Anda di halaman 1dari 66

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)

Pielonefritis Akut

Oleh :
Yullianto (1102006049)
Made Indrayani (1302006120)

PEMBIMBING:
dr. I.B. Putu Putrawan, Sp.PD-KGer

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FK UNUD/RSUP SANGLAH
AGUSTUS 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
yang berjudul “Pielonefritis Akut” dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/ RSUP Sanglah
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah PBL ini, banyak pihak yang telah
membantu dari awal hingga akhir, baik moral maupun material. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1) Prof. DR. dr. Tjokorda Raka Putra, Sp.PD-KR selaku Kepala
Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah.
2) Dr. I.B.Putrawan, Sp.PD-KGer selaku pembimbing Pengalaman
Belajar Lapangan ini yang telah memberikan banyak masukan dan
koreksi dari makalah ini.
3) Residen dan semua staf Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP
Sanglah.
4) Rekan-rekan dokter Muda.
5) Semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun,
sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas serupa di waktu berikutnya.
Semoga makalah ini juga dapat memberi manfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

Denpasar, Agustus 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
2.1 Definisi .......................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi ...................................................................................... 2
2.3 Etiologi .......................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi ................................................................................... 4
2.5 Diagnosis ....................................................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................. 11
2.7 Komplikasi ..................................................................................... 13
BAB 3. LAPORAN KASUS ......................................................................... 13

3.1 Identitas Pasien .............................................................................. 14


3.2 Anamnesis...................................................................................... 14
Keluhan Utama .............................................................................. 14
Riwayat Penyakit Sekarang ............................................................ 14
Riwayat Penyakit Dahulu ............................................................... 15
Riwayat Pengobatan ....................................................................... 15
Riwayat Penyakit Keluarga ............................................................ 15
Riwayat Sosial Ekonomi ................................................................ 15
Riwayat Medis ............................................................................... 16
3.3 Anamnesis Sistem .......................................................................... 18
3.4 Penapisan ....................................................................................... 20
3.5 Pemeriksaan Fisik .......................................................................... 29
3.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 34
3.7 Daftar Masalah ............................................................................... 37
3.8 Rekapitulasi Assesment Perorangan ............................................... 38
3.9 Rekomendasi Penatalaksanaan ...................................................... 38
3.10 Kunjungan Rumah........................................................................ 39
3.11 Daftar Permasalahan..................................................................... 53
3.12 Daftar Analisis Kebutuhan Pasien ................................................ 54

iii
3.13 Resume ........................................................................................ 56
3.14 Saran ............................................................................................ 57
DOKUMENTASI ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 61

iv
PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa
ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan
lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5- 15%. Untuk
menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.1 Penyakit infeksi
ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum,
walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data
penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa
pernah mengalami ISK selama hidupnya2.

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah
infeksi saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah jenis
bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain,
karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra
bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya
makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih1,3

Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis atau
abses ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).
Komplikasi infeksi saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran
kemih sering merupakan sumber bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan
mendadak oleh batu atau instrumentasi pada infeksi saluran kemih, seperti pada
hipertrofi prostat dengan prostatitis. 3

Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin


melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi
jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan
simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin.
Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella
sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri Eschericia coli
(sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan kemungkinan lebih
dari satu jenis bakteri penginfeksi4

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya
koloni kuman di saluran kemih.5.6 Beberapa istilah yang seringMdigunakan dalam
klinis mengenai ISK: 1,7
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan
anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita
kelainan anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik.
Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang
baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang
kurangnya 6 bulan bebas dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya
dapat dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama.
Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria
persisten. Pada re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan
bakteriuria persisten bakteri penyebab berasal dari dalam saluran kemih itu
sendiri.5
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang bermakna
tanpa disertai gejala.1

2.2 Klasifikasi
ISK diklasifikasikan berdasarkan :2,5,6,8
1. Anatomi
- ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.
A. Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria
bermakna
Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril).

2
B. Laki-laki
Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis, prostatitis,
epidimidis, dan uretritis.
- ISK atas
A. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
B. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran
kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering
diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai
pielonefritis kronik yang spesifik.2,8
2. Klinis
- ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan
yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural ataupun ginjal.
- ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISK
pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.5,6

2.3 Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif
tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh
: Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain
dapat dilihat pada tabel berikut :9

Tabel 1.Persentase biakanmikroorganisme penyebab ISK

No Mikroorganisme Persentase biakan (%)


1 Escherichia coli 50-90
2 Klebsiella atau enterobacter 10-40
3 Pproteus sp 5-10
4 Pseudomonas aeroginosa 2-10
5 Staphylococcus epidermidis 2-10

3
7 Enterococci 2-10
8 candida albican 1-2
9 Staphylococcus aureus 1-2

Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu
saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat
menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien
demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat
menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises,
dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama
pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang
mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling
sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur
sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen. 1
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu : 2,5,10
- Bendungan aliran urin: Anomali kongenital, Batu saluran kemih, Oklusi
ureter (sebagian atau total)
- Refluks vesikoureter
- Urin sisa dalam buli-buli karena : Neurogenic bladder, Striktura uretra,
Hipertrofi prostat
- Diabetes Melitus
- Instrumentasi: Kateter, Dilatasi uretra, Sitoskopi
- Kehamilan dan peserta KB: Faktor statis dan bendungan, PH urin yang tinggi
sehingga mempermudah pertumbuhan kuman
- Senggama

2.4 Patogenesis
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme

4
masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam media urin.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu : 1,7
- Ascending
- Hematogen
- Limfogen
- Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen
sebagai akibat dari pemakaian intrumen.
Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemis melalui cara
ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis,
kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui
uretra – prostat – vas deferens – testis (pada pria) – buli-buli – ureter dan sampai ke
ginjal.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi
dari kedua cari ini ascending-lah yang paling sering terjadi :1,11
a. Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahantubuh
yang rendah, karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada pasien yang
mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul
akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal
bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel,
atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas, Candida, dan Proteus
sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen.3,7
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan
infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses
pada ginjal.
b. Infeksi Ascending
Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :
- Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
- Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
- Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
- Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.

5
Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. (1)
kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kumen melaui
uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-
buli, (4) masuknya kumen melaui ureter ke ginjal.7
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan
antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel
saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena
pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang
meningkat.7
a. Faktor host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran
kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Pertahanan lokal dari host
- Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan
humoral.

Tabel 2. Pertahanan lokal terhadap infeksi.7

No Pertahanan lokal tubuh terhadap infeksi


1 Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan
peristaltik ureter (wash out mechanism)
2 Derajat keasaman (pH) urin
3 Osmolaritas urin yang cukup tinggi
4 Estrogen pada wanita usia produktif
5 Panjanguretra pada pria

6
6 Adanya zat antibakterial pada kelenjar prostat ata PAF (Prostatic
Antibacterial Factor) yang terdiri dari unsur Zn uromukoid (protein tamn-
Horsfall) yang menghambat penempelan bakteri pada urotelium

Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme
wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang
ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah
sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Agar aliran urin adekuat
dan mampu menjamin mekanisme wash out adalah jika :7
- Jumlah urin cukup
- Tidak ada hambatan didalam saluran kemih
Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin
yang tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih.
Keadaan lain yang dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme
wash out adalah adanya :
- Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran
kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan
adanya dilatasi atau refluk sistem urinaria.
-
Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai
tempat persembunyian kuman.7
b. Faktor agent (mikroorganisme)
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya.
Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada
dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang
mempunyai virulensi berbeda, yaitu
- Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
- Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.
Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,
menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat
merubah suasana urin menjadi basa.7

7
2.5 Diagnosis
2.5.1 Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. 5 Gejala yang sering timbul
ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan,
disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian
saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,
disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung,
muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.

Gambar 2. Hubungan antara lokasi infeksi dengan gejala klinis

2.5.2 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : 1,12
a. Urinalisis
- Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda
bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit
nongromelulerseperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih.
- Piuria

8
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila
ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau
setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di
sentrifus.
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10
per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat
ditemukan pada keadaan : 12 Infeksi tuberkulosis, Urin terkontaminasi dengan
antiseptik, Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina, Nefritis intersisial
kronik (nefropati analgetik), Nefrolitiasis, Tumor uroepitelia
-
Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal,
12
antara lain : Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis
atau vaskulitis ginjal. Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria,
diagnostik untuk pielonefritis. Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis
tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut. Silinder lemak, merupakan
penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersaman dengan
proteinuria nefrotik.
- Kristal
Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal
- Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan
infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.12
b. Bakteriologis
- Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai
satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
- Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk
memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai kriteria Catteli.1,2

9
Tabel 3. Kriteria Catteli untuk diagnosis bakteriuria yang bermakna 1,2
Wanita, simtomatik
≥102 organisme koliform/mL urin plus piuria
Atau
≥105 organisme patogen apapun/mL urin
Atau
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urin yang diambil dengan
caraaspirasi suprapubik
Laki-laki,simtomatik
≥103 organisme patogen/mL urin
Pasien asimtomatik
≥105 organisme patogen/mL urin pada 2 sampel urin berurutan

c. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di
antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate.
Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi
nitrat.1,2
d. Tes Plat – Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik
bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat
khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung
plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama
satu malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan
membandingkan pola pertumbuhan kuman dengan serangkaian gambar yang
memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman
antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap mL urin yang diperiksa. Cara ini
mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat. Kekurangannya adalah jenis
kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.1,2

10
2.5.3 Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya
batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan
ini dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan
pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTScan.1,2

2.6 Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah : 1
- Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai
- Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi
Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,
mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi
risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang
sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu pola
pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih,
serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan
untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain :
- Pengobatan dosis tunggal
- Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
- Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
- Pengobatan profilaksis dosis rendah
-
Pengobatan supresif.1

2.6.1 Infeksi saluran kemih (ISK) bawah


Prinsip penatalaksanaan ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak,
antibiotik yang adekuat, dan bila perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin : 2
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika
tunggal, seperti ampisilin 3 gram, trimetroprim 200 mg.
- Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria) diperlukan terapi
konvensional selama 5-10 hari.
- Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa leukosuria.
Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent re-infection) :2

11
- Disertai faktor predisposisi, terapi antimikroba yang intensif diikuti dengan
koreksi faktor resiko.
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan
- yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba
- dosis tunggal (misal trimentoprim 200 mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan
Pasien sindroma uretra akut (SUA) dengan hitung kuman 103-105
memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik
dengan tetrasiklin. Infeksi yang disebabkan mikroorganisme anaerobik diperlukan
antimikroba yang serasi (misal golongan kuinolon). 2
Tabel 4. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi
Antimikroba Dosis Lama terapi
Trimetropim-sulfametoksazol 2x 160/800mg 3 hari
Trimetropim 2x 100mg 3 hari
Siprofloksasin 2x 100-250 mg 3 hari
Levofloksasin 2x 250 mg 3 hari
Cefiksim 2x 250 mg 3 hari
Cefodoksim proksetil 1x 400 mg 3 hari
Nirofurantoin makrokristal 2x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin monohidrat 4x 50 mg 7 hari
Nitrofurantoin monohidrat makrokristal 2x 100 mg 7 hari
Amoksisilin/klavunalat 2x 500mg 7 hari

2.6.2 Infeksi saluran kemih (ISK) atas


Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap
untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48
jam.2 Indikasi rawat inap pasien pielonefritis akut antaralain
- Kegagalan mempertahankan hidrasi atau toleransi terhadap antimikroba oral
- Pasien sakit berat atau debilitasi
- Terapi antimikroba oral selama rawat jalan mengalami kegagalan
- Diperlukan invertigasi lanjutan
- Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi

12
- Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus dan usia lanjut

The Infection Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga


alternatif terapi antibiotika intravena sebagai terapi awal selama 48-72 jam
sebelum diketahui mikroorganisme penyebabnya : 2
- Flurokuinolon
- Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
- Sefalosporin berspektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida
Tabel 5 Obat parental pada ISK atas akut berkomplikasi
Antimikroba Dosis Interval
Sefepim 1 gram 12 jam
Ciprofloksasin 400mg 12jam
Levofloksasin 500 mg 24 jam
Ofloksasin 400 mg 12 jam
Gentamisin (+ampisilin) 3-5 mg/kgBB 24 jam
1 mg/kg BB 8 jam
Ampisilin (+gentamisin) 1-2 gram 6 jam
Tikarsilin-klavunalat 3,2 gram 8 jam
Piperasilin-tazobaktam 3,375 gram 2-8 jam
Imipenem-silastatin 250-500 mg 6-8 jam

2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapatterjadi pada infeksi saluran kemih antaralain batu
saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman miltisistem,
gangguan fungsi ginjal.6

13
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas
Nama Pasien :S
No Rekam Medik : 17034504
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. A Yani No 23 Denpasar Utara
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Care Giver : Suami
Tanggal MRS : 10 Agustus 2017
Tanggal Pemeriksaan : 16 Agustus 2017

3.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dengan keluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti dililit oleh tali pada bagian seluruh perutnya. Nyeri perut
tersebut dirasakan hilang timbul namun cukup mengganggu aktivitas sehari-
hari pasien hingga mengganggu waktu tidur malam pasien. Keluhan nyeri perut
semakin memberat dirasakan ketika pasien melakukan aktivitas dan membaik
ketika pasien istirahat dengan duduk atau rebahan. Awal nyeri perut muncul
secara tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri
dimulai dari perut kemudian menjalar ke pinggang.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak seminggu yang lalu, dan sudah
menghilang 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awal demam dirasakan cukup
tinggi kemudian muncul hilang timbul. Tidak ada kondisi yang memperberat

14
keluhan, Pasien belum pernah mengosumsi obat untuk meringankan keluhan
tersebut.
Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari sebelum masuk rumah sakit,.
Mual yang dirasakan oleh pasien tidak dapat dimuntahkan, sehingga terkadang
pasien memasukkan jari tangannya untuk memancing keluarnya muntahan,
namun yang keluar hanya air ludah saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul,
tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan. Mual hingga
menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih hanya
muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu lama karena harus
menempuh jarak untuk mencapai kamar mandi dengan kondisi pasien yang
sudah mengalami keterbatasan dan harus dibantu oleh suaminya. Pasien
mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan


Sebelumnya pasien pernah mengeluh nyeri pinggang 5 tahun yang lalu dan
berobat ke RS Manuaba, dikatakan oleh dokter bahwa pasien memiliki batu
ginjal kanan. Pasien segera dioperasi di rumah sakit tersebut dan selanjutnya
dirawat inap pasca operasi selama 4 hari. Riwayat penyakit hipertensi disangkal
oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti
pasien, yaitu batu ginjal dan peradangan pada ginjal. Riwayat hipertensi juga
disangkal oleh keluarga pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi


Saat ini pasien sudah tidak bekerja, sebelumnya pasien bekerja sebagai
pedagang. Pasien tinggal bersama suami dan keponakannya di rumah
kontrakannya. Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas
sehari-harinya sehingga perlu dibantu oleh suaminya. Pasien mengaku memiliki
kebiasaan sedikit minum air putih, dalam sehari hanya menghabiskan satu gelas

15
botol air mineral tanggung (600 ml). Namun pasien mengatakan sering
mengeluh timbul hasrat BAK pada malam hari. Pasien sering menahan
kencingnya selama perjalanan menuju kamar mandi.

Riwayat Medis
 Keluhan utama : Nyeri perut
 Keluhan penyerta :
 Pusing-pusing : Tidak ada
 Nyeri kepala : Tidak ada
 Kesadaran menurun : Tidak ada
 Selera makan berubah : Ada
 Berat badan : Tidak berubah
 Demam : Ada
 Sulit tidur : Ada
 Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
 Sakit tenggorokan : Tidak ada
 Gangguan pendengaran : Tidak ada
 Gangguan penglihatan : Ada
 Batuk / pilek / influenza : Tidak ada
 Batuk-batuk lama : Tidak ada
 Sesak nafas : Tidak ada
 Sakit gigi / lidah / gusi : Tidak ada
 Mual / perut perih / sakit maag : Ada
 Mencret / diare : Tidak ada
 BAB berdarah : Tidak ada
 Mengompol : Ada
 Jatuh : Tidak ada
 Sakit tulang sendi : Ada
 Lainnya : Tidak ada

 Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut, demam, mual,


sering BAK

16
 Riwayat penyakit dahulu
 Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
 Katarak : Ada
 Nyeri jantung (Angina) : Tidak ada
 Serangan jantung IMA (MCI) : Tidak ada
 Paru-paru (TBC/PPOK/Asma) : Tidak ada
 Kolesterol tinggi : Tidak ada
 Trigliserida tinggi : Tidak ada
 Kegemukan (obesitas) : Tidak ada
 Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada
 Tekanan darah tinggi : Tidak ada
 Batu saluran kencing : Ada
 Prostat : Tidak Ada
 Sakit ginjal (ISK/CRF) : Ada
 Tulang keropos / Osteoporosis : Tidak ada
 Rematik / Osteoatritis : Tidak ada
 P. Gout Pirai : Ada
 Kurang darah / anemia : Tidak ada
 Kanker : Tidak ada
 Gangguan lambung : Tidak ada
 Sakit liver : Tidak ada
 Batu empedu : Tidak ada
 Lainnya : Tidak ada

 Riwayat pembedahan : Ada


 Riwayat rawat inap : Ada
 Riwayat kesehatan lain : Tidak ada
 Riwayat alergi : Tidak ada
 Obat obatan saat ini
 Dengan Resep Dokter : Ada
 Tanpa Resep Dokter : Tidak ada
 Riwayat sosial-kemasyarakatan-keagamaan

17
 Rekreasi : Sangat jarang
 Kegiatan keagamaan : Sering
 Silahturahmi dengan keluarga : Sering
 Silahturahmi dengan sesama lansia : Sangat jarang
 Olahraga : Sangat jarang
 Analisa Finansial
 Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Pedagang
 Menerima pensiun : Tidak
 Pekerjaan saat ini : Tidak ada
 Penghasilan rata-rata perbulan :-
 Menerima bantuan dalam bentuk uang : Tidak ada
 Menerima bantuan selain uang : Tidak ada
 Masih menanggung orang lain : Tidak
 Penghasilan cukup untuk pengeluaran : Cukup

3.3 Anamnesis Sistem


 Keadaan umum : Lemah
 Sistem kardio vaskular
 Nyeri / rasa berat di dada : Tidak Ada
 Sesak nafas pada waktu kerja : Tidak Ada
 Terbangun tengah malam karena sesak : Tidak Ada
 Sesak saat berbaring tanpa bantal : Tidak Ada
 Bengkak pada kaki / tungkai : Tidak Ada
 Pulmo
 Sesak Napas : Tidak ada
 Demam : Ada
 Batuk berdahak / kering : Tidak ada
 Saluran cerna
 Nafsu makan menurun/meningkat : Ada
 Berak hitam : Tidak ada
 Sakit perut : Ada

18
 Mencret : Tidak ada
 Perut terasa kembung : Tidak ada
 BAB berdarah : Tidak ada
 Saluran Kencing
 Gangguan BAK : Ada
 Nyeri BAK : Ada
 Pancaran air seni kurang : Tidak ada
 Menetes : Tidak ada
 Bangun malam karena BAK : Ada
 Hematologi
 Mudah timbul lebam kulit : Tidak ada
 Bila luka, perdarahan lambat berhenti : Tidak ada
 Benjolan : Tidak ada
 Rematologi
 Kekakuan sendi : Ada
 Bengkak sendi : Tidak ada
 Nyeri otot : Tidak ada
 Endokrin
 Benjolan di leher depan samping : Tidak ada
 Gemetaran : Tidak ada
 Lebih suka udara dingin : Tidak ada
 Banyak keringat : Tidak ada
 Lekas lelah / lemas : Tidak ada
 Rasa haus bertambah : Tidak ada
 Mudah mengantuk : Tidak ada
 Lesu, lelah, letih, lemah : Ada
 Tidak tahan dingin : Tidak ada
 Neurologi
 Pusing/ Sakit kepala : Tidak ada
 Kesulitan mengingat sesuatu : Tidak ada
 Pingsan sesaat : Tidak ada

19
 Gangguan penglihatan : Ada
 Gangguan pendengaran : Tidak ada
 Rasa baal / kesemutan anggota badan : Tidak ada
 Kesulitan tidur : Ada
 Kelemahan anggota tubuh : Tidak ada
 Lumpuh : Tidak ada
 Kejang-kejang : Tidak ada

 Jiwa
 Sering lupa : Tidak ada
 Kelakuan aneh : Tidak ada
 Mengembara : Tidak ada
 Murung : Tidak ada
 Sering menangis : Tidak ada
 Mudah tersinggung : Tidak ada

3.4 Penapisan
 Penapisan status fungsional
ADL Barthel (BAI)  Sebelum Sakit

No. Fungsi Skor Keterangan

Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)


Kadang-kadang inkontinen (1 x
01 1
seminggu)
2 Kontinen teratur
Inkontinen/pakai kateter dan tak
Mengontrol BAK 0
terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri
(lap muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain
03 rambut, sikat gigi)
1 Mandiri

20
Penggunaan toilet
pergi ke dalam dari
WC (melepas, 0 Tergantung pertolongan orang lain
memakai celana,
menyeka, menyiram)
04
Perlu pertolongan beberapa aktivitas
1 tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas
yang lain
2 Mandiri

Makan 0 Tidak mampu


Perlu seseorang menolong memotong
05 1
makan
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang

3 Mandiri

Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu

1 Bisa berjalan dengan kursi roda


07
2 Berjalan dengan bantuan satu orang

3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri

Naik turun tangga 0 Tidak mampu

09 1 Butuh pertolongan orang lain

2 Mandiri (naik turun)

10 Mandi 0 Tergantung orang lain

21
1 Mandiri

Total Skor 20
Skor ADL (BAI)  Sebelum sakit
20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total

ADL Barthel (BAI)  Setelah Sakit

No. Fungsi Skor Keterangan

Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)


Kadang-kadang inkontinen (1 x
01 1
seminggu)
2 Kontinen teratur
Inkontinen/pakai kateter dan tak
Mengontrol BAK 0
terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri
(lap muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain
03 rambut, sikat gigi)
1 Mandiri
Penggunaan toilet
pergi ke dalam dari
WC (melepas, 0 Tergantung pertolongan orang lain
memakai celana,
menyeka, menyiram)
04
Perlu pertolongan beberapa aktivitas
1 tetapi dapat mengerjakan sendiri
aktivitas yang lain
2 Mandiri

Makan 0 Tidak mampu


05
Perlu seseorang menolong memotong
1
makan

22
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang

3 Mandiri

Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu

1 Bisa berjalan dengan kursi roda


07
2 Berjalan dengan bantuan satu orang

3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri

Naik turun tangga 0 Tidak mampu

09 1 Butuh pertolongan orang lain

2 Mandiri (naik turun)

Mandi 0 Tergantung orang lain


10
1 Mandiri

Total Skor 13

Skor ADL (BAI)


20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total

23
IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) bantuan orang lain) Nilai
Nilai = 0 Nilai = 1
● Mengoperasikan telepon
sendiri
● Mencari dan ● Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 0
● Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
● Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
● Perlu bantuan
● Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 1
sendiri ● Sama sekali tidak
mampu belanja
● Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
● Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan ● Menyiapkan
3 1
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
● Perlu disiapkan
dan dilayani
● Perlu bantuan
● Merawat rumah sendiri
untuk semua
atau bantuan kadang-
perawatan rumah
kadang
Perawatan sehari-hari
4 ● Mengerjakan pekerjaan 1
rumah ● Tidak
ringan sehari-hari
berpartisipasi
(merapikan tempat
dalam perawatan
tidur, mencuci piring)
rumah
● Mencuci hanya
● Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 ● Semua pakaian 1
baju ● Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
● Perjalanan terbatas
● Berpergian sendiri
ke taxi atau
menggunakan
kendaraan dengan
kendaraan umum atau
6 Transport bantuan orang lain 1
menyetir sendiri
● Tidak melakukan
● Mengatur perjalanan
perjalanan sama
sendiri
sekali

24
● Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
● Meminum obat secara ● Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
● Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi ● Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8 ● Mengatur pengeluaran keputusan finansial 1
keuangan
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain

 Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017
a. Umur : 68 tahun 0.Salah 1.Benar
b. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA 0.Salah 1.Benar
c. Alamat tempat tinggal : Denpasar 0.Salah 1.Benar
d. Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
e. Saat ini berada di mana : di Sanglah 0.Salah 1.Benar
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll)
g. Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
h. Nama presiden RI 0.Salah 1.Benar
i. Tahun kelahiran pasien: 1937 0.Salah 1.Benar
j. Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat Total Skor :
4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 10
8 – 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas

25
MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Skor Jam Mulai : 11.00
Maks Lansia
ORIENTASI
5 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
5 5 Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik
untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan
catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1
ATENSI DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah
1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93,
86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 2 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9 6 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2
angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas
dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkanlah di lantai” (3 angka)

26
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA
ANDA” (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 24  Kognitif: Gangguan kognitif

 Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)

No Keterangan YA TIDAK
01 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0 1
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
02 1 0
minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran bahwa
06 1 0
anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik
07 0 1
setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk
08 1 0
akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
12 1 0
pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
13 1 0
depan anda?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan
14 1 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini
15 0 1
menyenangkan?
16 Apakah anda sering merasa sedih? 0 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 0 0
18 Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda? 0 0

27
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
19 0 1
menyenangkan?
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang
20 1 0
baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 1 0
harapan?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang
23 1 0
lebih baik dari anda?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
24 1 0
kecil?
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
Apakah anda mempunyai masalah dalam
26 1 0
berkonsentrasi?
27 Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari? 0 1
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
28 1 0
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?
29 Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 12

Skor antara 0-9 : Normal


Skor antara 10-19 : Mild depression
Skor antara 20-30 : Severe depression

 Penapisan Inkontinensia

Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?


0 Tidak pernah
Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan
1
alat bantu untuk berkemih &BAB
2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan
Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-
4
kadang kehilangan kontrol BAB
5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan
5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu
6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan
8
kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari
10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari
10,5 Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali
10,5 Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

28
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat

 Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)

No. Penilaian Nilai


Apakah terjadi penurunan asupan makanan selama 3 bulan
terakhir berkaitan dengan nafsu makan, gangguan saluran cerna,
kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
1 1
0 = Penurunan nafsu makan tingkat berat
1 = Penurunan nafsu makan tingkat sedang
2 = Tidak hehilangan / penurunan nafsu makan
BB selama 3 bulan terakhir :
a. Kehilangan > 3kg = 0
2 b. Tidak tahu = 1 3
c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d. Tidak kehilangan BB = 3
Mobilitas
a. Hanya terbaring atau diatas kursi roda = 0
3 1
b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah= 1
c. Dapat pergi keluar rumah = 2
Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :
4 2
Tidak = 2 / Ya = 0
Masalah neuropsikologis
a. Demensia berat dan depresi = 0
5 2
b. Demensia ringan =1
c. Tidak ada masalah psikologis = 2
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)
a. < 19 = 0 21
6 b. 19-21= 1 3
c. 21-<23=2
d. >23 = 3
TOTAL 12
Interpretasi:
Skor 12-14 : Gizi baik
Skor 8-11 : Berisiko malnutrisi
Skor 0-7 : Malnutrisi

3.5 Pemeriksaan Fisik ( 16 Agustus 2017 )


 Kesadaran : E4 V5 M6
 Tekanan darah/nadi : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit

29
 Laju respirasi : 18 x/menit
 Suhu Axilla : 36,50C
 Antropometri
Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 155 cm
BMI : 24,05 kg/m2
Lingkar lengan atas : 27 cm (kanan dan kiri)
Lingkar kaki (calf) : 33 cm (kanan dan kiri)
Kesimpulan : Gizi baik
 Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
 Pendengaran
Dengar suara normal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
 Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak
Jarak penglihatan : Menurun
Jarak baca : Menurun
Katarak : Ada
Temuan funduskopi : Tidak dievaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
 Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada

30
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
 Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
 Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
 Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
+/+
+/+
Auskultasi suara tambahan : Ronki -/- Wheezing -/-
-/- -/-
-/- -/-
 Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
MCL sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas: ICS II
batas kiri: MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada

31
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
 Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
Ginjal membesar : Tidak ada
Nyeri ketok CVA : Ada
 Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak Ada
Gerak terbatas : Ada
Nyeri : Ada
Benjol/ radang : Tidak Ada
 Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Tidak Normal
Lapangan penglihatan : Kesan berkurang
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal

32
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal

 Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (2)/2) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)

 Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
 Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal

33
3.6 Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap (10 Agustus 2017 )

PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI KETERANGAN

WBC 8.59 103µL 4.10-11.00

% neut 58.52 % 47.00-80.00

% lymph 28.65 % 13.00-40.00

% mono 7.97 % 2.00-11.00

% eos 4.03 % 0.00-5.00

% baso 0.83 % 0.00-2.00

# neut 5.03 103µL 2.50-7.50

# lymph 2.46 103µL 1.00-4.00

# mono 0.68 103µL 0.10-1.20

# eos 0.35 103µL 0.00-0.50

# baso 0.07 103µL 0.0-0.1

RBC 4.83 106µL 4.0 – 5.2

Hemoglobin 12.14 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit 39.40 % 36.00-46.00

MCV 81,54 fL 80.00-100.00

MCHC 30.82 g/dL 31-36 Rendah

MCH 25.13 Pg 26.00-34.00 Rendah

RDW 11.26 % 11.60-14.80 Rendah

Platelet 351.70 103µL 140.00-440.00

34
Kimia Klinik (10 Agustus 2017)
PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI KET

AST/SGOT 17.2 U/dL 11.00-33.00

ALT/SGPT 11.00 U/dL 11.00-50.00

Albumin 4.0 g/dL 3.40-4.80

BUN 7.0 mg/dL 8.00-23.00 Rendah

Kreatinin 0.85 mg/dL 0.50- 0.90

Asam Urat 8.4 mg/dL 2.00-5.70 Tinggi

Natrium (Na) - serum 137 mmol/L 135-148

Kalium (K) - serum 4.2 mmol/L 3.5-5.3

Glukosa Darah 103 mg/dL 70-140


(Sewaktu)

Urine Lengkap (14 Agustus 2017)


PARAMETER HASIL SATUAN REFERENSI

Berat Jenis 1.009 1.003-1.035


Kekeruhan Jernih
pH 7.00 4,5-8
Leukosit Negatif Leuco/uL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Glukosa Normal Normal
Keton Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Urubilinogen Normal Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Warna Light Yellow Light Yellow

35
Sedimen Urin :
Leukosit Sedimen 1 /LP ≤7
Eritrosit Sedimen 1 /LP ≤5
Sel Epitel Sedimen : /LP
Gepeng 1 /LP
Silinder sedimen Negatif /LP
Kristal Negatif /LP
Lain-lain Bakteri

Foto Thoraks AP (10 Agustus 2017)

Interpretasi:
Cor besar dan bentuk normal
Pulmo tak tampak infiltrat/nodul. Corakan bronchovaskuler normal
Sinus pleura kanan dan kiri tajam
Diafragma kanan dan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan :Cor dan pulmo tak tampak kelainan

36
Foto BOF (10 Agustus 2017)

Interpretasi:
Preperitoneal fat line (+) tegas
Tak tampak bayangan radioaque di sepanjang traktus urinarius
Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas
Psos line kanan kiri simetris
Distribusi gas usus meningkat bercampur fecal material, tampak sentinel loop
di kuadran tengah pasien
Bayangan hepar dan lien tampak membesar
Tampak osteophyte pada vertebra thoracolumbalis, pedicle dan spatium
intervertebralis baik
Tampak kompresi vertebra Th 12 dan L 1
Trabekulasi tulang menurun
Kesan:
Tak tampak batu radiopaque di sepanjang traktus urinarius
Peningkatan distribusi gas usus
Spondilosis thoracolumbalis
Kompresi pada vertebra Th 12 dan L 1

3.7 Daftar Masalah


Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki
masalah sebagai berikut :
- ADL Barthel : Ketergantungan ringan
- IADL : Tidak beraktivitas/perlu dikerjakan orang lain

37
- AMT : Normal
- MMSE : Adanya gangguan kognitif
- GDS : Depresi ringan
- MNA : Gizi baik
- Inkontinensia ringan

3.8 Rekapitulasi Assessment Perorangan


a Disease:
Suspek PNA dextra
- Hiperurisemia
b Impairment:
Vision
c Disabilitas:
Mild dependency
d Handicap:
Negatif

3.9 Rekomendasi Penatalaksanaan


a. Terapi farmakologis
 Levofloxacin 500 mg tiap 24 jam IV
 Paracetamol 750 mg tiap 8 jam IO
 Allupurinol 100 mg tiap 24 jam IO

b. Terapi Edukasi
 Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien
pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
 Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien
 Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.
 Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang
bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit ginjal

38
c. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien
d. Terapi psikososial
 KIE keluarga tentang keadaaan pasien
 Dukungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat
 Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, memperhatikan nutrisi
penderita dan meningkatkan waktu komunikasi terhadap penderita
untuk mengurangi depresi
 Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap.
 Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
 Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
e. Rencana tindakan
 UC/CC/ST
 USG abdomen
e. Planning Monitoring
 Vital sign
 Keluhan

