Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

TENTANG

KAEDAH – KAEDAH DASAR PENELITIAN

OLEH KELOMPOK 1

RAUDHATUL JANNAH (1917010001)

ALFIT RAHMAN (1917010002)

DOSEN PENGAMPU :

Dr.YULIA, M.Pd

JULI AFRIADI, M.Pd

PRODI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia
beliau kami dapat menyelesaikan makalah metodologi penelitian ini yang berjudul ” Kaedah-
Kaedah Dasar Penelitian”. Shalawat berangkaikan salam yang tidak lupa pula kita aturkan buat
nabi besar umat islam yakninya nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat umat
islam dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu penegetahuan.

Terimaksih kami ucapkan kepa dosen pangampu mata kuliah metodologi penelitian ini
yang telah mengajari kami serta terimaksih kepada teman-teman yang telah mendukung dan
kepada orang tua yang selalu mendoakan dan mensuport kami dalam perkuliahan ini.

Payakumbuh, 08 September 2021


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia kini


semakin pesat. Faktor yang mempengaruhi pesatnya perkembangan khususnya ilmu
pengetahuan antara lain dengan adanya temuan-temuan baru di bidang ilmu
pengetahuan.Temuan-temuan tersebut dihasilkan dari proses yang membutuhkan waktu
yang lama dan cara tertentu. Dimana proses tersebut diawali dengan munculnya sebuah
masalah yang kemudian diselidiki lebih lanjut untuk menemukan pemecahan masalah
dari masalah tersebut. Kegiatan ini disebut dengan penelitian. Oleh sebab itu mahasiswa
diberi matakuliah yang membahas metode penelitian terutama di bidang sains. Namun
sebelumnya mahasiswa harus mengetahui tentang hakikat penelitian. Hakikat penelitian
adalah makna dasar dari penelitian.( Narbuko dan Achmadi,2001: 4)

Dilatarbelakangi hal tersebut maka disusunlah makalah ini dengan topik


pembahasan tentang “ kaedah-kaedah penelitian” dengan rumusan masalah seperti yang
tertera dibawah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas adalah sebagai berikut:

1. Apa itu Hakikat Penelitian….?

2. Apa itu Landasan Filosofis Penelitian.…?

3. Apa itu Pragmatis Penelitian….?


C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Hakikat Penelitian

2. Untuk mengetahui itu Landasan Filosofis Penelitian

3. Untuk mengetahui Pragmatis Penelitian


BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PENELITIAN

Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa inggris “research” (reberarti kembali, dan
search berarti mencari ). Sehingga dapat diartikan bahwapenelitian itu adalah mencari kembali.
Dikatakan mencari kembali karenasebelumnya sudah ada yang meneliti. Dalam bahasa
Indonesia, padanan kata risetsering digunakan istilah penelitian (Ma’unah, 2013).

Penelitian didefinisikansebagai suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan


menguji kebenaransuatu pengetahuan dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah
(Hadidalam Ma’unah, 2013)

Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskandan menganalisis


sampai menyusun laporannya (Narbuko dan Achmadi, 2001:1). Sedangakan menurut Sulistyo
dan Basuki (dalamMa’unah, 2013)Menyatakan,penelitian adalah penyidikan khusus berencana,
dan berstruktur terhadappengetahuan. Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan
analisisdata yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan
tertentuSukmadinata (dalamMa’unah, 2013).

Menurut beberapa ahli (dalam Narbuko dan Achmadi, 2001) mengenaiistilah penelitian,
mengemukakan pendapatnya seperti :

a). David H. PennyPenelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis
masalahyang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran kata-kata.b.

b). J.Suprapto MAPenelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang pengetahuan yang
dijalankanuntuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati
sertasistematis.c.

