Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Adapun yang menjadi judul makalah adalah “Pancasila dan Krisis Politik” dalam makalah
ini membahas tentang Pengertian Pancasila, Gerakan Reformasi, Kondisi Krisis Politik di
Indonesia, Apa saja Perkembangan Politik di Indonesia, Budaya Politik yang di Landaskan
Pancasila, nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik, Tujuan
Etika dalam Berpolitik, Penyimpangan Ideologi Pancasila (Politik) .Semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa sosiologi dan politik dan pembaca.
Tujuan penulis menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari guru yang
membimbing.
Dalam makalah ini kami juga menyadari masih banyak kekurangan yang menyebabkan makalah ini
menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini dengan hati yang
terbuka kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
2.1 Pengertian Pancasila
2.2 Gerakan Reformasi
2.3 Kondisi Krisis Politik di Indonesia
2.4 Perkembangan Politik di Indonesia
2.5 Budaya Politik yang di Landaskan Pancasila
2.6 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila Sumber Etika Politik
2.7 Tujuan Etika dalam Berpolitik
2.8 Penyimpangan Ideologi Pancasila (Politik)
BAB III PENUTUP
31. Kesimpulan
32. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pancasila ?
2. Apa Pengertian Reformasi ?
3. Bagaimanakah Kondisi Krisis Politik di Indonesia ?
4. Apa saja Perkembangan Politik di Indonesia ?
5. Apa Saja Budaya Politik yang di Landaskan Pancasila ?
6. Bagaimana nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik ?
7. Apa Saja Tujuan Etika dalam Berpolitik?
8. Apa Saja Penyimpangan Ideologi Pancasila (Politik)
1.3. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pancasila
2. Untuk Mengetahui Pengertian Reformasi
3. Untuk Mengetahui Kondisi Krisis Politik di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Politik di Indonesia
5. Untuk Mengetahui Budaya Politik yang di Landaskan Pancasila
6. Untuk Mengetahui nilai yang Terkandung dalam Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik
7. Untuk Mengetahui Tujuan Etika dalam Berpolitik
8. Untuk Mengetahui Penyimpangan Ideologi Pancasila (Politik)
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia
tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;
3. Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di
kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
4. Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat
majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan
untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;
5. Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan
semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
2.2 Gerakan Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru,
terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru
pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.3 Kondisi Krisis Politik di Indonesia
Pada pemilu tahun 1997, Golkar menang mutlak, PPP berhasil menambah beberapa
kursinya di DPR, sedangkan PDI mengalami penurunan secara drastis. Kemenangan Golkar
tersebut diikuti dengan munculnya dukungan kepada Soeharto untuk menjadi presiden dalam
Sidang Umum MPR 1998. Pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden tidak dapat
dipisahkan dari komposisi anggota MPR/ DPR yang lebih mengarah pada unsur – unsur
nepotisme. Disamping itu, DPR/ MPR belum berfungsi sebagai lembaga legislatif seperti yang
diharapkan rakyat. Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai
presiden dan wakil presidennya B.J. Habibie. MPR juga berhasil menetapkan beberapa
ketetapan yang memberikan kewenangan khusus kepada presiden untuk mengendalikan
negara.
Namun pada kenyataannya tidak semua rakyat memberikan dukungan terhadap hasil
keputusan MPR tersebut. Apalagi terhadap Kabinet Pembangunan VII yang telah disusun oleh
Presiden Soeharto sarat dengan unsur – unsur nepotisme, korupsi, dan kolusi. Akibatnya
muncul tekanan terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto yang datang dari para mahasiswa
dan dari kalangan intelektual.
Pada tanggal 19 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai kampus yang jumlahnya mencapai
puluhan ribu orang terus berdatangan ke gedung MPR/ DPR. Mereka nebdesak Soeharto
mundur dari kursi presiden dan menuntut reformasi total.
Salah satu penyebab mundurnya soearto adalah melemahnya dukungan politik, yang
terlihat dari pernyataan politik Kosgoro (salah satu organisasi di bawah Golkar) yang meminta
Soeharto mundur. Pernyataan Kasgoro pada tanggal 16 Mei 1998 tersebut diikuti dengan
pernyataan Ketua Umum Golkar, Harmoko yang pada saat itu juga menjabat sebagai ketua
MPR/ DPR Republik Indonesia meminta Soeharto untuk mundur.
Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan
politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde
Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila.Namun yang
sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-
kroninya. Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang
semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang
berarti dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk
penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat
dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis.
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya
menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik
didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik,
masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama
terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau
memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan
Presiden.Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu
munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir
kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan
korban jiwa.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, baik menyangkut kekuasan, kenijaksanan yang menyangkut publik,
pembagian serta kewenangan harus berdasarka legitimasi moral religius ( sila 1 ) serta moral
kemanusiaan ( sila 2). Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh krena itu ‘ keadilan’ dalam
hidup bersama ( keadilan sosial ) sebgai mana terkandung dalam sila 5, adalah merupakan tujuan
dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan pnyelenggraan negara, segala
kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas hukum
yang berlaku.
