3 Menyusun Lebih Dari Dua Buah Gaya yang Bekerja dalam Satu Titik Tangkap
dan Terletak dalam Satu Bidang Datar
Gambar 2.8
K4
K5’
K4’
K3
K2
K4
K3’
R
θ
K5
K1 θ
K2’ K1’
Sebagai contoh lima buah gaya bekerja pada sebuah benda berada pada satu
titiktangkap di θ yaitu masing-masing gaya K1, K2, K3, K4 dan K5. Untuk menyusun
dengan cara segi banyak gaya dapat dibuatkan urut-urutan penyelesaian sebagai berikut:
1. Buat skala gaya terlebih dahulu, agar besar gaya dapat digambarkan dengan
panjang garis.
2. Buat titik θ sekehendak kita untuk titik tangkap gaya pertama yang ditentukan.
3. Buat K1’ sama panjang dan sejajar (#) dengan K1 melalui titik tangkap θ.
4. Buat K2’ # K2 melelui ujung gaya K1’.
5. Buat K3’ # K3 melelui ujung gaya K2’.
6. Buat K4’ # K4 melelui ujung gaya K3’.
7. Buat K5’ # K5 melelui ujung gaya K4’.
8. Hubungkan titik tangkap θ dengan ujung gaya K5’ maka didapatkan panjang garis
kerja gaya resultan R.
9. Besarnya resultan R adalah hasil pengukuran panjang R dikalikan dengan skala
gaya.
Sebagai catatan bahwa urut-urutan diatas tidak mutlak oleh sebab itu kita boleh
memulai dari gaya mana saja. Nanti didapatkan besar dan arah R yang sama. Hanya saja
model gambar yang tidak sama.
Penyelesaian dengan cara grafis baik dengan cara parallelogram force maupun
dengan cara polygon force adalah kurang praktis dan hasilnya kurang teliti, oleh karena
itu ada cara lain yang lebih praktis yaitu dengan cara analitis metode proyeksi.
Y
K2
K1 = 200 kg ; α1 = 45o K1
K2 = 300 kg ; α2 = 90o
α2
K3 = 250 kg ; α3 = 240o X
α3 α1
θ
K3
Ditanya: Tentukan besar dan arah Resultan (R) dari ketiga gaya tersebut dengan cara
grafis: (1) cara segi banyak gaya, dan (2) cara jajaran genjang gaya.
2. Sejumlah gaya bertitik tangkap pada θ, yaitu titik perpotongan antara sumbu X dan
sumbu Y yang saling tegak lurus.
Sudut yang dibuat oleh gaya-gaya itu masing-masing dengan sumbu X positif
besarnya sebagai berikut:
K1 = 200 kg ; α1 = 45o
K2 = 300 kg ; α2 = 120o
K3 = 250 kg ; α3 = 210o
K4 = 100 kg ; α4 = 300o
K2 Y
K1
α2
θ X
α3 α1
K3 α4
K4
Ditanya: Tentukan besar dan arah Resultan (R) dari keempat gaya tersebut
dengan cara grafis: (1) cara segi banyak gaya, dan (2) dengan cara
jajaran genjang gaya.
3. Empat buah gaya bekerja dalam satu titik tangkap di perpotongan sumbu X dan Y di
titik θ (lihat gambar)
Y
K1
K2 θ X
0
300
60
K4
K3
K1 = 200 kg ; α1 = 90o
K2 = 250 kg ; α2 = 180o
K3 = 150 kg ; α3 = 240o
K4 = 200 kg ; α4 = 330o
Ditanya: Tentukan besar dan arah Resultan (R) dari keempat gaya tersebut
dengan cara grafis: (1) cara segi banyak gaya, dan (2) dengan cara
jajaran genjang gaya.
2.4.2 Metode Proyeksi (Method of projections)
Cara yang sangat penting yang sering digunakan dalam menyusun dan
mengerjakan suatu gaya adalah dengan mempergunakan metode proyeksi pada cara atau
metode ini sebuah gaya, dua buah atau banyak (n) gaya, mula-mula harus dicari titik
pusatnya dan kemudian dibuatlah salib sumbu yang saling tegak lurus. Sumbu tegak
disebut sumbu Y dan sumbu mendatar disebut sumbu X. dari sini didapatlah dijumlahkan
gaya-gaya yang bekerja dalam satu titik, sumbu tadi dijumlahkan dengan metode
proyeksi, yaitu dengan jalan menjumlahkan aljabar proyeksi-proyeksi (projections) dari
gaya-gaya yang diberikan pada sumbu-sumbu koordinat salib. Sumbu X dan Y yang
diambil pada bidang kerja gaya-gaya. Untuk memindahkan pemakaian metode proyeksi
ini, berikut akan diberikan beberapa kasus yang diuraikan secara rinci mulai dari satu
gaya, dua gaya kemudian sampai n gaya, berikut contoh soal dan penyelesaiannya.
(a) Sebuah Gaya Diuraikan Menjadi Dua Komponen Gaya Terhadap Sumbu X
dan Y
Y
K
KY α + β = 900
α
β
X
O KX
Pada Gambar 2.10 diperlihatkan bahwa gaya K diuraikan menjadi 2 gaya dengan
cara memproyeksikan gaya K tersebut terhadap sumbu X dan Y.
Hasil proyeksi gaya K adalah Kx, sedangkan hasil proyeksi gaya K terhadap sumbu Y
disebut Ky. Kedua gaya Kx dan Ky masin-masing disebut komponen gaya K.
Dari hasil gambar proyeksi gaya K maka diperoleh persamaan geometri sebagai berikut:
Kx
Sin α = Kx K .Sin Y
K K
Ky KY
Cos α = Ky K .Cos
K
Ky α
Sin β = Ky K .Sin
K β
Kx
Cos β = Kx K .Cos O X
K KX
Kx Kx
Tg α = Ky
Ky Tg
Kx Ky.Tg
Kesimpulan:
Sin α = Cos β; Ky = K Sin β = K Cos α
Cos α = Sin β; Kx = K Cos β = K Sin α
(b) Dua Buah Gaya Masing-masing Membentuk sudut α1 dan α2 dengan Titik
Tangkap yang Berbeda Disusun dengan Metode Proyeksi
Pada kasusu yang kedua ini gaya K1 terletak pada titik tangkap di A dan
membentuk sudut α1 dengan garis mendatar, sedangkan gaya K2 membntuk sudut α2
terhadap garis mendatar dan bekerja pada titik tangkap di B.
Untuk menyusun dua buah gaya ini terlebih dahulu harus diketemukan titik potong kedua
garis kerja gaya itu. Karena pada titik potong kedua garis kerja gaya tersebut merupakan
tempat untuk dapat ditentukan sumbu X dan Y, sehingga penyusunan gaya dapat
diselesaikan dengan metode proyeksi untuk itu diperhatikan gambar 2.11 dan ikuti
langkah-langkah cara menggambarnya.
Y
K2
Y
RY
K2Y
α
α0
α2 K1
K1Y θ α1
X
K1X
K1 K2X
α1
A RX
K2
α2
B
R Rx 2 Ry 2
4) Sudut arah (α) dari resultan adalah dapat dicari dengan menggunakan dalil
tangens sebagai berikut:
Ry
Tg
Rx
R K1 K 2 2K1.K 2 .Cos 0
2 2
(c) Metode Proyeksi Jika Terdiri Dari Lebih Dua Gaya, maka Resultan (R) dicari
dengan cara sebagai berikut
Y (+)
K2
K2 Sin α2
Y
K1 Sin α1 K1 R
RY
α2
X (-) α3 θ α1 X (+) θ αn
K2 Cos α2 K3 Cos α3 K1 Cos α1 RX
K3 Sin α3
K3
Y (-)
3) Besarnya Resultan:
R Rx 2 Ry 2
4) Besarnya sudut arah R dicari dengan rumus:
Ry
Tg n
Rx
Keterangan:
Σ = Artinya jumlah
αn = Menunjukkan arah R
Hal-hal istimewa dari sistem proyeksi:
1. Jika Rx = 0; maka R = Ry
2. Jika Ry = 0; maka R = Rx
3. Jika Rx dan Ry = 0; maka R = 0
Dengan adanya harga Rx = 0, Ry = 0, dan R = 0 ini berarti gaya-gaya itu saling
meniadakan dan keadaan ini disebut gaya dalam kondisi setimbang.
