu Bedah Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin di Rumah Sakit Pendidikan Utama
dan Jejaring Pendidikan
C. DEFINISI
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
Absensi 100%
H. REKAMAN
a. Daftar absensi
b. Logbook
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
CASE REPORT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pelaksanaan kegiatan emergency case report peserta didik PPDS
Program Studi Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin di rumah
sakit pendidikan jejaring.
C. DEFINISI
1. Peserta didik adalah dokter umum yang menjalani pendidikan sebagai residen di
Program Studi Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. Rumah sakit pendidikan jejaring adalah rumah sakit yang bekerja sama dengan
Program Studi Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu.
3. Emergency case report adalah kegiatan pelaporan pasien yang dilaksanakan tiga kali
dalam seminggu di rumah sakit pendidikan jejaring. Emergency case report
dilaksanakan pagi hari sebelum kegiatan pelayanan berjalan dan dihadiri oleh
konsulen/supervisor, peserta PPDS, dan co-ass.
D. REFERENSI
1. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Saraf
2. Buku Panduan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Saraf
E. KETENTUAN
1. Kegiatan berupa pelaporan jumlah, diagnosis, dan tindakan yang dilakukan kepada
pasien pasien.
2. Emergency case report dibawakan oleh peserta PPDS dan dipimpin oleh konsulen.
F. RINCIAN PROSEDUR
1. Emergency case report dibuat oleh tim jaga yang bertugas satu hari sebelum
emergency case report dilaksanakan.
2. Isi emergency case report berupa laporan jumlah, diagnosis, dan tindakan yang
dilakukan kepada pasien yang masuk satu hari sebelum emergency case report
dilaksanakan.
4. Diskusi mengenai isi emergency case report dilaksanakan dan dipimpin oleh
konsulen.
G. UKURAN KINERJA
Kegiatan emergency case report diikuti minimal 50 persen dari seluruh peserta PPDS
di rumah sakit.
H. REKAMAN
I. DOKUMEN TERKAIT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
DIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur pelaksanaan tugas jaga peserta didik.
B. RUANG LINGKUP
Meliputi seluruh kegiatan selama pendidikan PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf di lingkungan
PPDS-1 FK Unhas
C. DEFINISI
Tugas jaga peserta didik adalah suatu proses pembelajaran komprehensif dalam
tatalaksana kasus Bedah di Unit Gawat Darurat, Ruang Perawatan Intensif dan ruang
perawatan biasa oleh peserta didik dalam suatu hirearki juga yang dipimpin seorang
supervisor jaga sebagai penanggung jawab.
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
F. RINCIAN PROSEDUR
1. Peserta didik melakukan tugas jaga sesuai deskripsi tugas masing-masing sesuai
tingkatan jaga diluar jam kerja.
2. Tim jaga terdiri dari peserta didik dati setiap tingkat dan dipimpin oleh seorang
supervisor jaga sebagai penanggung jawab utama.
3. Peserta didik melaporkan semua kasus yang dirawat selama jam jaga kepada
supervisor jaga
4. Peserta mempresentasikan laporan jaga, sesuai ketentuan berlaku, pada forum
Morning Report/ emergency case setelah jam jaga berakhir dihadapan semua peserta
didik dan staf pendidik dipimpin oleh konsulen.
5. Tim jaga bertanggung jawab menulis perubahan diagnosis dan tatalaksana kasus
sesuai hasi keputusan forum morning report.
G. LAMPIRAN/ FORMULIR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman 0
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur peserta didik dalam mengikuti kursus wajib.
B. RUANG LINGKUP
C. DEFINISI
Kursus Wajib : adalah suatu kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik karena merupakan
persyaratan dalam mengikuti Pendidikan Spesialis Bedah.
Kursus Wajib masuk dalam Kurikulum Program StudiI Ilmu Bedah Saraf sesuai Kurikulum
Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia.
Kursus Wajib terdiri dari Kursus Paket Bedah Dasar, Kursus Paket Bedah Saraf Dasar dan
Kursus Paket Bedah Saraf Lanjut.
D. REFERENSI
E. PENANGGGUNG JAWAB
Ketua Program Studi (KPS)
F. RINCIAN PROSEDUR
1. Kegiatan kursus wajib dilaksanakan sesuai jadwal sudah dibuat oleh Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia.
2. 1 bulan sebelum Jadwal Kursus, Program Studi Ilmu Bedah Saraf FK Unhas
mendaftarkan nama peserta didik yang harus mengikuti KursusWajib. Peserta kursus
disesuaikan dengan Level Pendidikan.
3. Saat keberangkatan pesertadidik ke acara Kegiatan Kursus Wajib dilengkapi dengan surat
tugas dari Dekan FK Unhas Makasar.
4. Sekembalinya peserta didik dari kegiatan Kursus harus mengumpulkan sertifikat khusus
yang dimaksud
G. LAMPIRAN/FORMULIR
No. : …………………….
Lamp. : 1 lembar
Hal : Pendaftaran Paket Kursus
Kepada Yth.
