Anda di halaman 1dari 8

ESENSI SAHAM “DIGORENG”

OLEH :

KELOMPOK 5

Anggota : Adelia ( 2001103010043 )

Az Zahra Zulaikha ( 2001103010051 )

Elda Mauliyanda ( 2001103010092 )

Muhammad Bahrul Ilmi ( 2001103010111 )

Alyza Maghfirah ( 2001103010154 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2022
Di era digitalisasi seperti saat ini, pasar modal memiliki peranan besar bagi
perekonomian di Indonesia. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu
sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Indonesia Stock Exchange , situs resmi
pasar modal Indonesia, mencatat trend peningkatan jumlah investor yang berpartisipasi
dalam pasar modal dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan bisnis di pasar modal telah
menjadi alternatif yang dipilih masyarakat di Indonesia. Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengann efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pada pasar modal, berbagai instrumen keuangan diperdagangkan dan ditawarkan


kepada para calon investor yang terlibat didalamnya. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan diantaranya seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, derivatif,
dan lain – lain. Masyarakat bebas untuk melakukan investasi dengan berbagai instrumen
keuangan tergantung pada tingkat kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu, pasar
modal tidak hanya menjadi sarana investasi bagi para investor namun juga menjadi
sarana penambah pendapatan terutama instrumen saham. Saham dipilih paling bayak
sebagai instrumen keuangan yang dapat menambah pendapatan karena modal investasi
saham relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya.
Masyarakat dapat membeli beberapa slot saham hanya dengan bermodalkan dana yang
kecil. Selain itu, transaksi saham yang cukup mudah dan investasi yang dapat dilakukan
dimana saja menambah nilai positif saham bagi masyarakat.

Fenomena peningkatan jumlah investor pada pasar modal terutama instrumen


keuangan saham ini membuat beberapa oknum pada pasar modal melakukan praktik
manipulasi pasar untuk memperoleh keuntungan individu dan berbagai tujuan lainnya.
Salah satu praktik manipulasi pasar yang menjadi perhatian adalah teknik manipulasi
pasar dengan melakukan “ goreng-menggoreng” saham. Praktik kecurangan ini turut
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya volume investor saham di pasar
modal. Praktik saham “digoreng” semakin sulit diatasi sehingga menjadi ancaman bagi
para investor saham terutama investor yang tergolong pemula dalam hal investasi pada
pasar modal.

1
Definisi Saham “ digoreng “

Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan
usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan adanya saham, maka
seseorang atau badan usaha dianggap telah menyertakan modalnya di dalam suatu
perusahaan atau perseroan sehingga pihak yang telah membeli saham memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Seiring dengan peningkatan jumlah investor pada
pasar modal instrumen saham, muncul pihak yang ingin menciptakan keuntungan tinggi
untuk dirinya sendiri dan berpotensi merugikan investor. Kecurangan dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan menciptakan saham yang digoreng ( watered
shares ). Menggoreng saham merupakan bagian dari Market Manipulation (manipulasi
pasar). Praktik saham “ digoreng sering kali disebut dengan saham berkapitalisasi
rendah atau third liner ( lapis ketiga ). Hal ini disebabkan karena mayoritas saham lapis
ketiga memiliki jumlah investor yang lebih sedikit daripada saham lapis pertama atau
big cap.

Menurut Kieso et.al (2018:11), saham “digoreng” adalah penerbitan saham untuk
properti atau jasa yang disajikan dengan cukup tinggi serta dengan penilaian yang
berlebihan (overvaluation) secara sengaja atas properti dan jasa yang diterima.
Manipulasi pasar ini dilakukan oleh beberapa dewan direksi yang memiliki kewenangan
dalam mengatur suatu aktivitas perusahaan untuk menciptakan harga pasar yang semu
(artificial).

Dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang wajar
karena harga saham digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar. Jika
permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi makan harga
saham akan rendah. Berbanding terbalik dengan fenomena saham “digoreng”, agar
harga saham bisa dipermainkan sesuai dengan keinginan para pihak yang berwewenang
atau investor yang memiliki saham dominan di perusahaan tersebut, mereka harus
mengendalikan jumlah saham yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, penggorengan
saham seringkali dilakukan oleh perusahaan yang relatif kecil. Praktek menggoreng
saham juga sering disebut dengan Cornering yang dilakukan oleh para bandar atau
penggerak pasar yang memiliki modal cukup besar sehingga dapat menggerakkan pasar.

2
Tujuan dan Maksud Saham “digoreng”

Saham gorengan merupakan saham yang pergerakannya tidak teratur dan mudah
dipermainkan oleh bandar saham. Saham gorengan memiliki ciri-ciri yang tidak likuid,
artinya memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, tidak banyak terjadi aktivitas jual beli
saham, memiliki pola grafik yang tidak beraturan, volume saham tidak stabil, dan harga
saham yang dapat berubah-ubah secara drastis baik dari tinggi ke rendah atau
sebaliknya dalam jangka waktu yang sangat singkat.

Pada dasarnya, tujuan dilakukannya penggorengan saham ataupun memainkan


harga saham dengan cara menaikkan harga saham secara tidak wajar oleh perusahaan
dilakukan untuk meraup keuntungan yang lebih besar dengan sambil memancing para
investor untuk membeli sahamnya. Perusahaan akan melakukan trik pump and dump
(angkat lalu banting) . Pada fase pertama, fase pump, perusahaan akan mempermainkan
harga saham agar harganya naik untuk menarik perhatian investor agar berinvestasi
dalam perushaannya. Ketika harga saham naik dan perusahaan berhasil menarik
perhatian investor, perusahaan akan melakukan fase kedua yaitu fase dump. Pada fase
ini, harga saham akan turun drastis dari yang semula tinggi menjadi kembali ke harga
semula atau bahkan lebih rendah.

Adapun cara lain yang dilakukan para perusahaan yang menggoreng saham adalah
dengan bekerjasama dengan para bandar untuk menyebarkan isu-isu palsu tentang
saham tersebut di Bursa Efek dan para bandar akan menciptakan permintaan palsu atas
saham tersebut, sehingga dapat menarik perhatian investor. Perusahaan juga terkadang
mengeluarkan laporan riset yang terkesan independen yang memberikan rekomendasi
untuk membeli saham. Hasilnya, harga saham akan semakin tinggi dan semakin banyak
investor yang tertarik terhadap saham yang ditawarkan perusahaan tersebut.

Inti dari segala bentuk manipulasi pasar termasuk menggoreng saham adalah
untuk meningkatkan keuntungan pribadi juga keuntungan bagi pihak yang bekerja sama
untuk melakukan manipulasi pasar. Dengan adanya tujuan untuk meraih keuntungan
sebesar mungkin melalui tindakan menggoreng saham berpotensi menimbulkan dampak
signifikan berupa kerugian bagi investor yang telah berinvestasi pada saham perusahaan
terutama investor pemula..

3
Teknik Akuntansi Yang Digunakan Dalam Saham “digoreng”

Ditinjau dari sisi akuntansi, perusahaan – perusahaan yang melakukan berbagai


bentuk kecurangan di pasar modal kemungkinan besar mengadopsi teknik creative
accounting. creative accounting, Menurut Amat,Blake dan Dowd ( dalam
adhikara,2011: 110), creative accounting merupakan sebuah proses dimana beberapa
pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi ( termasuk
didalamnya standar, teknik, prosedur, dsb) dan menggunakannya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan. creative accounting sering digunakan untuk mencapai target yang
ditentukan oleh analis pasar, membuat laporan keuangan menjadi lebih baik,
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang memuaskan pada
periode tertentu kepada para pemegang saham, dan lain-lain.

Tujuan utama akuntansi adalah memberikan informasi keuangan yang sebenar-


benarnya yang akan digunakan oleh berbagai pihak. Praktik creative accounting
sebenarnya bukanlah suatu hal yang dilarang karena pada dasarnya creative accounting
mengacu pada permainan angka – angka dalam laporan keuangan serta pemahaman
akuntasi. creative accounting dikatakan ilegal apabila menyalahi prosedur atau
perundang undangan yang berlaku sehingga creative accounting dapat menimbulkan
dampak positif sekaligus dampak negatif dalam penerapannya . Oleh karena itu, seorang
akuntan dituntut untuk benar-benar hati-hati dan tetap mematuhi hukum serta peraturan
yang disyaratkan dalam menerapkan creative accounting untuk menjaga kredibilitas
kode etik akuntan juga perusahaan.

Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab justru memanfaatkan creative


accounting sebagai celah untuk mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri dan
perusahaan. Salah satu bentuk creative accounting adalah manipulasi harga saham. Hal
ini sesuai dengan praktik menggoreng harga saham yang membuat harga saham naik
setinggi mungkin dengan menciptakan jual beli semu untuk mempengaruhi calon
investor. Perusahaan yang melakukan praktik menggoreng saham juga cenderung
melakukan penilaian berlebih terhadap aset perusahaan yang menyebabkan tingginya
nilai aset pada laporan keuangan sehingga informasi yang tersaji bukanlah informasi
yang sebenarnya. Hal ini tentu menyalahi aturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang

4
berlaku sehingga teknik creative accounting yang diterapkan akan merugikan pihak
lainnya.

Praktik creative accounting yang dituangkan dalam bentuk manipulasi harga saham
( meggoreng saham ) di bursa efek telah merugikan perusahaan asuransi Jiwasraya pada
tahun 2019. Kasus ini menjadi besar mengingat Jiwasraya merupakan salah satu
perusahaan dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara. Para ahli menilai manajemen
investasi Jiwasraya sengaja membeli saham gorengan pada perusahaan lapis kedua agar
portofolio perusahaan tetap terlihat bagus oleh auditor. Satrio Utomo, analis dan
pengamat pasar modal, mengatakan pada tahun 2000-an, BUMN merupakan tulang
punggung pasar modal di Indonesia sehingga pihak yang memiliki saham pelat merah
akan memiliki portofolio perusahaan yang bagus. Padahal, tidak semua perusahaan
BUMN merupakan investasi yang aman dan menguntungkan.

