Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATA KULIAH

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO

Mata Kuliah : Pengauditan II (E2)

Dosen Pengampu :
Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak., CPA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Ni Made Indah Parama Dewanti (1907531014)


2. Ni Luh Putu Santi Artini (1907531016)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
1. Pembandingan antara Sampling Audit untuk Pengujian Rinci Saldo dengan Sampling
Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif Transaksi
2. Sampling-Non-Statistik
3. Sampling Unit Moneter
3.1 Perbedaan antara MUS dengan Sampling Non-Statistika
3.2. Generalisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Tekhnik MUS
3.3. Generalisasi Menggunakan MUS dari Sampel ke Populasi Seandainya tidak
Ditemukan Kesalahan Penyajian
3.4. Menetapkan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS
Aturan pengambilan keputusan untuk mus adalah sebagai berikut : Apabila batas
bawah kesalahan penyajian (lower misstatement bound/LMB) maupun batas atas
kesalahan penyajian (upper misstatement bound/UMB) jatuh diantara jumlah kurang saji
dan jumlah lebih saji bisa ditoleransi, bisa disimpulkan bahwa nilai per buku tidak
mengandung kesalahan penyajian material.
3.5. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
Metoda yang digunakan menentukan ukuran sampel untuk MUS sama dengan
yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik dengan menggunakan tabel sampling
atribut. Lima hal yang diperlukan untuk menghitung ukuran sampel dengan
menggunakan MUS, diantaranya :
a. Materialitas. Pertimbangan pendahuluan materialitas merupakan dasar untuk
penentuan jumlah kesalahan penyajian bisa ditoleransi yang akan digunakan
b. Asumsi tentang Persentase Rata-rata Kesalahan Penyajian untuk Unsur Populasi
yang Berisi Kesalahan Penyajian. Dalam hal ini pun bisa ada asumsi yang
berbeda untuk batas atas dan batas bawah. Hal ini juga membutuhkan
pertimbangan auditor yang harus didasarkan pada pengetahuan auditor tentang
klien dan pengalaman di masa lalu dengan klien yang bersangkutan, dan apabila
digunakan asumsi kurang dari 100%, asumsi tersebut harus bisa
dipertanggungjawabkan.
c. Risiko Bisa Diterima untuk Keliru Menerima. ARIA adalah suatu kebijakan
auditor dan sering kali digunakan dengan model risiko audit.
d. Nilai Populasi Per Pembukuan. Nilai rupiah populasi diambil dari pembukuan
klien.
e. Estimasi Tingkat Penyimpangan Populasi. Biasanya estimasi tingkat
penyimpangan populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS paling tepat
digunakan kalau tidak terdapat kesalahan penyajian atau hanya terdapat sedikit
kesalahan penyajian.
3.6. Kelebihan dan Kelemaham MUS
a. Kelebihan MUS yang menarik bagi auditor :
 MUS secara otomatis menaikkan kemungkinan terpilihnya unsur dengan
rupiah tertitinggi dari populasi yang diaudit.
 MUS seringkali mengurangi biaya untuk melaksanakan pengujian audit
karena beberapa unsur sampel hanya diuji sekali.
 MUS mudah penerapannya. Metode MUS mudah untuk diajarkan dan
diawasi penggunaannya.
 MUS memberikan kesimpulan statistika, bukan non-statistika.
b. MUS memiliki dua kelemahan sebagai berikut:
 Total batas kesalahan penyajian yang dihasikan apabila ditemukan
kesalahan penyajian bisa terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
 Tidak praktis untuk memilih sample PPS dari populasi yang tanpa bantuan
komputer.
4. Sampling Variabel
Merupakan metoda statistic yang digunakan auditor yang memiliki tujuan yang sama
dengan sampling non-statistik yaitu mengukur kesalahan penyajian dalam saldo akun. Teknik
sampling membentuk metoda yang disebut variabel sampling diantaranya :
 Estimasi Selisih, mengukur jumlah taksiran kesalahan penyajian total dalam suatu
populasi, apabila baik nilai menurut buku maupun nilai menurut audit tersedia untuk
setiap unsur dalam sampel yang biasanya tersedia dalam setiap audit.
 Estimasi Rasio, dimana auditor menghitung rasio antara kesalahan penyajian dan
nilai bukunya serta memproyeksi ke populasi untuk menaksir total kesalahan.
 Estimasi Mean-per Unit, disini auditor fokus pada nilai per audit. Estimasi poin nilai
per audit sama dengan rata-rata nilai audit dari unsur dalam sampel dikalikan dengan
nilai populasi.

4.1. Metode Statistika Berjenjang (stratified sampling)

Merupakan metode sampling yang semua elemen dalam total populasi ditarik
menjadi dua atau tiga sub-populasi yang kemudian diuji secara independen. Perhitungan
dibuat untuk setiap strata dan kemudian digabungkan menjadi satu taksiran populasi
confidence interval untuk keseluruhan populasi.

4.2. Risiko Sampling

 Risiko Bisa Diterima Untuk Keliru Menerima (acceptable risk of incorrect


acceptance/ARIA).
Risiko statistik bahwa auditor menerima populasi yang sesungguhnya
mengandung kesalahan penyajian material. ARIA memiliki potensi implikasi
legal untuk meyimpulkan bahwa suatu saldo akun disajikan secara wajar meski
terdapat kesalahan yang berjumlah material.
 Risiko Bisa Diterima Untuk Keliru Menerima (acceptable risk of incorrect
rejection/ARIR).
Risiko statistik bahwa auditor menyimpulkan bahwa populasi mengandung
kesalahan penyajian material padahal tidak demikian. ARIR mempengaruhi
tindakan auditor saat auditor menyimpulkan bahwa populasi tidak disajikan
secara wajar. Berbeda dengan ARIA yang selali penting, ARIR hanya penting
apabila terdapat biaya tinggi untuk menaikkan ukuran sampel atau melaksanakan
pengujian lainnya.
5. Ilustrasi Penggunaan Estimasi Selisih
Merencanakan sampel dan menghitung ukuran sampel dengan menggunakan estimasi
selisih adalah dengan cara menetapkan tujuan pengujian audit, memutuskan apakah sampling
audit bisa diterapkan, merumuskan kondisi kesalahan penyajian, merumuskan populasi,
merumuskan unit sampling, menetapkan kesalahan penyajian bisa diterima, menaksir
kesalahan penyajian dalam populasi serta menaksir ukuran sampel awal.

Anda mungkin juga menyukai