Ketua Kolegium Bedah Saraf Indonesia
di Jakarta
Dengan Hormat,
Bersama ini kami daftarkan peserta untuk mengikuti Kursus Paket Bedah Saraf Dasar dan
Bedah Saraf Lanjut dari Program Studi Dokter Spesialis Ilmu Bedah Saraf FK Unhas / RSWS
Makassar sebagai berikut : (terlampir)
Tembusan :
1. Arsip
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEGIATAN ILMIAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur peserta didik dalam mengikuti Kegiatan Ilmiah
Bedah Saraf
B. RUANG LINGKUP
C. DEFINISI
Mengikuti Kegiatan Ilmiah : adalah suatu kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik
karena merupakan forum atau ajang untuk mempresentasikan karya tulis nasional yang
telah dibuat oleh peserta didik.
Kegiatan Ilmiah Bedah dilaksanakan tiap 1 tahun sekali dan tempatnya dipindah-pindah di
seluruh Indonesia yang ada center Pendidikan Ilmu Bedah Saraf.
Kegiatan Ilmiah Bedah Saraf dapat berupa PIT PERSPEBSI (Pertemuan Ilmiah Tahunan
Persatuan Ahli Bedah Saraf Indonesia), PIT IKABI (Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan
Ahli Bedah Indonesia), MABI (Mukhtamar Ahli Bedah Indonesia), Trigonum, dll
D. REFERENSI
E. PENANGGGUNG JAWAB
2. Kegiatan Ilmiah Bedah/ Bedah Saraf dapat diikuti oleh peserta didik dengan catatan
harus membawakan karya tulis nasional yang berupa Case report dan Studi Deskriptif.
3. Saat keberangkatan peserta didik ke acara Kegiatan Ilmiah Bedah/ Bedah Saraf
dilengkapi dengan surat tugas dari Dekan FK Unhas Makassar
4. Sekembalinya peserta didik dari kegiatan Ilmiah Bedah/ Bedah Saraf harus
mengumpulkan sertifikat kegiatan yang dimaksud.
G. LAMPIRAN/ FORMULIR
KepadaYth.
Dengan Hormat,
Nama :
Semester :
Ingin mengajukan jadwal untuk pembacaan karya tulis berupa Karya Tulis dengan judul
……………………………………...................
Demikian saya sampaikan, atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui.
Pembimbing I Pembimbing II
NAMA RESIDEN :
SEMESTER :
JUDUL PAPER :
PEMBIMBING I :
PEMBIMBING II :
CATATAN
PEMBIMBING I
(……………………)
RESIDEN PEMBIMBING II
(………………………..) (…………………….)
*) Coret yang tidak perlu
NB :Jika pembimbing lebih dari 2 orang, yang dimintai tandatangan cukup 2 pembimbing
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Prosedur ini memberikan panduan mengenai pemberian sanksi dan penghargaan terhadap
peserta didik.
B. RUANG LINGKUP
C. DEFINISI
1. Sanksi adalah suatu bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta didik karena telah
melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Program Studi Ilmu Bedah Saraf FK
UNHAS berdasarkan hasil rapat pendidikan.
2. Penghargaan adalah suatu bentuk apresiasi atas prestasi yang telah ditunjukkan oleh
peserta didik.
D. REFERENSI
E. KETENTUAN UMUM
F. PENANGGGUNG JAWAB
1. Peserta didik melakukan kesalahan atau kelalaian di RS jejaring pendidikan Ilmu Bedah
Saraf UNHAS
2. Dosen di RS bersangkutan mengajukan komplain kepada KPS/SPS
3. KPS/SPS memanggil peserta didik untuk konfirmasi
4. KPS/SPS menentukan jenis sanksi untuk peserta didik
5. Jika sanki ringan atau sedang, peserta didik cuma mendapat teguran
6. Jika sanksi berat maka akan dievaluasi pada rapat staf
7. Hasil keputusan pada rapat staf untuk sanksi peserta didik akan diteruskan kepada
penasehat akademik
H. UKURAN KINERJA
Surat teguran
I. REKAMAN
1. Surat teguran
2. Berita acara rapat staf
3. Absen rapat staf
J. DOKUMEN TERKAIT
Logbook
K. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur pelaksanaan Rapat Intern Program Studi Ilmu
Bedah sehingga dapat terlaksana dengan baik
B. RUANG LINGKUP
C. DEFINISI
Rapat Intern Prodi adalah rapat yang dilaksanakan oleh Program Studi Ilmu Bedah FK Unhas
Makassar bersama staf yang duduk dalam struktur organisasi Program Studi dan mengundang
Staf Pendidik di masing-masing sub Bagian Bedah.
D. REFERENSI
E. PENANGGGUNG JAWAB
1. Setiap bulan diacarakanrutin kegiatan Rapat Intern Program Studi Ilmu Bedah, diambil
minggu ketiga tiap bulannya.
2. Bahan Rapat dikumpulkan tiap bulannya, dan rutin membicarakan progress/ perkembangan
peserta didik PS Ilmu Bedah FK Unhas.
3. 4 hari sebelum jadwal rapat, pegawai Sekretariat Program Studi Bedah menyebarkan surat
Undangan Rapat Intern.
4. Pada hari H rapat intern, pegawai sekretariat menyiapkan ruangan rapat, beserta bahan rapat
dan perlengkapan lainnya.
5. Hasil rapat dibuat dalam bentuk notulen rapat dan kemudian disebarkan ke semua Staf
Pendidik pada Program Studi Ilmu Bedah untuk diketahui
G. LAMPIRAN
Di- tempat
Dengan Hormat,
Sesuai SK Rektor no. …………………….. tentang Susunan Panitia Struktur Organisasi Prodi
Bedah (terlampir), maka bersama ini kami mengundang Teman Sejawat untuk hadir dalam
rapat intern Prodi untuk pertama kali, pada :
Hari/ Tanggal : ………../ …………..20…
Waktu : Pk. 10.00 wita – selesai
Tempat : Ruang Rapat Staf Bedah
Acara :
1.
2.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamamya kami ucapkan terima kasih.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PEMBAGIAN ROTASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
PEMBAGIAN ROTASI
A. TUJUAN
B. RUANG LINGKUP
Pembagian rotasi peserta didik PPDS Ilmu Bedah Saraf FK UNHAS setiap bulan
C. DEFINISI
Pembagian rotasi adalah perpindahan peserta PPDS dari rumah sakit atau divisi satu ke
subdivisi yang lain setiap bulannya
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
F. RINCIAN PROSEDUR
1. Pembagian rotasi dilakukan oleh sekertaris Program Studi berdasarkan Data Rotasi
Program Studi Ilmu Bedah Saraf dengan mempertimbangkan level kompetensi
peserta didik dan semester yang berjalan
2. Mengeluarkan surat jadwal yang disetujui dan ditandatangai oleh KPS
3. Disebarkan secara tercetak ke peserta didik
G. DOKUMEN TERKAIT
Data rotasi PPDS ilmu Bedah Saraf
H. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Prosedur pemilihan ketua departemen bertujuan untuk memilih ketua departemen melalui
pemilihan secara musyawarah atau pengambilan suara.
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup tata tertib pelaksanaan pemilihan ketua departemen yang dilakukan
setiap 4 tahun sekali.
C. DEFINISI
a. Pemilihan ketua departemen adalah prosedur yang dilakukan oleh bagian setiap 4
tahun sekali dalam rangka pemilihan ketua departemen yang dilakukan secara
musyawarah mufakat atau pengambilan suara secara langsung.
b. Ketua departemen adalah individu yang terpilih dari beberapa calon dan memenuhi
syarat untuk dapat mengikuti pemilihan ketua departemen
D. REFERENSI
E. KETENTUAN UMUM
F. RINCIAN PROSEDUR
G. UKURAN KINERJA
Ketua bagian yang terpilih adalah calon ketua dengan suara terbanyak
H. REKAMAN
I. DOKUMEN TERKAIT
J. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan pimpinan PPDS-1 Ilmu Bedah sesuai dengan
klasifikasi dan tata cara yang berlaku.
B. RUANG LINGKUP
C. DEFINISI
Pengangkatan KPS : adalah suatu proses memilih pimpinan PPDS-1 di bagian Ilmu
Bedah Saraf FK UNHAS dengan melibatkan semua Dosen dan staf pengajar di
lingkungan prodi Ilmu Bedah Saraf yang berlangsung secara demokratis dan
kekeluargaan.
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
F. RINCIAN PROSEDUR
A. Persyaratan Pimpinan PPDS-1 sesuai dengan surat Dekan tersebut di atas adalah :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki integritas moral.
3. Berusia setinggi-tingginya 66 tahun bagi Profesor dan 61 tahun bagi yang tidak
Profesor pada saat diusulkan kepada rektor
4. Berpendidikan minimal spesialis 2 (konsultan) dengan jabatan fungsional minimal
Lektor Kalapa / Gol IV/a.
5. Menandatangani surat pernyataan di atas materai Rp 6.000,00 bahwa :
a. Bersedia dicalonkan dalam bentuk paket dan tidak akan mengundurkan diri
setelah penetapan paket.
b. Tidak berada dalam status tugas belajar atau ijin belajar.
c. Tidak akan merangkap jabatan baik di dalam maupun di luar universitas
hasanuddin tanpa persetujuan atasan.
6. Dosen yang boleh memilih dan dipilih adalah dosen yang tercatat sekurangnya
1(satu) semester dalam 1 (satu) tahun terakhir pada Program Studi dimaksud.
Dimaksud dengan Dosen pada Program Studi Ilmu Bedah adalah semua dosen
pada Bagian Ilmu Bedah (hasil Konsultasi lisan dengan Dekan).
B. Tata cara pemilihan diatur sebagai berikut :
1. Pemilihan dilakukan pada hari, tanggal dan tempat yang telah disepakati dan
dibertahukan kepada semua dosen.
2. Pemilihan dipimpin oleh KPS dan Sekertaris PS.
3. Pemilihan dianggap “Qorum” dan bisa dilaksanakan apabila dosen yang hadir
berjumlah 50%+1 orang.
4. Pemilihan diawali dengan penentuan bakal calon KPS (yang memenuhi
persyaratan-persyaratan seperti di atas) oleh para pemilih secara bebas dan rahasia
ditulis di atas secarik kertas tertutup yang telah disediakan.
5. Selanjutnya 3 (tiga) Bakal Calon dengan surat terbanyak yang bersedia menjadi
KPS dimintai untuk menentukan pasangannya yang akan menjadi sekertaris PS.
6. Kemudian dilakukan Pemilihan Paket KPS dan Sekertaris PS juga secara bebas
dan rahasia menggunakan kertas tertutup yang telah disediakan.
7. Paket yang mendapat suara terbanyak dikirim ke dekan untuk ditetapkan menjadi
KPS dan Sekertatis PS.
8. Dalam hal terjadi 2 (dua) paket yang mendapat suara yang sama banyaknya,
diadakan pemilihan ulang untuk menentukan 1 (satu) paket yang terpilih.
9. Hal-hal yang belum diatur dalam tata cara ini, akan dibicarakan dan diputuskan
secara musywarah mufakat.
G. LAMPIRAN/ FORMULIR
1. Absensi staf
2. Berita acara pemilihan KPS.
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
BERITA ACARA
PEMILIHAN KPS PRODI
ILMU BEDAH SARAF
FK UNHAS MAKASSAR
Pada hari ini tanggal …………diadakan pemilihan KPS dan SPS yang dihadiri oleh ....... orang
dari ........... yang diundang. Dipilih pasangan KPS dan SPS sebagai berikut:
Nama : dr……………………………….
NIP : ………………………………….
Nama : dr……………………………….
NIP : ………………………………….
Menyetujui Mengetahui
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
TENAGA KEPENDIDIKAN
A. TUJUAN
B. RUANG LINGKUP
Mencakup proses penerimaan dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Ilmu
Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang ditetapkan untuk
tugas tersebut.
C. DEFINISI
D. REFERENSI
Seleksi dan penerimaan staf pendidik Diknas mengikuti metode perekrutan sistem
seleksi/perekrutan dosen dan tenaga kependidikan pada Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
E. RINCIAN PROSEDUR
1. Calon staf pendidik dan calon tenaga kependididkan mengajukan surat lamaran
yang ditujukan kepada Rektor FK UNHAS dengan rekomendasi dari KPS Ilmu
Bedah Saraf FK UNHAS.
2. Surat lamaran yang dibuat oleh calon staf pendidik dan calon tenaga
kependidikan melampirkan surat pernyataan tidak keberatan dari instansi asal dan
daftar riwayat hidup yang bersangkutan.
3. Setelah calon staf pendidik dan calon tenaga kependidikan memenuhi syarat di
atas, maka akan berlanjut pada tahap tes tertulis dan wawancara.
4. Ketua Departemen Ilmu Bedah mengadakan rapat untuk mengambil keputusan
apakah bisa diterima atau tidak.
5. Apabila diterima, dalam waktu 1 minggu, Ketua Bagian akan mengirim surat
rekomendasi penerimaan staf pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan surat
lamaran yang telah diajukan.
F. DOKUMEN TERKAIT
1. Hasil tes tertulis dan wawancara
2. Berkas pendaftaran
G. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PESERTA DIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Memberikan panduan kepada peserta didik yang selama proses pendidikannya merasa
perlu mengajukan izin atau cuti sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di
Program Studi Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
B. RUANG LINGKUP
Seluruh peserta didik yang aktif dan ingin mengajukan prosedur izin/cuti; sakit/berduka,
melahirkan, mengikuti kursus wajib, mengikuti acara ilmiah selama menjadi peserta
didik di Program Studi Ilmu Bedah Saraf.
C. DEFINISI
1. Permohonan izin/ cuti adalah permohonan dari suatu pihak atau seseorang untuk
meminta persetujuan dari pihak lain yang berwenang.
2. Permohonan izin/cuti peserta didik adalah permohonan dari peserta didik untuk
meminta persetujuan dari pihak yang bertanggungjawab atas dirinya selama
menempuh pendidikan dalam hal ini, yaitu Ketua Program Studi (KPS).
D. REFERENSI
E. PENANGGUNG JAWAB
1. Jika residen mengikuti kursus wajib dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia,
maka KPS dan Divisi akan memberikan izin serta surat tugas sesuai jadwal
acara dan tidak mengulang atau menambah stase.
2. Izin mengikuti acara ilmiah/simposium, peserta didik wajib membawakan
makalah ilmiah berupa poster atau podium, maka KPS dan Divisi akan
memberikan izin serta surat tugas sesuai jadwal acara dan tidak mengulang atau
menambah stase.
3. Izin mengikuti Bakti Sosial dan Pengabdian Masyarakat, KPS dan Divisi akan
memberikan izin serta surat tugas sesuai jadwal acara dan tidak mengulang atau
menambah stase dengan syarat Bakti Sosial dan Pengabdian Masyarakat ini
dilakukan atau bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Bedah Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
4. Izin sakit paling lama 3 hari kerja, bila lebih akan mengulang stase (sabtu &
minggu tidak termasuk hari kerja) dan terlampir surat sakit.
