Anda di halaman 1dari 4

Fraktur suprakondilar os humerus varus akibat penanganan yang terlambat dan

tidak tepat pada penolong tulang tradisional.


LO
Fraktur suprakondiler humerus adalah
1. Definisi rizka
fraktur yang sering ditemukan pada siku, sekitar
Fraktur suprakondiler humerus 55% - 75% dari semua fraktur siku. Fraktur
merupakan fraktur siku yang paling sering suprakondiler humerus lebih sering ditemukan
terjadi pada anak. Mekanisme trauma tidak pada anak-anak dibandingkan dewasa. Tingkat
langsung (jatuh dengan lengan hiperekstensi dan rata-rata pertahun penderita fraktur
telapak tangan menahan beban) merupakan suprakondiler humerus pada anak-anak
penyebab tersering cidera tersebut. diperkirakan 177,3 / 100.000. Rentang usia
puncak terjadinya fraktur suprakondiler humerus
Fraktur suprakondiler humerus yaitu diantara usia 5– 8 tahun, dengan
merupakan fraktur siku yang paling sering perbandingan pria dan wanita adalah 3 : 2, yang
terjadi pada anak. Mekanisme trauma tidak mana paling sering ditemukan pada siku kiri
langsung (jatuh dengan lengan hiperekstensi dan atau sisi yang tidak dominan
telapak tangan menahan beban) merupakan
penyebab tersering cidera tersebut. Fraktur 3. Etiologi & Faktor Resiko jo
suprakondiler humerus dapat dicegah dengan
4. Manifestasi Klinis ichsan jo
pengawasan ketat orang tua terhadap anak yang
sedang bermain di rumah. Penanganan awal 5. Klasifikasi (shiha) han
yang tepat dan tidak menunda ke fasilitas
Fraktur supracondylar dikelompokan
kesehatan dapat mengurangi risiko komplikasi.
menjadi dua tipe jenis fraktur menggunakan
2. Epidemiologi nisa shiha han sistem Gartland. Sistem Gartland dikembangkan
oleh Dr. J.J. Gartland pada tahun 1959.
Berdasarkan jenis kelamin, anak laki-
laki lebih banyak mengalami fraktur yaitu  Jenis yang pertama
sebanyak 43 pasien daripada anak perempuan 15 adalah fraktur supracondylar ekstensi,
pasien dengan persentase 74,1% dan 25,9%. dimana posisi sendi sendi siku terbuka
Sebagian besar (86,2%) pasien mengalami saat Anda mengalami cedera. Fraktur
trauma tidak langsung, berupa terjatuh dengan jenis ini mencakup 95% dari
telapak yang menahan beban tubuh atau disebut keseluruhan fraktur supracondylar.
juga fall of outstretched hand (FOOSH). Sisanya
13,8% atau hanya 8 pasien mengatakan bahwa
 Jenis yang kedua adalah fraktur
mereka mendapat trauma langsung pada siku.
Pasien jatuh dari ketinggian < 1 meter sebanyak supracondylar fleksi,  dimana posisi
67,2%, > 1 meter 20,7%, dan 12,1%
sendi sendi siku melipat saat Anda
dikarenakan kecelakaan lalu lintas
mengalami cedera. Jenis fraktur ini
raktur suprakondiler humerus banyak
ditemukan pada anak laki-laki usia 7 tahun jarang terjadi.
dengan mekanisme trauma tidak langsung yang
Fraktur ekstensi selanjutnya diklasifikasikan
disebabkan jatuh dari ketinggian < 1 meter.
Rumah merupakan tempat kejadian terbanyak menjadi tiga jenis utama tergantung pada
pada kasus ini, sehingga trauma dapat dicegah pergeseran tulang lengan atas (humerus):
dengan pengawasan ketat orang tua terhadap
anak saat bermain. Ditemukan beberapa kasus
dengan komplikasi cidera saraf dan cubitus  tipe 1: tulang lengan atas tidak bergeser
 tipe 2: pergeseran tulang lengan atas  Closed reduction with percutaneous
yang sedang pinning. Prosedur ini dilakukan dengan

 tipe 3: pergeseran tulang lengan atas pemasangan besi yang disebut dengan

yang parah pin. Pin akan dipasang pada kedua sisi


daerah yang mengalami cedera,
Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat,
menembus kulit dan otot.
fraktur supracondylar dapat menyebabkan
Kemudian pada pin yang berada di luar
terjadinya komplikasi berupa cedera pada saraf
tubuh akan dipasang plat untuk
dan pembuluh darah, atau penyembuhan yang
menstabilkannya. Pemasangan pin akan
tidak sempurna sehingga menyebabkan tulang
dilepas dan diganti menjadi gips setelah
menjadi bengkok (malunion).
tulang sudah mulai menyatu yang dapat
6. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang nopal, dipantau melalui pemeriksaan X-ray.
ichsan
Operasi ini adalah prosedur yang paling
Penanganan fraktur supracondylar sering dilakukan pada kasus yang parah.