c) Sutrisno Hadi MASesuai dengan tujuannya penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha
untukmenemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengutahuan
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melaluipenyelidikan atau
melalui usaha mencari bukti-bukti yan muncul sehubungandengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperolehpemecahannya.Penelitian hakikatnya merupakan
kegiatan ilmiah untuk memperolehpengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan
yang diperolehberupa fakta-fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan
manusiadapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi (Sangadjidan
Sopiah, 2010: 1). Sekaran, 2002 (dalam Sangadji dan Sopiah, 2010) menyebutkan bahwa
penelitian merupakan suatu usaha sistematis danterorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu
yang memerlukan jawaban.Hakikat penelitian: melakukan pengamatan terhadap fakta
(fenomena),melakukan identifikasi masalah, serta berusaha mengumpulkan data baik
melaluikajian teoritis dengan mengkaji literatur maupun melalui kajian empiris
denganmelakukan pengamatan di lapangan untuk menjawab permasalahan tersebut(Sangadji dan
Sopiah, 2010: 3).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkanbahwa hakikat penelitian adalah kegiatan


ilmiah yang dilakukan untuk mencarikebenaran dari suatu permasalahan dengan cara yang
sistematis dan logis yangdapat dilakukan melalui kajian empiris serta pengamatan dilapangan
secaralangsung menggunakan metode-metode ilmiah yang baik dan benar

B. LANDASAN FILOSOFI PENELITIAN

Burrell dan Morgan (1979:1) berpendapat bahwa ilmu sosial dapat dikonseptualisasikan
dengan empat asumsi yang berhubungan dengan ontologi, epistemologi, sifat manusia (human
nature), dan metodologi.  

Ontologi.

Ontologi adalah asumsi yang penting tentang inti dari fenomena dalam penelitian.
Pertanyaan dasar tentang ontologi menekankan pada apakah “realita” yang diteliti objektif
ataukah “realita” adalah produk kognitif individu. Debat tentang ontologi oleh karena itu
dibedakan antara realisme (yang menganggap bahwa dunia sosial ada secara independen dari
apresiasi individu) dan nominalisme (yang menganggap bahwa dunia sosial yang berada di luar
kognitif individu berasal dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk menyusun
realita).
Epistemologi.

Epistemologi adalah asumsi tentang landasan ilmu pengetahuan (grounds of knowledge)


– tentang bagaimana seseorang memulai memahami dunia dan mengkomunikasikannya sebagai
pengetahuan kepada orang lain. Bentuk pengetahuan apa yang bisa diperoleh? Bagaimana
seseorang dapat membedakan apa yang disebut “benar” dan apa yang disebut “salah”? Apakah
sifat ilmu pengetahuan? Pertanyaan dasar tentang epistemologi menekankan pada apakah
mungkin untuk mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan pengetahuan sebagai sesuatu yang
keras, nyata dan berwujud (sehingga pengetahuan dapat dicapai) atau apakah pengetahuan itu
lebih lunak, lebih subjektif, berdasarkan pengalaman dan wawasan dari sifat seseorang yang unik
dan penting (sehingga pengetahuan adalah sesuatu yang harus dialami secara pribadi).

Debat tentang epistemologi oleh karena itu dibedakan antara positivisme (yang berusaha
untuk menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi pada dunia sosial dengan mencari
kebiasaan dan hubungan kausal antara elemen‐elemen pokoknya) dan antipositivisme (yang
menentang pencarian hukum atau kebiasaan pokok dalam urusan dunia sosial yang berpendapat
bahwa dunia sosial hanya dapat dipahami dari sudut pandang individu yang secara langsung
terlibat dalam aktifitas yang diteliti).  

Sifat manusia (human nature), adalah asumsi‐asumsi tentang hubungan antar manusia dan
lingkungannya. Pertanyaan dasar tentang sifat manusia menekankan kepada apakah manusia dan
pengalamannya adalah produk dari lingkungan mereka, secara mekanis/determinis responsif
terhadap situasi yang ditemui di dunia eksternal mereka, atau apakah manusia dapat dipandang
sebagai pencipta dari lingkungan mereka. Perdebatan tentang sifat manusia oleh karena itu
dibedakan antara determinisme (yang menganggap bahwa manusia dan aktivitas mereka
ditentukan oleh situasi atau lingkungan dimana mereka menetap) dan voluntarisme (yang
menganggap bahwa manusia autonomous dan free‐ willed).  

