Oleh:
SUPIANI, S.Pd. M.Pd
NIP 19830503 201001 2 014
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Baik/ Best Practice Kepala Sekolah yang disusun oleh:
Telah disetujui sebagai bentuk publikasi ilmiah kepala sekolah dalam bentuk
pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) di SMP Negeri 1 Sinaboi Satu
Atap.
H. MUHAMAD NURHIDAYAT,
SH.,MH
PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19700717 200212 1 005
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK BAIK KEPALA SEKOLAH
Telah disetujui sebagai bentuk publikasi ilmiah kepala sekolah dalam bentuk
pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) di SMP Negeri 1 Sinaboi Satu
Atap.
iii
KATA PENGANTAR
SUPIANI
v
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar..................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Tabel......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ..................................................................................................... viii
ABSTRAK………………………………………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
C. Hasil Yang Diharapkan ........................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI…………………...................................................... 4
A. Kemampuan Guru ................................................................................... 4
B. Video Pembelajaran Beranimasi............................................................... 9
C. SMPN 1 Sinaboi Satu Atap……………………………………………..
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN…………………… ........................... 17
A. Rencana Proyek Kepemimpinan.................................................................. 17
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 46
A. Kesimpulan ................................................................................................. 46
B. Saran .......................................................................................................... 46
Daftar Pustaka .................................................................................................... 48
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
8
ABSTRAK
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan dapat menumbuh kembangkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada dimensi kepribadian, manajerial supervise dan sosial sebagai
calon kepala sekolah. Dengan terlaksananya kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan, dapat
meningkatkan kemampuan kami untuk melaksanakan penyusunan RTL sebagai calon Kepala
Sekolah. Kegiatan workshop pembuatan video pembelajaran beranimasi melalui Rencana
Proyek kepemimpinan dapat meningkatkan kompetensi kepemimpinan calon kepala
sekolah dan kemampuan guru dalam membuat dan memanfaatkan media pembelajaran
dalam kegiatan Pembelajaran. Dari hasil analisis kemampuan guru siklus pertama mencapai
86,5 dan siklus kedua meningkat menjadi 94,4. telah terjadi peningkatan sebesar 7,9%.
Peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK dapat meningkatkan kompetensi social,
manajerial dan supervisi calon kepala sekolah. Pelaksanaan workshop pembuatan video
pembelajaran dapat meningkatkan prestasi peserta Didik.
ABSTRACT
The Leadership Project Plan activities can develop knowledge, attitudes and skills in the
personality, managerial and social dimensions of being a prospective principal. With the
implementation of the Leadership Project Plan activities, we can improve our ability to carry
out the preparation of RTL as potential Principals. Workshop activities on making animated
learning videos through the Leadership Project Plan can improve the leadership competence
of prospective principals and the ability of teachers to create and utilize learning media in
learning activities. From the results of the analysis of the ability of the first cycle teachers
reached 86.5 and the second cycle increased to 94.4. there has been an increase of 7.9%.
Increased competence based on AKPK can improve the social, managerial and supervisory
competencies of prospective principals. The implementation of workshops on making
learning videos can improve student achievement.
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala Sekolah adalah guru yang diangkat dan diberikan tugas sebagai
Kepala Sekolah yang bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengelola, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5
(lima) dimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu:
Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Sejalan dengan
semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka
meningkat pula tuntutan terhadap para kepala sekolah, mereka diharapkan mampu
melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader di sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam proses kepemimpinan kepala sekolah, dituntut untuk mampu dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan
guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau
berperan serta dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin tentunya akan memiliki kemampuan atau
kecakapan- kecakapan yang mendukung kemampuannya sebagai seorang
pemimpin di sekolah seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, memiliki
kemampuan teknis dalam bidangnya, memiliki kemampuan analitis yang tajam,
bersikap tegas dan berani mengambil keputusan, etos kerjanya tinggi dan
memiliki visi yang jelas, disamping itu, kepala sekolah juga dituntut untuk
membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Peningkatan Kemampuan guru
dalam Membuat Video Pembelajaran Beranimasi di SMPN 1 Sinaboi Satu
Atap Tahun 2021” yang penulis angkat adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran melalui kegiatan workshop
pembuatan video pembelajaran beranimasi di SMP Negeri 1 Sinaboi Satu Atap.
Dari survei awal yang dilakukan, diperoleh data 69,6% guru yakni 16 dari 23
orang guru belum memahami cara membuat media pembelajaran.
