Anda di halaman 1dari 4

M RIFQI AZREVI

04011281520135
ALPHA 2015

Bagaimana cara menghitung incidence rate penyakit menular? (Sertakan tujuan dan alasan,
contoh)
Jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu
Icidence rate= x 1.000
Populasi yang mempunyai risiko

Contoh:
Desa Barat pada bulan Januari 2018 terdapat 100 anak balita penderita campak. Jumlah anak
yang memiliki risiko penyakit tersebut di Desa Barat 2.000 anak. Maka incidence rate penyakit
campak tersebut:
100
x 1.000=50
2.000
Jadi, dari 1.000 penduduk Desa Barat terdapat 50 kasus campak selama periode januari 2018

Bagaimana cara menghitung prevalence rate penyakit menular? (Sertakan tujuan dan alasan,
contoh) 3

Jumlah kasus penyakit yang ada pada suatu titik waktu


Prevalence rate= x 1.000
Jumlah penduduk seluruhnya

Contoh:
Desa Timur pada bulan februari tahun 2018 terdapat 100 orang penderita DM dari 10.000 warga
di desa tersebut. Maka prevalence rate DM di Desa tersebut adalah:
100
x 1.000=10
10.000
Jadi, dari 1.000 penduduk Desa Barat terdapat 10 kasus campak selama periode FEbruari 2018
A. Definisi Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan untuk


menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan menentukan
frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut & variabel menurut segitiga
epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu). Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau
studi pendahuluan dari studi analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu.
Jika studi ini ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah
kesehatan maka disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara
berkelanjutan maka disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor
penyebab atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi potong lintang atau cross
sectional. Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi yang
diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan penyakit.
Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan :

 Siapa yang terkena?


 Bilamana hal tersebut terjadi?
 Bagaimana terjadinya?
 Di mana kejadian tersebut?
 Berapa jumlah orang yang terkena?
 Bagaimana penyebarannya?
 Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?

Selain itu, epidemiologi deskriptif juga akan menjawab 4 pertanyaan berikut

1. What, yaitu apa masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa besarnya masalah
kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan mengukur masalah kesehatan.

2. Who, yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan masyarakat adalah masyarakat. Tentunya
yang terkena masalah kesehatan masyarakat adalah masyarakat atau sekelompok manusia(man)
yang menjadi host penyakit. Man yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis
kelamin, usia, paritas, agama, ras, genetika, tingkat pendidikan, penghasilan, jenis pekerjaan,
jumlah keluarga,dll.

3. Where, yaitu dimana masyarakat yang terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah
menjelaskan tempat (place) dengan karakteristik tempat tinggal, batas geografis, desa-kota, batas
administrative, dll

4. When, yaitu kapan masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah menjelaskan
waktu (time) dengan karakteristik periode penyakit atau gangguan kesehatan jangka penmdek
(ukurannya detik, menit, jam, hari, minggu) jangka panjang (bulan, tahun) periode musiman, dll.
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :

1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga


kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.

2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.

3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah
kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

Berdasarkan unit pengamatan/analisis, epidemiologi deskriptif dibagi menjadi 2 kategori :

 Populasi : Studi Korelasi Populasi, Rangkaian Berkala (time series).


 Individu : Laporan Kasus (case report), Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong Lintang
(Cross-sectional).

Adapun Ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut:

1. Bertujuan untuk menggambarkan

2. Tidak terdapt kelompok pembanding

3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan atau semacam asumsi

4. Hasil penelitiannya berupa hipotesis

5. Merupakan studi pendahluan untuk studi yang mendalam

Hasil penelitian deskriptif dapat di gunakan untuk:

1. Untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan

2. Untuk menentukan dan menilai program pemberantasan penyakit yang telah dilaksanakan

3. sebagai bahan untuk mengadakan penelitain lebih lanjut

Untuk Membandingkan frekuensi distribusi morbiditas atau mortalitas antara wilayah atau satu
wil dalam waktu yang berbeda.

B. Definisi Epidemiologi Analitik

epidemiologi analitik adalah sebuah penelitan yang mengevaluasi hubungan antara paparan
bahan berbahaya dengan penyakit melalui pengujian hipotesis ilmiah.

 Non eksperimental :

1. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan sebagai
sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2. Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari factor penyebab
penyakit.

3. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara
empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.
Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota- kota besar.

 Eksperimental.

Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untukmenentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol,
terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi
eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

1) Clinical Trial. Contoh :

a. Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah
terjadinya stroke.
b. Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus
Neonatorum.

2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum

Tjekyan, R.M. Suryadi. (2013). Pengantar Epidemiologi. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya: Unsri Press

Anda mungkin juga menyukai