DOSEN PENGAMPU :
Sri Rahmah Dewi Saragih S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4:
Rani Situmorang (20051063)
Hazli Azwar (20051034)
Dhea Rasti Br. Damanik (20051036)
Reni Juli Yanti (20051041)
Wulansari (20051040)
Kelas 3B:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya. kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah yang
kami susun dengan judul “Pendekatan Saintifik dalam Pembelelajaran Matematika dan
Metode dalam Pembelajaran Matematika“ ini semoga bisa menambah pengetahuan serta
bermanfaat bagi kami selaku penyusun, serta bagi para pembacanya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini mata pelajaran matematika dianggap sebagai hal yang kurang disukai
pembelajar (siswa). Banyak alasan yang melatar belakangi hal tersebut. Ada yang
berpendapat dari segi materi yang memang sukar dan dari segi sumber belajar (guru) yang
kurang maksimal dalam proses belajar mengajar. Sehingga tujuan pembelajaran matematika
belum tercapai secara maksimal. Pencapaian tujuan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari
peran sumber belajar. Interaksi yang dibangun sumber belajar dengan pembelajaran sangat
mempengaruhi proses pembelajaran. Sumber belajar sebagai salah satu kunci tingkat
keberhasilan pembelajar. Memperhatikan hal tersebut, seorang sumber belajar pada saat
melakukan pembelajaran diharap mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Tentunya dalam hal tersebut sumber belajar harus bisa menyesuaikan dengan keadaan
pembelajar. Untuk mencapai tujuan belajar diatas, sumber belajar harus menggunakan
metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode dan pendekatan
mengajar yang tidak tepat oleh sumber belajar akan berdampak pada kurang optimalnya hasil
belajar yang dicapai siswa. Tepat kiranya setiap calon guru matematika mengenal dan
memahami berbagai metode mengajar yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
matematika yang dikelolanya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan saintifik ?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan pendekatan saintifik ?
3. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik ?
4. Apa Pengertian Metode dalam Pembelajaran Matematika?
5. Apa saja Kedudukan Metode dalam Pembelajaran Matematika?
6. Sebutkan Macam - Macam Metode Pembelajaran Matematika ?
1
3. Tujuan Penulisan
Setiap pekerjaan tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, demikian halnya
dengan penyusunan makalah ini yang memiliki tujuan untuk mengetahui Pendekatan
Saintifik dan Metode dalam Pembelajaran Matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan,
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari
situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua
dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu
peserta didik.
3. Mengasosiasi (Associating)
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan
pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
4. Mencoba (Experimenting)
Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang
nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan
hasilhasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas
hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
5. Mengkomunikasikan (networking)
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
4
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
3. Kegiatan Penutup
Ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip
yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.
4. Pengertian Metode
5
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu „meta‟dan „hodos‟. Meta berarti
„melalui‟ dan hodos berarti „jalan‟. Dengan demikian metode bias berarti cara atau jalan
yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran berarti suatu prosedur, urutan langkah - langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan kedalam
berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
6
dikerjakan dan bagaimana menyimpulkan, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan oleh
guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa, siswa meniru cara kerja guru.
2. Metode Ekspositori
Metode ini sama dengan metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru
sebagai pemberi informasi. Disini guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi
dan contoh soal, pada waktu yang diperlukan saja. Pada metode ini siswa belajar lebih aktif
dari pada metode ceramah. Metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif
dan efisien, tetapi metode ekspositori bukan satu-satunya metode mengajar yang baik. Tiap
metode kalau digunakan dengan tepat akan menjadi metode yang baik.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Tetapi pada metode
demonstrasi aktivitas siswa lebih banyak lagi, dengan demikian dominasi guru lebih banyak
berkurang. Ciri khas metode ini terlihat dari adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan
(guru maupun siswa), misalnya kemampuan guru membuktikan dalil, menurunkan rumus,
atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan dengan alat, misalnya pemakaian
sepasang segitiga untuk menggambarkan dua garis sejajar atau saling tegak lurus,
penggunaan daftar atau kalkulator untuk perhitungan merupakan kemampuan siswa. Setelah
kegiatan demonstrasi (yang dilakukan guru atau siswa) selesai, dilanjutkan dengan diskusi
yang dapat berupa kritik, komentar, saran, atau penjelasan yang berhubungan dengan
demonstrasi yang dilakukan. Diskusi ini penting terutama jika demonstrasi dilakukan oleh
siswa.
4. Metode Drill dan Latihan
Metode drill dan latihan dimaksudkan agar siswa cepat dan cermat menyelesaikan soal.
Metode ini berhubungan dengan kemampuan untuk cepat ingat dan kegiatan-kegiatan yang
bersifat lisan yang memerlukan hafalan. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung,
rumus, definisi, sifat, serta aplikasi-aplikasinya dan hal-hal yang tidak memerlukan prosedur
pengerjaan bergantung pada ingatan. Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan merupakan hal yang perlu “hafal”.
5. Tanya Jawab
Suatu pengajaran disajikan melalui tanya jawab jika bahan pelajaran disajikan melalui
tanya jawab. Dengan menggunakan metode ini siswa menjadi aktif dari pada belajar-
mengajar dengan menggunakan ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan diberikan, sebagai
pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-
7
hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah
dengan pengajuan pertanyaan. Pertanyaan jangan terlalu sulit, karena akan membut kelas
diam.
6. Metode Penemuan
Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan siswa
dalam belajarnya. Siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru, bukan berarti baru bagi
dirinya saja karena hal itu sudah dikenal oleh orang lain.
7. Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan tipe belajar aktif yang tingkatnya paling tinggi dan
kompleks dibanding tipe belajar yang lain. Pemecahan masalah dalam matematika dipandang
sebagai dasar aktivitas matematika. Matematika kelihatannya tidak dapat dipahami jika tanpa
masalah. Masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat
menyelesaikan tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin. Suatu persoalan menjadi
masalah atau memberikan tantangan yang sapat dipecahkan dengan prosedur rutin yang
diketahui siswa.
8. Metode inkuiri
Metode inkuiri adalah proses menyelidiki dan memeriksa suatu situasi dengan maksud
mencari informasi dan kebenaran. Metode ini adalah keadaan khusus dari pemecahan
masalah dan merupakan cara belajar aktif dan mencakup proses ketrampilan. Karena proses
inkuiri adalah suatu teknik khusus untuk mengembangkan pengetahuan melalui penelitian.
9. Metode Pemberian Tugas
Metode ini disebut dengan metode tugas. Tugas yang paling sering diberikan dalam
pembelajaran matematika adalah pekerjaan rumah sebagai latihan soal-soal. Metode ini
mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya tanggungjawab dari siswa. Misalnya,
mencari bukti lain dari sebuah teorema, membaca sejarah perkembangan geometri,
mempelajari dulu topik yang akan dibahas. Tetapi dapat timbul atas inisiatif siswa setelah
disetujui guru. Hasilnya dapat lisan atau tulisan.
BAB III
PENUTUP
8
1. KESIMPULAN
1. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, bukan
kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan proses
pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami belajar secara aktif melalui
suatu tahapan-tahapan.
2. Langkah-langkah pendekatan saintifik ada 5M, yaitu: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan.
3. Metode pembelajaran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar,
pencipta iklim belajar yang konusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk
penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, serta pendorong dalam melengkapi
kelemahan hasil belajar.
5. Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: ceramah, ekspositori, demonstrasi, drill, Tanya jawab,
penemuan, pemecahan masalah, inkuiri dan metode pemberian tugas.
2. SARAN
Saran yang dapat disampaikan penyusun adalah semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai bahan rujukan oleh pembaca. Makalah ini diharapkan juga dapat
diterapkan dalam kegiatan penulisan lainnya. Makalah ini tentunya masih memiliki banyak
kekurangan dan kesalahan, untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penyusun
harapkan demi perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud
Pusbangprodik.
M. Hosman, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor:
Wadsworth, Barry J., 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development (3rd
10
11