Untuk memberikan gambaran secara lebih mudah, maka berikut ini diberikan
beberapa contoh penyelesaian soal-soal menyusun gaya dengan menggunakan
metode proyeksi.
F1X = F1 . Cos α1
Y
F1= 150 lb F2X = F2 . Cos α2
F1Y F3X = F3 . Cos α3
F4X = F4 . Cos α4
F1Y = F1 . Sin α1
F3= 120 lb
F2Y = F1 . Sin α2
F3Y F3Y = F1 . Sin α3
F4Y = F1 . Sin α4
300 450
α1 = 45o
F3X F4= 50 lb F1X X
α2 = 270o
Gambar 2.13
Penyelesaian:
F1x = 150 Cos 45o
= 150 . 0,7071
= 106,065 lb
F2x = 0
F3x = 120 Cos 150o
= 120 Cos (180o – 30o)
= 120 . –Cos 30o
= 120 . (- 0,8660)
= 103,92 lb
F4x = -50 lb
F1y = 150 Sin 45o
= 150 . 0,7071
= 106,065 lb
F2y = - 100 lb
F3y = 120 Sin 150o
= 120 Sin (180o – 30o)
= 120 . Sin 30o
= 120 . (0,5)
= 60 lb
F4y = 0 lb
Y
Kw II Kw I
R
R= ( F1 x) ( F1 y)
2 2
= (47,855) 2 (66,065) 2 θ
X
= 81,58 lb
FiY 66,065
tg θ = Kw III Kw VI
FiX 47,855
= -1,3805
θ = -54o04’53”
(besar dan arah R ditunjukan seperti pada gambar)
2. Diketahui Empat buah gaya bekerja pada titik 0 dengan posisi seperti pada
gambar dibawah ini
K1 = 8 kg K2 = 20 kg
K3 = 10 kg K4 = 25 kg
Hitunglah besar dan arah Resultan dari keempat gaya tersebut dengan
menggunakan metode proyeksi.
Penyelesaian:
K2
K2 K2Y
K1 K1Y K1
[[ [[ [[ [[
K3
(a) (b)
K3
= 8. 0,7071
= 5,66 kg RY R
R= ( Rx ) 2 ( Ry ) 2
= (20,66) 2 (12,96) 2
= 24,4 kg
Ry 12,96
tg θ =
Rx 20,66
= 0,67
θ = 42,1o (kuadran I)
Jadi besar R = 24,4 kg, dengan arah R sebesar 32,1o.
(besar dan arah R ditunjukan seperti pada Gambar c)
3. Tentukan gaya keempat dari sistem gaya-gaya dibawah ini agar sistem dalam
keadaan setimbang (R = 0), Jika F1 = 200 kg; F2 = 300 kg; dan F3 = 155 kg.
Selengkapnya lihat Gambar 2.15
Penyelesaian:
Komponen gaya-gaya terhadap sumbu X:
F1x = F1 Cos 30o = 200 . 0,866 = 173,2 kg
F2x = -F2 Cos 45o = -300 . 0,7071 = -212,13 kg
F3x = -F3 Cos 53o = -155 . 0,6018 = -93,28 kg
Komponen gaya-gaya terhadap sumbu Y:
F1y = F1 Sin 30o = 200 . 0,5 = 100 kg
F2y = F2 Sin 45o = 300 . 0,7071 = 212,13 kg
F3y = -F3 Sin 53o = -155 . 0,7986 = -123,789 kg
Y
F2Y
F2
F1
F1Y
F3X 450 300
X
F2X 530 0 F1X
F3Y
F3
Gambar 2.15
F4 = ( F4 X ) 2 ( F4Y ) 2
= 230,1126 kg.
Jadi besarnya gaya keempat dari sistem diatas adalah 230,1126 kg.
2. Pada suatu benda bekerja tiga buah gaya yaitu K1, K2 dan K3. K1 = 16 kg; K2 = 8 kg,
sedangakan sudut antara K1 dan K2 = 120o. Berapa besarnya sudut K3 yang
menghapus pengaruh gaya K1 dan K2, dan berapa sudutnya dengan K1.
3. Sejumlah gaya bertitik tangkap pada θ, yaitu titik perpotongan antara sumbu X dan
sumbu Y yang saling tegak lurus.
Masing-masing gaya besarnya sebagai berikut:
K1 = 140 kg
K2 = 200 kg
K3 = 250 kg
K4 = 100 kg
Sudut masing-masing gaya terhadap sumbu X (+) besarnya adalah:
α1 = 45o K2 Y
α2 = 120o
α3 = 210o
α4 = 300o K1
α2
θ X
α3 α1
α4
K3 K4
Ditanya: Tentukan dengan metode proyeksi besarnya gaya resultan (R) dari keempat
gaya tersebut dan berapa besarnya sudut gaya resultan dengan sumbu X
positif dan lukislah.
4. Empat buah gaya bekerja dalam satu titik tangkap di perpotongan sumbu X dan Y di
titik θ (lihat gambar)
Y
Ditanya: Tentukan gaya resultan dan berapa sudut
K1 yang dibentuk oleh gaya resultan dengan sumbu X
positif.
θ
K2 X
300
600
K4
K3
1 2
α K2’
K1’ R’
D
A B
β E γ
K1
K2
R
K1 K 2 2 K1 .K 2 .Cos
2 2
R=
Arah R dan R1 didapat dari:
K1 ' K2 ' R' K1 K2 R
atau
Sin 2 Sin1 Sin Sin 2 Sin 1 Sin
Cara mencari titik tangkap gaya R pada garis AB:
CE AE
Untuk segitiga AEC berlaku :
Sin (180 ) Sin 1
0
AE .Sin
Sehingga harga CE : ……………(1)
Sin 1
CE BE
Untuk segitiga BEC berlaku :
Sin (180 ) Sin 2
0
BE .Sin
Sehingga harga CE : ..................... (2)
Sin 2
Persamaan (1) = (2), sehingga diperoleh:
AE .Sin BE .Sin AE.Sin Sin 1
= atau ……… (3)
Sin 1 Sin 2 BE .Sin Sin 2
Dari dalil diatas kita mengetahui bahwa:
Sin1 K 2
' '
K1 ' K2
………………….. (4)
Sin1 Sin 2 Sin 2 K1 '
Persamaan (3) = (4), maka:
AE.Sin K 2 '
, karena K1’ = K1 dan K2’ = K2, maka:
BE.Sin K1 '
AE.Sin K 2 ' AE K 2 ' Sin
atau
BE.Sin K1 ' BE K1 ' Sin
AE : BE = K2 Sin γ. K1 Sin β
Dari rumus ini letak titik tangkap gaya R pada garis AB (yaitu dititik E) dapat
ditentukan bila K1 dan K2 dan β serta γ diketahui.
2.6 Menyusun Dua Buah Gaya yang Sejajar dan Searah Sedangkan Titik
Tangkapnya Berlainan
R2 ’
R1 ’
R’
A B
P P
β D γ
K1
R1 K2 R2
R’
Gambar 2.17 Menyusun Dua Buah Gaya yang Sejajar dan Searah dengan
Penambahan Gaya Setimbang dalam Bentuk Tarik
A P D P B
R2
R1
R K2
K1
Gambar 2.18
Menyusun Dua Buah Gaya yang
Sejajar dan Searah dengan
Penambahan Gaya Setimbang
C dalam Bentuk Tekan
R1 ’
R2 ’
R’
Cara melukis (Gambar 2.18)
Untuk melukis gaya resultan dan mencari letak titik tangkapnya, pada prinsipnya
hampir sama seperti pada gambar 2.17. Perbedaannya hanya terdapat penambahan gaya
AP dan BP saja dalam bentuk tekan. Penambahan gaya-gaya AP dan BP sama besar dan
berada dalam perpanjangan garis AB. Tetapi arahnya berlawanan dalam bentuk kompresi
(saling mendekat). Walaupun gambarnya nampak tidak sama, namun besar R dan letak R
diperoleh harga dan tempat yang sama.
K1 K 2 2 K1 .K 2 .Cos untuk α = 0
2 2
R=
Maka:
K1 K 2 2 K1 .K 2 .Cos.0
2 2
R=
= K1 + K2
Jadi R = K1 + K2 arah R : R // K1 // K2
Cara mencari titik tangkap gaya R pada garis AB
AD AE K 2 .Sin
; untuk Sin β = sin γ, maka:
BD BE K1 .Sin
AD AE K 2 .Sin K 2
BD BE K1 .Sin K1
AD K 2
Jadi : atau K1 : K2 = AD : BD
BD K1
Berdasarkan uraian diatas maka diperoeh dalil sebagai berikut:
“ Resultan sari dua buah gaya yang sejajar dan searah dan bekerja pada dua buah
titik tangkap yang berlainan dari sebuah benda padat adalah sebuah gaya yang
sejajar dan searah dengan kedua gaya tersebut dan besarnya sama dengan jumlah
aljabar dari kedua gaya tersebut dan letaknya diantara kedua gaya tersebut,
sedangkan garis penghubung di kedua titik tangkap gaya-gaya tersebut dibagi
olehnya dalam dua bagian yang berbanding terbalik dengan gaya-gaya yang
membatasinya (K1 : K2 = AD : BD)”.
Cara yang lebih sederhana lagi untuk menyusun dua buah gaya sejajar dan searah
dan titik tangkapnya berlainan dapat di lihat pada Gambar 2.19 berikut ini.
Gambar 2.20
Pada kasus ini sebuah benda terdapat dua buah gaya. Gaya K1 bertitik tangkap di
titik A dan gaya K2 bertitik tangkap di B arah K1 dan K2 masing-masing membuat sudut
β dan γ terdapat garis mendatar ditunjukkan pada gambar 2.19.
Untuk mencari gaya resultan R ari kedua gaya ini selain dapat diselesaikan
seperti bahasan (2.3.3) juga dapat dicari dengan jalan menambahkan gaya kesetimbangan
(AP dan BP) yang bertitik tangkap di A dan B dengan arah yang berlawanan dan berada
dalam satu garis kerja gaya (sepanjang garis AB) atau kolinear dengan harga yang sama.
Dari sini dapat diikuti lukisan superposisi bahwa dengan penambahan dua gaya yang
seimbang semacam ini tidak mengubah aksi dari gaya-gaya K1 dan K2 yang diberikan,
sehingga resultan R1 dan K1 dan P bersama R2 dari K2 dan P yang diperoleh akan
merupakan resultan yang diperlukan.
Cara melukis dan menentukan titik tangkap gaya resulta R dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Beri gaya kesetimbangan AP dan BP melalui titik tangkap kedua gaya, yaitu
dititik A dan B.
2) Buat jajaran genjang K1 dan K2 dengan gaya kesetimbangan tersebut,
sehingga diperoleh R1 dan R2.
3) Perpanjanglah garis kerja gaya resultan R1 dan R2 sampai didapat titik
potong C.
4) Pindahkan R1 dan R2 pada titik C menjadi R11 dan R21 dimana R11 = R1 dan
R21 = R2.
5) Buat jajaran genjang gaya antara R11 dan R21 sehingga diperoleh gaya
resultan R1. R1 = R, yaitu gaya resultan dari K1 dan K2.
6) Untuk mencari letak titik tangkap R yang sebernya maka perpanjanglah
garis kerja gaya R1 sampai memotong garis AB di titik D. Jadi titik D
adalah titik tangkap gaya resultan R.
7) Pindahkan R pada titik tangkap di D yang melalui garis kerja gay R 1 dan
arah yang sama.
Perlu untuk diketahui bahwa penambhan gaya kesetimbangan dapat diletakkan
dengan arah keluar (tarik) seperti pada gambar, atau dengan arah kedalam (kompresi).
Hal ini tergantung dari skala yang dibuat atau ukuran kertas yang digunakan untuk
menyelesaikan persoalan kasus tersebut.
2.8 Menyusun Dua Buah Gaya yang Sejajar dan Berlawanan Arah Sedangkan Titik
Tangkapnya Berbeda
Untuk menyusun dua buah gaya yang letaknya sejajar dan berlawanan arah dan
titik tangkapnya berbeda seperti ditunjukkan pada Gambar 2.21, pada prinsipnya
penyelesaiannya adalah sama dengan pembahasan-pembahasan sebelumnya.
