TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN :
Tanggal : 29 Oktober 2020 Jam : 02.00 WIB
Tempat : PMB Retno Indarti
IDENTITAS PASIEN :
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. M 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 30 tahun 2. Umur : 38 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : S1 4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : PNS 5. Pekerjaan : PNS
6. Suku bangsa : Jawa Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa Indonesia
7. Alamat : Kadilaju, 7. Alamat : Kadilaju, Karangnongko
Karangnongko
46
47
Lamanya : 30 detik
Intensitas : 2 kali/10 menit
Lokasi ketidaknyamanan : Nyeri perut bagian bawah
b. Pengeluaran pervaginam : Lendir darah
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ± 15 kali
5. Riwayat sebelum masuk kamar bersalin : Datang pukul 02.00 WIB,
kenceng-kenceng teratur 2 kali/10 menit durasi 30 detik dan keluar lendir
darah
6. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Umur saat menikah : 28 tahun
Penikahan ke :1
Lamanya pernikahan : 13 tahun.
7. Riwayat Menstruasi
Menarche usia : 12 tahun Siklus : ± 28 hari
Lama : 6-7 hari Flour albous : Tidak ada
Sifat darah : Merah kehitaman Disminorhe : Tidak
Bau : Amis khas darah Banyaknya : 3-4 kali ganti
pembalut
a. HPHT : 23 Januari 2020
b. HPL : 31 Oktober 2020
c. UK : 39+5 minggu
8. Riwayat Kehamilan ini :
a. Riwayat ANC
ANC : Teratur
Frekuensi : 11 kali
Oleh : Bidan dan Dokter
Di : BPM, Puskesmas dan Dokter Obgyn 2x
Data riwayat ANC :
Suplement
ANC & Fe
Tanggal UK Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis &
Jml)
1. 07-03- 6 PKM As. Folat Mual 1. Makan dengan porsi
2020 mg 1x1 sedikit tapi sering
B6 3x1 2. Makan makanan
yang bergizi
3. Istirahat yang cukup
2. 08-04- 10
+3
PMB Asam Folat Lemes, 1. Istirahat
2020 mg 1x1 mual 2. Motivasi ANC
Norvom 3x1 terpadu 48
Kalk 1x1 3. Motivasi USG
3. 08-05- 14+6 PKM Fe 1x1 Pusing 1. Lakukan istirahat
2020 mg Kalk 1x1 cukup
2. Makanan bergizi
4. 06-06- 19 PMB Fe 1x1 Tidak ada 1. Perbanyak air putih
2020 mg Kalk 1x1 2. Ajari body mekanik
5. 09-07- 23+4 Dokter Fe 1x1 Tidak ada
2020 mg Kalk 1x1
b. Eliminasi :
1) BAK terakhir
Terakhir : 29 Oktober 2020, pukul 03.45 WIB
Sifat : Encer
Jumlah : ± 50 cc
Warna : Kekuning-kuningan, jernih
Bau : Khas urine
Keluhan : Tidak ada
2) BAB terakhir
Terakhir : 27 Oktober 2020, pukul 06.00 WIB
Sifat : Lunak
Jumlah : Sedikit
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas feces
Keluhan : Tidak ada
c. Istirahat/Tidur : Tadi mengatakan tidur terakhir selama 2 jam
d. Personal hygiene
Mandi terakhir : Tanggal 28 Oktober 2020, pukul 16.00 WIB
Keramas terakhir : Tanggal 28 Oktober 2020, pukul 16.00 WIB
13. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (kesiapan menghadapi proses
persalinan)
a. Pendamping persalinan
Ibu mengatakan bahwa yang mendampingi persalinan adalah
suami dan ibu
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang
dihadapi
Ibu mengatakan merasa cemas atas persalinannya karena ibu
merasa belum siap untuk menghadapi proses persalinan. Keluarga
terus memberikan dukungan pada ibu dengan terus mendampingi
ibu sejak ibu masuk ruang bersalin.
c. Persiapan persalinan yang telah dilakukan
Ibu mengatakan sudah menyiapkan perlengkapan ibu yaitu baju
dan jarik serta perlengkapan bayi dan biaya persalinan
d. Pengetahuan tentang proses persalinan
51
IV. PENATALAKSANAAN
1. Mengobservasi kemajuan persalinan meliputi his, DJJ, nadi setiap 30 menit
pada fase aktif, dan melakukan pemeriksaan dalam dan TTV setiap 4 jam
sekali .
a. Rasionalisasi :
Agar dapat mengetahui kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin serta
sebagai data yang digunakan untuk mendeteksi secara dini apabila ada
komplikasi atau kegawatdaruratan baik pada ibu dan janin.
b. Hasil :
Telah dilakukan observasi his dan DJJ setiap 30 menit dengan hasil his 3
x/10 menit dengan durasi 30 detik, intensitas kuat nadi 82 x/menit, DJJ
143 x/menit dan pembukaan 4 cm dan TD 110/80 mmHg, pernafasan 21
x/menit, suhu 370C
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan
energi dan mencegah dehidrasi.
54
a. Rasionalisasi :
Asupan nutrisi yang baik pada ibu bersalin daapat menambah kekuatan
ibu untuk menghadapi proses persalinan.
b. Hasil :
Ibu bersedia untuk makan dan minum
3. Menganjurkan kepada ibu untuk lebih banyak mengambil posisi berbaring miring
kiri.
a. Rasionalisasi :
Posisi miring kiri menurunkan tekanan uterus pada vena kava dapat
menghindari terjadinya hipoksia pada janin, menciptakan pola kontraksi
uterus yang efisien, meningkatkan dimensi pelvis, memudahkan pengamatan
janin, memberikan paparan perineum yang baik, menyediakan daerah yang
bersih untuk melahirkan dan menimbulkan perasaan yang
nyaman bagi ibu
b. Hasil :
Ibu bersedia untuk melakukannya.
4. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu dan memberikan
dukungan pada ibu dalam menghadapi proses persalinan
a. Rasionalisasi :
Dukungan yang baik akan membantu ibu menurunkan rasa nyeri yang
diderita. Dalam kondisi relaks, tubuh akan memproduksi hormon bahagia
yang disebut endorphin yang akan menekan hormone stressor, sehingga rasa
nyeri yang dirasakan akan berkurang.
Dukungan diberikan oleh suami akan membuat ibu lebih nyaman dan lebih
menikmati setiap perjalanan persalinan, semakin ibu menikmati proses
persalinan maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu tidak lagi terfokus
pada rasa nyeri persalinan, sehingga nyeri persalinan tidak lagi
terasa (Hilmansyah, 2011).
b. Hasil :
Suami dan keluarga bersedia untuk mendampingi ibu dalam proses
persalinannya
55
5. Mengajarkan teknik relaksasi dengan menghirup nafas panjang dari hidung dan
dikeluarkan perlahan dari mulut saat terjadi kontraksi
a. Rasionalisasi :
Olah napas saat proses persalinan adalah dapat membantu mengalihkan
konsentrasi saat terjadi kontraksi. Ibu diharapkan lebih focus pada
pernapasannya sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Saat ibu
merasa lebih rileks, maka hormon oksitosin akan lebih mudah keluar sehingga
durasi persalinan akan semakin cepat . Dengan menarik nafas
dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada
melalui hidung akan mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan
keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan
penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh.
b. Hasil :
Ibu telah melakukan teknik relaksasi dengan benar sesuai dengan yang
diajarkan oleh bidan
6. Melakukan teknik counter pressure di daerah .lumbal ke-V untuk mengurangi
rasa nyeri
a. Rasionalisasi :
Pijat counter-pressure kepada ibu bersalin sebagai
pengurang rasa nyeri dalam persalinan karena pijat merangsang tubuh
melepaskan senyawa endhorphin yang merupakan pereda sakit alami.
Endhorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak, selain itu
dengan menekan daerah lumbal/sakral dari tulang belakang nyeri dapat
dihambat. Hal ini didasari oleh gate control teory yaitu ketika sentuhan dan
nyeri dirangsang bersama, sensasi sentuhan berjalan ke otak menutup pintu
gerbang nyeri menuju otak sehingga terjadi teknik blockade nyeri, yang
menyebabkan nyeri dapat dihambat.
b. Hasil :
Ibu bersedia di lakukan counter pressure dan merasa lebih
nyaman ketika kontraksi datang
7. Melakukan Penekanan Akurpresure titik SP 6 Syayinjio
a. Rasionalisasi :
Titik Sanyinjiao (SP 6) berada pada meridian limpa kaki, yaitu poksimal
rominens malleolus medialis di sisi tepi posterior tulang tibialis. Titik
sanyinjiao ini merupakan tempat pertemuan tiga Yin yaitu meridian limpa,
54
hati dan ginjal. Akupunktur meyakini bahwa titik San yin jiao mempengaruhi
cara kerja yaitu dengan menguatkan limpa dan lambung terkait dengan
produksi energi (qi) dan darah, menghilangkan kelembaban, mengharmonisir
kerja hati berikut menguatkan ginjal dapat berdampak pada pengaturan
menstruasi dan menginduksi persalinan. Kemampuan mengharmonisir jiao
bawah berdampak pada pengaturan kemih dan genetalia. Selain itu, juga
mempunya efek untuk menenangkan mental/spirit, serta memperlancar
peredaran darah yang terletak pada tiga meridian Yin serta mengurangi rasa
b. Hasil :
Ibu telah di lakukan penekanan titik SP 6 dan ibu merasakan kontraksi yang
semakin kuat
8. Menyiapkan APD (alat perlindungan diri), lingungan dan alat
a. Rasionalisasi :
1) Persiapan diri : Pelindung diri merupakan penghalang atau barrier antara
penolong dengan bahan-bahan yang berpotensi untuk menularkan
penyakit. Oleh sebab itu, penolong persalinan harus memakai celemek
yang bersih dan penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong
persalinan. Juga gunakan masker penutup mulut dan pelindung mata.
Kenakan semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu
kelahiran bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan laserasi atau
luka episiotomy
2) Persiapan lingkugan : Persiapan untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas tubuh yang berlebihan pada bayi baru lahir harus
dimulai sebelum kelahiran bayi itu sendiri. Siapakan lingkungan yang
sesuai bagi proses kelahiran bayi ituatau memastikan bahwa ruangan
tersebut bersih, hangat, pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan
angina
3) Persiapan alat : Penolong persalinan harus menilai ruangan
dimana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus
memiliki pencahayaan / penerangan yang cukup. Ibu dapat menjalani
persalinan ditempat tidur yang bersih. Ruangan harus hangat dan
terhalang dari tiupan angin secara langsung. Pastikan bahwa semua
perlengkapan untuk menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka
episiotomi dan resusitasi bayi baru lahir. Semua perlengkapan dan bahan
harus dalam keadaan steril.
55
b. Hasil
Semua persiapan dan peralatan persalinan sudah lengkap.
9. Melakukan pemantauan persalinan menggunakan lembar observasi dan patograf.
a. Rasionalisasi :
Lembar observasi dan partograf digunakan untuk memantau kemajuan
persalinan. Tujuan utama dan penggunaan lembar observasi dan partograf
adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan :
1) Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal
maupun yang disertai dengan penyulitan.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah sakit, klinik
bidan dan lain-lain).
3) Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran dicatat secara rutin ke dalam
partograf. Semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat
ke dalam partograf. Diantaranya (Depkes RI, 2009):
a) Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
c) Nadi : setiap ½ jam.
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam. Penurunan : setiap 4 jam.
e) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
f) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam
b. Hasil :
Keadaan ibu dan janin terpantau dalam lembar observasi dan partograf.
56
CATATAN PERKEMBANGAN I
KALA II
Tanggal : 29 Oktober 2020 Jam : 04.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan kencang kencang semakin sering, perut bagian bawah semakin
nyeri, mengeluarkan cairan banyak dari jalan lahir serta adanya rasa ingin buang
air besar.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum : Keadaan umum baik,
2. Kesadaran : Composementis
3. Pemeriksaan fisik :
a. His 4 kali / 10 menit, durasi 45 detik. Intensitas kuat.
b. DJJ 140 kali/ menit, irama teratur.
c. Kandung kemih kosong
d. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka serta ada pengeluaran
darah.
4. Pemeriksaan dalam jam 04.00 WIB
a. Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
b. Selaput ketuban (-), presentasi kepala, UUK pukul 12.00,
c. Bagian terbawah di hodge IV, tidak ada molase.
C. ANALISA DATA
Ny. M usia 30 tahun G1P0A0 UK 39+5 minggu inpartu kala II
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah
pembukaan lengkap dan dan ibu sudah masuk masa persalinan siap untuk
dipimpin meneran
Rasionalisasi :
Hak – hak pasien untuk memperoleh informasi untuk kondisi dan keadaan apa
yang dialami
57
Hasil :
Ibu dalam keadaan sehat, pembukaan sudah lengkap
2. Memberi motivasi dan dukungan mental pada ibu
Rasionalisasi :
Dukungan dan motivasi yang diberikan dapat meningkatkan semangat pada ibu
dalam menghadapi proses persalinan kala II
Hasil :
Ibu lebih semangat dalam menghadapi proses persalinannya
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi mengejan yang nyaman
Rasionalisasi :
Dengan posisi persalinan ibu yang nyaman maka dapat mempercepat proses
persalinan
Hasil :
Ibu memilih posisi mengejan dengan posisi setengah duduk
4. Menganjurkan ibu istirahat antara his dan beri minum serta pimpin persainan
Rasionalisasi :
Pemberian nutrisi pada ibu bersalin disela-sela his dapat meningkatkan
kekuatan pada ibu saat meneran
Hasil :
Ibu bersedia untuk minum disela-sela his
5. Menganjurkan ibu untuk meneran jika ada kontraksi dan istirahat jika tidak ada
kontraksi
a. Melahirkan kepala
1) Saat kepala bayi berada di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih diatas perut ibu, bentangkan 1/3 bagian kain bersih
dibawah bokong ibu, kemudian buka partus set dan memakai
handscoon
2) Lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain di
bawah bokong, tangan yang satu di kepala bayi (steneng), lalu biarkan
kepala bayi keluar secara perlahan.
3) Bersihkan muka, mulut, dan hidung bayi dengan kassa atau kain.
4) Memeriksa adanya lilitan tali pusat
5) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar → kepala di
kanan
58
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putar paksi luar menempatkan kedua tangan di
kedua sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untu meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke bawah dan kearah luar sehingga
bahu depan keluar dibawah arkas pubis kemudian menarik kearah atas.
Untuk melahirkan bahu bokong, tangan melakukan sangga susur
(menyusuri punggung)
c. Melahirkan badan dan tungkai
d. Membaringkan bayi di atas kain atau handuk diatas perut ibu, keringkan
dengan handuk kemudian potong tali pusat
Rasionalisasi :
Asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dana man dari
setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala
empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermi serta asfikisia pada bayi baru lahir (JNPK-KR-2013).
Menurut Astuti (2012), dalam asuhan persalinan normal mengalami pergeseran
paradigma dari menuggu terjadinya dan menangani komplikasi, menjadi
pencegahan komplikasi. Beberapa contoh yang menunjukan adanya pergeseran
paradigma tersebut adalah :
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
(tidak adanya kontraksi uterus)
b. Laserasi (robekan jalan lahir) atau episeiotomi (tindakan memperlebar
perineum)
c. Retensio plasenta (tidak lepasnya plasenta setelah 30 menit bayi lahir)
d. Partus lama (persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primigravida atau lebih dari 18 jam pada primigravida)
e. Asfiksia Bayi Baru Lahir. Pencegahan Asfikisia pada BBL dilakukan mulai
upaya pengenalan penanganan sedini mungkin.
Hasil :
Lahir bayi Ny. M tanggal 29 Oktober 2020 pukul 04.20 WIB jenis
kelamin laki - laki, menangis kuat gerak aktif. Langsung dilakukan IMD
selama 1 jam ( durasi kala II adalah 20 menit, total perdarahan adalah ±
50 cc).
59
CATATAN PERKEMBANGAN II
KALA III
Tanggal : 29 Oktober 2020 Jam : 04.20 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir
Ibu mengatakan perutnya masih merasa mulas
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik ,
Kesadaran : Composementis
b. Pemeriksaan Fisik
Kontraksi uterus teraba keras (uterus globuler)
Tali pusat memanjang
Adanya semburan darah,
TFU 1 jari diatas pusat,
Tidak ada janin kedua.
C. ANALISA DATA
Ny. M usia 30 tahun G1P0A0 inpartu kala III
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntikan oksitosin 10 unit secara intra
muscular 1/3 paha luar.
Rasionalisasi :
Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya janin kedua. Penyuntikan
oksitosin berfungsi untuk merangsang fundus uteri berkontraksi dengan
kuat dan efektif sehingga dapat memantu pelepasan plasenta dan
mengurangi kehilangan darah
Hasil :
Oksitosin sudah disuntikan 1 menit sesudah bayi lahir.
2. Mengklem tali pusat dengan klem minimal 2-3 cm dari pusat bayi dan
menggunting tali pusat lalu mengganti handuk bayi yang basah dengan
yang kering.
60
Rasionalisasi :
Pada pemeriksaan keadaan bayi lahir menangis kuat tanpa asfiksia dan
sudah dilaukan penyuntikan oksitosin.
Hasil :
Tali pusat telah dijepit, dipotong dan di ikat dengan klem kord. Bayi telah
diberikan selimut yang baru dan kering
3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) dan tangan kiri diatas
simpisis untuk menekan kearah dorso kranial.
Rasionalisasi :
Pada pemeriksaan didapatkan uterus globuler, tali pusat memanjang, ada
semburan darah.
Hasil :
Plasenta belum terlepas setelah 15 menit melakukan Penegangan Tali
Pusat.
4. Melakukan suntikan oksitosin yang kedua 10 unit secara IM. Lalu
mengulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali pusat.
Rasionalisasi :
Plasenta belum terlepas setelah 15 menit melakukan penegangan tali pusat.
Hasil :
Plasenta lahir lengkap pukul 04.35 WIB.
5. Melakukan massase fundus uteri.
Rasionalisasi :
Plasenta lahir lengkap.
Hasil :
Kontraksi uterus keras.
6. Mengobservasi lama kala III dan pengeluaran pervaginam.
Rasionalisasi :
Ibu dalam persalinan kala III.
Hasil :
Lama kala III 15 menit dan pengeluaran pervaginam 70 cc.
61
KALA IV
Tanggal : 29 Oktober 2020 Jam : 04.35 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah, tetapi senang karena bayi dan ari-arinya telah lahir
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik,
Kesadaran : Composementis
2. Pemeriksaan fisik
TFU 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih kosong
Tidak ada laserasi
Volume perdarahan kala III : 200cc
C. ANALISA DATA
Ny. M usia 30 tahun P1A0 kala IV
D. PENATALAKSANAAN
1. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus dan
memeriksa kontraksi.
Rasionalisasi :
Ibu dan keluarga belum mengetahui cara memeriksa kontraksi uterus dan cara
melakukan massase uterus.
Hasil :
Ibu dan keluarga mengerti cara memassase uterus dan memeriksa kontraksi.
2. Memberitahu ibu tentang rasa mules yang dialami.
Rasionalisasi :
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.
Hasil :
Ibu mengerti penyebab rasa mules yang dialaminya.
62
3. Membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu dengan yang bersih dan kering.
Rasionalisasi :
Untuk menjaga kebersihan dan kenyaman Ibu.
- Membersihkan ibu pada bagian yang terkena darah
- Membantu ibu mengenakan celana dalam serta baju ibu
- Membersihkan rasa nyaman padaibu untuk mobilisasi bertahap
Hasil :
Ibu merasa lebih nyaman.
4. Merendam alat-alatdalam larutan klorin 0,5%
Rasionalisasi :
Melakukan dekontaminasi alat setelah digunakan untuk menolong persalinan
agar terbebas dari kuman- kuman
Hasil :
Alat sudah dibereskan dan sudah cuci tangan.
5. Melanjutkan observasi tanda-tanda vitl,TFU, Kontraksi uterus, kandung
kemih, atau perdarahan setiap 15 menit pertama pada 1jam persalinan dan
setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
Rasionalisasi :
Pemantauan 2 jam pasca persalinan sangat penting sebab sebagian besar
kesakitan dan kematian disebabkanoleh perdarahan dan eklamsia serta infeksi
sehingga perlu dipantau ketat.
Hasil :
Telah dilakukan pemantauan kala IV dengan hasil sebagai berikut
OBSERVASI KALA IV