10
B. Tujuan
Kegiatan dan penyusunan laporan RTL On-the Job Training (OJT) 2 yang
dilakukan bertujuan untuk:
1. Menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan
sosial bagi calon kepala sekolah;
2. Meningkatkan kemampuan calon Kepala sekolah dalam Penyusunan hasil
Pelaksanaan Rencana Tindakan Proyek Kepemimpinan.
3. Meningkatkan Kemampaun guru dalam membuat media pembelajaran yang
menarik dan memanfaatkannya dalam kegiatan Pembelajaran
4. Meningkatkan kompetensi yang lemah berdasarkan hasil AKPK sebagai calon
kepala sekolah
5. Meningkatkan Prestasi belajar peserta didik
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Guru
1. Pengertian kemampuan guru
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup
melakukan, atau dapat. Kartini Kartono dan Dali Dula dalam kamus psikologi
menjelaskan tentang pengertian kemampuan yaitu istilah umum yang dikaitkan
dengan kemampuan atau potensi menguasai suatu keahlian ataupun pemikiran itu
sendiri. Kemampuan menurut Kunandar adalah suatu yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Menurut Broker dan Stone dalam Cece Wijaya memberikan pengertian
kemampuan guru adalah sebagai gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru
atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti.
Berdasarkan defenisi tersebut dapat penulis ambil kesimpulan bahwa
kemampuan guru adalah potensi atau kesanggupan yang dikuasai guru untuk
melakukan suatu aktifitas atau kegiatan.
Macam-macam Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Menurut Suprayati
dalam Kunandar, keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerjanya secara profesional. Kemampuan ini menunjukkan
bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi dalam
pembelajaran, meliputi:
1) Keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan
suasana yang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkan perhatian
siswa yang terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
2) Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri
proses pembelajaran.
3) Keterampilan menjelaskan, yaitu usaha penyajian materi pelajaran yang
diorganisasikan ssecara sistematis.
4) Keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus
belajar yang kondusif.
5) Keterampilan bertanya, adalah usaha guru untuk mengoptimalkan
kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa.
12
6) Keterampilan memberi penguatan, yaitu suatu respons positif yang diberikan
guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik.
7) Keterampilan memberi variasi, yaitu usaha guru untuk menghilangkan
kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya guru
mengajar dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata dan
semangat).
Menurut Adams dan Dickey dalam Oemar Hamalik, mengatakan bahwa ada 13
peran guru di dalam kelas, antara lain:
1) Guru sebagai pengajar, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu
memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.
2) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin
kelompok-kelompok murid.
3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan
dan mendorong kegiatan belajar siswa.
4) Guru sebagai pengantar lingkungan, perlu memiliki keterampilan
mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.
5) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan
saran, mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan penjelasan.
6) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-
sumber masyarakat yang akan digunakan.
7) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih dan
meramu bahan pelajaran, secara profesional.
8) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan
anak dan keterlibatan kelas.
9) Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi
belajar kelas.
10) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang
merangsang kelas berfikir dan cara memcahkan masalah.
11) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan
pengarahan terhadap anak-anak yang berprestasi.
12) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-
anak secara objektf, kontiniu dan komprehensif.
13) Guru sebagai konselor, perlu memilki keterampilan cara membantu anak-anak
13
yang mengalami kesulitan.
B. VIDEO PEMBELAJARAN BERANIMASI
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu alat perantara guna menyampaikan
materi ajar sehingga mencapai tujuan pembelajaran dan menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dengan media yang menarik perhatian dan
menyenangkan (Arsyad A., 2014). Pemilihan media pembelajaran yang baik
dalam pembelajaran adalah harus kreatif, komunikatif, dan inovatif dan dapat
mendukung dalam meningkatkan hasil belajar dan pada penelitian
Fikriyaturrohmah & Nurhakiki (2017) media pembelajaran merupakan teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Manfaat Media Pembelaran Menurut (Daryanto, 2010) Manfaat media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
(1) dapat menjelaskan materi pembelajaran menjadi lebih sederhana;
(2) meningkatkan keterkaitan peserta didik dalam proses pembelajaran;
(3) memaksimalkan seluruh indera;
(4) membimbing peserta didik menjadi lebih mandiri dalam meningkatkan
wawasan; dan
(5) memberikan informasi yang sama terhadap seluruh peserta didik.
2. Prinsip-prinsip media pembelajaran.
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran menurut (Nana Sudjana &
Ahmad Rivai, 2005):
1) menentukan jenis media pembelajaran yang tepat;
2) menetapkan dan memperhitungkan tingkat kemampuan atau kemampuan anak;
3) menyajikan media yang tepat;
4) menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu yang tepat.
Adapun prinsip penggunaan media di bagi menjadi 5, yaitu:
1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran;
2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran dan
sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran;
3) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa;
14
4) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisien;
5) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
menggunakannya (Sanjaya, 2009).
Pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan mengenai prinsip-
prinsip penggunaan media pembelajaran adalah: 1) Menentukan jenis media yang
tepat sesuai tujuan pembelajaran; 2) Menetapkan materi yang tepat sesuai
kompetensi dasar; 3) Menyajikan media dengan tepat sesuai dengan tujuan, bahan
metode, waktu, dan sarana yang ada; 4) Menempatkan media pada waktu yang
tepat dan dalam situasi yang tepat.
3. Pengertian Video
Video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya
melihat atau mempunyai penglihatan. Menurut Agnew & Kallerman dalam Munir
(2014) mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan
atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada
gambar bergerak. Sedangkan menurut (Purwati, 2015) mengungkapkan video
merupakan media penyampai pesan yang bersifat fakta maupun fiktif,
inforamatife, edukatif maupun instruksional. Adapun seorang ahli mengatakan
bahwa video merupakan rekaman gambar dan suara dalam kaset pita video ke
dalam pita magnetik yang dapat memberikan gambaran nyata, dan mampu
memanipulasi waktu dan tempat (Rayandra, 2012).
Kelebihan dan Kekurangan Video Video mempunyai kelebihan maupun
kekurangan, diantaranya adalah
a) kelebihan video (video dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan
kapan pun jika materi yang terdapat dalam video ini masih relevan dengan
materi yang ada; video merupakan media pembelajaran yang menyenangkan;
video mampu membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran
dan membantu guru dalam proses pembelajaran; video pembelajaran dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan mudah diakses);
b) kekurangan video (Memerlukan waktu yang panjang dalam proses
pembuatannya; Video hanya dapat dipergunakan dengan bantuan komputer
dan memerlukan bantuan proyektor dan speaker saat digunakan pada proses
pembelajaran; dalam pembuatan video memerlukan biaya yang cukup besar)
(Johari, 2014).
15
Berdasarkan pendapat ahli maka dapat disimpulkan kelebihan dan
kekurangan video suatu keadaan nyata dari proses, fenomena atau kejadian; video
merupakan media pembelajaran yang menyenangkan; menunjukan suatu langkah
prosedural; video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan
mudah diakses); b) Kekurangan video ( Peserta didik harus mampu mengingat
dari setiap scane per scane; memerlukan waktu yang panjang dalam pembuatan
video; dalam pembuatan video diperlukan biaya yang cukup besar).
4. Pengertian Animasi
Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali
serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan yang
mampu menghidupkan suatu gambar (Buchari, Sentinowo, 2015). Secara umum,
media animasi merupakan pergerakan tampilan sebuah objek atau gambar
sehingga dapat berubah posisi pada tenggang waktu (timeline) tertentu sehingga
mampu menciptakan ilusi gambar gerak. Pada dasarnya animasi merupukan objek
agar lebih tampak dinamis.
5. Pengertian Video Animasi
Penggunaan video animasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
(Wardoyo Tunggul CIpto, 2015). Selain itu video animasi sangat berpengaruh
dalam suatu pembelajaran karena terbukti menarik perhatian, meningkatkan
retensi, dan memungkinkan visualisasi dari konsep imajinasi, objek, dan
hubungan-hubungannya (Puspita, 2017). Dapat disimpulkan video animasi
merupakan media yang menggabungkan media audio dan media visual untuk
menarik perhatian peserta didik, mampu menyajikan objek secara detail dan dapat
membantu memahami pelajaran yang sifatnya sulit.
16
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
b. Pelaksanaan
Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan maka kegiatan ini dilakasanakan
dalam bentuk workshop narasumber yang sudah ditetapkan berdasarkan dengan
pengalaman yang telah dimiliki sebagai instruktur e-guru.id, dan alumni GMT
bach 3 tahun 2020. Pada tahapan pelaksanaan panitia mengarahkan kepada
seluruh peserta untuk melaksanakan registrasi dan pengisian daftar hadir
sebelum kegiatan dimulai. Setelah kegiatan pembukaan yang dibuka langsung
oleh pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rokan
Hilir, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dan praktik pembuatan dan
pemanfaatan video pembelajaran beranimasi kepada seluruh peserta yang
sudah ditetapkan.
Pada sesi berikutnya pemateri melaksanakan pendampingan dan peserta
18
secara berkelompok praktik membuat video pembelajaran beranimasi. Demi
penerapan secara optimal video pembelajaran ini Narasumber memberikan
pendampingan langsung dengan praktik membuat video pembelajaran
beranimasi. Dari data isian instrument mentor 1 yang melaksanakan observasi
kepada 21 (dua puluh satu) orang peserta yang mengikuti kegiatan ini telah
memberikan penilaian 94,2% terhadap keterlaksanaan proses workshop
pembuatan video pembelajaran beranimasi.
Dari prosentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hampir semua
guru telah mampu membuat dan memanfaatkan video pembelajaran beranimasi
dalam pembelajaran mereka.
d. Refleksi
Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan dan diskusi yang kami
lakukan Bersama pengawas sekolah selaku mentor 1, kami memutuskan untuk
melakukan Tindakan siklus 2 yaitu coaching terhadap guru yang belum mampu
membuat bidio pembelajaran beranimasi.
e. Tindak lanjut
Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari Recana Proyek
Kepemimpinan (RPK) Diklat Calon Kepala Sekolah Tahu 2021, dijadwal ke
dalam 2 Siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 November
2021. Sedangkan Siklus ke 2 (dua) dijadwalkan pada hari Senin tanggal 29
November 2021 jika ada peserta yang mendapat kategori nilai dibawah 70.
19
Tabel 8 : 3
Materi RPK Siklus I
21
pelaksanaan workshop dilaksanakan dalam 1 hari, yaitu pembuatan video
pembelajaran beranimasi. Indikator keberhasilan penerapan workshop ini adalah
1. Guru mampu membuat dan memanfaatkan media pembelajaran, yang
ditandai nilai rata – rata hasil instrument evaluasi hasil kegiatan lebih dari
80 dengan ketentuan setiap guru mendapatkan hasil instrument evaluasi
kegiatan hasil kegiatan lebih dari 70 dan semua guru sudah memanfaatkan
media pembelajaran di kelas
2. Calon kepala sekolah (CKS) memiliki kompetensi social, dan supervise, dan
manajerial yang baik, ditandai dengan nilai rata – rata instrument
peningkatan kompetensi CKS lebih dari 80
3. Prestasi belajar siswa meningkat ditandai dengan nilai rata – rata
instrument peningkatan prestasi siswa lebih dari 75
4. Terwujudnya pencapaian student wellbeing, ditandai dengan nilai rata – rata
hasil instrument pencapaian student wellbeing lebih dari 75.
BUTIR SOAL
Nama Guru Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6
Maria sopa 3 4 4 3 3 3 20 83,3
ROBIAH 3 4 4 4 3 3 21 87,5
Kalsum 4 4 4 3 3 3 21 87,5
Asriati 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Hotbina Simarmata 3 4 4 4 3 3 21 87,5
OBY EFLENI 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Suryanto 3 4 4 4 3 3 21 87,5
Sri rahayu 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Ewi Ratna sari 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Nuryani, S.Pd. 3 3 3 4 3 3 19 79,2
Maria Hanum 4 3 3 4 3 3 20 83,3
Rusmawati 4 4 4 4 3 3 22 91,7
YUSTIKA 3 3 2 2 3 3 16 66,7
Eka Dian Sari 2 3 2 2 3 3 15 62,5
22
Yulnismar 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Santi Diana sinaga 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Nurhadiah 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Al anshari 4 4 3 3 3 3 20 83,3
Sisti file rosva dona 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Surya 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Sugiati 4 4 4 4 3 3 22 91,7
Jumlah 76 80 77 77 63 63 436 86,5
Berikut adalah grafik tingkat kemampuan guru dalam membuat video
pembelajaran beranimasi :
23
Tabel 9:3
Prosentase Ketercapaian Setiap Indikator Soal
Pembuatan Video Pembelajaran Beranimasi
No Indikator Soal Prosentase Kategori
ketercapaian
1. Peserta mengenal video Pembelajaran Animasi dan 90,5 A
Penyiapan Materi Pembelajaran
2. Peserta memahami cara membuat desain layout 95,2 A
Power point
3. Peserta mampu menambahkan kartun GIF dan 91,7 A
materi pelajaran
4. Peserta mampu merekam teks materi pelajaran 91,7 A
5. Peserta mampu membuat hyperlink tombol 75 B
6. Peserta mengekport power point menjadi video 75 B
25
Tabel 10: 3
Kondisi Ketercapaian Hasil Penilaian Harian Mata Pelajarn IPA kelas 9A
NO NAMA SISWA HASIL NILAI PH
PH I Kriteria PH II Kriteria
1 30 TT 75 T
Abiza
2 Afrizal 80 T 80 T
3 60 TT 75 T
Aisyah
4 60 TT 75 T
Ananda Saputra
5 80 T 80 T
Aprijum
6 60 TT 86 T
Azizul
7 50 TT 86 T
Boby Cristian Gultom
8 70 TT 78 T
Dina Senjani
9 60 TT 78 T
Dui Indriani
10 80 T 90 T
Eschy Olivia
11 60 TT 76 T
Esrawati Nadeak
12 Fery Antony 20 TT 80 T
13 60 TT 80 T
Fitriani
14 60 TT 78 T
Gaby Tarulina Sabatini Sinaga
15 60 TT 78 T
Good Meet Tampubolon
16 70 TT 80 T
Indah Febriana
17 70 TT 80 T
Jaya Gianto
18 40 TT 90 T
Josua
19 50 TT 10 T
Lela Ramadani 0
20 70 TT 10 T
M. Khairizal 0
21 70 TT 80 T
Mictoria
22 60 TT 86 T
Miki Marseleno Moniung
23 70 TT 86 T
Nadia Astiani
24 60 TT 78 T
Nailam Sari
25 60 TT 78 T
Okta Fitriana Sianturi
26 30 TT 90 T
Perdi
27 50 TT 76 T
Putri Theresia
28 90 TT 80 T
Salsabila Nurazizah
29 20 TT 80 T
Sri Puji Astuti
30 70 TT 78 T
Suirpan
31 100 T 78 T
Yenima Raja Gukguk
32 Yuni Sumiyati 60 TT 80 T
26
mata pelajaran IPA di atas telah terlihat bahwa prestasi belajar siswa
sangat meningkat dengan nilai rata-rata 82,00 jika dibandingkan dengan
ulangan harian I (Pertama) dengan nilai rata – rata hanya 60,31.
Pelaksanaan ulangan harian ini dilaksanakan setelah penerapan video
pembelajaran beranimasi di kelas 9A.
f. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis seluruh instrumen observasi
dan monitoring serta evaluasi yang telah diisi dan memeriksa hasil kerja
peserta. Berdasarkan hasil analisis kompetensi guru pada siklus 1, diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 11: 3
Keterlaksanaan Program Kegiatan RPK.Siklus 1.
Rata-Rata
No. Jenis Instrumen
Awal Siklus 1
1 Keterlaksanaan Program Kegiatan - 94,2%
2 Evaluasi Hasil Kegiatan - 86,5 %
3 Peningkatan prestasi siswa - 86 %
4 Student Wellbeing - 86 %
5 Peningkatan Kemampuan Guru 9,5% 90,5 %
27
pembelajaran hanya 47,6% berdasarkan survey awal melalui google
form. Sedangkan hasil analisis instrumen peningkatan prestasi siswa mencapai
90,5
Setelah dianalisis hasil kerja peserta secara spesifik, ternyata masih ada 2
(dua) peserta yang belum mampu secara optimal dalam membuat video
pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu perlunya diadakan siklus 2 yang fokus
pendampingan / coaching peserta yang masih belum mampu membuat video
pembelajaran beranimasi tersebut.
g. Tindak Lanjut
1. Melaporkan hasil evaluasi terkait tingkat kemampuan guru dalam membuat
video pembelajaran beranimasi pada rapat koordinasi kegiatan pembelajaran.
Siklus 2
a. Persiapan
1). Berkonsultasi dengan mentor 1 tentang perlunya mengadakan siklus kedua
pendampingan/ coaching dalam pembuatan video pembelajaran beranimasi
secara lebih intensif.
2). Menyusun perencanaan kegiatan yang meliputi nara sumber, bahan dan
materi kegiatan. Dalam hal ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah
pendampingan/pembimbingan bagi peserta yang belum mampu membuat
video pembelajaran beranimasi.
b. Pelaksanaan
1). Dalam pelaksanaan pendampingan pembimbingan pembuatan viseo
pembelajaran, penulis bertindak sebagai pembimbing/ coach terhadap 2
(dua) Peserta tersebut. Siklus 2 dilaksanakan selama 2 hari, yakni senin –
Selasa tanggal 29 –3 0 November 2021.
2). Materi disampaikan dalam bentuk praktik secara langsung.
28
3). Metode partisipatif digunakan dalam membahas materi kegiatan sehingga
peserta secara langsung mempraktikkannya.
4). Kegiatan berorientasi pada proses sehingga output maupun outcome dari
pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Peran aktif
peserta sangat diharapkan.
5). Pada akhir setiap kegiatan, panitia melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
29
Tabel 12 : 3
Ketercapaian Pelaksanaan RPK Siklus 2
Ketercapaian
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa kedua peserta yang dibimbing pada
siklus ke 2 (dua) menunjukka keberhasilan, indikator instrument yang lemah
dapat diperbaiki sehingga mencapai nilai di atas 91.
e. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis seluruh instrumen observasi dan
monitoring serta evaluasi yang telah diisi dan memeriksa hasil kerja peserta.
Berdasarkan hasil analisis kompetensi guru setelah pelaksanaan siklus 2 diperoleh
hasil sebagai berikut.
30
GRAFIK HASIL RPK
96
94
92
90
88
86
84
82
SIKLUS 1 SIKLUS 2
31
3. Guru
Kegiatan ini bermaksud memberikan bimbingan secara langsung kepada guru-
guru agar mampu membuat video pembelajaran beranimasi dan dapat
memanfaatkannya dalam kegiatan Pembelajaran agar lebih variative.
Sumber daya non manusia:
1. Lab. Komputer / Laptop
Sarana Yang kami miliki di Lab Komputer sangat memadai
2. Jaringan Internet
Jaringan internet di Lab Komputer memiliki Kapasitas 100 mbps
3. LCD Proyektor
LCD Proyektor terpasang secara permanen di Lab Komputer
4. Kertas HVS
tersedia
5. Alat tulis tersedia
32
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian dan pelaksanaan R T L on the job Training (OJT)
yang penulis laksanakan, maka dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan dapat menumbuh kembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi kepribadian,
manajerial supervise dan sosial sebagai calon kepala sekolah
2. Dengan terlaksananya kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan, dapat
meningkatkan kemampuan kami untuk melaksanakan penyusunan RTL
sebagai calon Kepala Sekolah
3. Kegiatan workshop pembuatan video pembelajaran beranimasi melalui
Rencana Proyek kepemimpinan dapat meningkatkan kompetensi
kepemimpinan calon kepala sekolah dan kemampuan guru dalam
membuat dan memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan
Pembelajaran. Dari hasil analisis kemampuan guru siklus pertama
mencapai 86,5 dan siklus kedua meningkat menjadi 94,4. telah terjadi
peningkatan sebesar 7,9%.
4. Peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK dapat meningkatkan
kompetensi social, manajerial dan supervisi calon kepala sekolah.
5. Pelaksanaan workshop pembuatan video pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi peserta Didik
33
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil kajian dan pelaksanaan Rencana Tindak
Lanjut (RTL) on the job Training (OJT), maka penulis dapat mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Calon Kepala Sekolah terus mengembangkan pengetahuan, sikap
dan keterampilannya terkait dimensi- dimensi yang harus dimiliki
sebagai kepala sekolah
2. Sebagai Calon Kepala Sekolah, hendaknya memiliki kemampuan dalam
proses penyusunan Laporan Tindak Lanjut dengan menggunakan
referensi dan melibatkan berbagai pihak demi kesempurnaan laporan
3. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
kedepannya terus ditingkatkan agar dapat membantu guru-guru
memecahakan persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari sesuai
dengan tupoksinya sebagai guru profesional.
4. Kepada Kepala Sekolah magang 2 agar dapat bekerja sama dengan calon
kepala sekolah dalam program pengelolaan pendidikan di sekolah
sebagai upaya peningkatan kompetensi social, manajerial dan kompetensi
supervisi akademik sebagai aspek terlemah dalam AKPK.
5. Untuk menciptaka proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan,
maka perlu pelatihan atau pembimbingan pembuatan media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka meningkatkan prestasi peserta didik
34
DAFTAR PUSTAKA
35