Fraktur ringan  Open reduction with internal fixation


(ORIF). Jika terdapat  kerusakan pada
Pada fraktur ringan, dokter biasanya akan
saraf atau pembuluh darah dan
memasang gips, untuk mengurangi pergerakan
kemungkinan terjadinya infeksi, maka
sendi agar dapat mendukung proses
akan dilakukan ORIF.
penyembuhan tulang yang patah. Pada kasus
ringan, operasi umumnya tidak dilakukan. Klasifikasi yang dipakai adalah klasifikasi
Gartland. Terdiri atas:
Sebelum memasang gips, dokter akan
melakukan reposisi tulang untuk mencegah .1 Tipe I
terjadinya malunion. Reposisi tulang akan
dilakukan dibawah penggunaan obat bius agar Gartland tipe I dari merupakan fraktur

Anda atau anak Anda tidak merasa nyeri. suprakondiler yang tidak bergeser atau minimal
displaced ( 2 mm), dan korteks bagian posterior
Fraktur lebih parah
kemungkinan masih utuh dan berfungsi sebagai
Pada fraktur yang menyebabkan cedera parah, engsel. Pada gambaran foto rontgen elbow true
operasi mungkin diperlukan. Ada dua jenis lateral, garis anterior humeral tidak melewati 1/3
operasi utama: tengah dari capitelum. Secara umum, tidak
tampak deformitas rotasional pada posisi foto penelitian yang dilakukan oleh Barton dkk, Nilai
rontgen AP karena posterior hinge masih utuh. Kappa terhadap variabilitas intraobserver dan
interobserver dari klasifikasi ini merupakan yang
2 Tipe II
tertinggi dibanding klasifikasi yang digunakan
sebelumnya11,13 . Adapun tambahannya, yakni:
Gartland tipe II merupakan fraktur
suprakondiler disertai pergeseran (> 2 mm), dan
Tipe IV
korteks bagian posterior kemungkinan masih
utuh dan berfungsi sebagai engsel. Pada Gartland tipe IV ditandai dengan adanya
gambaran foto rontgen elbow true lateral, garis instabilitas multidireksional. Hal ini disebabkan
anterior humeral tidak melewati 1/3 tengah dari terjadinya inkompetensi sirkumferensial dari
capitelum. Secara umum, tidak tampak periosteal hinge dan terjadinya instabilitas pada
deformitas rotasional pada posisi foto rontgen fleksi dan ekstensi. Instabilitas multidireksional
AP karena posterior hinge masih utuh. ini ditentukan pada saat pasien dalam kondisi
teranestesi saat dilakukan operasi. Instabilitas ini
Tipe III dapat disebabkan oleh cedera yang terjadi, 14
atau bisa juga disebabkan secara iatrogenik,
Gartland tipe III merupakan fraktur
yaitu pada saat kita mencoba melakukan reduksi.
suprakondiler, dengan tanpa adanya kontak pada
korteks yang cukup. Biasanya disertai dengan
7. Diagnosis Banding dhiya
ekstensi pada bidangsagital dan rotasi pada
8. Komplikasi dan Prognosis nisa rizka
frontal dan/atau bidangtransversal. Periosteum
mengalami robekan yang luas, sering disertai 9. Tatalaksana dan Alur Rujukan rizka shiha

dengan kerusakan pada jaringan lunak dan


neurovaskular. Keterlibatan dari kolum medialis
menyebabkan malrotasi menjadi lebih signifikan 1. Distribusi pasien paling banyak pada
pada bidang frontal dan diklasifikasikan sebagai kelompok usia 1-4 tahun (34,6%) dan 5-9 tahun
(34,6%) serta pada jenis kelamin laki-laki
tipe III. Adanya deformitas rotasional yang (61,5%).;
tampak pada gambaran foto rontgen posisi AP 2. Sebanyak 57,7% dari 26 pasien mengalami
digolongkan pula sebagai fraktur tipe III fraktur pada os humerus sinistra.
Modifikasi Klasifikasi Gartland yang dibuat oleh 3. Sebanyak 88,5% pasien mengalami fraktur
Wilkin, pada fraktur suprakondiler humerus dengan mekanisme trauma langsung berupa
terjatuh dengan posisi siku membentur benda
merupakan jenis klasifikasi yang paling diterima keras.
dan paling banyak digunakan. Menurut
4. Mayoritas pasien (92,3%) termasuk dalam
fraktur tipe fleksi.
5. 57,7% dari 26 pasien termasuk ke dalam
fraktur tipe 3 klasifikasi Gartland..
6. Dari 26 pasien, ditemukan sebanyak 42,3%
dengan waktu penanganan < 1 minggu dan
pasien dengan keterlambatan penanganan > 1
bulan sebesar 19,2%.
7. Semua pasien telah menjalani prosedur
penatalaksanaan berupa ORIF (Open Reduction
Internal Fixation) dengan 11,5% mendapatkan
operasi tambahan berupa osteotomi.
8. Kebanyakan pasien (88,5%) tidak mengalami
komplikasi, sedangkan 11,5% pasien mengalami
komplikasi deformitas cubitus varus sebelum
mendapatkan tindakan penanganan definitif di
rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai