Anda di halaman 1dari 3

Melangitkan Bumiku

Cerpen Karya Jasmine Sapphire

“Izin bertanya!” Senja mengacungkan tangannya untuk bertanya pada kelompok dua yang telah
selesai presentasi mengenai Globalisasi, mata pelajaran IPS kelas IX Fatimah siang itu pada jam
tertakhir di SMPIT Cakrawala Cendekia.

“Silahkan, Senja.” Jawab Bening salah satu presenter kelompok dua.

“Baik, terimakasih. To the point ya, bagaimana cara yang strategis agar anak muda sekarang dapat
lebih menghargai permainan tradisional dibandingkan dengan permaian game online yang banyak
tersedia dengan mudah di zaman ini?”

“Ya kita coba edukasi saja para anak mudanya!” jawab Bening spontan.

“Iya, seperti apa langkah konkritnya? Apa yang bisa menjamin anak muda memiliki ketertarikan pada
permainan tradisional, sementara godaan untuk bermain game online sangat menggiurukan dan
terfasilitasi secara mudah!” Senja mencoba menjelaskan maksud dari pertanyaannya.

Keheningan melanda untuk sesaat, kemudian para anggota kelompok dua tampak berunding
mencoba mencari solusi. Kelas kemudian menjadi riuh, Bu Jasmine yang melihat kondisi kelas yang
mulai tampak gelisah kemudian menengahi.

“Baiklah anak-anak…, pertanyaaan dari Senja sangat bagus dan kritis, dan ini memang menjadi
tanggungjwaba kita semua terutama anak-anak muda, bagaimana caranya agar kita bisa melestarikan
budaya bangsa salah satunya adalah beberapa permainan tradisional yang sekarang sudah hampir tak
tersentuh. Karena sebentar lagi waktu dhuhur tiba, dan jam pembelajaran kita telah usai, bagaimana
kalo permasalahan ini kita sudahi dulu dan akan kita lanjutkan minggu depan di jam yang sama. Jadi,
ada waktu untuk kelompok dua untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan Senja, tetapi Ibu harap,
semua anak mencoba mencari solusi terbaik, bukan hanya tanggung jawab kelompok dua. Silahkan
kalian coba berkolaborasi untuk mendapatkan solusi terbaik.”

“Wah, Senja, kamu bertanya yang susah, ini Namanya ngerjain kita…!” Bening nyengir. Senja
tersenyum.

“Tapi benar lho, penasartan juuga gimana caranyna agar anak-anak muda care demngan permainan
tradisonal.”

Mereka masih berbincang-bincang ringan sambal keluar gerbang sekolah.


“Ya sudah, nanti kita lanjut di WAG ya, angkotnya sudah datang ‘tuh, harus buru-buru pulang, biar kita
semua ‘ngga kehujanan, bye semuanya!” Seru Senja.

Malam harinya mereka berdiskusi lanjut mengenai pembahasan diskusi tadi siang. Akhirnya
Amelia sang ketua OSIS memberi ide, bahwa semua anak di kelas IX Fatimah harus mau bekerja keras
mencari data dan informasi mengenai bermacam-macam permainan tradisional. Baik melalui buku-
buku di perpustakaan daerah kabupaten Majalengka, maupun browsing di internet ataupun di e Pusda
kabupaten Majalengka. Dan Senja kemudian menambahkna ide, setelah mereka mendapatkan
sejumlah informasi teresebut, mereka akan mempelajarainya dan mencari waktu khusus untuk
mempraktekkannya, kemudian Zahra yang memang hobi fotografi akan mendikumentasikannya
dalam bentuk video dan proses editingnya akan dilakukan oleh Bening.

`Proses pencarian data dan informasi menghabiskan waktu seminggu, dan mereka
memperoleh banyak informasi tetapi mereka memilih untuk fokus pada beberapa permainan seperti
perepet jengkol, gobak sodor, boy-boy -an, bebentengan, ucing sumput dan oorayan. Rencananya
mereka akan meminta bantuan kelas Ikhwan untuk memainkan Sebagian permaianannya, dan seluruh
permainan yang mereka praktekkan akan divideokan kemudian akan di upload ke media sosial sekolah
seperti youtube, Instagram dan FB.

Mereka sangat antusias dengan impian mereka untuk mempublikasikan beberapa permainan
tradisional Indonesia sebagai warisan budaya bangsa melalui internet agar bisa mendunia. Mereka
ingin “Melangitkan” permainan tradisonal yang mereka anggap “Bumi” mereka agar bisa dikenal
Dunia.

Ide anak-anak kelas IX Fatimah disambut baik oleh pihak sekolah, bahkan pihak sekolah
memfasilitasi mereka dengan menyediakan konsumsi serta atribut-atribut lucu yang bisa melengakpi
syuting pembuatan video permainan tradisional tersebut, bahkan beberapa anak laki-laki berinisiatif
untuk memainkan tam-tam alakadarnya untuk memeriahkan suasana. Akhirnya diputuskan keguiatan
akan dilaksanakan pada hari Sabtu dimana biasanya hari Sabtu adalah hari libur mereka, tetapi mereka
rela berkumpul di sekolah demi mewujudkan impian mereka.

Mereka berharap kegiatan ini akan berkesinambungan, seperti misalnya membuat kegiatan
mengenalkan berbagai jajanan pasar kue-kue tradisional, kesenian-kesenian tradisional, tempat-
tempat bersejarah di Majalengka dan lain sebagainya sebagai bentuk melestarikan budaya Bangsa
khususnya Majalengka.

Penulis : Putri Jasmine Sapphire Az-Zahra


Alamat : Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten
Sekolah : SMPIT Tazkia Insani

Anda mungkin juga menyukai