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat ( sila 4). Oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasan
negara. Oleh karena itu pelaksanaan dan pnyelenggraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan,
serta kewenangan harus dikembalikan pada rakyat sebagai pendukung pokok
Negara. 2.6.2 Dampak Terjadinya Penyimpangan
Dampak dari terjadinya penyimpangan yaitu mengajarkan kepada rakyat Indonesia bahwa
ketidak jujuran atau kecurangan dalam berpolitik di halalkan dan rusaknya pemerintahan
Indonesia akibat petinggi Negara yang terpilih atas uang bukan kemampuan dalam berpolitik yang
berakibat pada berbagai bidang di kehidupan.
2.7 Tujuan Etika Dalam Berpolitik
Tujuan etika dalam berpolitik yaitu mengarahkan ke hidup baik, bersama dan untuk orang
lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang
adil.Pemerintahan yang sesuai dengan pancasila atau etika politik yaitu pemerintahan yang
menjunjung tinggi kejujuran. Apabila kita berpolitik menggunakan etika, kita akan lebih
bertanggung jawab karena kita mengetahui pengertian ,batasan dan tujuan dalam berpolitik
sehingga terhindar dari penyimpangan yang sering terjadi.
Sudah kita ketahui bahwa pancasila itu merupakan Dasar Negara Indonesia, dimana semua
yang kita kerjakan harus berlandaskan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pada
waktu pelaksanaan upacara SD, pancasila pun selalu di bacakan kepada murid-murid, begitupula
SMP dan SMA, itu menunjukan agar kita bisa menanamkan nilai-nilai pancasila di dalam diri kita.
Semua faktor dan aspek kehidupan yang ada di indonesia harus dilandaskan dengan pancasila,
mulai dari aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, dan agama. Jika semua aspek tersebut sudah
dilaksanakan berdasarkan pancasila, negara indonesia pasti bisa menjadi negara yang maju.
Akan tetapi, sangat disayangkan ideologi pancasila sudah tidak lagi tertanam didalam diri
bangsa kita, banyak sekali perilaku masyarakat yang menyimpang dari pancasila, dalam bidang
apapun : politik, ekonomi maupun sosial, Mengapa demikian? Karena tidak adanya rasa
nasionalisme kepada bangsa sendiri, banyak sekali masyarakat kita lebih mencintai sesuatu yang
berasal dari bangsa luar.
Penyimpangan dari ideologi pancasila dalam bidang politik, yaitu korupsi, dimana sudah
kita ketahui masalah korupsi ini sudah banyak beredar di Indonesia, setiap pagi di berita-berita
televisi, masalah korupsi ini tidak ada habis habisnya. Banyak sekali para wakil-wakil rakyat yang
melakukan korupsi, dari korupsi yang sederhana sampai yang besar. Padahal, perilaku korupsi
mereka akan menyengsarakan masyarakat, Menurut saya ada dua
Aspek politik ini merupakan aspek yang sangat menyimpang sekali dari Ideologi
Pancasila, sebenernya dari aspek lain banyak yang menyimpang, tapi jika kita lihat dari berita-
berita yang selalu beredar, aspek politik lah yang banyak melakukan penyimpangan. Seharusnya
Aspek politik ini bisa memberikan contoh yang baik pada masyarakat, karena orang-orang yang
berada di dalam politik merupakan orang-orang yang di percaya rakyat untuk menjalankan
pemerintahan negara. Tujuan dari wakil rakyat sekarang ini bukan lagi kesejahterahan rakyat,
tetapi bagaimana memperbanyak materi dengan menjadi wakil rakyat. Itu awal sebabnya
mengapa banyak sekali korupsi, jika para wakil rakyat tujuannya adalah kesejahterahan rakyat,
kata “Korupsi” mungkin sudah tidak akan terdengar lagi.
Didalan Ideologi Pancasila Aspek Politik itu mengandung arti bahwa Hukum menjungjung
tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat. Dari kata kata “Menjungjung Tinggi
Keadilan” kita sudah mengetahui maksud dari kata itu, berarti aspek politik itu mementingkan
keadilan rakyatnya. Tujuan dari aspek ini sudah mulia, kenapa pemeraktekannya tidak. Padahal
sesuatu yang mulia itu jika kita laksanakan pasti hasilnya akan mulia juga.
Sudah kita ketahui, bagaimana piciknya para wakil-wakil rakyat sekarang ini, mereka merampas
apa yang seharusnya bukan hak mereka, mereka gunakan itu untuk kepentingan pribadi mereka,
padahal masyarakat yang sangat membutuhkannya. Seharusnya seorang wakil rakyat yang baik,
harus bisa mementingkan kepentingan masyarakat dahulu daripada ke pentingan pribadinya.
