BAB V TGL 13 Juli
BAB V TGL 13 Juli
yang telah dikumpulkan pada tanggal 17 Mei sampai dengan 17 Juni 2020 di
Ruang Rawat Bedah Wanita dan Ruang Rawat Bedah Pria di RSUD Meuraxa
Banda Aceh dengan jumlah responden sebanyak 36 orang. Maka hasil dari
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di ruang
Rawat Bedah wanita dan pria RSUD Meuraxa Banda Aceh Tahun
2021 (n=36)
53
54
Jumlah 36 100
Tipe Pembedahan
Fr. Pelvis 4 11,1
Fr. Femur 6 16,7
Fr. Tibia 10 27,8
Fr. Fibula 10 27,8
Fr. Ankle 3 8,3
Fr. Metatarsal 3 8,3
Jumlah 36 100
(Diolah, 2021)
banyak dalam kategori umur berada pada umur 36 – 60 tahun dengan jumlah
responden sebanyak 31 responden atau (86,1 %), berdasarkan jenis kelamin yang
tekanan darah, pernafasan, hb, tingkat nyeri. Setelah itu kategori gaya hidup,
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Kondisi kesehatan
responden diruang Rawat Bedah Wanita dan Pria RSUD Meuraxa
Banda Aceh 2021
Tekanan Darah
Normal 19 52,8
Abnormal 17 47,2
56
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer,Diolah (2021)
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Gaya Hidup Responden
Diruang Rawat Bedah Wanita dan Pria RSUD Meuraxa Banda Aceh
2021
Baik 15 41,7
Kurang baik 21 58,3
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah, 2021)
tertinggi gaya hidup responden adalah kategori kurang baik yaitu sebanyak
persentase (41,7%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Dukungan Sosial
Responden Diruang Rawat Bedah Wanita dan Pria RSUD Meuraxa
Banda Aceh 2021
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah, 2021)
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pengetahuan Responden
Diruang Rawat Bedah Wanita dan Pria RSUD Meuraxa Banda Aceh
2021
responden (44,4%).
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Mobilisasi Dini Responden
Diruang Rawat Bedah Wanita dan Pria RSUD Meuraxa Banda Aceh
Tahun 2021
keeratan hubungan antara dua variabel. Adapun analisis yang digunakan yaitu
uji Chi square. Dikatakan signifikan apabila ada pengaruh yang bermakna,
jika p-value ≤ 0,05), maka Ha diterima dan jika p-value > 0,05 maka Ha
ditolak.
Tabel 5.7
Hubungan Faktor Kondisi Kesehatan meliputi Mobilisasi dini
Responden Diruang Rawat Bedah Pria dan wanita
RSUD Meuraxa Banda Aceh 2021
Mobilisasi dini
Kondisi Maksimal Gagal α p
kesehatan n % n %
Suhu
Normal 11 47,8% 12 52,2% 0,05 0,657
Abnormal 8 61,5% 5 38,5%
Tekanan
Darah
Normal 9 47,4% 10 52,6% 0,05 0,724
Abnormal 10 58,8% 7 41,2%
Pernafasan
Normal 14 50,0% 14 50,0% 0,05 0,823
Abnormal 5 62,5% 3 37,5%
Hemoglobin
/ Hb
60
responden pada faktor kondisi kesehatan yaitu suhu, nilai tertinggi tingkat
mobilisasi dini pada suhu adalah normal dengan kategori gagal yaitu 12
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,657 atau lebih besar dari
antar faktor kondisi kesehatan yaitu suhu terhadap mobilisasi dini pada
pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita
responden pada faktor kondisi kesehatan yaitu tekanan darah, nilai tertinggi
tingkat mobilisasi dini pada tekanan darah adalah normal dengan kategori
10 (58,8%).
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,724 atau lebih besar dari
antar faktor kondisi kesehatan yaitu tekanan darah terhadap mobilisasi dini
pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,823 atau lebih besar dari
pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah
gagal 9 (75,0%).
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,045 atau lebih kecil dari
62
pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita
responden pada faktor kondisi kesehatan yaitu tingkat nyeri, nilai tertinggi
tingkat mobilisasi dini pada tingkat nyeri adalah tingkat nyeri sedang
gagal 14 (70,0%).
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,006 atau lebih kecil dari
faktor kondisi kesehatan yaitu tingkat nyeri terhadap mobilisasi dini pada
pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita
Tabel 5.8
Hubungan Faktor gaya hidup dengan Mobilisasi dini Responden Diruang
Rawat Bedah Pria dan wanita RSUD Meuraxa Banda Aceh 2021
Mobilisasi dini
Gaya Maksimal Gagal
hidup
n % N % α p
Baik 13 86,7% 2 13,3% 0,05 0,002
Kurang 6 28,6% 15 71,4%
Total 19 52,8% 17 47,2%
63
responden pada faktor gaya hidup, nilai tertinggi yaitu tingkat mobilisasi
dini pada gaya hidup adalah baik dengan kategori maksimal yaitu 13
(81,3%), dan gaya hidup yang kurang baik dengan kategori gagal yaitu 15
(71,4%).