3.10 Kunjungan Rumah (17Agustus 2017)


a. Subjektif
Pasien masih mengeluhkan nyeri bagian perut yang menjalar sampai ke
pinggang. Keluhan muncul hilang timbul dalam waktu berdekatan sepanjang
hari. Keluhan dikatakan kembali muncul 1 hari sebelum pasien pulang dari
rumah sakit (15 Agustus 2017) dan menetap hingga kunjungan rumah
dilaksanakan (17 Agustus 2017). Keluhan memberat saat pasien bangun dari
tidur dan berjalan sehingga aktivitas keseharian pasien dikatakan terbatas dan
memerlukan pertolongan suaminya. Untuk megurangi keluhan pasien lebih
memilih untuk duduk dan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang diberikan
sepulang dari rumah sakit yaitu paracetamol 500mg.
Keluhan mual juga masih dialami oleh pasien dan oleh pasien masih
dikatakan tidak dapat dimuntahkan, Mual dikatakan muncul hilang timbul,

39
tanpa ada yang memperberat maupun memperingan keluhan dan masih
menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih masih
dikatakan hanya muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu
lama.Pasien mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan BAB disangkal
oleh pasien

b. Penapisan status fungsional


ADL Barthel (BAI)  Setelah Sakit

No. Fungsi Skor Keterangan

Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)


Kadang-kadang inkontinen (1 x
01 1
seminggu)
2 Kontinen teratur
Inkontinen/pakai kateter dan tak
Mengontrol BAK 0
terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri
(lap muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain
03 rambut, sikat gigi)
1 Mandiri
Penggunaan toilet
pergi ke dalam dari
WC (melepas, 0 Tergantung pertolongan orang lain
memakai celana,
menyeka, menyiram)
04
Perlu pertolongan beberapa aktivitas
1 tetapi dapat mengerjakan sendiri
aktivitas yang lain
2 Mandiri

Makan 0 Tidak mampu


05
Perlu seseorang menolong memotong
1
makan

40
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang

3 Mandiri

Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu

1 Bisa berjalan dengan kursi roda


07
2 Berjalan dengan bantuan satu orang

3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri

Naik turun tangga 0 Tidak mampu

09 1 Butuh pertolongan orang lain

2 Mandiri (naik turun)

Mandi 0 Tergantung orang lain


10
1 Mandiri

Total Skor 13

Skor ADL (BAI)


20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total

41
IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) bantuan orang lain) Nilai
Nilai = 0 Nilai = 1
● Mengoperasikan telepon
sendiri
● Mencari dan ● Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 0
● Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
● Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
● Perlu bantuan
● Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 1
sendiri ● Sama sekali tidak
mampu belanja
● Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
● Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan ● Menyiapkan
3 1
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
● Perlu disiapkan
dan dilayani
● Perlu bantuan
● Merawat rumah sendiri
untuk semua
atau bantuan kadang-
perawatan rumah
kadang
Perawatan sehari-hari
4 ● Mengerjakan pekerjaan 1
rumah ● Tidak
ringan sehari-hari
berpartisipasi
(merapikan tempat
dalam perawatan
tidur, mencuci piring)
rumah
● Mencuci hanya
● Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 ● Semua pakaian 1
baju ● Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
● Perjalanan terbatas
● Berpergian sendiri
ke taxi atau
menggunakan
kendaraan dengan
kendaraan umum atau
6 Transport bantuan orang lain 1
menyetir sendiri
● Tidak melakukan
● Mengatur perjalanan
perjalanan sama
sendiri
sekali

42
● Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
● Meminum obat secara ● Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
● Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi ● Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8 ● Mengatur pengeluaran keputusan finansial 1
keuangan
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 6
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain

c. Penapisan kognitif
AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 17 Agustus 2017
k. Umur : 68 tahun 0.Salah 1.Benar
l. Waktu/jam sekarang : 11.00 WITA 0.Salah 1.Benar
m. Alamat tempat tinggal : Denpasar 0.Salah 1.Benar
n. Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
o. Saat ini berada di mana : di Sanglah 0.Salah 1.Benar
p. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll)
q. Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
r. Nama presiden RI 0.Salah 1.Benar
s. Tahun kelahiran pasien: 1937 0.Salah 1.Benar
t. Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat Total Skor :
4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 10
8 – 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas

43
MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor Skor Jam Mulai : 11.00
Maks Lansia
ORIENTASI
5 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa, (musim) apa?
5 5 Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,, 1 detik
untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut.
Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulangi penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan
catatlah (buku, kursi, pulpen)
Jumlah Percobaan : 1

ATENSI DAN KALKULASI


5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah
1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93,
86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 2 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9 6 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2
angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas
dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkanlah di lantai” (3 angka)

44
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA
ANDA” (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 24  Kognitif: Gangguan kognitif

d. Penapisan depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)

No Keterangan YA TIDAK
01 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0 1
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
02 1 0
minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran bahwa
06 1 0
anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik
07 0 1
setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk
08 1 0
akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
12 1 0
pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
13 1 0
depan anda?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan
14 1 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini
15 0 1
menyenangkan?
16 Apakah anda sering merasa sedih? 0 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 0 0
18 Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda? 0 0

45
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
19 0 1
menyenangkan?
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang
20 1 0
baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 1 0
harapan?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan yang
23 1 0
lebih baik dari anda?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
24 1 0
kecil?
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
Apakah anda mempunyai masalah dalam
26 1 0
berkonsentrasi?
27 Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari? 0 1
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
28 1 0
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?
29 Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 12

Skor antara 0-9 : Normal


Skor antara 10-19 : Mild depression
Skor antara 20-30 : Severe depression

e. Penapisan Inkontinensia

Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?


0 Tidak pernah
Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan
1
alat bantu untuk berkemih &BAB
2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan
Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-
4
kadang kehilangan kontrol BAB
5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan
5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu
6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan
8
kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari
10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari
10,5 Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali
10,5 Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

46
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat

f. Asesmen nutrisi

No. Penilaian Nilai


Apakah terjadi penurunan asupan makanan selama 3 bulan
terakhir berkaitan dengan nafsu makan, gangguan saluran cerna,
kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
1 1
0 = Penurunan nafsu makan tingkat berat
1 = Penurunan nafsu makan tingkat sedang
2 = Tidak hehilangan / penurunan nafsu makan
BB selama 3 bulan terakhir :
a. Kehilangan > 3kg = 0
2 b. Tidak tahu = 1 3
c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d. Tidak kehilangan BB = 3
Mobilitas
a. Hanya terbaring atau diatas kursi roda = 0
3 1
b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah= 1
c. Dapat pergi keluar rumah = 2
Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :
4 2
Tidak = 2 / Ya = 0
Masalah neuropsikologis
a. Demensia berat dan depresi = 0
5 b. Demensia ringan =1 2
c. Tidak ada masalah psikologis = 2

Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)


a. < 19 = 0 21
6 b. 19-21= 1 3
c. 21-<23=2
d. >23 = 3
TOTAL 12
Interpretasi:
Skor 12-14 : Gizi baik
Skor 8-11 : Berisiko malnutrisi
Skor 0-7 : Malnutrisi

g. Asesmen Lingkungan, keamanan, bahaya/penyebab jatuh


- Pasien tinggal bersama suami dan keponakan laki-lakinya yang belum
menikah

47
- Rumah pasien terdiri dari kamar tidur yg dipakai bersama suami pasien
dan kamar lainnya dipakai oleh keponakan pasien, ruaang keluarga dan
satu kamar kecil yang digunakan bersama.
- Ventilasi pada rumah pasien kurang baik, dimana hanya terdapat
beberapa jendela yang jarang dibuka sehingga suasana rumah pasien
sangat lembab dan hanya terdapat satu pintu keluar masuk rumah
pasien.
- Pasien harus menempuh jarak untuk mencapai kamar kecil yang
terletak di pojok belakang rumah pasien.
- Keadaan rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya,
pencahayaan yang kurang memadai, serta beberapa hal yang bisa
menyebabkan pasien terjatuh yaitu kamar mandi yang cukup jauh
untuk pasien tempuh dengan keterbatasannya dalam berjalan, tidak
terdapat pegangan pada toilet, lantai kamar mandi yang cukup licin,
serta kurangnya keset di depan pintu kamar mandi pasien.

h. Objektif
- Kesadaran : E4 V5 M6
- Tekanan darah/nadi : 130/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Laju respirasi : 18 x/menit
- Suhu Axilla : 36,50C
- Antropometri
Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 155 cm
BMI : 24,05 kg/m2
Lingkar lengan atas : 27 cm (kanan dan kiri)
Lingkar kaki (calf) : 33 cm (kanan dan kiri)
Kesimpulan : Gizi baik
- Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada

48
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
- Pendengaran
Dengar suara normal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
- Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak
Jarak penglihatan : Menurun
Jarak baca : Menurun
Katarak : Ada
Temuan funduskopi : Tidak dievaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
- Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
- Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
- Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada

49
- Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
+/+
+/+
Auskultasi suara tambahan : Ronki -/- Wheezing -/-
-/- -/-
-/- -/-
- Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
MCL sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas: ICS II
batas kiri: MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
- Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
Ginjal membesar : Tidak ada

50
Nyeri ketok CVA : Ada
- Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak Ada
Gerak terbatas : Ada
Nyeri : Ada
Benjol/ radang : Tidak Ada
- Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Tidak Normal
Lapangan penglihatan : Kesan berkurang
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
- Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)

51
Siku (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (4)/(4) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (2)/(2) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (3)/(3) (N)/(N) (+)/(+)
- Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
- Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal

i. Diagnosis
Disease : Suspek PNA dextra (Hiperurisemia)
Impairment : Vision
Disabilitas : Mild dependency
Handicap : Negatif

j. Rencana
a. Terapi farmakologis
 Paracetamol 750 mg tiap 8 jam IO
 Allupurinol 100 mg tiap 24 jam IO

b. Terapi Edukasi
 Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien
pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
 Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien

52
 Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.
 Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang
bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit ginjal
c. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien
d. Terapi psikososial
 KIE keluarga tentang keadaaan pasien
 Dukungan keluarga, lingkungan, dan masyarakat
 Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, memperhatikan nutrisi
penderita dan meningkatkan waktu komunikasi terhadap penderita
untuk mengurangi depresi
 Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap.
 Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
 Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
f. Planning Monitoring
 Kontrol setelah obat habis.

3.11 Daftar permasalahan


Adapun permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam
menghadapi penyakitnya
- Pasien perlu menempuh jarak untuk mencapai toilet dimana pasien sudah
berada dalam kondisi keterbatasan untuk melakukan aktivitas sehingga
resiko pasien menahan BAK.
- Konsumsi air putih pasien dikatakan sedikit dan pasien jarang beraktivitas.
- Penurunanan fungsi penglihatan pasien meningkatkan resiko pasien
terjatuh.
- Pasien mengalami depresi ringan yang bisa disebabkan oleh kondisi
pasien saat ini.
- Kurangnya kebersihan dan higenitas di area lingkungan tempat tinggal
pasien pasien.

53
- Keterbatasan pengetahuan pasien tentang penyakit Pielonefritis Akut yang
dideritanya saat ini.

3.12 Daftar analisis kebutuhan pasien


- Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan gizi
Makanan untuk pasien dan keluarga disiapkan oleh suami pasien, keluarga
pasien sangat mendukung untuk menjaga komposisi makanan pasien. Porsi
nasi yang dimakan pasien adalah satu piring tiga kali sehari dengan lauk pauk
seperti tempe, tahu, ikan laut, daging ayam, sapi, telor, dan sayuran. Untuk
buah-buahan selalu disediakan oleh suami pasien seperti pisang dan pepaya.
Namun saat ini pasien masih mengalami keluhan mual sehingga menurunkan
keinginan pasien untuk makan.
Akses pelayanan kesehatan
Tempat tinggal pasien berada dekat dengan Rumah Sakit Umum Wangaya,
yaitu di Jl. Ayani Selatan. Pasien tidak dapat mengendarai sepeda motor
sendiri, jadi untuk kontrol kesehatan ke RS diperlukan bantuaan suami dan
keponakan pasien.

Lingkungan
Pasien tinggal bersama suami serta keponakan laki-lakinya. Pasien tinggal di
kawasan rumah padat penduduk yang merupakan rumah sendiri dengan 2
kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 kamar kecil yang tergolong permanen
dimana atap, dinding dan lantai dibuat dari bahan permanen. Di luar rumah
tidak terdapat halaman dan terlihat beberapa barang-barang bekas yang sudah
tidak digunakan. Pasien tidur bersama suami di kamar dengan ukuran 3x3
meter. Ventilasi pada rumah pasien kurang baik, dimana hanya terdapat
beberapa jendela yang jarang dibuka sehingga suasana rumah pasien sangat
lembab dan hanya terdapat satu pintu keluar masuk rumah pasien. Keadaan
rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya dan pencahayaan
yang kurang memadai. Sumber air untuk minum, keperluan memasak, mandi
dan mencuci baju berasal dari air PAM.

54
- Kebutuhan Bio Psikososial
Lingkungan biologis
Keluhan pasien didasarkan adanya penyakit PNA, maka sangat diperlukan
kontrol BAK serta ketaatan pengobatan yang baik agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih berat. Sangat disarankan untuk menjaga kebersihan
diri.
Faktor psikologi
Dalam keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian dan
dukungan dari keluarga dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan menjalani
pengobatannya termasuk untuk minum obat setiap harinya. Pasien saat ini
tinggal bersama keluarga yang sangat memperhatikan kondisi kesehatannya.
Suami dan keponakan pasien sangat mendukung dalam membantu pasien
melakukan kegiatan sehari-hari. Saat ini, pasien dalam keadaan depresi
sedang, sehingga perhatian, masukan dan dukungan yang lebih sangat
diperlukan dalam membantu proses penyembuhan pasien.
Faktor sosial dan budaya
Keluarga harus menjaga privasi / kerahasiaan tentang penyakit pasien, karena
dapat menimbulkan rasa malu dan tertekan pada pasien apabila adanya
anggapan yang negatif dari masyarakat terhadap penyakit yang diderita oleh
pasien. Pasien juga membutuhkan perhatian dari lingkungan sekitar, seperti
teman-teman sesama usia lanjut. Dibutuhkan suatu kegiatan bersama agar
dapat menjauhkan pasien dari rasa bosan dan depresi karena penyakitnya.

Faktor spiritual

Keluarga pasien sebaiknya mengajak pasien untuk terus mendekatkan diri


dengan Tuhan yang Maha Esa, karena dengan begitu dapat menjauhkan
pasien dari pikiran-pikiran negatif tetang penyakitnya.

3.13 Resume
Pasien perempuan inisial S, 68 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan
terakhir SD, sudah menikah, tidak bekerja dengan alamat di Jalan A. Yani
No.23 Denpasar Utara.

55
Pasien datang ke UGD RSUP sanglah dengan keluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dikatakan seperti dililit oleh tali yang hilang
timbul sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien. Nyeri dikatakan
menjalar sampai kepinggang. Pasien mengatakan ada riwayat demam 3 hari
SMRS. Keluhan lain pasien yaitu mual yang tidak disertai muntah sehingga
nafsu makan pasien berkurang. Pasien sering BAK pada malam hari dan
sesekali ada nyeri berkemih ketika pasien menahan kencingnya.
Pasien memiliki riwayat batu ginjal kanan 5 tahun yang lalu dan mendapat
penanganan di RS Manuaba. Riwayat serupa pada keluarga disangkal.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai pedagang sate yang dalam kesehariannya
pasien lebih banyak duduk dan konsumsi air pasien dikatakan sedikit.
Sesekali pasien mengeluhkan adanya kesulitan untuk memulai tidur,
adanya gangguan penglihatan oleh karena katarak pada kedua mata pasien
yang bisa meningkatkan resiko jatuh pasien.
Sebelum sakit dalam kesehariannya pasien sering mengikuti aktivitas
keagamaan dan bersilaturahmi dengan keluarga lainnya. Untuk penghasilan
dikatakan cukup.
Status fungsional pasien sebelum sakit yaitu mandiri namun setelah sakit
terdapat penurunan dengan kondisi ketergantungan ringan yang secara
keseluruhannya pasien tidak berativitas ataupun aktivitasnya dibantu dan
dikerjakan oleh suaminya. Status kognitif pasien saat ini yaitu gangguan
kognitif pasti. Status depresi pasien saat ini berada pada kondisi depresi ringan.
Pasien mengalami inkontinensia ringan dengan status gizi yang baik.
Keadaan rumah pasien secara umum kurang dijaga kebersihannya dan
pencahayaan yang kurang memadai. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
gangguan penglihatan akibat katarak, nyeri ketok CVA, keterbatasan gerak dan
adanya nyeri ketika beraktivitas, serta penurunan kemampuan motorik anggota
gerak bawah. Dari pemeriksaan urin lengkap ditemukan adanya bakteri pada
urin pasien.

56
3.14 Saran
- KIE kepada pasien tentang penyakitnya yang bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri ditambah dengan faktor pasien yang jarang
minum, kurangnya aktivitas, sering menahan BAK dan riwayat batu
ginjalnya terdahulu.
- KIE kepada keluarga tentang penyebab PNA sehingga dapat memahami
dan memberikan dukungan fisik, moral maupun spiritual dalam
membantu pasien memulihkan kondisi kesehatannya sehingga pasien
dapat beraktivitas kembali.
- KIE pola BAK yang baik agar tidak menahan BAK.
- KIE pasien agar menjaga kebersihan pada area genital yang merupakan
jalur penyebaran infeksi ginjalnya.
- KIE pasien untuk meningkatkan aktivitas dan olahraga ringan misalnya
senam untuk lansia.
- KIE pasien rajin mendekatkan diri dengan Tuhan agar memiliki pemikiran
yang lebih tenang.

57
DOKUMENTASI KUNJUNGAN RUMAH
(17 AGUSTUS 2017)

DENAH RUMAH PASIEN

KAMAR
MANDI
KAMAR TIDUR 2

KAMAR TIDUR 22
RUANG
KELUARGA
KAMAR TIDUR
PASIEN

(KAMAR TIDUR PASIEN)

58
(TERAS DEPAN)

(RUANG KELUARGA)

59
(KAMAR MANDI)

(PEMERIKSAN DAN PASIEN)

60
DAFTAR PUSTAKA

1. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;2001
2. Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK
UI;2006.
3. Gardjito W, Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin
Lelaki. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit
EGC;2005.
4. Widayati A, Wirawan IPE, Kurharwanti AMW. Kesesuaian Pemilihan
Antibiotika Dengan Hasil Kultur Dan Uji Sensitivitas Serta Efektivitasnya
Berdasarkan Parameter Angka Lekosit Urin Pada Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Juli –
Desember2004). Yokyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma;2005.
5. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Standar Pelayanan Medik Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 2004. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI;2004.
6. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Panduan Pelayanan Medik -
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Edisi 2004.
Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI;2006.
7. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto;2003.
8. Liza. Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta : FKUI;2006.
9. Pattman R, Snow M, Handy P et al. Oxford Handbook of Genitourinary
Medicine, HIV, and AIDS. 1st Edition. Newcastle : Oxford University
Press;2005.
10. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL et al. Harrison’s Principles of
InternalMedicine. 17th edition. USA : The McGraw-Hill Companies;2008.
11. Hecht F, Shiel WC. Urinary Tract Infection. Disitasi dari
http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/article_em.htm

61
%23 Urinary%2520Tract%2520Infections%2520Overview.htm. Pada
tanggal 24 Agustus 2008. Perbaharuan terakhir [Januari 2009]
12. Siregar P. Manfaat Klinis Urinalisis dalam Nefrologi. Disampaikan pada :
Pertemuan Ilmiah Nasional VII PB. PABDI. Medan;2009.

62

Anda mungkin juga menyukai