Keterangan gambar
AP = BP = adalah merupakan
Gaya kesetimbangan
R = K1 – K2
R = R1
R2 ’ = R2
R1 ’ = R1
Gambar 2.21 Menentukan Resultan 2 Gaya Sejajar
Pada titik tangkap A dan B kita beri gaya-gaya AP dan BP yang sama besar tetapi
berlawanan arahnya, dan masing-masing terletak pada perpanjangan garis AB.
Penambahan gaya-gaya AP dan BP tersebut tidak mempengaruhi gaya-gaya K1dan K2
karena gaya-gaya AP dan BP akan saling meniadakan.
AD K2
BD K1 K 2
AB . K2 = AD (K1 – K2)
AB . K2 = AD . K1 – AD . K2
AB . K2 + AD . K2 = AD . K1 AB + AD = BD
K2 ( AB + AD) = AD . K1
K2 . BD = AD . K1
AD K 2
Jadi: atau K2 : K1 = AD : BD
BD K1
Rumus ini berlaku jika K1 > K2
Berdasarkan hasil perhitungan (uraian) diatas maka dirumuskan suatu dalil
sebagai berikut:
“Resultan dari dua buah gaya sejajar, berlawanan arah, besarnya berbeda, dan
bekerja pada dua buah titik tangkap yang berlainan dari sebuah benda padat ialah
sebuah gaya yang sejajar dan searah dengan gaya yang terbesar dan besarnya
sama dengan selisih aljabar dari kedua gaya tersebut dan titik tangkapnya terletak
pada perpanjangan garis penghubung titik-titik tangkap kedua gaya tersebut dan
letaknya disebelah gaya yang terbesar sedemikian rupa sehingga jarak titik
tangkap gaya resultan tersebut sampai ke titik-titik tangkap kedua gaya tersebut
berbanding terbalik dengan besarnya kedua gaya tersebut”
Bedasarkan Gambar 2.21 dapat dirumuskan:
AD : BD = K2 : K1
Catatan:
Dua buah gaya K1 dan K2 yang sama besarnya dan sejajar tetapi berlawanan arah
dengan titik tangkap yang berlainan tidak dapat menghasilkan sebuah gaya
resultan karena resultan gaya-gaya ini seharusnya nol, tetapi mereka tidak saling
meniadakan karena titik-titik tangkap mereka berlainan. Jadi gaya-gaya yang
semacam ini tidak dapat dipadu menjadi sebuah gaya (tidak ada resultannya).
Pasangan gaya semacam ini disebut “Koppel” atau “ Gaya Pasangan”.
c) Contoh-contoh Soal
1. Ditentukan sebuah batang AB yang panjangnya 14 m. Pada ujung B diberi beban
80 kg. Batang ini letaknya horisontal karena diujung.
Penyelesaian:
Tekanan pada tiang di titik C dinamakan gaya K2
dan beban pada ujung B dinamakan K. Kita lihat
bahwa gaya K adalah merupakan gaya resultan
dari gaya K1 dan K2.
K2 – K1 = K
K2 – K1 = 80
K2 = 80 + K1 …………(1)
Menurut rumus sebagaimana yang tertera diatas:
K1 : K2 = BC : CA
= 6 : 14 …………(2)
Persamaan (1) disubtitusikan pada persamaan (2) maka:
K1 : ( 80 + K1) = 6 : 14
14 K1 = 6 ( 80 + K1)
= 480 + 6 K1
14 K1 – 6 K1 = 480
8 K1 = 480
K1 = (480:8) = 60 kg
Hasil ini kita masukkan pada persamaan (1), maka diperoleh:
K2 = 80 + K1
= 80 + 60
= 140 kg
Jadi tekanan yang diterima oleh batang diujung A = 60 kg, dan tekanan yang
diterima oleh batang pada titik C = 140 kg.
2. Sebuah batang AB panjangnya 3 m dan beratnya (G) 20 kg ditahan pada kedua
ujungnya. Letak batang mendatar. Dimana kita harus tempatkan beban 100 kg
pada batang itu agar tekanan-tekanan di A dan B berbanding sebagai 2 : 1?.
Catatan : Batang AB homogen, dan berat batang dianggap bertitik tangkap
ditengah-tengah batang (C).