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,002 atau lebih kecil dari
faktor gaya hidup terhadap mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita dan pria di RSUD Meuraxa
Tabel 5.9
Hubungan Faktor dukungan sosial dengan Mobilisasi dini Responden
Diruang Rawat Bedah Pria dan wanita RSUD Meuraxa Banda Aceh 2021
Mobilisasi dini
Dukungan Maksimal Gagal
sosial
n % n % α p
Baik 12 54,5% 10 45,5% 0,05 1.000
kurang 7 50,0% 7 50,0%
Total 19 52,8% 17 47,2%
Sumber : Data primer Diolah, (2021)
Berdasarkan analisa data pada tabel diatas diketahui dari 36
mobilisasi dini pada dukungan sosial adalah baik dengan kategori maksimal
64
yaitu 12 (54,5%), pada dukungan sosial yang kurang baik dengan kategori
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 1,000 atau lebih besar dari
antar faktor dukungan sosial terhadap mobilisasi dini pada pasien post
operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita dan pria di
Tabel 5.10
Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Mobilisasi dini Responden
Diruang Rawat Bedah Pria dan wanita RSUD Meuraxa Banda Aceh 2021
Mobilisasi dini
Pengetahuan Maksimal Gagal
α p
n % n %
Baik 14 87,5% 2 12,5% 0,05 0,001
Kurang 5 25,0% 15 75,0%
Total 19 52,8% 17 47,2%
Sumber : Data primer Diolah, (2021)
Berdasarkan analisa data pada tabel diatas diketahui dari 36
signifikansi hasil pengujian sebesar p-value = 0,001 atau lebih kecil dari
faktor pengetahuan terhadap mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah di ruang rawat bedah wanita dan pria di RSUD Meuraxa
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasi bivariat tabel 5.7 pada variabel faktor suhu dapat
dilihat bahwa dari 36 Responden di ruang rawat inap bedah pria dan
wanita, responden dengan kategori faktor kondisi kesehatan yaitu suhu, nilai
tertinggi tingkat mobilisasi dini pada suhu adalah normal dengan kategori
(61,8%). Dari hasil angka diatas dapat disimpulkan bahwa suhu yang
Hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,429 (p <0,05) yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor suhu dengan mobilisasi
dini pada pasien post fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat inap bedah
ekstremitas bawah dengan hasil tidak terdapat hubungan antara suhu dengan
ambulasi dini post operasi dengan p-value = 0,341. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yanti (2009) bahwa tidak terdapat
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Hoeman (2001)
bahwa pasien yang lemah tidak akan mampu untuk melakukan latihan
67
kekuatan yang cukup untuk menopang berat badan dan menjaga postur
tubuh.
kesehatan yaitu tekanan darah, nilai tertinggi tingkat mobilisasi dini pada
tekanan darah adalah normal dengan kategori gagal yaitu 10 (52,6%), pada
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor tekanan darah
ruang rawat inap bedah wanita dan pria RSUD Meuraxa Banda Aceh.
ORIF pada pasien Fraktur Femur dengan hasil tidak ada hubungan yang
pasien post operasi setelah 24 jam lebih memiliki untuk diam ditempat
besar responden memiliki tekanan darah normal tetapi masih banyak yang
ruang rawat inap bedah wanita dan pria RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Kozier & Erb (1987)
yang diperlukan.
69
dapat dilihat bahwa dari 36 Responden di ruang rawat inap bedah pria dan
mobilisasi dini pada pasien post fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat
0,026.
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukankan oleh Kozier (2010),
orang yang sehat. Pasien dengan anemia menunjukan adanya defisit atau
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukankan oleh Nagra, ett,all
yang cukup. Jadi pasien yang mengalami anemia penurunan Hb tidak akan
tahan melakukan ambulasi karena cepat lelah dan pusing. Ini juga sejalan
dengan pendapat Potter & Perry yang menyatakan bahwa seseorang yang
latihan.
nyeri dapat dilihat bahwa dari 36 Responden di ruang rawat inap bedah
71
pria dan wanita, responden dengan kategori faktor kondisi kesehatan yaitu
tingkat nyeri , tingkat mobilisasi dini pada tingkat nyeri adalah tingkat
artinya ada hubungan yang signifikan antara faktor tingkat nyeri dengan
mobilisasi dini pada pasien post fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat
post ORIF pada pasien Fraktur Femur dengan hasil ada hubungan yang
dengan hasil statistik yaitu p-value = 0,001. Penelitian ini juga selaras
dengan hasil penelitian Yunilda (2017) ada hubungan antara nyeri dengan
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukankan oleh Kozier, dkk
(2010) Masalah sering terjadi post operasi adalah ketika pasien merasa
terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak
mau melakukan ambulasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur.
sedikit saja, harus diupayakan segala usaha untuk mengurangi nyeri dan
operasi fraktur karena merasa nyeri pada luka bekas operasi dan luka
2. Hubungan Gaya Hidup dengan Mobilisasi dini Pada Pasien post operasi
tingkat mobilisasi dini pada gaya hidup yang baik dengan kategori
mengalami gaya hidup yang kurang baik pada saat sebelum sakit maupun
Hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,001 (p <0,05) yang artinya
ada hubungan yang signifikan antara faktor gaya hidup dengan mobilisasi
dini pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang rawat inap
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Pender (1990)
sebagai suatu yang mencakup kerja, permainan yang berarti, pola hidup
yang positif seperti makan teratur, latihan teratur, istirahat cukup dan
Hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,790 (p <0,05) yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor dukungan sosial dengan
74
mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang
0,697.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Sjamsuhidajat & Jong
dapat terlaksana tergantung dari kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar
mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di ruang
Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Smeltzer & Bare
Informasi apa yang diharapkan termasuk sensasi selama dan sesudah operasi
alat bantu ambulasi (trapeze, tongkat, Walker). Latihan dan medikasi harus
ketakutan.
waktu kurang dari 1 bulan dan juga sedang dalam keadaan covid.
2. Keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti dan juga banyak pasien yang
Ekstremitas.