Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“SEJARAH HOTEL DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH: FEBRIAN NANDA


DOSEN PEMBIMBING: SYAWAL S.Par
MK.INTRODUCTION TO HOTEL
AKADEMI PARIWISATA PARAMITHA
TP.2021/2022
1. Sejarah Hotel Majapahit Surabaya

Sejarah Hotel Majapahit Surabaya yang merupakan tempat peristiwa perobekan bendera


Belanda dan dulunya bernama Hotel Yamato.Hotel Yamato merupakan tempat terjadinya
peristiwa perobekan bendera Belanda oleh pemuda Surabaya.Peristiwa perobekan bendera
Belanda tersebut dinamai Insiden Hotel Yamato yang kini berubah nama menjadi Hotel
Majapahit.Kala itu, Bendera Merah Putih Biru yang dikenal sebagai bendera Negara Belanda
berkibar di Hotel Yamato, atau saat ini lebih dikenal dengan Hotel Majapahit.

Kini, hotel tempat terjadinya perobekan bendera Belanda yang berlokasi di Surabaya tersebut
tersebut telah berganti nama menjadi Hotel Majapahit.Dilansir oleh PortalJember.com dari
laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, awal mula berdirinya Hotel Yamato ini bermula pada
tahun 1900 saat keluarga Sarkies membeli rumah dengan lahan seluas 1000 m².10 tahun
kemudian, dimulailah peletakan batu pertama pendirian hotel oleh keluarga Sarkies yang
dirancang oleh Regent Alfred John Bidwell dengan gaya Art Nouveau.
2. Sejarah Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung merupakan salah satu hotel tertua dan juga terkemuka
di Indonesia. Berlokasi di kota kembang, hotel legendaris ini dibangun tahun 1871. Kamu sudah
ada bayangan dong seberapa tuanya hotel ini?Ratusan tahun berdiri kokoh menjadikan hotel ini
saksi bisu sejarah Bandung. Hotel ini diberi nama sesuai dengan nama pemiliknya yang berasal
dari Jerman, Homann.Awalnya, hotel ini bukanlah hotel mewah yang kamu lihat sekarang. Awal
tahun 1870-an, hotel ini hanya penginapan dengan bilik bambu. Barulah pada tahun 1880, hotel
ini mulai dibangun kembali dengan fondasi tembok bata.Para wisatawan Eropa dan dari
mancanegara menjadikan hotel ini tempat singgah mereka ketika mereka berwisata ke Indonesia.
Banyak tokoh dunia juga yang telah singgah di hotel ini ketika mereka mendatangi

Bandung.Presiden pertama negara Indonesia Ir. Soekarno juga pernah bermalam di hotel
ini. Beliau selalu menempati kamar nomor 244 di lantai 2 hotel ini. Begitu juga Charlie Chaplin
pernah bermalam di hotel ini dua kali.Di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terdapat
Golden Book, dimana petugas hotel mencatat nama tokoh dunia yang pernah bermalam di hotel
ini. Jika kamu menginap di hotel ini, kami bisa melihat Golden Book tersebut di sudut etalase
hotel.Untuk ukuran hotel tertua di Bandung, hotel Savoy Homann Bidakara Bandung memang
sangat mewah. Tidak ada terkesan ‘tua’ sama sekali ketika kamu memutuskan untuk bermalam
disana.
3. Sejarah hotel salak the heritage bogor

Hotel Salak The Heritage dibangun pada tahun 1856 dengan nama Hotel Bellevue yang saat
itu dimiliki oleh keluarga Gubernur Jenderal Charles Ferdinan Pahud. Sejak berdiri hingga
sekarang, Hotel Salak The Heritage telah mengalami banyak perubahan dan renovasi namun
tetap tidak menghilangkan ciri khasnya yang mewah khas Belanda. "Where Historical Values
and Technology Meet" adalah visi yang menjadi acuan hotel ini sehingga masih tetap bertahan
dan selalu menjadi pilihan utama tamu saat berada di Kota Bogor. Memiliki 140 kamar dan 16
ruang pertemuan yang dilengkapi fasilitas terbaik tentunya menjadi nilai lebih bagi siapa saja
yang berkunjung. Selain bisa menikmati indahnya Kota Bogor dan bangunan yang bersejarah,
Hotel Salak The Heritage juga menawarkan akomodasi menginap serta kebutuhan event MICE
(Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition) berstandard hotel berbintang empat yang di
lengkapi fasilitas Negative Ion Generator (NIG) dan di support oleh team profesional.

4. Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo

Didirikan pada 1964, hotel ini rupanya dibangun bersamaan dengan Hotel Indonesia di
Jakarta, Hotel Inna Samudra Beach di Pelabuhan Ratu, dan Hotel Bali Beach di Sanur atas
perintah Ir. Soekarno Sebagai peninggalan sejarah, Nama Ambarrukmo sudah ada sejak abad 18,
dengan ''ambar'' berarti wangi dan ''rukmo'' berarti emas. Nama ini diambil dari salah satu nama
pilar yang ada di Keraton Yogyakarta itu sendiri .maka eksterior hotel ini dilarang keras untuk
diubah-ubah. Renovasi hanya dilakukan pada bagian dalamnya saja.Maka, jangan heran jika
kamu melihat penampilan luar Hotel Royal Ambarrukmo yang seolah memancarkan kesan kuno.
Hal ini dilakukan untuk melindungi dan mempertahankan peninggalan sejarah bangsa.

a) Yang pertama, ada relief raksasa berjudul ''Untung Rugi di Merapi'' di lobi depan. Relief
ini merupakan karya Harijadi dan timnya dari Studio Sela Binangun.

b) Berikutnya, ada karya seni berupa mosaik yang ada di lantai 8 dan sayap kiri lobi lantai 1.
Kali ini, seniman yang berpartisipasi membuat karya mosaik tersebut adalah J. Soedhiono
beserta timnya.Mosaik di lantai 8 memiliki nama ''Kehidupan Masyarakat Yogyakarta'',
sementara yang terletak di lantai 1 bertajuk ''Kehidupan Masyarakat Jawa tengah''.Nggak
main-main, mosaik ini dibuat dari 15 warna keramik yang dipecahkan dan disusun satu-
persatu.

c) Peninggalan lainnya dari tahun 1960-an adalah patung-patung perunggu yang tersebar di
sekeliling area taman dan kolam renang.Ternyata, pembuat patung-patung ini adalah
orang yang sama dengan pembuat ''Patung Selamat Datang'' di Jakarta.Bisa dibilang,
kondisi patung-patung perunggu tersebut masih baik dan terpajang dengan apik. Hotel
Royal Ambarrukmo Yogyakarta memang berusaha untuk memastikan agar setiap
peninggalan sejarah yang ada terawat dengan baik.

d) Mundur sejenak dari tahun 1960-an, kamu harus tahu kalau sebelumnya kompleks Hotel
Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini adalah sebuah Pesanggrahan bagi penghuni Keraton
Yogyakarta.Awalnya, pesanggrahan ini dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono V,
sebelum akhirnya dilakukan perbaikan dan dijadikan rumah Sultan Hamengkubuwono
VII hingga wafat.Tempat ini juga difungsikan untuk menjamu tamu-tamu Sultan HB di
zaman dulu.Sekarang, bangunan Pesanggrahan Ambarrukmo ini memang sudah tidak
sepenuhnya utuh.Bagian gandok kiwa (sebelah kiri) telah dijadikan hotel pada tahun 60-
an, sedangkan bagian gandok tengen (kanan) masih ada sebagian.

e) Namun, untungnya bagian Bale Kambang dan Pendapa milik Keraton Yogyakarta ini


masih kokoh bertahan dan sekarang difungsikan sebagai heritage site dari Hotel Royal
Ambarrukmo Yogyakarta.Bale Kambang sendiri adalah area mandi bagi anggota
kerajaan, mirip seperti Taman Sari di Yogyakarta. Di sini, kamu masih bisa melihat
birunya air yang memenuhi area pemandian meski saat ini tempat tersebut sudah tidak
digunakan.Kemudian, memasuki bagian Pendapa, kamu bisa melihat area Gadri atau
ruang makan bagi keluarga Keraton. Barulah setelahnya kamu bisa mengintip Ndalem
Ageng yang saat ini dimanfaatkan sebagai museum keris, batik, dan wayang.Tidak hanya
itu, di dalam Ndalem Ageng ini kamu bisa bertemu juru kunci yang bertugas menjaganya
serta melihat replika dari lukisan Sultan Hamengkubuwono seperti yang ada di Keraton.

f) Nah, kalau bagian gandok tengen sendiri dulu digunakan oleh putri-putri raja atau tamu
wanita Sultan Hamengkubuwono Namun, saat ini, bagian tersebut digunakan sebagai
ruang spa bagi kamu yang ingin merasakan sensasi jadi putri keraton sehari.Peninggalan
dari zaman Keraton Yogyakarta bukan cuma itu saja, guys.Masih ada pendapa di bagian
depan yang kini digunakan sebagai tempat untuk melestarikan budaya seperti kegiatan
komunitas suling bambu, tari jawa, membatik, hingga jemparingan atau seni panahan
khas Jawa dari abad ke-18.

Anda mungkin juga menyukai