Investigasi pada perusahaan asuransi Jiwasraya telah dilakukan sebanyak dua kali
dalam kurun waktu 2010 – 2019. Dalam investigasi yang dilakukan pada tahun 2016,
BPK mengungkapkan 16 temuan terkait dengan pengelolaan bisnis, investasi,
pendapatan, dan biaya operasional tahun 2014-2015. Temuan tersebut juga
mengungkapkan bahwa Jiwasraya sering melakukan investasi pada saham gorengan
seperti TRIO, SUGI, dan LCGP. Jiwasraya melakukan pemmbelian saham dengan
negosiasi bersama pihak – pihak tertentu agar bisa memperoleh harga yang dinginkan (
indikasi manipulasi harga saham ). Akibat dari tindakan yang dilakukan Jiwasraya
dengan berinvestasi pada saham gorengan atau saham – saham yang tidak likuid dengan
harga yang tidak wajar, negara mengalami kerugian mencapai 10,4 Triliun.

Berdasarkan kasus Jiwasraya yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan telah
terjadi manipulasi pasar dengan mempermainkan harga saham yang mengadopsi teknik
creative accounting. Baik pihak Jiwasraya maupun pihak yang menjual saham telah
melakukan kerja sama untuk mengendalikan harga saham dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan setinggi mungkin. Praktik seperti ini jelas merupakan sebuah
bentuk kejahatan dan dampak negatif dari penerapan teknik creative accounting dengan
memalsukan dan mempermainkan harga saham pada pasar modal.

5
Pemerintah ,sebagai regulator, telah mengatur larangan untuk melakukan segala
bentuk manipulasi pasar termasuk menggoreng saham demi meningkatkan keuntungan.
Dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseoroan terbatas,
pemerintah melarang kerja sama untuk menciptakan harga efek yang semu di bursa efek
karena tidak didasarkan pada kekuatan permintaan jual ata beli efek yang sebenarnya.
Selain itu, dalam Pasal 91 dan Pasal 92 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995,
pemerintah secara tegas melarang dilakukannya tindakan manipulasi pasar yang
dilakukan dengan cara membuat pernyataan atau rumor yang bersifat tidak benar atau
menyesatkan yang dapat mempengaruhi harga efek.

Sampai saat ini, tindakan kejahatan dalam pasar modal belum bisa sepenuhnya
dicegah mengingat banyaknya jumlah perusahaan yang ikut berkecimpung dalam pasar
modal dan tingginya minat masyarakat. Berbagai bentuk kejahatan pasar modal seperti
insider trading, meggoreng saham, market manipulation dan lain – lain dapat terjadi
kapan saja sehingga dibutuhkan kehati-hatian bagi investor untuk memilih perusahaan
yang akan dijadikan wadah berinvestasi. Bagi investor yang masih tergolong pemula
diharapkan untuk memiliki informasi yang mumpuni sebelum benar-benar ikut serta
dalam pasar modal.

6
DAFTAR PUSTAKA

Jiwasraya Diduga Sengaja Beli Saham Gorengan. (2020, January 10). Dipetik January
30, 2022, dari Liputan 6.com:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4152953/jiwasraya-diduga-sengaja-beli-
saham-gorengan

Adhikara, A. (2011). CREATIVE ACCOUNTING : Apakah Suatu Tindakan Legal ?


Jurnal Akuntansi, 109-135.

Arviana, G. N. (2021, June 2). Waspada Dengan Saham Gorengan, Berikut Ciri-Ciri
dan Cara Menyikapinya. Dipetik January 29, 2022, dari glints.:
https://glints.com/id/lowongan/saham-gorengan-adalah/

Cermati.com. (2018, January 8). 8 Alasan Ini Akan Membuat Andda Memilih Investasi
Saham. Dipetik January 29, 2022, dari Cermati.com:
https://www.cermati.com/artikel/8-alasan-ini-akan-membuat-anda-memilih-
investasi-saham

CNN Indonesia. (2020, february 10). BEI Benarkan Ada Praktik Kolusi dalam Kasus
Jiwasraya. Dipetik January 30, 2022, dari CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200210154226-78-473301/bei-
benarkan-ada-praktik-kolusi-dalam-kasus-jiwasraya

Harnowo, T. (2020, March 3)Makna "Goreng-Menggoreng Saham" dan Sanksinya.


Dipetik January 30, 2022, dari Hukum Online.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/makna-goreng-menggoreng-saham-dan-
sanksinya-lt5e5df91f2b0ac

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2018). Akuntansi Keuangan


Menengah volume 2 edisi IFRS. Jakarta: Salemba Empat.

Putra, N. E. (2020, february 3). Budy Frensidy: Waspadai Manipulasi Harga Saham.
Dipetik January 29, 2022, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia: https://www.feb.ui.ac.id/blog/2020/02/05/budi-frensidy-waspadai-
manipulasi-pasar/

Otoritas Jasa Keuangan. (2010, January 1). Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Dipetik January 29, 2022, dari ojk.go.id:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-
undang/Pages/undang-undang-nomor-8-tahun-1995-tentang-pasar-modal

Anda mungkin juga menyukai