Pielonefritis Akut: Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
Pielonefritis Akut: Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
Pielonefritis Akut
Oleh :
Yullianto (1102006049)
Made Indrayani (1302006120)
PEMBIMBING:
dr. I.B. Putu Putrawan, Sp.PD-KGer
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
yang berjudul “Pielonefritis Akut” dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/ RSUP Sanglah
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah PBL ini, banyak pihak yang telah
membantu dari awal hingga akhir, baik moral maupun material. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1) Prof. DR. dr. Tjokorda Raka Putra, Sp.PD-KR selaku Kepala
Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah.
2) Dr. I.B.Putrawan, Sp.PD-KGer selaku pembimbing Pengalaman
Belajar Lapangan ini yang telah memberikan banyak masukan dan
koreksi dari makalah ini.
3) Residen dan semua staf Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP
Sanglah.
4) Rekan-rekan dokter Muda.
5) Semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun,
sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas serupa di waktu berikutnya.
Semoga makalah ini juga dapat memberi manfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
2.1 Definisi .......................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi ...................................................................................... 2
2.3 Etiologi .......................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi ................................................................................... 4
2.5 Diagnosis ....................................................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................. 11
2.7 Komplikasi ..................................................................................... 13
BAB 3. LAPORAN KASUS ......................................................................... 13
iii
3.13 Resume ........................................................................................ 56
3.14 Saran ............................................................................................ 57
DOKUMENTASI ......................................................................................... 58
iv
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa
ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan
lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5- 15%. Untuk
menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.1 Penyakit infeksi
ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum,
walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data
penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa
pernah mengalami ISK selama hidupnya2.
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah
infeksi saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah jenis
bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain,
karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra
bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya
makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih1,3
Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis atau
abses ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).
Komplikasi infeksi saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran
kemih sering merupakan sumber bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan
mendadak oleh batu atau instrumentasi pada infeksi saluran kemih, seperti pada
hipertrofi prostat dengan prostatitis. 3
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya
koloni kuman di saluran kemih.5.6 Beberapa istilah yang seringMdigunakan dalam
klinis mengenai ISK: 1,7
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan
anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita
kelainan anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik.
Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang
baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang
kurangnya 6 bulan bebas dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya
dapat dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama.
Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria
persisten. Pada re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan
bakteriuria persisten bakteri penyebab berasal dari dalam saluran kemih itu
sendiri.5
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang bermakna
tanpa disertai gejala.1
2.2 Klasifikasi
ISK diklasifikasikan berdasarkan :2,5,6,8
1. Anatomi
- ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.
A. Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria
bermakna
Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril).
2
B. Laki-laki
Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis, prostatitis,
epidimidis, dan uretritis.
- ISK atas
A. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
B. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran
kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering
diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai
pielonefritis kronik yang spesifik.2,8
2. Klinis
- ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan
yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural ataupun ginjal.
- ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISK
pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.5,6
2.3 Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif
tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh
: Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain
dapat dilihat pada tabel berikut :9
3
7 Enterococci 2-10
8 candida albican 1-2
9 Staphylococcus aureus 1-2
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu
saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat
menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien
demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat
menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises,
dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama
pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang
mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling
sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur
sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen. 1
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu : 2,5,10
- Bendungan aliran urin: Anomali kongenital, Batu saluran kemih, Oklusi
ureter (sebagian atau total)
- Refluks vesikoureter
- Urin sisa dalam buli-buli karena : Neurogenic bladder, Striktura uretra,
Hipertrofi prostat
- Diabetes Melitus
- Instrumentasi: Kateter, Dilatasi uretra, Sitoskopi
- Kehamilan dan peserta KB: Faktor statis dan bendungan, PH urin yang tinggi
sehingga mempermudah pertumbuhan kuman
- Senggama
2.4 Patogenesis
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme
4
masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam media urin.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu : 1,7
- Ascending
- Hematogen
- Limfogen
- Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen
sebagai akibat dari pemakaian intrumen.
Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemis melalui cara
ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis,
kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui
uretra – prostat – vas deferens – testis (pada pria) – buli-buli – ureter dan sampai ke
ginjal.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi
dari kedua cari ini ascending-lah yang paling sering terjadi :1,11
a. Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahantubuh
yang rendah, karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada pasien yang
mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul
akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal
bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel,
atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas, Candida, dan Proteus
sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen.3,7
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan
infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses
pada ginjal.
b. Infeksi Ascending
Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :
- Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
- Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
- Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
- Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.
5
Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. (1)
kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kumen melaui
uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-
buli, (4) masuknya kumen melaui ureter ke ginjal.7
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan
antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel
saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena
pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang
meningkat.7
a. Faktor host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran
kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Pertahanan lokal dari host
- Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan
humoral.
6
6 Adanya zat antibakterial pada kelenjar prostat ata PAF (Prostatic
Antibacterial Factor) yang terdiri dari unsur Zn uromukoid (protein tamn-
Horsfall) yang menghambat penempelan bakteri pada urotelium
Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme
wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang
ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah
sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Agar aliran urin adekuat
dan mampu menjamin mekanisme wash out adalah jika :7
- Jumlah urin cukup
- Tidak ada hambatan didalam saluran kemih
Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin
yang tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih.
Keadaan lain yang dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme
wash out adalah adanya :
- Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran
kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan
adanya dilatasi atau refluk sistem urinaria.
-
Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai
tempat persembunyian kuman.7
b. Faktor agent (mikroorganisme)
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya.
Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada
dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang
mempunyai virulensi berbeda, yaitu
- Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
- Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.
Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,
menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat
merubah suasana urin menjadi basa.7
7
2.5 Diagnosis
2.5.1 Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. 5 Gejala yang sering timbul
ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan,
disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian
saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,
disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung,
muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.
2.5.2 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : 1,12
a. Urinalisis
- Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda
bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit
nongromelulerseperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih.
- Piuria
8
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila
ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau
setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di
sentrifus.
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10
per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat
ditemukan pada keadaan : 12 Infeksi tuberkulosis, Urin terkontaminasi dengan
antiseptik, Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina, Nefritis intersisial
kronik (nefropati analgetik), Nefrolitiasis, Tumor uroepitelia
-
Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal,
12
antara lain : Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis
atau vaskulitis ginjal. Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria,
diagnostik untuk pielonefritis. Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis
tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut. Silinder lemak, merupakan
penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersaman dengan
proteinuria nefrotik.
- Kristal
Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal
- Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan
infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.12
b. Bakteriologis
- Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai
satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
- Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk
memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai kriteria Catteli.1,2
9
Tabel 3. Kriteria Catteli untuk diagnosis bakteriuria yang bermakna 1,2
Wanita, simtomatik
≥102 organisme koliform/mL urin plus piuria
Atau
≥105 organisme patogen apapun/mL urin
Atau
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urin yang diambil dengan
caraaspirasi suprapubik
Laki-laki,simtomatik
≥103 organisme patogen/mL urin
Pasien asimtomatik
≥105 organisme patogen/mL urin pada 2 sampel urin berurutan
c. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di
antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate.
Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi
nitrat.1,2
d. Tes Plat – Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik
bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat
khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung
plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama
satu malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan
membandingkan pola pertumbuhan kuman dengan serangkaian gambar yang
memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman
antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap mL urin yang diperiksa. Cara ini
mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat. Kekurangannya adalah jenis
kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.1,2
10
2.5.3 Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya
batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan
ini dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan
pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTScan.1,2
2.6 Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah : 1
- Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai
- Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi
Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,
mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi
risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang
sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu pola
pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih,
serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan
untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain :
- Pengobatan dosis tunggal
- Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
- Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
- Pengobatan profilaksis dosis rendah
-
Pengobatan supresif.1
11
- Disertai faktor predisposisi, terapi antimikroba yang intensif diikuti dengan
koreksi faktor resiko.