Penyimpangan aspek politik yang besar bisa membuat sebuah martabat negara di mata dunia
menjadi buruk, karena biasanya dunia melihat kondisi suatu negara dari pemerintahannya. Maka
dari sekarang marilah kita tanamkan sifat nasionalisme pada negara kita, dari hal yang kecil-kecil
saja, misalnya : Mematuhi lalu lintas, membuang sampah pada tempatnya dan memakai produk
asli negeri sendiri. Kalau dari sekarang kita sudah terbiasa melakukannya, maka untuk kedepannya
mudah untuk membangun negeri ini.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyimpangan Politik Terhadap Pancasila sangat terasa dan dapat kita lihat, dan dimana kita
dihadapkan dengan fakta yang nyata dimana kita menemukan persaingan yang sangat tidak sehat
terjadi, dan dapat kita ambil 1 contoh nyata: Dimana pemilihan Presiden Republik Indonesia,
dimana terjadi kecurangan, sabotase, dan menyangkali hasil pemilihan umum yang di adakan. Dan
dimana terjadinya politik uang, segala sesuatu selalu dibayar dan di adakan dengan uang.
Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun reformasi dan keterbukaan
tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Konflik antar kelompok etnis bermunculan di berbagai daerah seperti Kalimantan
Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh masalah-masalah sosial, ekonomi dan agama.
Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai eksekutif atau pimpinan
partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat pejabat bersangkutan tidak dapat
berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang diembannya. Banyak kasus muncul ke permukaan
yang berkaitan dengan pemberian batas yang tegas pada teritorial masing-masing wilayah, seperti
penerapan otonomi pengelolaan wilayah pengairan.
Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang politik (misalnya:
munculnya parpol-parpol baru), ekonomi (misalnya: munculnya badan-badan umum milik swasta,
tidak lagi melulu milik negara), dan sosial (misalnya: rakyat berhak memberikan tanggapan dan
kritik terhadap pemerintah). Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus dikurangi
(sejak 2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).
Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan dan keprihatinan atas
kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial:
1. Reformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat, berbangsa, dan
bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.
2. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru,
apalagi untuk menurunkan Suharto dari kursi kepresidenan.
3. Namun, karena pemerintahan orde baru pimpinan Suharto dipandang sudah tidak mampu
mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka Suharto diminta untuk mengundurkan secara
legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan negara Indonesia di masa yang akan
datang
Gerakan reformasi merupakan sebuah perjuangan karena hasil-hasilnya tidak dapat dinikmati
dalam waktu yang singkat.Hal ini dapat dimaklumi karena gerakan reformasi memiliki agenda
pembaruan dalam segala aspek kehidupan.
Oleh karena itu, semua agenda reformasi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan dan dalam waktu yang singkat. Agar agenda reformasi dapat dilaksanakan dan berhasil
dengan baik, maka diperlukan strategi yang tepat, seperti:
1. Menetapkan prioritas, yaitu menentukan aspek mana yang harus direformasi lebih dahulu dan
aspek mana yang direformasi kemudian.
2. Melaksanakan kontrol agar pelaksanaan reformasi dapat mencapai tujuan dan sasaran secara
tepat.
3.2 Saran
Pancasila hendaknya disosialisasikan secara mendalam sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat dalam berbagai segi terwujud dengan adanya kesinambungan usaha pemerintah
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan kepastian masyarakat untuk mengikuti
dan mentaati peraturan yang ditetapkan, karena kekuatan politik suatu negara ditentukan oleh
kondisi pemerintah yang sesuai dengan etika politik agar semua berjalan menuju kebaikan hidup
Selain ituh Untuk masyarakat indonesia khususnya generasi bangsa untuk lebih menghargai
perjuangan-perjuangan pahlawan terdahulu yang telah memperjuangkan negara ini hingga
merdeka, sehingga kita mempunyai rasa cinta terhadap negara. Dan wujudkanlah negara yang
tentram, damai dan sejahtera.
Daptar Pustaka
Teaching learning office universitas widyatam 2010 pendidikan Pancasila
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik.Edisi Revisi Cetakan Pertama. Jakarta :
Ikrar Mandiri Abadi
http://ilmusosial.net/penyebab-keruntuhan-orde-baru.html
http://cyndiamalita.blogspot.co.id/2013/11/krisis-ekonomi-sosial-hukum-politik-dan.html
https://xiiiisdua.wordpress.com/2016/01/22/hubungan-krisis-politik-ekonomi-dan-sosial-
dengan-jatuhnya-pemerintahan-orde-baru/
https://samdaulay.wordpress.com/tag/jatuhnya-orde-baru/
http://brainly.co.id/tugas/4598675