5. Izin berduka (keluarga dekat meninggal) paling lama 5 hari kerja, bila lebih
akan mengulang stase (sabtu & minggu tidak termasuk hari kerja).
6. Izin mengurus keluarga (keluarga dekat) yang sakit/menikah atau istri yang
melahirkan paling lama 3 hari kerja, bila lebih akan mengulang stase (sabtu &
minggu tidak termasuk hari kerja).
7. Izin melahirkan dan menyusui diberikan waktu 3 bulan atau mengambil cuti 1
semester.
8. Izin mengikuti LATSAR (Pelatihan Dasar)/ Prajabatan atau urusan
Kepegawaian bagi CPNS/PNS, akan diberikan izin sesuai ketentuan berikut:
- Izin ≤ 5 hari akan diberikan KPS dan DIVISI tanpa mengulang stase.
- Izin > 5 hari akan diberikan izin dan akan mengulang stase
- Jika permohonan izin diajukan sebelum pengaturan stase maka izin yang > 5
hari akan diberikan stase di perpustakaan/ UGD
G. RINCIAN PROSEDUR
1. Apabila peserta didik yang ingin mengajukan izin masih dalam stase,
peserta wajib mengajukan izin terlebih dahulu ke Divisi tempat stase.
Apabila Divisi memberikan izin, maka dilanjutkan dengan melapor
ke Chief Residen, lalu menghadap ke KPS untuk persetujan izin.
2. Apabila perserta didik yang ingin mengajukan izin sebelum pengaturan
stase dibuat, peserta didik wajib melapor ke chief residen terlebih dahulu
lalu menghadap ke KPS yang kemudian akan dikoordinasikan dengan
Divisi tempat stase berikutnya.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Formulir pengajuan izin/ cuti yang ditanda tangani oleh peserta didik,
chief divisi, divisi dan KPS
2. Surat sakit
I. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
BIMBINGAN PROPOSAL
PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur bimbingan Proposal Penelitian yang baik serta
selesai tepat waktu.
B. RUANG LINGKUP
Meliputi seluruh kegiatan selama pendidikan PPDS di lingkungan PPDS FK Unhas
C. DEFINISI
1. Bimbingan Proposal Penelitian : Adalah suatu proses bimbingan oleh Pembimbing
Proposal Penelitian kepada peserta didik atas pembuatan Proposal Penelitian.
2. Pembimbing Proposal Penelitian : adalah Staf Pendidik yang telah memenuhi syarat
menjadi Pembimbing Proposal Penelitian yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi
dengan Pengesahan oleh SK Rektor
3. Proposal Penelitian adalah usulan judul penelitian yang dilakukan residen sebanyak 1
kali selama masa pendidikan. Dan jika usulan penelitian tersebut telah disetujui dalam
ujian proposal, penelitian dapat diteruskan menjadi Karya Akhir.
D. REFERENSI
Buku panduan PPDS Ilmu Bedah Saraf FK Unhas
E. PENANGGGUNG JAWAB
Ketua Program Studi (KPS)
F. RINCIAN PROSEDUR
1. Saat peserta didik mencapak level jaga II, maka KPS segera memberikan daftar nama
Pembimbing Proposal Penelitian. Judul Proposal Penelitian ditentukan oleh
pembimbing itu sendiri
2. Pembimbing proposal penelitian ditentukan oleh Ketua Program Studi yang disahkan
dengan SK Rektor. Untuk bisa menjadi seorang Pembimbing Proposal Penelitian,
maka seorang staf Pendidik harus memenuhi syarat, yaitu bergelar Doktor, atau
pangkat golongan minimal IV A, atau merupakan Konsultan di Sub Bagian terkait.
3. Bimbingan dengan pembimbing Proposal Penelitian dilakukan secara berkala dengan
jumlah yang tidak ditentukan, dengan jangka waktu maksimal 1 bulan setekah
bimbingan sebelumnya.
4. Bimbingan Proposal Penelitian harus diselesaikan dalam waktu 2 tahun yang ditandai
dengan Presentasi Proposal Penelitian dan dibuktikan dengan form penilaianUjian
Proposal Penelitian.
5. Jika Proposal Penelitian disetujui, maka dapat diteruskan menjadi Karya Akhir. Jika
tidak, maka diulang dan kembali dengan Pembimbing dan judul yang berbeda.
G. LAMPIRAN/FORMULIR
1. Form ACC Maju Baca
2. Form Penilaian Presentasi Karya Tulis
3. Absensi Staf
4. Absensi Residen
5. Form Penilaian Sari Pustaka
6. Sertifikat Pembimbing
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
KepadaYth.
DenganHormat,
Nama :
Semester :
Ingin mengajukan jadwal untuk pembacaan karya tulis berupa Sari Pustaka / Proposal Penelitian/
Karya Akhir*)dengan judul ……………………………………...................
Yaitu pada hari / tanggal ............................................ , di mana pembimbing karya tulis saya
sudah menyetujui jadwal pembacaan tersebut.
Demikian saya sampaikan, atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui.
NAMA RESIDEN :
SEMESTER :
JUDUL PAPER :
PEMBIMBING I :
PEMBIMBING II :
CATATAN
PEMBIMBING I
(……………………)
RESIDEN PEMBIMBING II
(………………………..) (…………………….)
NB : Jika pembimbing lebih dari 2 orang, yang dimintai tandatangan cukup 2 pembimbing saja
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
SERTIFIKAT PEMBIMBING
DiberikanKepada
………………………………………………………….
Dalam Rangka Membimbing Tinjauan Pustaka / Laporan
Kasus / Proposal Penelitian / Thesis/ Karya Akhir bagi
peserta PPDS Bedah Saraf FK Unhas / RSWS Makassar
Oleh
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan prosedur bimbingan karya akhir yang baik serta selesai
tepat waktu.
B. RUANG LINGKUP
Meliputi seluruh kegiatan selama pendidikan PPDS di lingkungan PPDS FK Unhas
C. DEFINISI
1. Bimbingan Karya Ahir : Adalah suatu proses bimbingan oleh Pembimbing
Penelitian kepada peserta didik berdasarkan pengajuan Proposal Penelitian yang telah
disetujui.
2. Pembimbing Karya Akhir : adalah Staf Pendidik yang telah memenuhi syarat menjadi
Pembimbing Penelitian Karya Akhir yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi
3. Karya Akhir adalah penelitian yang dilakukan residen sebanyak 1 kali selama masa
pendidikan.
D. REFERENSI
Buku panduan PPDS Ilmu Bedah Saraf FK Unhas
E. PENANGGGUNG JAWAB
Ketua Program Studi (KPS)
F. RINCIAN PROSEDUR
A. Peserta Bimbingan
Peserta yang berhak mengikuti bimbingan tugas akhir yaitu:
1. Mahasiswa yang dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk menulis tugas
akhir, baik persyaratan administrasi, maupun persyaratan akademis.
2. Persyaratan administrasi yang dimaksud yaitu bahwa peserta didik yang
bersangkutan terdaftar sebagai peserta didik pada semester yang sedang berjalan.
3. Persyaratan akademis yaitu bahwa peserta didik yang bersangkutan telah
menyelesaikan tugas dan kewajiban presentasi kasus, stase, referat, jurnal, dan
presentasi nasional yang dipersyaratkan untuk itu.
B. Dosen Pembimbing
1. Dosen Pembimbing adalah dosen yang ditunjuk KPS dan ditetapkan kemudian
dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
maupun Ketua Program Studi untuk melakukan Pembimbingan Tugas Akhir;
2. Dosen Pembimbing tugas akhir untuk setiap peserta didik terdiri dari minimal 2
orang dari lingkup Supervisor ahli Bedah Saraf dengan ketentuan memiliki
kualifikasi pendidikan S-3 dengan pangkat minimal Lektor Kepala, atau Spesialis
Ilmu Kedokteran Paru Konsultan.
3. SK pembimbing hanya berlaku selama 1 (satu) tahun, apabila melewati batas waktu
yang ditentukan dan peserta didik tidak dapat menyelesaikan tugas akhirnya, maka
SK tersebut dapat ditinjau kembali.
4. Apabila peserta didik mengalami keterlambatan penyelesaian karya ilmiah dan dari
hasil telaah didapatkan bahwa keterlambatan penulisan karya ilmiah peserta didik
benar-benar bersumber dari dosen pembimbing, maka dapat diajukan usul
perubahan dosen pembimbing dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada dosen
pembimbing sebelumnya;
C. Bentuk Bimbingan
1. Dialog/tatap muka langsung
2. Melalui catatan atau koreksi langsung pada draft tugas akhir
3. Melalui komunikasi internet
4. Cara lainnya yang disepakati bersama antara pembimbing dan peserta didik
misalnya melalui telepon/HP, dan lain-lain.
D. Jadwal dan Masa Pembimbingan
1. Agar bimbingan dapat berjalan efektif maka perlu disepakati antara pembimbing
dan peserta didik tentang jadwal dan tempat pembimbingan
2. Masa pembimbingan ditetapkan selama enam bulan terhitung sejak diterbitkannya
SK pembimbingan
E. Hasil Bimbingan
1. Hasil bimbingan dapat dilihat dari laporan tugas akhir peserta didik, berupa karya
akhir yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing dan siap
untuk diuji
2. Karya akhir yang telah selesai dibimbing dibuktikan dengan Surat Keterangan
Pembimbingan untuk persiapan pelaksanaan ujian.
G. LAMPIRAN/FORMULIR
1. Form ACC Maju Baca
2. Form Penilaian Presentasi Karya Akhir
3. Absensi Staf
4. Absensi Residen
5. Form Penilaian Sari Pustaka
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
KepadaYth.
DenganHormat,
Nama :
Semester :
Ingin mengajukan jadwal untuk pembacaan karya tulis berupa Sari Pustaka / Proposal Penelitian/
Karya Akhir*)dengan judul ……………………………………...................
Yaitu pada hari / tanggal ............................................ , di mana pembimbing karya tulis saya
sudah menyetujui jadwal pembacaan tersebut.
Demikian saya sampaikan, atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui.
NAMA RESIDEN :
SEMESTER :
JUDUL PAPER :
PEMBIMBING I :
PEMBIMBING II :
CATATAN
PEMBIMBING I
(……………………)
RESIDEN PEMBIMBING II
(………………………..) (…………………….)
NB : Jika pembimbing lebih dari 2 orang, yang dimintai tandatangan cukup 2 pembimbing saja
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
SERTIFIKAT PEMBIMBING
DiberikanKepada
………………………………………………………….
Dalam Rangka Membimbing Tinjauan Pustaka / Laporan
Kasus / Proposal Penelitian / Thesis/ Karya Akhir bagi
peserta PPDS Bedah Saraf FK Unhas / RSWS Makassar
Oleh
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Prosedur ini memberikan panduan mengenai pelaksanaan dan mekanisme monitoring dan
evaluasi proses pendidikan, kinerja staff pengajar dan staf administrasi dalam lingkup
PPDS Ilmu Bedah Saraf FK Unhas yang bertugas di Universitas Hasanuddin.
a. Monitoring bertujuan untuk mengetahui kelancaran proses pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, dan manajemen internal yang dilakukan pada Program
Studi Ilmu Bedah Saraf FK Unhas.
b. Evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan proses pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, dan manajemen internal serta memperoleh umpan balik
bagi mahasiswa, dosen, penyusun kurikulum dan pelaksana kurikulum.
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup monitoring dan evaluasi proses pendidikan, kinerja staf pengajar
dan staf administrasi dalam lingkup PPDS Ilmu Bedah Saraf FK Unhas. Kegiatan monev
dilaksanakan minimal satu kali setahun oleh Komisi Monitoring dan Evaluasi Fakultas
Kedokteran dan Program Studi Ilmu Bedah Saraf Universitas Hasanuddin yang ditetapkan
untuk tugas tersebut. Dan di harapkan dengan adanya evaluasi dan monitoring proses
pembelajaran dan kegiatan menjadi lebih efektif.
C. DEFINISI
Monitoring dan Evaluasi (Monev) dosen adalah suatu sistem yang dilakukan untuk
memantau keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, dan manajemen internal, hal ini meliputi evaluasi terhadap Staf, peserta didik,
dan pegawai di Bagian Ilmu Bedah Saraf FK Unhas.
D. REFERENSI
1. Standar pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
2. Buku panduan program pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
3. Buku pedoman universitas hasanuddin
E. KETENTUAN UMUM
Proses Monev berfungsi untuk menilai evaluasi selama proses pendidikan berlangsung
baik dari segi kinerja staff pengajar maupun administrasi sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih efektif. Komisi Monev melaporkan hasil akhir pada rapat staf.
F. RINCIAN PROSEDUR
G. URAIAN KINERJA
Pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Panitia Penyelenggara mengajukan pembentukan komisi Monev yang memenuhi
kriteria yang ditetapkan. Melalui surat keputusan dekan, komisi monev mengadakan
rapat internal untuk menetapkan strategi dan bentuk instrument monitoring yang
diperlukan.
b. Tim menyusun instrumen monitoring yang diperlukan dalam rangka monitoring dan
memperbanyak instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhan. Team monitoring juga
menentukan strategi yang akan dilaksanakan dalam monitoring sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan terhadap proses pembelajaran di kelas materi ajar, presentasi
power point, evaluasi yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa, dan beberapa
aspek yang lain.
3. Pelaporan
H. DOKUMEN TERKAIT
I. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk menyatakan bahwa peserta didik PPDS Program Studi Ilmu Bedah Saraf semester
VII yang telah menyelesaikan Tahap Bedah Saraf Dasar.
B. RUANG LINGKUP
Yudisium diterapkan pada seluruh peserta didik PPDS Program Studi Ilmu Bedah Saraf
semester VII yang telah memenuhi syarat, yaitu :
1. Telah mengikuti kursus Bedah Saraf
2. Telah menyelesaikan Tugas
3. Selesai rotasi Bedah Saraf Dasar
4. Lulus ujian Bedah Saraf Dasar dan OSCE
C. DEFINISI
1. Yudisium adalah proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan
mahasiswa dari seluruh proses akademik.
2. Bedah saraf dasar adalah tahapan peserta didik program studi ilmu bedah saraf
semester VII yang telah melewati semua tahapan pembelajaran dan telah diberi
kewenangan melakukan tindakan sebagai bagian dari program profesi bedah saraf
bergantung jenis kasus dan index kesulitan.
D. REFERENSI
1. Standar pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
2. Buku panduan program pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
3. Buku pedoman universitas hasanuddin
E. RINCIAN PROSEDUR
1. Peserta didik semester VII melakukan administrasi di Bagian PPDS Program Studi
Ilmu Bedah Saraf dengan melampirkan berkas sesuai persyaratan yang dibutuhkan.
2. Berkas yang masuk lalu akan diproses dan dicek kelengkapannya.
3. Berkas yang lengkap lalu diajukan ke Kepala Program Studi
4. Setelah berkas disetujui oleh Kepala Program Studi akan terbit berita acara
F. DOKUMEN TERKAIT
G. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
A. TUJUAN
Untuk menyatakan bahwa peserta didik PPDS Program Studi Ilmu Bedah Saraf semester
X yang telah menyelesaikan Tahap Bedah Saraf lanjut.
B. RUANG LINGKUP
Yudisium diterapkan pada seluruh peserta didik PPDS Program Studi Ilmu Bedah Saraf
semester X yang telah memenuhi syarat, yaitu :
1. Telah mengikuti kursus Bedah Saraf
2. Telah menyelesaikan Tugas
3. Selesai rotasi Bedah Saraf Lanjut
4. Lulus ujian Bedah Saraf Lanjut dan OSCE
C. DEFINISI
1. Yudisium adalah proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan
mahasiswa dari seluruh proses akademik.
2. Bedah saraf lanjut adalah tahapan peserta didik program studi ilmu bedah saraf
semester X yang telah melewati semua tahapan pembelajaran dan telah diberi
kewenangan melakukan tindakan sebagai bagian dari program profesi bedah saraf
sesuai kompetensi seorang ahli bedah saraf.
D. REFERENSI
1. Standar pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
2. Buku panduan program pendidikan dokter spesialis ilmu bedah saraf
3. Buku pedoman universitas hasanuddin
E. RINCIAN PROSEDUR
F. DOKUMEN TERKAIT
G. LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UJIAN LOKAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Halaman
Revisi I -
UJIAN LOKAL
UJIAN LOKAL
ILMU BEDAH SARAF FK UNHAS
A. TUJUAN
Memberikan panduan mengenai pelaksanaan ujian akhir lokal PPDS Ilmu Bedah Saraf FK
UNHAS sebagai tanda telah menyelesaikan seluruh proses pendidikan di program studi
FK UNHAS dan sebagai syarat mengikuti ujian akhir nasional. Ujian lokal bertujuan
menilai pengetahuan dan keterampilan PPDS Ilmu Bedah Saraf FK UNHAS sesuai
dengan kompetensi untuk menjadi dokter spesialis bedah saraf
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup proses pelaksanaan ujian OSCE dan short case oleh staff dosen
SMF Ilmu Bedah Saraf FK UNHAS.
C. DEFINISI
Ujian akhir merupakan proses evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk ujian
teori (ujian tulis) dan ujian OSCE dimana peserta ujian diberikan soal-soal dalam bentuk
kasus yang dibutuhkan untuk menilai kompetensi peserta didik sebelum menjadi dokter
spesialis Ilmu Bedah Saraf. Ujian akhir dilaksanakan dalam dua tahap: Lokal dan
Nasional.
D. REFERENSI
1. Logbook
2. Modul
3. Buku Panduan Ilmu Bedah Saraf FK Unhas
E. KETENTUAN UMUM
Peserta ujian lokal adalah peserta didik Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Saraf FK
UNHAS yang telah menyelesaikan masa studinya sebelum mengikuti ujian akhir nasional
F. KETENTUAN KHUSUS
Syarat peserta ujian lokal :
1. Telah menyelesaikan seluruh stase Bedah Dasar, Bedah Saraf Dasar, dan Bedah Saraf
Lanjut
2. Telah menyelesaikan Tugas
3. Selesai baca Makalah Nasional
4. Accepted Journal
G. RINCIAN PROSEDUR
1. KPS Ilmu Bedah Saraf menentukan jadwal ujian serta syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh peserta PPDS Ilmu Bedah Saraf sebelum menempuh ujian lokal (syarat
tercantum dalam buku panduan), perngumpulan berkas dilakukan pada mingu keempat
bulan kelima.
2. Penentuan peserta didik yang akan mengikuti ujian lokal dilakukan dalam rapat staf
Ilmu Bedah Saraf
3. Pelaksanaan ujian dialaksanakan pada minggu kedua bulan ke enam setiap
semesternya
4. Ujian lokal dilakukan dengan 2 tahap yaitu ujian teori dan OSCE
5. Nilai batas lulus OSCE 70 maka peserta didik dinyatakan lulus ujian lokal dan berhak
untuk mengikuti ujian nasional
6. Peserta didik yang tidak lulus akan diikutkan ujian lokal selanjutnya
H. UKURAN KINERJA
Peserta didik dianggap lulus apabila mencapai nilai minimal 70 untuk OSCE. Tidak lulus
salah satu ujian menyebabkan perpanjangan masa pendidikan peserta didik (menunggu
jadwal ujian lokal berikutnya).
I. REKAMAN
1. Surat ujian
2. Absen ujian
3. Daftar peserta ujian
4. Daftar penguji
5. Hasil ujian
J. DOKUMEN TERKAIT
1. Buku Panduan Ilmu Bedah Saraf FKUH
2. Buku Log
3. Buku Kegiatan Semester
K. LAMPIRAN