Penyelesaian:
B
R = 120 kg
d) Soal-soal
1. Tentukan besar dan letak garis kerja gaya Resultan (R) dari gaya K1 dan gaya K2.
Kedua gaya dengan posisi sejajar dan searah dengan jarak A-B = 22 cm (lihat
Gambar).
A B K1 = 70 kg
K1 K2 = 40 kg
K2
2. Diketahui sebuah tongkat AB (berat diabaikan) panjang tongkat = 7 m, pada
ujung A diberikan beban 50 kg dan ditumpu pada C dengan tumpuan tajam,
dimana panjang AC = 2 m. Berapa besar gaya yang diperlukan pada ujung B
supaya beban pada A mulai terangkat? G = ....?
A C B
4. Tentukan besar dan letak gaya resultan dari gambar dibawah ini dengan cara
grafis dan analitis.
5.
Jarak AB = 10 m
K1 = 100 kg dan K2 = 300 kg.
2.9 Menyusun Gaya-gaya dalam Satu Bidang dengan Titik Tangkap yang Berlainan
Apabila diketahui empat buah gaya K1, K2, K3 dan K4 terletak dalam sebuah
bidang datar dan dari gaya-gaya tersebut berlainan serta titik tangkapnya yaitu titik
tangkap K1 dititik A, K2 dititik B, K3 dititik C dan gaya K4 dititik D seperti diperlihatkan
pada Gambar : 2. 22 (a). Maka untuk menyusun gaya-gaya tersebut dapat diikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Perpanjanglah garis kerja gaya K1 dan K2, sehingga didapatkan titik E.
2) Pindahkan K1 = K11 dan K2 = K21 pada titik E; kemudian buat jajaran genjang
gaya sehingga diperoleh gaya resultan R1.
3) Perpanjanglah garis kerja gaya R1 dan R3; sehingga didapatkan titik potong
berada di titik F.
4) Pindahkan R1 = R11 dan K31 pada titik F; kemudian buatlah jajaran genjang
gaya sehingga diperoleh gaya resultan R2.
5) Perpanjanglah garis kerja gaya K4 dan R2; sehingga didapatkan titik potong
berada di titik G.
6) Pindahkan K4 = K41 dan R2 = R21 pada titik tangkap di G, kemudian buatlah
jajaran genjang gaya sehingga didapatkan R. R inilah yang merupakan
resultan dari gaya K1, K2, K3 dan K4. Titik tangkap R berada titik G.
Soal latihan Menyusun Gaya Non Konkuren Terletah dalam Bidang Datar
1. Diketahui gaya-gaya non-konkuren terletak seperti pada gambar sebagai berikut:
A B C D E F G H I
A
K1
B
C
D
K2 K3
E
F
G
K4
H
I
J
K1 = 125 Kg K3 = 300 Kg
K2 = 100 Kg K4 = 200 Kg
Ditanya: Tentukan Besar dan posisi garis kerja gaya resultan (R)
2. Diketahui empat gaya non-konkuren terletak pada bidang datar seperti diperlihatkan
pada gambar sebagai berikut.
A B C D E F G H I
A
K1
B
C
D
K2 K3
E
F
G
K4
H
I
J
K1 = 35 Kg K3 = 20 Kg
K2 = 25 Kg K4 = 30 Kg
Ditanya: Tentukan Besar dan posisi garis kerja gaya resultan (R)
3. Diketahui empat gaya non-konkuren seperti diperlihatkan pada gambar sebagai
berikut.
A B C D E F G H I
A
K1
B
K3 C
D
K2
E
F
G
K4
H
I
K1 = 20 Kg K3 = 35 Kg
K2 = 30 Kg K4 = 25 Kg
Ditanya: Tentukan Besar dan posisi garis kerja gaya resultan (R)
(b)
(a)
5) Perpanjangan jari-jari kutup I dan jari-jari kutup yang terakhir yaitu (V)
berpotongan dititik E, maka titik E inilah titik yang dilalui garis kerja gaya
resultan R. Besarnya gaya resultan (R) = S
Contoh soal:
1. Diketahui 4 buah gaya bekerja pada 4 buah titik tangkap dengan besar dan arah
yang berbeda.
Gaya P1 = 20 kg
P2 = 30 kg
P3 = 25 kg
P4 = 30 kg
Sudut masing-masing gaya ditunjukkan seperti pada gambar
Tentukan: Besar dan letak garis kerja gaya resultan dengan cara lukisan kutup
Penyelesaian:
Skala gaya 1 cm # 10 kg Skala panjang 1 cm # 1 m
P1 = 2 kg AB = 2 cm
P2 = 3 kg BC = 2,5 cm
P3 = 2,5 kg CD = 3 cm
P4 = 3 kg
I // 1
Dari hasil lukisan diperoleh panjang R = S = 9,3 cm, maka besar resultan:
R = 9,3 × 10 kg = 93 kg
Gaya resultan (R) bekerja sepanjang garis kerja melalui titik I (lihat gambar)
K1 = 200 kg
K2 = 100 kg
K4 K3 = 500 kg
K4 = 300 kg
AC = 4 m
Carilah: besar dan letak gaya resultan dengan cara grafik, yaitu dengan jajaran
genjang gaya dan cara segi banyak gaya.
3) Diketahui 4 buah gaya terletak pada bidang datar seperti terlihat pada gambar
berikut ini. Besarnya gaya masing-masing adalah K1 = 0,25 ton; K2 = 2 ton;
K3 = 3 ton; K4 = 1,75 ton.
K1 K2
1350
C D
A 3m B 3,5 m 2,5 m
300
K3 K4
Carilah: besar dan letak garis kerja gaya resultan (R) dari sistem gaya-gaya
tersebut dengan menggunakan cara lukisan kutup.
4) Lima buah gaya terdapat dalam bidang datar seperti diperlihatkan pada gambar.
P1 P2 P3 P5
1200
450 D
A 2m B 2m C 1m 2m E
P4
Masing-masing gaya besarnya adalah:
P1 = 100 kg, P2 = 150 kg, P3 =75 kg,
P4 = 150 kg, P5 = 150 kg.
Tentukan: besar dan letak garis kerja gaya resultan (R) dari sistem gaya tersebut
dengan menggunakan lukisan kutup.
5) Diketahui sebuah batang sepanjang AE, padanya bekerja lima buah gaya dengan
arah yang berlainan, seperti ditunjukkan pada gambar.
Besarnya gaya masing-masing adalah sebagai berikut:
P1 = 30 kg, P2 = 40 kg,
P3 = 25 kg, P4 = 30 kg,
P5 = 20 kg.
Jarak: AB = 2 m, BC = 1,5 m, CD = 2 m, dan DE = 1,5m.
Ditanya:
a) Besarnya R dengan menggunakan cara segi banyak gaya
b) Letak garis kerja gaya resultan dengan cara menggunakan lukisan
kutup.
6) Diketahui empat buah gaya K1, K2, K3, dan K4 seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.
K1 K2 K3 K4
450 600
A 4m B 2,5 m C 3m D
K1 K2 K3 K4
450 600
A 2,5 m B 3m C 2m D
Tentukan: besar dan posisi garis kerja gaya resultan (R) dari sistem gaya-gaya
tersebut dengan menggunakan cara lukisan kutup.
8) Diketahui empat buah gaya K1, K2, K3, dan K4 terletak pada gelagar seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
K1 = 150 Kg K3 = 175 Kg
K2 = 100 Kg K4 = 125 Kg
K1 K2 K3 K4
600 600
A 3m B 2,5 m C 2m D
Tentukan: besar dan letak garis kerja gaya resultan (R) dari sistem gaya-gaya
tersebut dengan menggunakan cara lukisan kutup.
9) Diketahui Lima buah gaya K1, K2, K3, K4 dan K5 bekerja pada gelagar. Gaya K1
dan K4 dalam posisi tegak lurus, sedangkan ketiga gaya yang lain membentuk
sudut seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
K1 = 200 Kg K3 = 150 Kg
K2 = 250 Kg K4 = 100 Kg K5 = 200 Kg
K1 K2 K3 K4 K5
1200
600 450
A 2m B 3m C 1,5 m D 2m E
Tentukan: besar dan letak garis kerja gaya resultan (R) dari sistem gaya-gaya
tersebut dengan menggunakan cara lukisan kutup.