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan
- yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba
- dosis tunggal (misal trimentoprim 200 mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan
Pasien sindroma uretra akut (SUA) dengan hitung kuman 103-105
memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik
dengan tetrasiklin. Infeksi yang disebabkan mikroorganisme anaerobik diperlukan
antimikroba yang serasi (misal golongan kuinolon). 2
Tabel 4. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi
Antimikroba Dosis Lama terapi
Trimetropim-sulfametoksazol 2x 160/800mg 3 hari
Trimetropim 2x 100mg 3 hari
Siprofloksasin 2x 100-250 mg 3 hari
Levofloksasin 2x 250 mg 3 hari
Cefiksim 2x 250 mg 3 hari
Cefodoksim proksetil 1x 400 mg 3 hari
Nirofurantoin makrokristal 2x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin monohidrat 4x 50 mg 7 hari
Nitrofurantoin monohidrat makrokristal 2x 100 mg 7 hari
Amoksisilin/klavunalat 2x 500mg 7 hari
12
- Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus dan usia lanjut
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapatterjadi pada infeksi saluran kemih antaralain batu
saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman miltisistem,
gangguan fungsi ginjal.6
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama Pasien :S
No Rekam Medik : 17034504
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. A Yani No 23 Denpasar Utara
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Care Giver : Suami
Tanggal MRS : 10 Agustus 2017
Tanggal Pemeriksaan : 16 Agustus 2017
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut
14
keluhan, Pasien belum pernah mengosumsi obat untuk meringankan keluhan
tersebut.
Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari sebelum masuk rumah sakit,.
Mual yang dirasakan oleh pasien tidak dapat dimuntahkan, sehingga terkadang
pasien memasukkan jari tangannya untuk memancing keluarnya muntahan,
namun yang keluar hanya air ludah saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul,
tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan. Mual hingga
menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih hanya
muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu lama karena harus
menempuh jarak untuk mencapai kamar mandi dengan kondisi pasien yang
sudah mengalami keterbatasan dan harus dibantu oleh suaminya. Pasien
mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien.
15
botol air mineral tanggung (600 ml). Namun pasien mengatakan sering
mengeluh timbul hasrat BAK pada malam hari. Pasien sering menahan
kencingnya selama perjalanan menuju kamar mandi.
Riwayat Medis
Keluhan utama : Nyeri perut
Keluhan penyerta :
Pusing-pusing : Tidak ada
Nyeri kepala : Tidak ada
Kesadaran menurun : Tidak ada
Selera makan berubah : Ada
Berat badan : Tidak berubah
Demam : Ada
Sulit tidur : Ada
Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
Sakit tenggorokan : Tidak ada
Gangguan pendengaran : Tidak ada
Gangguan penglihatan : Ada
Batuk / pilek / influenza : Tidak ada
Batuk-batuk lama : Tidak ada
Sesak nafas : Tidak ada
Sakit gigi / lidah / gusi : Tidak ada
Mual / perut perih / sakit maag : Ada
Mencret / diare : Tidak ada
BAB berdarah : Tidak ada
Mengompol : Ada
Jatuh : Tidak ada
Sakit tulang sendi : Ada
Lainnya : Tidak ada
16
Riwayat penyakit dahulu
Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
Katarak : Ada
Nyeri jantung (Angina) : Tidak ada
Serangan jantung IMA (MCI) : Tidak ada
Paru-paru (TBC/PPOK/Asma) : Tidak ada
Kolesterol tinggi : Tidak ada
Trigliserida tinggi : Tidak ada
Kegemukan (obesitas) : Tidak ada
Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada
Tekanan darah tinggi : Tidak ada
Batu saluran kencing : Ada
Prostat : Tidak Ada
Sakit ginjal (ISK/CRF) : Ada
Tulang keropos / Osteoporosis : Tidak ada
Rematik / Osteoatritis : Tidak ada
P. Gout Pirai : Ada
Kurang darah / anemia : Tidak ada
Kanker : Tidak ada
Gangguan lambung : Tidak ada
Sakit liver : Tidak ada
Batu empedu : Tidak ada
Lainnya : Tidak ada
17
Rekreasi : Sangat jarang
Kegiatan keagamaan : Sering
Silahturahmi dengan keluarga : Sering
Silahturahmi dengan sesama lansia : Sangat jarang
Olahraga : Sangat jarang
Analisa Finansial
Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Pedagang
Menerima pensiun : Tidak
Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Penghasilan rata-rata perbulan :-
Menerima bantuan dalam bentuk uang : Tidak ada
Menerima bantuan selain uang : Tidak ada
Masih menanggung orang lain : Tidak
Penghasilan cukup untuk pengeluaran : Cukup
18
Mencret : Tidak ada
Perut terasa kembung : Tidak ada
BAB berdarah : Tidak ada
Saluran Kencing
Gangguan BAK : Ada
Nyeri BAK : Ada
Pancaran air seni kurang : Tidak ada
Menetes : Tidak ada
Bangun malam karena BAK : Ada
Hematologi
Mudah timbul lebam kulit : Tidak ada
Bila luka, perdarahan lambat berhenti : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rematologi
Kekakuan sendi : Ada
Bengkak sendi : Tidak ada
Nyeri otot : Tidak ada
Endokrin
Benjolan di leher depan samping : Tidak ada
Gemetaran : Tidak ada
Lebih suka udara dingin : Tidak ada
Banyak keringat : Tidak ada
Lekas lelah / lemas : Tidak ada
Rasa haus bertambah : Tidak ada
Mudah mengantuk : Tidak ada
Lesu, lelah, letih, lemah : Ada
Tidak tahan dingin : Tidak ada
Neurologi
Pusing/ Sakit kepala : Tidak ada
Kesulitan mengingat sesuatu : Tidak ada
Pingsan sesaat : Tidak ada
19
Gangguan penglihatan : Ada
Gangguan pendengaran : Tidak ada
Rasa baal / kesemutan anggota badan : Tidak ada
Kesulitan tidur : Ada
Kelemahan anggota tubuh : Tidak ada
Lumpuh : Tidak ada
Kejang-kejang : Tidak ada
Jiwa
Sering lupa : Tidak ada
Kelakuan aneh : Tidak ada
Mengembara : Tidak ada
Murung : Tidak ada
Sering menangis : Tidak ada
Mudah tersinggung : Tidak ada
3.4 Penapisan
Penapisan status fungsional
ADL Barthel (BAI) Sebelum Sakit
20
Penggunaan toilet
pergi ke dalam dari
WC (melepas, 0 Tergantung pertolongan orang lain
memakai celana,
menyeka, menyiram)
04
Perlu pertolongan beberapa aktivitas
1 tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas
yang lain
2 Mandiri
3 Mandiri
3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri
21
1 Mandiri
Total Skor 20
Skor ADL (BAI) Sebelum sakit
20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
22
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri
Total Skor 13
23
IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) bantuan orang lain) Nilai
Nilai = 0 Nilai = 1
● Mengoperasikan telepon
sendiri
● Mencari dan ● Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 0
● Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
● Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
● Perlu bantuan
● Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 1
sendiri ● Sama sekali tidak
mampu belanja
● Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
● Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan ● Menyiapkan
3 1
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
● Perlu disiapkan
dan dilayani
● Perlu bantuan
● Merawat rumah sendiri
untuk semua
atau bantuan kadang-
perawatan rumah
kadang
Perawatan sehari-hari
4 ● Mengerjakan pekerjaan 1
rumah ● Tidak
ringan sehari-hari
berpartisipasi
(merapikan tempat
dalam perawatan
tidur, mencuci piring)
rumah
● Mencuci hanya
● Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 ● Semua pakaian 1
baju ● Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
● Perjalanan terbatas
● Berpergian sendiri
ke taxi atau
menggunakan
kendaraan dengan
kendaraan umum atau
6 Transport bantuan orang lain 1
menyetir sendiri
● Tidak melakukan
● Mengatur perjalanan
perjalanan sama
sendiri
sekali
24
● Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
● Meminum obat secara ● Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
● Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi ● Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8 ● Mengatur pengeluaran keputusan finansial 1
keuangan
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017
a. Umur : 68 tahun 0.Salah 1.Benar
b. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA 0.Salah 1.Benar
c. Alamat tempat tinggal : Denpasar 0.Salah 1.Benar
d. Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
e. Saat ini berada di mana : di Sanglah 0.Salah 1.Benar
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll)
g. Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
h. Nama presiden RI 0.Salah 1.Benar
i. Tahun kelahiran pasien: 1937 0.Salah 1.Benar
j. Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat Total Skor :
4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 10
8 – 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas
25
MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Skor Jam Mulai : 11.00
Maks Lansia
ORIENTASI
5 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
5 5 Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik
untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan
catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1
ATENSI DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah
1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93,
86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 2 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9 6 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2
angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas
dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkanlah di lantai” (3 angka)
26
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA
ANDA” (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 24 Kognitif: Gangguan kognitif
Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No Keterangan YA TIDAK
01 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0 1
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
02 1 0
minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran bahwa
06 1 0
anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik
07 0 1
setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk
08 1 0
akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
12 1 0
pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
13 1 0
depan anda?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan
14 1 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini
15 0 1
menyenangkan?
16 Apakah anda sering merasa sedih? 0 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 0 0
18 Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda? 0 0
27
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
19 0 1
menyenangkan?
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang
20 1 0
baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 1 0
harapan?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang
23 1 0
lebih baik dari anda?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
24 1 0
kecil?
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
Apakah anda mempunyai masalah dalam
26 1 0
berkonsentrasi?
27 Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari? 0 1
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
28 1 0
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?
29 Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 12
Penapisan Inkontinensia
28
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat
29
Laju respirasi : 18 x/menit
Suhu Axilla : 36,50C
Antropometri
Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 155 cm
BMI : 24,05 kg/m2
Lingkar lengan atas : 27 cm (kanan dan kiri)
Lingkar kaki (calf) : 33 cm (kanan dan kiri)
Kesimpulan : Gizi baik
Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
Pendengaran
Dengar suara normal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak
Jarak penglihatan : Menurun
Jarak baca : Menurun
Katarak : Ada
Temuan funduskopi : Tidak dievaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
30
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
+/+
+/+
Auskultasi suara tambahan : Ronki -/- Wheezing -/-
-/- -/-
-/- -/-
Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
MCL sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas: ICS II
batas kiri: MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
31
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
Ginjal membesar : Tidak ada
Nyeri ketok CVA : Ada
Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak Ada
Gerak terbatas : Ada
Nyeri : Ada
Benjol/ radang : Tidak Ada
Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Tidak Normal
Lapangan penglihatan : Kesan berkurang
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
32
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (2)/2) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal
33
3.6 Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap (10 Agustus 2017 )
34
Kimia Klinik (10 Agustus 2017)
PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI KET
35
Sedimen Urin :
Leukosit Sedimen 1 /LP ≤7
Eritrosit Sedimen 1 /LP ≤5
Sel Epitel Sedimen : /LP
Gepeng 1 /LP
Silinder sedimen Negatif /LP
Kristal Negatif /LP
Lain-lain Bakteri
Interpretasi:
Cor besar dan bentuk normal
Pulmo tak tampak infiltrat/nodul. Corakan bronchovaskuler normal
Sinus pleura kanan dan kiri tajam
Diafragma kanan dan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
36
Foto BOF (10 Agustus 2017)
Interpretasi:
Preperitoneal fat line (+) tegas
Tak tampak bayangan radioaque di sepanjang traktus urinarius
Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas
Psos line kanan kiri simetris
Distribusi gas usus meningkat bercampur fecal material, tampak sentinel loop
di kuadran tengah pasien
Bayangan hepar dan lien tampak membesar
Tampak osteophyte pada vertebra thoracolumbalis, pedicle dan spatium
intervertebralis baik
Tampak kompresi vertebra Th 12 dan L 1
Trabekulasi tulang menurun
Kesan:
Tak tampak batu radiopaque di sepanjang traktus urinarius
Peningkatan distribusi gas usus
Spondilosis thoracolumbalis
Kompresi pada vertebra Th 12 dan L 1
37
- AMT : Normal
- MMSE : Adanya gangguan kognitif
- GDS : Depresi ringan
- MNA : Gizi baik
- Inkontinensia ringan
b. Terapi Edukasi
Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien
pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang
bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit ginjal
38
c. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien
d. Terapi psikososial
KIE keluarga tentang keadaaan pasien
Dukungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat
Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, memperhatikan nutrisi
penderita dan meningkatkan waktu komunikasi terhadap penderita
untuk mengurangi depresi
Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap.
Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
e. Rencana tindakan
UC/CC/ST
USG abdomen
e. Planning Monitoring
Vital sign
Keluhan
39
tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan dan masih
menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih masih
dikatakan hanya muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu
lama.Pasien mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal
oleh pasien
40
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri
Total Skor 13
41
IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) bantuan orang lain) Nilai
Nilai = 0 Nilai = 1
● Mengoperasikan telepon
sendiri
● Mencari dan ● Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 0
● Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
● Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
● Perlu bantuan
● Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 1
sendiri ● Sama sekali tidak
mampu belanja
● Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
● Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan ● Menyiapkan
3 1
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
● Perlu disiapkan
dan dilayani
● Perlu bantuan
● Merawat rumah sendiri
untuk semua
atau bantuan kadang-
perawatan rumah
kadang
Perawatan sehari-hari
4 ● Mengerjakan pekerjaan 1
rumah ● Tidak
ringan sehari-hari
berpartisipasi
(merapikan tempat
dalam perawatan
tidur, mencuci piring)
rumah
● Mencuci hanya
● Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 ● Semua pakaian 1
baju ● Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
● Perjalanan terbatas
● Berpergian sendiri
ke taxi atau
menggunakan
kendaraan dengan
kendaraan umum atau
6 Transport bantuan orang lain 1
menyetir sendiri
● Tidak melakukan
● Mengatur perjalanan
perjalanan sama
sendiri
sekali
42
● Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
● Meminum obat secara ● Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
● Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi ● Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8 ● Mengatur pengeluaran keputusan finansial 1
keuangan
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
c. Penapisan kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017
k. Umur : 68 tahun 0.Salah 1.Benar
l. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA 0.Salah 1.Benar
m. Alamat tempat tinggal : Denpasar 0.Salah 1.Benar
n. Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
o. Saat ini berada di mana : di Sanglah 0.Salah 1.Benar
p. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll)
q. Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
r. Nama presiden RI 0.Salah 1.Benar
s. Tahun kelahiran pasien: 1937 0.Salah 1.Benar
t. Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat Total Skor :
4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 10
8 – 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas
43
MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Skor Jam Mulai : 11.00
Maks Lansia
ORIENTASI
5 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
5 5 Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik
untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan
catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1
44
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA
ANDA” (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 24 Kognitif: Gangguan kognitif
d. Penapisan depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No Keterangan YA TIDAK
01 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0 1
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
02 1 0
minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran bahwa
06 1 0
anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik
07 0 1
setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk
08 1 0
akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
12 1 0
pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
13 1 0
depan anda?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan
14 1 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini
15 0 1
menyenangkan?
16 Apakah anda sering merasa sedih? 0 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 0 0
18 Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda? 0 0
45
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
19 0 1
menyenangkan?
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang
20 1 0
baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 1 0
harapan?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang
23 1 0
lebih baik dari anda?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
24 1 0
kecil?
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
Apakah anda mempunyai masalah dalam
26 1 0
berkonsentrasi?
27 Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari? 0 1
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
28 1 0
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?
29 Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 12
e. Penapisan Inkontinensia
46
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat
f. Asesmen nutrisi
47
- Rumah pasien terdiri dari kamar tidur yg dipakai bersama suami pasien
dan kamar lainnya dipakai oleh keponakan pasien, ruaang keluarga dan
satu kamar kecil yang digunakan bersama.
- Ventilasi pada rumah pasien kurang baik, dimana hanya terdapat
beberapa jendela yang jarang dibuka sehingga suasana rumah pasien
sangat lembab dan hanya terdapat satu pintu keluar masuk rumah
pasien.
- Pasien harus menempuh jarak untuk mencapai kamar kecil yang
terletak di pojok belakang rumah pasien.
- Keadaan rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya,
pencahayaan yang kurang memadai, serta beberapa hal yang bisa
menyebabkan pasien terjatuh yaitu kamar mandi yang cukup jauh
untuk pasien tempuh dengan keterbatasannya dalam berjalan, tidak
terdapat pegangan pada toilet, lantai kamar mandi yang cukup licin,
serta kurangnya keset di depan pintu kamar mandi pasien.
h. Objektif
- Kesadaran : E4 V5 M6
- Tekanan darah/nadi : 130/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Laju respirasi : 18 x/menit
- Suhu Axilla : 36,50C
- Antropometri
Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 155 cm
BMI : 24,05 kg/m2
Lingkar lengan atas : 27 cm (kanan dan kiri)
Lingkar kaki (calf) : 33 cm (kanan dan kiri)
Kesimpulan : Gizi baik
- Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
48
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
- Pendengaran
Dengar suara normal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
- Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak
Jarak penglihatan : Menurun
Jarak baca : Menurun
Katarak : Ada
Temuan funduskopi : Tidak dievaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
- Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
- Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
- Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
49
- Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
+/+
+/+
Auskultasi suara tambahan : Ronki -/- Wheezing -/-
-/- -/-
-/- -/-
- Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
MCL sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas: ICS II
batas kiri: MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
- Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
Ginjal membesar : Tidak ada
50
Nyeri ketok CVA : Ada
- Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak Ada
Gerak terbatas : Ada
Nyeri : Ada
Benjol/ radang : Tidak Ada
- Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Tidak Normal
Lapangan penglihatan : Kesan berkurang
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
- Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
51
Siku (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (2)/(2) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
- Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
- Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal
i. Diagnosis
Disease : Suspek PNA dextra (Hiperurisemia)
Impairment : Vision
Disabilitas : Mild dependency
Handicap : Negatif
j. Rencana
a. Terapi farmakologis
Paracetamol 750 mg tiap 8 jam IO
Allupurinol 100 mg tiap 24 jam IO
b. Terapi Edukasi
Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien
pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien
52
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.
Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang
bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit ginjal
c. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien
d. Terapi psikososial
KIE keluarga tentang keadaaan pasien
Dukungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat
Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, memperhatikan nutrisi
penderita dan meningkatkan waktu komunikasi terhadap penderita
untuk mengurangi depresi
Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap.
Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
f. Planning Monitoring
Kontrol setelah obat habis.
53
- Keterbatasan pengetahuan pasien tentang penyakit Pielonefritis Akut yang
dideritanya saat ini.
Lingkungan
Pasien tinggal bersama suami serta keponakan laki-lakinya. Pasien tinggal di
kawasan rumah padat penduduk yang merupakan rumah sendiri dengan 2
kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 kamar kecil yang tergolong permanen
dimana atap, dinding dan lantai dibuat dari bahan permanen. Di luar rumah
tidak terdapat halaman dan terlihat beberapa barang-barang bekas yang sudah
tidak digunakan. Pasien tidur bersama suami di kamar dengan ukuran 3x3
meter. Ventilasi pada rumah pasien kurang baik, dimana hanya terdapat
beberapa jendela yang jarang dibuka sehingga suasana rumah pasien sangat
lembab dan hanya terdapat satu pintu keluar masuk rumah pasien. Keadaan
rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya dan pencahayaan
yang kurang memadai. Sumber air untuk minum, keperluan memasak, mandi
dan mencuci baju berasal dari air PAM.
54
- Kebutuhan Bio Psikososial
Lingkungan biologis
Keluhan pasien didasarkan adanya penyakit PNA, maka sangat diperlukan
kontrol BAK serta ketaatan pengobatan yang baik agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih berat. Sangat disarankan untuk menjaga kebersihan
diri.
Faktor psikologi
Dalam keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian dan
dukungan dari keluarga dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan menjalani
pengobatannya termasuk untuk minum obat setiap harinya. Pasien saat ini
tinggal bersama keluarga yang sangat memperhatikan kondisi kesehatannya.
Suami dan keponakan pasien sangat mendukung dalam membantu pasien
melakukan kegiatan sehari-hari. Saat ini, pasien dalam keadaan depresi
sedang, sehingga perhatian, masukan dan dukungan yang lebih sangat
diperlukan dalam membantu proses penyembuhan pasien.
Faktor sosial dan budaya
Keluarga harus menjaga privasi / kerahasiaan tentang penyakit pasien, karena
dapat menimbulkan rasa malu dan tertekan pada pasien apabila adanya
anggapan yang negatif dari masyarakat terhadap penyakit yang diderita oleh
pasien. Pasien juga membutuhkan perhatian dari lingkungan sekitar, seperti
teman-teman sesama usia lanjut. Dibutuhkan suatu kegiatan bersama agar
dapat menjauhkan pasien dari rasa bosan dan depresi karena penyakitnya.
Faktor spiritual
3.13 Resume
Pasien perempuan inisial S, 68 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan
terakhir SD, sudah menikah, tidak bekerja dengan alamat di Jalan A. Yani
No.23 Denpasar Utara.
55
Pasien datang ke UGD RSUP sanglah dengan keluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dikatakan seperti dililit oleh tali yang hilang
timbul sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien. Nyeri dikatakan
menjalar sampai kepinggang. Pasien mengatakan ada riwayat demam 3 hari
SMRS. Keluhan lain pasien yaitu mual yang tidak disertai muntah sehingga
nafsu makan pasien berkurang. Pasien sering BAK pada malam hari dan
sesekali ada nyeri berkemih ketika pasien menahan kencingnya.
Pasien memiliki riwayat batu ginjal kanan 5 tahun yang lalu dan mendapat
penanganan di RS Manuaba. Riwayat serupa pada keluarga disangkal.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai pedagang sate yang dalam kesehariannya
pasien lebih banyak duduk dan konsumsi air pasien dikatakan sedikit.
Sesekali pasien mengeluhkan adanya kesulitan untuk memulai tidur,
adanya gangguan penglihatan oleh karena katarak pada kedua mata pasien
yang bisa meningkatkan resiko jatuh pasien.
Sebelum sakit dalam kesehariannya pasien sering mengikuti aktivitas
keagamaan dan bersilaturahmi dengan keluarga lainnya. Untuk penghasilan
dikatakan cukup.
Status fungsional pasien sebelum sakit yaitu mandiri namun setelah sakit
terdapat penurunan dengan kondisi ketergantungan ringan yang secara
keseluruhannya pasien tidak berativitas ataupun aktivitasnya dibantu dan
dikerjakan oleh suaminya. Status kognitif pasien saat ini yaitu gangguan
kognitif pasti. Status depresi pasien saat ini berada pada kondisi depresi ringan.
Pasien mengalami inkontinensia ringan dengan status gizi yang baik.
Keadaan rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya dan
pencahayaan yang kurang memadai. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
gangguan penglihatan akibat katarak, nyeri ketok CVA, keterbatasan gerak dan
adanya nyeri ketika beraktivitas, serta penurunan kemampuan motorik anggota
gerak bawah. Dari pemeriksaan urin lengkap ditemukan adanya bakteri pada
urin pasien.
56
3.14 Saran
- KIE kepada pasien tentang penyakitnya yang bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri ditambah dengan faktor pasien yang jarang
minum, kurangnya aktivitas, sering menahan BAK dan riwayat batu
ginjalnya terdahulu.
- KIE kepada keluarga tentang penyebab PNA sehingga dapat memahami
dan memberikan dukungan fisik, moral maupun spiritual dalam
membantu pasien memulihkan kondisi kesehatannya sehingga pasien
dapat beraktivitas kembali.
- KIE pola BAK yang baik agar tidak menahan BAK.
- KIE pasien agar menjaga kebersihan pada area genital yang merupakan
jalur penyebaran infeksi ginjalnya.
- KIE pasien untuk meningkatkan aktivitas dan olahraga ringan misalnya
senam untuk lansia.
- KIE pasien rajin mendekatkan diri dengan Tuhan agar memiliki pemikiran
yang lebih tenang.
57
DOKUMENTASI KUNJUNGAN RUMAH
(17 AGUSTUS 2017)
KAMAR
MANDI
KAMAR TIDUR 2
KAMAR TIDUR 22
RUANG
KELUARGA
KAMAR TIDUR
PASIEN
58
(TERAS DEPAN)
(RUANG KELUARGA)
59
(KAMAR MANDI)
60
DAFTAR PUSTAKA
61
%23 Urinary%2520Tract%2520Infections%2520Overview.htm. Pada
tanggal 24 Agustus 2008. Perbaharuan terakhir [Januari 2009]
12. Siregar P. Manfaat Klinis Urinalisis dalam Nefrologi. Disampaikan pada :
Pertemuan Ilmiah Nasional VII PB. PABDI. Medan;2009.
62