Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN KAKI DIABETES MELITUS

DI PUSKESMAS PAHANDUT

Disusun Oleh :

Karina Ayu Serin

PO.62.20.1.17.331

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

JURUSAN KEPERAWAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

KELAS REGULER ANGKATAN IV SEMESTER VIII


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Kaki Diabetes


Hari/Tanggal : Selasa,12 April 2021
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tempat : Puskesmas Pahandut
Sasaran : Pasien
Metode : Ceramah dan Tanya jawab

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
perawatan kaki diabetes.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan peserta akan mampu :
a. Menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. Menjelakan penyebab kaki diabetik
c. Menjelaskan gejala kaki diabetik
d. Menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
e. Menjelaskan perawatan kaki sebelum luka (pencegahan primer)

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian kaki diabetik
2. Penyebab kaki diabetik
3. Gejala kaki diabetik
4. Masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
5. Perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka ( pencegahan primer)
6.
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. MEDIA/ALAT BANTU
1. Leaflet

E. KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA

1. 5 menit PEMBUKAAN

 Mengucapkan salam  Menjawab


 Memperkenalkan diri  Mendengar
 Menjelaskan topik, waktu dan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
2. 20 menit Kegiatan inti

 Menggali pegetahuan peserta  Memperhatikan


mengenai perawatan kaki
diabetik
 Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian kaki
 Memperhatikan
diabetik
 Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab kaki
diabetik
 Menjelaskan gejala kaki diabetik  Memperhatikan

 Menjelaskan masalah umum


pada kaki diabetik  Mengajukan
 Memberikan kesempatan pertanyaan
peserta untuk bertanya
 Memberikan kesempatan
 Mengemukakan
peserta lain untuk menjawab pendapat
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan
 Menjelaskan perawatan kaki  Memperhatikan
sebelum terjadi luka
(pencegahan primer)
 Memperhatikan
 Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
 Memberikan kesempatan  Mengajukan

peserta lain untuk menjawab pertanyaan

 Memberikan reinforcement

 Mengemukakan
pendapat
 Mendengarkan
3. 5 menit PENUTUP

 Bersama peserta menyimpulkan  Bersama-sama


atau merangkum kembali apa menyimpulkan
yang telah disampaikan
 Mengevaluasi pengetahuan  Menjawab pertanyaan

peserta tentang materi yang


telah disampaikan
 Penyerahan/ pembagian leaflet
 Melakukan terminasi  Menerima leaflet
 Memperhatikan dan

 Memberi salam untuk menutup mendengarkan

pertemuan  menjawab salam

F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Klien hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi Proses :
a. Media yang digunakan adalah leaflet
b. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
c. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
d. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
e. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan :
a. 70% klien mampu menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. 70% klien mampu menjelaskan penyebab kaki diabetik
c. 70% klien mampu menjelaskan gejala kaki diabetik
d. 70% klien mampu menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
e. 70% klien mampu menjelaskan perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka
(pencegahan primer)

LAMPIRAN MATERI

I. PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik
yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis
(Barbara C. Long, 1996).
Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa karena
pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi
penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah
kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta
pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian
penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat menyerang
segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian epidemiologis di
Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk usia lebih besar
dari 15 tahun.
Salah satu komplikasi komplikasi dari diabetes melitus antara lain masalah pada
kaki penderita yaitu kaki diabetik. Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah
akibat diabetes melitus tidak terkendali (Soegondo,2009).
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan masalah ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita
Diabetes Mellitus. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan
suatu hal yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah
atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang
ditakuti oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama petugas kesehatan dan
keluarga maupun pasien sediri.

II. PERAWATAN KAKI DIABETIK


A. Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes
merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal,
konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren
dan mengarah pada tindakan amputasi (Soegondo,2009).
 
B. Penyebab Kaki Diabetik
1. Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia (kadar gula darah tinggi dalam darah) yang terus
menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak
berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d. Sakit pada telapak kaki satelah berjalan.
e. Jika luka sukar sembuh.
f. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan.
2. Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke
otak, sehingga menyadarkan kita adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit
saat tertusuk paku atau rasa panas saat terkena benda- benda panas. Kaki
diabetes dengan gangguan neuropati akan mengalami gangguan sensorik,
motorik, dan otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal
atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki
terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri
pada kaki. Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot
mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu
(hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik
pada kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah- pecah dan tampak
mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang

3. Iskemik
Ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di
daerah betis. Gambaran klinisnya adalah :
a. Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b. Pada perabaan terasa dingin.
c. Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d. Didapatkan ulkus sampai gangrene.

4. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang
(osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang
memerlukan tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002)

Faktor resiko lain terjadinya kaki diabetik antara lain :


1. Penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia (usia pasien lebih dari 40
tahun) karena semakin tua usia penderita Diabetes Mellitus semakin mudah untuk
mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya.
2. Lamanya menderita Diabetes Mellitus (menderita Diabetes Mellitus lebih dari 10
tahun)
3. Riwayat merokok.
4. Penurunan denyut nadi perifer.
5. Penurunan sensibilitas.
6. Deformitas Anatomis (bagian yang menonjol).
7. Riwayat ulkus kaki / amputasi.

C. Tanda dan Gejala


a. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
b. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
c. Nyeri saat istirahat
d. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
e. Adanya kalus di telapak kaki
f. Kulit kaki kering dan pecah-pecah

D. Masalah Umum pada Kaki Diabetik


1. Gangren ( Luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk)
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi. Sedangkan gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang
merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pada
pembuluh darah sedang. Gangren kaki diabetik ini bisa dibagi menjadi enam tingkat
yaitu:
a. Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti claw, callus.
b. Derajat 1
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c. Derajat 2
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
d. Derajat 3
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e. Derajat 4
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f. Derajat 5
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
2. Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang juga
terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan siklus
darah dan juga gesekan atau tekanan ang berulang- ulang pada daerah tertentu
kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan
menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi
menjadi ulkus

3. Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu
yang sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami
iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat
adanya neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau nanah, yang
merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus segera diobati dan dirujuk ke
podiatrist atau tim kesehatan.
4. Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang
sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan
oeleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah
(seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.
Seperti kita ketahui kuki juga merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah
terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan
bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi

5. Kulit Kaki Kering dan Pecah


Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak
(karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut
dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat
membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang
tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga
memperburuk infeksi.
6. Jari Kaki Bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat
menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon
(jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari
kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan
menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang
terlalu pendek. (Soegondo,2009)
7. Kaki Atlet (Athlete’s Foot)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya
kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit
dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga
membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit dipotong.
8. Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari- jari
kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain
pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti
martil (hammer toe). Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomik
yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang- kadang
pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
9. Kaki Charcot
Suatu kondisi yang menggambarkan efek dari pelunakan tulang yang terjadi
dalam kaki. Hal ini terjadi sebagai akibat dari neuropati atau kerusakan saraf
ekstrim. Tulang menjadi terlalu lemah dan akhirnya menjadi mudah retak. Karena
saraf telah menjadi terlalu rusak, rangsangan tidak lagi sedang dikirim seperti
perasaan sakit. Selain, gerakan otot juga terhambat. Karena tidak ada yang
dirasakan dalam wilayah karena kerusakan saraf, struktur tulang seluruh kaki
mengalami stress dan trauma berulang kali.

E. Perawatan Kaki Sebelum Luka (Pencegahan Primer)


Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada
pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. Perawatan
kaki yang perlu dilakukan terdiri dari pemeriksaan kaki dan perawatan kaki harian.
1. Pemeriksaan kaki sehari- hari :
a.  Periksa bagian atas punggung, telapak, sisi- sisi kaki dan sela- sela jari. Untuk
melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap muka (bila sulit, gunakan cermin
untuk melihat bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk
memeriksa kaki.
b.  Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh.
c.  Periksa apakah ada luka dan tanda- tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat,
nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau).
2. Perawatan kaki sehari- hari :
a. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan
kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk daerah sela- sela kaki,
terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan keempat-kelima.
b. Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit
tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela- sela jari kaki
karena sela- sela jari akan menjadi sangat lembab dan dapat menimbulkan
tumbuhnya jamur.
c. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jati kaki, tidak terlalu pendek
atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila
penglihatan kurang baik, minta pertolongan orang lain untuk memotong kuku
atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan retjadi luka pada jaringan
sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki dengan air
hangat (370C) selama sekitar 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun,
dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan krem
pelembab kuku.
d. Pakai alas kaki sepatu untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,juga di
dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet
di selah jari pertama dan kedua.
e. Gunakan sepatu yang baik sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,
dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari- jari. Pakailah kaus/
stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung kantun.
f. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda- benda tajam
seperti jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4- 6 jam serta
gerakkan  pergelangan dan jari- jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik
terutama pada pemakaian sepatu baru.
g. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian
periksa keadaan kaki
Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan :
1. Jangan merendam kaki lebih dari 5 menit.
2. Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki.
3. Jangan gunakan batu/ silet untuk mengurangi kapalan (callus).
4. Jangan merokok.
5. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit.
6. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan ‘mata
ikan’.
7. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
8. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut.
9. Jangan berjalan tanpa alasa kaki
Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki
diabetes. Tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya
kelainan kaki secara dini, memotong kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik,
menjaga kebersihan kaki dan senam kaki. Hal yang tidak boleh dilakukan mengatasi sendiri
bila ada masalah pada kaki atau penggunaan alat-alat/benda. Pasien perlu mengetahui
perawatan kaki diabetic dengan baik, dengan demikian kejadian ulkus gangrene dan amputasi
dapat dihindarkan.

F. Perawatan Kaki Setelah Terjadi Luka (Pencegahan Sekunder)


1. Perawatan Luka
2. Operasi
DAFTAR  PUSTAKA
Arisman. (2017). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu     Gizi      Obesitas,
Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC
M, Atun. 2016. Memahani, Mencegah, dan Merawat Penderita Penyakit Gula . Bantul: Kreasi
Wacana
RA, Nabyl. 2015. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus . Yogjakarta: Aulia
Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2017. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu . Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tjahjadi, Vicynthia. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes . Semarang:
Pustaka Widyamara
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakkit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit
Dalam.Semarang : CV Agung Semarang

Anda mungkin juga menyukai