Metodologi, adalah asumsi‐asumsi tentang bagaimana seseorang berusaha untuk


menyelidiki dan mendapat “pengetahuan” tentang dunia sosial. Pertanyaan dasar tentang
metodologi menekankan kepada apakah dunia sosial itu keras, nyata, kenyataan objektif‐berada
di luar individu ataukah lebih lunak, kenyataan personal‐berada di dalam individu. Selanjutnya
ilmuwan mencoba berkonsentrasi pada pencarian penjelasan dan pemahaman tentang apa yang
unik/khusus dari seseorang dibandingkan dengan yang umum atau universal yaitu cara dimana
seseorang menciptakan, memodifikasi, dan menginterpretasikan dunia dengan cara yang mereka
temukan sendiri.
Debat tentang metodologi oleh karena itu dibagi menjadi dua antara prinsip nomotetik
(yang mendasarkan penelitian pada teknik dan prosedur yang sistematis, menggunakan metode
dan pendekatan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan alam atau natural sciences yang berfokus
pada proses pengujian hipotesis yang sesuai dengan norma kekakuan ilmiah atau scientific
rigour) dan prinsip ideografis (yang mendasarkan penelitian pada pandangan bahwa seseorang
hanya dapat memahami dunia sosial dengan mendapat pengetahuan langsung dari subjek yang
diteliti, memperbolehkan subjektivitas seseorang berkembang dalam sifat dasar dan karakteristik
selama proses penelitian). 

  Interaksi antara sudut pandang ontologi, epistemologi, sifat manusia, dan metodologi
memunculkan dua perspektif yang luas dan saling bertentangan yaitu pendekatan subjektif dan
objektif dalam ilmu sosial. Pendekatan ini ditunjukkan oleh gambar 1.
C. LANDASAN TEORI PENELITIANS

Dalam sebuah penelitan, landasan teori kerangka piker dan hipotesis merupakan hal
yang penting, ibarat sebuah bangunan, maka ketiga hal tersebut merupakan sebuah kerangka
fondasi. Dimana sebuah bangunan akan memiliki konstruksi yang kuat jika didirikan dengan
kerangka fondasi yang kuat pula. Demikian juga dengan penulisan karya ilmiah, berbobot
atau tidaknya ditentukan oleh kerangkanya yang merupakan unsur metodoligis.
Untuk mendapatkan suatau karya ilmiah yang sahih, maka seorang peneliti perlu mendalami
pemahaman mengenai landasan teori , kerangka piker dan hipotesis. Dengan demikian karya
ilmiah yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, tentunya dengan teliti memperhatikan
landasan teori, kerangka piker dan hipotesis di dalam penelitian yang dilakukan.

A.    DISKRIPSI DAN PENGERTIAN

Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrument penelitian. Teori
yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang atau pendapat lain, tetapi teori yang
benar-benar telah teruji kebenarannya.

Dalam landasan teori ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) nama pencetus
teori, (2) tahun dan tempat pertama kali, (3) uraian ilmiah teori, (4) relevansi teori tersebut
dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian (Hadi Sabari Yunus,
2010 : 226)

Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan inti dari teori yang telah dikembangkan yang mendasari
perumusan hipotesis. Yaitu teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban
terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel
berdasarkan pembahasan teoritis. Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan
jika dalam penelitian tersebut mengandung dua variabel atau lebih. Penelitian yang
mengandung dua variabel atau lebih dirumuskan hipotesis berbentuk hubungan, karena itu
dalam rangka menyusun hipotesis berbentuk hubungan perlu dikemukakan kerangka pikir
yag dihasilkan berupa kerangka pikir asosiatif. Kerangka pikir assosiatif dapat menggunakan
kalimat jika, maka akan,Sugiyono (2011 : 284)
Perumusan hipotesis penelitan merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan  landasan teori dan kerangka pikir. Menurut bahasa hipotesis berasal
dari dua kata yaitu hipo dan tesis. Hipo artinya adalah bersifat meragukan dan sedangkan
tesis berarti kebenaran. Jadi kalau digabungkan akan mempunyai makna suatu kebenaran
yang masih bersifat meragukan. Ada beberapa pendapat mengenai hipotesis. Menurut Hadi
Sabari Yunus (2010 : 243) hipotesis adalah suatu keterangan sementara tentang suatu fakta
yang diamati. Sementara itu Sugiyono (2011 : 64) mengatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Pendapat lain mengenai
hipotesis dikemukakan oleh Iqbal Hasan (2004 : 13) bahwa hipotesis adalah proposi yang
masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya.

Jadi dapat ditarik kesimpulan hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat
sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus
diuji secara empiris. Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan pedoman karena data yang
dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam
hipotesisi tersebut.

B.     TINGKATAN DAN FOKUS TEORI

Tingkatan Teori
Terdapat tiga tingkatan teori menurut Neuman, 2003 (dalam Sugiyono, 2011 : 56)
yaitu micro, meso dan macro.

 Teori tingkata mikro adalah sedikit ruang waktu, tempat atau urutan orang-orang.
Konsep tersebut pada umumnya bukan abstrak.
 Teori tingkatan meso adalah mengukur suatu teori yang mencoba untuk
menghubungkan tingkatan mikro dan makro pada suatu tingkatan dasar.
 Teori tingkatan makro adalah perhatian operasi lebih besar dari jumlah keseluruhan
seperti sistem kultur dan gerakan social.

Fokus Teori
Selanjutnya Neuman, 2003 (dalam Sugiyono, 2011 : 56) juga membedakan fokus teori
menjadi tiga yaitu teori subtantif, teori formal, dan middle range theory.

 Subtantif theory dikembangkan untuk suatu keprihatinan sosial, seperti hubungan


RAS.
 Formal theory dikembangkan untuk suatu konseptualyag luas di dalam teori umum,
seperti alat perlengkapan sosialisasi.
 Middle range theory adalah seditik lebih abstrak disbanding penyamarataan empiris
atau hipotesis spesifik. Middle mencakup teori khusus digunakan dalam sosiologi
untuk pemeriksaan empiris. Namun yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang
akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif karena lebih focus
berlaku untuk objek yang akan diteliti.

C.    KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, kegunaan teori dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variable yang
akan diteliti.
2. Sebagai prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menysusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
bersifat prdiktif.
3. Sebagai control, digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. (Sugiyono,
2011 : 58)
 

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Teori merupakan suatu konseptualisasi yang umum, yang diperoleh melalui jalan
yang sistematis dan harus dapat diuji kebenarannya. Kerangka pikir merupakan model
kenseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan jawaban
sementara trhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk
merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka pikir berdasarkan landasan
teori.

Jadi dapat diketahui bahwa ketiga hal tersebut saling berkaitan dan tidak dapat
dilepaskan satu sama lain dalam penelitian. Karena itu peneliti harus memahami lebih dalam
tentang hal tersebut senbagai pedoman dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
https://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/01/06/hakikat-penelitian-metodologi-
penelitian/

http://eprints.undip.ac.id/577/1/
FILSAFAT__DAN_METODE_PENELITIAN_KUALITATIF.pdf

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/landasan-teori-penelitian-2/

Narbuko & Achmadi, Abu. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara

Ma’unah,Siti.2013.HakikatMetodePenelitian.(online) .
(http://www.scrib.com/mobile/doc/197590625/HAKIKAT-METODE-PENELITIAN-SITI-MA-UNAH-
110210302011)di akses pada hari sabtu tanggal 22 agustus 2015.

Sangatji,Etta Mamang, & Sopiah. 2010.Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam penelitian.
Yogyakarta : ANDI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai